TUGAS 2
Investasi (I)
Ialah pembelian barang-barang modal seperti Gedung dan perlengkapan serta penambahan inventori yang dilakukan oleh
pihak swasta. Dalam permintaan agregatdijelaskan bahwa penentu utama tingkat investasi ialah tingkat output, biaya yang
dikeluarkan untuk membeli barang modal, dan harapan di masa yang akan datang. Kebijakan yang dapat dilakukan untuk
mempengaruhi investasi adalah kebijakan moneter, yaitu menaikkan suku bunga atau menurunkan suku bunga untuk
mengurangi investasi. Jika suku bunga rendah maka biaya barang modal (cost of capital) menjadi murah.
Teori ini mendapat kritikan dari ahli ekonomi yang beraliran modern bahwa Teori kuantitas mengandung dari
beberapa kelemahan dan tidak dapat memberikan penjelasan yang baik mengenai sifat hubungan antara
penawaran uang dan tingkat harga serta kegiatanekonomi negara.
4. Jelaskan kedudukan pajak sebagai salah satu stabilisator utama dalam kebijakan fiskal dengan mengamati
tabel di bawah ini!
Terlihat pada tabel di atas bahwa tarif pajak 20 persen, perubah pendapatan
nasional sebesar Rp 1.000 miliar akan mengakibatkan terjadinya perubahan pendapatan disposabel sebesar Rp
800 miliar, konsumsi akan menjadi Rp 640 miliar dikarenakan nilai MPC 0,8 sehingga kecendrungan
pembelanjaan marjinal dari pendapatan nasional berubah menjadi 64 persen.
Demikian juga dengan tarif pajak yang sebesar 40 persen. Untuk perubahan pendapatan nasional sebesar Rp
1.000 miliar diperoleh perubahan pendapatan disposabel sebesar Rp 600 miliar. Karena nilai MPC adalah 0,8
maka konsumsinya akan berubah menjadi Rp 480 miliar sehingga kecendrungan pembelanjaan marjinal dari
pendapatan nasional berubah menjadi 48 persen.
5. Jelaskan perbedaan kebijakan fiskal ekspansif dan kontraktif dan berikan contohnya!
Kebijakan fiskal ekspansif adalah dapat dilakukan dengan melakukan penurunan nilai pajak dan peningkatan
pada pembelanjaan negara. Dengan menerapkan kedua cara ini, kebijakan tersebut akan mampu meningkatkan
pertumbuhan ekonomi secara perlahan.
Sedangkan untuk kebijakan fiskal jenis kontraktif, hanya dilakukan saat kondisi ekonomi berada pada keadaan
yang memprihatinkan. Tanda dari kondisi ekonomi yang terpuruk adalah tingkat inflasi yang tinggi serta kurs
mata uang yang rendah.
Contoh dari kebijakan fiskal ekspansif dan kontraktif :
Pemerintahan Presiden Jokowi pernah memberikan program pengampunan pajak atau tax amnesty kepada
individu dan badan usaha yang termasuk ke dalam wajib pajak.
Khusus bagi mereka yang pernah menunggak pajak, menunda pembayaran pajak, sampai tidak melaporkan
harta bendanya yang berada di negara-negara lain, pada momen ini tidak akan dikenakan sanksi administrasi,
sanksi pidana, dan denda keterlambatan bayar pajak.
Saat itu total harta yang dilaporkan oleh wajib pajak bisa mencapai Rp 4 triliunan dan negara mendapatkan
penerimaan tambahan mencapai Rp130 triliunan.