TMK 2 Pengantar ekonomi makro
TMK 2 Pengantar ekonomi makro
TUGAS 2
Pada dasarnya, kurva permintaan agregat melambangkan jumlah dari seluruh barang dan jasa yang
diminta dalam suatu perekonomian pada setiap tingkat harga. Seperti yang digambarkan pada figur
di atas, yaitu kurva agregat miring ke bawah. Hal ini mengimplikasikan bahwa jika hal lain tetap
sama, penurunan tingkat harga keseluruhan dalam perekonomian (misalkan dari P1 ke P2)
cenderung meningkatkan jumlah barang dan jasa yang diminta (dari Y1 ke Y2).
2. Diketahui :
Y = 200
M = 100
V=8
Ditanya : P ?
Penyelesaian :
MV = PY, Keterangan :
Y = Tingkat pendapatan → MV = PY
Maka untuk menghitung nilai P, menggunakan rumus :
P = MV/P
P = (100).(8) / 200
P = 800/200
P=4
Tokoh dari kebijakan ini adalah Alvin Hansen yang yang menyarankan bahwa ketika dalam masa
depresi dan banyak pengangguran, pengeluaran pemerintah yang meningkat adalah satu satunya
obat. Dan Dalam jenis ini pengeluaran pemerintah dan perpajakan selalu dipertahankan, tetapi
penyesuaian dalam anggaran selalu dibuat guna untuk memperkecil ketidakstabilan ekonomi,
sehingga pada suatu saat dapat terjadi defisit maupun surplus. Dan Dalam perkembangan
selanjutnya, pengguna anggaran belanja seimbang untuk jangka panjang diperlukan, dengan catatan
bahwa dalam masa depresi ditempuh anggaran belanja defisit sedangkan dalam masa inflasi
ditempuh dengan anggaran surplus. Dan dalam kebijakan selanjutnya yaitu anggaran belanja
seimbang untuk jangka panjang yang diperlukan, dengan catatan bahwa dalam masa depresi
ditempuh anggaran belanja defisit sedangkan dalam masa inflasi ditempuh anggaran belanja
surplus. Dan dalam perkembangan lebih dalam lagi, kebijakan ini selalu berusaha untuk
mempertahankan adanya anggaran belanja yang seimbang tanpa defisit anggaran belanja. Sehingga
dalam masa depresi pengeluaran pemerintah akan ditingkatkan dan penerimaan dari pajak akan
ditingkatkan pula tapi tidak sampai menimbulkan deflasi.
Penyesuaian secara otomatis dalam penerimaan dan pengeluaran pemerintah terjadi sedemikian
rupa sehingga membawa perekonomian menjadi stabil tanpa campur tangan pemerintahan yg
disengaja. Sistem ini menggunakan peranan built in flexibility yang mana jika terjadi kemunduran
dalam kegiatan usaha, program pengeluaran pemerintah dan perpajakan tidak akan diubah. Namun,
akan terjadi penurunan dalam penerimaan pajak terutama pajak pendapatan. Dilain pihak, jumlah
pengeluaran pemerintah akan meningkat terutama yang dikaitkan dengan gaji, pensiun, dan
sebagainya.
Yaitu anggaran belanja berimbang yang bisa terjadi apabila penerimaan pemerintah sama
jumlahnya dengan pengeluaran pemerintah, atau dengan kata lain penerimaan seimbang dengan
pengeluaran.
Yaitu jika penerimaan pemerintah lebih besar daripada pengeluarannya, maka keadaan yang
demikian yang disebut surplus anggaran belanja.
Yaitu penerimaan yang lebih kecil daripada pengeluarannya akan mengakibatkan keadaan
defisit anggaran belanja.