Fitrian Kartika Sari - Laporan Edukasi Gizi
Fitrian Kartika Sari - Laporan Edukasi Gizi
Dosen pengampu :
Farah Nuriannisa, S.Gz., M.P.H
Disusun Oleh :
Fitrian Kartika Sari
A. Latar Belakang
Kemenkes RI (2020) menjelaskan bahwa diabetes melitus (DM) adalah penyakit kronis
atau menahun berupa gangguan metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar
glukosa darah diatas normal. Diabetes melitus adalah penyakit kronis yang kompleks yang
membutuhkan perawatan medis berkelanjutan dengan strategi pengurangan risiko
multifaktor di luar kendali glikemik (American Diabetes Association, 2018). Diabetes
melitus diklasifikasikan menjadi DM Tipe 1, DM Tipe 2, DM Tipe lain, dan DM pada
kehamilan (DM Gestasional). (Decroli, 2019).
International Diabetes Federation (IDF) menyebutkan bahwa jumlah penderita DM di
dunia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Tahun 2010 jumlah penderita DM
adalah 285 juta orang, sedangkan pada tahun 2019 jumlahnya meningkat menjadi 463 juta
orang. Kejadian diabetes melitus di Indonesia juga mengalami peningkatan. Pada tahun
2010 jumlah penderita DM mencapai 6 juta orang, sedangkan pada tahun 2019 jumlah
tersebut meningkat menjadi 10 juta orang (International Diabetes Federation (IDF), 2019).
Jumlah kematian akibat hipoglikemia pada penderita DM mencapai 4%- 10% dari
seluruh penyebab kematian. Pasien yang mengalami episode hipoglikemia berat sebanyak
satu kali atau lebih akan meningkatkan angka kematian sebesar 95%. Penyebab kematian
tersebut adalah akibat kejadian hipoglikemia yang dihubungkan dengan penyakit
kardiovaskuler Kejadian hipoglikemia berat juga menjadi prediktor yang sangat kuat untuk
terjadinya kematian dalam rentang waktu 90 hari (Mansyur, 2018).
Respon tubuh saat kadar glukosa darah turun adalah mengaktifkan CRR (counter of
regulatory respons) yang berfungsi untuk merespon dan mencegah terjadinya
hipoglikemia. Mekanisme utama dari CRR tersebut adalah penurunan sekresi insulin,
peningkatan sekresi glukagon dan epinefrin. Bila hipoglikemia berlangsung
berkepanjangan maka tubuh akan meningkatkan sekresi kortisol dan growth hormone
(Mansyur, 2018). Jika tubuh gagal dalam merespon keadaan hipoglikemia, maka pasien
akan mengalami ketidakstabilan kadar glukosa darah.
Dari uraian diatas terdapat faktor penyebab terjadinya diabetes. Sebagaimana telah
diketahui jumlah penderita diabetes terus miningkat setiap tahunnya. Penyebab utama
kematian pada penderita diabetes dikarenakan hipoglikemia. Terjadinya kematian karena
hipoglikemia dalam rentang waktu hanya 90 hari.
B. Tujuan Konseling
Adapun tujuan konseling gizi adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi masalah penyakit yang terjadi pada pasien
2. Mengidentifikasi penyebab penyakit diabetes pad pasien
3. Mengidentifikasi terkait nutrisi dan asupan pasien
4. Menganalisis Tingkat kesembuhan pasien setelah diberikan konseling gizi
BAB II
IDENTIFIKASI KASUS
C. Fisik Klinis
Pemeriksaan Hasil Rentang Normal Keterangan
D. Dietary
- Makan 4x makan utama 2x selingan
- Kesulitan menelan makanan
- Sering konsumsi jamu + gula
- Sering konsumsi kopi + gula
- Karbohidrat : nasi 4x/perhari @1entong, singkong kukus/goreng 3x/minggu @2
potong, Roti 1 hari/1x @1 slice
- Protein : telur ceplok I hari/2-3x @2 butir, tempe kukus 1 hari IX @1 potong, tahu
bali / goreng 1 hari Ix @1 potong
- Sayur : sayur asam 1 minggu 1-2x @1 centong, sayur lodeh Minggu 1-2x/minggu
@1 centong
- Buah : Semangka 1x/minggu @1 potong, melon 1x/Minggu @1 potong
- Selingan : donat 1x/bulan @1 potong, kue lapis 1x/minggu @2potong, jamu + gula
1x/hari @600 ml, white coffe 1x/hari @200 ml
E. Ekologi
1. Sosial Ekonomi :
- Pekerjaan : IRT
- Pasien tinggal Bersama keluarga (3 anak&9 cucu)
- Pasien sudah mendapatkan edukasi gizi namun sudah lupa
2. Riwayat Penyakit :
- Pernah GDP tinggi dengan nilai 525 mg/dl pada tahun 2019
- Tekanan darah tinggi
3. Riwayat Obat : -
BAB III
ASUHAN GIZI
Monitoring
Assesment Diagnosa Gizi Intervensi
Evaluasi
Data Dasar Sintesa Data Problem Etiologi Sign/Sympton
Antropometri
- BB : 60 Kg Gizi baik NP 1.1 Antropometri
- TB : 161 Cm Preskripsi diet Status gizi
- IMT : 21,72 Kg/m2 (normal)
Jenis diet : dipantau untuk
Biokimia
Diet Diabetes mendapatkan nilai
- GDP 374 ml/dL Tinggi NC 2.2 Perubahan Dikaitkan Ditandai dengan
Tujuan : normal
nilai laboratorium dengan nilai gdp 374
- Mencapai dan
terkait zat gizi diagnosa medis mg/dl
mempertahanka Biokimia
(glukosa) pasien yaitu
n nilai kadar BD 1.5.1 Gula
DM tipe 2
gula darah darah puasa,
mencapai range dimonev apabila
normal terdapat hasil
- Mempertahanka laboratorium data
n status gizi terbaru yang
Fisik Klinis NC 1.1 kesulitan Dikaitkan ditandai dengan pasien mendekati target
- Tekanan darah 120/80 mmHg menelan dengan pasien tenggorokan - Mencegah nilai normal
- Nadi 80x/menit pasien makan pasien sakit perkembangan
- RR 20x/menit dengan porsi risiko BD 1.5.2 Gula
- Suhu 360C kecil tetapi komplikasi pada darah sewaktu,
- Keluhan : sakit tenggorokan, sering penyandang dimonev apabila
kesulitan menelan, nyeri kaki dan dengan terdapat hasil
tangan kanan modifikasi diet laboratorium data
Dietary NI 5.8.3 Dikaitkan Ditandai dengan dan pola hidup terbaru yang
- Makan 4x makan utama 2x selingan Pengolahan Ketidaksesuaian pasien pasien masih - Membatasi mendekati target
- Kesulitan menelan makanan sayur paling jenis asupan didiagnosa sering bahan makanan nilai normal
- Sering konsumsi jamu + gula sering yaitu karbohidrat mengalamiDM mengonsumsi yang berisiko
- Sering konsumsi kopi + gula dilodeh sederhana tipe 2 minuman kopi + terhadap Fisik klinis
@1 slice sayur dan buah ml, roti manis Syarat : keluhan pasien.
potong, tahu bali / goreng 1 hari Ix mengonsumsi 25kkal/kgBB dan tangan kanan
RC 1.1
Collaboration
and refferal of
nutrition care
Kolaborasi
dengan tenaga
medis terkait data
fisik klinis dan
pengambilan
sampel untuk
pemeriksaan
laboratorium
E-1 Nutrition
education
content
Tujuan :
Mengedukasi dan
memotivasi
pasien agar dapat
menerapkan diet
sesuai dengan
anjuran
Topik :
Diet diabetes
Sasaran :
Pasien dan
keluarga
Tempat :
Ruang pasien
Waktu :
10-20 menit
Metode :
Leafleat dan
ceramah
Materi :
Bahan makanan
yang dianjurkan
dan tidak
dianjurkan untuk
pasien diabetes
mellitus tipe 2
Perhitungan Kebutuhan
• Kebutuhan basal
= 25 kkal × BB
= 25 kkal × 60
= 1.500 kkal
• F(A) = 20% x 2.100
= 300
• F(U) = 10% x 1.500
= 150
• F(S) = 10% x 1.500
= 150
• Kebutuhan energi
= 1.500 + 300 + 150 + 150
= 2.100 kkal
• Kebutuhan Protein
= (15% × 2100) : 4
= 78,75gram
• Kebutuhan Lemak
= (25% × 2.100) : 9
= 58,33 gram
• Kebutuhan Karbo
= (60% x 2.100) : 4
= 315 gram
PERENCANAAN MENU
minyak 15 129,3 0 0 15 0
garam 2 0 0 0 0 0
Selinggan Overnight Oat meal 65 229,6 38,9 7,6 4,6 0,6
Sore oatmeal
Yoghurt plan 50 32,9 2 1,6 1,9 0
pisang 70 81,1 21,8 0,6 0,1 2,3
Bubur nasi Beras putih 60 216,5 47,7 4 0,4 0,2
putih
Makan malam
Rolled Telur ayam 55 85,3 0,6 6,9 5,8 0
omellets
Wortel 10 2,6 0,5 0,1 0 0,2
Cah jagung Jagung muda 30 17,,7 4,1 0,5 0,2 0,2
muda +
brokoli +
jamur Brokoli 20 4,6 0,4 0,6 0 0,1
Minyak 10 86,2 0 0 10 0
Kelapa Sawit
B. Pembahasan
1. Antropometri
Pada saat edukasi awal yaitu tanggal 14 Desember 2023 didapatkan hasil
pemeriksaan tinggi badan pasien 161 cm dan berat badan pasien 60 kg. Dari hasil
pemeriksaan tersebut dilakukan perhitungan Index Masa Tubuh (IMT) dan didapatkan
hasil 21,72 kg/m2, yang dimana satus gizi pasien dalam kategori normal. Kemudian
dilakukan konseling lanjutan pada tangal 18 Desember 2023 untuk melakukan kegiatan
monitoring dan evaluasi pada pasien. Dari hasil konseling lanjutan, pasien tidak dapat
kembali ke puskesmas. Kemudian pasien ditugaskan konselor untuk mengukur berat
badan dan tinggi badan dirumah namun pasien tidak memiliki alat berat badan dan juga
tinggi badan sehingga untuk status gizi saat monitoring dan evaluasi tidak ada hasilnya.
2. Fisik Klinis
Saat konseling awal pasien mengeluhkan adanya sakit tenggorokan kesulitan
menelan dan nyeri pada kaki dan tangan. Saat dilakukan monitoring dan evaluasi
pasien sudah membaik.Saat melakukan pengkajian gizi pada tanggal 18 Desember
2022 konselor melakukan wawancara kepada pasien, yang meliputi tanya jawab terkait
pola makan dan kebiasaan makan pasien. Pada hal ini menggunakan metode
wawancara menggunakan FFQ dari sebelum dan sesudah pasien telah mengurangi
konsumsi jamuan tanpa gula, tetapi masih mengkonsumsi kopi dan gula.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Ibu Siti Karomah terdiagnosa DM tipe II berdasarkan pemeriksaan oleh dokter
sebelumya
2. Kebiasaan makan pasien ada perubahan tetapi pasien masih kurang dapat
mengurangi beberapa konsumsi seperti kopi dengan gula.
3. Pemahaman pasien dengan media leaflet yang diberikan kurang memahami
dikarenakan factor usia namun saat telah dijelaskan oleh konselor ibu siti karomah
telah memahami dibuktikan dengan cara menyuruh pasien untuk menjelaskan
Kembali mengenai diet yang diterapkan
B. Saran
1. Diharapkan pasien dapat menerapkan rekomendasi yang diberikan oleh konselor
yaitu dengan mengurangi makanan dan minuman yang mengandung gula banyak.
2. Diharapkan keluarga dapat mendukung pasien untuk menjalankan dietnya.
DAFTAR PUSTAKA
Decroli, E. (2019). Diabetes Melitus Tipe 2. Padang: Pusat Penerbitan Bagian Ilmu
Penyakit Dalam Fakulltas Kedokteran Universitas Andalas.