S DENGAN
GASTRITIS
Oleh :
Muhammad Dalfa
213118160
I. Data Umum
Nama kepala keluarga : Tn. I (55 Tahun)
Alamat dan nomer telepon : Sumedang, 08213320045
Pekerjaan Kepala Keluarga : Pedagang Sembako
Pendidikan Kepala Keluarga : SMA
Komposisi keluarga :
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
1 Ny. Y P Istri 55 SM √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
thn A
3 Nn. Z P Anak 18 SM √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
thn A
Genogram:
Keterangan :
= Laki-laki
= Perempuan
= Menikah
= Satu Ruma
= Klien
X = Meninggal
Type keluarga :
Type keluarga Tn. I adalah keluarga inti yaitu dalam satu keluarga terdiri dari
ayah, ibu dan 2 anak.
Suku Bangsa :
Keluarga Tn. I berasal dari suku sunda. Dalam kehidupan sehari-hari keluarga
lebih cenderung mengikuti kebiasaan adat sunda, adat kebiasaan yang merugikan
kesehatan tidak ada. Bahasa yang digunakan sehari-hari Bahasa sunda.
Agama :
Seluruh anggota keluarga Tn. I menganut agama islam dan taat menjalankan solat
lima waktu. Ny. Y sering mengikuti pengajian yang ada dilingkunganya serta
berdoa agar Tn. S dapat sembuh dari penyakit yang dideritanya.
Karakteristik rumah:
Rumah yang ditinggal keluarga Tn. I adalah rumah milik sendiri berada di
Tanjung Sari Kab. Sumedang, dengan luas 10m x 8m, lantai keramik dan keadaan
rumah tampak kurang rapih. Di dalam rumah terdapat 1 ruang tamu, 3 kamar tidur
dan 1 ruang dapur. Pencahayaan dan ventilasi rumah kurang baik, jendela
berdebu, jendela kamar jarang dibuka sehingga siang hari cahaya tidak masuk.
Kamar mandi dan jamban dengan keadaan kurang bersih, sumber air keluarga
berasal dari PAM yang tidak berasa, tidak berbau dan tidak berwarna, sumber
penerangan memakai lampu listrik.
Toko
Ruang
Tamu
Kamar
Dapur Kamar 3 Kamar 2 Kamar 1
mandi
Struktur peran:
Masing-masing anggota keluarga melaksanakan perannya. Tn. I mencari nafkah
dan juga membantu mendidik anak. Ny. Y mendidik anak, memelihara rumah dan
membantu Tn. I dalam menjaga toko, Tn. S menjalankan perkuliahan.
V. Fungsi keluarga
Fungsi afektif:
Keluarga telah menjalankan fungsi kasih sayang dengan baik, kebutuhan keluarga
lebih diutamakan.
Fungsi sosialisasi:
Setiap hari keluarga selalu berkumpul dirumah, kecuali Tn. S karena sedang
kuliah diluar kota. Hubungan dalam keluarga baik dan selalu mentaati norma yang
baik.
Fungsi reproduksi :
Jumlah anak dari pasangan Tn. I dan Ny. Y adalah dengan 2 anak. Ny. Y
mengambil keputusan untuk menggunakan suntik KB sampai sekarang.
Fungsi ekonomi :
Keluarga dapat memenuhi kebutuhan makan yang cukup, pakaian untuk anak dan
biaya perkuliahan serta biaya berobat.
ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah
1 Ds: ketidak mampuan keluarga Nyeri akut
- Tn. S mengatakan dalam merawat anggota (D.0077)
nyeri ulu hati bila keluarga yang sakit.
terlambat makan,
pusing, mual dan
muntah.
- Keluarga Tn. I
mengatakan tidak
terlalu
memperhatikan pola
makan kepada Tn. S,
tetapi keluarga
mengetahui maagh
Tn. S akan kambuh
bila makan makanan
asam dan pedas.
- Keluarga Tn. I
mengatakan bila Tn. S
sakit hanya
menyuruhnya minum
obat warung dan
istirahat dan tidak
dibawa ke puskesmas.
-
Do:
- TD : 120/80 mmHg,
Nadi : 83x/mnt, RR :
20 x/mnt.
- Pasien tampak
meringis
- Nyeri tekan didaerah
epigastrum, skala
nyeri 5.
Nyeri akut pada keluarga Tn. I khusunya Tn. S berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
FORMAT PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
No. DX. Kep. Tujuan Evaluasi Rencana
Keluarga Umum Khusus Kriteria Standar Intervensi
1. Nyeri akut Setelah Setelah Respon 1. Tutup mata anda dan tariklah nafas Manajemen
pada Tn.S dilakukan dilakukan Psikom dengan perlahan dan dalam, sehingga Nyeri
berhubunga 2 kali 2 kali otor udara memenuhi rongga perut anda. (1.08238)
n dengan kunjunga kunjungan • Hembuskan nafas (Ketika Observasi :
ketidakmam n 2x30 keluarga menghembuskan nafas, bayangkanlah -Idenfikasi
puan menit, mampu bahwa anda juga mengeluarkan semua pengetahuan
keluarga tingkat merawat ketegangan dari tubuh anda tentang
merawat nyeri anggota • Rasakan bahwa semua otot dan tubuh Gastritis
anggota menurun keluarga anda merasa nyaman.Ulangi prosedur ini -Identifikasi
keluarga yang beberapa kali (bisa diulangi 2-4 Kali) skala nyeri
yang sakit. menderita pada gastritis
gastritis 2. Pusatkan pikiran pada kaki dan betis
dengan : anda. Terapetik :
a. • Tarik jari-jari kaki anda ke atas ke arah - Kontrol
melakuka langit-langit dan tegangkan kaki dan lingkungan
n teknik betis anda sekuatnya (tapi jangan sampai yang
relaksasi terasa sakit atau nyeri). memperberat
progresif • Tahan posisi ini selama beberapa detik rasa nyeri
(hitung 8 detik) - Pertimbang
• Lepaskan dan kendurkan semua otot- kan jenis dan
otot tersebut. sumber nyeri
• Rasakan betapa anda merasa nyaman dalam
bisa melepas ketegangan. Ulangi strategi
prosedur ini beberapa kali (bisa diulangi meredakan
2-4 Kali) nyeri
3. Pusatkan perhatian pada kedua paha
Edukasi :
anda.
- Menjelaska
• Kencangkan semua otot pada bagian
n penyebab
tersebut (bersamaan dengan menekan
tumit anda ke bawah). dari gastritis
- Ajarkan
• Tahan (hitung 8 detik) dan rileks
teknik
• Rasakan betapa otot-otot anda kini
nonfarmak
begitu rileks dan nyaman
ologis
• Tarik nafas dan hembuskan.Ulangi
untuk
prosedur ini beberapa kali (bisa diulangi
mengurang
2-4 Kali)
i rasa nyeri
4. Pusatkan pikiran pada bagian perut dan
bagian dada
Kolaborasi :
• Kencangkan semua otot di bagian
Kolaborasi
tersebut.
pemberian
• Tahan (hitung 8 detik), kemudian rileks. analgetik,
• Bernafasalah secara perlahan dan dalam, jika perlu
dan rasakan udara memenuhi perut anda.
• Hembuskan nafas
• bayangkan bahwa anda melepaskan
lebih banyak lagi ketegangan dari
seluruh tubuh anda.
• Tarik nafas dan hembuskan. Ulangi
prosedur ini beberapa kali (bisa diulangi
2-4 Kali)
5. Pusatkan perhatian pada tangan dan
lengan anda.
• Julurkan jari-jari lurus ke depan dan
tegangkan semua otot mulai dari pundak
hingga ujung jari-jari anda.
• Tahan (hitung 8 detik), kemudian
kendurkan dan rileks.
• Bayangkan ketegangan mengalir keluar
melalui ujung jari-jari anda sambil aliran
darah mengalir kembali ke lengan anda.
Tarik nafas dan hembuskan. Ulangi
prosedur ini beberapa kali (bisa diulangi
2-4 Kali) .
6. Pusatkan perhatian pada kedua pundak
dan leher anda
• Regangkan kedua pundak anda sejauh
mungkin ke belakang dan kencangkan
semua otot di pundak dan leher anda.
• Tahan (hitung 8 detik), kemudian
lepaskan dan rileks sepenuhnya.
• Bayangkan pundak dan leher anda
rileks seluruhnya dan dialiri kehangatan
dan energy positif
• Tarik nafas dan hembuskan Ulangi
prosedur ini beberapa kali (bisa
diulangi 2-4 Kali)
7. Pusatkan perhatian pada wajah dan
kepala anda.
• Kerutkan dahi, picingkan mata, dan
hidung, rapatkan dan tekan gigi-gigi dan
tarik sudut mulut anda ke belakang.
• Tahan (hitung 8 detik),
• kini lepaskan semua ketegangan otot di
wajah dan kepala tersebut. Biarkan
rahang anda mengendur secara wajar.
8. Kini seluruh tubuh anda dalam keadaan
rileks sepenuhnya.
• Nikmatilah keadaan ini.
• Tarik beberapa nafas panjang lagi (Min
4 x) rasakan nafas tersebut turun hingga
ke dasar perut anda.
• Rasakan tubuh anda terasa nyaman dan
hangat dan Pikiran anda terasa damai.
Tarik nafas dan hembuskan. Bisa Ulangi
prosedur ini beberapa kali (bisa
dilakukan 2-4 Kali)
Edukasi :
- Menjelaska
n penyebab
dari gastritis
- Ajarkan
teknik
nonfarmak
ologis
untuk
mengurang
i rasa nyeri
Kolaborasi :
Kolaborasi
pemberian
analgetik,
jika perlu
Setelah Psikom Keluarga membawa Tn.S kepelayanan Manajemen
dilakukan otor kesehatan untuk diperiksakan kondisi dan Nyeri
2 kali mendapatkan pengobatan. (1.08238)
kunjungan Observasi :
keluarga -Idenfikasi
mampu : pengetahuan
a. tentang
Memanfaa Gastritis
tkan -Identifikasi
fasilitas skala nyeri
kesehatan pada gastritis
untuk
mengatasi Terapetik :
masalah - Kontrol
bagi lingkungan
penderita yang
gastritis memperberat
rasa nyeri
- Pertimbang
kan jenis dan
sumber nyeri
dalam
strategi
meredakan
nyeri
Edukasi :
- Menjelaska
n penyebab
dari gastritis
- Ajarkan
teknik
nonfarmak
ologis
untuk
mengurang
i rasa nyeri
Kolaborasi :
Kolaborasi
pemberian
analgetik,
jika perlu
FORMAT PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
A. Tujuan Pembelajaran/Penyuluhan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit diharapkan keluarga mampu
memahami tentang Gastritis.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan klien dan keluarga dapat :
a. Menjelaskan cara merawat anggota keluarga pada penderita Gastritis
b. Menjelaskan cara modifikasi lingkungan pada penderita Gastritis
c. Menjelaskan pemanfaatan fasilitas kesehatan pada penderita Gastritis
B. Materi Pembelajaran/Penyuluhan (Terlampir)
1. Cara merawat anggota keluarga pada penderita Gastritis
2. Cara modifikasi lingkungan pada penderita Gastritis
3. Pemanfaatan fasilitas kesehatan pada penderita Gastritis
C. Metode pembelajaran/Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
D. Media & Alat Pendukung
1. Media
a. Poster
2. Alat Pendukung
a. Laptop
E. Proses Pembelajaran
No Kegiatan Bentuk Kegiatan Waktu
Fasilitator Klien
1. Pembukaan :
1. Salam 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam
2. Memperkenalk 2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
an diri 3. Kontrak waktu selama 3. Mendengarkan
3. Kontrak waktu 30 Menit dan menyepakati 5 menit
4. Menjelaskan 4. Menjelaskan Tujuan 4. Mendengarkan
Tujuan 5. Menggali pengetahuan 5. Menjawab
5. Melakukan awal klien 6. Mendengarkan
Appersebsi 6. Memotivasi peserta
6. Memotivasi
peserta untuk
mendengarkan
materi
F. Denah Kegiatan
Keterangan :
: Perawat
: Meja
: Klien
G. Rencana Evaluasi
1. Evaluasi Pendidikan
a. Sasaran hadir ditempat penyuluhan sesuai waktu yang dijadwalkan
b. Penyelenggaraan dilaksanakan dilingkungan keluarga
c. Alat peraga seperti poster dan laptop
d. Sasaran mengajukan pertanyaan dan dapat menyimpulkan hasil
penyuluhan.
2. Evaluasi hasil kegiatan
a. Bentuk evaluasi
1) Test (Tanya Jawab). Waktu setelah penyuluhan materi
b. Jenis evaluasi
2) Lisan
H. Buku Sumber
M. Ruli. 2016. Di akses pada 10 Juli 2021, dari
https://www.academia.edu/26269981/SATUAN_ACARA_PENYULUHAN_SA
P_GASTRITIS
I. Lampiran
a. Soal
b. Materi
J. Materi Penyuluhan
9 Tahap terminasi
a. Evaluasi respon klien
b. Berikan reinforcement positi
c. Mengakhiri kegiatan dengan baik
JURNAL TENTANG TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF DALAM
MENURUNKAN TINGKAT NYERI PASIEN GASTRITIS
Promotif, Vol.6 No.1, Januari-Juli 2016 Hal 01-08
ISSN 2503-1139 (online)
http://jurnal.unismuhpalu.ac.id/index.php/PJKM/article/viewFile/2/1
Pengaruh Teknik Relaksasi Otot Progresif Dalam Menurunkan Tingkat Nyeri Pasien
Gastritis dirumah Sakit daerah Madani Palu, Iwan Supetran
Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Palu, Indonesia.
Email : jurnalpromotif@unismuhpalu.ac.id
Abstract: Nyeri merupakan salah satu manifestasi klinis yang terjadi pada pasien
gastritis. Nyeri yang dirasakan adalah nyeri ulu hati atau nyeri epigastrium. Dalam riset
tentang intervensi keperawatan relaksasi otot progresif dapat membuat tubuh dan pikiran
terasa tenang, rileks ,dan lebih mudah untuk tidur (Davis, 2005).Penatalaksanaan
nonfarmakologis saat ini sangat dianjurkan, karena tidak menimbulkan efek samping, dan
dapat memandirikan pasien gastritis yang mengalami nyeri untuk dapat menjaga
kesehatannya. Salah satu pengobatan secara non farmakologis dalam mengatasi nyeri
menurut para ahli diantaranya adalah teknik relaksasi otot progresif. Tujuan penelitian ini
adalah diketahuinya efektifitas penggunaan teknik relaksasi otot progresif dalam
menurunkan tingkat nyeri pasien gastritis di Ruang Jambu Rumah Sakit Daerah Madani.
Penelitian ini merupakan penelitian Preexperimental design dengan pendekatan pretest-
posttest design. Populasi dalam penelitian ini adalah semua penderita gastritis yang
dirawat di Ruang Jambu pada tahun 2015.Sampel dalam penelitian ini sebanyak 12 orang,
teknik pengambilan sampel purposive sampling. Analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis univariat dan bivariat dengan Uji statistik yang digunakan
adalah uji wilcoxon. Dari 12 respoden sebelum diberikan perlakuan diberikan relaksasi
otot progresif pasien gastritis yang mengalami nyeri sebanyak 12 respoden (100%).
Setelah diberikan perlakuan diberikan relaksasi otot progresif pasien gastritis yang
mengalami nyeri sebanyak 3 respoden (25%) dan yang tidak mengalami nyeri sebanyak
9 respoden (75%). Hasil test statistik menunjukan hasil uji Wilcoxon diperoleh nilai sig.
0,002 (P < 0,05), artinya “teknik relaksasi otot progresif sangat efektif dalam menurunkan
tingkat nyeri pasien gastritis di Ruang Jambu Rumah Sakit Daerah Madani” Pasien
gastritis sebelum diberikan relaksasi otot progresif semuanya mengalami nyeri,
sedangkan setelah diberikan relaksasi otot progresif sebagian besar tidak mengalami
nyeri, dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan ada perbedaan tingkat nyeri sebelum dan
sesudah dilakukan teknik relaksasi otot progresif dalam menurunkan tingkat nyeri pasien
gastritis di Ruang Jambu Rumah Sakit Daerah Madani. Salah satu masalah kesehatan
yang kita hadapi sekarang ini adalah penyakit saluran pencernaan seperti gastitis.
Masyarakat pada umumnya mengenal gastritis dengan sebutan penyakit maag yaitu
penyakit yang menurut mereka bukan suatu masalah yang besar, misalnya jika merasakan
nyeri perut maka mereka akan langsung mengatasinya dengan makan nasi, kemudian
nyerinya hilang. Penyakit gastritis ini bila tidak di atasi dengan cepat maka dapat
menimbulkan perdarahan (hemorrhagic gastritis) sehingga banyak darah yang keluar dan
berkumpul di lambung, selain itu juga dapat menimbulkan tukak lambung, kanker
lambung sehingga dapat menyebabkan kematian (Hastuti, 2007). Badan penelitian
kesehatan dunia WHO mengadakan tinjauan terhadap beberapa negara dunia dan
mendapatkan hasil persentase dari angka kejadian gastritis di dunia, diantaranya Inggris
22%, China 31%, Jepang 14,5%, Kanada 35%, dan Perancis 29,5%. Di dunia, insiden
gastritis sekitar 1,8-2,1 juta dari jumlah penduduk setiap tahun. Insiden terjadinya gastritis
di Asia Tenggara sekitar 583.635 dari jumlah penduduk setiap tahunnya. Prevalensi
gastritis yang dikonfirmasi melalui endoskopi pada populasi di Shanghai sekitar 17,2%
yang secara substantial lebih tinggi daripada populasi di barat yang berkisar 4,1% dan
bersifat asimptomatik. Gastritis biasanya dianggap sebagai suatu hal yang remeh namun
gastritis merupakan awal dari sebuah penyakit yang dapat menyusahkan kita. Persentase
dari angka kejadian gastritis di Indonesia menurut WHO adalah 40,8%. Angka kejadian
gastritis pada beberapa daerah di Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi 274,396 kasus
dari 238,452,952 jiwa penduduk (Kurnia dan Rahmi, 2014). Penyakit gastritis merupakan
penyakit saluran pencernaan bagian atas yang banyak dikeluhkan dimasyarakat dan
paling banyak ditemukan di bagian gastroenterologi, diperkirakan hampir semua
penderita gastritis mengalami kekambuhan. Salah satu faktor yang dapat menimbulkan
munculnya gejala gastritis adalah stres dan kebiasaan mengkonsumsi makanan yang bisa
meningkatkan asam lambung (Maulidah, 2006). Nyeri merupakan salah satu manifestasi
klinis yang terjadi pada pasien gastritis. Nyeri yang dirasakan adalah nyeri ulu hati atau
nyeri epigastrium. Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual dan potensial (Price, 2006). Secara
umum tanda dan gejala yang sering terjadi pada pasien yang mengalami nyeri dapat
tercermin dari perilaku pasien misalnya suara (menangis, merintih, menghembuskan
nafas), ekspresi wajah (meringis, menggigit bibir), pergerakan tubuh (gelisah, otot tegang,
mondar-mandir, dll), interaksi sosial (menghindari percakapan, disorientasi waktu)
(Judha, 2012). Secara garis besar nyeri dibagi menjadi 2 yaitu nyeri akut dan nyeri kronis.
Nyeri akut biasanya awitannya tiba-tiba dan umumnya berkaitan dengan cedera spesifik,
waktunya kurang dari enam bulan dan biasanya kurang dari satu bulan. Nyeri kronik
adalah nyeri konstan atau intermiten yang menetap sepanjang suatu periode waktu. Nyeri
kronis berlangsung selama enam bulan atau lebih (Potter & Perry, 2006). Data dari
medikal rekord Rumah Sakit Daerah Madani Proponsi Sulawesi Tengah pada tahun 2015
jumlah pasien gastritis yang rawat jalan sebanyak 300 orang, jumlah pasien gastritis rawat
inap sebanyak 230 orang, dari kasus tersebut semuanya pasien merasakan nyeri ulu
hati,selain tindakan pemberian therapi medis sangat dimungkinkan untuk
Penatalaksanaan nonfarmakologis saat ini karena tidak menimbulkan efek samping, dan
dapat memandirikan penderita gastritis untuk dapat menjaga kesehatan mereka sendiri.
Salah satu pengobatan secara non farmakologis dalam mengatasi nyeri adalah teknik
relaksasi otot progresif. Latihan relaksasi otot progresif dapat memberikan pemijitan
halus pada berbagai kelenjerkelenjer pada tubuh, menurunkan produksi kortisol dalam
darah, mengembalikan pengeluaran hormon yang secukupnya sehingga memberi
keseimbangan emosi dan ketenangan pikiran (Purwoto, 2007). Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui efektifitas penggunaan teknik relaksasi otot progresif dalam
menurunkan tingkat nyeri pasien gastritis di Ruang Jambu Rumah Sakit Daerah Madani.
Jenis penelitian yang digunakan yaitu Preexperimental design dengan pendekatan pretest-
posttest design. Pretest-posttest design adalah penelitian yang dilakukan dengan cara
memberikan pengamatan awal terlebih dahulu sebelum diberikan intervensi, setelah itu
diberikan intervensi, kemudian dilakukan pengamatan akhir (Alimul. A. 2007). Populasi
dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau yang diteliti
(Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah semua penderita gastritis yang
dirawat di Ruang Jambu Rumah Sakit Daerah Madani Palu pada tahun 2014. 2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
(Sugiyono, 2007). Sampel dalam penelitian ini adalah pasien yang dirawat di Ruang
jambu Rumah Sakit Daerah Madani Palu pada saat penelitian dilakukan. Besar sampel
dalam penelitian ini diperoleh dari hasil perhitungan dengan rumus estimasi yang dimana
𝑍2 1−𝑎1/2𝑃(1−𝑃)
populasi tidak diketahui : 𝑛 = Keterangan : n = jumlah sampel Z2 = nilai
𝑑2
table Z = 0.05 adalah 1,96 p = presisi = 0,5 d = Tingkat kesalahan 20%= 0,2 Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah non random sampling dengan
pendekatan purposive sampling. D. Hipotesis ada pengaruh penggunaan teknik relaksasi
otot progresif dalam menurunkan tingkat nyeri pasien gastritis di Ruang Jambu Rumah
Sakit Daerah Madani. Teknik Pengumpulan Data 1. Data Primer Data primer yaitu data
yang dikumpulkan melalui wawancara tidak langsung dengan menggunakan kuesioner.
Penggunaan kuesioner merupakan salah satu metode pengumpulan data yang digunakan
untuk memperoleh informasi dan juga mengungkapkan hal-hal yang diketahui responden
(Riwidikdo, 2009). Pada kuesioner nyeri menggunakan skala analog deskritif, dengan
kriteria: 0 : Tidak nyeri 1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi
dengan baik. 4-6 : Nyeri sedang : Secara obyektif klien mendesis, menyeringai, dapat
menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah dengan
baik. 7-9 : Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti perintah
tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat
mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas panjang dan distraksi 10
: Nyeri sangat berat : Pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi, memukul. 2. Data
Sekunder Data sekunder adalah data penderita gastritis yang diperoleh dari Rumah Sakit
Daerah Madani, data Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, data Word Health
Organization (WHO). F. Analisa Data Dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi
dan proporsi masing-masing yang diteliti, dan di analisi untuk melihat pengaruh antara
variabel bebas dengan terikat, dengan nilai kemaknaan 0,05 dengan tingkat kepercayaan
95%. Adapun uji yang digunakan pada penelitian ini adalah uji wilcoxon dengan rumus
1
𝑇−[
4𝑁(𝑁+1)
sebagai berikut:𝑧 = 1
Keterangan : N = banyak data yang berubah setelah
√24𝑁(𝑁+1)(2𝑁+1)
diberi perlakuan berbeda T = jumlah renking dari nilai selisih yng negative (apabila
banyaknya selisih yang positif lebih banyak dari banyaknya selisih negatif = jumlah
ranking dari nilai selisih yang positif (apabila banyaknya selisih yang negatif > banyaknya
selisih yang positif) HASIL Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 05 Mei sampai 07
Juli 2015 di Ruang Jambu Rumah Sakit Daerah Madani Propinsi Sulawesi Tengah.
Adapunjumlahsampelyaitu12 responden. Analisa yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisa univariat dan analisa bivariat. Untuk memperoleh distribusi karakteristik
responden menurut pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel .1 Distribusi
Frekuensi Karakteristik Responden Menurut Pendidikan Pasien Gastritis di Ruang Jambu
Rumah Sakit Daerah Madani Tahun 2015 Pendidikan Frekuensi (f) Presentase (%)
Pendidikan dasar (SD, SMP) 4 33,3 Pendidikan menengah (SMA) 5 41,7 Pendidikan
tinggi 3 25 Jumlah 12 100 Untuk memperoleh distribusi karakteristik responden menurut
pekerjaan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik
Responden Menurut Pekerjaan Pasien Gastritis di Ruang Jambu Rumah Sakit Daerah
Madani Tahun 2015 Pekerjaan Frekuensi (f) Presentase (%) Bekerja 7 58,3 Tidak Bekerja
5 41,7 Jumlah 12 100 Sumber: Data primer Berdasarkan Tabel 2, dari 38 respoden yang
bekerja sebanyak 7 orang (58,3%), yang tidak bekerja sebanyak 5 orang (41,6%). 3.
Analisis Univariat Distribusi Gambaran Nyeri Pasien Gastritis Sebelum dan Sesudah
Diberikan Relaksasi Otot Progresif Di Ruang Jambu Rumah Sakit Daerah Madani
Propinsi Sulawesi Tengah Tahun 2015 Kriteria Sebelum Diberikan Relaksasi Otot
Progresif Setelah Diberikan Relaksasi Otot Progresif Frekuensi (f) Presentase (%)
Frekuensi (f) Presentase (%) Nyeri 12 100 3 25 Tidak Nyeri 0 0 9 75 Jumlah 12 100 12
100 Sumber: Data primer 4. Analisisis Bivariat Gambaran Nyeri Pasien Gastritis Sebelum
dan Sesudah Diberikan Relaksasi Otot Progresif Tabel . 4 Efektifitas Penggunaan Teknik
Relaksasi Otot Progresif Dalam Menurunkan Tingkat Nyeri Pasien Gastritis di Ruang
Jambu Rumah Sakit Daerah Madani Tahun 2015 Pre test-post test Mean Rank Nilai P
Nyeri Pasien Gastritis 6,50 0,002 Hasil test statistikmenunjukanhasilujiwilcoxondi
perolehnilaiMean Rank 6,5 dan nilai p 0,002 (P ≤ 0,05), dengandemikiansecara statistik
teknik relaksasi otot progresif sangat efektif dalam menurunkan tingkat nyeri pasien
gastritis di Ruang Jambu Rumah Sakit Daerah Madani. PEMBAHASAN 1. Gambaran
nyeri pasien gastritis sebelum diberikan tehnik relaksasi otot progresif Hasil penelitian
menunjukkan sebelum diberikan tehnik relaksasi otot progresif semuanya pasien
mengalami nyeri. Rasa nyeri yang ditunjukkan merupakan akibat respon tubuh terhadap
trauma atau akibat mukosa lambung mengalami kerusakan. Persarafan lambung
sepenuhnya berasal dari system sarafotonom. Suplai saraf parasimpatis untuk lambung
dan duodenum dihantarkan ke dan dari abdomen melalui saraf vagus. Persarafan
simpatism elalui saraf splanchnicus major dan ganglia siliaka. Serabut-serabut aferen
menghantarkan impul snyeri yang dirangsang oleh peregangan, kontraksiotot,
sertaperadangan, dandirasakan di daerah epigastrium abdomen. Serabut-serabut eferen
simpatis menghambat motilitas dan sekresi lambung. Pleksus saraf mienterikus
(auerbach) dan submukosa (meissner) membentuk persarafan intrinsic dinding lambung
dan mengoordinasi aktivitas motorik dan sekresi mukosa lambung. Sejalan dengan
pendapat Abraham (2010), yang menyatakan pada penderita gastritis pertama kali yang
terjadi adalah membran mukosa lambung menjadi edema dan hipermik (kongesti dengan
jaringan, cairan dan darah) dan mengalami erosi superfisial, bagian ini mensekresi
sejumlah getah lambung yang mengandung sangat sedikit asam tetapi banyak mukus.
Ulserasi superfisial dapat terjadi dan dapat menumbulkan hemoragi. Pasien dapat
mengalami ketidaknyamanan, sakit kepala, malas, mual dan anoreksia, sering disertai
mual dan cegukan. 2. Gambaran nyeri pasien gastritis setelah diberikan tehnik relaksasi
otot progresif Hasil penelitian menunjukkan setelah diberikan relaksasi otot progresif
sebagian besar pasien sudah tidak mengalami nyeri.setelah diberikan relaksasi otot
progresif pasien merasakan nyerinya berkurang, karena gerakan-gerakan yang telah
diberikan secara perlahan membantu merilekskan sinap-sinap saraf baik yang simpatis
maupun yang parasimpatis. Saraf yang rileks menurunkan rasa nyeri secara perlahan.
Sejalan dengan pendapat Ganong (2010), yang menyataan sekresi asam lambung
dipengaruhi oleh kerja saraf dan hormon. Sistem saraf yang bekerja yaitu saraf pusat dan
saraf otonom, yakni saraf simpatis dan parasimpatis. Adapun hormon yang bekerja antara
lain adalah hormon gastrin, asetilkolin, dan histamin. Terdapat tiga fase yang
menyebabkan sekresi asam lambung. Pertama, fase sefalik, sekresi asam lambung terjadi
meskipun makanan belum masuk lambung, akibat memikirkan atau merasakan makanan.
Kedua, fasegastrik, ketika makanan masuk lambung akan merangsang mekanisme sekresi
asam lambung yang berlangsung selama beberapa jam, selama makanan masih berada di
dalam lambung. Ketiga, fase intestinal, proses sekresi asam lambung terjadi ketika
makanan mengenai mukosausus. Produksi asam lambung akan tetap berlangsung
meskipun dalam kondisi tidur. Kebiasaan makan yang teratur sangat penting bagi sekresi
asam lambung karena kondisi tersebut memudahkan lambung mengenali waktu makan
sehingga produksi lambung terkontrol. 3. Efektifitas penggunaan teknik relaksasi otot
progresif dalam menurunkan tingkat nyeri pasien gastritis di Ruang Jambu Rumah Sakit
Daerah Madani. Peneliti ini membuktikan sebelum diberikan relaksasi otot progresif
pasien gastritis yang mengalami nyeri dikarenakan oleh perhatian pasien masih terfokus
pada titik nyeri sehingga pasien merasakan nyeri yang hebat. Sedangkan setelah diberikan
relaksasi otot progresif pasien gastritis mengalami penurunan skala nyeri karena pasien
sudah tidak terfokus lagi pada rasa sakitnya itu. Sehingga hipotalamus tidak mengaktifkan
mediator nyeri. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Melisa (2013), tentang
efektivitas pemberian teknik relaksasi progresif dalam penurunan nyeri pasien gastritis
akut di RSUD Muara Teweh 2013 dengan hasil dari 25 responden tingkat nyeri pada
pasien gastritis akut sebelum pemberian teknik relaksasi progresif adalah nyeri ringan
sebanyak 4 orang (16%), nyeri sedang yaitu sebanyak 16 orang (64 %), nyeri berat
terkontrol sebanyak 5 orang (20%). Tingkat nyeri pada pasien gastritis akut sesudah
pemberian teknik relaksasi progresif adalah tidak ada nyeri sebanyak 1 orang (4%), nyeri
ringan sebanyak 12 orang (48%), nyeri sedang yaitu sebanyak 7 orang (28 %), nyeri berat
terkontrol sebanyak 5 orang (20%). Nilai sum ranks menunjukkan bahwa nilai rank untuk
tingkat nyeri pada sebelum pemberian teknik relaksasi progresif adalah sebesar 71,50
pada saat sedangkan saat sesudah pemberian teknik relaksasi progresif adalah sebesar
6,50. Nilai Z sebesar - 2,887 dengan nilai signifikan sebesar 0,004. Pendapat Judha
(2012), menyatakan nyeri merupakan salah satu manifestasi klinis yang terjadi pada
pasien gastritis. Nyeri yang dirasakan adalah nyeri ulu hati atau nyeri epigastrium. Nyeri
adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan
jaringan yang aktual dan potensial. Secara umum tanda dan gejala yang sering terjadi
pada pasien yang mengalami nyeri dapat tercermin dari perilaku pasien misalnya suara
(menangis, merintih, menghembuskan nafas), ekspresi wajah (meringis, menggigit bibir),
pergerakan tubuh (gelisah, otot tegang, mondar-mandir), interaksi sosial (menghindari
percakapan, disorientasi waktu). Pendapat Smeltzer dan Bare (2008) relaksasi otot
skeletal dipercaya dapat menurunkan nyeri dengan merilekskan ketegangan otot yang
menunjang nyeri. Hampir semua orang dengan nyeri kronis mendapatkan manfaat dari
metode relaksasi. Periode relaksasi yang teratur dapat membantu untuk melawan
keletihan dan ketegangan otot yang terjadi dengan nyeri kronis dan yang meningkatkan
nyeri. Pendapat Melzack dan Wall (1965), teori gate control dari mengusulkan bahwa
impuls nyeri dapat diatur atau dihambat oleh mekanisme pertahanan di sepanjang sistem
saraf pusat. Teori ini mengatakan bahwa impuls nyeri dihantarkan saat sebuah pertahanan
dibuka dan impuls dihambat saat sebuah pertahanan tertutup. Upaya menutup pertahanan
tersebut merupakan dasar teori menghilangkan nyeri. Berdasarkan hasil penelitian
efektifitas penggunaan teknik relaksasi otot progresif dalam menurunkan tingkat nyeri
pasien gastritis di Ruang Jambu Rumah Sakit Daerah Madani, maka dapat disimpulkan:
1. Gambaran nyeri pasien gastritis sebelum diberikan tehnik relaksasi otot progresif
sebagian besar mengalami nyeri 2. Gambaran nyeri pasien gastritis setelah diberikan
tehnik relaksasi otot progresif sebagian besar tidak mengalami nyeri 3. Ada perbedaan
tingkat nyeri sebelum dan sesudah dilakukan teknik relaksasi otot progresif dalam
menurunkan tingkat nyeri pasien gastritis di Ruang Jambu Rumah Sakit Daerah Madani
palu.
DAFTAR PUSTAKA Abraham, 2010, Medical Nutrition Therapy for Upper
Gastrointestinal Tract Disorders. Philadelphia: Saunders Brunner, Lillian S & Suddarth,
Doris S, 2010, Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol 2. EGC. Jakarta Corwin,
Elisabeth J, 2007, Buku Saku Patofisiologi, EGC, Jakarta. Ehrlich, 2011, Gangguan
Gastrointestinal: Aplikasi Asuhan Keperawatan Mediakl Bedah. Jakarta : Salemba
Medika Ganong, William F. 2010. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC, Jakarta.
Guyton, 2009, Textbook of Medical Physiology. 11th ed. Philadelphia, PA, USA:
Elsevier Saunders. Hastuti, 2007, Faktor-Faktor Risiko Nyeri Epigastrium Pada Penderita
Gastritis. Tesis. Mahasiswa Magister Epidemiologi Universitas Diponegoro. Jacobson,
2009, Methods For Teachy, Terjemah Ahmad Fawaid Dan Khoirul Anam, Newjersy
USA: Preason Education. Judha, 2012, Teori Pengukuran Nyeri & Nyeri. Persalinan,
Nuha Medika, Yogyakarta Kozier, 2008, Fundamental Of Nursing; Consept, Process And
Practice, (Fourth Edition), EGC, Jakarta. Murphy, 2006, How to Design Trademarks and
Logos. Ohio : North Light Book. Potter, Patricia A & Perry, Anne G, 2005, Buku Ajar
Fundamental Keperawatan konse, EGC, Jakarta Riwidikdo, H, 2009, Statistik Kesehatan,
Mitra Cendika Press, Yogyakarta Soeparman, W 2009, Ilmu Penyakit Dalam jilid I, Edisi
kedua, Balai Penerbit FK UI, Jakarta. Sugiyono, 2007, Stastistik Untuk Penelitian.
Alphabeta. Bandung. Tamsuri, A 2007, Konsep Dan Penatalaksanaan Nyeri, EGC,
Jakarta Tanra, H, 2007, Penanganan Nyeri Kanker, PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Tjokronegoro dan Utomo, 2008, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Balai Penerbit
FKUI, Jakarta.