Makalah Instrumentasi Nontes_Kel 4
Makalah Instrumentasi Nontes_Kel 4
“ OBSERVASI “
Disusun Oleh:
Kelompok 4
Pertama-tama pemakalah ingin mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT
yang telah menuntun kami untuk dapat mampu mengolah pikiran serta menggerakkan pena
kami sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Sehingga pemakalah dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Kepribadian dan Budaya” ini dengan baik. Makalah ini kami susun
dengan tujuan untuk memenuhi tugas, baik yang digunakan sebagai penilaian proses belajar,
maupun untuk penilaian hasil belajar. Untuk itu dalam kesempatan kali ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan
Meskipun demikian, kami sadar bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan
seperti peribahasa “tak ada gading yang tak retak”. Oleh karena itu, segala masukan, kritik dan
saran positif sangat kami harapkan untuk dijadikan sebagai batu loncatan yang dapat membantu
dalam proses penyempurnaan dan peningkatan mutu makalah ini di masa mendatang.
DAFTAR ISI
terbagi banyak di mensi , termasuk observasi overt dan covert yang di bahas dalam materi ini
dan keuntugan sertaketerbatasan observasi yang juga bias sebagai evaluasi yang cocok
terhadap aspek-aspek perilaku,yang tentunya di bahas dan dikupas dalam makalah ini. Yang
metode observasi ?
3.1 Tujuan
PEMBAHASAN
1. Perilaku Verbal
Intonasi jelas, jeda, kelancaran, volume suara, artikulasi, vibrasi suara, gaya bicara,
dialog/dialek/logat, salah ucap, kebiasaan, mengucap, kota kata, isi pembicaraan atau materi,
gagap.
2. Perilaku non-verbal
Gerak motorik tubuh, ekspansi wajah, bahasa tubuh, aktivitas, dan isyarat.
3. Peristiwa / kejadian
Saat dimana kejadian itu berlangsung. Wisuda, ultah, khitanan, pasca bencana, upacara
pernikahan.
lapangan.
5. Interaksi Individu
Berhubungan dan berkomunikasi secara langsung dengan subyek yang ingin diamati.
Menurut Azwar (2001), materi observasi tidak dapat bisa di lepaskan dari scope dan tujuan dari
pada penelitian yang hendak dilakukan, perlu sekali observer memusatkan perhatiannya pada
apa yang sudah dikerangkakan (observation guide) dan tidak terlalu insindental pada
observasinya, dibawah ini adalah contoh kerangka faktor-faktor yang dapat diobservasi
(observation guide) secara partisipant beserta ciri-ciri tertentu dari faktor-faktor itu:
Para pelakunya
Konsekuensi interaksi
b. Tujuan: sama-beda, jangka panjang-jangka pendek, dapat dicapa dalam situasi_ tidak dapat
dicapai.
“on the spot”, sehingga data yang ingin diperoleh tidak hilang atau lupa. (menurut Sutrisno
Hadi).
a. Situasi obstrusif, subyek mengetahui bahwa sedang diamati sehingga perilaku yang
dimunculkan dibuat-buat atau tidak alami.
b. Gejala observee terlalu cepat. Saat kejadian berlangsung, jeda waktunya sangat cepat.
c. Ada gangguan dari luar. Gangguan ini bisa dari alam, seperti hujan atau panas. Atau bisa
Apabila terjadi situasi yang tidak normal kita bisa melakukan pencatatan dengan
kode/symbol (coding system) atau pencatatan dengan kata kunci (key word)
Tugas seorang pengamat bukanlah sekedar menjadi penonton dari apa yang menjadi
dasar apa yang terlihat mengenai sasaran tadi. Jadi seorang pengamat harus mencatat segala
sesuatu yang dianggap penting agar dapat membuat laporan mengenai hasil pengamatannya.
Ingatan manusia sangat terbatas waktunya sehingga pengamat perlu selekas mungkin
Menurut Hadari (2007) dari uruaian tentang alat pengumpul data dalam observasi
dapat disimpulkan bahwa pencatatan pada dasarnya dilakukan dalam salah satu dari dua
a. Pencatatan berbentuk kronologis yaitu pencatatan yang dilakukan menurut urutan kejadian
b. Pencatatan berbentuk sistematis yaitu pencatatan yang dilakukan dengan memasukkan tiap-
tiap gejala yang diamati kedalam kategori tertentu, tanpa memperhatikan urutan kejadiannya.
Kronologis
Waktu Deskripsi
07.00 – 07.50 Pada saat awal pelajaran ada seorang anak terlihat
lupa membawa buku dan pensil, teman
sebangkunya meminjami kepada anak itu.
08.00 – 08.500 Guru akan menulis materi berikutnya tetapi papan
tulis penuh dengan tulisan kemudian seorang anak
perempuan menolong menghapuskan.
09.00 – 09.50 Ketika jam istirahat. Seorang anak sedang duduk
termenung seorang diri, ternyata uangnya hilang
kemudian temannya membelikan minum untuknya.
11.00 – 11.00 Buku pelajaran yang ada diatas meja seorang anak
laki-laki terjatuh, lalu ketika ada anak perempuan
yang melintas diambilkannya buku tersebut.
Waktu observasi
- 07.00 – 11.00
- 4 X amatan
- waktu pengamatan : 50 menit
- Jeda waktu : 10 menit
Kelemahannya
2. reliabilitas dan validitas kurang karena datanya sukar diterjemahkan secara kuantitatif.
Sistematis
Kita memasukkan kejadian kedalam kategori atau klasifikasi perilaku yang sejenis. Atau ciri
utama kita memasukkan data amatan kedalam klasifikasi atau kategorisasi prilaku yang
Catatan lapangan berisi tentang hal-hal yang diamati, apapun yang oleh peneliti dianggap
penting. Penulisan catatan lapangan dapat dilakukan dalam cara yang berbeda- beda. Yang penting
untuk diingat adalah catatan lapangan mutlak dibuat secara lengkap, dengan keterangan tanggal dan
Untuk mampu menulis catatan lapangan yang lengkap dan informatif, peneliti perlu melatih
kedisiplinan untuk melakukan pencatatan secara kontinue dan menuliskannya langsung saat
melakukan observasi dilapangan. Bila pencatatan tidak mungkin dilakukan langsung di lapangan, hal
tersebut wajib dilakukan sesegera mungkin setelah peneliti meninggalkan lapangan. Peneliti harus
menyadari ia tidak dapat mengandalkan ingatannya saja dan bila ia tidak segera mencatat apa yang ia
Catatan lapangan harus deskriptif, diberi tanggal dan waktu dan dicatat dengan menyertakan
informasi-informasi dasar seperti dimana observasi dilakukan, siapa yang hadir di sana, bagaimana
setting fisik lingkungan, interaksi sosial dan aktivitas apa yang berlangsung dan sebagainya.
Penting untuk diingat bahwa peneliti yang baik akan melaporkan hasil observasinya secara
konkrit berkenaan dengan fenomena yang diamati. Deskripsi harus memadai dalam detil dan ditulis
sedemikian rupa untuk memungkinkan pembaca memvisualisasikan setting yang diamati. Deskripsi
Interpretasi dengan memberikan label/penjelasan sifat-sifat tidak dianjurkan. Yang perlu dilakukan
adalah menjabarkan situasi yang diamati tanpa segera mengambil kesimpulan tentang hal tersebut.
mengembangkan analisis yang lebih akurat saat menginterpretasikan seluruh data yang ada.
Bila relevan dan memungkinkan, catatan lapangan perlu juga diisi kutipan-kutipan langsung
apa yang dikatakan obyek yang diamati selama proses observasi. Hal itu akan membantu peneliti
dalam mengungkap perspektif orang yang diamati mengenai realitas yang alami.
Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi
participan observation (observasi berperan serta) dan non participan observation. Selanjutnya dari
segi instrumentasi yang digunakan maka observasi dapat dibedakan menjadi observasi terstruktur dan
tidak terstruktur.
Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati
atau digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut
melakukan apa yang dikedakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan
observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam dan sampai
mengetahui pada tingkat makna, dari setiap perilaku yang nampak.
Contoh: Dalam suatu perusahaan peneliti dapat berperan sebagai karyawan. Ia dapat
bagaimana hubungan satu karyawan dengan karyawan lainnya, hubungan antara karyawan
dengan supervisor dan pimpinan, keluhan dalam pekerjaan dan lain sebagainya.
Kalau dalam observasi partisipan peneliti terlibat langsung dengan aktivitas-aktivitas orang-
orang yang sedang diamati, maka dalam observasi non partisipan peneliti tidak terlibat dan
Contoh: dalam suatu pusat belanja, peneliti dapat mengamati bagaimana perilaku pembeli
terhadap barang-barang. Barang-barang apa saja yang paling diminati pembeli saat itu.
Peneliti mencatat menganalisis dan selanjutnya dapat membuat kesimpulan tentang perilaku
pembeli, dan barang-barang apa saja yang paling diminati pembeli. Pengumpulan data
dengan observasi non partisipan ini tidak akan mendapatkan data yang mendalam, dan tidak
sampai pada tingkat makna. Makna adalah nilai-nilai di balik perilaku yang tampak, yang
c. Observasi terstruktur
Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis tentang apa
yang akan diamati, dimana tempatnya. Jadi observasi terstruktur dilakukan apabila peneliti
telah tahu dengan pasti tentang variabel apa yang akan diamati. Dalam melakukan
pengamatan peneliti menggunakan instrumen penelitian yang telah teruji validitas dan
reliabilitasnya. Pedoman wawancara terstruktur atau angket tertutup dapat juga digunakan
Contoh: Peneliti akan melakukan pengukuran terhadap kinja karyawan bidang pemasaran
melalui pengamatan, maka peneliti dapat menilai setiap perilaku dengan menggunakan
instrumen yang digunakan untuk mengukur kinerja karyawan tersebut.
Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang
apa yang akan diobservasi. Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang
apa yang akan diamati. Dalam melakukan pengamatan, peneliti tidak menggunakan
instrumen yang telah baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan. Dalam suatu
pameran produk industri dalam berbagai negara., peneliti belum tahu pasti apa yang akan
diamati. Oleh karena itu peneliti dapat melakukan pengamatan bebas, mencatat apa yang
Dalam melakukan observasi ada beberapa hal yang mempengaruhi kecermatan dalam
observasi, yaitu:
Oleh karena itu untuk dapat menjadi seorang observer yang baik harus memiliki syarat-syarat
sebagai berikut:
1. Mengerti latar belakang tentang materi yang akan diobservasi. Untuk mengobservasi tentang
perkembangan anak maka seorang observer harus menguasai teori tentang perkembangan
satu dengan yang lain. Seorang obsever hendaknya mempunyai kemampuan untuk
membedakan tanda-tanda tingkah laku agar dapat membedakan tingkah laku yang satu dengan
yang lain. Juga perlu mengetahui perbedaan mengekspresikan emosi ke dalam perilaku bagi
masing-masing kelompok masyarakat. Contoh: ekspresi wajah marah, sedih dan gembira.
mengamati tindakan yang dilakukan oleh observee dan mencatat perilaku tersebut.
4. Dapat melihat hal-hal yang detail,Seorang observer harus mampu mengamati perilaku observee
sampai pada perilaku yang sekecil-kecilnya, karena bisa saja perilaku yang dianggap tidak penting
5. Dapat mereaksi dengan cepat dan menerangkan contoh-contoh tingkah laku secara verbal/non
verbal. Seorang observer harus bisa memahami dengan cepat perilaku yang ditunjukkan oleh
6. Menjaga hubungan antara observer dan observee. Kemampuan menjalin hubungan baik
1. Dengan observasi kita mengamati tingkah laku siswa dalam tingkah laku siswa dalam kondisi
wajar, sehingga tingkah laku yang kita amati adalah tingkah laku yang muncul secara spontan.
Jadi data yang kita peroleh adalah bersifat alamiah (natural), tidak dibuat-buat.
2. Subyek yang diobservasi tidak merasa dibebani tugas tambahan. Ia tetap pada kegiatan yang
telah dilakukannya tanpa merasa terganggu. Berbeda dengan interview atau kuesioner di
mana subyek merasa di sita waktu dan tenaganya untuk memberikan jawaban terhadap
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam interview atau kuisioner tersebut.
Observasi tidak dilkaukan terhadap beberapa situasi atau beberapa siswa dalam wktu
yang sama. Apabila kita hendak mengobservasi semua sisiwa yang kita asuh maka kita akan
emerlukan waktu yang sangat panjang. Kelemahan dari observasi ialah bahwa penafsiran
terhadap hasil-hasil observasi sering bersiifat subyektif. Sikap dari pengobservasi, jarak
waktu yang panjang antara situasi-situasi tingka laku yang diobservasi, serta obyektivitas dari
kelemaan-kelemaan tersebut, ada beberapa ala yang perlu diperatikan ole petugas observasi.
dilkaukan hanya terhadap satu kali observasi saja, sebaiknya interpretasi baru dilakukan
Aspek tingka laku yang cocok dievaluasi dengan metode observasi adalah tempramen,
karakter, penyesuaian, sikap dan minat. Intelegensi, bakat dan asil belajar dapat pula dievaluasi
dengan metode observasi, tetapi pelaksanaannya sangat sulit dan kurang efektif. Dalam mengevaluasi
penyesuaian sosial dapat dilakukan observasi tentang al-al sebagai berikut : dalam situasi manakah
siswa-siswa itu bermain sendiri bersama dengan teman- temannya? Dalam bermain bersama apaka ia
sebagai pemimpin atau pengikut? Apaka ia bertengkar dengan siswa-siswa lain? Dan sebagainya.
Untuk mengevaluasi penyesuaian personal dapat dilakukan observasi terhadap hal-hal sebagai berikut
PENUTUP
3.1 Kesimpulan :
langsung terhadap suatu obyek dalam suatu periode tertentu dan mengadakan pencatatan
secara sistematis tentang hal-hal tertentu yang diamati. Materi observasi ada 5 objek, yaitu :
kesadaran subyek (Covert Vs Overt), Dimensi derajat interaksi dengan subyek (Partisipan Vs
tingka laku yang cocok dievaluasi dengan metode observasi adalah tempramen, karakter,
penyesuaian, sikap dan minat. Intelegensi, bakat dan asil belajar dapat pula dievaluasi dengan
3.2 Saran :
Semoga materi ini dapat membantu mahasiswa dalam memahami dan mengetahui ilmu
kedokteran undip.
Markam suprati sumarto ,2003.pengantar fisilogi klinis.Jakarta : penerbit universitas
Indonesia.