Anda di halaman 1dari 7

Nama : Christina Gultom

NIM : 050969251
UPBJJ : Medan

NASKAH TUGAS TUTORIAL KE-3


HUKUM PAJAK
UNIVERSITAS TERBUKA

SOAL 1
Dalam hal wajib pajak diperbolehkan mengangsur atau menunda pembayaran, Wajib Pajak
menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar sebesar Rp 1.550.000,00 yang diterbitkan pada
tanggal 2 Januari 2021 dengan batas akhir pelunasan tanggal 1 Februari 2021. Wajib Pajak tersebut
diperbolehkan untuk mengangsur pembayaran pajak dalam jangka waktu 5 (lima) bulan dengan
jumlah yang tetap sebesar Rp.335.000,00.
Pertanyaan :
Hitunglah Sanksi administrasi berupa bunga untuk setiap angsuran dan jelaskan seperti apa
ketentuan untuk wajib pajak diperbolehkan untuk mengangsur atau menunda pembayaran!
SOAL 2
Tindak Pidana dalam bidang perpajakan tidak dapat dituntut setelah lampau waktu 10 tahun sejak

saat terhutangnya pajak, berakhirnya masa pajak, berkahirnya bagian tahun pajak atau berakhirnya

tahun pajak yang bersangkutan. Dapatkah anda jelaskan kenapa setiap orang dianggap mengetahui

hukum serta apakah sanksi pidana dapat dikenakan?

SOAL 3
PT Adikarya memberikan jasa kepada PT Bogasatya dan pada tanggal 5 januari 2021, PT Adikarya

mengeluarkan tagihan sebesar Rp. 70.500.000 kepada PT Bogasatya dan atas tagihan tersebut

dikeluarkan faktur pajak sebesar Rp. 15.250.000 oleh PT Adikarya, total tagihan menjadi Rp.

85.750.000, selanjutnya PT Adikarya melakukan sesuai prosedur, menginput tagihan faktur

pajaknya kedalam sistem. Buatlah jurnal pada saat penyerahan jasa (tagihan) oleh PT Adikarya

dan PT Bogasatya?
JAWABAN :

1. Wajib pajak diperbolehkan mengangsur atau menunda pembayaran, Wajib Pajak

menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar sebesar Rp 1.550.000,00 yang diterbitkan

pada tanggal 2 Januari 2021 dengan batas akhir pelunasan tanggal 1 Februari 2021. Wajib

Pajak tersebut diperbolehkan untuk mengangsur pembayaran pajak dalam jangka waktu 5

(lima) bulan dengan jumlah yang tetap sebesar Rp.335.000,00. Sanksi Administrasi berupa

bunga untuk setiap angsuran dihitung sebagai berikut :

- Angsuran ke 1 : 2% x Rp. 1.550.000 = Rp 31.000,-

- Angsuran ke 2 : 2% x Rp.1.215.000 = Rp 24.300,-

- Angsuran ke 3 : 2% x Rp. 880.000 = Rp. 17.600,-

- Angsuran ke 4 : 2% x Rp. 545.000 = Rp. 10.900,-

- Angsuran ke 5 : 2% x Rp 210.000 = Rp. 4.200,-

Besarnya bunga yang dikenakan diatur dalam Pasal 36 Undang-Undang Nomor 28

Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, yaitu sebesar 2% per

bulan dari jumlah pajak yang belum dibayar dan bagian dari 1 bulan dihitung penuh 1 (satu)

bulan.

2. Setiap orang dianggap mengetahui hukum sebagai prinsip dasar dalam sistem hukum. Hal

ini berarti bahwa setiap orang dianggap memiliki pengetahuan tentang hukum dan

bertanggung jawab untuk mematuhi ketentuan yang ditetapkan.

Namun, dalam praktiknya, tidak semua orang memiliki pengetahuan yang sama tentang

hukum. Oleh karena itu, jika seseorang melakukan pelanggaran terhadap hukum

perpajakan, mereka mungkin tidak dapat mengklaim ketidaktahuan sebagai alasan untuk

menghindari sanksi.
Dalam hal tindak pidana perpajakan, ada batasan waktu untuk menuntut pelanggaran

tersebut. Seperti yang Anda sebutkan, tindak pidana perpajakan tidak dapat dituntut setelah

lampau waktu 10 tahun sejak saat terhutangnya pajak, berakhirnya masa pajak, berakhirnya

bagian tahun pajak, atau berakhirnya tahun pajak yang bersangkutan.

Namun, penting untuk dicatat bahwa batasan waktu ini mungkin berbeda di setiap

negara atau yurisdiksi hukum. Oleh karena itu, jika seseorang melakukan pelanggaran

perpajakan, penting untuk mengacu pada peraturan hukum yang berlaku di wilayah hukum

masing-masing.

Sanksi pidana dapat dikenakan dalam kasus pelanggaran perpajakan yang terbukti.

Sanksi ini dapat berupa denda, hukuman penjara, atau kombinasi keduanya, tergantung

pada tingkat keparahan pelanggaran dan peraturan yang berlaku di wilayah hukum masing-

masing.

Seperti yang kita ketahui bahwa kewajiban pajak sudah diatur dalam undang-undang, yang

artinya bahwa kewajiban pajak merupakan utang kepada negara karena undang-undang,

oleh karena itu penyimpangan dan kelalaian dalam memenuhi kewajiban pajak merupakan

pelanggaran terhadap undang-undang. Perbuatan demikian dalam undang-undang

dinyatakan terkena sanksi. Sanki yang diatur dalam undang–undang KUP di kenakan tidak

hanya kepada Wajib Pajak tapi juga dikenakan terhadap petugas pajak. Tentunya dalam

hal yang berbeda. Bagi wajib pajak sanksi dikenakan bila ada pelanggaran yang terkait

dengan hal pembayaran pajak. Sementara itu, petugas atau pejabat pajak terkait dengan

pelayanan kepada masyarakat. Sanksi yang dikenakan bisa sanksi admisnistrasi dan juga

sanksi pidana. Wajib pajak dapat dipidanakan jika melakukan pelanggaran pajak yang

bersifat :
a) Setiap orang yang dengan sengaja dan merugikan negara

1. Tidak mendaftarkan diri untuk diberikan NPWP atau tidak melaporkan usahanya untuk

dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak.

2. Menyalahgunakan tanpa NPWP atau pengukuhan pengusaha kena pajak.

3. Tidak menyampaikan surat pemberitahuan.

4. Menyampaikan surat pemberitahuan dan/atau keterangan yang isinya tidak benar atau

tidak lengkap.

5. Menolak untuk dilakukan pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 29.

6. Memperlihatkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen lain yang palsu atau

dipalsukan seolah-olah benar, atau tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya.

7. Tidak menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan di Indonesia, tidak

memperlihatkan atau tidak meminjam buku, catatan, atau dokumen lain.

8. Tidak menyimpan buku, catatan, atau dokumen yang menjadi dasar pembukuan yang

dikelola secara elektronik atau diselenggarakan secara program aplikasi online

Indonesia sebagaimana dimaksud dalam pasal 28 ayat (11).

9. Tidak menyetorkan pajak yang telah dipotong atau dipungut.

Hal di atas dapat dipidana paling singkat 6 bulan dan paling lama 6 tahun, dan danda paling

sedikit 2 kali jumlah terutang atau kurang dibayar dan paling banyak 4 kali jumlah pajak

terutang atau kurang dibayar.


b) Setiap orang yang melakukan percobaan tidak pidana :

1. Menyalahgunakan tanpa NPWP atau pengukuhan pengusaha kena pajak.

2. Menyampaikan surat pemberitahuan dan keterangan yang isinya tidak benar atau tidak

lengkap dalam rangka mengajukan permohonan restitusi atau melakukan kompsensasi

pajak atau pengkreditan pajak.

Hal diatas dapat dipidana penjara paling singkat 6 bulan dan paling lama 2 tahun, mendapat

denda paling sedikit 2 kali jumlah restitus yag dimohonkan dan paling banyak 4 kali

restitusi yang dimohonkan.

c) Setiap orang yang dengan sengaja :

1. Menerbitkan dan/atau menyalahgunakan faktur pajak, bukti pemungutan pajak, bukti

pemotongan pajak, dan/atau bukti setoran pajak yang tidak berdasarkan transaksi yang

sebenarnya.

2. Menerbitkan faktur pajak tetapi belum dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak.

Dapat dipidanakan dengan penjara paling singkat 2 tahun dan paling lama 6 tahun, serta

denda paling sedikit 2 kali jumlah pajak dalam faktur pajak, bukti pemungutan pajak, bukti

pemotongan pajak, dan/atau bukti setoran pajak dan paling banyak 6 kali jumlah pajak

dalam faktur pajak, bukti pemungutan pajak, bukti pemotongan pajak, dan/atau bukti

setoran pajak. (pasal 39)

Sanksi pidana tersebut diberikan untuk memberikan efek jera kepada wajib pajak yang

melakukan pelanggaran pajak yang bersifat sengaja dan merugikan negara, serta untuk

melindungi kepentingan negara dalam menghimpun penerimaan pajak. Penerimaan pajak


merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang digunakan untuk membiayai

pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, wajib pajak diharapkan

untuk memenuhi kewajiban perpajakannya dengan baik dan benar sesuai dengan sistem

self assessment yang berlaku di Indonesia.

3. PT Adikarya memberikan jasa kepada PT Bogasatya dan pada tanggal 5 januari 2021,

PT Adikarya mengeluarkan tagihan sebesar Rp. 70.500.000 kepada PT Bogasatya dan

atas tagihan tersebut dikeluarkan faktur pajak sebesar Rp. 15.250.000 oleh PT

Adikarya, total tagihan menjadi Rp. 85.750.000, selanjutnya PT Adikarya melakukan

sesuai prosedur, menginput tagihan faktur pajaknya kedalam sistem. Jurnal pada saat

penyerahan jasa (tagihan) oleh PT Adikarya dan PT Bogasatya adalah sebagai berikut

a. PT Adikarya

5 Januari 2021 pada saat memberikan jasa kepada PT Bogasatya : Mencatat

Pendapatan dan tagihan faktur pajak keluaran kepada PT Bogasatya.

Piutang PT Bogasatya Rp. 85.750.000

Utang PPN Keluaran Rp. 15.250.000

Pendapatan Rp. 70.500.000

Bukti transaksi di PT Adikarya, adanya invoice dilengkapi dengan berita acara

pekerjaan atau bukti lainnya, dengan adanya faktur pajak dan memasukkan ke

dalam sistem e-faktur.


b. PT Bogasatya

5 Januari 2021 pada saat jasa telah selesai/ditagih oleh PT Adikarya : Mencatat

pembelian dari PT Adikarya, dan mencatat utang atas pembelian dari PT Adikarya

Biaya Service Rp. 70.500.000

PPN Masukan Rp. 15.250.000

Utang Usaha PT Adikarya Rp. 85.750.000

Bukti transaksi di PT Bogasatya , adanya Invoice dan Laporan penerimaan jasa,

serta bukti faktur pajak masukan yang juga sudah dimasukkan kedalam e faktur

oleh pemberi jasa/vendor.

Anda mungkin juga menyukai