Oleh:
Dr. Happy Indira Dewi, S.T., M.T.
Untuk:
1
PAK DARMA
PERTEMUAN KE-
3
MAZHAB KONSTRUKTIVISME
Jean Piaget adalah ilmuwan dari Perancis, dia adalah pelopor Mazhab Konstruktivisme
yang berpendapat bahwa belajar dari dalam diri ('from within') memilih mana yang
bermakna. Penelitiannya dilakukan dengan cara melihat dan mengamati perubahan•
perubahan yang bersifat kualitatif selama proses perkembangan kognitif, terhadap anak•
anak yang tidak punya limpahan kasing sayang dari keluarga. Dia berhasil mengalihkan
perhatian masyarakat, yang awalnya hanya melihat belajar secara kuantitatif menjadi
kualitatif. Dalam perjalanannya teori ini mendapat kritik dari ilmuwan lainnya, seperti
Vigotsky dan Feuerstein. Kritik-kritik ini justru melengkapi teori konstruktivisme Piaget.
Pembahasan dimulai dengan mengutarakan terlebih dahulu teori Piaget, dan selanjutnya
mengutarakan kritik-kritik terhadap teori tersebut.
Pokok-pokok Pemikiran
Piaget
Beberapa pokok-pokok pemikiran Piaget adalah sebagai berikut, pertama Piaget
berpendapat bahwa seseorang pada dasamya dapat tumbuh, berkembang dan belajar dari
dalam dirinya (from within) inilah yang dinamakan konstruktivisme. Menurutnya,proses
belajar dari dalam dirinya ('from within') terjadi, karena manusia pada dasamya sudah
mempunyai pra konsep I konsep yang berupa skema, yang merupakan unit dasar dari
kognisi seseorang.
Kedua, Piaget membagi perkembangan kognisi manusia berdasarkan umur menjadi 4
tahap, yaitu sensori motorik ( 0-2 th),pre operasional (2-7 th), konkrit operasional (7-11
th) danformal operasional ( 11 th ke atas). Penjelasan dari penggolongan di atas adalah
sebagai berikut, pada tahap 'sensori motorik' ( 0-2 th), kemampuan anak terbatas pada
pengindraan rangsangan dan memberikan reaksi motoris. Piaget mengatakan pada tahap
ini kematangan (maturity) dan kesiapan (readiness) oleh lingkungan harus disesuaikan I
matching, kalau tidak matching akan terjadi 'mal-adjustment'. Lingkungan harus
mengadakan penyesuaian, menurut Piaget tidak mungkin anak usia 2 tahun bisa
membaca, dia butuh maturity dan readiness. Tahap 'pre operasional' (2-7 th),
perkembangan otak sangat sensitive melalui neuron-neuron sensoris dan motorik,
pendengaran, dan pengelihatan. Pada tahap ini akan terjadi interaksi antar neuron
yang cepat, apabila lingkungan mengambil peran. Seharusnya diusia ini ditandai
dengan kemampuan pemahaman yang terkait dengan peragaan-peragaan. Anak
sebaiknya harus paham secara kualitatif dan tidak abstrak. Bila mendapat lingkungan
yang baik, pada usia ini otak anak dapat berkembang secara optimal, dan terdapat
'jendela peluang bagi lingkungan' ('windows of opportunity'). Selanjutnya tahap
'konkret operasional' (7-11 th), adalah tahap dimana anak mempunyai kemampuan
pemahaman yang lebih nyata terkait peragaan pembelajaran. Anak-anak dapat berpikir
2
logis, namun masih cenderung konkret. Terakhir tahap 'formal operasional' ( 11 th ke
atas), menurut Piaget berkembang di atas umur 11
3
tahun. Pada masa operasional formal, anak-anak mulai dapat berpikir logis seperti orang
dewasa. Pada tahap ini anak dapat berpikir dari tingkat memori, pemahaman, sintesa•
evaluasi dan kreatif.
Ketiga, dalam mendiskrepsikan ke-4 tahap tersebut, Piaget menandai
adanya
perkembangan kualitatif yang berkaitan dengan kematangan (maturity) dan kesiapan
(readiness) yang menjadi kunci keberhasilan belajar.
Kelima, perkembangan struktur kognisi anak tergantung perubahan secara kualitatif,
dan tidak bisa berubah sesuai dengan ke-4 pentahapan tersebut.
5
Structural Cognitive Modifisibility (SCM) adalah kemungkinan perkembangan
positif bukan remediation tetapi perubahan of a structural nature (perubahan struktur
kognitif yang natural). Perubahan SCM terjadi melalui berbagai pengalaman belajar,
menggunakan sample orang yang kemampuan pemahamannya rendah ( low functional
adolescent). Pada anak-anak ini pengetahuan belajar dan apa yang terbaik dalam dirinya
belum tergali (learning potensial) dan kapasitas pembelajarannya (untapped capacity
of learner) juga belum tergali. Modifiability tidak tergantung umur/tingkat
perkembangan, namun lingkungan juga tidak sepenuhnya mempengaruhi,
ada kemungkinan perkembangan menjadi positif kalau terdapat pembelajaran yang
lebih baik.
KETENTUAN
Ppt dikerjakan bahan wajib dari modul ibu uraian ...... (Dewi, 2023: hal.5) misalnya
kotak warna hitam. Kemudian buat tanda informasi yg mendukung modul ibu,
sumber dari buku tanda mis kotak warna merah (beri info semua sumbernya) dgn
APA style mis uraian..... (Nurjannah, 2023: hal.4). Jurnal Sinta kotak warna biru.
Jurnal internasional kotak warna hijau.
40
Mis.info dari modul gaya belajar.... (Dewi, 2023: hal.9). Lalu dari buku....(...). Lalu
dari jurnal Sinta jurnal Scopus dsb.
JURNAL INTERNASIONAL
Teori konstruktivisme kognitif dan sosial didasarkan pada epistemologi yang agak
mirip tetapi berbeda dalam sejauh mana interaksi sosial dipandang mempengaruhi
perkembangan kognitif individu. Piaget, mewakili pandangan konstruktivisme
kognitif, menyoroti Konstruksi pengetahuan individu sebagai respons terhadap
interaksi di dunia fisik, namun memandang Keutamaan perkembangan kognitif
individu sebagai tindakan yang relatif menyendiri dan terlepas dari konteks sosial
(Russel, 1993).
Berikut ini adalah beberapa konsep kunci dalam mazhab konstruktivisme dalam
proses pembelajaran:
42
1. Siswa adalah agen aktif dalam proses pembelajaran. Mereka tidak hanya
menerima informasi, tetapi juga terlibat dalam membangun pengetahuan
melalui interaksi dengan materi pembelajaran dan pengalaman pribadi.
Komentar kelompok 2
UTS
43
Lokakarya masing-masing kelompok eksplor permasalahan yang ada sesuai dengan
lingkungan kerja masing-masing
44