REGULAR1PRBR
REGULAR1PRBR
LABORATORIUM
PUSKESMAS KAUMAN
DINAS KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO
TAHUN 2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga Puskesmas Kauman Kabupaten Ponorogo pada Tahun
meningkatkan mutu pelayanan dan kepuasan bagi pasien serta masyarakat. Untuk menunjang pelaksanaan
Puskesmas Kauman, sehingga akreditasi di Puskesmas Kauman Kabupaten Ponorogo berjalan lancar dan
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Terlaksananya pelayanan Laboratorium yang bermutu di Puskesmas Kauman.
2. TUJUAN KHUSUS
Sebagai acuan bagi tenaga kesehatan dalam melaksanakan pelayanan berdasarkan hasil
Pemeriksaan Laboratorium yang akurat di Puskesmas Kauman.
C. SASARAN
Pedoman ini disusun untuk digunakan bagi para pihak terkait, yaitu :Tenaga Pelaksana di
Puskesmas
E. BATASAN OPERASIONAL
Laboratorium puskesmas kauman beroprasi setiap hari kerja mulai pukul 8 hingga
pukul 12.30,untuk hari senin hingga kamis dan untuk hari jumat hingga pukul 10
wib.untuk hari sabtu hingga pukul 12 siang
Laboratorium puskesmas kauman dapat mengerjakan pemeriksaan sebagai berikut
1. darah lengkap
2.widal
3.gula darah
3.Asam urat 4.Cholesterol
5. Urine lengkap
6. bta sputum
7. skin smer kusta
F. LANDASAN HUKUM
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75
TAHUN 2015 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT ( PUSKESMAS ).
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
2 PELAKSANA SMAK 1
JUMLAH 2
Untuk pembagian kerja masing masing petugas berdasarkan TUPOKSI yang sesuai
kompetensinya.
1. Penanggung jawab Laboratorium di Puskesmas mempunyai tugas:
a. Menyusun program kerja untuk menunjang keakuratan hasil dalam hal ini PME,
PMI, perawatan alat, Kalibrasi Alat, Pemenuhan reagent, dll
b. Memonitor setiap pelaksanaan program kerja.
c. Bertanggung jawab terhadap hasil Laboratorium.
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Tenaga Medis di Laboratorium bertugas di Ruang Laboratorium dan ditempat
pelayanan lain bila ditugaskan oleh Kepala Puskesmas.
KEPALA PUSKESMAS
drg. Rahayu Kusdarini, M.Kes
PELAKSANA PELAYANAN
LABORATORIUM
C. JADWAL KEGIATAN
Sarana adalah suatu tempat ,fasilitas dan peralatan yang langsung terkait dengan
Pelayanan klinis. Sedangkan prasarana adalah tempat ,fasilitas dan peralatan yang Secara
tidak langsung mendukung pelayanan kesehatan. Dalam upaya mendukung Pelayanan klinik
puskesmas diperlukan sarana dan prasarana yang memadai.
Meja Bed
Penerimaan pasi
Pasien
en
Kursi
Meja
dari
bahan
cor
Almari
Meja Wastafel
KETERANGAN :
a. Luas ruangan 4 x 6 m²
b. Ruangan kering dan tidak lembab
c. Memiliki ventilasi yang cukup
d. Memiliki cahaya yang cukup
e. Lantai terbuat dari keramik
f. Dinding dicat warna cerah
g. Ruang berAC
B.STANDAR FASILITAS
1. PERLENGKAPAN
a. Meja pemeriksaan
b. Kursi Pasien
c. Wastafel
d. Tempat sampah 3
e. Komputer
f. Alat Hematology Analizer
g. Fotometer
h. Mikroskop
i. Centrifuge
j. Hematokrit Centrifuge
k. Rotator
l. Urine Analizer
m. Kulkas Reagent
n. Strerilisator
o. Bed Pasien
p. Almari
2. PERALATAN
1 Setirilisator 1
2 Hematology Analizer 1
3 Meja Pasien 1
4 Fotometer 1
5 Mikroskop 1
6 Centrifuge 1
7 Hematokrit Centrifuge 1
8 Rotator 1
9 Bed Pasien 1
10 Komputer 1
12 Rak Westergren 2
13 Tabung Westergren 15
15 Kaki 3 1
16 Bak Pengecatan 1
17 Bunsen 2
18 Pipet tetes 10
19 Klinipet 6
20 Hemositometer 1 set
21 Obyek Glass 5
22 Cover Glass 5
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. LINGKUP KEGIATAN
Upaya Pelayanan Kesehatan Umum di Indonesia dilaksanakan baik oleh pemerintah
maupun swasta. Upaya pelayanan kesehatan umum yang dilaksanakan oleh pemerintah
selama ini mengacu pada pendekatan level of care (kebijakan WHO) yaitu tindakan
Promotif, Preventif, Kuratif dan Rehabilitatif yang merumuskan pelayanan kesehatan
berjenjang untuk memberikan pelayanan yang menyeluruh dikaitkan dengan sumber daya
yang ada.
B. METODE
ALUR KEGIATAN PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
PEMBAYARAN/
KASIR
KEMBALI PENGAMBILAN
KE POLI HASIL LAB
PENGIRIM
Keterangan :
1. Pasien datang dari pendaftaran ( loket ) diterima oleh petugas poli (Poli Gigi, Poli
Lansia, Poli Umum, Poli KIA, Rawat Inap, IGD )
2. Petugas poli mengirim pasien beserta blangko rujukan Laboratorium
3. Petugas Laboratorium Mengerjakan Pemeriksaan Lab sesuai Blangko Rujukan
Laboratorium.
4. Pasien membayar biaya pemeriksaan Lab ke Kasir.
5. Pasien datang lagi ke Lab untuk mengambil hasil Lab dengan menunjukkan kwitansi
pembayaran.
6. Pasien kembali lagi ke Poli Pengirim untuk mendapatkan tindakan selanjutnya.
C. LANGKAH KEGIATAN
1) KEMAMPUAN PELAYANAN
Kemampuan pelayanan Laboratorium Puskesmas Kauman melakukan pemeriksaan
meliputi :
a. Sampling darah.
b. Pemeriksaan Darah Lengkap meliputi Hemoglobin, Leukosit, Trombosit,
Erytrosit, Hematokrit;
c. Waktu Pembekuan;
d. Waktu Perdarahan;
e. Pemeriksaan Urine Lengkap;
f. Pemeriksaan Kehamilan;
g. Pemeriksaan Faeces Lengkap;
h. Pemeriksaan BTA Kusta;
i. Pemeriksaan HIV;
j. Pemeriksaan Widal;
k. Pemeriksaan Malaria;
l. Pemeriksaan HBsAg;
m. Pemeriksaan Sputum BTA;
n. Pemeriksaan Kimia Klinik ( Gula Darah, Cholesterol, Trigliserida, Asam Urat);
o. Pemeriksaan Golongan Darah;
Untuk mendapatkan sampel darah pasien dilakukan dengan cara pengambilan darah vena
dan kapiler. Lokasi vena yang digunakan untuk tempat penusukan adalh 3 vena utama di lengan
yaitu vena cevalika, vena mediana cubiti, dan vena mediana basilica. Pada umumnya vena
mediana cubiti merupakan pilihan karena terfiksasi baik dan tidak bergerak saat ditusuk.
Limbah plebotomi dipilah-pilah ketempat sampah medis (kapas bekas pakai dan jarum
suntik) dan nonmedis pembungkus jarum suntik. Tempat sampah harus diberi kantong plastic
tertutup, dibedakan sampah infeksius dan non infeksius. Sampah pada kantong diberi label lalu
dibakar. .( Workshop Plebotomi Bagi Petugas Lab di Puskesmas, Dinkes Propinsi Tahun 2009)
Kegiatan laboratorium kesehatan mempunyai resiko baik yang berasal dari factor fisik,
biologi, kimia, ergonomic, dan psikososial dengan akibat dapat mengganggu kesehatan dan
keselamatan petugas laboratorium serta lingkungannya. Untuk itu perlu dilakukan manajemen K3
yang meliputi identifikasi, perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, melaksanakan upaya perbaikan.
( Pedoman Kesehatan dan Keselamatan Kerja Laboratorium Kesehatan, Depkes RI Tahun 2003)
Pemantapan mutu laboratorium kesehatan adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk
menjamin ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan laboratorium. Pemantapan mutu ada 2
macam yaitu Pemantapan Mutu Internal dan Pemantapan Mutu Ekternal. Pemantapan Mutu
Internal meliputi persiapan pasien, pengambilan dan pengolahan spesimen, kalibrasi
alat.Pemantapan Mutu Eksternal adalah kegiatan yang diselenggarakan secara periodic oleh
pihak lain diluar laboratorium yang bersangkutan untuk memantau dan menilai penampilan suatu
laboratorium dalam bidang pemeriksaan tertentu. ( Pedoman Laboratorium Yang Benar, Depkes
RI Tahun 2004.
b. Waktu Pembekuan
Dengan test ini ditentukan lamanya waktu yang diperlukan darah untuk membeku,
hasilnya menjadi ukuran aktifitas fakto-faktor koagulasi darah, terutama factor-faktor
yang membentuk tromboplastin dan factor yang berasal
dari trombosit. Selain itu kadar fibrinogen berpengaruh juga.
Ujung jari dibersihkan dengan alcohol 70% kemudian ditusuk dengan lancet. Stopwatch
mulai dijalankan saat darah mulai keluar. Setelah itu darah yang keluar dihisap dengan
tabung mikrokapiler lalu setiap 30 detik tabung dipatahkan sampai terlihat adanya benang
fibrin.( Petunjuk Praktikum Laboratorium, Gandhasoebrata Tahun 1984)
c. Waktu Perdarahan
Pemeriksaan ini untuk menilai factor-faktor hemostasis yang letaknya ekstravaskuler,
tetapi keadaan dinding kapiler dan jumlah trombosit juga berpengaruh. Anak daun
telinga yang akan ditusuk dibersihkan dengan kapas alcohol 70% dan biarkan kering.
Pinggir anak daun telinga ditusuk dengan lancet. Jika terlihat darah mulai keluar maka
stopwatch mulai dijalankan. Darah dihisap dengan tissue setiap 30 detik dan hentikan
stopwatch pada waktu darah tidak keluar lagi. .( Petunjuk Praktikum Laboratorium,
Gandhasoebrata Tahun 1984)
d. Pemeriksaan urin
Jenis urine yang diperlukan ada 2 yaitu urin sewaktu dan urin pagi. Urine sewaktu
adalah urin yang dikeluarkan pada waktu yang tidak ditentukan sedangkan urin pagi
adalah urin yang dikeluarkan pertama-tama pada pagi hari setelah bangun tidur.
Pemeriksaan urin dapat digunakan untuk pemeriksaan test kehamilan dan pemeriksaan
urin rutin.
Tempat urin harus bermulut lebar tertutup, bersih, kering, dan diberi label.Volume
urin yang ditampung kurang lebih 20 ml. Pemeriksaan urin meliputi makroskopis dan
mikroskopis. Pemeriksaan makroskopis meliputi warna, kejernihan, berat jenis, bilirubin,
reduksi, protein, keton, urobilinogen. Sedangkan pemeriksaan mikroskopis berupa
pemeriksaan sediment urine dimana pemeriksaan ini dilakukan dengan melakukan
centrifuge terhadap urin kemudian sediment diperiksa di bawah mikroskop.( Petunjuk
Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas, Departemen Kesehatan RI Tahun 1991)
e. Pemeriksaan faeces
Pemeriksaan faeces ini bertujuan untuk mengetahui adanya cacing, telur cacing, parasit,
dan lain-lain. Faeces untuk pemeriksaan sebaiknya berasal dari defekasi spontan. Untuk
pemeriksaanbiasa dipakai faeces sewaktu, jarang diperlukan faeces 24 jam untuk
pemeriksaa. Wadah harus bermulut lebar bersih dan tidak
mudah pecah. Jika memeriksa faeces pilihlah bagian yang kemungkinan besar menemui
adanya kelainan , umpamanya bagian yang bercampur dengan lender ataupun darah.
Pemeriksaan faeces meliputi pemeriksaan makroskopis dan mikroskopis. Makroskopis
meliputi warna, bau, konsistensi, lender, darah.
Sedangkan pemeriksaan mikroskopis menggunakan larutan PZ lalu diamati di bawah
mikroskop.( Petunjuk Praktikum Laboratorium, Gandhasoebrata Tahun 1984)
g. Pemeriksaan HIV
Penyakit HIV di Indonesia semakin lam jumlah penderitanya semakin meningkat. Untuk
itu perlu dilakukan penjaringan di tingkat Puskesmas seperti para penderita TB dan ibu
hamil. Adapun pemeriksaan HIV menggunakan sampel serum dengan cara diteteskan
pada rapid test sebanyak 10 ul. Kemudian ditambah 4 tetes reagent lalu ditunggu 10-20
menit untuk membaca hasilnya
( Lembar prosedur pada box kemasan reagent)
i. Widal
Pemeriksaan widal adalah pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi adanya penyakit
typus. Pemeriksaan ini dilakukan jika pasien sudah mengalami panas 3- 4 hari. Sampel
dari pemeriksaan ini adalah serum atau plasma. Serum diteteskan sebanyak 4 tetes di
tempat terpisah di atas kaca obyek. Kepada masing-masing tetesan serum ditambah
reagent typho O, typhi H, paratyphi A, paratyphi B. Dilakukan pencampuran lalu
digoyangkan dan diamati adanya
aglutinasi di bawah mikroskop.( Petunjuk Praktikum Laboratorium, Gandhasoebrata
Tahun 1984)
k. Malaria
Pemeriksaan malaria adalah pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi adanya parasit
penyebab malaria dalam sediaan darah tepi. Parasit malaria ada 4 macam yaitu
plasmodium falciparum, plasmodium malariae, plasmodium vivax, plasmodium ovale.
Lokasi pengambilan darah pada orang dewasa adalah pada ujung jari tengah atau ujung
jari manis, seangkan pada orang dewasa dan anak kecil adalah pada bagian tumit atau ibu
jari kaki. Setelah dilakukan penusukan maka darah diteteskan pada kaca obyek setelah itu
dibuat hapusan.. Kemudian setelah kering dilakukan pengecatan dengan pewarna wright
giemsa. Setelah kering diamati di bawah mikroskop. ( Petunjuk Pemeriksaan
Laboratorium Puskesmas, Depkes RI Tahun 1991)
l. Golongan Darah
Penetapan golongan darah adalah menentukan jenis aglutinogen yang ada
dalam sel, disamping itu juga dikenal jenis agglutinin yang ada dalam serum. Darah
diteteskan sebanyak 4 tetes pada kaca obyek di tempat yang berbeda.
Kemudian ke masing-masing tetesan darah ditetesi dengan antisera a, B, AB, dan Anti
D. Selanjutnya dicampur dan digoyang dan diamati adanya aglutinas. ( Petunjuk
Praktikum Laboratorium, Gandhasoebrata Tahun 1984)
Hasil pemeriksaan laboratorium kritis harus disampaikan segera kepada tenaga kesehatan
yang meminta dalam batas waktu paling lambat satu jam setelah hasil diperoleh dengan acuan
sebagai berikut:
a. Untuk pemeriksaan Hematologi nilai kritis:
*KIMIA KLINIK*
*HEMATOLOGI*
8. Erytrosit
9. Hematokrit < 20 VOL% < 60 VOL%
Lama nya pemeriksaan laboratorium telah di tentukan denga cara perhitungan per pasien dan
rapat kolaborasi dengan tiap poli.
Malaria 1 jam
Saat memberikan hasil pemeriksaan ke pada pasien harus di sertai dengan nilai normal
pemeriksaan.
DL (darah lengkap)
-Hemoglobin 12 – 16 gr%
Nilai normal tersebut di dapat dari startkit tiap reagen dan juga dari rapat kolaborasi tiap poli.
2) RUJUKAN
Jika Laboratorium tidak dapat melaksanakan Pemeriksaan Karena suatu hal ( Alat Rusak,
Listrik Mati, dll) maka darah akan dikirim ke Laboratorium Lain.
2. PELAPORAN
Pelaporan yang harus disampaikan secara berkala ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
berupa laporan bulanan yang merupakan hasil rekapitulasi pencatan harian. Laporan
triwulan, semesteran dan tahunan sesuai ketentuan yang
berlaku
Pelaporan untuk penyakit tertentu menggunakan formulir baku yang sudah
ditentukan oleh program.
BAB V
LOGISTIK
Untuk yang pengadaan yang lewat DKK, Puskesmas setiap tahun membuat pengajuan logistik
yang dibutuhkan. Kemudian Puskesmas tinggal menunggu logistik datang dari DKK.
No NAMA
1. Stik Gula
3 Stik Cholesterol
4 Reagent Cholesterol
7 Reagent Widal
8 Reagent ZN
11 Blood Lancet
12 Spuit Injeksi
14 Objek Glass
15 Cover Glass
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
Tujuan dari ditetapkannya sasaran keselamatan pasien adalah untuk mendorong perbaikan
spesifik dalam keselamatan pasien. Sasaran menyoroti bagian-bagian yang bermasalah dalam pelayanan
kesehatan dan menjelaskan bukti serta solusi dari konsensus berbasis bukti dan keahlian atas
permasalahan ini.
Untuk meningkatkan keselamatan pasien perlu dilakukan pengukuran terhadap sasaran- sasaran
keselamatan pasien. Indikator pengukuran sasaran keselamatan pasien seperti pada tabel berikut ini:
Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan yang dipahami oleh
resipien/penerima akan mengurangi kesalahan, dan menghasilkan peningkatan
keselamatan pasien. Komunikasi dapat secara elektronik, lisan, atau tertulis. Komunikasi yang paling
mudah mengalami kesalahan adalah perintah diberikan secara lisan dan yang diberikan melalui
telpon. Komunikasi lain yang mudah terjadi kesalahan adalah pelaporan kembali hasil pemeriksaan
klinis, seperti laboratorium klinis menelpon unit pelayanan untuk melaporkan hasil pemeriksaan
segera/ cito.
Untuk keamanan dan kenyamanan bagi petugas paramedic dan petugas medis dalam memberikan
pelayanan kesehatan, terutama untuk mencegah tertularnya penyakit dimana di puskesmas
banyak kasus –kasus penyakit menular misal; TBC ,Kusta
,hepatitis, HIV AIDS dan penyakit yang disebabkan virus lainya. maka petugas dalam
melaksanakan pelayanan diwajibkan memperhatikaan keamanan diri dengan pemakaian Alat
Perlindungan Diri (APD) yaitu menggunakan masker ,sarung tangan, jas kerja laboratorium,
kacamata pelindung. Dan selalu melakukan cuci tangan sebelum dan setelah melaksanakan
kegiatan atau pelayanan.
Sanitasi tangan Ya Ya ya ya
Sarung tangan Ya Ya ya ya
Jas Laboratorium Ya Ya Ya ya
Masker Ya Ya ya ya
Sterilisasi Alat:
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
BAB IX
PENUTUP
Pedoman Pelayanan Laboratorium Puskesmas Kauman ini digunakan sebagai acuan pelaksanaan
pelayanan Laboratorium di Puskesmas Kauman. Untuk keberhasilan pelaksanaan Pedoman
Pelayanan Laboratorium Puskesmas Kauman diperlukan komitmen dan kerja sama semua pihak.
Hal tersebut akan menjadikan Pelayanan Laboratorium di Puskesmas Kauman semakin optimal
dan dapat dirasakan manfaatnya oleh pasien dan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA