Anda di halaman 1dari 13

OBSERVASI

OLEH :

KELOMPOK II

1. PUTRI PATRICYA (A1Q122050)


2. NILUH WINDA SETIANI (A1Q122042)
3. NISDAYANA SUHA (A1Q122043)
4. L.M SATRIO (A1Q122037)

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
Rahmat dan karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Observasi” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan Makala ini adalah guna memenuhi nilai mata kuliah kami
yang diberikan oleh Ibu Fitrianingsih, S.Pd.,M.Pd. pada mata kuliah “instrument non tes dalam
bimbingan dan konseling”. Selain itu, makalah ini ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan bagi para penulis dan pembaca. Kami selaku penulis mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Fitrianingsih, S.Pd.,M.Pd. selaku dosen mata kuliah “instrument non tes dalam
bimbingan dan konseling” yang telah membimbing kami dalam proses pembuatan makalah.

Penulis menyadari, makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, dengan kerendahan hati, kami menerima masukan dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca demi kesempurnaan penulisan makalah kedepannya.

Kendari, 2 April 2023

Kelompok 2

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………..…2

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………….4


1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………………………...…4
1.3 Tujuan Penulisan………………………………………………………………………..…5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian observasi………………………………………………………………..……..6

2.2 Jenis-Jenis Observasi……………………………………………………………………...7

2.3 Langkah-Langkah Penyusunan Pedoman Observasi…………………………………..…9

2.4 Kelebihan dan Kekurangan Observasi……………………………………………………11

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………….…12

3.2 Saran…………………………………………………………………………………...…12

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….13

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia dengan segala ketertarikannya kepada dunia, memungkinkan dirinya untuk


melakukan pengkajian realitas social dan alam sekitarnya. Manusia memerlukan dasar pijakan
kuat dalam melakukan pengkajian secara sistematis, dalam menangkap gejala-gejala yang
divisualisasikan realitas (Prabandari,2010:4). Untuk itu,maka observasi menjadi suatu hal yang
perlu dan menjadi keharusan bagi berkembangnya ilmu pengetahuan (Denzin, dan Lincoln,
2009 : 523). Observasi daln implementasinya tidak hanya berperan sebagai Teknik paling awal
dan mendasar dalam penelitian, tetapi juga Teknik paling sering dipakai, seperti observasi
partisipan, rancangan penelitian eksperimental, dan wawancara. Menurut Johnson (1975 :21)
setiap orang dapat melakukan observasi, dari bentuk sederhana sampai pada tingkatan
ovservasi paling kompleks. Metode observasi yang digunakan pada setiap kegiatan penelitian
bervariasi, tergantung pada setting, kebutuhan dan tujuan penelitian (Santana, 2007 : 217).

Pada perkembangannya, observasi telah menjadi salah satu bentuk metode ilmiah.
Kemunculan observasi sebagai metode ilmiah tentu menambah variasi metode pengumpulan
data, yang dapat digunakan dalam menggali informasi dunia. Hanya aja apa yang telah
dihasilkan dalam perkembangan ilmiah, menempatkan observasi sebagai Teknik biasa.
Observasi justru menjadi salah satu metode yang kurang mendapat perhatian dan kurang
diminati dalam berbagai literatur metodologis (Denzin & Lincoln, 2009 : 523). Para ilmuan
kualitatif menganggap observasi tidak lebih dari kegiatan pengumpulan data visual.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang di maksud dengan observasi ?
2. Apa saja jenis-jenis observasi ?
3. Bagaimana Langkah-langkah dalam penyusunan pedoman observasi ?
4. Apa saja kelebihan dan kekurangan observasi ?

4
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui yang di maksud dengan observasi .
2. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis observasi .
3. Untuk mengetahui bagaimana Langkah-langkah dalam penyusunan pedoman
observasi .
4. Untuk mengetahui apa saja kelebihan dan kekurangan observasi .

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Observasi

Observasi merupakan salah satu Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh
seorang pengamat (observer) terhadap individu (observe) tanpa ia sadari bahwa sedang diamati.
Observasi berarti pengamatan baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap gejala
yang diteliti.

Teknik pengamatan atau observasi merupakan salah satu bentuk Teknik non tes yang
biasa di pergunakan untuk mengumpulkan fakta-fakta sikap dan perilaku individu melalui
pengamatan secara seksama, cermat dan sistematis. Melalui pengamatan memungkinkan untuk
mencatat perilaku dan kejadian yang terjadi pada keadaan sebenarnya.

Dalam kaitannya dengan kegiatan penelitian, observasi merupakan cara menghimpun


informasi (data) dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang
dijadikan sasaran pengamatan,yang dilakukan dengan menggunakan indra (pengelihatan,
pendengaran dan penciuman , pengecap serta peraba). Menurut Slameto (1988), observasi
merupakan suatu pengamatan langsung terhadap peserta didik dengan memperhatikan tingkah
lakunya.

Cony (1986) menyatakan bahwa yang dimaksudkan dengan metode observasi adalah
suatu pengamatan dalam jangka waktu tertentu dan dalam situasi social yang bersifat “bebas”
ataupun bermaksud dimana si subjek tidak merasa diamati, sehingga akan bertingkah laku
dalam keadaan yang wajar. Hal ini juga senada dengan pendapat Nurkancana (1993) yang
menyatakan bahwa observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan mengadakan
pengamatan langsung terhadap suatu objek dalam suatu periode tertentu dan mengadakan
pencatatan secara sistematis tentang hal-hal tertentu yang diamati. Sesuai dengan pendapat
Chaplin (1999), Gall,dkk (2003) memandang observasi sebagai salah satu metode
pengumpulan data dengan cara mengamati perilaku dan lingkungan(social dan/ material)
individu yang sedang diamati.

Jadi dapat disimpulkan bahwa observasi adalah Teknik atau cara mengamati suatu
keadaan atau perilaku individu/sekelompok orang (dalam hal ini peserta didik). Panca indra,
terutama indra pengelihatan yang paling berperan dalam observasi. Dengan demikian,
beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa metode observasi sebagai alat

6
pengumpulan data melalui kegiatan pengamatan (secara inderawi) yang direncanakan,
sistematis, dan hasilnya dicatat serta dimaknai (diinterprestasikan) dalam rangka memperoleh
pemahaman tentang subjek yang diamati.

2.2 Jenis-Jenis Observasi

 Berdasarkan keterlibatan Observer


a. Observasi Partisipatif
Observasi partisipatif adalah observasi dimana orang yang mengobservasi
(observer) ikut ambil bagian dalam kegiatan yang dilakukan oleh observe (orang
yang diamatinya). Namun, dalam kegiatan observasi partisipatif ini, si observer
berusaha tidak menampakkan bahwa sedang mengobservasi si observe. Contoh
observasi partisipatif : seorang tutor sebaya mengamati teman-temannya yang
sedang melakukan kegiatan belajar kelompok, seperti kegiatan kelompok bermain,
olahraga, piknik, kegiatan kegiatan belajar kelompok dsb. Dengan cara demikian,
tutor tadi dapat mengetahui spontanitas, sikap dan perilaku peserta didik yang
sebenarnya. Perlu diketahui bahwa dalam kegiatan seperti bermain, peserta didik
juga sering mewujudkan pribadinya dan mengungkapkan isi jiwanya secara spontan.
b. Observasi Non Partisipatif
Dalam kegiatan observasi non-partisipatif, si observer tidak mengambil bagian dalam
kegiatan yang dilakukan oleh si observe. Pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan
orang yang akan diselidiki. Observer berada “di luar garis” seolah-olah sebagai
penonton belaka, hanya mengamati dari jauh, tetapi berupaya jangan sampai diketahui
bahwa si observer sedang mengadakan pengamatan. Sebab jika sampai diketahui
bahwa sedang diadakan pengamatan maka besar kemungkinan peserta didik akan
berpura-pura. Misalnya dalam pembelajaran yang menggunakan metode bermain, guru
sebagai pengamat, dan “tidak ikut bermain”.
c. Observasi quasi partisipasi
Observasi quasi partisipasi sebagai kombinasi antara observasi partisipasi dan non
partisipasi.

7
 Berdasarkan setting dan persiapan observer
a. Observasi Sistematis
Observasi sistematis adalah observasi yang telah dipersiapkan secara matang apa
saja yang diperlukan di observasi, selama berlangsungnya suatu kejadian yang akan
dialami oleh si observe. Dalam hal ini, sebelumnya si observer sudah mengatur
struktur yang berisi kategori/kriteria, atau masalah yang akan diamati, sebelum
berlangsungnya kejadian tersebut. Contoh observasi sistematis : guru mengamati
peserta didik yang sedang melakukan pembelajaran kerja kelompok. Sebelum
melaksanakan observasi, guru sudah membuat kategori yang akan diamati,
misalnya tentang : partisipasi,kesiapan, Kerjasama, upaya mencari bahan, mencari
solusi, menjelaskan dan memimpin. Kemudian kategori-kategori itu dicocokan
dengan tingkah laku setiap peserta didik dalam pembelajaran berikut.
b. Observasi non-sistematis
Sedangkan observasi non-sistematis yaitu apabila dalam pengamatan tidak
terdapat struktur kategori yang akan diamati. Dalam observasi non-sistematis guru
tidak membuat kategori/indicator seperti diatas, tetapi langsung mengamati setiap
peserta didik yang sedang melakukan kerja kelompok, hanya
mencatat/mendeskripsikan apa saja yang sedang terjadi.

 Observasi Eksperimental

Observasi eksperimental adalah observasi yang dilakukan secara non partisipatif tetapi
bersifat sistematis. tujuan observasi eksperimental adalah untuk mengetahui atau melihat
perubahan, gejala-gejala sebagai akibat dari situasi yang sengaja diadakan, yang biasanya
disebut sebagai treatment. Observasi dapat dilakukan pada berbagai tempat misalnya di
kelas pada waktu pembelajaran, di halaman sekolah pada waktu bermain, di lapangan pada
waktu murid olahraga, upacara dan lain-lain. Namun demikian dalam dunia pendidikan
pada umumnya kegiatan observasi eksperimental dilakukan di ruang khusus atau kelas
sehingga fenomena yang terjadi Memang sebagai akibat dari kegiatan yang telah Dirancang.
kegiatan eksperimen selalu menghindari hal-hal di luar rancangan eksperimen. observasi
eksperimental dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu observasi struktur dan observasi
tidak struktur.

8
a. observasi terstruktur

Observasi struktur dilakukan apabila aspek tingkah Lagu yang diobservasi telah
dimuat dalam suatu daftar yang disusun secara sistematis. semua sikap dan perilaku
observe yang akan diamati sudah dimuat dalam suatu daftar pengamatan. Oleh
karena itu observasi ini disebut juga observasi sistematis. bentuk catatannya ada dua
jenis yaitu daftar cek atau ceklis dan skala bertingkat atau rating scale.

b. Observasi tidak terstruktur

observasi tidak struktur dilakukan jika observer tidak menyiapkan daftar aspek yang
akan diobservasi terlebih dahulu. observer hanya mencatat atau mendeskripsikan
sikap dan perilaku atau apa saja yang terjadi pada pihak observe. hasil observer
dicatat dalam anekdot record atau catatan anekdot.

2.3 Langkah-Langkah Menyusun Pedoman Observasi

Observasi dapat dilakukan dengan baik jika diawali dengan membuat perencanaan secara
cermat dalam bentuk panduan observasi. guru maupun calon guru perlu berlatih untuk
menyusun panduan observasi karena observasi yang sering digunakan dalam mengamati
sikap dan perilaku saat proses pembelajaran atau layanan bk. langkah-langkah penyusunan
panduan observasi tidak berbeda jauh dengan langkah penyusunan instrumen yang
lain, seperti angket misalnya. adapun langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam
menyusun panduan observasi adalah sebagai berikut :

a. Menetapkan topik dan tujuan observasi

adanya rumusan tujuan dalam observasi, maka diharapkan observer akan lebih
terfokus pada tujuan observasi dan sekaligus tidak mudah tertarik Kepada gejala-
gejala lain yang tidak ada kaitannya dengan tujuan observasi. Selain itu, dengan
adanya rumusan tujuan observasi Maka selanjutnya si penyusun daftar atau panduan
observasi dapat menentukan materi dan Aspek apa saja yang akan diobservasi.
misalnya guru menentukan topik observasi berupa “ kegiatan membolos peserta
didik”, dengan tujuan observasi adalah untuk mendeskripsikan kegiatan membolos
peserta didiknya, yakni siapa saja, pada jam mata pelajaran apa, Bagaimana proses
membolos yang dilakukan peserta Didik, Kegiatan apa yang dilakukan peserta didik
selama membolos.

9
b. memahami materi observasi

sebelum melakukan observasi, calon observer sebaiknya sudah menguasai dengan


baik tentang apa saja yang akan diobservasi. seperti halnya contoh kegiatan
observasi yang akan dilakukan guru Seperti di atas, tentang “ kegiatan membolos
peserta didik”, Makasih calon observer perlu memahami tentang pengertian dan
ruang lingkup membolos. oleh karena itu, si calon observer juga memiliki landasan
yang kuat tentang teori membolos, memahami ruang lingkup membolos, dengan
mempelajari suatu teori yang diuraikan dalam suatu buku atau tulisan.

c. Mengkaji sub variabel dan indikator-indikator observasi

selanjutnya si calon observer merumuskan indikator-indikator tentang hal yang


akan diobservasi. indikator dimaknai sebagai ciri-ciri atau karakteristik yang ada
pada variabel atau sub variabel. dengan indikator yang jelas memungkinkan
seseorang pengamat mampu menjabarkan variabel dan atau sub variabel itu ke
dalam panduan observasi dengan baik. dengan demikian seseorang pengamat
seharusnya menguasai konsep tentang variabel yang diamati itu secara baik.
Misalnya tentang kegiatan membolos, maka indikator-indikator dapat dirumuskan
antara lain sebagai berikut :

1. tidak masuk sekolah tanpa surat izin


2. keluar kelas tanpa izin misalnya diam-diam menyelinap lewat jendela
3. izin keluar kelas tetapi ternyata untuk kegiatan yang di luar peruntukannya
4. izin tidak masuk sekolah tetapi ternyata bermain dengan teman
5. terlambat masuk sekolah atau kelas tanpa alasan yang jelas

observer yang baik tentu tidak cukup bila hanya mengobservasi atau menentukan salah satu
indikator yang kemudian hasilnya disimpulkan seolah-olah sebagai seluruh variabel. Oleh
karena itu si calon observer perlu menetapkan variabel dengan dan variabel, atau bahkan
indikator observasi melalui dua cara yaitu : 1) penjabaran dari konsep dalam teori yang
dipandang sudah mapan, 2) melakukan observasi penjajakan atau finding observation
kemudian ia mengamati berbagai variabel yang mungkin dapat dijadikan bahan untuk
menyusun panduan observasi yang lebih terarah.

d. menyusun panduan observasi

jika indikator sudah dirumuskan dan sudah diujicobakan maka si calon observer perlu
menyusun kembali paduan observasi secara lengkap.
10
2.4 Kelebihan dan Kekurangan Observasi

Teknik observasi mempunyai manfaat yang cukup dapat diandalkan karena mempunyai
beberapa kelebihan dan kekurangan sehingga menjadi salah satu alternatif teknik
pengumpulan data yang sering dimanfaatkan oleh banyak peneliti.

 Kelebihan observasi

menurut Djumhur dan Surya (21985) Kelebihan teknik observasi adalah :

 sebagai teknik pengumpulan data yang langsung dapat digunakan untuk


memperoleh data berbagai aspek tingkah laku.
 bagi observee, Hal ini lebih meringankan dibandingkan dengan Apabila mereka
disuruh mengisi angket atau menjawab pertanyaan.
 Teknik observasi memungkinkan dilakukan pencatatan yang serempak dengan
terjadinya gejala atau kejadian penting.
 observasi dapat merupakan teknik untuk mengecek data yang diperoleh dengan
teknik lain seperti wawancara, angket atau kuesioner dan sosiometri.
 melalui observasi, observer tidak memerlukan bahasa verbal sebagai alat untuk
memperoleh data.
 melalui observasi dapat diperoleh data, gejala atau kejadian yang sebenarnya dan
berlangsung.

 Kekurangan observasi
 banyak hal yang tidak dapat diungkap dengan observasi, misalnya kehidupan
pribadi yang bersifat rahasia, motif perilaku.
 apabila peserta didik atau observe lainnya, Mengetahui dirinya sedang
diobservasi, mungkin sekali mereka melakukan kegiatan yang tidak alamiah lagi
atau perilaku yang dibuat-buat.
 hasil observasi banyak bergantung pada faktor-faktor yang tidak terkontrol.
 faktor subjektivitas observer sukar untuk dihindari .

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

observasi adalah Teknik atau cara mengamati suatu keadaan atau perilaku
individu/sekelompok orang (dalam hal ini peserta didik). Panca indra, terutama indra
pengelihatan yang paling berperan dalam observasi. Dengan demikian, beberapa pendapat
diatas dapat disimpulkan bahwa metode observasi sebagai alat pengumpulan data melalui
kegiatan pengamatan (secara inderawi) yang direncanakan, sistematis, dan hasilnya dicatat
serta dimaknai (diinterprestasikan) dalam rangka memperoleh pemahaman tentang subjek yang
diamati. Jenis-jenis observasi dibedakan menjadi 3 yaitu : 1) observasi berdasarkan keterlibatan
observer (observasi partisipatif,observasi non-partisipatif,observasi quasi partisipasi), 2)
berdasarkan setting dan persiapan observer (observasi sistematis,observasi non-sistematis), dan
3) observasi ekssperimental (observasi terstruktur dan observasi tidak terstruktur). Dalam
penyusunan panduan observasi, perlu memperhatikan beberapa hal yaitu : 1) menetapkan topik
dan tujuan observasi, 2)memahami materi observasi, 3) mengkaji sub variable dan indicator-
indikator observasi, dan 4)Menyusun panduan observasi. Dalam penggunaan metode observasi
dalam penelitian, perlu ditegaskan bahwa metode ini memiliki keunggulan dan kekurangan
dimana metode ini dapat digunakan sesuai kebutuhan pengamatan.

3.2 Saran

Penulis menyadari, makalah yang dibuat ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun akan penulis nantikan demi kesempurnaan penulisan
makalah kedepannya. Penulis menerima saran dengan sepenuh hati.

12
DAFTAR PUSTAKA

Hasanah,H.2017.Teknik-Teknik Observasi.Diakses pada 2 April 2023 melalui


https://journal.walisongo.ac.id.

Danny,T. & Padmomartono,S.2014.Asesmen Non-Tes Dalam Bimbingan dan Konseling.


Salatiga : Gria Media.

13

Anda mungkin juga menyukai