Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Tn.

S DENGAN

GASTRITIS

Diajukan untuk memenuhi matakuliah PKK III (Keperawatan Keluarga)

Koordinator PKK III : Khrisna Wisnusakti, S.Kep., Ners., M.Kep

Dosen Pembimbing : Lina Safarina, S.Kp., Ners., M.Kep

Oleh :
Muhammad Dalfa
213118160

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN (S1)


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2021
FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

I. Data Umum
Nama kepala keluarga : Tn. I (55 Tahun)
Alamat dan nomer telepon : Sumedang, 08213320045
Pekerjaan Kepala Keluarga : Pedagang Sembako
Pendidikan Kepala Keluarga : SMA
Komposisi keluarga :

No Nama Jenis Hub.Dg Umu Pend Status Imunisasi Ket


Kel n Klg. r idika
n BC Polio DPT Hepatiti Cam
G s pak

1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
1 Ny. Y P Istri 55 SM √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
thn A

2 Tn. S L Anak 22 Kuli √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √


thn ah

3 Nn. Z P Anak 18 SM √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
thn A

Genogram:

Keterangan :

= Laki-laki
= Perempuan
= Menikah
= Satu Ruma
= Klien
X = Meninggal
Type keluarga :
Type keluarga Tn. I adalah keluarga inti yaitu dalam satu keluarga terdiri dari
ayah, ibu dan 2 anak.

Suku Bangsa :
Keluarga Tn. I berasal dari suku sunda. Dalam kehidupan sehari-hari keluarga
lebih cenderung mengikuti kebiasaan adat sunda, adat kebiasaan yang merugikan
kesehatan tidak ada. Bahasa yang digunakan sehari-hari Bahasa sunda.

Agama :
Seluruh anggota keluarga Tn. I menganut agama islam dan taat menjalankan solat
lima waktu. Ny. Y sering mengikuti pengajian yang ada dilingkunganya serta
berdoa agar Tn. S dapat sembuh dari penyakit yang dideritanya.

Status sosial ekonomi keluarga :


Sumber pendapatan keluarga diperoleh dari kepala keluarga kurang lebih
5.000.000/ bulan. Kebetulan yang diperlukan keluarga yaitu :
Makan Rp: 1.500.000
Bayar Listrik & Air Rp: 250.000
Lain-lain Rp: 3.250.000
Barang yang dimiliki 1 buah TV 21 inch, pada ruang tamu terdapat 1 set kursi dan
lemari pada ruang kamar dan ruang dapur terdapat 1 kompor gas, mempunyai 1
kendaraan bermobil pick up.

Aktivitas rekreasi keluarga :


Rekreasi digunakan untuk mengisi kekosongan waktu dengan menonton TV
bersama dirumah, sedangkan rekreasi diluar rumah kadang-kadang ke taman alun-
alun sumedang.

II. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

Tahap perkembangan keluarga saat ini :


Pada saat ini keluarga Tn. I sedang berada tahap perkembangan keluarga dengan
anak dewasa (Launching Family).

Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :


Keluarga mengatakan sudah melaksanakan tugas-tugas perkembangan keluarga
anak usia Launching Family dimana saat anak pertama memutuskan keluar dari
rumah orangtua. Oleh karena itu, orangtua membantu anak untuk mandiri sambil
menata kembali peran mereka di dalam rumah tangga dengan
anggota keluarga yang masih ada.

Riwayat keluarga inti :


Tn. I berasal dari Sumedang dan Ny. Y berasal dari Boyolali keduanya ketika
muda bertemu diterminal bus Jawa Tengah, mereka memutuskan untuk menikah
dan mereka dikaruniai 2 anak yaitu Tn. S dan Nn. Z.
Riwayat keluarga sebelumnya :
Menurut Tn. I dikeluarganya tidak ada riwayat penyakit keturunan seperti
Gastritis.

III. Pengkajian lingkungan

Karakteristik rumah:
Rumah yang ditinggal keluarga Tn. I adalah rumah milik sendiri berada di
Tanjung Sari Kab. Sumedang, dengan luas 10m x 8m, lantai keramik dan keadaan
rumah tampak kurang rapih. Di dalam rumah terdapat 1 ruang tamu, 3 kamar tidur
dan 1 ruang dapur. Pencahayaan dan ventilasi rumah kurang baik, jendela
berdebu, jendela kamar jarang dibuka sehingga siang hari cahaya tidak masuk.
Kamar mandi dan jamban dengan keadaan kurang bersih, sumber air keluarga
berasal dari PAM yang tidak berasa, tidak berbau dan tidak berwarna, sumber
penerangan memakai lampu listrik.

Toko

Ruang
Tamu

Kamar
Dapur Kamar 3 Kamar 2 Kamar 1
mandi

Karakteristik tetangga dan komunitas RW


Keluarga tinggal di Rt 004 Rw 008. Perumahan yang ditinggal oleh keluarga yaitu
perumahan padat penduduk dan banyak anak-anak yang bermain. Keluarga Tn. I
memiliki tetangga yang baik, ramah dan saling tolong menolong. Hubungan
dengan tetangga pun baik sering mengobrol dihalaman rumah.

Mobilitas geografis keluarga


Keluarga Tn. I mengatakan sudah lama tinggal dirumah ini dan tidak pernah
pindah rumah.

Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat


Keluarga aktif berinteraksi dengan masyarakat disekitar, keluarga mengikuti
kegiatan dengan masyarakat seperti kerja bakti dan sosialisasi. Keluarga juga aktif
berkumpul dengan keluarga besar jika ada acara dan sekali setahun ketika lebaran
Idul Fitri.

Sistem pendukung keluarga


Keharmonisan keluarga menjadi pendukung utama keluarga, dukungan dari
keluarga besar jika ada masalah atau kepentingan suka meminta bantuan kepada
keluarga besar ataupun tetangga yang dikenal.

IV. Struktur keluarga


Pola komunikasi keluarga :
Keluarga menggunakan bahasa sunda dan Indonesia dalam berkomunikasi. Tn. I
berbicara lembut kepada istrinya maupun kepada anak-anaknya dan begitupun
sebaliknya.

Struktur kekuatan keluarga


Dalam keluarga Tn. I yang berperan dalam mengambil keputusan. Setiap
keputusan yang diambil oleh Tn. I sebagai kepala keluarga selalu
dimusyawarahkan dengan Ny. Y dan anggota keluarga yang lain.

Struktur peran:
Masing-masing anggota keluarga melaksanakan perannya. Tn. I mencari nafkah
dan juga membantu mendidik anak. Ny. Y mendidik anak, memelihara rumah dan
membantu Tn. I dalam menjaga toko, Tn. S menjalankan perkuliahan.

Nilai atau norma keluarga :


Nilai yang dianut dalam keluarga yaitu keterbukaan dan harus melaksanakan
ibadah sesuai dengan waktunya.

V. Fungsi keluarga

Fungsi afektif:
Keluarga telah menjalankan fungsi kasih sayang dengan baik, kebutuhan keluarga
lebih diutamakan.

Fungsi sosialisasi:
Setiap hari keluarga selalu berkumpul dirumah, kecuali Tn. S karena sedang
kuliah diluar kota. Hubungan dalam keluarga baik dan selalu mentaati norma yang
baik.

Fungsi perawatan kesehatan:


a. Kemampuan mengenal masalah kesehatan
1) Keluarga mampu mengetahui apa itu Gastritis
2) Keluarga mampu mengetahui apa itu Penyebab Gastritis
3) Keluarga mampu mengetahui Tanda dan Gejala Gastritis

b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan


yang tepat.
1) Keluarga mengetahui dampak yang terjadi jika Gastritis tidak ditangani
2) Keluarga tidak mempunyai sikap negatif terhadap masalah kesehatan

c. Kemampuan keluarga merawat anggota yang sedang sakit.


Keluarga Tn. I mengatakan bila Tn. S sakit hanya menyuruhnya minum obat
warung dan istirahat

d. Kemampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan yang sehat


1) Keluarga Tn. I mengatakan tidak terlalu memperhatikan pola makan kepada
Tn. S, tetapi keluarga mengetahui maagh Tn. S akan kambuh bila makan
makanan asam dan pedas.
2) Keluarga jarang membersikan rumahnya, jendela berdebu dan jarang
dibuka, ventilasi cahaya kurang baik, kamar mandi jarang dibersihkan.

e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan dimasyarakat


Keluarga Tn. I mengatakan mengetahui bila ada puskesmas dan RS terdekat
tetapi tidak pernah kontrol secara rutin ke puskesmas atau RS tersebut.

Fungsi reproduksi :
Jumlah anak dari pasangan Tn. I dan Ny. Y adalah dengan 2 anak. Ny. Y
mengambil keputusan untuk menggunakan suntik KB sampai sekarang.

Fungsi ekonomi :
Keluarga dapat memenuhi kebutuhan makan yang cukup, pakaian untuk anak dan
biaya perkuliahan serta biaya berobat.

V. Stres dan Koping keluarga

Stressor jangka pendek dan panjang


a. Stressor jangka pendek (± 6 bulan)
Tn. S mengatakan sering mengeluh sakit ulu hati, mual dan pusing bila
terlambat makan.
b. Stressor jangka panjang
Tn. S khawatir bila sakit maghnya berkelanjutan dan menyebabkan Tn. S tidak
dapat melakukan aktifitas seperti biasanya.

Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stresor:


Keluarga hanya berpasrah pada Tuhan bila ada anggota keluarga yang sakit.

Strategi koping yang digunakan :


Anggota keluarga selalu bersmusyawarah bila ada masalah. Keluarga selalu
berdoa kepada Tuhan untuk terus dipermudah dan dikuatkan dalam menghadapi
kehidupan sehari-hari.

Strategi adaptasi disfungsional:


Tidak ada strategi adaptis disfungsional seperti marah, setiap ada masalah dicari
pemecahnya dan didiskusikan bersama keluarga.
VI. Pemeriksaan fisik

Data Tn. I Ny. Y Tn. S An. Z


Tekanan 130/80 mmHg 120/80 mmHg 120/80 mmHg 110/70 mmHg
Darah
Nadi 85x/m 80x/m 83x/m 80x/m
Suhu 37°c 36.5°c 36.5°c 36.5°c
Respirasi 19x/m 19x/m 20x/m 18x/m
Berat 60 kg 65 kg 64 kg 50 kg
Badan
Tinggi 168 cm 158 cm 165 cm 145 cm
Badan
Kepala Kulit kepala Kulit kepala Kulit kepala Kulit kepala
bersih dan bersih danbersih dan rambut bersih dan
rambut tidak rambut tidak tidak berekombe rambut tidak
berekombe berekombe berekombe
Mata konjungtivitis konjungtivitis konjungtivitis konjungtivitis
merah muda, merah muda, merah muda, merah muda,
sklera putih sklera putihsklera putih sklera putih
terdapat terdapat terdapat terdapat
gambaran tipis gambaran tipis gambaran tipis gambaran tipis
pembuluh pembuluh pembuluh darah. pembuluh
darah. darah. darah.
Hidung Lubang hidung Lubang hidung Lubang hidung Lubang hidung
normal normal normal normal
Mulut bibir tidak bibir tidakbibir tidak kering, bibir tidak
kering, tidak ada kering, tidak tidak ada kering, tidak
stomatitis ada stomatitis stomatitis ada stomatitis
Telinga pendengaran pendengaran pendengaran pendengaran
masih normal masih normal masih normal masih normal
tidak ada keluar tidak ada keluar tidak ada keluar tidak ada keluar
cairan dari cairan dari
cairan dari telinga cairan dari
telinga telinga telinga
Leher tidak ada kaku tidak ada kaku tidak ada kaku tidak ada kaku
kuduk, tidak ada kuduk, tidakkuduk, tidak ada kuduk, tidak
pembesaran ada pembesaran ada
kelenjar tyroid, pembesaran kelenjar tyroid, pembesaran
limfe dan vena kelenjar tyroid, limfe dan vena kelenjar tyroid,
jugularis limfe dan vena jugularis limfe dan vena
jugularis jugularis
Dada Simetris kiri dan Simetris kiri
Simetris kiri dan Simetris kiri
kanan, suara dan kanan, kanan, suara nafas dan kanan,
nafas vesikuler suara nafasvesikuler suara nafas
vesikuler vesikuler
Perut Tidak ada Tidak adaNyeri tekan Tidak ada
pembengkakan, pembengkakan, didaerah pembengkakan,
hepar, ginjal hepar, ginjalepigastrum, skala hepar, ginjal
tidak teraba, tidak teraba,nyeri 5 tidak ada tidak teraba,
bising usus (+), bising usus (+), pembengkakan, bising usus (+),
tidak ada nyeri tidak ada nyeri hepar, ginjal tidak tidak ada nyeri
tekan. tekan. teraba, bising usus tekan.
(+)
Extremitas Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
edema, masih edema, masih edema,pergerakan edema, masih
dapat gerak dapat gerak tampak lemah, dapat gerak
kekuatan otot 4
aktif. Kekuatan aktif. Kekuatan aktif. Kekuatan
otot 5 otot 5 otot 5
Eliminasi BAB biasanya 1 BAB biasanya BAB biasanya 1 BAB biasanya
kali sehari, 1 kali sehari, kali sehari, BAK 1 kali sehari,
BAK 4-5 kali BAK 4-5 kali 4-5 kali sehari BAK 4-5 kali
sehari sehari sehari

VII. Harapan keluarga


Harapan keluarga kiranya Tn. S cepat sembuh, dan bila berobat selalu dilayani
dengan sebaik mungkin.

ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah
1 Ds: ketidak mampuan keluarga Nyeri akut
- Tn. S mengatakan dalam merawat anggota (D.0077)
nyeri ulu hati bila keluarga yang sakit.
terlambat makan,
pusing, mual dan
muntah.
- Keluarga Tn. I
mengatakan tidak
terlalu
memperhatikan pola
makan kepada Tn. S,
tetapi keluarga
mengetahui maagh
Tn. S akan kambuh
bila makan makanan
asam dan pedas.
- Keluarga Tn. I
mengatakan bila Tn. S
sakit hanya
menyuruhnya minum
obat warung dan
istirahat dan tidak
dibawa ke puskesmas.
-
Do:
- TD : 120/80 mmHg,
Nadi : 83x/mnt, RR :
20 x/mnt.
- Pasien tampak
meringis
- Nyeri tekan didaerah
epigastrum, skala
nyeri 5.
Nyeri akut pada keluarga Tn. I khusunya Tn. S berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
FORMAT PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
No. DX. Kep. Tujuan Evaluasi Rencana
Keluarga Umum Khusus Kriteria Standar Intervensi
1. Nyeri akut Setelah Setelah Respon 1. Tutup mata anda dan tariklah nafas Manajemen
pada Tn.S dilakukan dilakukan Psikom dengan perlahan dan dalam, sehingga Nyeri
berhubunga 2 kali 2 kali otor udara memenuhi rongga perut anda. (1.08238)
n dengan kunjunga kunjungan • Hembuskan nafas (Ketika Observasi :
ketidakmam n 2x30 keluarga menghembuskan nafas, bayangkanlah -Idenfikasi
puan menit, mampu bahwa anda juga mengeluarkan semua pengetahuan
keluarga tingkat merawat ketegangan dari tubuh anda tentang
merawat nyeri anggota • Rasakan bahwa semua otot dan tubuh Gastritis
anggota menurun keluarga anda merasa nyaman.Ulangi prosedur ini -Identifikasi
keluarga yang beberapa kali (bisa diulangi 2-4 Kali) skala nyeri
yang sakit. menderita pada gastritis
gastritis 2. Pusatkan pikiran pada kaki dan betis
dengan : anda. Terapetik :
a. • Tarik jari-jari kaki anda ke atas ke arah - Kontrol
melakuka langit-langit dan tegangkan kaki dan lingkungan
n teknik betis anda sekuatnya (tapi jangan sampai yang
relaksasi terasa sakit atau nyeri). memperberat
progresif • Tahan posisi ini selama beberapa detik rasa nyeri
(hitung 8 detik) - Pertimbang
• Lepaskan dan kendurkan semua otot- kan jenis dan
otot tersebut. sumber nyeri
• Rasakan betapa anda merasa nyaman dalam
bisa melepas ketegangan. Ulangi strategi
prosedur ini beberapa kali (bisa diulangi meredakan
2-4 Kali) nyeri
3. Pusatkan perhatian pada kedua paha
Edukasi :
anda.
- Menjelaska
• Kencangkan semua otot pada bagian
n penyebab
tersebut (bersamaan dengan menekan
tumit anda ke bawah). dari gastritis
- Ajarkan
• Tahan (hitung 8 detik) dan rileks
teknik
• Rasakan betapa otot-otot anda kini
nonfarmak
begitu rileks dan nyaman
ologis
• Tarik nafas dan hembuskan.Ulangi
untuk
prosedur ini beberapa kali (bisa diulangi
mengurang
2-4 Kali)
i rasa nyeri
4. Pusatkan pikiran pada bagian perut dan
bagian dada
Kolaborasi :
• Kencangkan semua otot di bagian
Kolaborasi
tersebut.
pemberian
• Tahan (hitung 8 detik), kemudian rileks. analgetik,
• Bernafasalah secara perlahan dan dalam, jika perlu
dan rasakan udara memenuhi perut anda.
• Hembuskan nafas
• bayangkan bahwa anda melepaskan
lebih banyak lagi ketegangan dari
seluruh tubuh anda.
• Tarik nafas dan hembuskan. Ulangi
prosedur ini beberapa kali (bisa diulangi
2-4 Kali)
5. Pusatkan perhatian pada tangan dan
lengan anda.
• Julurkan jari-jari lurus ke depan dan
tegangkan semua otot mulai dari pundak
hingga ujung jari-jari anda.
• Tahan (hitung 8 detik), kemudian
kendurkan dan rileks.
• Bayangkan ketegangan mengalir keluar
melalui ujung jari-jari anda sambil aliran
darah mengalir kembali ke lengan anda.
Tarik nafas dan hembuskan. Ulangi
prosedur ini beberapa kali (bisa diulangi
2-4 Kali) .
6. Pusatkan perhatian pada kedua pundak
dan leher anda
• Regangkan kedua pundak anda sejauh
mungkin ke belakang dan kencangkan
semua otot di pundak dan leher anda.
• Tahan (hitung 8 detik), kemudian
lepaskan dan rileks sepenuhnya.
• Bayangkan pundak dan leher anda
rileks seluruhnya dan dialiri kehangatan
dan energy positif
• Tarik nafas dan hembuskan Ulangi
prosedur ini beberapa kali (bisa
diulangi 2-4 Kali)
7. Pusatkan perhatian pada wajah dan
kepala anda.
• Kerutkan dahi, picingkan mata, dan
hidung, rapatkan dan tekan gigi-gigi dan
tarik sudut mulut anda ke belakang.
• Tahan (hitung 8 detik),
• kini lepaskan semua ketegangan otot di
wajah dan kepala tersebut. Biarkan
rahang anda mengendur secara wajar.
8. Kini seluruh tubuh anda dalam keadaan
rileks sepenuhnya.
• Nikmatilah keadaan ini.
• Tarik beberapa nafas panjang lagi (Min
4 x) rasakan nafas tersebut turun hingga
ke dasar perut anda.
• Rasakan tubuh anda terasa nyaman dan
hangat dan Pikiran anda terasa damai.
Tarik nafas dan hembuskan. Bisa Ulangi
prosedur ini beberapa kali (bisa
dilakukan 2-4 Kali)

Setelah Psikom Menyediakan makanan : Manajemen


dilakukan otor Yaitu makanan yang sesuai dengan penderita Nyeri
2 kali gastritis yaitu makanan yang tidak pedas atau
(1.08238)
kunjungan asam. Observasi :
keluarga -Idenfikasi
mampu : Untuk psikologisnya : pengetahuan
a. Menghindari stress, melakukan hal yang tentang
Memodifi menyenangkan seperti dzikir atau menonton Gastritis
kasi TV dan mengobrol bersama keluarga. -Identifikasi
lingkunga skala nyeri
n untuk Keluarga memperlihatkan lingkungan pada gastritis
perawatan sekitar rumah yang telah dimodifikasi
gastritis Terapetik :
- Kontrol
lingkungan
yang
memperberat
rasa nyeri
- Pertimbang
kan jenis dan
sumber nyeri
dalam
strategi
meredakan
nyeri

Edukasi :
- Menjelaska
n penyebab
dari gastritis
- Ajarkan
teknik
nonfarmak
ologis
untuk
mengurang
i rasa nyeri

Kolaborasi :
Kolaborasi
pemberian
analgetik,
jika perlu
Setelah Psikom Keluarga membawa Tn.S kepelayanan Manajemen
dilakukan otor kesehatan untuk diperiksakan kondisi dan Nyeri
2 kali mendapatkan pengobatan. (1.08238)
kunjungan Observasi :
keluarga -Idenfikasi
mampu : pengetahuan
a. tentang
Memanfaa Gastritis
tkan -Identifikasi
fasilitas skala nyeri
kesehatan pada gastritis
untuk
mengatasi Terapetik :
masalah - Kontrol
bagi lingkungan
penderita yang
gastritis memperberat
rasa nyeri
- Pertimbang
kan jenis dan
sumber nyeri
dalam
strategi
meredakan
nyeri

Edukasi :
- Menjelaska
n penyebab
dari gastritis
- Ajarkan
teknik
nonfarmak
ologis
untuk
mengurang
i rasa nyeri

Kolaborasi :
Kolaborasi
pemberian
analgetik,
jika perlu
FORMAT PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

No DX. Kep. Tujuan Tanggal Implementasi Evaluasi


. Keluarga Khusus
1. Nyeri akut Setelah 09 Juli TUK 3 : S : Tn.S mengatakan udah
pada Tn.S dilakukan 2 2021 1. Mendemontrasikan cara mengerti dan paham apa aja yang
berhubungan kali teknik relaksasi progresif diajarkan dan akan
dengan kunjungan untuk mengurangi nyeri mempraktekannya bila stress dan
ketidakmamp 2x30 menit, lambung dan mengurangi nyeri muncul.
uan keluarga keluarga stress O : Tn.S tampak memperhatikan
merawat mampu 2.Memotivasi keluarga dan mengikuti intruksi yang
anggota merawat untuk mengulangi lagi apa diberikan
keluarga yang anggota yang sudah diajarkan. A : Masalah teratasi
sakit keluarga 3. Memberikan pujian P : Intervensi dihentikan
yang sakit kepada keluarga.

Setelah 10 Juli TUK 4 : S : Keluarga Tn.S mengatakan


dilakukan 2 2021 Mendiskusikan dengan akan memodifikasi lingkungannya
kali keluarga tentang cara O : Keluarga tampak
kunjungan menyediakan makanan memperhatikan.
2x30 menit, dan juga untuk A : Masalah teratasi
keluarga psikologisnya berupa P : Intervensi dihentikan
mampu lingkungan yang tenang.
Memodifikas
i lingkungan
untuk
perawatan
gastritis

Setelah 10 Juli TUK 5 : S : Keluarga YTn.S mengatakan


dilakukan 2 2021 Mengklarifikasi jarang pergi ke puskesmas untuk
kali pengetahuan keluarga melakukan control kesehatan
kunjungan tentang manfaat fasilitas secara rutin
2x30 menit, kesehatan O : Keluarga tampak
keluarga mendengarkan dengan serius
mampu : A : Masalah teratasi
a. P : Intervensi dihentikan
Memanfaatk
an fasilitas
kesehatan
untuk
mengatasi
masalah bagi
penderita
gastritis
Lampiran
SAP
Satuan Acara Penyuluhan

Pokok Bahasan : Penkes Gastritis


Sasaran : Keluarga
Hari/Tanggal : Minggu, 11 Juli 2021
Waktu : 09.00-09.30 (30 Menit)
Tempat : Dirumah Pasien (Sumedang)

A. Tujuan Pembelajaran/Penyuluhan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit diharapkan keluarga mampu
memahami tentang Gastritis.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan klien dan keluarga dapat :
a. Menjelaskan cara merawat anggota keluarga pada penderita Gastritis
b. Menjelaskan cara modifikasi lingkungan pada penderita Gastritis
c. Menjelaskan pemanfaatan fasilitas kesehatan pada penderita Gastritis
B. Materi Pembelajaran/Penyuluhan (Terlampir)
1. Cara merawat anggota keluarga pada penderita Gastritis
2. Cara modifikasi lingkungan pada penderita Gastritis
3. Pemanfaatan fasilitas kesehatan pada penderita Gastritis
C. Metode pembelajaran/Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
D. Media & Alat Pendukung
1. Media
a. Poster
2. Alat Pendukung
a. Laptop
E. Proses Pembelajaran
No Kegiatan Bentuk Kegiatan Waktu
Fasilitator Klien
1. Pembukaan :
1. Salam 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam
2. Memperkenalk 2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
an diri 3. Kontrak waktu selama 3. Mendengarkan
3. Kontrak waktu 30 Menit dan menyepakati 5 menit
4. Menjelaskan 4. Menjelaskan Tujuan 4. Mendengarkan
Tujuan 5. Menggali pengetahuan 5. Menjawab
5. Melakukan awal klien 6. Mendengarkan
Appersebsi 6. Memotivasi peserta
6. Memotivasi
peserta untuk
mendengarkan
materi

2. Pelaksanaan Menjelaskan tentang :


a. Menjelaskan cara merawat 1. Menyimak dan
anggota keluarga pada mendengarkan
penderita Gastritis 2. Klien bertanya 20
b. Menjelaskan cara 3. Menyimak dan menit
modifikasi lingkungan mendengarkan
pada penderita Gastritis
c. Menjelaskan pemanfaatan
fasilitas kesehatan pada
penderita Gastritis
3. Penutup
1. Menyimpulkan 1. Memberikan 1. Menyimak dan
materi konseling kesimpulan konseling mendengarkan
2. Memberikan 2. Menjawab
pertanyaan untuk pertanyaan 5 menit
2. Melakukan mengukur 3. Mendengarkan
evaluasi sesuai pengetahuan peserta dan menyimak
rencana 3. Melakukan
3. Melakukan reinforcement
reinforcement
(penguatan
terhadap pesan
kesehatan sesuai
dengan tema
konseling)

F. Denah Kegiatan
Keterangan :
: Perawat
: Meja
: Klien

G. Rencana Evaluasi
1. Evaluasi Pendidikan
a. Sasaran hadir ditempat penyuluhan sesuai waktu yang dijadwalkan
b. Penyelenggaraan dilaksanakan dilingkungan keluarga
c. Alat peraga seperti poster dan laptop
d. Sasaran mengajukan pertanyaan dan dapat menyimpulkan hasil
penyuluhan.
2. Evaluasi hasil kegiatan
a. Bentuk evaluasi
1) Test (Tanya Jawab). Waktu setelah penyuluhan materi
b. Jenis evaluasi
2) Lisan
H. Buku Sumber
M. Ruli. 2016. Di akses pada 10 Juli 2021, dari
https://www.academia.edu/26269981/SATUAN_ACARA_PENYULUHAN_SA
P_GASTRITIS
I. Lampiran
a. Soal
b. Materi
J. Materi Penyuluhan

CARA MERAWAT PENDERITA GASTRITIS DI RUMAH


1. Segera makan jika timbul keluhan
2. Minum air manis hangat sebelum makan jika terasa mual
3. Makan dengan porsi sedikit namun sering
4. Berikan kompres air hangat didaerah ulu hati (botol air dilapisi handuk)
5. Minum susu untuk menetralkan asam lambung
6. Minum obat antasida (obat magh) jika gastritis kambuh

CARA MEMODIFIKASI LINGKUNGAN PENDERITA GASTRITIS


1. Jaga pola makan secara baik dan teratur. Hindari menunda waktu makan karena
akan mengakibatkan produksi asam lambung meningkat.
2. Makan makanan yang bersih, sehat dan bergizi. Hindari makanan yang
merangsang kerja lambung. Contohnya makanan pedas, asam dan kopi.
3. Hindari stress yang berlebihan. Dapat mengalihkan rasa stress dengan berolahraga
yang baik bagi tubuh.
4. Tidak merokok didalam rumah.
5. Tidak mengkonsumsi alkohol
Hindari penggunaan obat-obatan terutama yang mengiritasi lambung misalnya
aspirin.
6. Membersihkan rumah setiap hari dan menjaga lingkungan tetap sehat dan bersih.

PEMANFAATAN FASILITAS KESEHATAN PADA PENDERITA


GASTRITIS
Apabila gastritis mulai kambuh segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat dan
terjangkau oleh keluarga agar penderita nyerinya bisa teratasi.
POSTER

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR RELAKSASI PROGRESIF


GAMBAR SKALA
N ASPEK YANG DINILAI UTK RELAKSASI
O PROGRESIF 0 1 2

1 • Tutup mata anda dan tariklah nafas dengan perlahan dan


dalam, sehingga udara memenuhi rongga perut anda.
• Hembuskan nafas (Ketika menghembuskan nafas,
bayangkanlah bahwa anda juga mengeluarkan semua
ketegangan dari tubuh anda
• Rasakan bahwa semua otot dan tubuh anda merasa
nyaman

Ulangi prosedur ini beberapa kali (bisa diulangi 2-4 Kali)

2 • Pusatkan pikiran pada kaki dan betis anda.


• Tarik jari-jari kaki anda ke atas ke arah langit-langit dan
tegangkan kaki dan betis anda sekuatnya (tapi jangan
sampai terasa sakit atau nyeri).
• Tahan posisi ini selama beberapa detik (hitung 8 detik)
• Lepaskan dan kendurkan semua otot-otot tersebut.
• Rasakan betapa anda merasa nyaman bisa melepas
ketegangan.

Ulangi prosedur ini beberapa kali (bisa diulangi 2-4 Kali)


3 • Pusatkan perhatian pada kedua paha anda.
• Kencangkan semua otot pada bagian tersebut
(bersamaan dengan menekan tumit anda ke bawah).
• Tahan (hitung 8 detik) dan rileks
• Rasakan betapa otot-otot anda kini begitu rileks dan
nyaman
• Tarik nafas dan hembuskan

Ulangi prosedur ini beberapa kali (bisa diulangi 2-4 Kali)

4 • Pusatkan pikiran pada bagian perut dan bagian dada


• Kencangkan semua otot di bagian tersebut.
• Tahan (hitung 8 detik), kemudian rileks.
• Bernafasalah secara perlahan dan dalam, dan rasakan
udara memenuhi perut anda.
• Hembuskan nafas
• bayangkan bahwa anda melepaskan lebih banyak lagi
ketegangan dari seluruh tubuh anda.
• Tarik nafas dan hembuskan

Ulangi prosedur ini beberapa kali (bisa diulangi 2-4 Kali)

5 • Pusatkan perhatian pada tangan dan lengan anda.


• Julurkan jari-jari lurus ke depan dan tegangkan semua
otot mulai dari pundak hingga ujung jari-jari anda.
• Tahan (hitung 8 detik), kemudian kendurkan dan
rileks.
• Bayangkan ketegangan mengalir keluar melalui ujung
jari-jari anda sambil aliran darah mengalir kembali ke
lengan anda.
• Tarik nafas dan hembuskan

Ulangi prosedur ini beberapa kali (bisa diulangi 2-4 Kali)


6 • Pusatkan perhatian pada kedua pundak dan leher anda.
• Regangkan kedua pundak anda sejauh mungkin ke
belakang dan kencangkan semua otot di pundak dan
leher anda.
• Tahan (hitung 8 detik), kemudian lepaskan dan rileks
sepenuhnya.
• Bayangkan pundak dan leher anda rileks seluruhnya
dan dialiri kehangatan dan energy positif
• Tarik nafas dan hembuskan

Ulangi prosedur ini beberapa kali (bisa diulangi 2-4 Kali)

7 Pusatkan perhatian pada wajah dan kepala anda.


• Kerutkan dahi, picingkan mata, dan hidung, rapatkan
dan tekan gigi-gigi dan tarik sudut mulut anda ke
belakang.
• Tahan (hitung 8 detik),
• kini lepaskan semua ketegangan otot di wajah dan
kepala tersebut. Biarkan rahang anda mengendur secara
wajar.

8 • Kini seluruh tubuh anda dalam keadaan rileks


sepenuhnya.
• Nikmatilah keadaan ini.
• Tarik beberapa nafas panjang lagi (Min 4 x)
rasakan nafas tersebut turun hingga ke dasar perut
anda.
• Rasakan tubuh anda terasa nyaman dan hangat dan
Pikiran anda terasa damai.
• Tarik nafas dan hembuskan

Bisa Ulangi prosedur ini beberapa kali (bisa dilakukan 2-4


Kali)

9 Tahap terminasi
a. Evaluasi respon klien
b. Berikan reinforcement positi
c. Mengakhiri kegiatan dengan baik
JURNAL TENTANG TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF DALAM
MENURUNKAN TINGKAT NYERI PASIEN GASTRITIS
Promotif, Vol.6 No.1, Januari-Juli 2016 Hal 01-08
ISSN 2503-1139 (online)
http://jurnal.unismuhpalu.ac.id/index.php/PJKM/article/viewFile/2/1
Pengaruh Teknik Relaksasi Otot Progresif Dalam Menurunkan Tingkat Nyeri Pasien
Gastritis dirumah Sakit daerah Madani Palu, Iwan Supetran
Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Palu, Indonesia.
Email : jurnalpromotif@unismuhpalu.ac.id
Abstract: Nyeri merupakan salah satu manifestasi klinis yang terjadi pada pasien
gastritis. Nyeri yang dirasakan adalah nyeri ulu hati atau nyeri epigastrium. Dalam riset
tentang intervensi keperawatan relaksasi otot progresif dapat membuat tubuh dan pikiran
terasa tenang, rileks ,dan lebih mudah untuk tidur (Davis, 2005).Penatalaksanaan
nonfarmakologis saat ini sangat dianjurkan, karena tidak menimbulkan efek samping, dan
dapat memandirikan pasien gastritis yang mengalami nyeri untuk dapat menjaga
kesehatannya. Salah satu pengobatan secara non farmakologis dalam mengatasi nyeri
menurut para ahli diantaranya adalah teknik relaksasi otot progresif. Tujuan penelitian ini
adalah diketahuinya efektifitas penggunaan teknik relaksasi otot progresif dalam
menurunkan tingkat nyeri pasien gastritis di Ruang Jambu Rumah Sakit Daerah Madani.
Penelitian ini merupakan penelitian Preexperimental design dengan pendekatan pretest-
posttest design. Populasi dalam penelitian ini adalah semua penderita gastritis yang
dirawat di Ruang Jambu pada tahun 2015.Sampel dalam penelitian ini sebanyak 12 orang,
teknik pengambilan sampel purposive sampling. Analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis univariat dan bivariat dengan Uji statistik yang digunakan
adalah uji wilcoxon. Dari 12 respoden sebelum diberikan perlakuan diberikan relaksasi
otot progresif pasien gastritis yang mengalami nyeri sebanyak 12 respoden (100%).
Setelah diberikan perlakuan diberikan relaksasi otot progresif pasien gastritis yang
mengalami nyeri sebanyak 3 respoden (25%) dan yang tidak mengalami nyeri sebanyak
9 respoden (75%). Hasil test statistik menunjukan hasil uji Wilcoxon diperoleh nilai sig.
0,002 (P < 0,05), artinya “teknik relaksasi otot progresif sangat efektif dalam menurunkan
tingkat nyeri pasien gastritis di Ruang Jambu Rumah Sakit Daerah Madani” Pasien
gastritis sebelum diberikan relaksasi otot progresif semuanya mengalami nyeri,
sedangkan setelah diberikan relaksasi otot progresif sebagian besar tidak mengalami
nyeri, dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan ada perbedaan tingkat nyeri sebelum dan
sesudah dilakukan teknik relaksasi otot progresif dalam menurunkan tingkat nyeri pasien
gastritis di Ruang Jambu Rumah Sakit Daerah Madani. Salah satu masalah kesehatan
yang kita hadapi sekarang ini adalah penyakit saluran pencernaan seperti gastitis.
Masyarakat pada umumnya mengenal gastritis dengan sebutan penyakit maag yaitu
penyakit yang menurut mereka bukan suatu masalah yang besar, misalnya jika merasakan
nyeri perut maka mereka akan langsung mengatasinya dengan makan nasi, kemudian
nyerinya hilang. Penyakit gastritis ini bila tidak di atasi dengan cepat maka dapat
menimbulkan perdarahan (hemorrhagic gastritis) sehingga banyak darah yang keluar dan
berkumpul di lambung, selain itu juga dapat menimbulkan tukak lambung, kanker
lambung sehingga dapat menyebabkan kematian (Hastuti, 2007). Badan penelitian
kesehatan dunia WHO mengadakan tinjauan terhadap beberapa negara dunia dan
mendapatkan hasil persentase dari angka kejadian gastritis di dunia, diantaranya Inggris
22%, China 31%, Jepang 14,5%, Kanada 35%, dan Perancis 29,5%. Di dunia, insiden
gastritis sekitar 1,8-2,1 juta dari jumlah penduduk setiap tahun. Insiden terjadinya gastritis
di Asia Tenggara sekitar 583.635 dari jumlah penduduk setiap tahunnya. Prevalensi
gastritis yang dikonfirmasi melalui endoskopi pada populasi di Shanghai sekitar 17,2%
yang secara substantial lebih tinggi daripada populasi di barat yang berkisar 4,1% dan
bersifat asimptomatik. Gastritis biasanya dianggap sebagai suatu hal yang remeh namun
gastritis merupakan awal dari sebuah penyakit yang dapat menyusahkan kita. Persentase
dari angka kejadian gastritis di Indonesia menurut WHO adalah 40,8%. Angka kejadian
gastritis pada beberapa daerah di Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi 274,396 kasus
dari 238,452,952 jiwa penduduk (Kurnia dan Rahmi, 2014). Penyakit gastritis merupakan
penyakit saluran pencernaan bagian atas yang banyak dikeluhkan dimasyarakat dan
paling banyak ditemukan di bagian gastroenterologi, diperkirakan hampir semua
penderita gastritis mengalami kekambuhan. Salah satu faktor yang dapat menimbulkan
munculnya gejala gastritis adalah stres dan kebiasaan mengkonsumsi makanan yang bisa
meningkatkan asam lambung (Maulidah, 2006). Nyeri merupakan salah satu manifestasi
klinis yang terjadi pada pasien gastritis. Nyeri yang dirasakan adalah nyeri ulu hati atau
nyeri epigastrium. Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual dan potensial (Price, 2006). Secara
umum tanda dan gejala yang sering terjadi pada pasien yang mengalami nyeri dapat
tercermin dari perilaku pasien misalnya suara (menangis, merintih, menghembuskan
nafas), ekspresi wajah (meringis, menggigit bibir), pergerakan tubuh (gelisah, otot tegang,
mondar-mandir, dll), interaksi sosial (menghindari percakapan, disorientasi waktu)
(Judha, 2012). Secara garis besar nyeri dibagi menjadi 2 yaitu nyeri akut dan nyeri kronis.
Nyeri akut biasanya awitannya tiba-tiba dan umumnya berkaitan dengan cedera spesifik,
waktunya kurang dari enam bulan dan biasanya kurang dari satu bulan. Nyeri kronik
adalah nyeri konstan atau intermiten yang menetap sepanjang suatu periode waktu. Nyeri
kronis berlangsung selama enam bulan atau lebih (Potter & Perry, 2006). Data dari
medikal rekord Rumah Sakit Daerah Madani Proponsi Sulawesi Tengah pada tahun 2015
jumlah pasien gastritis yang rawat jalan sebanyak 300 orang, jumlah pasien gastritis rawat
inap sebanyak 230 orang, dari kasus tersebut semuanya pasien merasakan nyeri ulu
hati,selain tindakan pemberian therapi medis sangat dimungkinkan untuk
Penatalaksanaan nonfarmakologis saat ini karena tidak menimbulkan efek samping, dan
dapat memandirikan penderita gastritis untuk dapat menjaga kesehatan mereka sendiri.
Salah satu pengobatan secara non farmakologis dalam mengatasi nyeri adalah teknik
relaksasi otot progresif. Latihan relaksasi otot progresif dapat memberikan pemijitan
halus pada berbagai kelenjerkelenjer pada tubuh, menurunkan produksi kortisol dalam
darah, mengembalikan pengeluaran hormon yang secukupnya sehingga memberi
keseimbangan emosi dan ketenangan pikiran (Purwoto, 2007). Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui efektifitas penggunaan teknik relaksasi otot progresif dalam
menurunkan tingkat nyeri pasien gastritis di Ruang Jambu Rumah Sakit Daerah Madani.
Jenis penelitian yang digunakan yaitu Preexperimental design dengan pendekatan pretest-
posttest design. Pretest-posttest design adalah penelitian yang dilakukan dengan cara
memberikan pengamatan awal terlebih dahulu sebelum diberikan intervensi, setelah itu
diberikan intervensi, kemudian dilakukan pengamatan akhir (Alimul. A. 2007). Populasi
dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau yang diteliti
(Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah semua penderita gastritis yang
dirawat di Ruang Jambu Rumah Sakit Daerah Madani Palu pada tahun 2014. 2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
(Sugiyono, 2007). Sampel dalam penelitian ini adalah pasien yang dirawat di Ruang
jambu Rumah Sakit Daerah Madani Palu pada saat penelitian dilakukan. Besar sampel
dalam penelitian ini diperoleh dari hasil perhitungan dengan rumus estimasi yang dimana
𝑍2 1−𝑎1/2𝑃(1−𝑃)
populasi tidak diketahui : 𝑛 = Keterangan : n = jumlah sampel Z2 = nilai
𝑑2
table Z = 0.05 adalah 1,96 p = presisi = 0,5 d = Tingkat kesalahan 20%= 0,2 Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah non random sampling dengan
pendekatan purposive sampling. D. Hipotesis ada pengaruh penggunaan teknik relaksasi
otot progresif dalam menurunkan tingkat nyeri pasien gastritis di Ruang Jambu Rumah
Sakit Daerah Madani. Teknik Pengumpulan Data 1. Data Primer Data primer yaitu data
yang dikumpulkan melalui wawancara tidak langsung dengan menggunakan kuesioner.
Penggunaan kuesioner merupakan salah satu metode pengumpulan data yang digunakan
untuk memperoleh informasi dan juga mengungkapkan hal-hal yang diketahui responden
(Riwidikdo, 2009). Pada kuesioner nyeri menggunakan skala analog deskritif, dengan
kriteria: 0 : Tidak nyeri 1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi
dengan baik. 4-6 : Nyeri sedang : Secara obyektif klien mendesis, menyeringai, dapat
menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah dengan
baik. 7-9 : Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti perintah
tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat
mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas panjang dan distraksi 10
: Nyeri sangat berat : Pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi, memukul. 2. Data
Sekunder Data sekunder adalah data penderita gastritis yang diperoleh dari Rumah Sakit
Daerah Madani, data Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, data Word Health
Organization (WHO). F. Analisa Data Dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi
dan proporsi masing-masing yang diteliti, dan di analisi untuk melihat pengaruh antara
variabel bebas dengan terikat, dengan nilai kemaknaan 0,05 dengan tingkat kepercayaan
95%. Adapun uji yang digunakan pada penelitian ini adalah uji wilcoxon dengan rumus
1
𝑇−[
4𝑁(𝑁+1)
sebagai berikut:𝑧 = 1
Keterangan : N = banyak data yang berubah setelah
√24𝑁(𝑁+1)(2𝑁+1)

diberi perlakuan berbeda T = jumlah renking dari nilai selisih yng negative (apabila
banyaknya selisih yang positif lebih banyak dari banyaknya selisih negatif = jumlah
ranking dari nilai selisih yang positif (apabila banyaknya selisih yang negatif > banyaknya
selisih yang positif) HASIL Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 05 Mei sampai 07
Juli 2015 di Ruang Jambu Rumah Sakit Daerah Madani Propinsi Sulawesi Tengah.
Adapunjumlahsampelyaitu12 responden. Analisa yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisa univariat dan analisa bivariat. Untuk memperoleh distribusi karakteristik
responden menurut pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel .1 Distribusi
Frekuensi Karakteristik Responden Menurut Pendidikan Pasien Gastritis di Ruang Jambu
Rumah Sakit Daerah Madani Tahun 2015 Pendidikan Frekuensi (f) Presentase (%)
Pendidikan dasar (SD, SMP) 4 33,3 Pendidikan menengah (SMA) 5 41,7 Pendidikan
tinggi 3 25 Jumlah 12 100 Untuk memperoleh distribusi karakteristik responden menurut
pekerjaan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik
Responden Menurut Pekerjaan Pasien Gastritis di Ruang Jambu Rumah Sakit Daerah
Madani Tahun 2015 Pekerjaan Frekuensi (f) Presentase (%) Bekerja 7 58,3 Tidak Bekerja
5 41,7 Jumlah 12 100 Sumber: Data primer Berdasarkan Tabel 2, dari 38 respoden yang
bekerja sebanyak 7 orang (58,3%), yang tidak bekerja sebanyak 5 orang (41,6%). 3.
Analisis Univariat Distribusi Gambaran Nyeri Pasien Gastritis Sebelum dan Sesudah
Diberikan Relaksasi Otot Progresif Di Ruang Jambu Rumah Sakit Daerah Madani
Propinsi Sulawesi Tengah Tahun 2015 Kriteria Sebelum Diberikan Relaksasi Otot
Progresif Setelah Diberikan Relaksasi Otot Progresif Frekuensi (f) Presentase (%)
Frekuensi (f) Presentase (%) Nyeri 12 100 3 25 Tidak Nyeri 0 0 9 75 Jumlah 12 100 12
100 Sumber: Data primer 4. Analisisis Bivariat Gambaran Nyeri Pasien Gastritis Sebelum
dan Sesudah Diberikan Relaksasi Otot Progresif Tabel . 4 Efektifitas Penggunaan Teknik
Relaksasi Otot Progresif Dalam Menurunkan Tingkat Nyeri Pasien Gastritis di Ruang
Jambu Rumah Sakit Daerah Madani Tahun 2015 Pre test-post test Mean Rank Nilai P
Nyeri Pasien Gastritis 6,50 0,002 Hasil test statistikmenunjukanhasilujiwilcoxondi
perolehnilaiMean Rank 6,5 dan nilai p 0,002 (P ≤ 0,05), dengandemikiansecara statistik
teknik relaksasi otot progresif sangat efektif dalam menurunkan tingkat nyeri pasien
gastritis di Ruang Jambu Rumah Sakit Daerah Madani. PEMBAHASAN 1. Gambaran
nyeri pasien gastritis sebelum diberikan tehnik relaksasi otot progresif Hasil penelitian
menunjukkan sebelum diberikan tehnik relaksasi otot progresif semuanya pasien
mengalami nyeri. Rasa nyeri yang ditunjukkan merupakan akibat respon tubuh terhadap
trauma atau akibat mukosa lambung mengalami kerusakan. Persarafan lambung
sepenuhnya berasal dari system sarafotonom. Suplai saraf parasimpatis untuk lambung
dan duodenum dihantarkan ke dan dari abdomen melalui saraf vagus. Persarafan
simpatism elalui saraf splanchnicus major dan ganglia siliaka. Serabut-serabut aferen
menghantarkan impul snyeri yang dirangsang oleh peregangan, kontraksiotot,
sertaperadangan, dandirasakan di daerah epigastrium abdomen. Serabut-serabut eferen
simpatis menghambat motilitas dan sekresi lambung. Pleksus saraf mienterikus
(auerbach) dan submukosa (meissner) membentuk persarafan intrinsic dinding lambung
dan mengoordinasi aktivitas motorik dan sekresi mukosa lambung. Sejalan dengan
pendapat Abraham (2010), yang menyatakan pada penderita gastritis pertama kali yang
terjadi adalah membran mukosa lambung menjadi edema dan hipermik (kongesti dengan
jaringan, cairan dan darah) dan mengalami erosi superfisial, bagian ini mensekresi
sejumlah getah lambung yang mengandung sangat sedikit asam tetapi banyak mukus.
Ulserasi superfisial dapat terjadi dan dapat menumbulkan hemoragi. Pasien dapat
mengalami ketidaknyamanan, sakit kepala, malas, mual dan anoreksia, sering disertai
mual dan cegukan. 2. Gambaran nyeri pasien gastritis setelah diberikan tehnik relaksasi
otot progresif Hasil penelitian menunjukkan setelah diberikan relaksasi otot progresif
sebagian besar pasien sudah tidak mengalami nyeri.setelah diberikan relaksasi otot
progresif pasien merasakan nyerinya berkurang, karena gerakan-gerakan yang telah
diberikan secara perlahan membantu merilekskan sinap-sinap saraf baik yang simpatis
maupun yang parasimpatis. Saraf yang rileks menurunkan rasa nyeri secara perlahan.
Sejalan dengan pendapat Ganong (2010), yang menyataan sekresi asam lambung
dipengaruhi oleh kerja saraf dan hormon. Sistem saraf yang bekerja yaitu saraf pusat dan
saraf otonom, yakni saraf simpatis dan parasimpatis. Adapun hormon yang bekerja antara
lain adalah hormon gastrin, asetilkolin, dan histamin. Terdapat tiga fase yang
menyebabkan sekresi asam lambung. Pertama, fase sefalik, sekresi asam lambung terjadi
meskipun makanan belum masuk lambung, akibat memikirkan atau merasakan makanan.
Kedua, fasegastrik, ketika makanan masuk lambung akan merangsang mekanisme sekresi
asam lambung yang berlangsung selama beberapa jam, selama makanan masih berada di
dalam lambung. Ketiga, fase intestinal, proses sekresi asam lambung terjadi ketika
makanan mengenai mukosausus. Produksi asam lambung akan tetap berlangsung
meskipun dalam kondisi tidur. Kebiasaan makan yang teratur sangat penting bagi sekresi
asam lambung karena kondisi tersebut memudahkan lambung mengenali waktu makan
sehingga produksi lambung terkontrol. 3. Efektifitas penggunaan teknik relaksasi otot
progresif dalam menurunkan tingkat nyeri pasien gastritis di Ruang Jambu Rumah Sakit
Daerah Madani. Peneliti ini membuktikan sebelum diberikan relaksasi otot progresif
pasien gastritis yang mengalami nyeri dikarenakan oleh perhatian pasien masih terfokus
pada titik nyeri sehingga pasien merasakan nyeri yang hebat. Sedangkan setelah diberikan
relaksasi otot progresif pasien gastritis mengalami penurunan skala nyeri karena pasien
sudah tidak terfokus lagi pada rasa sakitnya itu. Sehingga hipotalamus tidak mengaktifkan
mediator nyeri. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Melisa (2013), tentang
efektivitas pemberian teknik relaksasi progresif dalam penurunan nyeri pasien gastritis
akut di RSUD Muara Teweh 2013 dengan hasil dari 25 responden tingkat nyeri pada
pasien gastritis akut sebelum pemberian teknik relaksasi progresif adalah nyeri ringan
sebanyak 4 orang (16%), nyeri sedang yaitu sebanyak 16 orang (64 %), nyeri berat
terkontrol sebanyak 5 orang (20%). Tingkat nyeri pada pasien gastritis akut sesudah
pemberian teknik relaksasi progresif adalah tidak ada nyeri sebanyak 1 orang (4%), nyeri
ringan sebanyak 12 orang (48%), nyeri sedang yaitu sebanyak 7 orang (28 %), nyeri berat
terkontrol sebanyak 5 orang (20%). Nilai sum ranks menunjukkan bahwa nilai rank untuk
tingkat nyeri pada sebelum pemberian teknik relaksasi progresif adalah sebesar 71,50
pada saat sedangkan saat sesudah pemberian teknik relaksasi progresif adalah sebesar
6,50. Nilai Z sebesar - 2,887 dengan nilai signifikan sebesar 0,004. Pendapat Judha
(2012), menyatakan nyeri merupakan salah satu manifestasi klinis yang terjadi pada
pasien gastritis. Nyeri yang dirasakan adalah nyeri ulu hati atau nyeri epigastrium. Nyeri
adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan
jaringan yang aktual dan potensial. Secara umum tanda dan gejala yang sering terjadi
pada pasien yang mengalami nyeri dapat tercermin dari perilaku pasien misalnya suara
(menangis, merintih, menghembuskan nafas), ekspresi wajah (meringis, menggigit bibir),
pergerakan tubuh (gelisah, otot tegang, mondar-mandir), interaksi sosial (menghindari
percakapan, disorientasi waktu). Pendapat Smeltzer dan Bare (2008) relaksasi otot
skeletal dipercaya dapat menurunkan nyeri dengan merilekskan ketegangan otot yang
menunjang nyeri. Hampir semua orang dengan nyeri kronis mendapatkan manfaat dari
metode relaksasi. Periode relaksasi yang teratur dapat membantu untuk melawan
keletihan dan ketegangan otot yang terjadi dengan nyeri kronis dan yang meningkatkan
nyeri. Pendapat Melzack dan Wall (1965), teori gate control dari mengusulkan bahwa
impuls nyeri dapat diatur atau dihambat oleh mekanisme pertahanan di sepanjang sistem
saraf pusat. Teori ini mengatakan bahwa impuls nyeri dihantarkan saat sebuah pertahanan
dibuka dan impuls dihambat saat sebuah pertahanan tertutup. Upaya menutup pertahanan
tersebut merupakan dasar teori menghilangkan nyeri. Berdasarkan hasil penelitian
efektifitas penggunaan teknik relaksasi otot progresif dalam menurunkan tingkat nyeri
pasien gastritis di Ruang Jambu Rumah Sakit Daerah Madani, maka dapat disimpulkan:
1. Gambaran nyeri pasien gastritis sebelum diberikan tehnik relaksasi otot progresif
sebagian besar mengalami nyeri 2. Gambaran nyeri pasien gastritis setelah diberikan
tehnik relaksasi otot progresif sebagian besar tidak mengalami nyeri 3. Ada perbedaan
tingkat nyeri sebelum dan sesudah dilakukan teknik relaksasi otot progresif dalam
menurunkan tingkat nyeri pasien gastritis di Ruang Jambu Rumah Sakit Daerah Madani
palu.
DAFTAR PUSTAKA Abraham, 2010, Medical Nutrition Therapy for Upper
Gastrointestinal Tract Disorders. Philadelphia: Saunders Brunner, Lillian S & Suddarth,
Doris S, 2010, Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol 2. EGC. Jakarta Corwin,
Elisabeth J, 2007, Buku Saku Patofisiologi, EGC, Jakarta. Ehrlich, 2011, Gangguan
Gastrointestinal: Aplikasi Asuhan Keperawatan Mediakl Bedah. Jakarta : Salemba
Medika Ganong, William F. 2010. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC, Jakarta.
Guyton, 2009, Textbook of Medical Physiology. 11th ed. Philadelphia, PA, USA:
Elsevier Saunders. Hastuti, 2007, Faktor-Faktor Risiko Nyeri Epigastrium Pada Penderita
Gastritis. Tesis. Mahasiswa Magister Epidemiologi Universitas Diponegoro. Jacobson,
2009, Methods For Teachy, Terjemah Ahmad Fawaid Dan Khoirul Anam, Newjersy
USA: Preason Education. Judha, 2012, Teori Pengukuran Nyeri & Nyeri. Persalinan,
Nuha Medika, Yogyakarta Kozier, 2008, Fundamental Of Nursing; Consept, Process And
Practice, (Fourth Edition), EGC, Jakarta. Murphy, 2006, How to Design Trademarks and
Logos. Ohio : North Light Book. Potter, Patricia A & Perry, Anne G, 2005, Buku Ajar
Fundamental Keperawatan konse, EGC, Jakarta Riwidikdo, H, 2009, Statistik Kesehatan,
Mitra Cendika Press, Yogyakarta Soeparman, W 2009, Ilmu Penyakit Dalam jilid I, Edisi
kedua, Balai Penerbit FK UI, Jakarta. Sugiyono, 2007, Stastistik Untuk Penelitian.
Alphabeta. Bandung. Tamsuri, A 2007, Konsep Dan Penatalaksanaan Nyeri, EGC,
Jakarta Tanra, H, 2007, Penanganan Nyeri Kanker, PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Tjokronegoro dan Utomo, 2008, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Balai Penerbit
FKUI, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai