Penilaian Resiko Dan Hygiene Industri
Penilaian Resiko Dan Hygiene Industri
(LITERATURE REVIEW)
Oleh:
HIDAYATI FITRIANI
10012622428005
Unit pelayanan radiologi merupakan salah satu instalasi penunjang medic, yang
menggunakan sumber radiasi pengion atau sinar-X untuk mendiagnosa adanya suatu
penyakit dalam bentuk gambaran anatomi tubuh. Di Indonesia, penggunaan radiasi
diagnostik sinar-X terus meningkat. Departemen Radiologi menggunakan sinar-X baik
untuk keperluan diagnostik maupun radiologi intervensional. Radiasi sinar-X dapat
digunakan untuk mendeteksi penyakit dan kelainan organ secara lebih cepat dan akurat.
Radiologi intervensi adalah sub bidang radiologi medis yang menggunakan penempatan
stent semi-invasif dengan panduan modalitas imejing untuk mengobati penyakit pada
hampir semua sistem organ. Radiologi intervensional berhubungan dengan penggunaan
pesawat sinar-X untuk memandu prosedur perkutaneus. Kardiologi intervensi di sisi lain,
adalah cabang kardiologi, terutama menggunakan kateter yang biasanya dimasukkan ke
dalam tubuh melalui arteri femoralis paha. Radiologi intervensi berfungsi mengobat serta
mendiagnosis suatu kelainan atau penyakit yang dipandu dengan suatu modalitas real time
berupa fluoroskopi dengan resiko minimal di banding dengan tindakan operasiterbuka.
Risiko radiasi pada radiologi intervensional relatif lebih besar dibandingkan dengan
radiologi diagnostik, terutama risiko radiasi yang diterima oleh pekerja yang melakukan
tindakan atau prosedur intervensional. Sejalan dengan itu, maka rumah sakit termasuk ke
dalam kriteria tempat kerja dengan berbagai potensi bahaya yang dapat menimbulkan
dampak kesehatan seperti potensi bahaya radiasi. Seiring semakin luasnya pemanfaatan
radiologi intervensional dan adanya potensi risiko radiasi yang besar dalam radiologi
intervensional maka diperlukan sistem proteksi radiasi yang tepat untuk pekerja dan pasien
di fasilitas radiologi intervensional. Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir
Nomor 8 Tahun 2011 tentang keselamatan radiasi dalam penggunaan pesawat sinar-X
radiologi diagnostik dan intervensional, bahwa keselamatan radiasi pengion di bidang
kesehatan merupakan tindakan untuk melindungi pasien, pekerja, masyarakat dan
lingkungan dari bahaya radiasi.
Menurut International Commission on Radiological Protection (ICPR) Prinsip-
prinsip proteksi radiasi terdiri dari tiga asas proteksi radiasi, asas proteksi radiasi tersebut
meliputi asas justifikasi, optimisasi, dan limitasi. Prinsip justifikasi adalah paparan radiasi
harus lebih banyak manfaatnya dibandingkan akibatnya. Prinsip optimalisasi adalah
kemungkinan timbulnya paparan, jumlah orang yang terkena, dan besarnya dosis individual
harus sesuai prinsip ALARA (As Low As Reasonably Achievable), yaitu konsep dengan
mempertimbangkan faktor ekonomi dan sosial. Prinsip limitasi dosis adalah jumlah dosis
yang diterima oleh suatu individu selain dari paparan medis tidak boleh melebihi batas yang
direkomendasikan ICRP.
Paparan radiasi dapat menimbulkan kerusakan sel-sel jaringan tubuh dan kerusakan
genetik mutasi sel-sel reproduksi. Tubuh berisiko terhadap efek radiasi akibat paparan
radiasi baik secara seluruh tubuh maupun hanya pada bagian tubuh tertentu atau lokal.
Dapat terjadinya efek stokastik dan efek deterministik. Untuk mencegah terjadinya efek
tersebut menggunakan Alat Pelindung Diri (APD). Alat Pelindung Diri (APD) adalah alat
yang berfungsi untuk melindungi seseorang dalam pekerjaan dimana fungsinya
mengisolasi tubuh tenaga kerja dari bahaya di lingkungan kerja. Proteksi radiasi atau
keselamatan kerja terhadap radiasi merupakan tindakan yang dilakukan untuk mengurangi
pengaruh radiasi yang merusak terhadap radiasi. Ketersediaan perlengkapan Protektif
Radiasi yang berupa Alat Pelindung Diri (APD) sangat berperan dalam melindungi pekerja
terhadap paparan radiasi.
Pemerintah Indonesia melalui Bapeten sudah menetapkan standar proteksi radiasi
melalui peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2020 Tentang
Pelayanan Radiologi Klinik dan peraturan Bapeten No.4 Tahun 2020 tentang Keselamatan
Radiasi Pada Penggunaan Pesawat Sinar-X Dalam Radiologi Diagnostik Dan
Intervensional.
METODE
Studi ini berfokus pada penilaian risiko dan higiene industri terkait Manajemen
Keselamatan dan Risiko di Bagian Radiologi Rumah Sakit dan mengidentifikasi situasi
keselamatan dan risiko dengan menggunakan referensi dari artikel ilmiah yang diterbitkan
dalam rentang tiga tahun terakhir, yaitu dari tahun 2021 hingga 2024. Tinjauan literatur ini
mencakup analisis dari 15 artikel rujukan yang menyoroti berbagai aspek penilaian risiko
dan upaya pengendalian risiko di lingkungan kerja terkait paparan radiasi. Proses penelitian
melibatkan empat langkah utama, yaitu pencarian literatur, seleksi studi, dan klasifikasi
literatur yang relevan.
1. Pencarian Literatur
Pencarian literatur dilakukan melalui Google Scholar. Kata kunci yang digunakan
termasuk "radiation hazard", "occupational health", "risk assessment", dan "industrial
hygiene". Penelusuran dilakukan untuk mencakup artikel-artikel yang diterbitkan dalam
rentang waktu terkini, yaitu 3 tahun terakhir.
2. Seleksi Studi
Studi-studi yang relevan dipilih berdasarkan kriteria inklusi yang telah ditentukan.
Kriteria inklusi meliputi studi-studi yang membahas penilaian risiko dan hygiene industri
terkait paparan radiasi di lingkungan kerja bagian radiologi rumah sakit, baik secara
kuantitatif maupun kualitatif. Studi-studi yang tidak relevan atau tidak memenuhi
kriteria inklusi yang telah ditetapkan dikecualikan dari analisis.
3. Ekstraksi Data
Data-data yang relevan diekstraksi dari setiap studi yang terpilih. Ini termasuk
informasi mengenai hasil penilaian risiko, tingkat paparan radiasi, karakteristik
pekerjaan, efek kesehatan yang terkait, dan langkah-langkah pencegahan yang
diusulkan atau diimplementasikan. Data diekstraksi dan disusun dalam tabel untuk
memudahkan analisis.
4. Analisis Data
Data yang diekstraksi dianalisis secara deskriptif untuk mengidentifikasi temuan-
temuan utama yang berkaitan dengan penilaian risiko dan hygiene industri terkait
paparan radiasi di lingkungan kerja. Temuan-temuan ini kemudian disusun dan
disajikan dalam bentuk narasi serta, jika relevan, dalam tabel atau diagram untuk
memperjelas hasil analisis.
HASIL DAN PEMBAHASAN
EXPOSURE IN DOI: 10.1177/07482337231171294 menggunakan apron dan signifikan lebih tinggi dibandingkan
22 staf tidak dengan kelompok control dan kelompok
RADIOLOGY
menggunakan apron) radiologis yang tidak memakai apron.
PERSONNEL IN
dibandingkan dengan - Kadar timbal dalam rambut dan darah
MENOUFIA
kelompok control berkorelasi signifikan dengan lama
HOSPITALS,
sebanyak 20 orang yang
pemakaian apron dalam satu tahun
EGYPT
tidak bekerja di bagian
dan jam kerja mingguan.
radiologi untuk
- Pekerja Kesehatan di bagian radiologi
menghitung kadar timbal
menunjukkan kadar timbal dalam
dalam darah dan rambut.
rambut dan darah yang lebih tinggi
diantara pekerja yang menggunakan
apron daripada yang tidak
menggunakan perlengkapan
pelindung.
- Kadar timbal pada rambut dapat
dideteksi secara cepat, murah, dan
non-invasive, dan bisa menjadi alat
skrining untuk mendeteksi paparan
timbal.
9 THE Nurmalia, et al Sriwijaya Journal of Medicine, Volume 5 No.2 desain penelitian Tidak ada hubungan antara pengetahuan
RELATIONSHIP OF 2022, Hal 104-110/ kuantitatif analitik risiko bahaya radiasi dan tingkat kepatuhan
Penilaian Risiko
Ramli (2010) menjelaskannya sebagai usaha untuk mengestimasi tingkat risiko secara
kuantitatif dan menentukan apakah risiko tersebut dapat diterima atau tidak. Evaluasi risiko
digunakan untuk menilai tingkat risiko berdasarkan probabilitas dan tingkat keparahan
(keparahan). Tersedia pendekatan kualitatif yang mematuhi kemungkinan atau probabilitas
standar AS/NZS 4360. Keparahan dikategorikan dari kejadian tanpa cedera atau hanya
kerugian kecil hingga yang paling parah mengakibatkan kejadian fatal (kematian) atau
kerusakan besar pada aset perusahaan.
Evaluasi risiko melibatkan dua tahapan proses yaitu:
a. Analisa Risiko (Risk Analysis) adalah proses analisis suatu risiko dengan mengevaluasi
seberapa besar kemungkinan atau probabilitas terjadinya serta tingkat keparahan konsekuensi
yang mungkin timbul.
b. Evaluasi risiko adalah langkah yang dilakukan ketika terdapat potensi bahaya, dengan
mempertimbangkan efektivitas kontrol yang ada untuk menentukan apakah risiko tersebut
dapat diterima (risiko rendah) atau tidak (risiko sedang hingga tinggi).
KESIMPULAN
Saat ini, rumah sakit adalah salah satu pusat perawatan canggih yang paling penting,
yang sangat penting dari sudut pandang ekonomi, manusia, dan moral. Selama bertahun-
tahun, karena adanya bahaya dan risiko yang melekat dalam kegiatan kategori organisasi
perawatan kesehatan ini, ketaatan terhadap prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan telah
diberikan perhatian khusus di dalamnya, dan ditekankan bahwa ketaatan terhadap hal-hal ini
mengarah pada peningkatan efektivitas kegiatan, efisiensi, dan pada akhirnya peningkatan
produktivitas. Oleh karena itu, selain menyediakan lingkungan yang aman untuk menjaga
kesehatan pasien dan karyawan, rumah sakit harus memiliki persiapan yang diperlukan untuk
memenuhi misinya jika terjadi keadaan darurat tanpa membahayakan kesehatan dan
keselamatan karyawannya. tersebar di unit organisasi mereka.
Secara keseluruhan, penilaian risiko dan higiene industri terhadap pajanan radiasi di
lingkungan kerja merupakan aspek penting dari upaya untuk menjaga kesehatan dan
keselamatan pekerja. Dengan memahami risiko yang terkait dengan paparan radiasi dan
mengimplementasikan langkah-langkah preventif yang tepat, kita dapat meminimalkan
dampak negatifnya terhadap kesehatan manusia dan menciptakan lingkungan kerja yang
lebih aman dan sehat bagi semua.
Penelitian lanjutan diperlukan untuk lebih memahami dampak paparan radiasi terhadap
kesehatan manusia dan untuk mengembangkan strategi pengendalian risiko yang lebih
efektif. Penelitian ini dapat membantu dalam mengidentifikasi solusi yang lebih baik untuk
mengurangi risiko kesehatan yang terkait dengan paparan radiasi di lingkungan kerja.