Anda di halaman 1dari 3

1.

Bimbingan Penyuluhan / BK

a. Struktur Organisasi BK MTs. Tarbiyatul Falah

b. Bimbingan Konseling
Bimbingan konseling sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam proses
pendidikan Secara keseluruhan, yaitu upaya yang memungkinkan peserta didik
mengenal dan menerima diri sendiri serta mengenal dan menerima lingkungan secara
positif dan dinamis, serta mampu mengambil keputusan, mengarahkan dan
mewujudkan diri sendiri secara efektif dan produktif sesuai dengan Peran yang
diinginkan di masa depan. Dalam pasal 27 PP No 29 tahun 1990 menegaskan bahwa
“Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam upaya
menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan”. Maka,
layanan bimbingan dan konseling yang diberikan di sekolah tidak lain adalah untuk
menunjang pengembangan potensi para siswa secara utuh dan menyeluruh. Oleh
karena itu maka layanan bimbingan dan konseling harus diselenggarakan secara
profesional dengan berpedoman pada rambu-rambu yang telah ditentukan, yang
dituangkan dalam program yang jelas dan lengkap sesuai dengan situasi dan kondisi
sekolah masing-masing.
Dengan dasar hukum yang telah ditetapkan, diantaranya adalah :
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Pasal 1 butir 6 yang mengemukakan bahwa konselor adalah pendidik, Pasal 3
bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik,
dan Pasal 4 ayat (4) bahwa pendidikan diselenggarakan dengan memberi
keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik
dalam proses pembelajaran, dan Pasal 12 Ayat (1b) yang menyatakan bahwa
setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan
pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, Pasal 5 s.d Pasal 18 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar
dan menengah.
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, yang memuat pengembangan diri
peserta didik dalam struktur kurikulum setiap satuan pendidikan difasilitasi
dan/atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan.

4. Dasar Standarisasi Profesi Konseling yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal


Pendidikan Tinggi Tahun 2004 untuk memberi arah pengembangan profesi
konseling di sekolah dan di luar sekolah

c. Tujuan Bimbingan Konseling

1. Tujuan Umum
Tujuan umum program bimbingan dan konseling adalah sabagai berikut:
a. Sebagai pedoman pelaksanaan bimbingan dan konseling dalam rangkaa
mewujudkan pendidikan nasional yaitu terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya
yang cerdas, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang maha Esa dan berbudi pekerti
luhur,memiliki pengetahuan dan ketrampilan,kesehatan jasmani dan
rohani,kepribadian yang mantap dan mandiri,serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan.
b. Sebagai pedoman dalam melaksanakan bimbingan dan konseling dalam rangka
membantu siswa mengenal bakat , minat dan kemampuannya serta memilih dan
menyesuaikan diri dengan kesempatan pendidikan untuk merencanakan karir yang
sesuai dengan tuntutan dunia pendidikan.

2. Tujuan Khusus
Tujuan bimbingan dan konseling adalah membantu peserta didik dalam
pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar, serta
perencanaan dan pengembangan karir. Pelayanan konseling memfasilitasi
pengembangan peserta didik, secara individual, kelompok dan atau klasikal, sesuai
dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, perkembangan, kondisi, serta peluang-
peluang yang dimiliki. Pelayanan ini juga membantu mengatasi kelemahan dan
hambatan serta masalah yang dihadapi peserta didik.

Di MTs Tarbiyatul Falah yang bertugas dan bertanggung jawab terkait BP/BK adalah
bapak sukandar S.Pd. Adapun dalam pelaksanaannya penanggung jawab dibantu oleh
guru-guru lain yang berkompeten dalam memberikan pelayanan dan dibantu juga oleh
wali kelas masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai