Tugas 1 Perkembangan Peserta Didik Anisa Fitri 859511393
Tugas 1 Perkembangan Peserta Didik Anisa Fitri 859511393
Teori Piaget mengemukakan bahwa seseorang dapat belajar secara mandiri dengan
melihat orang orang di sekelilingnya. Sedangkan, Vygotski berpendapat bahwa seseorang
harus ditunjang dengan interaksi sosial agar dapat berkembang. Adanya keterlibatan
seseorang dalam aktivitas sosial membuat bahasa dan kondisi diri seseorang berkembang.
Piaget dan Vygotski memiliki pendekatan pembelajaran yang berbeda. Piaget secara
rinci mengamati bagaimana pembelajaran pada anak anak berlangsung, tetapi ia tidak
menegaskan peran dari seorang pembina (tutor) atau guru (teacher). Disamping itu, teori
Vygotski tidak mengamati perkembangan mental nyata dan hanya membahas mengenai
perolehan – perolehan konsep/kemampuan baru. Keduanya berpikir bahwa selalu ada tugas
diluar jangkauan pembelajaran. Vygotski yakin dengan adanya bantuan dari pembimbiing
(mentor) tugas tugas tersebut dapat dilaksanakan. Sedangkan Piaget, tidak menyarankan
apapun mengenai permasalahan ini.
Maka dari itu, teori Vygotski sangat cocok apabila diterapkan ke dalam strategi
pengajaran. Di sisi lain, teori Piaget memberikan pilihan pada seorang individu untuk
menjelajahi dan mempelajari sesuatu secara mandiri tanpa adanya ketergantungan dari pihak
lain.
1. Organization
Kecenderungan untuk berpikir yang terdiri atas sistem – sistem yang mana bagiannya
digabungkan menjadi bentuk keseluruhan.
2. Adaptasi
Kecenderungan bawaan setiap organisme untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungan dan interaksi antara individu dengan lingkungan.
Adaptasi ada 2 jenis :
a. Asimilasi
Proses masuknya hal – hal baru yang dijumpai ke dalam ranah kognitif dan dicerna
berdasarkan pengetahuan yang sudah ada.
b. Akomodasi
Proses perubahan struktur kognitif karena adanya hal – hal baru yang muncul
dalam kehidupan, sehingga hal – hal tersebut bisa dianggap masuk akal.
Salah satu elemen dari teori Vygotski yaitu zone of proximal development (ZPD). ZPD
adalah celah antara apa yang anak dapat kerjakan secara mandiri dan apa yang dia tidak
dapat dikerjakan bahkan dengan bantuan seseorang (seperti orang dewasa atau teman
sebaya) yang lebih terampil dari dia.
Elemen kedua dari teori Vygotski yaitu Scaffolding. Scaffolding berarti mengubah tingkat
dukungan. Bantuan sementara yang diberikan oleh orangtua, guru atau orang yang lebih tua
yang diberikan kepada anak sampai anak itu mampu mengerjakan tugasnya sendiri.
Contoh perbedaan antara kedua teori ini dapat dilihat dalam pembelajaran
matematika. Menurut teori Piaget, anak akan melewati tahap-tahap perkembangan kognitif
yang berbeda dalam memahami konsep matematika. Misalnya, pada tahap praoperasional,
anak mungkin masih sulit memahami konsep bilangan abstrak seperti angka. Namun, ketika
anak memasuki tahap konkret operasional, mereka akan mampu memahami konsep bilangan
dan melakukan operasi matematika secara konkret.
Sementara itu, menurut teori Vygotsky, anak dapat belajar matematika melalui
interaksi dengan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih berpengalaman. Misalnya,
seorang anak yang sedang belajar menghitung dapat dibantu oleh seorang guru atau teman
sekelas yang sudah lebih mahir dalam matematika. Dalam interaksi ini, anak dapat mencapai
zona perkembangan proksimalnya dan mengembangkan pemahaman matematika yang lebih
baik.
Dengan demikian, perbedaan antara kedua teori ini terletak pada penekanan pada tahapan
perkembangan kognitif (Piaget) versus interaksi sosial dan penggunaan alat-alat budaya
(Vygotsky) dalam memahami perkembangan kognitif anak.