TugasS Individu Gerontik Ambar Susilowati (012221061)
TugasS Individu Gerontik Ambar Susilowati (012221061)
Disusun Oleh :
AMBAR SUSILOWATI
012221061
1. Definisi
adalah suatu penyakit dan potensi ketidakmampuan akibat radang sendi yang
sudah dikenal sejak lama, gejalanya biasanya terdiri dari episodik berat dari
nyeri inflamasi satu sendi. Gout arthritis adalah bentuk inflamasi artritis
kronis, bengkak dan nyeri yang paling sering di sendi besar jempol kaki.
Namun, gout arthritis tidak terbatas pada jempol kaki, dapat juga
pergelangan tangan, siku dan kadang di jaringan lunak dan tendon. Biasanya
hanya mempengaruhi satu sendi pada satu waktu, tapi bisa menjadi semakin
parah dan dari waktu ke waktu dapat mempengaruhi beberapa sendi. Gout
2. Etiologi
2, yaitu:
a. Gout primer
belum jelas diketahui. Berdasarkan data ditemukan bahwa 99% kasus adalah
gout dan hiperurisemia primer. Gout arthritis primer yang merupakan akibat
b. Gout sekunder
asam nukleat dari dari intisel. Peningkatan pemecahan ATP akan membentuk
metabolisme
7
purin, sedangkan hiperurisemia akibat penurunan ekskresi dikelompokkan
obat-obatan.
3. Faktor Risiko
Australia. Prevalensi suku Maori terserang penyakit asam urat tinggi sekali
sedangkan Indonesia prevalensi yang paling tinggi pada penduduk pantai dan
Ikan laut merupakan makanan yang memiliki kadar purin yang tinggi.
c. Penyakit
Adipositas tinggi dan berat badan merupakan faktor resiko yang kuat untuk
pelindung.
d. Obat-obatan
8
juga dapat menurunkan
9
kemampuan ginjal untuk membuang asam urat. Hal ini pada gilirannya, dapat
meningkatkan kadar asam urat dalam darah dan menyebabkan serangan gout.
menyesuaikan dosis. Serangan gout juga bisa dipicu oleh kondisi seperti
cedera dan infeksi.hal tersebut dapat menjadi potensi memicu asam urat.
independen untuk gout. Aspirin memiliki 2 mekanisme kerja pada asam urat,
yaitu: dosis rendah menghambat ekskresi asam urat dan meningkatkan kadar
asam urat, sedangkan dosis tinggi (> 3000 mg / hari) adalah uricosurik.
e. Jenis Kelamin
perempuan pada semua kelompok umur, meskipun rasio jenis kelamin laki-
laki dan perempuan sama pada usia lanjut. Dalam Kesehatan dan Gizi Ujian
keseluruhan berkisar antara 7:1 dan 9:1. Dalam populasi managed care di
Amerika Serikat, rasio jenis kelamin pasien laki-laki dan perempuan dengan
gout adalah 4:1 pada mereka yang lebih muda dari 65 tahun, dan 3:1 pada
mereka lima puluh enam persen lebih dari 65 tahun. Pada pasien perempuan
yang lebih tua dari 60 tahun dengan keluhan sendi datang ke dokter
didiagnosa sebagai gout, dan proporsi dapat melebihi 50% pada mereka yang
10
f. Diet tinggi purin
bagian dari kolesterol, trigliserida dan LDL disebabkan oleh asupan makanan
4. Patofisiologi
Dalam keadaan normal, kadar asam urat di dalam darah pada pria
dewasa kurang dari 7 mg/dl, dan pada wanita kurang dari 6 mg/dl. Apabila
konsentrasi asam urat dalam serum lebih besar dari 7 mg/dl dapat
mendadak kadar asam urat dalam serum. Jika kristal asam urat mengendap
dalam sendi, akan terjadi respon inflamasi dan diteruskan dengan terjadinya
perifer tubuh seperti ibu jari kaki, tangan dan telinga. Akibat penumpukan
pernah mendapat serangan akut. Dengan demikian, gout dapat timbul pada
temperatur lebih rendah pada sendi perifer seperti kaki dan tangan, dapat
11
menjelaskan mengapa kristal monosodium urat diendapkan pada kedua
Gambar 1
Pathway gout
arthritis
5. Manifestasi Klinis
4 tahapan, yaitu:
laki- laki, dan setelah 60 tahun pada perempuan. Onset sebelum 25 tahun
12
manifestasi adanya
13
gangguan enzimatik spesifik, penyakit ginjal atau penggunaan siklosporin.
predileksi MTP-1 yang biasa disebut podagra. Gejala yang muncul sangat
khas, yaitu radang sendi yang sangat akut dan timbul sangat cepat dalam
waktu singkat. Pasien tidur tanpa ada gejala apapun, kemudian bangun tidur
terasa sakit yang hebat dan tidak dapat berjalan. Keluhan monoartikuler
berupa nyeri, bengkak, merah dan hangat, disertai keluhan sistemik berupa
setelah beberapa jam bahkan tanpa terapi sekalipun. Pada perjalanan penyakit
tangan/kaki, lutut dan siku, atau bahkan beberapa sendi sekaligus. Serangan
menjadi lebih lama durasinya, dengan interval serangan yang lebih singkat,
Pada tahap ini penderita dalam keadaan sehat selama rentang waktu
rentang waktu pada tahap ini menyebabkan seseorang lupa bahwa dirinya
pertama kali yang dialami tidak ada hubungannya dengan penyakit gout
arthritis.
14
c. Tahap 3 (Tahap Gout Artritis Akut Intermitten)
gejala, maka penderita akan memasuki tahap ini yang ditandai dengan
serangan artritis yang khas seperti diatas. Selanjutnya penderita akan sering
mendapat serangan (kambuh) yang jarak antara serangan yang satu dengan
serangan berikutnya makin lama makin rapat dan lama serangan makin lama
makin panjang, dan jumlah sendi yang terserang makin banyak. Misalnya
seseorang yang semula hanya kambuh setiap setahun sekali, namun bila tidak
berobat dengan benar dan teratur, maka serangan akan makin sering terjadi
biasanya tiap 6 bulan, tiap 3 bulan dan seterusnya, hingga pada suatu saat
penderita akan mendapat serangan setiap hari dan semakin banyak sendi yang
terserang.
Tahap ini terjadi bila penderita telah menderita sakit selama 10 tahun
atau lebih. Pada tahap ini akan terbentuk benjolan-benjolan disekitar sendi
yang sering meradang yang disebut sebagai Thopi. Thopi ini berupa benjolan
keras yang berisi serbuk seperti kapur yang merupakan deposit dari kristal
monosodium urat. Thopi ini akan mengakibatkan kerusakan pada sendi dan
tulang disekitarnya. Bila ukuran thopi semakin besar dan banyak akan
6. Penatalaksanaan
dini agar tidak terjadi kerusakan sendi ataupun komplikasi lain. Pengobatan
15
peradangan dengan obat-obat, antara lain: kolkisin, obat antiinflamasi
arthritis seperti alupurinol atau obat urikosurik tidak dapat diberikan pada
stadium akut. Namun, pada pasien yang secara rutin telah mengkonsumsi
asam urat dilakukan dengan pemberian diet rendah purin dan pemakaian obat
7. Komplikasi
severe degenerative arthritis, infeksi sekunder, batu ginjal dan fraktur pada
sendi. Sitokin, kemokin, protease, dan oksidan yang berperan dalam proses
resiko terjadinya batu ginjal. Penderita dengan gout arthritis membentuk batu
ginjal karena urin memilki pH rendah yang mendukung terjadinya asam urat
16
B. Ketidakpatuhan diet
1. Pengertian ketidakpatuhan
Ketidakpatuhan adalah perilaku individu dan atau pemberi asuhan yang tidak
oleh individu (dan atau keluarga dan atau komunitas) serta professional
keseluruhan atau sebagian dapat menyebabkan hasil akhir yang tidak efektif
2. Penyebab ketidakpatuhan
17
g. Ketidakadekuatan pemahaman (sekunder akibat defisit kognitif,
motivasi).
tentang imstruksi yang diberikan padanya. Hal ini diakibatkan oleh kegagalan
diingat klien.
b. Kualitas interaksi
menentukan nilai keyakinan dan nilai kesehatan individu serta dapat juga
18
ketidakpatuhan.
19
Mereka menggunakan kegunaan model tersebut dalam sebuah penelitian
kronis,
50 orang dengan gagal ginjal kronis tahap akhir yang harus mematuhi
regimen pengobatan.
a. Mengembangkan tujuan dari kepatuhan itu sendiri banyak dari klien yang
serta paksaan dari tenaga kesehatan yang menghasilkan efek negatif pada
klien sehingga awal mula klien mempunyai sikap patuh bisa berubah menjadi
tidak patuh.
b. Perilaku sehat
diri dan penghargaan terhadap diri sendiri harus dilakukan dengan kesadaran
waktu, motivasi dan uang merupakan faktor penting dalam kepatuhan klien.
asam urat dalam darah dan urin. Diet penyakit gout arthritis adalah:
gangguan asam urat yang kelebihan berat badan, berat badannya harus
kalori yang terlalu sedikit juga bisa meningkatkan kadar asam urat karena
adanya badan keton yang akan mengurangi pengeluaran asam urat melalui
urine.
b. Protein cukup
Protein yaitu 1,0-1,2 g/kg BB atau 10-15% dari kebutuhan energi total
21
meningkatkan kadar asam urat dalam darah. Sumber makanan yang
mengandung protein hewani dalam jumlah yang tinggi, misalnya hati, ginjal,
otak dan limpa. Asupan protein yang dianjurkan adalah sebesar 50-70 g/hari
atau 0.8-1 g/kg berat badan/hari. Sumber protein yang disarankan adalah
asam urat harus melakukan diet bebas purin. Namun, karena hampir semua
membatasi asupan purin menjadi 100-150 mg purin per hari (diet normal
d. Lemak sedang
total. Lemak berlebih dapat menghambat pengeluaran asam urat atau purin
melalui urin. Konsumsi lemak sebaiknya sebanyak 15% dari total kalori.
nasi, singkong, roti dan ubi sangat baik dikonsumsi oleh pasien gangguan
asam urat karena akan meningkatkan pengeluaran asam urat melalui urine.
Konsumsi karbohidrat kompleks ini sebaiknya tidak kurang dari 100 gram per
22
hari. Karbohidrat sederhana jenis fruktosa seperti gula, permen, arum manis,
diuretik karena kaya air, seperti jambu air, blewah, melon dan semangka.
mengatasi penyakit asam urat, seperti daun salam, sidaguri, sirsak, labu siam,
menjadi 3, yakni sumber makanan yang mengandung purin tinggi, sedang dan
tubuh kita. Namun, jika jumlahnya melebihi batas normalnya, maka akan
asam urat. Sumber makanan yang termasuk berkadar purin tinggi bisa dilihat
23
Tabel 1
Sumber makanan yang mengandung purin tinggi
Sumber makanan Kadar purin (mg/100 gram)
1 2
Teobromin (kafein, coklat) 2.300
Limpa kambing 773
Hati sapi 554
Ikan sarden 480
Jamur kuping 448
Limpa sapi 444
Daun melinjo 366
Paru sapi 339
Bayam, kangkung 290
Ginjal sapi 269
Jantung sapi 256
Hati ayam 243
Jantungkambing/domba 241
Ikan teri 239
Udang 234
Biji melinjo 222
Daging kuda 200
Kedelai dan kacang-kacangan 190
Dada ayam dengan kulitnya 175
Daging ayam 169
Daging angsa 165
Lidah sapi 160
Ikan kakap 160
Tempe 141
Daging bebek 138
Kerang 136
Udang Lobster 118
Tahu 108
24
Selain yang tertera pada tabel tersebut, sumber makanan dan minuman
yang juga mengandung purin tinggi diantaranya adalah berikut ini: jeroan,
kaldu atau ekstrak daging, soft Drink atau minuman bersoda, minuman
beralkohol, es krim, ikan kering, ikan tuna, salmon, ikan kembung dan aneka
purin sedang. Kadar purin dalam makanan terkategori sedang jika jumlahnya
berkisar antara 9-100 mg/100 gram. Penderita asam urat sebenarnya boleh
jumlahnya harus dibatasi dan tidak boleh melebihi batas yang diizinkan (100-
150 mg/hari). Untuk daging pun sebaiknya konsumsi per harinya berkisar
antara 1 hingga 1,5 potong. Sementara itu, sayuran sekitar satu mangkok (100
melebihi batas yang dianjurkan akan menaikan kadar asam urat di dalam
darah. Sumber makanan yang mengandung purin sedang yaitu: daging dan
ikan (kecuali jenis daging dan ikan yang sudah disebutkan dalam kelompok
purin rendah. Kadar purin dalam makanan yang terkategori rendah jika
jumlahnya kurang dari 9 mg. Penderita asam urat tidak perlu khawatir
25
makanan berpurin rendah bisa dikonsumsi setiap hari karena tidak beresiko
meningkatkan kadar asam urat dalam darah. Berikut ini daftar sumber
makanan yang mengandung purin rendah yaitu: nasi, ubi, roti, singkong,
(Noormindhawati L, 2014).
Ketidakpatuhan Diet
1. Pengkajian keperawatan
bertujuan untuk menentukan status kesehatan dan fungsional pada saat ini dan
waktu sebelumnya, serta untuk menentukan pola respon pasien saat ini dan
seorang perawat harus menggali informasi secara terus menerus dari pasien
2008)
pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga. Salah satu
metode ialah perawat menggunakan bahasa ibu (yang digunakan setiap hari)
atau bahasa daerah. Hal ini akan menghilangkan sesuatu yang terlalu formal
dan kaku sehingga dapat terjadi kedekatan antara keluarga dan perawat.
a. Pengumpulan data
dan rekan. Pasien adalah sumber informasi primer, sumber data yang asli.
26
Sumber informasi sekunder terdiri dari data yang sudah ada atau dari orang
yang diinginkan. Terdapat dua tipe data pada saat pengkajian yaitu data
subjektif dan data objektif. Data subjektif adalah data yang didapatkan dari
pasien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian. Informasi
tersebut tidak dapat ditentukan oleh perawat secara independen, tetapi melalui
suatu interaksi atau komunikasi. Data subjektif sering didapatkan dari riwayat
keluarga, konsultan, dan tenaga kesehatan lainnya juga dapat sebagai data
dan touch atau taste) selama pemeriksaan fisik. Menurut Muttaqin (2010)
1) Anamnesis
bagimana penangan
27
yang sudah dilakukan. Persepsi dan harapan pasien sehubungan dengan
kesehatan dan pengkajian riwayat kesehatan masa lampau dan saat ini.
pertolongan.
28
(3) Riwayat keluarga.
2. Pemeriksaan fisik.
sistem dimulai dari kepala ke ujung kaki dapat lebih mudah dilakukan pada
kondisi klinik. Pada pemeriksaan fisik diperlukan empat modalitas dasar yang
bagian tubuh untuk mendeteksi karakteristik normal atau tanda fisik yang
diusahakan dalam keadaan santai sehingga tidak terjadi ketegangan otot yang
29
dengan melibatkan pengetukan tubuh dengan ujung-ujung jari guna
2. Diagnosa keperawatan
tinjauan literatur yang berkaitan, catatan medis pasien masa lalu dan
bergantung pada akses dan pengetahuan pasien tentang sumber (Taylor &
Ralph, 2013).
30
3. Intervensi Keperawatan
meliputi meletakkan pusat tujuan pada pasien, menetapkan hasil yang ingin
dicapai, dan memilih intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan (Potter &
Perry, 2010)
Tabel 2
31
1 2 3 4
4. Implementasi Keperawatan
diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan
32
keperawatan dilakukan dan diselesaiakan. Dalam teori, implementasi dari
Perry, 2010).
5. Evaluasi Keperawatan
33
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
PADA Ny.W DENGAN ASAM URAT
1. IDENTITAS
Nama : Ny .W
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 66 Tahun
Tempat/ tgl lahir : Jakarta, 20-02-1957
Suku : Jawa
Alamat : Lenteng Agung RT 02/ RW 032
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Status Perkawinan : Kawin
Tanggal Pengkajian : 09 Oktober 2023
IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama : Tn.”s”
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 40 Tahun
Suku : Jawa
Alamat : Lenteng Agung RT 02/ RW 032
Pendidikan : SMP
Hubungan dgn klien : Anak
2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Riwayat kesehatan utama :
Pasien menagatakan mengalami nyeri pada kakinya dan yang dominan nyeri adalah
kaki kiri
b. Riwayat kesehatan yang lalu :
Pasien dalam setahun ini tidak pernah mengalami sakit yang parah, tetapi hanya sakit
seperti demam batuk dan flu
c. Riwayat kesehatan keluarga :
Tidak ada riwayat kesehatan yang di alami keluarga pasien
34
3. AKTIVITAS / LATIHAN
Klien mengatakan aktivitas klien sehari hari dengan sendiri aktivitas sekitar rumah,
mandi, makan, minum obat klien bisa melakukan sendiri dengan pengawasan dan
sudah disiapkan.
Saat sakit : Ativitas klien dibantu sebagian oleh anaknya, jika saat nyeri kaki
istirahat dikasur
4. NUTRISI
Frekuensi makan yang di alami pasien yaitu sehari makan 3x sehari
Saat sakit : Nafsu makan Napsu makan pasien tidak seperti dulu rasanya hambar, Jenis
makanan seperti Nasi, sayur-sayuran, buah-buahan dan protein
5. ELIMINASI
Frekuensi BAK dalam 24 jam sebanyak 7-8 kali , Kebiasaan BAK malam hari:
Sering BAK pada pukul 12 malam, BAB dalam sehari 1x di waktu pagi hari,
Konsistensi Padat
Saat sakit : klien BAK sekitar 5 kali / hari BAK dan BAB bias sendiri
7. PENGKAJIAN
a. Keadaan umum: Klien tampak sehat tapi mengalami nyeri
(Kesadaran: Composmentis)
Nyeri : Klien mengeluh nyeri pada bagian kakinya
P : Klien mempunyai penyakit Asam Urat
Q : Klien mengatakan nyeri seperti di tusuk tusuk dan pegel
R : Pada bagian kaki ( dominan kaki kiri )
S : Skala nyeri 5
T : Klien mengatakan nyeri saat ada tekanan dan di buat jalan
35
b. Pengkajian Fisik
1. BB : 70 kg , TB : 155 cm ( IMT 19, 1 : Normal )
2. Kepala : bentuk simetris tidak ada kelainan, tidak ada jejas, warna rambut
hitam beruban
3. Mata : konjungtiva merah muda
4. Telinga : simetris, pendengaran kurang, telinga bersih
5. Hidung : penciuman kurang, tidak ada kelainan
6. Mulut : bersih, mukosa kering dan pucat, tidak ada kesulitan menelan,
bicara jelas tetapi pelan
7. Gigi : tidak lengkap, geraham tinggal 2
8. Leher : normal tidak ada pembesaran kelenjar, otot menelan lemah
9. Dada dan thorax: simetris, tidak ada masa pada paru, tidak ada nyeri dada
10. Abdomen : tidak ada nyeri tekan, bising usus lemah
11. Genitalia : tidak ada luka, normal
a. Sistem Kardiovaskuler
TTV awal masuk TD 134/70 N 80 X/Menit S, 36,5, spo2 98 %, saat pengkajian RR :
27x/menit, HR : 105x/menit, TD: 150/100
b. Sistem Respiratori
Klien mengatakan tidak mengeluh sesak, Dinding dada simetris, tidak ada bekas
luka, tidak ada lesi tidak ada retraksi dinding dada, gerakan nafas (Frekuensi, irama,
kedalaman) normal tidak adanya otot-otot bantu pernafasan
c. Integumen
Terdapat lesi, kulit pasien terlihat kering dan keriput, Tidak terlihat adanya ulkus
dekubitus.
d. Ektremitas
Klien mengatakan nyerin pada kakinya sebelah kiri, Klien mengatakan kaku
terkadang pada kakinya, Klien mengatakan kakinya saat digunkan jalan terasa nyeri,
Klien tampak bungkuk.
4 4
3 3
36
e. Hasil Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Ket
Asam Urat 15 mg/dl 2,5 – 7,0 mg/dl high
Hemoglobin 11,00 g/dl 13-18 low
Hematokrit 44 % 42-52
Eritrosit 4,12 4,70-6,10
Leukosit 8.000 5000-10.000
Trombosit 383.000 150.000-450.000
LED 0 0-15
Basofil 0 0-1
Eosinofil 2 0-3
Netrofil batang 1 0-6
Netrofil segmen 67 50-70 high
Limfosit 17 20-40 low
Monosit 6 2-8
MCV 89.20 82-92
MCH 30.10 27-31
MCHC 33,70 32-97
SGOT 14 <37
SGPT 6 0-40 <40
Ureum 42 10-50
Creatinin 1,20 0,70-1,50
Glukosa Sewaktu 125 70-180
Natrium darah 135,70 mEq/L 135-147
Kalium Darah 2,12 mEq/L 3,50-5,50 low
Chlorida 98, 14 mEq/L 95-111
f. Hasil penunjang
1. Rontgen Thorax tidak ada pembesaran jantung dan Paru
Kesan : Dalam batas Normal
8. Psikososial dan spiritual
Pasien menagatakan saat mengalami ada masalah selalu terbuka dan Menyelesaikan
dengan keluarga dan membicarakan dengan keluarga untuk mencari jalan keluar untuk
37
permasalahan tersebut, Pasien mengatakan selalu mengikuti acara di masyarkat, seperti
ikut ibu pkk, pengajian, maupun kegiatan RT, Pasien senang kalau lingkungnnya banyak
kegiatan dan saling akur satu sama laen, saling membantu. Dan lingkungnnya sangat aktif
dalam segala hal, Pasien Ibadah menjalankan sholat wajib 5 waktu, sholat tahajud, dan ikhtiar,
pasien ikut pengajian, AL-berjanji dan ikut yasinnan
Pada saat sakit : klien sekarang jarang mengikuti acara ibadah tersebut , akan tetapi pasien
tetap berusaha untuk datang
Keterangan penilaian :
a. 0-20 : ketergantungan
b. 21-61 : sangat ketergantungan
c. 62-90 : ketergantungan berat
d. 91-99 : ketergantungan ringan
e. 100 : mandiri
Interpretasi
a. Salah 0-3 : fungsi intelektual utuh
b. Salah 4-5 : fungsi intelektual kerusakan ringan
c. Salah 6-8 : fungsi intelektual kerusakan sedang
d. Salah 9-10 : fungsi intelektual kerusakan berat
Keterangan :
Tidak beresiko 0-24 : perawatan dasar
Resiko rendah 25-50 : pelaksanaan intervensi pencegahan standar
Resiko tinggi >50 : pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh resiko tinggi
10. Terapi
a. Natrium Diclofenat 2x 1 tablet
b. Prednison 2 x 1 Tablet
c. Alluperinol 3 x 1 Tab
d. KSR 3 X 1
RR : 27x/menit
HR : 105x/menit
TD: 150/100
Pasien mempunyai riwayat penyakit asam urat
DO :
Pasien hanya tidur 5 sampai 6 jam, pasien tampak
lelah , kantong mata pasien terlihat hitam dan sayu
RR : 27x/menit
HR : 105x/menit
TD: 150/100
kekuatan otot
4 4
3 3
Pengkajian fungsional barthel indeks total
35 tingkat ketergantungan sangat
ketergantungan
Kesadaran CM, GCS 15
TTV, RR : 26x/menit
HR : 105x/menit
TD: 149/100
kekuatan
otot
4 4
3 3
Pengkajian
fungsional
barthel
indeks total
35 tingkat Anjurkan tirah baring
45
meliputi lokasi, O:
karakteristik nyeri P : Klien mempunyai
Ajarkan prinsip- penyakit Asam Urat
prinsip manajemen Q: Klien mengatakan
nyeri dan teknik nyeri seperti di tusuk
nonfarmakologi tusuk dan pegel
(seperti hypnosis, R: Pada bagian kaki
relasksasi nafas ( dominan kaki kiri )
dalam, akupressur, S : Skala nyeri 3
sebelum nyeri terjadi T : Klien mengatakan
atau rasa nyeri nyeri saat ada tekanan
meningkat, dan di buat jalan
bersamaan dengan - Skala nyeri turun
tindakan penurunan menjadi 3
rasa nyeri lainnya) -Pasien tampak
menggali bersama mengerti saat disuruh
actor-faktor yang untuk melakukan
dapat menurunkan relaksasi nafas dalam
atau memperberat - TD :
nyeri RR : 26x/menit
mendorong pasien HR : 105x/menit
agar menerapkan TD: 149/100
tehnik relaksasi
untuk penurunan A: Masalah teratasi
nyeri ( nafas dalam, sebagian
mendengarkan P: intervensi di
music) lanjutkan
46
tidur/aktivitas pasien memahami tentang yang
-bantu untuk dijelaskan tentang pola
menghilangkan situasi tidur yang sehat
stress sebelum tidur o:pasien ada respon
-Ajarkan pasien balik saat diterangkan
bagaimana untk tentang tidur sehat dan
melakukan relaksasi otot bertanya tentang penkes
autogenic atau bentuk a: masalah teraatasi
non farmokologi lainnya p: intervensi dihentikan
untuk memancing tidur
-Ajarkan pasien dan
orang terdekat mengenai
faktor yang
berkontribusi terjadinya
gangguan pola tidur
-Pemberian Pendidikan
kesehatan tentang pola
tidur yang sehat
A : masalah belum
teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1-6
48