Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR

RUPA DARAH SECARA MAKROSKOPIS DAN


MIKROSKOPIS SEBELUM DAN SESUDAH HAEMOLISIS
PADA IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus)

OLEH:
APRI HANDIKA PRATAMA
2204134572
BUDIDAYA PERAIRAN C
KAMIS/10:30-12:30
KELOMPOK 8
HARIFA NASUTION S.Pi, M.Si

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN


LABORATORIUM BIOLOGI PERAIRAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2023
i

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah dan tuhan semesta alam, karena atas rahmat nya lah
laporan praktikum “Rupa Darah Secara Makroskopis dan Mikroskopis Sebelum
dan Sesudah Haemolisis pada Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus)” ini dapat
terselesaikan. Laporan ini disusun dengan tujuan untuk menyelesaikan tugas
praktikum mata kuliah Fisiologi Hewan Air.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan praktikum ini jauh dari
kata sempurna dan tidak dapat disusun tanpa bantuan banyak pihak. Karena itu
penulis mengucapkan terima kasih atas kepada para asisten laboratorium dan
teman teman yang membantu dalam menyelesaikan laporan praktikum ini.
Laporan praktikum ini masih dalam tahap perkembangan dan belum
sempurna karena keterbatasan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh sebab itu,
penulis mengharapkan semua kritik dan saran yang membangun agar penulis bisa
mengevaluasi laporan guna memperbaiki laporan selanjutnya. Semoga laporan
yang penulis buat ini bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan bagi pembaca
serta memberi wawasan yang lebih luas lagi.

Pekanbaru, Maret 2024

Apri Handika Pratama


ii

DAFTAR ISI

Isi Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................. iii
DAFTAR TABEL...................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. v
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang................................................................................... 1
1.2. Tujuan Praktikum.............................................................................. 2
1.3. Manfaat Praktikum............................................................................ 2
II. METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat......................................................................... 3
3.2. Alat................................................................................................. 3
3.3. Bahan............................................................................................. 3
3.4. Metode Praktikum.......................................................................... 4
3.5. Prosedur Praktikum........................................................................ 4
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil............................................................................................... 5
4.1.1. Klasifikasi Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus)............. 5
4.1.2. Pengamatan Darah Pada Tabung Reaksi............................. 5
4.1.3. Bentuk Darah dari Mikroskop............................................. 6
4.2. Pembahasan.................................................................................... 8
4.1.3. Pengamatan Darah Pada Tabung Reaksi............................. 8
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan...................................................................................... 10
5.2. Saran................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus).................................................... 5


2. Hasil pengamatan tabung A..................................................................... 6
3. Hasil pengamatan tabung B..................................................................... 6
4. Hasil pengamatan tabung C..................................................................... 7
5. Hasil pengamatan tabung D..................................................................... 7
6. Hasil pengamatan tabung E...................................................................... 8
iv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1. Alat selama praktikum............................................................................. 3
2. Bahan selama praktikum.......................................................................... 3
3. Perlakuan darah pada 5 keadaan berbeda................................................ 5
v

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. Alat Yang Digunakan............................................................................... 13
2. Bahan Yang Digunakan........................................................................... 14
3. Foto Selama Praktikum............................................................................ 15
1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Ikan adalah makhluk hidup yang menghabiskan sebagian atau seluruh
hidupnya di dalam air. Ikan merupakan hewan bertulang belakang, bernapas
dengan insang, mempunyai sirip, hewan berdarah dingin yang sebagian besar
hidupnya di perairan. Ada beberapa cabang yang mempelajari tentang ikan, yaitu
fisiologi hewan air yang mempelajari tentang fungsi tubuh hewan air pada
khususnya, baik secara normal dengan berbagai gejala yang ada dan
pengaturannya atas segala fungsi dalam sistem tersebut (Fitria et al., 2019).
Setiap organ tubuh ikan memiliki fungsinya tersendiri, seperti darah yang
memiliki fungsi untuk memasok oksigen keseluruh daerah tubuh. Darah adalah
suatu jaringan yang bersifat cair Darah terdiri dari sel-sel dan frakmen-frakmen
yang terdapat secara bebas dalam medium yang bersifat seperti air. Sel-sel dan
frakmen-frakmen sel merupakan unsur-unsur darah. Sel-sel ini cukup besar
sehingga dapat diamati dengan mikroskop biasa. Sel darah merah atau eritrosit
pada ikan memiliki inti, bewarna merah kekuningan. Sel darah merah dewasa
berbentuk lonjong, kecil dan berdiameter 7-36 mikron bergantung kepada spesies
ikannya. Jumlah eritrosit tiap-tiap mm3 darah berkisar antara 20.000-3.000.000.
pangangkutan oksigen dalam darah bergantung kepada jumlah hemoglobin yang
terdapat didalamnya (Viernanda et al., 2018).
Kondisi darah menjadi faktor apakah ikan itu sehat atau tidak. Pada sel
darah merah memiliki ketahanan osmotik tergantung dari beberapa perlakuan.
perlakuan tersebut seperti dengan menggabungkan darah dengan aquades, NaCl,
aquades dengan NaCl, dan NaCl dan aquades (Witeska et al., 2022).
Sel darah merah dapat dilihat secara makroskopis dan mikroskopis dengan
mikroskop biasa. Dalam pengamatan darah tentunya harus memahami anatomi
makroskopis dan mikroskopis untuk memahami tentang berbagai bentuk sel darah
dalam kondisi sebelum dan sesudah haemolisis (Pramono et al., 2020). Oleh
karena itu, laporan ini akan membahas tentang rupa darah secara makroskopis dan
mikroskopis sebelum dan sesudah haemolisis, dan menentukan bentuknya setelah
diberi berbagai perlakuan yang berbeda.
2

1.2. Tujuan Praktikum


Tujuan dari praktikum ini untuk mengetahui bagaimana cara penyuntikan
ikan yang benar, menentukan warna dari beberapa perlakuan yang berbeda, dan
mampu mengetahui bentuknya pada mikroskop.
1.3. Manfaat Praktikum
Manfaat dari praktikum ini ialah dapat mengetahui cara penyuntikan ikan
yang benar, menentukan warna dari beberapa perlakuan yang berbeda, dan
mampu mengetahui bentuknya pada mikroskop.
5

II. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat


Proses pelaksanaan praktikum ini dilakukan pada hari Rabu tanggal 13
Maret 2024 pukul 10.30– 12.30 WIB. Bertempat di Laboratorium Biologi
Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau.
3.2. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum yaitu :
Tabel 1. Alat selama praktikum
No. Nama Alat Kegunaan
1 Buku penuntun praktikum Sebagai penuntun dalam melakukan
fisiologi hewan air praktikum.
2 Buku gambar Sebagai media untuk menggambar
sketsa dan keterangan praktikum.
Alat tulis Untuk menuliskan hasil praktikum
3 Nampan Sebagai wadah ikan
4 Jarum suntik Untuk mengambil darah
5 Tabung reaksi Sebagai tempat sampel bahan
6 Pipet tetes Untuk mengambil sampel bahan
7 Serbet Sebagai penutup kepala ikan
8 Tisu Untuk mengelap bahan
9 Objek glass Untuk meletakkan bahan yang akan
diamati
10 Mikroskop Untuk mengamati sampel bahan

3.3. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum yaitu :
Tabel 2. Bahan selama praktikum
No. Nama Bahan Kegunaan
1 Lele dumbo (Clarias gariepinus) Objek praktikum
2 Es batu Untuk membius ikan
3 Darah ikan Objek yang diamati
4 EDTA Mencegah pembekuan darah
5 Aquades Untuk dicampur ke darah
6 NaCl Untuk dicampur ke darah
7 Ethanol murni Mengawetkan sampel darah
8 Pewarna giemsa Untuk mewarnai darah
6

3.4. Metode Praktikum


Metode yang digunakan pada praktikum ini ialah metode langsung dimana
objek diteliti dan diamati secara langsung oleh praktikan guna diambil datanya
sesuai dengan tuntunan yang terdapat didalam buku penuntun praktikum.
3.5. Prosedur Praktikum
Adapun prosedur yang digunakan, dijelaskan sebagai berikut:
1. Melakukan persiapan alat dan bahan.
2. Membius ikan lele dengan menggunakan es batu yang di masukkan ke dalam
wadah dan ditunggu hingga ikan pingsan.
3. Membasahi jarum suntik dengan EDTA 10% agar darah tidak membeku.
4. Mengambil darah ikan sebanyak 3ml untuk 3 tabung berbeda.
5. Darah diambil dari anus, tarik garis bayangan ke dorsal dan tepat di bawah
linea lateralis dengan kemiringan sudut penyuntikan 45 derajat.
6. Sebelum itu memberikan cairan pada masing-masing tabung reaksi, pada
tabung A tambahkan 1 cc aquades, tabung B 1 cc NaCl 3%, tabung C tidak
ditambahkan apapun, tabung dikocok dan diamati selama 5 menit perubahan
apa yang terjadi secara bertahap.
7. Setelah mengamati perubahan pada tabung sampel A, B, dan C, dilanjutkan
dengan membuat sampe D dan E dari sampel A dan B, pada tabung A aqudes
diisi dengan NaCl 3% (sampel D) dan pada tabung B NaCl 3% diis dengan
aquades (sampel E).
8. Ambil sampel darah sebanyak satu tetes dengan pipet tetes untuk setiap
perlakuan untuk diletakkan pada preparat ulas, dengan cara pengambilan.
9. Ambil 1 tetes darah, letakkan diujung objek glass, ambil objek glass lain,
sentuh ujung darah dengan ujung objek glass, tunggu hingga menyebar, lalu
tarik objek glass dengan sudut 45 derajat.
10. Preparat dikeringkan selama 5 menit.
11. Dicelup ethanol murni dan dikeringkan sekitar 5 menit.
12. Dicelup lagi dalam larutan giemsa dan dikeringkan sekitar 5 menit.
13. Preparat dicelup ke air bersih dengan dicelup-celup hingga kelebihan pewarna
giemsa bersih, lalu dikeringkan.
14. Amati bentuk inti serta kondisi sitoplasma sel darah pada mikroskop.
15. Gambar, buat hasil, dan kesimpulannya di buku gambar.
7

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Berdasarkan praktikum yang dilaksanakan, didapatkan hasil dari analisis
secara makroskopis dan mikroskopis sebelum dan sesudah haemolisis.
4.2.1. Klasifikasi Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus)

Gambar 1. Lele Dumbo (Clarias gariepinus)


Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Actinopterygii
Ordo: Siluriformes
Famili: Clariidae
Genus: Clarias
Spesies: Clarias gariepinus

4.2.2. Pengamatan Darah Pada Tabung Reaksi


Didapatkan hasil pengamatan darah pada tabung reaksi selama 5 menit
sebagai berikut:
Tabel 3. Perlakuan darah pada 5 keadaan berbeda
No. Perlakuan Keterangan
1 Tabung A: Warna merah pekat atau maroon,
Aquades dengan tekstur cair
2 Tabung B: Warna merah muda keorenan dengan
NaCl 3% tekstur agak kental
3 Tabung C: Warna merah darah, tidak ada
Darah Murni perubahan atau normal
4 Tabung D: Warna merah bening, dengan tekstur
Aquades + NaCl 3% cair
5 Tabung E: Warna merah terang, dengan tekstur,
NaCl 3% + Aquades agak kental
8

4.2.3. Bentuk Darah dari Mikroskop


Berikut adalah pengamatan preparat darah dari mikroskop:
1. Preparat Darah + Aquades

Gambar 2. Hasil pengamatan tabung A


Terjadi proses hemolisis (pecahnya sel darah merah) karena perbedaan
konsentrasi darah dengan aquades dengan memudarnya warna merah, karena
hemoglobin keluar dari eritrositnya. Sehingga darah dapat menembus cahaya.

2. Preparat Darah + NaCl 3%

Gambar 3. Hasil pengamatan tabung B


Terjadi proses pengerutan (krenasi), dimana sel darah merah akan keluar
dari membran plasma yang selalu menyelimutinya karena pelarut di dalam sel
darah merah akan keluar dari sel tersebut. Sehingga darah tidak dapat menembus
cahaya.
9

3. Preparat Darah Murni

Gambar 4. Hasil pengamatan tabung C


Sel darah tanpa perlakuan apapun memiliki sifat yang kental dan tidak dapat
tembus cahaya.

4. Preparat Darah + Aquades + NaCl 3%

Gambar 5. Hasil pengamatan tabung D


Sampel A (menjadi sampel D) aquades yang ditambah NaCl 3% yang
terjadi proses hemolisis (pecahnya sel darah merah), mengalami pengerutan.
Sehingga darah tidak dapat menembus cahaya.
10

5. Preparat Darah + NaCl 3% + Aquades

Gambar 5. Hasil pengamatan tabung E


Sampel B (menjadi sampel E) NaCl 3% sebelumnya mengalami pengerutan
(krenasi), kemudian aquades ditambahkan ke sel darah sehingga terjadi proses
hemolisis (pecahnya sel darah merah). Sehingga darah tidak dapat menembus
cahaya.
4.2. Pembahasan
4.2.1. Pengamatan Darah Pada Tabung Reaksi
Sel darah umumnya tidak bisa menembus cahaya, disebabkan karena sifat
optik eritrosit yang terdapat dalam darah. Jika sel-sel ini dilarutkan dalam suatu
cairan yang bebeda konsentrasi garamnya atau jika sel-sel ini membengkak karena
proses difusi atau osmosis (Abdel-Hay et al., 2021).
1. Tabung A
Darah yang ditambahkan aquades mengalami hemolisis. Aquades
merupakan cairan hipotonik yang menyebabkan konsentrai darah menjadi lebih
tinggi daripada konsentrasi aquades, sehingga aquades masuk ke sel darah merah
tersebut sampai konsentrasinya seimbang. Darah yang diberi aquades terlihat
pekat warna merahnya, karena hemoglobin keluar dari eritrositnya (Pangesti et al.,
2021).
2. Tabung B
Darah yang ditambahkan NaCl 3% mengalami krenasi. NaCl 3% merupakan
cairan hipertonis, dimana cairan dari sel darah merah akan keluar dari membran
plasma yang selalu menyelimutinya karena pelarut di dalam sel darah merah akan
11

keluar dari sel tersebut. Darah yang diberi NaCl terlihat memudar warna
merahnya, dan tidak tembus cahaya (Yuniastutik, 2021).
3. Tabung D
Darah pada Tabung A yang ditambahkan aquades + NaCl 3% mengalami
hemolisis lalu mengalami krenasi karena penambahan NaCl. Pertama sel darah
dalam darah akan keluar dan digantikan aquades karena hemolisis, kemudian
cairan dalam darah akan keluar karena mengalami pengerutan akibat dari NaCl.
Darah terlihat memudar warna merahnya dan tidak tembus cahaya (Pramono et
al., 2020).
4. Tabung E
Darah pada Tabung B yang ditambahkan NaCl + aquades 3 % mengalami
krenasi lalu mengalami hemolisis karena penambahan aquades. Pertama sel darah
dalam darah akan mengkerut, sel darah dalam darah akan keluar dan digantikan
aquades karena hemolisis. Darah terlihat memudar warna merahnya dan tembus
cahaya (Pramono et al., 2020).
5. Tabung C
Sel darah tanpa perlakuan apapun memiliki sifat yang kental dan tidak
dapat tembus cahaya (Fitria et al., 2019).
12

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Pemberian zat atau cairan yang berbeda-beda pada darah dapat
mempengaruhi sifat tembus cahaya pada darah. Sel darah yang diberikan aquades
akan mengalami hiportonis hingga bisa menembus cahaya dan sel darah yang
ditambah NaCl akan mengalami osmosis hingga tidak dapat menembus cahaya.
Sedangkan pada darah yang tidak diberikan perlakuan apapun, hanya akan
mengering seiring waktu dan tidak menembus cahaya. Pada perlakuan berbeda,
yaitu darah yang dicampur aquades+NaCl akan mengalami hemolisis atau sel
dalam darah keluar dan digantikan oleh cairan aquades, lalu akan mengkerut
karena penambahan NaCl, begitupula sebaliknya.

5.2. Saran
Terdapat beberapa kendala saat mengamati darah pada mikroskop, karena
pada perbesaran tertinggi, inti sel darah tidak dapat terlihat dengan jelas
bentuknya. Seharusnya mikroskop harus ditingkatkan ke versi yang lebih bagus
lagi.
13

DAFTAR PUSTAKA

Abdel-Hay, M.,1, Elsawy, M. Y., Emam, W., Eltras, W. F., Mohamed, R. A.


(2021). Haematological And Biochemical Blood Profile Of African
Catfish (Clarias gariepinus) Cultured In Ponds Of Different Water Depth
And Fed Sinking Versus Floating Diet. Journal Biotechnology in Animal
Husbandry 37(2), 117-126.
Fitria, N., Tjong, D. H., & Zakaria, I. J. (2019) Fisiologis Darah Ikan Baung
(Hemibagrus nemurus Blkr.). Jurnal Metamorfosa, 6(1), 33-38.
Pangesti, I., Nugroho, Y., & Nurwahidah, A. (2021). Identifikasi Faktor Nutrisi
Terhadap Potensi Anemia Di Wilayah Cilacap. Pharmaqueous: Jurnal
Ilmiah Kefarmasian, 3(2), 6-11.
Pramono, T. B., Yudhistira, C. B., & Sukardi, P. (2020). Efektivitas infusum daun
durian (Durio zibethinus) sebagai anestesi alami ikan Lele (Clarias
gariepinus). Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik, 4(1), 69-80.
Viernanda, R., Andriani, Y., & Subhan, R. U. (2018). Efektivitas Penambahan
Spirullina platensis sebagai Sumber Immunostimulan Dalam Pakan Ikan
Koi (Cyprinus carpio). Jurnal Perikanan dan Kelautan, 9(2), 64, 71.
Witeska, M., Kondera, E., Ługowska, K., Bojarski, B. (2022). Aquaculture 547
(2022) 737498 Hematological methods in fish – Not only for beginners.
journal homepage: www.elsevier.com/locate/aquaculture.
Yuniastutik, T. (2021). Observasi Waktu Maksimal Penyimpanan Darah terhadap
Nilai Hematokrit Ikan Lele (Clarias sp.). Jurnal Temapela, 4(2), 45-50.
14

LAMPIRAN
15

Lampiran 1. Alat Yang Digunakan

Alat Tulis Buku Penuntun

Buku Gambar Nampan

Jarum Suntik Objek Glass / Preparat


16

Tabung Reaksi Serbet

Pipet Tetes Mikroskop


17

Lampiran 2. Bahan Yang Digunakan

Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) untuk diambil darahnya


18

Lampiran 3. Foto selama praktikum

Pengambilan darah ikan Meletakkan darah pada 3 perlakuan tertentu

Mengambil darah dengan pipet tetes Mengamati lewat mikroskop


Lalu meletakkannya di objek glass

4.1.1.

Anda mungkin juga menyukai