Anda di halaman 1dari 21

PENILAIAN RESIKO DAN HYGIENE INDUSTRI

(LITERATURE REVIEW)

Oleh:
HIDAYATI FITRIANI
10012622428005

Mata Kuliah : Penilaian Resiko dan Hygiene Industri


Dosen Pengampu : Prof. Dr. Yuanita Windusari, S.Si., M.Si
BKU : Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

PROGRAM MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2024
PENDAHULUAN

Unit pelayanan radiologi merupakan salah satu instalasi penunjang medic, yang
menggunakan sumber radiasi pengion atau sinar-X untuk mendiagnosa adanya suatu
penyakit dalam bentuk gambaran anatomi tubuh. Di Indonesia, penggunaan radiasi
diagnostik sinar-X terus meningkat. Departemen Radiologi menggunakan sinar-X baik
untuk keperluan diagnostik maupun radiologi intervensional. Radiasi sinar-X dapat
digunakan untuk mendeteksi penyakit dan kelainan organ secara lebih cepat dan akurat.
Radiologi intervensi adalah sub bidang radiologi medis yang menggunakan penempatan
stent semi-invasif dengan panduan modalitas imejing untuk mengobati penyakit pada
hampir semua sistem organ. Radiologi intervensional berhubungan dengan penggunaan
pesawat sinar-X untuk memandu prosedur perkutaneus. Kardiologi intervensi di sisi lain,
adalah cabang kardiologi, terutama menggunakan kateter yang biasanya dimasukkan ke
dalam tubuh melalui arteri femoralis paha. Radiologi intervensi berfungsi mengobat serta
mendiagnosis suatu kelainan atau penyakit yang dipandu dengan suatu modalitas real time
berupa fluoroskopi dengan resiko minimal di banding dengan tindakan operasiterbuka.
Risiko radiasi pada radiologi intervensional relatif lebih besar dibandingkan dengan
radiologi diagnostik, terutama risiko radiasi yang diterima oleh pekerja yang melakukan
tindakan atau prosedur intervensional. Sejalan dengan itu, maka rumah sakit termasuk ke
dalam kriteria tempat kerja dengan berbagai potensi bahaya yang dapat menimbulkan
dampak kesehatan seperti potensi bahaya radiasi. Seiring semakin luasnya pemanfaatan
radiologi intervensional dan adanya potensi risiko radiasi yang besar dalam radiologi
intervensional maka diperlukan sistem proteksi radiasi yang tepat untuk pekerja dan pasien
di fasilitas radiologi intervensional. Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir
Nomor 8 Tahun 2011 tentang keselamatan radiasi dalam penggunaan pesawat sinar-X
radiologi diagnostik dan intervensional, bahwa keselamatan radiasi pengion di bidang
kesehatan merupakan tindakan untuk melindungi pasien, pekerja, masyarakat dan
lingkungan dari bahaya radiasi.
Menurut International Commission on Radiological Protection (ICPR) Prinsip-
prinsip proteksi radiasi terdiri dari tiga asas proteksi radiasi, asas proteksi radiasi tersebut
meliputi asas justifikasi, optimisasi, dan limitasi. Prinsip justifikasi adalah paparan radiasi
harus lebih banyak manfaatnya dibandingkan akibatnya. Prinsip optimalisasi adalah
kemungkinan timbulnya paparan, jumlah orang yang terkena, dan besarnya dosis individual
harus sesuai prinsip ALARA (As Low As Reasonably Achievable), yaitu konsep dengan
mempertimbangkan faktor ekonomi dan sosial. Prinsip limitasi dosis adalah jumlah dosis
yang diterima oleh suatu individu selain dari paparan medis tidak boleh melebihi batas yang
direkomendasikan ICRP.
Paparan radiasi dapat menimbulkan kerusakan sel-sel jaringan tubuh dan kerusakan
genetik mutasi sel-sel reproduksi. Tubuh berisiko terhadap efek radiasi akibat paparan
radiasi baik secara seluruh tubuh maupun hanya pada bagian tubuh tertentu atau lokal.
Dapat terjadinya efek stokastik dan efek deterministik. Untuk mencegah terjadinya efek
tersebut menggunakan Alat Pelindung Diri (APD). Alat Pelindung Diri (APD) adalah alat
yang berfungsi untuk melindungi seseorang dalam pekerjaan dimana fungsinya
mengisolasi tubuh tenaga kerja dari bahaya di lingkungan kerja. Proteksi radiasi atau
keselamatan kerja terhadap radiasi merupakan tindakan yang dilakukan untuk mengurangi
pengaruh radiasi yang merusak terhadap radiasi. Ketersediaan perlengkapan Protektif
Radiasi yang berupa Alat Pelindung Diri (APD) sangat berperan dalam melindungi pekerja
terhadap paparan radiasi.
Pemerintah Indonesia melalui Bapeten sudah menetapkan standar proteksi radiasi
melalui peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2020 Tentang
Pelayanan Radiologi Klinik dan peraturan Bapeten No.4 Tahun 2020 tentang Keselamatan
Radiasi Pada Penggunaan Pesawat Sinar-X Dalam Radiologi Diagnostik Dan
Intervensional.
METODE
Studi ini berfokus pada penilaian risiko dan higiene industri terkait Manajemen
Keselamatan dan Risiko di Bagian Radiologi Rumah Sakit dan mengidentifikasi situasi
keselamatan dan risiko dengan menggunakan referensi dari artikel ilmiah yang diterbitkan
dalam rentang tiga tahun terakhir, yaitu dari tahun 2021 hingga 2024. Tinjauan literatur ini
mencakup analisis dari 15 artikel rujukan yang menyoroti berbagai aspek penilaian risiko
dan upaya pengendalian risiko di lingkungan kerja terkait paparan radiasi. Proses penelitian
melibatkan empat langkah utama, yaitu pencarian literatur, seleksi studi, dan klasifikasi
literatur yang relevan.
1. Pencarian Literatur
Pencarian literatur dilakukan melalui Google Scholar. Kata kunci yang digunakan
termasuk "radiation hazard", "occupational health", "risk assessment", dan "industrial
hygiene". Penelusuran dilakukan untuk mencakup artikel-artikel yang diterbitkan dalam
rentang waktu terkini, yaitu 3 tahun terakhir.
2. Seleksi Studi
Studi-studi yang relevan dipilih berdasarkan kriteria inklusi yang telah ditentukan.
Kriteria inklusi meliputi studi-studi yang membahas penilaian risiko dan hygiene industri
terkait paparan radiasi di lingkungan kerja bagian radiologi rumah sakit, baik secara
kuantitatif maupun kualitatif. Studi-studi yang tidak relevan atau tidak memenuhi
kriteria inklusi yang telah ditetapkan dikecualikan dari analisis.
3. Ekstraksi Data
Data-data yang relevan diekstraksi dari setiap studi yang terpilih. Ini termasuk
informasi mengenai hasil penilaian risiko, tingkat paparan radiasi, karakteristik
pekerjaan, efek kesehatan yang terkait, dan langkah-langkah pencegahan yang
diusulkan atau diimplementasikan. Data diekstraksi dan disusun dalam tabel untuk
memudahkan analisis.
4. Analisis Data
Data yang diekstraksi dianalisis secara deskriptif untuk mengidentifikasi temuan-
temuan utama yang berkaitan dengan penilaian risiko dan hygiene industri terkait
paparan radiasi di lingkungan kerja. Temuan-temuan ini kemudian disusun dan
disajikan dalam bentuk narasi serta, jika relevan, dalam tabel atau diagram untuk
memperjelas hasil analisis.
HASIL DAN PEMBAHASAN

No. Judul Penulis Tahun / Identitas Metode Hasil


1. ANALISIS FAKTOR Sugiantoro, Dwi P-ISSN : 2716-4853 / E-ISSN : 2716-4845 / deskriptif dengan - Hasil penelitian yang diperoleh di
RISIKO Faqihatus Syarifah DOI : 10.30587/jphsr.v1i1.1178 pendekatan kualitatif Instalasi Radiologi RS Medika Mulia
KESELAMATAN Has, S.KM., Tuban adalah terdapat bahaya fisik,
KERJA PADA M.Epid bahaya biologi, bahaya ergonomic, dan
INSTALASI bahaya elektrikal di Instalasi Radiologi
RADIOLOGI DI RS Medika Mulia Tuban.
RUMAH SAKIT - Disarankan kepada RS Medika Mulia
MEDIKA MULIA Tuban untuk menyediakan pelindung
TUBAN gonad atau ovarium, masker N95,
handscoon, tempat duduk yang sesuai
agar pekerja tidak selalu berdiri saat
melakukan penyinaran,handsanitizer atau
sabun untuk cuci tangan.
2 ANALISIS Muthya Yuninda et Journal of Health and Medical Science/ Volume 1, penelitian kualitatif - Penerapan Sistem Manajemen
PENERAPAN SMK3 al Nomor 4, Oktober 2022 bersifat deskriptif analitis Kesehatan dan Keselamatan Kerja
PADA INSTALASI dengan pendekatan study (SMK3) di instalasi Unit Radiologi
UNIT RADIOLOGI DI kasus. Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
RUMAH SAKIT Aceh Tamiang sudah ada dan dijalankan
UMUM DAERAH dengan baik.
KABUPATEN ACEH - Organisasi proteksi radiasi di instalasi
Unit Radiologi Rumah Sakit Umum
TAMIANG TAHUN Daerah Kabupaten Aceh Tamiang
2021 sudah dibentuk sejak awal berdirinya
unit radiologi di Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Aceh Tamiang
padatahun 2009.
- Pemeriksaan kesehatan petugas di
instalasi Unit Radiologi Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Aceh
Tamiang sudah dilakukan minimal satu
kali dalam setahun.
- Peralatan proteksi radiasi di instalasi Unit
Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Aceh Tamiang sudah ada dan
di gunakan sesuai anjuran yang berlaku.
- Semua petugas di instalasi Unit Radiologi
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Aceh Tamiang lulusan D3 radiografer
dan mendapatkan latihan khusus radiasi
paling lama 2 minggu dari pihak terkait.
3 PENERAPAN Arum Dian HIGEIA JOURNAL OF PUBLIC HEALTH Penelitian deskriptif - Hasil penelitian menunjukan instalasi
PROTEKSI RADIASI Pratiwi, Indriyani, RESEARCH AND DEVELOPMENT/ kuantitatif radiologi belum memiliki tenaga
DI INSTALASI Irma Yunawati https://doi.org/10.15294/higeia/v5i3/41346 ahli/fisikawan medis dan belum semua
RADIOLOGI RUMAH p ISSN 1475-362846 ; e ISSN 1475-222656 personil mengikuti pelatihan.
SAKIT Pemeriksaan kesehatan dilakukan saat
awal dan secara berkala 2 kali setahun.
Penyimpanan rekaman belum lengkap.
Pemantauan dosis individu
menggunakan TLD Badge. Peralatan
protektif radiasi hanya memiliki apron
Pb dan tabir radiasi.
- Bangunan fasilitas telah memenuhi
syarat serta peralatan sinar-X sudah
dilakukan uji kesesuaian. Saran yang
direkomendasikan adalah memperbaiki
manajemen proteksi radiasi di instalasi
radiologi RSUD Kota Kendari sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan.
4 OCCUPATIONAL Clémence Baudin, European Radiology (2023) 33:5675–5684 / Studi kohort retrospektif - Sebanyak 1457 pekerja diikutsertakan
EXPOSURE Blandine Vacquier, Published online: 17 March 2023 / (usia rata-rata: 39,8 tahun, 59%
TO IONIZING Guillemette Thin, https://doi.org/10.1007/s00330-023-09541-z perempuan). Paparan rata-rata menurun
RADIATION dkk secara signifikan antara tahun 2009 dan
IN MEDICAL STAF: 2019 (-0,008 mSv/tahun, p <0,05).
TRENDS - Terdapat perbedaan besar dalam tren
DURING THE 2009– menurut profesi, departemen, rumah
2019 PERIOD sakit, dan jenis kelamin.
IN A MULTICENTRIC - Teknisi radiologi dan dokter adalah yang
STUDY paling banyak terpapar (masing-masing
0,15 mSv (95% CI 0,14-0,16) dan 0,13
mSv (0,06-0,21)), tetapi paparan mereka
cenderung menurun.
- Pekerja di departemen kedokteran nuklir
memiliki paparan radiasi tertinggi (0,36
mSv (0,33-0,39)), yang tetap stabil dari
waktu ke waktu. Tiga puluh delapan
persen dari dosis yang tercatat tidak
mencapai nol pada tahun 2009, menurun
menjadi 20% pada tahun 2019.
- Penelitian ini menunjukkan tren
penurunan paparan radiasi secara
keseluruhan.
- Paparan radiasi pada petugas kesehatan
di sebagian besar departemen medis
terus menurun antara tahun 2009 dan
2019 di beberapa rumah sakit di Prancis.
- Jumlah dosis nol secara konsisten
meningkat selama periode penelitian.
- Pekerja di departemen kedokteran nuklir
adalah yang paling terpapar, terutama
para ahli teknologi radiologi dan dokter.
5 EVALUATION OF Ali Aamry, Sebanyak 15 staf di - Dosis efektif eksternal dalam hal Hp (10)
THE ANNUAL Abdelmoneim departemen kedokteran dipantau selama 6 tahun berturut-turut.
OCCUPATIONAL nuklir di King Saudi
EFFECTIVE DOSES Sulieman , N. Medical City (KSMC), - Paparan di tempat kerja diukur
IN A SPECT/CT Tamam, et al Riyadh, Arab Saudi, dengan dosimeter termoluminisensi
DEPARTMENT dievaluasi untuk jangka (TLD-100)
waktu 6 tahun. KSMC
- Para ahli teknologi dan perawat
adalah pusat medis yang
menerima dosis yang lebih tinggi
diakui secara
daripada dokter kedokteran nuklir.
internasional dengan
- Radiasi tahunan staf dari paparan
kapasitas 1500 tempat
tidur dan merupakan eksternal adalah 50% di bawah batas
salah satu rumah sakit dosis tahunan.
terbesar di Arab Saudi.
Departemen kedokteran
nuklir dilengkapi dengan
2 mesin SPECT/CT.
6 SAFETY AND RISK Ali Mahdavi Journal of Population Therapeutics & Clinical Metode desktiptif- - Hasil penelitian menunjukkan bahwa
MANAGEMENT IN Pharmacology / Vol. 30 No. 18 (2023): JPTCP inferensial di Departemen Radiologi, hanya
THE RADIOLOGY (950-960) / persentase pemenuhan indeks
DEPARTMENT OF
RESEARCH ARTICLE DOI: Kesehatan kerja yang berada pada
THE HOSPITAL AND
10.53555/jptcp.v30i18.3210 kondisi yang baik (90,26%) dan
IDENTIFYING THE
Tingkat risiko tertinggi di departemen
SAFETY AND RISK
ini terkait dengan kerusakan mata dan
SITUATION WITH
sakit kepala, setelah itu, kasus-kasus
FEMA METHODS
yang terkait dengan gangguan tulang
AND AUDIT dan otot, serta tersengat Listrik, yang
ANALYSIS berada pada Tingkat risiko kritis.
- Hasil terkait pemenuhan persyaratan
keselamatan di berbagai aspek
rumah sakit juga menunjukkan
bahwa persentase tertinggi
pemenuhan persyaratan keselamatan
rumah sakit terkait keselamatan
radiasi (82%), yang berada dalam
kondisi baik, dan di sisi lain, kondisi
keselamatan terburuk terkait
manajemen keselamatan,
keselamatan kebakaran, dan rencana
tanggap darurat rumah sakit, yang
semuanya kurang dari 50%,
sehingga perlu dilakukan
pencegahan terhadap risiko-risiko
tersebut dengan manajemen
Kesehatan dan keselamatan kerja
yang sistematis.
7 STAFF RADIATION M. Alkhorayef, Radiation Physics and Chemistry/ Volume 178, Tingkat paparan - Paparan pekerjaan dipengaruhi oleh
DOSE AND et al January 2021, 108999 / pekerjaan tahunan berbagai faktor, termasuk jenis
ESTIMATED RISK https://doi.org/10.1016/j.radphyschem.2020.108999 dievaluasi untuk 32 prosedur, takaran dosis, paparan
IN AN anggota staf (6 parameter (kVp dan mAs), ukuran
INTERVENTIONAL perempuan dan 26 laki- medan radiasi, perlindungan dan
RADIOLOGY laki) di radiologi keterampilan staf serta beban kerja
DEPARTMENT departemen Rumah tahunan.
Sakit Spesialis dan - 16% personel departemen radiologi
Pusat Penelitian King telah menerima dosis efektif tahunan
Faisal (KFSH&RC) di di atas yang direkomendasikan batas
Riyadh. Rumah sakit tahunan 20 mSv.
ini dilengkapi dengan - Personel lain menerima dosis yang
20 Mesin sinar-X, yang sangat rendah, meskipun dengan
mencakup berbagai variasi dosis yang luas.
modalitas. Prosedur - 56% dari staf menerima dosis tahunan
yang dilakukan dalam kurang dari 1,0 mSv per tahun.
departemen meliputi - Paparan pekerjaan untuk pekerja di
radiografi rutin dan bidang radiologi departemen telah
prosedur khusus ditemukan secara umum rendah, yang
dengan media kontras menonjol adalah dosis efektif yang
(hysterosalpingography lebih tinggi yang diterima dalam
(HSG), micturating fluoroskopi intervensi .
cystourethrography
(MCU)
8 RISK ASSESSMENT Ola Sweilum et 3 April 2023 / Toxicology and Industrial Sebanyak 40 staf - Kadar timbal dalam darah dan rambut
OF LEAD al Health 2023, Vol. 39(5) 281–289 / radiologi ( 18 staf radiologist yang memakai apron secara

EXPOSURE IN DOI: 10.1177/07482337231171294 menggunakan apron dan signifikan lebih tinggi dibandingkan
22 staf tidak dengan kelompok control dan kelompok
RADIOLOGY
menggunakan apron) radiologis yang tidak memakai apron.
PERSONNEL IN
dibandingkan dengan - Kadar timbal dalam rambut dan darah
MENOUFIA
kelompok control berkorelasi signifikan dengan lama
HOSPITALS,
sebanyak 20 orang yang
pemakaian apron dalam satu tahun
EGYPT
tidak bekerja di bagian
dan jam kerja mingguan.
radiologi untuk
- Pekerja Kesehatan di bagian radiologi
menghitung kadar timbal
menunjukkan kadar timbal dalam
dalam darah dan rambut.
rambut dan darah yang lebih tinggi
diantara pekerja yang menggunakan
apron daripada yang tidak
menggunakan perlengkapan
pelindung.
- Kadar timbal pada rambut dapat
dideteksi secara cepat, murah, dan
non-invasive, dan bisa menjadi alat
skrining untuk mendeteksi paparan
timbal.
9 THE Nurmalia, et al Sriwijaya Journal of Medicine, Volume 5 No.2 desain penelitian Tidak ada hubungan antara pengetahuan
RELATIONSHIP OF 2022, Hal 104-110/ kuantitatif analitik risiko bahaya radiasi dan tingkat kepatuhan

KNOWLEDGE DOI:10.32539/SJM.v5i2.198 observasional dengan penggunaan APD bagi pekerja radiasi di


menggunakan cross- bidang radiologi departemen rumah sakit di
ABOUT
sectional Palembang.
RADIATION
HAZARD RISK
WITH THE LEVEL
OF COMPLIANCE
WITH PPE USE IN
WORKERS IN THE
RADIOLOGY
DEPARTMENT OF
HOSPITALS
10 HASIL UJI Oktarina Jurnal Teras Kesehatan | Vol. 4 | No. 2| Juli penelitian kuantitatif Hasil penelitian didapat bahwa dengan
KEBOCORAN Damayanti 2021/ ISSN (p): 2622-2396 | ISSN (e): 2622– faktor exsposi sebesar 50 kV, 250 mAs
ALAT PELINDUNG 3805 / DOI: dan 10 mA, dari jumlah apron yang ada
DIRI DENGAN https://doi.org/10.38215/jutek.v4i1.63 di Rumah Sakit Umum Karawang, yang
TIGA CARA DI telah dilakukan uji kebocoran yang
INSTALASI dianggap layak ada tiga apron, ketiga
RADIOLOGI apron tersebut secara fisik mengalami
RUMAH SAKIT kerusakan. Kemudian ketiga apron
dilakukan pengujian kebocoran dengan
UMUM tiga tahapan yaitu uji visualisasi, uji raba
KARAWANG dan uji sinar-x maka dinyatakan ketiga
apron tersebut mengalami kebocoran
radiasi pada Apron No.1, No. 2 dan N0.
3. Apron tersebut dinyatakan tidak
layakdigunakan sebagai alat proteksi
radiasi pada saat melakukan
pemeriksaan radiologi baik untuk
keluarga pasien ataupun oleh petugas
radiologi di Rumah Sakit Umum
Karawang karena fisik apron tidak baik
dan terdapat patahan yang melebihi
kriteria layak digunakan.
11 EFEKTIVITAS Chintiya Romarti JoP, Vol.9 No.1, November 2023: 90 – 97/ metode penelitian - Hasil penelitian menunjukkan bahwa
DOSIS PAPARAN et al ISSN: 2502-2016 eksperimen dosis paparan radiasi berbanding
RADIASI DARI terbalik dengan nilai jarak yang diukur.
PESAWAT Nilai dosis yang diterima oleh
PANORAMIK DI radiografer pada ruang operator sebesar
INSTALASI 0,107 μSv/jam, , pada koridor karyawan
RADIOLOGI yaitu sebesar 0,0856 μSv/jam, dan pada
RUMAH SAKIT masyarakat di ruang tunggu sebesar
UMUM DAERAH 0,0856 μSv/jam.
RADEN - Nilai efektifitas proteksi radiasi pada
MATTAHER JAMBI ruang operator sebesar 94,40%, pada
pintu masuk pasien dari ruang tunggu
pesawat panoramik sebesar 92,12% dan
pada pintu masuk radiografer dari ruang
koridor karyawan sebesar 94,62%.
Menurut konsep Tenth Value Thickness
(TVT) hal ini cukup aman karena
kemampuan proteksi yang ada dapat
menyerap radiasi dengan baik.
12 ANALISIS Muhammad Irsal Agustus 2023 / Jurnal Kesehatan Vokasional, deskriptif kuantitatif. - Hasil penelitian menunjukkan bahwa
EFEKTIVITAS Vol. 8 No. 3/ ISSN 2541‑0644 (print), ISSN efektivitas penggunaan apron 0.35
APRON 0.35 MMPB 2599‑3275 (online) DOI mmPb pada rentang tegangan tabung
DALAM https://doi.org/10.22146/jkesvo.80499 45‑100kVp untuk kedua penggunaan
MELINDUNGI luas lapangan memiliki nilai persentasi
PEKERJA RADIASI yang sama 99.9‑93%.
PADA - Dengan peningkatan tegangan tabung
PEMERIKSAAN menyebabkan terjadinya penurunan
RADIOGRAFI atenuasi apron Pb.
- Saran sebelum apron digunakan untuk
prosedur pemeriksaan radiografi
sebaiknya dilakukan uji penerimaan
(acceptance test) serta dilanjutkan
dengan pengujian rutin secara berkala
untuk mengetahui efektifitas dan
kondisi apron saat digunakan.
13 IDENTIFIKASI Besse Nurjannah Tahun 2023 / Jurnal Kesehatan dan menggabungkan teknik -Hasil penelitian menunjukkan terdapat
POTENSI BAHAYA et al Keselamatan Kerja Universitas Halu Oleo observasi dengan enam bahaya untuk enam item pekerjaan
DENGAN Volume 4 No 2 Juli 2023/ e-ISSN : 2723- analisis kualitatif di ruang radiologi Rumah Sakit
MENGGUNAKAN 519X; page 104-114 / deskriptif. Bhayangkara Tingkat III yang terdiri
METODE JOB DOI: http://dx.doi.org/10.37887/jk3-uho dari risiko fisik, ergonomi, radiasi,
SAFETY biologi, dan kimia.
ANALYSIS (JSA) DI - Berdasarkan hasil penilaian risiko
RUANG dengan menggunakan Manajemen
RADIOLOGI Risiko AS/NZS 4360:2004 didapatkan
RUMAH SAKIT hasil bahwa terdapat 4 risiko tingkat
BHAYANGKARA rendah, 12 risiko tingkat menengah,
KENDARI 2023 dan 6 risiko tingkat tinggi.
14 EVALUASI Dian Wulan Dari 25 Januari 2023/ HUMANTECH JURNAL penelitian kualitatif Hasil penelitian menunjukkan bahwa
IMPLEMENTASI et al ILMIAH MULTI DISIPLIN INDONESIA VOL 2 deskriptif dengan pelaksanaan proteksi radiasi di ruang
PROTEKSI RADIASI NO 3 JANUARI 2023/ E-ISSN : 2809-1612, P- pendekatan radiologi intervensi pada instalasi RIR
DI RUANG ISSN : 2809-1620 observasi/survey dan RSUP Prof. Dr. IGNG Ngoerah belum
RADIOLOGI wawancara sepenuhnya sesuai dengan Peraturan
INTERVENSI Menteri Kesehatan Republik Indonesia
INSTALASI RIR
RSUP PROF. DR. Nomor 24 Tahun 2020 dan Peraturan
I.G.N.G NGOERAH Bapeten Nomor 4 tahun 2020.
15 PEMETAAN Polina Rika 31 Desember 2022 / PRISMA FISIKA, Vol. 10, metode penelitian - Besar paparan radiasi untuk setiap
PAPARAN RADIASI Julianti No. 3 (2022), Hal. 382 – 386 / ISSN : 2337-8204 eksperimen pengukuran CT-Scan memiliki nilai yang
RUANG CT-SCAN tinggi yaitu mencapai 20 μSv/jam untuk
DAN RADIOGRAFI kepala, 28,85 μSv/jam untuk paru-paru dan
UMUM RUMAH perut sebesar 33,09 μSv/jam.
SAKIT - Nilai tertinggi paparan radiasi untuk
UNIVERSITAS pengukuran Radiografi umum mencapai 72
TANJUNGPURA μSv/jam.
PONTIANAK - Besar paparan radiasi pada setiap ruangan
memiliki nilai tertinggi yaitu untuk pintu
masuk sebesar 0,154 μSv/jam, untuk ruang
ganti mencapai 9,657 μSv/jam, untuk
ruangan mamografi sebesar 0,0914
μSv/jam dan untuk ruang operator 0,436
μSv/jam.
PEMBAHASAN

Pengenalan umum tentang departemen kesehatan


Sektor kesehatan adalah kumpulan orang, institusi dan sumber daya yang tujuan utamanya
adalah untuk mendukung, memperbaharui dan memastikan kesehatan manusia dalam kerangka
hukum. Berdasarkan definisi ini, dalam sektor kesehatan terdapat Kementerian Kesehatan,
Kementerian Tenaga Kerja dan Jaminan Sosial dan unit-unit di bawahnya, rumah sakit sektor
publik dan swasta, pusat kesehatan, kedokteran keluarga dan pusat kesehatan masyarakat, pusat
kesehatan, layanan asuransi kesehatan, organisasi sukarela, dan swasta yang berhubungan
dengan kesehatan, industri farmasi dan perusahaan pemasaran obat (World Health
Organization, 2023).

Bahaya dan risiko di sektor kesehatan


Di banyak area layanan kesehatan, terutama di rumah sakit, terdapat faktor risiko penting dalam
hal kesehatan dan keselamatan kerja. Ada lima risiko dasar yang mempengaruhi kesehatan
pekerja kesehatan di lingkungan rumah sakit. Risiko-risiko tersebut adalah: biologis, fisik,
ergonomis, kimiawi, dan psikososial. National Institute for Occupational Safety and Health
(NIOSH) mengklasifikasikan 29 bahaya fisik, 25 bahaya kimia, 24 bahaya biologis, 6 bahaya
ergonomis, dan 10 bahaya psikososial. Risiko-risiko ini mengurangi efisiensi kerja, kerugian
ekonomi institusi, meningkatkan kecelakaan kerja bagi tenaga kesehatan dan mengekspos
mereka pada risiko langsung. Untuk itu, perlu dipastikan bahwa lingkungan kerja petugas
kesehatan sesuai dengan kondisi kesehatan dan menghilangkan faktor risiko (Ozkan, 2006).

Identifikasi Bahaya Radiasi


Radiasi sinar-X adalah satu diantara radiasi pengion yang mengalami perkembangan
pesat dan telah diterapkan dalam berbagai sektor meliputi bidang kesehatan dan industri.
Penggunaan radiasi dalam kegiatan medis telah meningkat secara signifikan dan
kegiatan medis saat ini menjadi penyumbang terbesar kedua terhadap paparan radiasi yang kita
terima yakni sekitar 20%. Pekerja yang berhubungan langsung dengan radiasi di rumah sakit
meliputi dokter Spesialis Radiologi petugas Proteksi Radiologi, Radiografer, teknisi
radiodiagnostik, dan radioterapi. Pneumonitis radiasi, kerontokan rambut, kerusakan kulit, efek
karsinogenik, dan dampak genetik hanyalah beberapa dari respons dan gangguan kulit yang
mungkin diakibatkan oleh paparan radiasi yang berlebihan.
Berdasarkan beberapa penelitian terdapat potensi bahaya radiasi berupa sinar rontgen
yang berdampak negative paparan sinar rontgen dalam jangka panjang dapat meningkatkan
risiko terkena leukemia. Risiko individu untuk mengalami leukemia selalu tinggi sekitar 1,85
kali lipat jika telah terpapar radiasi sinar-X sebanyak tiga kali atau lebih. Sebagai perbandingan
seorang petugas keamanan sering kali berinteraksi dengan mesin sinar-X selama hampir
delapan jam setiap harinya dan lampu kolimator pada xray konvensional dan mobile x Ray
yang apabila bidang bekas radiasi lebih luas dari bidang sinar lampu kolimator dapat
menyebabkan tubuh yang tidak perlu mendapatkan radiasi akan terpapar radiasi apabila
terpapar secara langsung.
Melalui penerapan prinsip-prinsip keselamatan kerja yang baik dan pengambilan
keputusan yang rasional upaya pencegahan dan perlindungan radiasi dapat mengurangi dosis
paparan radiasi bagi tenaga medis dan pasien. Konsensus International Commission on
Radiological Protection (ICRP) menggaris bawahi tiga prinsip utama dalam perlindungan
radiasi:
1. Prinsip pembenaran: eksposur radiasi diharuskan memiliki lebih besar jumlah manfaat
daripada konsekuensinya
2. Prinsip optimasi proteksi: indikasi eksposur, total individu yang terpapar, serta jumlah
dosisi individu diharuskan berdasar pada prinsip ALARA. Menurut NCRP (National
Council on Radiation Protection and Measurements) konsep ALARA (As Low as
Reasonably Achievable) sebagai salah satu prinsip proteksi radiasi awalnya diperkenalkan
di sektor nuklir yang kemudian diadopsi dalam dunia medis untuk memberikan peringatan
pada menggunakan praktisi modalitas agar radiografi secara seperlunya seiring meluasnya
asumsi bahwa setiap modalitas radiasi pengion berbahaya.

Penilaian Risiko
Ramli (2010) menjelaskannya sebagai usaha untuk mengestimasi tingkat risiko secara
kuantitatif dan menentukan apakah risiko tersebut dapat diterima atau tidak. Evaluasi risiko
digunakan untuk menilai tingkat risiko berdasarkan probabilitas dan tingkat keparahan
(keparahan). Tersedia pendekatan kualitatif yang mematuhi kemungkinan atau probabilitas
standar AS/NZS 4360. Keparahan dikategorikan dari kejadian tanpa cedera atau hanya
kerugian kecil hingga yang paling parah mengakibatkan kejadian fatal (kematian) atau
kerusakan besar pada aset perusahaan.
Evaluasi risiko melibatkan dua tahapan proses yaitu:
a. Analisa Risiko (Risk Analysis) adalah proses analisis suatu risiko dengan mengevaluasi
seberapa besar kemungkinan atau probabilitas terjadinya serta tingkat keparahan konsekuensi
yang mungkin timbul.
b. Evaluasi risiko adalah langkah yang dilakukan ketika terdapat potensi bahaya, dengan
mempertimbangkan efektivitas kontrol yang ada untuk menentukan apakah risiko tersebut
dapat diterima (risiko rendah) atau tidak (risiko sedang hingga tinggi).
KESIMPULAN
Saat ini, rumah sakit adalah salah satu pusat perawatan canggih yang paling penting,
yang sangat penting dari sudut pandang ekonomi, manusia, dan moral. Selama bertahun-
tahun, karena adanya bahaya dan risiko yang melekat dalam kegiatan kategori organisasi
perawatan kesehatan ini, ketaatan terhadap prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan telah
diberikan perhatian khusus di dalamnya, dan ditekankan bahwa ketaatan terhadap hal-hal ini
mengarah pada peningkatan efektivitas kegiatan, efisiensi, dan pada akhirnya peningkatan
produktivitas. Oleh karena itu, selain menyediakan lingkungan yang aman untuk menjaga
kesehatan pasien dan karyawan, rumah sakit harus memiliki persiapan yang diperlukan untuk
memenuhi misinya jika terjadi keadaan darurat tanpa membahayakan kesehatan dan
keselamatan karyawannya. tersebar di unit organisasi mereka.

Secara keseluruhan, penilaian risiko dan higiene industri terhadap pajanan radiasi di
lingkungan kerja merupakan aspek penting dari upaya untuk menjaga kesehatan dan
keselamatan pekerja. Dengan memahami risiko yang terkait dengan paparan radiasi dan
mengimplementasikan langkah-langkah preventif yang tepat, kita dapat meminimalkan
dampak negatifnya terhadap kesehatan manusia dan menciptakan lingkungan kerja yang
lebih aman dan sehat bagi semua.
Penelitian lanjutan diperlukan untuk lebih memahami dampak paparan radiasi terhadap
kesehatan manusia dan untuk mengembangkan strategi pengendalian risiko yang lebih
efektif. Penelitian ini dapat membantu dalam mengidentifikasi solusi yang lebih baik untuk
mengurangi risiko kesehatan yang terkait dengan paparan radiasi di lingkungan kerja.

Anda mungkin juga menyukai