Anda di halaman 1dari 4

Nama :

1. Ismail Marzuki
2. L. Hendra Fatoni
3. Lalu Yusril Aman
4. Melina Sita Lestari
5. R.A. Ega Fathma Fairuzi
Kelas : Bahasa Indonesia
MK : Prinsip Pengajaran dan Asesmen
Demonstrasi Kontekstual T3
Seperti yang telah kita pelajari sebelumnya, aplikasi pembelajaran dan asesmen menggunakan pendekatan
Culturally Responsive Teaching menjadi sangat penting mengingat negara Indonesia yang mempunyai
keragaman budaya. Rancangan dan pelaksanaan proses pembelajaran dan asesmen mempertimbangkan
latar belakang budaya agar Guru mempunyai rasa empati terhadap karakteristik peserta didik. Di sisi lain
aplikasi pendekatan ini membantu peserta didik untuk lebih memahami pembelajaran secara kontekstual
pada kehidupan sehari-harinya. Dampak positif lainnya adalah peserta didik mampu turut serta dalam upaya
melestarikan kekayaan budaya di Indonesia.
Sebagai panduan untuk mengevaluasi kegiatan pembelajaran dan asesmen, Anda dapat melengkapi tabel
integrasi aspek CRT pada pembelajaran berikut ini:

Content Integration
Penyertaan konten dari budaya Memelihara hubungan positif Memberikan harapan yang tinggi
lain antara guru dengan peserta terhadap peserta didik
didik
Budaya yang berbeda-beda dari Dalam memelihara positif guru Pemberian harapan tinggi pada
etnis,suku, dan bahasa ada di dan peserta didik Pada proses Dalam memelihara positif
sekolah dalam penyetaraan penerapan cultural responsif guru dan peserta didik Pada
integrasi konten dengan konsep atau CRT perlu adanya penerapan cultural responsif atau
budaya sopan santun budaya kebijakan-kebijakan yang telah CRT perlu adanya kebijakan-
hidup sehat. Budaya keragaman diatur oleh guru kelas yang kebijakan yang pendekatan
yang ada dari identitas peserta masuk di ruang atau kebijakan culturally responsif teaching atau
didik diintegrasikan dengan kepala sekolah mengatur untuk CRT sebenarnya tidak Hal yang
konsep penerapan profil Pelajar selalu tidak membeda-bedakan paling utama, karena dalam
Pancasila di kelas, contohnya peserta didik dari segi etnis, pendekatan peserta didik atau guru
kesenian budaya lokal Malang budaya, bahasa dan mampu dalam mengkoordinasikan
dengan tampilan tradisional. pengetahuan guru harus mampu para peserta didik identitas dari
permainan proses tradisional menerapkan muatan lokal berbagai yang berbeda-beda.
pembelajaran tari-tari Penerapan daerah Malang untuk Penguatan teori Pendidikan
pada yang sedang berlangsung peningkatan kultural budaya tanggap budaya adalah model
dari budaya lokal seperti gobak yang harus melekat pada hati pembelajaran teoritis yang tidak
sodor ular naga yang diterapkan generasi bangsa hanya bertujuan meningkatkan
pada proses pemanasan prestasi peserta didik tetapi juga
berlangsung membantu siswa menerima dan
memperkokoh identitas budaya.
Facilitating Knowledge Construction
Membangun pengetahuan Penggunaan contoh pada Membantu peserta didik berpikir
peserta didik kehidupan nyata kritis dan terbuka
Dalam membangun pengetahuan Penggunaan contoh pada Upaya yang dapat dilakukan oleh
peserta didik, guru perlu kehidupan nayata antara lain guru dalam membantu peserta
memahami karakteristik peserta
sebagai berikut : 1. didik berpikir secara krtitis dan
didik. Karakteristik tersebut
Mengintegrasikan materi terbuka adalah dengan melakukan
dapat dilihat dari segi tingkat
pembelajaran dengan budaya kegitan diskusi dan presentasi.
pemahaman peserta didik
yang ada di daerah atau Dengan diskusi, peserta didik
terhadap kebudayaan yang ada di
lingkungan sekitar maupun dapat bertukar pikiran secara aktif
daerahnya maupun kebudayaan yang lebih luas, misalnya dan terbuka, sementara itu dengan
secara luas. Dengan demikian,
budaya yang ada di Indonesia. presentasi peserta diidk dapat
setelah maupun di luar negeri.
Penerapan Projek Profil Pelajar berpikir secara kritis dalam
diketahui bagaimana tingkat Pancasila dengan membuat menyajikan dan menjawab
pemahamn pesreta didik
video atau rekaman aktivitas pertanyaan yang diajukan oleh
mengenai budaya, guru dapat yang dilakukan oleh peserta teman-temannya yang lain. Upaya
penambahan memberikan materididik, misalnya video laporan lain yang dapat dilakukan adalah
pembelajaran yang dikaitkan hasil observasi atau video berita melakukan mengenai maupun
dengan budaya yang belum mengenai kearifan lokal yang praktik budaya budaya dengan
diketahui atau dipahami olehada di daerahnya maupun video debat lokal asing, sehingga peserta
peserta didik. praktik menari dan menyanyi. didik dapat berpikir secara kritis
2. Mengadakan perlombaan tari dan terbuka dalam mencari
kreasi tradisional atau premis-premis yang dapat
permainan tradisional pada mendukung pendapatnya.
kegiatan memperingatu hari
merdeka ataupun kegiatan class
meeting. Saat.
3. Selalu menerapkan budaya
senyum, salam, sapa, sopan,
dan santun (5S) terhadap
keluarga dan masyarakat.
4. Memberikan ekstrakurikuler,
baik ekstrakurikuler secara
akademik maupun non
akademik kepada peserta didik
setelah pulang sekolah.
Misalnya ekstrakurikuler tari,
musik, maupun dalam bidang
bahasa seperti English Club,
Mandarin Club, Japanese Club,
maupun Javanese Club.
Prejudice Reduction
Mendukung Penggunaan Bahasa Interaksi Positif antar Peserta Lingkungan belajar yang nyaman
Daerah Didik
SMPN 1 Labuhan Haji Terjadi interaksi positif antara Guru menciptakan dan
mengizinkan dan mendorong peserta didik, baik di dalam memastikan lingkungan belajar
peserta didiknya untuk lingkuppembelajaranataupundi yang diikuti oleh peserta didik
menggunakan Bahasa Sasak, luar pembelajaran. Pada saat terbuka dan aman bagi peserta
terutama saat bertutur kata pembelajaran, peserta didik didik sehingga mereka akan
dengan guru. saling berdiskusi dan bertukar merasa diterima serta dihargai.
pendapat serta ide dengan Guru juga menciptakan norma-
temannya. Saat di luar norma sosial yang positif seperti,
pembelajaran pun, peserta didik adanya sikap saling menghargai,
saling menghargai pendapat kemauan mendengarkan pendapat
temannya. Guru memastikan dengan baik, dan menerima
semua suara peserta didik pendapat oranglaindenganterbuka
didengarkan dan memberikan
ruang bagimerekauntukberani
berkontribusi.
Social Justice
Guru sebagai Agen Perubahan Memberikan kesempatan peserta
didik untuk berpikir kritis
Sebagai seorangguru,menjadi agenperubahanadalahperanyang Memberi kesempatan kepada
sangat penting dalammengembangkan pendidikan yang inklusif, pesertadidikuntukberpikirkritis
bermakna, danrelevanbagi semuasiswa.Sebagai agenperubahan, merupakan salah satu aspek
guru perlu memiliki kesempatan untuk membentuk dan penting dalam pembelajaran.
meningkatkan pengalaman belajar siswa serta menciptakan Dalam praktiknya guru dapat
lingkungan yang mendukung keberagaman budaya dan mengajukan pertanyaan terbuka
pengalaman. Dalam hal ini guru perlu memahami kebutuhan dan kepada siswa yang mendorong
latar belakang siswa terlebih dahulu karena hal tersebut dapat siswa untuk menyampaikan
mempengaruhi interaksi dan pengajaran kepada siswa dari latar pendapatnya. Guru juga dapat
belakang budaya yang berbeda. Pada pembelajaran guru juga dapat memberikan tugas atau proyek
menggunakan pendekatan multikultural yang mendukung yang menantang siswa untuk
keberagaman. Selain itu, guru juga mengembangkan karakter berpikir kritis, seperti masalah
peserta didik terutama dalam berargumentasi, empati, dan percaya yang menyelesaikan kompleks.
diri. Sebagai agen perubahan memiliki peran yang signifikan dalam Dalam pembelajaran Bahasa
menciptakan perubahan yang positif dan membantu semua siswa Indonesia (teks narasi atau teks
merasa dihargai, diterima, dan didukung dalam lingkungan eksplanasi) sebagai upaya untuk
pembelajaran. meningkatkan kemampuan
berpikir kritis siswa maka guru
dapat membahas hubungan
konteks sosial dan budaya teks
tersebut. Hal ini mampu
mendorong siswa mengenali dan
menganalisis kritik sosial yang
tersirat dalam teks.
Academic Development
Menciptakan Kesempatan yang Sama untuk Membantu Peserta Menggunakan pembelajaran
Didik Mencapai Kesuksesan Akademik berbasis projek yang dapat
merefleksikan kebutuhan belajar
peserta didik
Untuk mencapai kesuksesan akademik, ada beberapa langkah yang Menggunakan pembelajaran
dapat diambil: 1. Peningkatan Pendidikan Karakter: Salah satu berbasis projek yang dapat
tindakan strategis yang dapat dilakukan adalah peningkatan merefleksikan kebutuhan belajar
pendidikan karakter dan pengamalan Pancasila secara terus peserta didik adalah metode
menerus. Pendidikan karakter melibatkan pembentukan pembelajaran yang melibatkan
kepribadian peserta didik di sekolah, yang tidak hanya berfokus siswa dalam proyek atau tugas
pada peningkatan akademik, tetapi juga mengembangkan aspek yang menuntut keterlibatan aktif
sosial, emosi, kreativitas, dan motorik. 2. Meningkatkan dan kolaboratif untuk mencapai
Kemampuan Numerasi: Kemampuan numerasi merupakan salah tujuan tertentu. Dalam
satu komponen utama dalam akademik. Guru dapat membantu pembelajaran berbasis proyek,
peserta didik dalam meningkatkan kemampuan numerasi dengan siswa belajar dengan cara
memberikan latihan soal-soal yang meliputi pertanyaan numerasi. melakukan dan menerapkan
Latihan ini tidak hanya membantu peserta didik dalam memahami pengetahuan mereka dalam situasi
soal numerasi, tetapi juga membantu mereka mengembangkan dunia nyata. Pembelajaran
kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kritis. 3. berbasis proyek juga memberikan
MembangunHubungan Saling Percaya: Hubungan yang kuat antara kesempatan kepada siswa untuk
guru dan peserta didik dapat membantu menciptakan lingkungan menggali materi dengan
pembelajaran yang lebih dalam dan berarti. Peserta didik yang menggunakan berbagai cara yang
merasa memiliki hubungan yang kuat dengan guru cenderung lebih bermakna bagi diri mereka. Setiap
terlibat dalam pembelajaran dan memiliki motivasi yang tinggi. siswa memiliki gaya belajar yang
Membangun hubungan saling percaya memerlukan waktu dan berbeda, dan pembelajaran
usaha yang berkelanjutan, seperti memberikan bantuan dan berbasis proyek memungkinkan
dukungan ketika peserta didik menghadapi kesulitan, melibatkan siswa untuk belajar melalui
peserta didik dalam membentuk aturan dan norma kelas, dan pengalaman nyata dan kolaborasi
menciptakan atmosfer positif di kelas. 4. Manajemen Aksi yang dengan teman sekelas.
Kolaboratif dan Positif: Mahasiswa perlu mengembangkan Pembelajaran berbasis proyek
keterampilan manajemen aksi yang kolaboratif dan positif untuk dapat merefleksikan kebutuhan
mencapai kesuksesan dalam akademik dan kehidupan pribadi. belajar peserta didik dengan cara
Dengan manajemen aksi yang baik, mahasiswa dapat meningkatkan berikut:
efisiensi waktu, produktivitas, dan kualitas belajar mereka. 1. Menggunakan masalah
Kolaborasi juga membantu mereka menghadapi masalah kompleks sebagai langkah awal:
dengan lebih baik, mengembangkan keterampilan sosial, dan Pembelajaran berbasis
memperluas jaringan. proyek dimulai dengan
memperkenalkan masalah
atau tantangan yang
relevan dengan kehidupan
nyata. Hal ini
memungkinkan siswa
untuk melihat keterkaitan
antara materi pelajaran
dengan dunia nyata dan
memahami kegunaan
pengetahuan yang mereka
pelajari.
2. Mengintegrasikan
pengetahuan: Dalam
pembelajaran berbasis
proyek, siswa diharapkan
melakukan eksplorasi,
penilaian, interpretasi,
sintesis, dan informasi
untuk menghasilkan
berbagai bentuk hasil
belajar. Mereka
mengintegrasikan
pengetahuan dari berbagai
mata pelajaran dan
menerapkannya dalam
konteks proyek

Anda mungkin juga menyukai