Anda di halaman 1dari 34

RESUME MAKALAH

Mata Kuliah : Biomedik


Dosen Pembimbing : Febrial Hikmah, S.Si.M.Biomed

DISUSUN OLEH :
Intan Safitri
201040500491
Program Studi : Kesehatan Masyarakat

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
KELAS 01 KESEHATAN MASYARAKAT 002
STIKES WIDYA DHARMA HUSADA

i
KATA PENGANTAR

Penulisan yang bersifat sederhana ini dibuat berdasarkan tugas individu


yang telah diberikan oleh ibu Frida Kasumawati, SKM, M.Kes selaku kaprodi dan
ibu Febrial Hikmah, S.Si.M.Biomed selaku dosen pengampu dari mata kuliah
Biomedik.
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah, saya dapat menyusun,
menyesuaikan, serta dapat menyelesaikan sebuah resume yang sangat sederhana
ini. Disamping itu, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah banyak membantu saya dalam pembuatan resume makalah ini.
Saya sangat menyadari sepenuhnya bahwa resume makalah ini memang
masih terdapat banyak kekuarangan serta sangat jauh dari kata sempurna. Nemun,
saya telah berusaha semaksimal mungkin dalam membuat sebuah makalah ini. Di
samping itu, saya sangat mengharapkan kritik serta saran dari semua rekan-rekan
demi tercapainya kesempurnaan yang diharapkan.

Tangerang, 21 Februari 2021


Penulis,

Intan Safitri.

ii
DAFTAR ISI

JUDUL ............................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar belakang .................................................................................................................. 1
Tujuan Penulisan .............................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
MAKHLUK HIDUP
A. PENGERTIAN .................................................................................................. 3
B. PENEMUAN SEL ............................................................................................ 3
C. KISARAN UKURAN SEL ............................................................................... 3
D. TIPE SEL .......................................................................................................... 4
E. KOMPONEN KIMIAWI SEL .......................................................................... 5
F. DINDING SEL DAN MEMBRAN SEL .......................................................... 6
G. PERAN PROTEIN MEMBRAN ...................................................................... 11
H. SIFAT MEMBRAN SEL .................................................................................. 11
I. TRANSPOR PASIF ......................................................................................... 12
J. TRANSPOR AKTIF ......................................................................................... 13
K. TRANSDUKSI SINYAL .................................................................................. 14
L. SIKLUS DAN PEMBELAHAN SEL............................................................... 15
M. KROMOSOM ................................................................................................... 16
N. REPLIKASI DNA............................................................................................. 18
O. SINTESIS PROTEIN ........................................................................................ 19
SISTEM PENCERNAAN
A. ANATOMI SISTEM PENCERNAAN ............................................................ 20
SISTEM KARDIOVASKULAR
A. SIRKULASI SISTEMIK ................................................................................. 24
B. SIRKULASI PULMONAL .............................................................................. 24
C. HEMTOPOIESIS .............................................................................................. 25
D. MACAM-MACAM SELDARAH .................................................................... 25
E. ERITROSIT ...................................................................................................... 26
F. STRUKTUR ERITROSIR ................................................................................ 27
G. PERAN TROBIN DALAM HEMOSTATSIS ................................................. 27
SISTEM PERNAFASAN
A. RESPIRASE SELULER ................................................................................... 28
B. RESPIRASI EKSTERNAL .............................................................................. 28
C. MEKANIKA VENTILASI PARU ................................................................... 28
D. TIPE SEL SISTEM SARAF ............................................................................. 28
BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 30

1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Penulisan makalah ini dibuat berdasarkan tugas individu yang di berikan


oleh kaprodi ibu Frida Kasumawati SKM, M.Kes selaku kaprodi dan ibu Febrial
Hikmah, S.Si.M.Biomed selaku dosen pengampu dari mata kuliah Biomedik.
Maka dengan adanya tugas ini, dapat membantu dalam proses penilaian. Namun,
pada penulisan serta meresume kembali apa yang sudah saya pelajari selama ini,
masih terdapat kekurangan serta kesalahan, baik dalam penulisan maupun dalam
pemahamannya.

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulis dalam pembuatan tugas ini, yaitu :


1. Untuk memenuhi kewajiban penulis terhadap dosen yang bersangkutan,
dan
2. Untuk menambah pengetahuan penulis tentang mata kuliah biomedik.

2
BAB II
PEMBAHASAN

MAKHLUK HIDUP
A. PENGERTIAN

Sel adalah unit structural terkecil dlam hidup. Sel dibatasi oleh
membran plasma yang membungkus sitoplasma. Sitoplasma merupakan
cairan intraselular yang ada di dalam sel. Sitopasma banyam mengandung
organel-organel sel yang berguna untuk kelangsungan hidup sel.

B. PENEMUAN SEL

Sel pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuwan dari inggris


bernama Robert Hooke pada tahun 1665. Saat ini, Hooke mengamati sel
gabus dari dinding sel tumbuhan yang sudah mati dengan menggunakan
mikroskop sederhana. Ia melihat adanya ruangan kecil kosong, kemudian
menamakannya dengan sel (bahasa Latin, cellula = kamar kecil)

C. KISARAN UKURAN SEL

Sebagian besar sel berdiameter antara 1-100 mikrometer (µm)


dengan volume berkisar antara 1-1.000 µm3. Sel herwan berdiameter
sekitar 20 µm, sel tumbuhan berdiameter sekitar 40 µm, sel Amoeba
berdiamater 90-800 µm, dan sel alga yang besar berdiameter 50.000 µm
(50 mm). ukuran sel yang sangat kecil tersebut menyebabkan sel sulit
diamati dengan mata telanjang. Oleh karena itu, digunakan mikroskop
untuk mengamati sel. Mikroskop yang digunakan, biasanya adalah
mikroskop cahaya. Pada mikroskop ini, cahaya tampak dilewarkan melalui
specimen menembus lensa kaca. Lensa kaca merefraksi (membelokkan)
cahaya yang kemudian bayangan specimen diperbesar dan diproyeksikan
ke mata.

3
D. TIPE SEL

Secara structural, terdapat dua tipe sel, yaitu sel prokariotik dan sel
eukariotik. Setiap makhluk hidup tersusun dari salah satu tipe sel tersebut.
Organisme yang memiliki sel prokariotik yaitu Archaebacteria,
Eubacteria, dan Cyanobacteria. Organisme yang memiliki sel eukariotik
yaitu Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia.

1. SEL PROKARIOTIK

Prokariotik merupakan sel yang belum memiliki nucleus atau bisa


dimaksud tidak memiliki membrane inti yang memisahkan materi genetic
di inti sel dengan bagian sel lainnya. Materi genetic (DNA) pada sel
prokariotik tampak terkonsentrasi pada suatu tempat yang disebut
nucleoid.

Sel prokariotik memiliki DNA sirkuler (plasmid), sejumlah


ribosom yang berfungsi untuk sintesis protein, membrane plasma yang
membatasi sel, serta dinding sel yang terdapat di sebelah luar membrane
plasma dan dilapisi kapsul seperti gel. Sebagian sel prokariotik (bakteri)
ada yang memiliki organel perlekatan berupa pili dan organel pergerakan
berupa flagella. Sel bakteri (prokariotik) pada umumnya berdiameter 0,1-
1,0 µm.

2. SEL EUKARIOTIK

Eukariotik merupakan sel yang memiliki nucleus yang sebenarnya


atau materi genetic (DNA) yang dibungkus oleh membrane inti. Pada
sitoplasma atau daerah antara nucleus dan membrane sel, terdapat medium
semi cair yang disebut sitosol serta organel-organel sel yang sebagian

4
besar tidak terdapat pada sel prokariotik. Sel eukariotik umumnya
berdiameter10-100 µm

E. KOMPONEN KIMIAWI SEL

1. Unsur dan Senyawa Kimiawi Makhluk Hidup

Didalam sel hidup, terdapat senyawa kimiawi hasil dari aktivitas


sel yang disebut biomolekul. Seluruh nyawa tersebut saling berinteraksi
secara terarah dan teratur sehingga menunjukkan ciri kehidupan. Untuk
mengetahui jenis senyawa dan unsur yang menyusun tubuh makhluk
hidup, perlu dilakukan analisis. Terdapat perbedaan komposisi senyawa
penyusun tubuh hewan lebih banyak mengandung protein, sedangkan
tubuh tumbuhan lebih banyak mengandung karbohidrat.

2. Struktur dan Fungsi Makromolekul

Makromolekul merupakan molekul besar yang terdiri atas banyak


atom atau blok penyusun. Sebagian besar makromolekul berupa polimer
atau suatu molekul panjang yang tediri atas banyak blok penyusun identic
dan dihubungkan dengan ikatan-ikatan kovalen. Blok penyusun polimer
adalah molekul kecil yang disebut monomer. Monomer dihubungkan
melalui suatu reaksi kondensasi atau dehidrasi sehingga dua molekul dapat
berikatan secaa kovalen melalui pelepasan satu molekul air. Sel hidup
memiliki empat makromolekul, yaitu karbohidrat, lipid, protein, dan asam
nukleat.

1. KARBOHIDRAT

Karbohidrat adalah polihidroksi aldehida (golongan aldose) atau


polihidroksi keton (golongan ketosa). Karbohidrat berfungsi sebagai bahan
penyusun struktur sel dan sumber energy. Karbohidrat merupakan polimer yang

5
tersusun dari monomer-monomer. Bersasarkan jumlah monomer yang menyusun
polimer, karbohidrat dapat digolongkan menjadi monosakarida, disakarida, dan
polisakarida.

F. DINDING SEL DAN MEMBRAN SEL

1. Membran sel (Membran Plasma)

Membran sel merupakan lapisan tipis dengan ketebalan sekitar 8


µm yang membatasi isi sel dengan lingkungan di sekitarnya.
Membrane sel bersifat selektif permeable atau semipermeable karena
hanya dapat dilewati oleh ion, molekul, dan senyawa-senyawa tertentu.
Pada sel hewan dan manusia, membrane sel terletak dibagian luar,
sedangkan pada tumbuhan, membrane sel dikelilingi dinding sel.
Membrane plasma tersusun dari bahan lipid (fosfolipid), protein, dan
karbohidrat.

2. Nukleus (Inti Sel)

Nukleus merupakan bagian yang paling penting bagi sel,


berdiameter 5 µm dan diselubung membrane ganda yang dipisahkan
oleh ruang sekitar 20-40 µm. membrane inti tersusun dari bahan lipid
dan protein. Di sekeliling inti, tedapat pori-pori berdiameter 100 µm
untuk mengatur keluar masuknya makromolekul dari nucleus. Pada
bibir pori, membrane dalam dam membrane luar tampak menyatu .

Didalam nukelus terdapat nekleoplasma (plasma inti), anak inti


(nucleolus), dan materi genetic berupa benang-benang kromatin. Saat
sel akan membelah, benang-benang kromatin memendek dan menebal
yang disebut kromosom.

6
Nucleolus berbentuk bola, berwarna pekat, dan menempel pada
kromatin. Jumlah nucleolus bervariasi, dapat berjumlah dua atau lebih
dan berfungsi untuk menyintesis komponen ribosom.

Adapun fungsi nucleus, yaitu sebagai berikut:


 Mengontrol sintesis protein dengan cara menyintesis mRNA
sesuai dengan perintah DNA
 Mengendalikan proses metabolisme sel
 Menyimpan informasi genetic berupa DNA
 Tempat penggandaan (replikasi) DNA

3. Sitoplasma
Sitoplasma adalah cairan sel yang terletak di dalam sel, di luar intis
sel, dan organel sel. Sitoplasma berbentuk cairan koloid homogeny
yang jernih serta mengandung nutrient, ion-ion, garam, dan molekul
organic. Sitoplasma dapat mengalami perubahan dari fase sol
(konsentrasi air tinggi) ke fase gel (konsentasi air rendah) atau
sebaliknya.
Fungsi sitoplasma yaitu sebagai berikut :
- Tempat organel sel dan sitoskeleton
- Memungkinkan terjadinya pergerakan organel sel oleh aliran sitoplasma
- Tempat terjadinya reaksi metabolisme sel
- Untuk menyimpan molekul-molekul organic.

4. Ribosom
Ribosom berbentuk ukuran kecil dengan diameter sekitar 20-22
µm. sel-sel tertentu dengan laju sintetis protein yang tinggi misalnya
seperti sel hati akan memiliki jumlah ribosom yang sangat banyak hingga
mencapat jutaan ribosom.
Ribosom dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu ribosom bebas
dan ribosom terikat.

7
5. Retikulum Endoplasma (RE)
RE merupakan membrane berbentuk labirin yang berhubungan
dengan selubung inti sel. Reticulum endoplasma meliputi lebih dari
separuh total memban di dalam sel. Reticulum endoplasma tersusun dari
jarring-jaring tubula dan gelembung memban sisterna. Reticulum
endoplasma dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu RE halus dan Kasar.

6. Badan Golgi
Badan golgi berperasn sebagai pusat produksi, pergudangan,
penyortiran, dan pengiriman produk sel. Materi dalam vesikula transport
dari RE akan diterima oleh badan golgi untuk dimodifikasi, disimpan, dan
akhirnya dikirim ke permukaan sek atau untuk tujuan lain.
Badan golgi pada tumbuhan disebut diktiosom. Sel hewan
memiliki 10-20 badan golgi. Didalam sel0sel sekretori, seperti pada
kelenjar pencernaan dan kelenjar air mata teradapat badan golgi dengan
jumlah lebih banyak.
Fungsi badan golgi :
- Berperan dalam sekresi
- Membuat makromolekul
- Membentuk akrosom pada spermatozoa yang berisi enzim pemecah
selubung sel telur.
- Membentuk membrane plasma dari vesikula yang dilepaskan
- Membentuk dinding sel pada tumbuhan

7. Lisosom
Lisosom berisi enzim hidrolitik yang mencerna makromolekul.
Lisosom dibuat di RE kasar yang kemudian ditransfer dan diproses lebih
lanjut di badan golgi
Fungsi lisosom :
- Berperan pada pencernaan intrasel
- Berperan pada proses fagositosis dengan cara menelan dan mencerna partikel
yang lebih kecil seperti ysng dilakukan oleh organisma uniseluler.

8
- Autofag, atau menelan dan mendaur ulang organel yang rusak
- Autolysis atau perusakan sel sendiri dengan cara membebaskan semua isi
lisosom. Autolysis terjadi pada peristiwa hilangnya ekor katak saat
metamorphosis.

8. Perokisom
Perokisom merupakan organel yang menyerupai kantong
berbentuk agak bulat, mengandung butirn Kristal dan diselubungi
membrane tunggal. Perokisom terbentuk dan tumbuh melalui
penggabungan protein dan lipid didalam sitosol, kemudia setelah
mencapai ukuran tertentu akan membelah untuk memperbanyak diri.
Perokisom memgandung enzim oksidase dan katalase.
Fungsi perokisom :
- Menghasilkan oksidase dan katalase
- Memecah asam lemak menjadi molekul kecil
- Didalam sel hati, perokisom menetralisasi racun alcohol dan senyawa
berbahaya lainnya

9. Glikosiom
Glikosiom adalah sejenis perokisom yang ditemukan pada jaringan
penyimpan lemak dari biji tumbuhan. Gliokisom bergungsi untuk
menghasilkan enzim yang dapat mengubah asam lemak menjadi gula
yang akan digunakan sebagai sumber energy pada saat biji sedang
berkecambah.

10. Mitokondria
Mitokondria merupakan organel berbentuk silinder dengan panjang
1-10 µm dan diselubungi oleh dua membrane. Membran dalam
mitokondria berlekuk-lekuk disebut kritsa. Krita memperluas permukaan
membrane sehingga dapat meningkatkan produktivitas respirasi sel.

9
Mitokondria disebut juga dengan organel semiotonomm karena
memiliki DNA yang dapat mengatur sintesis protein yang dilakukan oleh
ribosom di dalam organel tersebut

11. Plastida
Plastid adalah organel penyimpan materu yang diselubungi oleh
membrane ganda. Antara membrane dalam dan membrane luar dipisahkan
oleh ruangn sempit intermembran. Plastid hanya terdapat pada sel
tumbuhan dan alga, plastid dibedakan menjadi 3 macam. Yaitu :
- Leukoplas. Plastid yang tidak berwarna
- Kromoplas. Plastid yang mengandung pigmen selain klorofil
- Kloroplas. Plastid yang mengandung pigmen klorofil

12. Vakuola
Vakuola adalah organel berbentuk vesikula bear yang berisi cairan
dan diselubungi oleh membrane tunggal. Vakuola dapat dibagi menjadi 2
macam, yaitu :
- Vakuola makanan
- Vakuola kontraktil

13. Sentrosom dan Sentriol


Sentrosom merupakan organel tempat tumbuhnya mikrotubula
yang terletak di dekat nucleus. Di dalam sentrosom terdaoat satu
pasang sentriol. Tetapi sentrosom pada tumbuhan tidak memiliki
sentriol. Sentriol berbentuk silinder dan tersusun dari 9 pasang triplet
mikrotubula/

14. Sitoskeleton
Sitoskeleton merupakan kerangka sel yang kuat dan lentur, berupa
jalinan serabut yang tersebar di seluruh sitoplasma. Sitoskeleton
berfungsi sebagai menyokong dan mempertahankan bentuk sel serta
berperan sebagai tempat tertambatnya beberapa organel sel.

10
Berdasarkan ukurannya, sitoskeleton dapat dibagi menjadi
mikrotubula, filament intermediet, dan mikrofilamen,

15. Dinding sel


Dinding sel memiliki ketebalan 0,1 µm hingga beberapa
mikrometer. Dinding sel terdapat pada sel tumbuhan, jamur, dan alga.
Sel tumbuhan uda mula-mula membentuk dinding sel primer antar sel
yang berdekatan membentuk lamella tengah dari pectin atau
polisakarida yang bersifat lengket.
Fungsi dinding sel :
- Melindungi sel
- Mempertahankan bentuk sel
- Mencegah penyerapan air yang berlebihan.

G. PERAN PROTEIN MEMBRAN


Protein membran menampilkan berbagai fungsi vital untuk
kesintasan organisme: Protein reseptor membran merelai sinyal antara
internal sel dan lingkungan eksternal. Protein transpor memindahkan
molekul dan ion melintasi membran.

H. SIFAT MEMBRAN SEL


Terdapat beberapa sifat yang dibawa oleh membran sel.
Ditinjau dari sisi sifat, membran sel mempunyai sifat yang dinamis dan asimetris.
1. Memiliki sifat dinamis karena terdapat struktur seperti air. Hal ini
memungkinkan molekul lipid dan protein untuk bergerak.
2. Mempunyai sifat asimetris karena komposisi protein dan lipid di bagian
luar tak sama dengan komposisi protein dan lipid di bagian dalam sel.
Sedangkan berdasarkan kemampuan, sifat membran sel terbagi menjadi 3 jenis :
1. Impermeabel
Yaitu sifat membran sel yang tak mengizinkan zat apapun di luar sel untuk
masuk ke dalam sel.

11
2. Permeabel
Merupakan sifat dimana semua zat bisa melewati membran sel untuk masuk
ke dalam sel. Biasanya sifat ini dimiliki membran sel yang rusak atau
hampir mati hingga sel tak dapat bertahan hidup.
3. Semipermeabel
Suatu keadaan dimana hanya zat – zat tertentu yang dibutuhkan sel yang
bisat masuk ke dalam sel. Biasanya membran sel normal mempunyai sifat
semipermeabel.

I. TRANSPOR PASIF
Transpor pasif merupakan transportasi sel yang dilakukan melalui
membrane tanpa membutuhkan energy. Transport pasif terjadi karena adanya
perbedaan kosentrasi antara zat yang berada di dalam sel dengan zat yang
berada di luar sel. Transport pasif meliputi difusi, difusi dipermudah dan
osmosis Difusi adalah proses pergerakan partikel, molekul, ion, gas, atau
cairan dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah hingga tercapai suati
keseimbangan.

1. Difusi
Difusi adalah proses pergerakan partikel, molekul, ion, gas,
atau cairan dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah hingga
tercapai suati keseimbangan.

2. Difusi Dipermudah.
Difusi dapat dipermudah oleh protein spesidik yang
membentuk saluran protein dan protein transport pada membrane
sel. Mekanisme difusi terfasilitasi adalah sebagai berikut:
 Difusi yang dipermudah oleh saluran protein
Banyak molekul polar yang berukuran besar dan ion
tertahan oleh membrane ganda fosfolipid tetapi
dapat berdifusi melalui saluran yang dibentuk
protein. Protein biasnaya membentuk saluran adalah

12
protein integral. Saluran protein dapat menutup
karena adanya rangsangan listrik atau kimiawi.
 Difusi yang dipermudah oleh protein transport.
Protein transport memiliki sifat seperti enzim.
Protein transport dapat berubah bentuk saat
mengikat dan melepas molekul yang dibawanya.
Potein transport pada membrane memudahkan
difusi molekul asam amino dan glukosa.

3. Osmosis
Osmosis adalah proses bergeraknya molekul pelarut dari larutan
dengan konsentrasi rendah (hipotonik) ke larutan dengan
konsentrasi yang lebih tinggi (hipertonik) melalui selaput selektif
permeable. Larutan hipotonik memiliki konsentasi zat terlarut lebih
rendah sedangkan hipertonik memiliki konsentrasi zat terlarut lebih
tinggi.

J. TRANSPOR AKTIF
Transpor aktif adalah transport zat melalui membrane yang melawan
gradien konsentrasi sehingga memerlukan energy. Energy yang diperlukan
berupa ATP. Transport aktif meliputi pompa ion, kontranspor, dan
endositosis-ekositosis
1. Pompa ion
Pompa ion adalah transport ion melalui membrane dengan cara
melakukan pertukaran ion dari dalam sel dengan ion di luar sel.
Transport dilakukan oleh protein transport yang tertanam pada
membrane plasma menggunakan sumber energy berupa ATP.

2. Kontranspor

13
Kontranspor adalah transport aktif dari at tertentu yang dapat
menginsiasi transport zat terlarut lainnya, kontranspor dilakukan
oleh dua protein transport dengan energy berupa atp.

3. Eksositosis-endositosis
Ekositosis-endositosis adalah transport partikel dan molekul besar
melalui pelipatan membrane plasma atau pembentukan vesikula.
- Eksositosis
Pada eksositosis, vesikula yang berisi makromolekuk dari
badan golgi dipindahkan oleh sitoskeleton untuk bergabung
dengan membrane plasma kemudia vesikula menumpahkan
isinya ke luar sel. Eksositosis dilakukan oleh sel sekretori.
- Endositosis
Pada endositosis, makromolekul dikelilingi oleh membrane
plasma yang melipat membentuk vestikula kemudia masuk
kedalam sel.
- Endositosis yang diperantarai reseptor
Terjadi saat fluida ekstraseluler terikat pad reseptor
spesifik yang berkumpul pada lubang yang dilapisi protein
pada membrane plasma kemudia membentuk vesikula.

K. TRANSDUKSI SINYAL
Transduksi sinyal merupakan proses penyampaian pesan.
Berikut adalah tahapan Transduksi Sinyal :
- Sintesis
- Pelepasan molekul signaling (ligand) oleh sel signalling
- Transport signaling ke sel target
- Terjadi ikatan antara signaling tadi dengan reseptor
membentuk kompleks ligand-reseptor.

14
- Reseptor yg teraktivasi akan menyebabkan 1 / lebih
transduksi sinyal intraselular
- Perubahan spesifik pada fungsi, metabolisme dan
perkembangan sel
- Removal of the signal

L. SIKLUS SEL DAN PEMBELAHAN SEL


Siklus sel dapat digambarkan sebagai siklus hidup suatu sel
(Manson et al, 2006). Siklus ini terjadi pada seluruh jaringan yang
memiliki pergantian sel (Junquiera et al, 1998). Siklus sel dibagi menjadi 2
peristiwa besar, yaitu: mitosis (pembelahan sel) dan interphase. Pada fase
mitosis yang berlangsung lebih singkat daripada interphase, terjadi
pembagian nucleus dan cytoplasma sel.
Sebelum siklus dimulai, ada syarat yang harus dipenuhi oleh suatu
sel. Sel tersebut haruslah tumbuh, menyalin DNA-nya, dan membagi
dirinya menjadi dua. Tahapan siklus sel dibagi menjadi dua fase utama
yakni interfase dan mitosis. Pada fase interfase, terjadi pertumbuhan sel
dan penyalinan DNA. Sedangkan pada fase mitosis terjadilah pembagian
sel jadi dua dan dibagilah sitoplasmanya lalu terbentuklah dua buah sel
hasil pembelahan tadi.

1. Interfase
Ini adalah awal dari terjadinya pembelahan. Di dalamnya ada fase-
fase yang harus dilewati.

Fase G1. Di dalam Fase yang juga dikenal sebagai gap pertama ini, sel tumbuh
membesar, organel disalin, dan terbentuk dinding molekuler.

Fase S. Pada fase ini, sel mensintesiskan salinan DNA dalam nukleusnya. Sel
juga menduplikat struktur pengorganisasian mikrotubulus yang dinamai
centrosom. Centrosom membantu memisahkan DNA selama fase M nantinya.

15
Fase G2. Fase ini ditandai dengan semakin besarnya sel. Pada fase ini juga
terbentuklah protein serta organel. Setelah semua beres, fase mitosis siap dimulai.

2. Fase Mitosis
Sepanjang terjadinya fase ini, sel membagi DNA dan sitoplasma yang
sebelumnya telah disalin menjadi dua bagian dan membelah dirinya. Di
dalam fase miosis ini ada empat tahapan yang terjadi. Tahapan tersebut
diawali dengan profase, metafase, anafase, dan diakhiri dengan telofase.
Setelah semua proses berakhir, sel-sel yang baru terbentuk tadi akan
memulai siklus barunya sendiri. Siklusnya sama dengan siklus yang dialami
oleh induk sel mereka. Begitu seterusnya sampai akhirnya makhluk hidup
bersangkutan mengalami kematian. Pada saat itulah siklus sel juga akan
menemui akhirnya.
Panjangnya waktu siklus sel berbeda-beda antara satu makhluk hidup
dengan makhluk hidup lain. Pada manusia, lazimnya siklus sel berlangsung
selama 24 jam. Pada binatang yang lebih kecil bahkan bisa hanya memakan
waktu selama 9 jam saja.

M. KROMOSOM
Kromosom merupakan pembawa bahan genetik yang terdapat di
dalam inti sel setiap makhluk hidup. Kromosom berbentuk batang panjang
atau pendek dan lurus atau bengkok. Kromosom tersusun atas molekul DNA
yang membawa keterangan genetik, oleh karena itu kromosom mempunyai
arti penting dalam genetika.
Kromosom pada organisme prokariotik ada yang berupa RNA saja.
Ini dapat dijumpai pada virus mozaik (tembakau). Kromosom dapat pula
berupa DNA saja misalnya pada virus T dan dapat pula mengandung keduanya
yaitu DNA dan RNA seperti pada bakteri Escherichia coli.
Cara penyusunan molekul DNA dan protein sebenarnya cukup rumit.
Pengemasan DNA dalam kromosom terjadi pada tahap profase.

16
Untai DNA dipintal pada suatu set protein, yaitu histon yang menjadi
suatu bentukan yang disebut unit nukleosom. Unit nukleosom tersusun padat
membentuk benang yang lebih padat dan terpintal menjadi lipatan -lipatan
solenoid. Lipatan solenoid tersusun padat menjadi benang kromatin. Benang-
benang kromatin tersusun memadat menjadi lengan kromatid. Lengan kromatid
kembar disebut kromosom.

1. BAGIAN KROMOSOM
Suatu kromosom terdiri dari beberapa bagian yaitu kromatid,
kromomer, sentromer atau kinetokor, satelit, dan telomer.
1. Kromatid
Kromatid adalah salah satu dari dua lengan hasil replikasi kromosom.
Kromatid masih melekat satu sama lain pada bagian sentromer. Istilah lain
untuk kromatid adalah kromonema. Kromonema merupakan filamen yang
sangat tipis yang terlihat selama tahap profase (dan kadang-kadang pada
tahap interfase).
Kromonema sebenarnya merupakan istilah untuk tahap awal pemintalan
kromatid. Jadi, kromonema dan kromatid merupakan dua istilah untuk
struktur yang sama.
2. Kromomer
Kromomer adalah penebalan-penebalan pada kromonema. Kromomer ini
merupakan struktur berbentuk manik-manik yang merupakan akumulasi dari
materi kromatin yang terkadang terlihat saat interfase. Kromomer sangat jelas
terlihat pada kromosom politen (kromosom dengan DNA yang telah
direplikasi berulang kali tanpa adanya pemisahan dan terletak berdampingan
sehingga bentuk kromosom seperti kawat)
3. Sentromer
Sentromer adalah daerah konstriksi (lekukan primer) di sekitar pertengahan
kromosom. Pada sentromer terdapat kinetokor. Kinetokor adalah bagian
kromosom yang yang merupakan tempat perlekatan benang spindel selama
pembelahan inti dan merupakan tempat melekatnya kromosom.

17
4. Lekukan kedua
Pada beberapa kromosom terdapat lekukan kedua yang berada di
sepanjang lengan dan berhubungan nucleolus. Oleh karena itu disebut dengan
NOR (Nucleolar Organizing Regions).
5. Satelit
Satelit adalah bagian kromosom yang berbentuk bulatan dan terletak di
ujung lengan kromatid. Satelit terbentuk karena adanya kontriksi sekunder di
daerah tersebut. Tidak semua kromosom memiliki satelit.
6. Telomer
Telomer merupakan istilah yang menunjukkan daerah terujung pada
kromosom. Telomer berfungsi untuk menjaga stabilitas bagian terujung
kromosom agar DNA di daerah tersebut tidak terurai. Karena pentingnya
telomer, sel yang telomer kromosomnya mengalami kerusakan umumnya
segera mati.

N. REPLIKASI DNA
Proses replikasi berlangsung secara semi konservatif sesuai hasil
percobaan yang dilakukan oleh Meselson dan Stahl. Ketika molekul DNA
melakukan replikasi, rantai ganda polinukleotida yang menyusun benang
DNA akan membuka pilinannya. Selanjutnya, masing-masing rantai
plonikleotida DNA induk menjadi template yang akan membentuk benang
pelengkapnya, sehingga diperoleh dua benang DNA yang utuh dan sama.
Pada proses replikasi DNA dibtuhkan berbagai enzim antara lain
enzim helicase, primase, polymerase DNA, protein pengikat DNA, dan
ligase.
Replikasi dimulai dengan membukanyna lilitan pada salah satu
ujung DNA oleh enzim helicase. Benang DNA yang sudah dibuka
lilitannya oleh helicase diikat oleh protein sehingga stabil tidak bercerai
berai. Kemudian enzim polymerase DNA memulai sintesis benang baru
dengan arah 3’ – 5’. Jadi arah replikasi mengikuti ara 3’ – 5’. Benang DNa
bersifat anti parallel. Oleh karena itu, replikasi pada salah satu benang
berjalan kontinyu (leading strand) sementara pada benang lainnya replikasi

18
berjalan seutas demi seutas (lagging strand). Masing-masing potongan
benang DNa baru pada lagging strand disebut dengan fragmen Okazaki.
Fragmen ini akan disambung oleh enzim ligase dan pada akhirnya akan
terhubung membentuk rantai panjang.

O. SINTESIS PROTEIN
Sintesis protein terjadi di dalam sel yaitu pada ribosom dan tepatnya ada di
sitoplasma. Pada proses sintesis protein DNA berfungsi sebagai perancang
menentukan protein apakah yang akan dibentuk melalui informasi genetic
uang dissampaikan pada RNA. Adapun RNA berperan sebagai pelaksana
sintesis protein. Proses sintesa protein melalui dua tahap yaitu transkripsi dan
translasi.

TRANSKRIPSI.
Transkripsi merupakan pembentukan atau sintesis RNA dari salah satu
rantai DNA sehingga terjadi proses pemindahan informasi genetic dari DNA ke
RNA. Sebuah rantai DNA digunakan untuk mencetak rantai tunggal mRNA
dengan bantuan enzim polymerase. Enzim tersebut menempel pada kodon
permulaan. Umumnya adalah kodon untuk asam amino metionin (AUG)
Ikatan hydrogen pada DNA yang akan disalin terbuka. Akibatnya dua
utass DNA terpisah. Salah satu polinukleotida berfungsi sebagai pencetak atau
sense, yang lain sebagai gen atau antisense.
Transkripsi DNA akan menghasilkan RNA Messenger. Pada organisme
eukariotik, mRNA yang dihasilkan tidak dapat langsung berfungsi dalam proses
sintesis polipeptida. Hal tersebut terjadi karena mRNA masih mengandung
segmen-segmen yang tidak berfungsi.
Pada tahap inisiasi RNA polymerase menempel pada promoter yaitu uutan
basa nitogen khusus pada DNA yang dapat membeikan sinyal inisiasi transkripsi.
Rantai DNA yang digunakan dalam poses perekaman gen hanya satu buah yaitu
rantai sense. Sementara rantai lainnya merupakan antisense yang tidak digunakan.

19
Pada tahap elongasi terdapat aktivitas RNA polymerase yang bergerak
sepanjang rantai DNA sehingga dihasilkan rantai RNA yang di dalamnya
mengandung urutan basa nitrogen pertama sebagai hasil perekaman.
Pada tahap terminasi proses perekaman transkripsi berhenti dan molekul
RNA yang baru akan terpisah dari DNA template.

TRANSLASI
Pada bagian inti terjadi proses sintesis mRNA kemudian akan kelua
menuju sitoplasma dan akan tegabung dengan ribosom. mRNA bertindak selaku
cetakan untuk sintesis rantai polipeptida sewaktu ribosom bergerak sepanjang
mNA. RNA transfer atau tRNA yang telah mengikat asam amino akan bergerak
menuju ribosom dan melekat pada padangan nukleotida yang sesuai pada mRNA.
Setiap tRNA memiliki anticodon dan dapat berpasangan dengan urutan nukleotida
dari mRNA kemudian selanjutnya akan mengkode asam amino yang sesuai dan
kemudian membentuk suatu peptida disebut translasi.

SISTEM PENCERNAAN
Sistem pencernaan, atau sistem gastrointestinal, terdiri dari organ-organ
pencernaan yang dibagi menjadi dua kelompok utama, yaitu organ dalam saluran
pencernaan dan organ pencernaan pelengkap.
Saluran pencernaan atau disebut juga dengan saluran gastrointestinal, adalah
saluran yang memanjang dari mulut hingga ke anus. Saluran ini berfungsi untuk
mencerna, memecah, dan menyerap zat gizi makanan untuk dikirimkan melalui
peredaran darah.

A. ANATOMI SISTEM PENCERNAAN


Organ-organ saluran pencernaan meliputi mulut, esofagus
(kerongkongan), lambung, usus halus, usus besar, rektum, dan anus.
Sementara itu, organ-organ pencernaan pelengkap adalah mulut, kantung
empedu, kelenjar air liur, hati, dan pankreas.

20
MULUT
Proses pencernaan dimulai di dalam mulut, tempat terjadinya pencernaan
mekanik dan kimiawi. Mulut berfungsi untuk mengunyah makanan menjadi lebih
halus agar mudah dicerna. Di dalamnya terdapat organ-organ pelengkap, yaitu
lidah, gigi, dan kelenjar ludah.
Gigi memotong makanan menjadi potongan-potongan kecil. Potongan
kecil makanan lalu dibasahi oleh air liur sebelum lidah dan otot-otot lain
mendorong makanan ke dalam faring dan melanjutkannya ke dalam
kerongkongan (esophagus).
Bagian luar lidah terdiri dari papilla, yakni tonjolan-tonjolan yang
berfungsi mencengkeram makanan dan mengenali rasa. Sementara itu, kelenjar
ludah yang terletak di bawah lidah dan dekat rahang bawah menghasilkan air
liur ke dalam mulut.
Air liur berperan penting untuk memecah makanan, melembapkannya, dan
membuatnya lebih mudah untuk ditelan. Air liur juga memecah karbohidrat
dengan salah satu enzim pencernaan terpenting bagi manusia, yaitu enzim
ptialin/amilase.
Gerakan lidah dan mulut mendorong makanan ke belakang tenggorokan.
Pada persimpangan antara tenggorokan dan kerongkongan, terdapat katup
bernama epiglotis yang mencegah makanan masuk ke dalam sistem pernapasan.

2. Kerongkongan (esofagus)
Esofagus (kerongkongan) adalah saluran yang menghubungkan mulut
dengan lambung. Saluran ini merupakan jalan bagi makanan yang telah dikunyah
dari mulut menuju proses pencernaan selanjutnya di dalam lambung.
Otot-otot kerongkongan memindahkan makanan dengan gerakan
peristaltik. Ini adalah kumpulan kontraksi dan relaksasi otot yang menimbulkan
gerakan seperti gelombang sehingga makanan terdorong masuk menuju lambung.
Pada ujung kerongkongan terdapat sfingter, atau otot-otot berbentuk
cincin. Otot-otot ini memungkinkan makanan untuk masuk ke lambung dan
kemudian menutupnya untuk mencegah makanan dan cairan naik kembali ke
kerongkongan.

21
LAMBUNG
Lambung adalah organ berbentuk huruf ‘J’ yang berukuran sekitar dua
kepalan tangan. Lambung terletak di antara esofagus dan usus halus pada perut
bagian atas.
Lambung memiliki tiga fungsi utama dalam sistem pencernaan manusia.
Fungsinya yakni menyimpan makanan dan cairan yang tertelan, mencampur
makanan dan cairan pencernaan yang diproduksinya, serta perlahan-lahan
mengosongkan isinya ke dalam usus kecil.
Hanya zat-zat tertentu yang dapat diserap langsung oleh lambung.
Sementara itu, zat gizi dari makanan harus menjalani proses penguraian dahulu.
Dinding otot lambung melakukan proses ini dengan mencampur dan mengocok
makanan bersama asam dan enzim.
Makanan diolah menjadi bagian-bagian kecil dalam bentuk setengah padat
yang disebut kim. Setelah proses pencernaan selesai, kim akan dilepaskan sedikit
demi sedikit melalui otot-otot berbentuk cincin yang disebut sfingter pilorus.
Sfingter pilorus terletak pada perbatasan antara lambung bawah dan
bagian pertama usus halus yang disebut duodenum (usus dua belas jari). Sebagian
besar makanan baru meninggalkan perut hingga empat jam setelah makan.

USUS HALUS
Usus halus adalah saluran kecil selebar 2,5 cm dengan panjang sekitar 10
meter. Usus halus terdiri dari tiga bagian, yaitu duodenum (usus dua belas jari),
jejunum (usus kosong), dan ileum (usus penyerapan).
Dinding bagian dalam usus halus penuh dengan tonjolan dan lipatan.
Fungsi lipatan usus halus adalah memaksimalkan pencernaan makanan dan
penyerapan zat gizi. Saat makanan meninggalkan usus halus, sekitar 90 persen zat
gizi telah diserap untuk diedarkan oleh darah.
Berikut proses yang terjadi pada usus dalam sistem pencernaan manusia.
 Proses penguraian makanan menjadi bentuk yang lebih kecil telah selesai
di sini. Kelenjar pada dinding usus mengeluarkan enzim yang memecah
pati dan gula.

22
 Pankreas mengeluarkan enzim ke dalam usus kecil yang membantu
memecah karbohidrat, lemak, dan protein. Hati menghasilkan empedu,
yang disimpan di kantong empedu. Empedu membantu melarutkan lemak
sehingga dapat diserap oleh tubuh.
 Usus halus menyerap nutrisi dari proses pencernaan. Dinding bagian
dalam dari usus kecil ditutupi oleh tonjolan yang disebut vili. Tonjolan-
tonjolan ini meningkatkan luas permukaan usus halus secara besar-besaran
sehingga penyerapan zat gizi lebih maksimal.

USUS BESAR

Usus besar membentuk huruf ‘U’ terbalik di sekitar usus halus yang
berlipat-lipat. Saluran ini dimulai dari sisi kanan bawah tubuh dan berakhir di sisi
kiri bawah. Panjang usus besar sekitar 5 – 6 meter dan terdiri dari tiga bagian,
yaitu sekum, kolon, dan rektum.
Sekum adalah kantung pada bagian awal usus besar. Area ini menyalurkan
hasil pencernaan makanan yang telah diserap dari usus halus menuju usus besar.
Kolon adalah tempat cairan dan garam diserap dan memanjang dari sekum ke
rektum.
Fungsi utama dari usus besar yaitu membuang air dan mineral elektrolit
dari ampas makanan yang tidak tercerna, lalu membentuk limbah padat yang
dapat dikeluarkan. Bakteri dalam usus besar membantu memecah bahan yang
tidak tercerna tersebut.

REKTUM DAN ANUS


Sisa isi usus besar yang telah menjadi feses kemudian disalurkan ke arah
rektum. Rektum adalah bagian akhir dari usus besar yang berfungsi sebagai
tempat penampungan feses sementara sebelum dikeluarkan dari tubuh.
Saat rektum sudah mulai penuh, otot-otot di sekelilingnya akan terangsang
untuk mengeluarkan feses. Inilah yang membuat Anda merasa mulas dan ingin
buang air besar. Feses nantinya akan dikeluarkan melalui anus.
Anus merupakan bagian paling akhir dari saluran pencernaan yang
berbatasan langsung dengan lingkungan luar. Fungsi anus tak lain adalah sebagai

23
tempat keluarnya feses. Otot-ototnya bisa berkontraksi di bawah kendali Anda
untuk mengatur pengeluaran feses.

ABSORPSI KARBOHIDRAT
- Absorpsi glukosa terjadi bersamaan dengan transpot aktif non natrium
- Fruktosa ditranspor melalui difusi dipemudah
- Monossakarida lainnya dapat di absorpsi melalui difusi sederhana

ABSORPSI PROTEIN
Asam amino masuk ke dalam sel usus halus melalui transport aktif.

ABSORPSI LEMAK
Asam lemak dan gliserol masuk ke dalam sel usus melalui difusi. Molekul asam
lemak yang berukuran kecil bergeak ke dalam kapiler vilus, sedangkan molekul
asam lemak yang beukuran besar dan gliseol akan membentuk kilomikron masuk
ke lacteal menuju ke sistem limfa dan sirkulasi sistemik.

SISTEM KARDIOVASKULAR
A. SIRKULASI SISTEMIK
Sirkulasi sistemik menyuplai darah ke seluruh jaringan tubuh
kecuali paruparu. Pertimbangan yang terpenting untuk mengerti fisiologi
sirkulasi sistemik yaitu komponen anatomi sirkulasi sitemik, karakteristik
fisik sistem sirkulasi dan darah, faktor penentu dan kontrol aliran darah,
regulasi tekanan darah sistemik, dan regulasi curah jantung dan darah
balik
B. SIRKULASI PULMONAL
Sirkulasi pulmonal atau sirkulasi paru merupakan sirkulasi darah
dari jantung menuju paru-paru dan sebaliknya. Sirkulasi ini berlangsung
saat darah yang mengandung karbon dioksida dari sisa metabolisme tubuh
kembali ke jantung melalui pembuluh vena besar (vena cava).
Selanjutnya, darah tersebut akan masuk ke serambi kanan dan
diteruskan ke bilik kanan jantung. Darah yang sudah berada di bilik kanan

24
akan dialirkan ke paru-paru melalui arteri pulmonalis untuk ditukar
menjadi oksigen.
Darah bersih yang kaya oksigen kemudian akan masuk ke serambi
kiri jantung melalui vena pulmonalis untuk diedarkan ke seluruh tubuh.

C. HEMATOPOIESIS
Hematopoiesis adalah produksi dan perkembangan sel darah mulai
dari Stem Cell (sel induk) Hemopoiesis sampai beredar di aliran darah tepi
Sel induk hemopoietik adalah sel-sel yang akan berkembang
menjadi sel-sel darah dan beberapa sel dalam sumsum tulang. Sel induk
yang paling pimitif sebagai pluripotent stem cell. Sel induk hemopoietik
dibagi menjadi tigas, yaitu:
a. Self renewal : yaitu memperbarui diri sehingga tidak akan
pernah habis meskipun terus membelah.
b. Poliferative : membelah atau memperbanyak diri.
c. Diferensiatif : mematangkan diri menjadi sel-sel dengan fungsi
tertentu.

D. MACAM MACAM SEL DARAH


Sel-sel darah ini kemudian dibagi lagi menjadi tiga jenis, yakni sel darah
merah, sel darah putih, dan trombosit.Jadi secara keseluruhan, komponen darah
manusia terdiri atas empat macam, meliputi plasma darah, sel darah merah, sel
darah putih, serta trombosit. Semua komponennya memiliki tugas dan fungsinya
masing-masing yang mendukung kerja darah dalam tubuh.
1. Plasma darah
Plasma darah merupakan komponen darah yang berbentuk cairan. Plasma
darah mengisi sekitar 55-60 persen dari volume darah dalam tubuh.
2. Sel darah
Jika plasma darah menyumbang sekitar 55-60 persen, maka sel darah
mengisi sisanya yakni kurang lebih sekitar 40-45 persen.
3. Sel darah putih (leukosit)

25
Dibandingkan dengan sel darah merah, sel darah putih memiliki jumlah
yang jauh lebih sedikit. Meski begitu, sel darah putih mengemban tugas yang
tidak main-main, yakni melawan infeksi virus, bakteri, jamur, yang memicu
perkembangan penyakit.
4. Trombosit (keping darah)
Sedikit berbeda dengan sel darah putih dan merah, trombosit sebenarnya bukan
sel, melainkan sebuah fragmen sel berukuran kecil. Trombosit memiliki peran
penting proses pembekuan darah (koagulasi) saat tubuh terluka.

E. ERITROSIT
Sel darah merah, eritrosit, erythrocyte merupakan jenis sel darah yang
paling banyak dan berfungsi mengikat oksigen yang diperlukan untuk oksidasi
jaringan-jaringan tubuh lewat darah dalam hewan bertulang belakang. Terdapat
kira-kira 5 juta sel darah merah per mm3.

Sel darah merah atau yang juga disebut sebagai eritrosit berasal dari
Bahasa Yunani, yaitu erythros berarti merah dan kytos yang berarti selubung/sel)
Bagian dalam eritrosit terdiri dari hemoglobin, sebuah biomolekul yang
dapat mengikat oksigen. Hemoglobin akan mengambil oksigen dari paru-paru dan
insang, dan oksigen akan dilepaskan saat eritrosit melewati pembuluh kapiler.
Orang dewasa memiliki 2–3 × 1013 eritrosit setiap waktu (wanita
memiliki 4-5 juta eritrosit per mikroliter darah dan pria memiliki 5-6 juta.
Sedangkan orang yang tinggal di dataran tinggi yang memiliki kadar oksigen yang
rendah maka cenderung untuk memiliki sel darah merah yang lebih banyak).
Eritrosit terkandung di darah dalam jumlah yang tinggi dibandingkan
dengan partikel darah yang lain, seperti misalnya sel darah putih yang hanya
memiliki sekitar 4000-11000 sel darah putih dan platelet yang hanya memiliki
150000-400000 di setiap mikroliter dalam darah manusia.
Pada manusia, hemoglobin dalam sel darah merah mempunyai peran untuk
mengantarkan lebih dari 98% oksigen ke seluruh tubuh, sedangkan sisanya
terlarut dalam plasma darah.Eritrosit dalam tubuh manusia menyimpan sekitar 2.5
gram besi, mewakili sekitar 65% kandungan besi di dalam tubuh manusia.

26
F. STRUKTUR ERITROSIT
Struktur sel darah merah (eritrosit) norma yakni tidak mempunyai inti dan
bentuknya lempeng bikonkaf dengan garis tengah sekitar 7-8 mikrometer dan
tebalnya 2,5 mikrometer, sedangkan dibagian yang sangat tebal dan sekitar 1
mikrometer di bagian tengahnya.
Bentuk sel darah merah dapat berubah-ubah ketika sel melewati kapiler,
tetapi perubahan bentuk itu tidak akan membuat sel mengalami ruptur.
Hal tersebut dikarenakan dalam kondisi norma, sel darah merah
mempunyai kelebihan membran sel untuk menampung zat didalamnya
menjadikan tidak akan meregangkan membran secara hebat.
Bentuk sel darah merah dapat berubah-ubah ketika sel melewati kapiler,
tetapi perubahan bentuk itu tidak akan membuat sel mengalami ruptur.
Hal tersebut dikarenakan dalam kondisi norma, sel darah merah
mempunyai kelebihan membran sel untuk menampung zat didalamnya
menjadikan tidak akan meregangkan membran secara hebat.
Bentuk sel darah merah dapat berubah-rubah ketika sel melewati kapiler,
tetapi peubahan bentuk itu tidak akan membuat sel mengalami rupture.
Hal tersebut dikarenakan dalam kondisi normal, sel darah merah
mempunyai kelebihan membrane sen untuk menampung zat didalamnya
menjadikan tidak akan meregangkan memban secara hebat.
Dalam sel darah merah ada haemoglobin. Substansi haemoglobin tesebut
yang membuat warna merah pada darah.

G. PERAN TROMBIN DALAM HEMOSTATIS


Thrombin memainkan peranan penting dalam peningkatan dan penghambatan
pembekuan darah, dan juga proses-proses lainnya, seperti cell-signalling.
Kegagalan dalam mengkoorinasi fungsi-fungsi ini dapat menyebabkan
pendarahan maupun thrombosis.

27
SISTEM PERNAFASAN
A. RESPIRASI SELULER
Merujuk kepada proses metabolisme intraseluler dalam mitokondria yang
menggunakan oksigen dan menghasilkan karbon dioksida. Sementara
energy berasal dari molekul nutrisi

B. RESPIRASI EKSTERNAL
Respiasi eksternal menuju kepada seluruh urutan kejadian dalam
pertukaran oksigen menjadi karbon dioksida dalam lingkungan eksternal
dan sel-sel tubuh.

C. MEKANIKA VENTILASI PARU.


Udara cenderung bergerak dari daerah dengan tekanan tinggi ke daerah
dengan tekanan rendah. Paru-paru menempati sebagian besar rongga dada.
Ada dua paru-paru, masing-masing dibagi menjadi beberapa lobus dan
masing-masing diberikan oleh salah satu bronkus.

D. TIPE SEL SISTEM SARAF


NEURON
Neuron adalah unit kerja sistem saraf pusat. Terdiri dari 12 nervus kranial,
semua nervus spinal, dan cabangnya. Fungsinya sebagai penghantar
informasi berupa rangsangan atau impuls. Dengan adanya sel-sel saraf ini,
baik organ maupun sistem gerak bisa memberikan respons sebagaimana
mestinya

- SEL PENDUKUNG
Neuroglia adalah sel-sel yang paling banyak ditemukan dalam sistem saraf.
Sel-sel tersebut tidak berperan secara langsung dalam pengolahan informasi
dan transmisi dan berfungsi untuk menyokong kebutuhan dari sel neuron.

SISTEM SARAF
Terdiri atas:
- Sistem saraf pusat (SSP) : otak, medulla spinalis

28
- Sistem saraf tepi (SST) : Sistem sensorik, efektor
SISTEM SARAF TEPI (DIVISI SENSORIK)
Semua jalur sensorik memiliki elemen tertentu yang sama. Diawali dengan
stimulus yang bekerja pada reseotir sensorik. Reseptor adalah transduse yang
mengubah stimulus menjadi sinyal intraseluler, biasanya perubahan potensial
membrane.
Jika stimulus berada di atas ambang batas, maka potensial aksi
menyampaikan neuron sensorik ke sistem saraf pusat, di mana sinyal masuk yang
terintegrasi. Beberapa stimulus ke korteks serebral, mencapai pesepsi sadar, tetapi
yang lain tanpa kesadaran kita
Pada setiap sinaps di sepanjang jalur, sistem saraf dapat memodulasi dan
bentuk infomasi dan bentuk informasi sensorik.

SISTEM SARAF TEPI (DIVISI EFEKTOR)


Divisi simpatis dan parasimpatis dapat dibedakan secara anatomi dan jenis
situasi yang menyebabkan mereka paling aktif.
Parasimpatis yaitu dominan dalam keadaan tenang, mengatur kegiatan
harian yang rutin seperti mencerna. Sedangkan simpatis yaitu menjadi dominan
dalam situasi stress seperti ancaman dari ular. Sering disebut berjuang atau lari.

SERAT KOLINERGIK DAN ADRENERGIK.


Serat simpatis dan parasimpatis teutama mensekresi salah satu dari 2 bahan
transmitter sinaps. Yaitu
- Asetilkolin. Yaitu serat yang menyekresi asetikolin disebut serat kolinergik
- Epinefrin. Yaitu serat yang menyekresi norepinefrin disebut serat adrenergic
- Berasal dari kata adrenalin , dan nama lain dari epinefrin.

29
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
1. Sel adalah unit structural terkecil dlam hidup. Sel dibatasi oleh membran
plasma yang membungkus sitoplasma. Sitoplasma merupakan cairan
intraselular yang ada di dalam sel. Sitopasma banyam mengandung
organel-organel sel yang berguna untuk kelangsungan hidup sel.
2. Protein membran menampilkan berbagai fungsi vital untuk kesintasan
organisme: Protein reseptor membran merelai sinyal antara internal sel
dan lingkungan eksternal. Protein transpor memindahkan molekul dan ion
melintasi membran.
3. Transpor pasif merupakan transportasi sel yang dilakukan melalui
membrane tanpa membutuhkan energy
4. Transpor aktif adalah transport zat melalui membrane yang melawan
gradien konsentrasi sehingga memerlukan energy. Energy yang diperlukan
berupa ATP
5. Transduksi sinyal merupakan proses penyampaian pesan.
6. Kromosom merupakan pembawa bahan genetik yang terdapat di
dalam inti sel setiap makhluk hidup.
7. Sel darah merah, eritrosit, erythrocyte merupakan jenis sel darah yang
paling banyak dan berfungsi mengikat oksigen yang diperlukan untuk
oksidasi jaringan-jaringan tubuh lewat darah dalam hewan bertulang
belakang. Terdapat kira-kira 5 juta sel darah merah per mm3.
8. Hematopoiesis adalah produksi dan perkembangan sel darah mulai dari
Stem Cell (sel induk) Hemopoiesis sampai beredar di aliran darah tepi

SARAN
Saya sadar akan kurang lengkap nya makalah ini dan akan membaca
sekaligus mencari lebih lengkap tentang materi yang sudah diberikan.

30
DAFTAR PUSTAKA

Andrian, K., Dr. (2020, December 21). Memahami sistem peredaran Darah
Manusia BESERTA FUNGSINYA. Retrieved February 25, 2021, from
https://www.alodokter.com/memahami-sistem-peredaran-darah-pada-
manusia#:~:text=Sirkulasi%20pulmonal%20atau%20sirkulasi%20paru,vena
%20besar%20(vena%20cava).

Bagian-bagian Dan bentuk Kromosom. (2010, April 13). Retrieved February 25,
2021, from https://desybio.wordpress.com/2010/04/01/susunan-dan-bagian-
bagian-kromosom-2/

Fajrul, S., & Author: Saad Fajrul Pernah nyantri selama 6 tahun sebelum akhirnya
menyelesaikan studi hubungan internasional di UNS. Sesekali aku menulis
untuk blog Zenius. Jika kalian mau. (2020, January 14). Apa ITU Siklus Sel
dan Mengapa Penting Bagi Kita: Zenius NB19. Retrieved February 25,
2021, from https://www.zenius.net/blog/23274/apa-itu-siklus-sel-
pembelahan-
sel#:~:text=Sederhananya%2C%20siklus%20sel%20adalah%20siklus,daug
hter%20cells)%20atau%20kematian%20sel.

Home. (n.d.). Retrieved February 25, 2021, from


https://www.seputarpengetahuan.co.id/2020/11/eritrosit.html

I., Dr.a M.Pd. (2016). BAB 7 SISTEM PERNAPASAN. In 1214643102


904643567 R. R. Harsono Putri S.Si (Ed.), BIOLOGI UNTUK SMA/MA
KELAS XI (REVISI 2016 ed., Vol. KURIKULUM 2013, p. 297). Penerbit
Erlangga.

M.Pd, D. I. (2013). BAB 1 SEL 6. In 1214641987 904642901 R. R. Harsono Putri


S.SI (Ed.), BIOLOGI UNTUK SMA/MA KELAS XI (Revisi 2016 ed., Vol.
Kurikulum 2013, pp. 6-15). Penerbit Erlangga.

Makalah biologi kromosom. (n.d.). Retrieved February 25, 2021, from


https://studylibid.com/doc/393993/makalah-biologi-kromosom

Yani, R. A. (n.d.). Macam Komponen Darah Manusia. Retrieved February 25,


2021, from https://rsisurabaya.com/macam-komponen-darah-
manusia/#:~:text=Sel%2Dsel%20darah%20ini%20kemudian,sel%20darah%
20putih%2C%20serta%20trombosit.

31
Yusa, M. S. (2016). Buku Siswa Aktif dan Kreatif Belajar Biologi (Revisi
Kurikulum 2013 ed., pp. 70-74) (1214644237 904644270 F. Alwhinanto,
Ed.) (1214644238 904644270 E. Suryani, Ed.). Bandung: Penerbit Grafindo
Media Pratama.

32

Anda mungkin juga menyukai