Anda di halaman 1dari 127

1. seorang mahasiswa keperawatan melakukan pengkajian keperawatan.

Berdasarkan
hasil wawancara dengan perawat penanggung jawab wilayah binaan didapatkan
data 20% masyarakat mengalami hipertensi, dan hanya 40% diantaranya yang rutin
mengikuti kegiatan posbindu. apakah jenis data yang sedang dikaji oleh mahasiswa?
A. data pelayanan kesehatan
B. data persepsi perawat
C. data inti komunitas
D. data subsistem komunitas
E. data statistik vital

PEMBAHASAN:
Data fokus: Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat penanggung jawab
wilayah binaan didapatkan data: - 20% masyarakat mengalami hipertensi, dan -
hanya 40% diantaranya yang rutin mengikuti kegiatan posbindu.

Menurut IPKKI (2017) data pengkajian dalam komunitas adalah sebagai berikut :
Data inti komunitas : yang dikaji terdiri dari sejarah/riwayat daerah tempat tinggal,
demografi (usia, jenis kelamin,ras dan etnis),tipe keluarga, statistik vital (angka
kelahiran, kematian), dan agama.
Data subsistem komunitas: yang dikaji yaitu -Lingkungan fisik: (kualitas air,
pembuangan limbah,perumahan, kualitas udara, flora, ruang terbuka dan musim.
-Pelayanan kesehatan dan sekolah: adanya puskesmas, rumah sakit, fasilitas
pelayanan sosial, pelayanan kesehatan mental, pusat emergensi dan pelayanan
pengobatan tradisional serta akses ke pelayanan kesehatan
-Ekonomi : karakteristik keuangan keluarga, status pekerjaan, kategori pekerjaan,
jumlah penduduk yang tidak bekerja
-Politik dan pemerintahan : data yang dikumpulkan meliputi pemerintahan (RT,RW,
Kelurahan,desa,kecamatan dan lainnya),kelompok pelayanan mayarakat
(PKK,Karang taruna,panti dsb),politik ( kegiatan politik yang ada di daerah tersebut )
-Komunikasi : data yang dikumpulkan terkait komunikasi formal dan informal -
Pendidikan : data yang dikaji seperti, sekolah, tipe pendidikan, akses pendidikan. -
Rekreasi : data yang dikaji seperti adanya taman, area bermain, dan fasilitas
rekreasi.
Data persepsi, meliputi : -Persepsi masayarakat : seperti, bagaimana perasaan
masyarakat tentang kehidupan bermasyarakat yang dirasakan di lingkungan tempat
tinggal mereka -Persepsi perawat : berupa, penyataan umum tentang kondisi
kesehatan dari masayarakat, apa yang masalah potensial yang dapat diidentifikasi
dan apa yang menjadi kekuatan dari kondisi kesehatan masyarakat tersebut. Dari
uraian diatas dimana saat ini mahasiswa bertanya terkait kondisi kesehatan pada
wilayah tersebut serta masalah potensil yang muncul maka jawaban yang tepat
adalah data persepsi perawat.

2. disebuah desa didapatkan hasil terdapat peningkatan kejadian ispa, dan sampai
saat ini belum ada solusi untukmengatasi masalah ini. Selanjutnya perawat
melibakan anggota masyarakat untuk mengidentifikasi isu masalah, membuat proses
perencanaand an implementasi serta pengembangna jaingan kesehatan untuk
mengatasi masalah ini apakah kriteria hasil yang diharapkan dari tindakan ini?
A. mampu melakukan tindakan untuk mengurangi faktor resiko
B. kemampuan peningkatan kesehatan
C. pencapaian pengendalian kesehatam
D. ketersediaan program promosi
E. menunjukan pemahaman perilaku sehat

PEMBAHASAN:
Data fokus
- Didapatkan data terdapat seorang balita dan anak berusia 1 tahun. suami Ny
T memiliki kebiasaan merokok didalam rumah.
- perwarat saat ini sedang memberikan intervensi promosi perilaku upaya
kesehatan berupa edukasi tidak merokok didalam rumah.
Berdasarkan data tsb dapat disimpulkan diagnosa yang tepat untuk masalah ini
adalah defisit kesehatan komunitas defisit kesehatan komunitas merupakan keadaan
ketika terdapat masalah kesehatan atau faktor resiko yang mengganggu
kesejahteraan pada suatu kelompok.

3. sekelompok mahasiswa profesi sedang memberikan pendidikan kesehatan pada


siswa sekolah dasar tentang kesehatan tentang cara menggosok gigi yang
benar. Setelah pendidikan kesehatan selesai, perawat meminta siswa kembali
menyebutkan langkah langkah menggosok gigi yang benar apakah jenis evaluasi
yang sedang dilakukan peraat?
A. evaluasi sumatif
B. evaluasi formatif
C. evaluasi kognitif
D. evaluasi psikomotor
E. evaluasi afektif

PEMBAHASAN:
terdapat beberapa cara untuk mengevaluasi intervensi keperawatan komunitas
diantara:
1. Evaluasi formatif Merupakan evaluasi yang sifatnya adalah evaluasi sementara,
dilaksanakan selama pelaksanaan program , yang sifatnya untuk perbaikan program
atau tindakan.
2. Evaluasi sumatif evaluasi sumatif adalah evaluasi final untuk melihat hasil
keseluruhan dari program yang telah selesai dilaksanakan apakah berhasil atau tidak
atau ditujukan untuk melihat apakah terjadi perubahan perilaku klien setelah
diberikan penyuluhan

selain itu evaluasi hasil juga dapat dibagi menjadi


a. Evaluasi Kognitif (pengetahuan) Kriteria hasil disusun berdasarkan pengulangan
informasi yang telah diajarkan kepada klien. Untuk mengevaluasi apakah informasi
dapat di mengerti, klien harus dapat menyebutkan, menyatakan dan
mendefinisikan.
Ex : setelah akhir intervensi klien mampu menjelaskan mengenai TBC
b. Evaluasi Afektif (perasaan/emosi) Dapat ditulis dalam bentuk status emosional
klien dan bertujuan untuk mengetahui bagaimana respon klien terhadap intervensi
c. Evaluasi Psikomotor Adalah mengidentifikasi prilaku yang diharapkan
dapat dilakukan oleh klien sebagai hasil dari rencana intervensi. Klien dapat
mendemonstrasikan kembali apa yang telah diajarkan
4. Seorang laki-laki 53 tahun dirawat di dengan Post op TURP atas indikasi BPH. Klien
direncanakan pulang dan akan dilakukan pelepasan kateter. Sebelum itu klien
diberikan edukasi mengenai kegel excersie. Saat ini pasien sudah mengosongkan
kandung kemih Apakah tindakan selanjutnya yang diajarkan oleh perawat kepada
pasien?
A. Mengencangkan otot dasar panggul
B. melakukan teknik nafas dalam
C. Mengidentifikasi otot dasar panggul
D. Menahan BAK
E. melakukan kontraksi-relaksasi

PEMBAHASAN:
Kegel Excersie merupakan suatu terapi inkontinensia stres dan urgensi untuk
memperkuat otot-otot dasar panggul terutama otot pubococcygeal atau Pelvic Floor
Muscle. Pada orang dengan Benigna Prostat Hyperplasia dapat memabantu dalam
mengembaikan kontraksi ototo uretra seperti semula.
Prosedur:
1) Persiapan a. Berikan salam, perkenalkan diri anda. b. Panggil klien dengan
nama kesukaan klien. c. Bina hubungan saling percaya d. Jelaskan kepada klien
tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan e. Beri kesempatan pada klien
untuk bertanya f. Menentukan otot yang tepat g. Anjurkan klien untuk
berkemih/buang air kecil terlebih dahulu h. Pasien dipersiapkan untuk mengikuti
senam i. Pasien dipersilahkan duduk / berbaring diatas matras / karpet j. Bila
diperlukan, klien menggunakan pembalut sekali pakai selama periode latihan untuk
menahan urine yang keluar.
2) Tahap Kerja
a) Temukan otot dasar panggul atau pubococcygeus (PC) Untuk mengidentifikasi
otot-oto dasar panggul, ambil gerakan seperti menahan Buang Air Kecil (BAK)
atau mengencangkan otot-otot yang dapat menahan buang gas (kentut)
b) Pemanasan Lakukan pemanasan dengan melakukan kontraksi-relaksasi dengan
kecepatan yang tetap sebanyak 10 kali. Lakukan sebanyak 3 kali sesi dengan fase
istirahat diantara sesi 30 detik
c) Gerakan inti - Jika telah menemukan otot-otot dasar panggul, kosongkan kandung
kemih (BAK) - Kencangkan otot-otot dasar panggul seperti menahan BAK atau
seperti menahan BAB, tahan selama 5 detik - Ulangi teknik ini sebanyak 10 kali sesi,
jangan berlebihan - Lakukan sesi diatas dengan fase istirahat sela 30 detik tiap sesi -
Jangan menahan nafas, sebaiknya bernafaslah dalam-dalam
d) Relaksasi Setelah gerakan inti, diakhiri dengan relaksasi dengan
melakukan relaksasi napas dalam.
3) Evaluasi a. Evaluasi respon klien. b. Berikan reinforcement positif c.
Lakukan kontrak untuk latihan atau exercise selanjutnya

5. Seorang perawat puskemas melakukan kunjungan rutin pada pasien lansia 70 tahun
post stroke. Hasil pengkajian: tampak kelemahan pada sisi sebelah kiri. Saat
dilakukan pemeriksaan kekuatan otot kiri dengan meminta pasien mengangkat kaki,
pasien hmampu mengangkat kaki tapi tidak mampu melawan tahan yang diberikan
perawat. Berapa skor nilai tonus otot pada kasus?
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5

PEMBAHASAN:
Data fokus:
- Pasien mengalami kelehaman pada sisi sebelah kiri
- Pasien post stroke
- pada kasus pasien hanya mampu mengangkat kai dan tidak mampu melawan
tahanan Maka jawaban yang tepat berdasarkan data tersebut kekuatan otot pasien
adalah 3

6. Seorang anak (3 tahun) dirawat dengan diagnosis pneumonia. Hasil pengkajian:


perawat melihat adanya retraksi dinding dada, pernafasan 60 kali/menit, dan saturasi
oksigen 83%. Apakah tindakan utama yang tepat dilakukan oleh perawat?
A. Memberikan bantuan terapi oksigen
B. Melakukan pemeriksaan AGD
C. Mengatur pasien pada posisi high fowler
D. Memonitor pola nafas pasien
E. Melakukan pemasangan OPA

PEMBAHASAN:
DS : -
DO : - retraksi dinding dada (+) - Frekuensi nafas : 60 x/menit (takipnea) - saturasi
oksigen : 83% Masalah pada kasus : Pola nafas tidak efektif
Jawaban : A. Memberikan bantuan terapi oksigen

Adanya kekurangan oksigen pada pasien ditandai dengan keadaan hipoksia.


Keadaan ini pada proses lanjut dapat mengakibatkan kematian jaringan dan
mengancam kehidupan pasien. Dalam kasus ini, perawat sudah mendapati data
kondisi hipokssemia pada pasien, sehingga perawat harus segera mengatasi
masalah tersebut.
Pemberian terapi oksigen harus segera diberikan dengan indikasi pasien dengan
peningkatan usaha bernafas dimana hal tersebut merupakan respon tubuh terhadap
kondisi hipoksemia melalui peningkatan laju dan dalamnya pernafasan, adanya
retraksi dinding dada dan menurunnya saturasi oksigen perifer.

7. Disebuah desa saat ini sedang dilakukan kegiatan posbindu dengan rangkaian
kegiatan wawancara faktor resiko PTM, penimbangan BB, pengukurang TB, lingkar
perut, Tekanan darah serta gula darah apakah tindakan yang sedang dilakukan oleh
petugas?
A. tindakan kuratif
B. tindakan promotif
C. tindakan preventif sekunder
D. tindakan prevetif primer
E. tindakan preventif tersier
PEMBAHASAN:
data fokus: dilakukan kegiatan posbindu dengan rangkaian kegiatan: wawancara
faktor resiko PTM, penimbangan BB, pengukurang TB, lingkar perut, Tekanan darah
serta gula darah
Pencegahan dalam keperawatan komunitas
1. pencegahan primer : ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok masyarakat
yang sehat. Pencegahan primer dapat dilakukan melalui 2 kelompok kegiatan yaitu
promosi kesehatan seperti penyuluhan dan proteksi kesehatan seperti imunisasi
2. pencegahan sekunder : ditujukan untuk individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat yang berisiko mengalami masalah kesehatan. Upaya pencegahan
kesehatan ke arah tindakan penemuan penyakit , proses rujukan, pemeriksaan
kesehatan dan pengobatan yang adekuat
3. pencegahan tersier : ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat pada masa pemulihan setelah mengalami masalah kesehatan. Upaya
kesehatan yang dilakukan setelah sakit yang bertujuan untuk mengembalikan fungsi
tubuh serta meminimalkan komplikasi

8. Seorang perempuan (26 tahun) G1P0A0 usia kehamilan 38 minggu datang ke IGD
mengeluh mulas dan keluar lendir bercampur darah. Hasil pengkajian: pembukaan 2
cm, presentasi kepala di bawah, HIS 2x/10menit selama 40 detik. Tekanan darah
120/70 mmHg, frekuensi nadi 100x/menit, frekuensi nafas 21x/menit, dan suhu 36,8
C. Perawat menganjurkan untuk jalan-jalan tetapi pasien mengeluh semakin mulas
saat mencoba berjalan. Apakah tahapan persalinan yang dialami pada kasus
tersebut?
A. Kala I Fase Laten
B. Kala I Fase Aktif
C. Kala I Fase kontraksi HIS
D. Kala II
E. Kala III

PEMBAHASAN:
Data fokus:
DS: pasien mengeluh mulas dan keluar lendir bercampur darah. Saat perawat
menganjurkan untuk jalan-jalan, pasien mengeluh semakin mulas saat mencoba
berjalan
DO: Status obstetri G1P0A0 usia kehamilan 36 minggu, pembukaan 2 cm,
presentasi kepala di bawah, HIS 2x/10menit selama 40 detik.

Pada kasus menunjukkan adanya tanda dan gejala persalinan yaitu keluar lendir dari
vagina yang berwarna kecoklatan atau berbercak darah, adanya kontraksi uterus,
penipisan dan pembukaan serviks yang progresif, dan kemajuan penurunan bagian
presentasi janin.
Terdapat 4 tahap persalinan yaitu Kala I, Kala II, Kala III, dan Kala IV (Bobak, 2004).
Menurut Karjatin (2016), Kala I yaitu kala pembukaan serviks, dibagi menjadi dua
fase yaitu:
1. Fase Laten ? Dimulai sejak awal berkontraksi sampai penipisan dan pembukaan
serviks secara bertahap ? Pembukaan 0-3 cm ? Berlangsung hampir 8 jam 2.
Fase Aktif ? Frekuensi HIS meningkat secara bertahap (kontraksi 3x dalam 10 menit,
selama 40 detik/lebih) ? Pembukaan 4-10cm terjadi kecepatan rata-rata 1cm/jam
(nulipara/primigravida) atau > 1-2 cm multipara
Jadi jawabannya adalah A Kala I Fase Laten

9. Seorang perempuan (30 tahun) post partum secara caesar. Hasil pengkajian
pasien mengeluh nyeri perut, dan lemas. Kontraksi uterus lembek dan tampak
tanda tanda syok. Perawat dan dokter melakukan tindakan penanggulangan syok,
cara terakhir untuk menyelamatkan pasien yaitu dengan melakukan tindakan
histerektomi. Petugas kesehatan meminta persetujuan pasien dan keluarga.
Apakah prinsip etik yang telah diterapkan?
A. Confidentiality
B. Justice
C. Fidelity
D. Autonomy
E. Beneficience

PEMBAHASAN: jawaban yang tepat adalah d. autonomyData fokus: • Pasien post


SC mengeluh nyeri perut, dan lemas. • Kontraksi uterus lembek dan tamapk tanda
tanda syok. • Perawat dan dokter melakukan tindakan penanggulangan syok, cara
terakhir untuk menyelamatkan pasien yaitu dengan melakukan tindakan histerektomi.
• Petugas kesehatan meminta persetujuan pasien dan keluarga.Pada kasus di atas,
petugas kesehatan telah menerapkan prinsip etik autonomy yaitu sikap perawat yang
menghargai hak – hak pasien. Persetujuan untuk dilakukan tindakan kepada pasien
merupakan salah satu hak pasien yang harus dihormati.

10. Disebuah puskesmas saat ini sedang diadakan kegiatas vaksinasi gratis covid 19
secara masal pada seluruh warga. Warga yang ingin vaksinasi diminta untuk
membawa KTP apakah jenis tindakan yang saat ini sedang dilakukan?
A. tindakan promotif
B. tindakan rehabilitatif
C. tindakan preventif tersier
D. tindakan preventif sekunder
E. tindakan preventif primer

PEMBAHASAN:
data fokus: diadakan kegiatas vaksinasi gratis covid 19 secara masal pada seluruh
warga Pencegahan dalam keperawatan komunitas
1. pencegahan primer : ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok masyarakat
yang sehat. Pencegahan primer dapat dilakukan melalui 2 kelompok kegiatan yaitu
promosi kesehatan seperti penyuluhan dan proteksi kesehatan seperti imunisasi
2. pencegahan sekunder : ditujukan untuk individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat yang berisiko mengalami masalah kesehatan. Upaya pencegahan
kesehatan ke arah tindakan penemuan penyakit , proses rujukan, pemeriksaan
kesehatan dan pengobatan yang adekuat
3. pencegahan tersier : ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat pada masa pemulihan setelah mengalami masalah kesehatan. Upaya
kesehatan yang dilakukan setelah sakit yang bertujuan untuk mengembalikan fungsi
tubuh serta meminimalkan komplikasi
Berdasarkan data diatas, maka metode pencegahan yang sedang dijalankan adalah
preventif primer

11. Seorang laki-laki (48 tahun) dengan Ca. paru stadium IV diberi morphine sulfate I.V
secara kontiniu tanpa tindakan lanjutan. Perawat primer mengadakan conference
untuk menentukan tindakan perawatan selanjutnya. Perawat A menyarankan untuk
menyerahkan keputusan kepada dokter sedangkan pasien dan perawat hanya perlu
mengikutinya. Apakah prinsip etik yang dilanggar oleh perawat A?
A. Autonomy
B. Justice
C. Fidelity
D. Beneficience
E. Veracity

PEMBAHASAN:
Pada kasus, perawat A menyarankan untuk menyerahkan keputusan perawatan
kepada dokter sedangkan pihak lain hanya perlu mengikuti keputusan tersebut.
Prinsip etik yang dilanggar oleh perawat A adalah Justice (keadilan).
Prinsip keadilan memberikan kesempatan kepada semua pihak secara professional
yang terlibat dalam perawatan untuk memberian pandangan dalam proses
perawatan. Pihak-pihak yang terlibat seperti pasien itu sendiri, tim perawat, keluarga
dan pihak lain yang memiliki andil dalam proses perawatan. Jawaban tepat: b.
Justice

12. Seorang laki-laki (23 th) dolarikan ke rumah sakit akibat kecelakaan lalu lintas.
Pasien mengalami penurunan kesadaran dengan gcs 5, terdapat luka terbuka di
kepala, pasien sesak dan terdengar bunyi gurgling. Data fokus dari kasus tersebut
adalah..
A. Pasien kecelakaan lalu lintas
B. Penurunan kesadaran
C. GCS 5
D. Sesak nafas
E. Gurgling

PEMBAHASAN:
Pembagasan: Cara menentukan data fokus pasa kasus gawat darurat adalah data
fokus merupakan data yang bermasalah dan pada kasus ini adalah yang palibg
mengancam nyawa.
Pada kasus, pasien mengalami kecelakaan lalu lintas dengan artian pasien
mengalami trauma. Sehingga prioritas data bermasalahnyang kita selesaikan
berpatok pada primsop ABCD.
Pada kasus terdapat masalah pada airway (jalan nafas) yang ditandai demgan
adanya bunyi gurgling (sumbatan berupa cairan). Sumbatan jalan nafas jika tidam
segera diatasi akanengancam nyawa pasien. Maka bunyj gurgling adalah data fokus
pada kasus yang harus kita selesaikan terlebih dahulu
13. Pada saat kunjungan rumah terdapat seorang lansia usia 62 tahun mengeluh sulit
berjalan dan kaku pada kedua sendi ekstermitas bawah, nyeri saat bergerak
sehingga klien enggan untuk berjalan. Klien mempunyai riwayat post stroke 2 kali.
TD 150/90 mmHg, frekuensi napas 22x/menit, frekuensi nai 88 x/menit Apakah
diagnosa yang tepat pada pasien ?
A. Gangguan rasa nyaman
B. Nyeri akut
C. Gangguan mobilitas fisik
D. Intoleransi aktivitas
E. Keletihan

PEMBAHASAN:
Data fokus:
- Klien mengeluh sulit berjalan
- Kaku kedua sendi
- Nyeri saat bergerak
- riwayat post stroke 2 kali Berdasarkan data diatas dapat disimpulakn
diagnosa yang tepat adalah gangguan mobilitas fisik.
Berdasarkan SDKI gangguan mobilitas fisik merupakn keterbatasan gerakan fisik
dari satu atau lebih ekstermitas secara mandiri. Data fokus : mengeluh sulit
menggerakkan ekstermitas, ROM menurun, nyeri saat bergerak serta klien enggan
melakukan pergerakan.

14. Seorang laki-laki (54 tahun) datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada aebelah kiri
dan terasa menjalar ke leher diiringi sesak nafas. Hasil pemeriksaan EKG
menunjukkan adanyan ST elevasi di V1 dan V2 Di manakah lolasi infark pada
jantung pasien?
A. Antero-Septal
B. Anterior
C. Lateral
D. Posterior
E. Anterio

PEMBAHASAN:
Lokasi Infark
Antero-septal : V1 dan V2 LAD
Anterior :V3 dan V4 LAD
Lateral :V5 dan V6 LCX
Anterior-ekstensif : I, aVL, V1-V6 LAD, LCX
High-Lateral :I,aVL, V5 dan V6 LCX
Inferior : II, III, aVF PDA
Right Ventrikel : V2R

15. Seorang laki-laki (56 tahun) dirawat dengan keluhan nyeri dada. Hasil pengkajian:
nyeri retrosternal seperti tertekan benda berat selama 20 menit, skala nyeri 9,
diaphoresis, wajah pucat, edema pada kedua tungkai. Tekanan darah 170/100
mmHg, frekuensi nadi 115x/mnt, akral dingin. Riwayat hipertensi dan DM tipe II sejak
5 tahun yang lalu. Apakah pemeriksaan penunjang yang pertama dilakukan oleh
perawat ?
A. Ekokardiografi
B. Elektrokardiografi
C. Elektroensefalografi
D. Pemeriksaan CKMB
E. Foto rongent dada posterior anterior

PEMBAHASAN:
DATA FOKUS
- Pasien mengeluh nyeri retrosternal seperti tertekan benda berat selama 20 menit,
skala nyeri 9. Pada kasus dapat diketahui dari data yang ada bahwa pasien
mengalami Angina Pectoris (nyeri dada yang disebabkan karena masalah pada
jantung).
Untuk mengetahui penyebab dan diagnosa lebih lanjut dari masalah yang
ditimbulkan oleh organ jantung tersebut, dapat dilakukan pemeriksaan penunjang
pertama yaitu elektrokardiografi.
Elektrokardiografi (EKG) merupakan suatu jenis pemeriksaan terhadap jantung,
terutama untuk mengetahui aktivitas listrik jantung apakah ada kelainan irama
jantung, penyempitan pembuluh darah koroner (di dinding jantung), infark miokard,
dan serangan jantung.

16. Seorang laki-laki (40 tahun) dirawat dengan Ulkus Diabetikum. Pasien mengeluh
nyeri pada area ulkus di dorsal pedis dextra. Hasil pengkajian: tampak cemas,
edema pada area luka, luka tampak kemerahan, ada rembesan, ada pus dan
berbau, terdapat jaringan nekrotik. GDS 225 mg/dl. Perawat saat ini melakukan
perawatan luka. Apakah evaluasi yang diharapkan dari tindakan tersebut ?
A. GDA normal
B. Tidak ada nekrosis dan pus berkurang
C. Nyeri berkurang
D. Ansietas berkurang
E. Tidak dapat merasakan sensasi

PEMBAHASAN:
DATA FOKUS
- Pasien Ulkus Diabetikum, edema pada area luka, luka tampak kemerahan,
ada rembesan, ada pus dan berbau, terdapat jaringan nekrotik.
- Perawat saat ini melakukan rawat luka Tujuan dari dilakukan perawatan luka yaitu :
1. Mengurangi atau menghilangkan jaringan mati (nekrotik) & sekresi yang terjadi
pada luka
2. Mempercepat proses penyembuhan luka.
3. Mengurangi resiko terjadinya infeksi Sehingga evaluasi yang diharapkan dari
tindakan tersebut adalah tidak ada nekrosis dan pus berkurang

17. perawat melakukan pengkajian pada lansia yang mengalami DM. Berdasarkan hasil
pengkajian klien sudah minum obat teratur dan mengatur pola makan. Saat ini
perawat melakukan intervensi bimbingan antisipatif untuk mengantisipasi
perkembangan/krisis situasional dibawah ini yang bukan merupakan luaran yang
diharapkan dari kasus diatas adalah
A. verbalisasi kemampuan mengatasi masalah meningkat
B. melakukan tindakan untuk mengurangi faktor resiko
C. menerapkan program perawatan
D. aktivitas sehari hari efektif untuk memenuhi tujuan kesehatan
E. kesulitan menjalani program pengobatan menurun

PEMBAHASAN:
Data fokus
- perawat melakukan pengkajian pada lansia yang mengalami DM.
- Berdasarkan hasil pengkajian klien sudah minum obat teratur dan mengatur
pola makan.
- Saat ini perawat melakukan intervensi bimbingan antisipatif untuk
mengantisipasi perkembangan/krisis situasional
berdasarkan data diatas, maka diagnosa yang tepat yang bisa diangkatkan adalah
“Kesiapan perilaku Manajemen Kesehatan” dimana diagnosa ini merupakan
diagnosa yang bisa diangkatkan ketika pola pengaturan dan pengintegrasian
program kesehatan ke kehidupan sehari hari cukup untuk memenuhi tujuan
kesehatan

beberapa intervensi yang bisa diangkatkan untuk diagnosa ini adalah


- bimbingan antisipatif
- edukasi kesehatan
- edukasi penyakit
- identifikasi risiko
- penentuan tujuan bersama

Dengan salah satu luaran utamanya adalah manajemen kesehatan dengan kriteria
hasil
- Melakukan tindakan untuk mengurangi faktor resiko meningkat
- Menerapkan program perawatan meningkat
- Aktivitas hidup sehari hari efektif untuk memenuhi kebutuhan kesehatan meningkat
- Verbalisasi kesulitan dalam menjalankan program perawatan menurun

berdasarkan penjabaran diatas maka yang bukan merupakan luaran dari kasus
diatas adalah “verbalisasi kemampuan mengatasi masalah meningkat” karena ini
merupakan salah satu kriteria hasil untuk luaran status koping yang bertujuan untuk
menilai dan merespon stressor atau kemampuan menggunakan sumber sumber
yang ada untuk mengatasi masalah

18. Seorang bayi baru lahir sedang diperiksa oleh perawat. Bayi diam saja saat diberi
stimulasi taktil. Tampak tubuh bayi kemerahan, tangan dan kaki membiru. Nadi
bayi teraba lemah dengan frekuensi 101x/menit. Bayi tampak hanya sedikit aktif
serta pernapasan lemah dan tidak teratur. Berapakah nilai APGAR bayi tersebut?
A. 5
B. 4
C. 3
D. 2
E. 1

PEMBAHASAN:
Pada kasus didapatkan data :
A = warna kulit kemerahan dan ekstremitas biru (1)
P = nadi teraba 101x/menit (2)
G = bayi tidak menangis meski dirangsang (0)
A = bayi tampak sedikit aktif (1)
R = upaya bernapas bayi tampak lemah dan tidak teratur (1)
TOTAL APGAR SCORE = 5

19. Seorang perempuan 65 dirawat di bangsal geriatri dengan stroke sejak 7 hari lalu.
Saat pengkajian, klien sering berbicara berbelit-belit dan tidak sampai pada tujuan
pembicaraan. Apa gangguan proses pikir yang dialami lansia tersebut?
A. sirkumtangensial
B. tangensial
C. Flight of ideas
D. Blocking
E. Preservasi
PEMBAHASAN:
DATA FOKUS
- Klien sering berbicara berbelit-belit dan tidak sampai pada tujuan pembicaraan.
Sesuai data pada kasus, klien mengalami gangguan proses pikir tangensial yaitu
pembicaraan yang berbelit-belit, dan tidak sampai tujuan pembicaraan.

20. seorang perawat komunitas melakukan pengkajian pada sebuah rumah dengan
pasien penderita DM. Sebelum selesai melakukan pengkajian perawat mengatakan
akan mengajarkan klien senam kaki DM, namun pada kunjungan selanjutnya
perawat tidak mengajarkannya apakah prinsip etik yang dilanggar oleh perawat
A. non maleficience
B. justice
C. accountability
D. fidelity
E. veracity

PEMBAHASAN:
prinsip etik dalam keperawatan
1. Autonomy (otonomi) Prinsip ini menjelaskan bahwa klien diberi kebebasan untuk
menentukan sendiri atau mengatur diri sendiri sesuai dengan hakikat manusia
yang mempunyai harga diri dan martabat.
2. Beneficience (berbuat baik) prinsip benefience menjelaskan bahwa perawat
harus berbuat baik, artinya perawat menerapkan tindakan untukkebaikan pasien
3. Non maleficience (tidak menciderai pasien) merupakan prinsip yang
menjelaskan bahwa segala tindakan yang dilakukan pada klien tidak menimbulkan
bahaya/ cedera secara fisik atau psikologis.
4. Veracity (jujur) Prinsip ini menekankan bahwa perawat harus mengatakan
yang sebenarnya dan tidak membohongi klien. Kebenaran merupakan dasar
dalam membina hubungan saling percaya.
5. Fidelity (menepati janji) Prinsip ini menekankan pada kesetiaan perawat pada
komitmennya, menepati janji, menyimpan rahasia, caring terhadap
klien/keluarga.
6. Justice (adil) Prinsip ini menjelaskan bahwa perawat berlaku adil pada setiap klien
sesuai dengan kebutuhannya.
7. Accountability (akuntabilitas) Menjalankan asuhan keperawatan sesuai
dengan SPO
8. Confidentiality (kerahasiaan) yaitu menjaga informasi pribadi pasien.
Dokumentasi tentang keadaan kesehatan klien hanya bisa digunakan untuk
keperluan pengobatan dan peningkatan kesehatan klien. Diskusi tentang klien
diluar area pelayanan harus dihindari.

21. Seorang kepala ruangan melakukan survey kepuasan pasien terhadap layanan yang
diberikan oleh perawat. Hasilnya menunjukkan bahwa sebagian besar keluarga tidak
puas dengan layanan keperawatan di ruangan karena perawat terlalu cuek dan
kurang peduli. Kepala ruangan telah melaksanakan pelatihan standar 5S (Salam,
Senyum, Sapa, Sopan dan Santun) kepada perawat di ruangan. Apakah tahap
perubahan yang sudah dilakukan di ruangan tersebut ?
A. Tahap Moving
B. Tahap Refreezing
C. Tahap Interest
D. Tahap Unfreezing
E. Tahap Awareness

PEMBAHASAN:
Teori Lewin (1951) Lewin mengatakan ada tiga tahap dalam sebuah perubahan,
yaitu :
1. Tahap Unfreezing (pencairan) Masalah biasanya muncul akibat
adanya ketidakseimbangan dalam sistem. Tugas perawat pada tahap ini
adalah mengidentifikasi masalah dan memilih jalan keluar yang terbaik.
2. Tahap Moving (bergerak) Proses perubahan tahap ini dapat terjadi apabila
seseorang telah memiliki informasi yang cukup serta sikap dan kemampuan untuk
berubah. Pada tahap ini perawat berusaha mengumpulkan informasi dan mencari
dukungan dari orang-orang yang dapat membantu memecahkan masalah.
3. Tahap Refreezing (pembekuan) Tahap ini dimana seseorang yang
mengadakan perubahan telah mencapai tingkat atau tahapan yang baru dengan
keseimbangan yang baru. Tugas perawat sebagai agen perubahan berusaha
mengatasi orang- orang yang masih belum berubah dan menghambat perubahan

22. seorang perawat melakukan kunjungan rumah pada beberapa rumah diwilayah
binaan, setelah mengunjungi beberapa rumah pada rumah selanjutnya perawat tidak
melakukan kunjungan rumah karena keluarga tinggal ditengah sawah sehingga
perawat harus berjalan jauh untuk sampai kerumah klien apakah prinsip etik yang
dilanggar oleh perawat
A. non maleficience
B. justice
C. beneficience
D. accountability
E. fidelity

PEMBAHASAN:
prinsip etik dalam keperawatan
1. Autonomy (otonomi) Prinsip ini menjelaskan bahwa klien diberi kebebasan untuk
menentukan sendiri atau mengatur diri sendiri sesuai dengan hakikat manusia
yang mempunyai harga diri dan martabat.
2. Beneficience (berbuat baik) prinsip benefience menjelaskan bahwa perawat
harus berbuat baik, artinya perawat menerapkan tindakan untukkebaikan pasien
3. Non maleficience (tidak menciderai pasien) merupakan prinsip yang
menjelaskan bahwa segala tindakan yang dilakukan pada klien tidak menimbulkan
bahaya/ cedera secara fisik atau psikologis.
4. Veracity (jujur) Prinsip ini menekankan bahwa perawat harus mengatakan
yang sebenarnya dan tidak membohongi klien. Kebenaran merupakan dasar
dalam membina hubungan saling percaya.
5. Fidelity (menepati janji) Prinsip ini menekankan pada kesetiaan perawat pada
komitmennya, menepati janji, menyimpan rahasia, caring terhadap
klien/keluarga.
6. Justice (adil) Prinsip ini menjelaskan bahwa perawat berlaku adil pada setiap
klien sesuai dengan kebutuhannya.
7. Accountability (akuntabilitas) Menjalankan asuhan keperawatan sesuai
dengan SPO
8. Confidentiality (kerahasiaan) yaitu menjaga informasi pribadi pasien.
Dokumentasi tentang keadaan kesehatan klien hanya bisa digunakan untuk
keperluan pengobatan dan peningkatan kesehatan klien. Diskusi tentang klien
diluar area pelayanan harus dihindari.

23. Seorang laki-laki (48 tahun) dirawat di RS dengan Ulkus decubitus regio sacrum
akibat tirah baring selama perawatan di rumah pasca stroke iskemik 8 bulan yang
lalu. Ulkus tidak tampak ada lapisan kulit, berlubang dan terdapat pus, nekrosis pada
subkutan, fascia dan jaringan sekitar luka utuh. Apakah klasifikasi ulkus decubitus
pada pasien ?
A. Derajat I
B. Derajat II
C. Derajat III
D. Derajat !V
E. Tidak termasuk dalam derajat

PEMBAHASAN:
Ulkus decubitus adalah kerusakan terlokalisasi di kulit dan jaringan yang disebabkan
oleh tekanan, geseran, atau gesekan, atau kombinasi dari ketiganya. Klasifikasi
Ulkus decubitus (National Pressure Ulcer Advisory Panel / NPUAP, 2007)
- Derajat I: dijumpai kulit yang utuh, berwarna merah pucat yang terlokalisir pada
daerah penonjolan tulang
- Derajat II: dijumpai hilangnya ketebalan sebagian epidermis, dermis,
atau keduanya. Dapat juga dilihat adanya lepuh berisi serum.
- Derajat III: hilangnya ketebalan seluruh kulit atau nekrosis jaringan subkutis.
Lemak subkutis dapat terlihat, namun tulang, tendon, atau otot tidak terlihat.
- Derajat IV: terjadi hilangnya seluruh ketebalan kulit dengan nekrosis yang luas
atau kerusakan pada otot, tulang, atau jaringan pendukung lainnya (misalnya fasia,
tendon, atau kapsul sendi)

24. Seorang perempuan (27 tahun) dirawat di RS karena Asma bronkial. Pasien
merokok 4-6 batang sehari dan seluruh anggota keluarga adalah perokok aktif.
Dalam 1 tahun terakhir, pasien telah dirawat di RS 5 kali akibat penyakitnya. Apakah
discharge planning yang tepat untuk pasien?
A. Fisioterapi dada
B. Medication management
C. Smoking cessation assistance
D. Allergy management
E. Airway management

PEMBAHASAN: Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel


dimana trakea dan bronchi berspon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu.
Maka discharge planning yang sesuai adalah smoking cessation assistance yaitu
pendampingan pasien untuk mengeliminasi penggunaan rokok/tembakau.

25. Seorang perawat melakukan kunjungan rumah pada pasien gangguan jiwa, diakhir
pertemuan perawat mengajak keluarga beserta pasien untuk berpoto bersama,
kemudian perawat dengan sengaja membagikan poto tersebut tanpa menutupi wajah
pasien dan keluarga dengan membuat caption berupa diagnosa dan identitas pasien
dimedia sosialnya. Apakah prinsip etik yang dilanggar perawat tersebut?
A. confidentiality
B. justice
C. veracity
D. nonmaleficience
E. fidelity

PEMBAHASAN:
Jawaban yang tepat adalah:
a. confidentiality Prinsip etika keperawatan yang diterapkan perawat ialah "
confidentiality" pada kasus ialah berdasarkan data yaitu perawat membagikan poto
dan identitas pasien dimedia sosialnya sesuai dengan defenisi dalam buku Etika
keperawatan dan keperawatan profesional.

26. Seorang perempuan (23 tahun) diobservasi ketat di ruang rawat karena mengalami
hipoksia akut akibat anemia. Jika hipoksia tidak dirawat dengan baik, maka hipoksia
dapat mempengaruhi metabolisme tubuh. Apakah komplikasi hipoksia pada sistem
metabolisme tubuh yang harus diobservasi secara ketat oleh perawat?
A. Alkalosis metabolik
B. Asidosis Metabolik
C. Alkalosis respiratorik
D. Asidosis respiratorik
E. Ketoasidosis
PEMBAHASAN:
Jika aliran oksigen ke jaringan berkurang, atau jika penggunaan berlebihan di
jaringan maka metabolism aerobic berubah menjadi anaerobic untuk menyediakan
energy yang cukup bagi metabolisme. Apabila terjadi ketidakseimbangan, maka
akan mengakibatkan produksi asam laktat berlebihan sehingga terjadi asidosis pada
proses metabolisme dengan cepat disusul dengan kematian sel.

27. Seorang laki-laki (28 tahun) dirawat di HCU karena edema pulmonal dan luka bakar
38%. Hasil pengkajian : pasien mengalami dyspnea, SO2 90%, PO2 68 mmHg,
ronkhi (+), suara serak, sputum berkarbon, batuk lemah (+), retraksi dinding dada
(+). Luka tampak basah dan bernanah dan pasien merintih kesakitan. Apakah
diagnosis keperawatan utama pada pasien ?
A. Gangguan integritas jaringan
B. Nyeri akut
C. Pola napas tidak efektif
D. Bersihan jalan napas tidak efektif
E. Gangguan pertukaran gas

PEMBAHASAN:
Jawaban tepat: "Bersihan jalan napas tidak efektif" b.d edema paru d.d terdapat
obstruksi jalan napas berupa cairan / sputum yang sulit dikeluarkan karena batuk
tidak efektif, ronki (+), hoarseness (+).

28. Seorang perempuan 26 tahun dibawa ke RS dengan keluhan sesak. Klien diketahui
memiliki riwayat asma sejak usia 12 tahun. Hasil pemeriksaan frekuensi napas
28x/menit, nadi 94x/menit dan TD 110/80 mmHg. Klien diminta untuk melakukan
pursed lip breathing untuk Meningkatkan ventilasi dan oksigenasi. Saat ini pasien
diminta untuk Instruksikan pasien untuk merelaksasikan otot leher dan bahu Apa
tindakan selanjutnya yang dilakukan perawat?
A. Posisikan pasien dengan nyaman
B. Posisikan bibir mengerucut (seperti meniup lilin) dan hembuskan napas
secara perlahan melalui mulut
C. Tarik napas secara perlahan melalui hidung dengan posisi mulut tetap
tertutup
D. anjurkan untuk tidak menghembuskan napas dengan terburu-buru
E. menganjurkan pasien untuk memberi durasi ekshalasi yang lebih
panjang daripada inhalasi

PEMBAHASAN:
Prosedur
1) Identifikasi pasien
2) Cuci tangan
3) Jelaskan prosedur
4) Posisikan pasien pada posisi paling nyaman
5) Instruksikan pasien untuk merelaksasikan otot leher dan bahu
6) Tarik napas secara perlahan melalui hidung dengan posisi mulut tetap tertutup
7) Posisikan bibir mengerucut (seperti meniup lilin) dan hembuskan napas
secara perlahan melalui mulut
8) Ulangi langkah diatas 8-10 kali
9) Anjurkan pasien untuk memberi durasi ekshalasi yang lebih panjang
daripada inhalasi
10) Jangan menghembuskan napas dengan terburu-buru, tetapi laukan
dengan tenang dan perlahan-lahan.
11) Langkah-langkah pursed lip breathing dapat diulangi sampai gejala
yang dirasakan pasien berkurang.
12) Evaluasi kondisi pasien
13) Dokumentasikan tindakan
14) Cuci tangan

29. Seorang perempuan (30 tahun) usia kehamilan 37 minggu datang ke UGD
dengan keluhan sakit kepala dan berat pada tengkuk disertai mual. Hasil
pengkajian : tekanan darah 170/100 mmhg, frekuensi nadi 110x/menit, frekuensi
napas 22x/menit, suhu 37 C dan terdapat edema pada kaki. Apakah pemeriksaan
penunjang yang tepat dilakukan pada pasien ?
A. pemeriksaan darah lengkap
B. pemeriksaan protein urin
C. pemeriksaan leopold II
D. pemeriksaan Leopold III
E. pemeriksaan elektrolit

PEMBAHASAN:
Jawaban yang tepat adalah B. pemeriksaan protein urin
DS : - pasien mengeluhan sakit kepala dan berat pada tengkuk, mual
DO: - tekanan darah 170/100 mmhg, frekuensi nadi 110x/menit, frekuensi nafas
22x/menit, suhu 37 C dan terdapat edema pada kaki
Dari data di atas menunjukkan adanya gejala preeklampsia, dimana untuk
memastikan diagnosa harus dilakukan pemeriksaan protein urin pada pasien.
Menurut wibowo dan Rachimhadi, 2006 pada masa kehamilan adanya perubahan
pada ginjal yang menyebabkan aliran darah ke ginjal mengalami penurunan
sehingga filtrasi glomerulus berkurang.

30. Perawat melakukan Home visite pada pasien gangguan jiwa pasca menjalani
perawatan di RSJ. Keluarga mengatakan aktivitas pasien biasanya selalu dibantu
dengan tujuan agar cepat selesai dan tidak berantakan. Saat dikaji pasien
mengatakan ingin makan sendiri dan perawat menyetujui dan memberi kesempatan
pada pasien. Apakah prinsip etik yang diterapkan perawat tersebut?
A. Autonomy
B. Fidelity
C. Non maleficence
D. Justice
E. Veracity

PEMBAHASAN:
PEMBAHASAN: Jawaban yang tepat adalah: a. Autonomy Prinsip etika keperawatan
yang dterapkan perawat ialah " Autonomy " pada kasus ialah berdasarkan data yaitu
perawat memberi kebebasan atau kesempatan pada pasien untuk melakukan
kegiatannya sendiri, sesuai dengan permintaan pasien.

31. Seorang anak (19 bulan) dibawa ke klinik tumbuh kembang untuk pemeriksaan
DDST. Pada saat pemeriksaan, pemeriksa meminta anak menyuapi boneka. Apakah
sektor pemeriksaan yang sedang diperiksa ?
A. Personal Sosial
B. Motorik Kasar
C. Motorik Halus
D. Bahasa
E. Kognitif

PEMBAHASAN:
PEMBAHASAN: Dalam metode Denver II, indikator yang diperiksa ada 4,
diantaranya : personal sosial, motorik halus, bahasa dan motorik kasar.
a. Opsi “Personal sosial” (tepat), karena personal sosial menilai penyesuaian diri
dengan masyarakat dan perhatian terhadap kebutuhan perorangan. Dalam kasus,
anak diminta menyuapi boneka. Aktifitas ini termasuk kepada sektor personal
sosial karena menunjukan bagaimana anak bermain dan berinteraksi sosial yang
ditunjukan melalui cara anak berinteraksi dengan boneka dan menunjukan cara
menyuap makanan yang termasuk kepada pemenuhan kebutuhan personal anak.
b. Opsi “Motorik kasar” (tidak tepat), karena motorik kasar menilai duduk, jalan,
melompat, gerakan umum otot besar. Pada kasus, kejadian anak berlari itu hanya
tindakan anak bukan uji yang sedang dilakukan oleh petugas kesehatan.
c. Opsi “Motorik halus” (tidak tepat), karena pemeriksaan motorik halus hanya
menguji koordinasi mata-tangan, memainkan dan menggunakan bendabenda kecil.
d. Opsi “Bahasa” (tidak tepat), karena indikator pemeriksaan bahasa
menguji kemampuananak dalam mendengar, mengerti dan menggunakan
bahasa.
e. Opsi “Kognitif” (tidak tepat), karena tidak termasuk indikator yang dinilai
pada pemeriksaan Denver II.

32. Seorang perempuan data ke dengan keluhan nyeri dada sebelah kiri. Tekanan darah
pasien 120/80 mmHg, Frekuensi nadi 76x permeni. terdapat gambaran sebagai
berikut.

A. Sinus Rhytm
B. Ventrikel Ekstra Sistol
C. Atrial Fibrilasi
D. junctional Rhytm
E. Asystole
PEMBAHASAN:
Pembahasan: Gambaran EKG pasien adalab sinus shytm dengan ciri-ciri: Irama :
Teratur Rate : 60 – 100 Gelombang P : Normal PR Interval : Normal ( 0. 12 – 0.20
seconds ) QRS : Normal ( Kurang dari 0.12 seconds )

33. Seorang laki-laki (45 tahun) dengan COS dan Epidural Hematoma Dekstra dirawat di
RS. Pasien terpasang trakeostomi. Kesadaran pasien sopor. Pasien berulang kali
batuk dan tampak sputum berlebih, terdengar suara ronkhi pada kedua apeks paru.
Kateter penghisap telah tersambung dengan regulator vacuum. Saat ini perawat
telah melakukan hiperoksigenasi dan membasahi ujung kateter dengan normal
saline. Apakah tindakan yang tepat dilakukan selanjutnya ?
A. Melakukan penghisapan pada area sekitar mulut
B. Memasukkan kateter suction perlahan hingga terjadi respon batuk
C. Menghisap dengan port tertutup <15 detik
D. Memasukkan kateter suction dengan port tertutup
E. Membilas kateter penghisap dengan air steril

PEMBAHASAN:
Pada kasus, kateter penghisap telah tersambung dengan regulator vacuum. Saat ini
perawat telah melakukan hiperoksigenasi dan membasahi ujung kateter dengan
normal salin. Sehingga tindakan selanjutnya memasukkan kateter suction perlahan
hingga terjadi respon batuk. Respon batuk merupakan tanda bahwa selang sudah
mencapai ujung karina.

34. Seorang perempuan (28 tahun) G2P1A0 datang ke puskesmas tanggal 8 Februari
2018 untuk melakukan pemeriksaan antenatal. Hasil pengkajian: pasien mengatakan
lupa kapan hari pertama menstruasi terakhir, siklus menstruasi 28 hari, panjang TFU
21 cm, presentasi kepala di bawah, letak punggung kiri, DJJ 140x/menit, irama
regular. Berapakah usia kehamilan pasien tersebut?
A. 20 minggu
B. 22 minggu
C. 24 minggu
D. 28 minggu
E. 32 minggu

PEMBAHASAN:
Data fokus:
DS: pasien mengatakan lupa kapan hari pertama menstruasi terakhir
DO: panjang TFU 21 cm
Jika diketahui nilai TFU, maka untuk menghitung usia kehamilan pada kasus dapat
menggunakan rumus Mc Donald yaitu menghitung usia kehamilan berdasarkan
palpasi abdomen dengan mengukur TFU menggunakan pita (midline). Usia
kehamilan = (TFU (cm) x 8) : 7 Sehingga usia kehamilan pada kasus = (21 cm x 8) :
7 = 24 minggu.

35. Seorang laki-laki (45 tahun) dirawat karena kadar gula darah yang tinggi. Pasien
direncanakan pulang. Saat ini, perawat sedang melakukan Discharge Planning pada
pasien dan keluarga. Pasien mendapatkan terapi insulin bentuk pena 8 unit pada
malam hari. Pasien mengatakan tahu tentang penyakit DM tetapi belum paham
mengenai perawatan di rumah. Apakah materi edukasi paling prioritas
diberikan kepada pasien ?
A. Konsep penyakit DM
B. Diet DM
C. Latihan/aktivitas pada DM
D. Senam kaki pada DM
E. Cara penyuntikan terapi insulin

PEMBAHASAN:
DATA FOKUS
- Pasien *mendapat terapi insulin bentuk pena 8 unit pada malam hari.* Berdasarkan
data pada kasus materi edukasi paling prioritas diberikan kepada pasien yang tepat
yaitu cara penyuntikan terapi insulin.
Pasien yang baru pertama kali didiagnosa DM dibutuhkan suatu edukasi untuk
meningkatkan pemahaman pasien bagaimana cara pencegahan dan pengobatan
pasien selama sakit. Penyuntikan insulin yang tidak tepat akan mempengaruhi kerja
dari obat itu sendiri oleh karena itu dibutuhkan edukasi bagaimana metode
menggunakan terapi insulin dalam bentuk pena tersebut sesuai dengan prosedur.

36. Seorang balita (2 tahun) telah melakukan tes Denver II. Hasil pemeriksaan; Dalam 4
sektor terdapat 1 Caution di dua sektor. Di sektor bahasa; balita tidak mampu
menunjukkan nama pada gambar dan sektor motorik halus; balita tidak mampu
menumpuk menara dari 4 kubus. Apakah interpretasi yang tepat dari hasil
pemeriksaan Denver II tersebut?
A. Failed
B. Normal
C. Suspect
D. Delay
E. Untestable

PEMBAHASAN:
Interpretasi Denver II :
1. Normal Bila tidak ada "Delayed" dan paling banyak 1 "Caution". Lakukan
ulangan pada kontrol berikutnya
2. Suspect/Dicurigai ada keterlambatan Bila ada 2/lebih "Caution" dan atau lebih
dari 1 "Delayed" Lakukan uji ulang dalam 1-2 minggu
3. Untestable/Tidak dapat diuji Bila ada skor "Refuse" pada 1 atau lebih
perkembangan di sebelah kiri garis umur atau "Refuse" pada satu atau lebih tugas
perkembangan yang ditembus gari umur pada daerah 75%-90%, lakukan uji ulang 1-
2 minggu

37. Seorang laki-lai dirawat di rumah sakit dengan diagnosa ARDS. Pasien saat ini
terlihat mengantuk dan cenderung tertidur serta terpasang alat bantu napas. Hasil
pengkajian tampak sesak dengan frekuensi napas 30x/menit, tampak penggunaan
otot bantu napas yang terus meningkat. Diketahui nilai PCO2 48 mmHg, PO2 90
mmHg dan SaO2 93% Apakah diagnosis keperawatan yang tepat
A. Bersihan jalan napas tidak efektif
B. pola napas tidak efektif
C. Intoleransi aktifitas
D. gangguan ventilasi spontan
E. Gangguan pertukaran gas

PEMBAHASAN:
ARDS atau acute respiratory distress syndrome adalah gangguan pernapasan berat
yang disebabkan oleh penumpukan cairan di alveoli atau kantung udara kecil di
paru-paru. Gejala utamanya adalah sesak napas berat dan sulit bernapas.
Data Fokus:
- Pasien dengan ARDS
- Terjadi penurunan kesadaran dan menggunakan alat bantu napas
- tampak sesak dengan frekuensi napas 30x/menit
- tampak penggunaan otot bantu napas yang terus meningkat
- Diketahui nilai PCO2 48 mmHg, PO2 90 mmHg dan SaO2 93%

Berdasarkan data fokus tersebut didapatkan diagnose keperawatan yang tepat


adalah gangguan ventilasi spontan. Gangguan ventilasi spontan merupakan
penurunan cadangan energy yang mengakibatkan individu tidak mampu bernapas
secara adekuat.

38. Seorang laki-laki (28 tahun) dirawat di RSJ sejak seminggu yang lalu karena sering
murung dan mengurung diri. Saat dikaji pasien mengatakan merasa sebagai laki-laki
yang tidak berguna karena tidak bekerja dan mengatakan "tolong sampaikan pada
keluarga saya, bahwa hidup saya tidak akan lama lagi, karena sudah tidak ada
gunanya". Apakah masalah keperawatan yang tepat ?
A. halusinasi
B. Defisit perawatan diri
C. harga diri rendah kronis
D. isolasi sosial
E. resiko bunuh diri

PEMBAHASAN:
Jawaban yang tepat adalah:
e. Resiko bunuh diri
DS : pasien mengatakan merasa sebagai laki-laki yang tidak berguna karena tidak
bekerja dan mengatakan "tolong sampaikan pada keluarga saya, bahwa hidup saya
tidak akan lama lagi, karena sudah tidak ada gunanya". Data data ini sesuai dengan
data saat pengkajian menunjukkan bahwa pasien mengalami masalah keperawatan
resiko bunuh diri dan berada di fase isyarat bunuh diri. Resiko bunuh diri adalah
beresiko melakukan upaya menyakiti diri sendiri untuk mengakhiri kehidupan.

39. Seorang perempuan (26 tahun) datang ke poliklinik dengan keluhan sering kencing
dan haus. Selama di rumah, pasien tidak pernah mengatur pola makan, hampir
setiap hari pasien suka mengkonsumsi minuman manis dan makanan berlemak.
Hasil pemeriksaan : GDA 258 g/dL. Perawat memberikan edukasi mengenai DM dan
dietnya karena pasien tidak tahu tentang hal tersebut. Bagaimanakah respon pasien
yang diharapkan setelah diberikan edukasi tersebut ?
A. “Saya tetap tidak mengerti cara mengatur porsi makanan saya”
B. “Saya akan mengganti minuman saya dengan susu full cream”
C. “Saya akan lebih sering mengkonsumsi buah-buahan durian”
D. “Saya akan masak telur dengan memakan putih telurnya saja sesuai
kebutuhan”
E. “Saya akan menghidangkan 1 piring sosis dalam makanan saya”

PEMBAHASAN:
DATA FOKUS
- Pasien dengan Diabetes Mellitus
- Di rumah, pasien tidak pernah mengatur pola makan, hampir setiap hari
pasien suka mengkonsumsi minuman manis dan makanan berlemak.
- pasien tidak tahu tentang hal tersebut.
Diabetes Mellitus merupakan gangguan metabolisme gula darah yang disebabkan
karena gangguan hormon insulin yang mengakibatkan terjadinya peningkatan gula
darah dalam tubuh.
Pada kasus, perawat memberikan edukasi mengenai penyakit DM dan diet DM untuk
meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pasien mengenai diet DM yang
direkomendasikan agar gula darah terkontrol melalui pengaturan pola makan. Dalam
diet DM, jenis makanan yang tepat yaitu memilah dan memilih makanan yang tidak
cepat meningkatkan gula darah.

40. Disebuah keluarga terdapat salah satu anggota keluarga yang mengalami PPOK,
berdasarkan hasil pengkajian keluarga klien kesulitan dan tidak tau cara merawat
klien. Saat ini klien semakin sering sesak nafas dan sulit beraktivitas apakah
masalah keperawatan pada kasus diatas?
A. pemeliharaan kesehatan tidak efektif
B. perilaku kesehatan tidak efektif
C. manajemen kesehatan keluarga tidak efektif
D. ketegangan pemberi asuhan
E. koping keluarga tidak efektif

PEMBAHASAN:
Data Fokus
- salah satu anggota keluarga yang mengalami PPOK
- berdasarkan hasil pengkajian keluarga klien kesulitan dan tidak tau cara
merawat klien
- Saat ini klien semakin sering sesak nafas dan sulit beraktivitas berdasarkan
data diatas, diagnosa/masalah keperawatan yang tepat adalah manajemen
kesehatan keluarga tidak efektif
manajemen kesehatan keluarga tidak efektif pola penanganan kesehatan dalam
keluarga tidak memuaskan untuk memulihkan kondisi kesehatan anggota keluarga

41. Seorang perempuan 36 tahun dibawa ke RS dengan keluhan sesak napas, frekuensi
napas 28x/menit, terdengar suara napas wheezing, saturasi oksigen 92% dan
tampak penggunaan otot bantu napas Pasien diketahui memiliki riwayat asma
bronkhiale sejak 2 tahun yang lalu. Apakah diagnosis keperawatan yang tepat
A. Gangguan pertukaran gas
B. pola napas tidak efektif
C. gangguan ventilasi spontan
D. Bersihan jalan napas tidak efektif
E. Resiko aspirasi

PEMBAHASAN:
Asma bronkhiale merupakan suatu kelainan berupa inflamasi (peradangan) kronik
saluran napas yang menyebabkan hipereaktifitas bronkus, sehingga menyebabkan
gejala episodik berulang berupa mengi, sesak napas, rasa berat di dada, dan batuk.
Data focus :
- Pasien mengeluh sesak napas
- frekuensi napas 28x/menit
- terdengar suara napas wheezing
- saturasi oksigen 92%
- tampak penggunaan otot bantu napas
- Pasien diketahui memiliki riwayat asma bronkhiale sejak 2 tahun yang lalu
Berdasarkan data fokus diatas diagnose yang tepat adalah pola napas tidak efektif
dengan data mayor dispnea, penggunaan otot bantu napas, pola napas yang
abnormal.

42. Seorang kepala ruangan melakukan survey kepuasan pasien terhadap layanan yang
diberikan oleh perawat. Hasilnya menunjukkan bahwa sebagian besar keluarga tidak
puas dengan layanan keperawatan di ruangan karena perawat terlalu cuek dan
kurang peduli. Kepala ruangan telah melaksanakan pelatihan standar 5S (Salam,
Senyum, Sapa, Sopan dan Santun) kepada perawat di ruangan. Apakah tahap
perubahan yang sudah dilakukan di ruangan tersebut ?
A. Tahap Moving
B. Tahap Refreezing
C. Tahap Interest
D. Tahap Unfreezing
E. Tahap Awareness

PEMBAHASAN:
Lewin mengatakan ada tiga tahap dalam sebuah perubahan, yaitu :
1. Tahap Unfreezing (pencairan) Masalah biasanya muncul akibat adanya
ketidakseimbangan dalam sistem. Tugas perawat pada tahap ini adalah
mengidentifikasi masalah dan memilih jalan keluar yang terbaik. 2. Tahap Moving
(bergerak) Proses perubahan tahap ini dapat terjadi apabila seseorang telah memiliki
informasi yang cukup serta sikap dan kemampuan untuk berubah. Pada tahap ini
perawat berusaha mengumpulkan informasi dan mencari dukungan dari orang-orang
yang dapat membantu memecahkan masalah. 3. Tahap Refreezing (pembekuan)
Tahap ini dimana seseorang yang mengadakan perubahan telah mencapai tingkat
atau tahapan yang baru dengan keseimbangan yang baru. Tugas perawat sebagai
agen perubahan berusaha mengatasi orang-orang yang masih belum berubah dan
menghambat perubahan.

43. Seorang anak laki-laki (6 tahun) dirawat dengan sindroma nefrotik. Wajah tampak
sembab, penekanan punggung kaki didapatkan cekungan 3 mm yang kembali dalam
5 detik. Perut tampak membuncit, auskultasi pekak dan perkusi shifting dullness.
Frekuensi napas 35x/menit, frekuensi nadi 100x/menit dan hasil lab protein urin (+3),
albumin 1,5 g/dL. Anak, mendapatkan terapi furosemid, spironolakton dan
metilprednisolon. Apakah intervensi keperawatan utama pada kasus?

A. Pantau pola nafas


B. Beri terapi oksigen
C. Anjurkan anak untuk tirah baring
D. Berikan diit TKTP
E. Pantau BB dan status hemodinamik

PEMBAHASAN:
Masalah keperawatan utama : kelebihan volume cairan Sindrom Nefrotik adalah
kumpulan gejala yang menunjukan adanya gangguan pada ginjal. Kondisi ini bisa
ditandai dengan tingginya kadar protein pada urine akibat bocornya protein dari
ginjal, peningkatan lemak dan kolesterol dalam darah yang disebut hiperlipidemia,
serta edema atau bengkak seluruh badan yang disebabkan oleh turunnya kadar
albumin pada darah.
Pada kasus, masalah keperawatan utama adalah kelebihan volume cairan, sehingga
intervensi utama yang sesuai berdasarkan masalah keperawatan utama tersebut
adalah manajemen cairan. Dan pada kasus, anak mendapatkan terapi diuretik,
sehingga intervensi yang sesuai adalah pantau BB dan status hemodinamik.

44. perawat mengunjungi keluarga dengan lansia yang mengalami penurunan


kemampuan penghilatan dengan riwayat jatuh. Saat ini keluarga dan perawat
bersama sama memodifikasi lingkungan rumah, kamar mandi serta mengatur
pencahayaan rumah apakah prinsip etik yang sedang diterapkan oleh
perawat?
A. beneficience
B. autonomi
C. non maleficience
D. fidelity
E. accountability

PEMBAHASAN:
1. Autonomy (otonomi) Prinsip ini menjelaskan bahwa klien diberi kebebasan untuk
menentukan sendiri atau mengatur diri sendiri sesuai dengan hakikat manusia
yang mempunyai harga diri dan martabat.
2. Beneficience (berbuat baik) prinsip benefience menjelaskan bahwa perawat
harus berbuat baik, artinya perawat menerapkan tindakan untukkebaikan pasien
3. Non maleficience (tidak menciderai pasien) merupakan prinsip yang
menjelaskan bahwa segala tindakan yang dilakukan pada klien tidak menimbulkan
bahaya/ cedera secara fisik atau psikologis.
4. Veracity (jujur) Prinsip ini menekankan bahwa perawat harus mengatakan
yang sebenarnya dan tidak membohongi klien. Kebenaran merupakan dasar
dalam membina hubungan saling percaya.
5. Fidelity (menepati janji) Prinsip ini menekankan pada kesetiaan perawat pada
komitmennya, menepati janji, menyimpan rahasia, caring terhadap
klien/keluarga.
6. Justice (adil) Prinsip ini menjelaskan bahwa perawat berlaku adil pada setiap
klien sesuai dengan kebutuhannya.
7. Accountability (akuntabilitas) Menjalankan asuhan keperawatan sesuai
dengan SPO
8. Confidentiality (kerahasiaan) yaitu menjaga informasi pribadi pasien. Dokumentasi
tentang keadaan kesehatan klien hanya bisa digunakan untuk keperluan pengobatan
dan peningkatan kesehatan klien. Diskusi tentang klien diluar area pelayanan harus
dihindari.

45. Seorang kepala ruangan melakukan survey kepuasan pasien terhadap layanan yang
diberikan oleh perawat. Hasilnya menunjukkan bahwa sebagian besar keluarga tidak
puas dengan layanan keperawatan di ruangan karena perawat terlalu cuek dan
kurang peduli. Kepala ruangan telah melaksanakan pelatihan standar 5S (Salam,
Senyum, Sapa, Sopan dan Santun) kepada perawat di ruangan. Apakah tahap
perubahan yang sudah dilakukan di ruangan tersebut ?
A. Tahap Moving
B. Tahap Refreezing
C. Tahap Interest
D. Tahap Unfreezing
E. Tahap Awareness

PEMBAHASAN:
Lewin mengatakan ada tiga tahap dalam sebuah perubahan, yaitu :
1. Tahap Unfreezing (pencairan) Masalah biasanya muncul akibat
adanya ketidakseimbangan dalam sistem. Tugas perawat pada tahap ini
adalah mengidentifikasi masalah dan memilih jalan keluar yang terbaik.
2. Tahap Moving (bergerak) Proses perubahan tahap ini dapat terjadi apabila
seseorang telah memiliki informasi yang cukup serta sikap dan kemampuan untuk
berubah. Pada tahap ini perawat berusaha mengumpulkan informasi dan mencari
dukungan dari orang-orang yang dapat membantu memecahkan masalah.
3. Tahap Refreezing (pembekuan) Tahap ini dimana seseorang yang
mengadakan perubahan telah mencapai tingkat atau tahapan yang baru dengan
keseimbangan yang baru. Tugas perawat sebagai agen perubahan berusaha
mengatasi orang- orang yang masih belum berubah dan menghambat perubahan.

46. Seorang pasien dirawat di RS dengan diagnose stroke haemoragic. Hasil


pengkajian: tampak kelemahan pada sisi sebelah kiri. Saat dilakukan pemeriksaan
kekuatan otot kiri dengan meminta pasien mengangkat kaki, pasien mampu untuk
mengangkat kakinya akan tetapi tidak mampu melawan tahan yang diberikan.
Berapakah nilai tonus otot pada pasien ?
A. 5
B. 4
C. 3
D. 2
E. 1

PEMBAHASAN:
Berikut adalah skor penilaian tonus otot:
5: Mampu melawan gravitasi dan melawan tahanan maksimal
4: Mampu melawan gravitasi dan melawan tahanan ringan
3: Ada pergerakan, mampu melawan gravitasi
2: Ada pergerakan, tidak mampu melawan gravitasi
1: Kontraksi otot minimal dapat terasa atau teraba, tanpa menimbulkan pergerakan
0: Paralisis total

47. Seorang perawat pelaksana di ruangan poliklinik RS kebingungan saat menerima


kabar rotasi oleh koordinator bidang keperawatan. Di suatu sisi, dirinya
menginginkan tetap bertahan di poliklinik namun di sisi lain, dirinya harus menerima
keputusan atasan. Hal ini membuat dirinya stres dan mangkir dinas beberapa hari.
Apakah jenis konflik yang terjadi pada perawat ?
A. Konflik intrapersonal
B. Konflik interpersonal
C. Konflik antar individu-individu dan kelompok
D. Konflik intergroup
E. Konflik antar organisasi

PEMBAHASAN:
1. Konflik Intrapersonal Konflik intrapersonal adalah konflik seseorang dengan
dirinya sendiri. Konflik terjadi bila pada waktu yang sama seseorang memiliki dua
keinginan yang tidak mungkin dipenuhi sekaligus.
2. Konflik Interpersonal Konflik Interpersonal adalah pertentangan antar seseorang
dengan orang lain karena pertentangan kepentingan atau keinginan. Hal ini sering
terjadi antara dua orang yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain.
Konflik interpersonal ini merupakan suatu dinamika yang amat penting dalam
perilaku organisasi. Karena konflik semacam ini akan melibatkan beberapa peranan
dari beberapa anggota organisasi yang bisa mempengaruhi proses pencapaian
tujuan organisasi tersebut.
3. Konflik antar individu-individu dan kelompok Hal ini seringkali berhubungan
dengan cara individu menghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai konformitas,
yang ditekankan kepada mereka oleh kelompok kerja mereka. Sebagai contoh :
individu yang dihukum oleh kelompok kerjanya karena ia tidak dapat mencapai
norma-norma produktivitas kelompok dimana ia berada.
4. Konflik antara kelompok dalam organisasi yang sama (Intergroup) Konflik ini
merupakan tipe konflik yang banyak terjadi di dalam organisasi-organisasi. Konflik
antar anggota kelompok yang satu dengan anggota kelompok lainnya, anggota
kelompok pekerja dan anggota manajemen merupakan dua macam contoh
konflik antar kelompok yang biasanya terjadi.
5. Konflik antar organisasi Konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua
orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha
menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak
berdaya.

48. Seorang perawat melakuan pengkajian pada klien dengan luka gangren pada daerah
kaki, klien mengatakan semenjak terkena luka keluarga menjauhi klien dan
mengabaikan klien. Saat ini perawat memberikan intervensi dukungan koping
keluarga dengan memfasilitasi peningkatan nilai nilai, minat serta tujuan dalam
keluarga apakah luaran yang diharapkan dari intervensi ini??
A. perilaku koping adaptif
B. kesehatan fisik anggota keluarga meningkat
C. adaptasi keluarga terhadap situasi meningkat
D. kemampuan merawat pasien meningkat
E. perasaan diabaikan menurun

PEMBAHASAN:
Tinajaun opsi “perilaku koping adaptif meningkat tidak tepat diangkatan” karena
merupakan salah satu luaran utama untuk diagnosa koping tidak efektif atau
diagnosa kopingd efensif
Tinjauan opsi “kesehatan fisik anggota keluarga meningkat” tidak tepat karena
merupakan salah satu kriteria hasil dari luaran peningkatan status kesehatan
keluarga
Tinjauan opsi “kemampuan merawat pasien meningkat dan adaptasi keluarga
terhadap situasi meningkat” tidak tepat karena merupakan salah satu kriteria hasil
dari luaran peran pemberi asuhan, dimana diharapkan kemampuan serta adaptasi
keluarga berperan memberikan asuhan dalam keluarga meningkat.

49. Seorang perempuan 38 tahun dibawa ke rumah sakit akibat kecelakaan dan
mengalami fraktur servikal. Pasien direncanakan dilakukan pemasangan NGT. Saat
ini perawat telah mengukur panjang NGT Apakah tindakan selanjutnya yang
diajarkan oleh perawat kepada pasien?
A. Menganjurkan pasien untuk menelan
B. Memberikan tanda pada batas pengukuran.
C. Memeriksa kepatenan nasal
D. Mengoleskan jelly pada selang
E. Memasukkan selang sampai batas yang ditentukan

PEMBAHASAN:
Prosedur Pemasangan NGT
1. Mengecek file (catatan medic/keperawatan)
2. Menyiapkan alat
3. Memberikan salam dan memperkenalkan diri, menjelaskan prosedur yang
akan dilakukan, menjaga privacy pasien
4. Mengenalkan tujuan
5. Bawa alat ke dekat pasien
6. Cuci tangan
7. Bantu pasien dengan posisi high fowler
8. Pasang handuk pada dada pasien, letakkan tissue wajah dalam jangkauan pasien.
9. Pasang sarung tangan
10. Periksa dan perbaiki kepatenan nasal, pilih nasal yang memiliki saluran
yang adekuat
11. Mengukur panjang selang yang akan dimasukkan
12. Memberi tanda pada selang yang sudah diukur
13. Oleskan jelly pada selang sepanjang 10-20 cm
14. Ingatkan pasien untuk mengatur posisi kepala ekstensi, memasukkan
selang melalui lubang hidung yang telah ditentukan
15. Lanjutkan memasukkan slang sepanjang rongga hidung. Jika terasa
agak tertahan, putarlah selang dan jangan dipaksakan untuk masuk.
16. Lanjutkan memasang selang sampai melewati nasofaring (3-4 cm)
anjurkan pasien untuk menekuk leher dan menelan
17. Anjurkan pasien untuk menelan,tekankan pada pasien untuk bernapas
lewat mulut.
18. Jangan memaksakan slang untuk masuk. Jika ada hambatan atau pasien
tersedak, sianosis, hentikan mendorong slang periks posisi selang
dibelakang tenggorokan dengan menggunakan sudip lidah dan senter.
19. Jika telah selesai memasang NGT sampai ujung yang telah ditentukan
dan anjurkan pasien rileks dan bernapas normal.
20. Periksa letak selang
21. Fiksasi selang dengan plester dan hindari penekanan pada hidung
22. Evaluasi pasien setelah terpasang NGT
23. Membereskan alat-alat
24. Buka sarung tangan
25. Cuci tangan
26. Evaluasi reaksi pasien saat dan setelah tindakan
27. Membuat kontrak selanjutnya dan membuat dokumentasi tindakan keperawatan

50. Seorang bayi perempuan lahir di RS dengan usia kehamilan 37 minggu. Hasil
pengkajian; bayi lahir dengan berat badan 2500 g. Setelah dilakukan pemeriksaan
lanjutan, didapatkan bahwa bayi mengalami kelainan Morbus Hischsprung. Apakah
gejala klinis yang ditemukan pada bayi ?
A. Pada saat dilakukan pemeriksaan colok dubur, feces keluar menyemprot
B. Pada saat pemeriksaan suhu rectal, termometer tidak bisa dimasukan ke
lubang anus
C. BAB darah disertai lendir
D. Distensi abdomen dan tidak keluar mekonium dalam 24 jam pertama
E. Tampak kebiruan di akral dan mukosa bibir.

PEMBAHASAN:
Gambaran klinis penyakit Hirschsprung dapat dibedakan berdasarkan usia, gejala
klinis mulai terlihat :
1. Periode Neonatal. Ada trias gejala klinis yang sering dijumpai :
1) Pengeluaran mekonium yang terlambat (lebih dari 24 jam pertama)
2) Muntah hijau
3) Distensi abdomen
2. Periode Anak. Pada anak yang lebih besar, gejala klinis yang menonjol :
1) Konstipasi kronis dan gizi buruk (failure to thrive)
2) Dapat pula terlihat gerakan peristaltik usus di dinding abdomen
3) Jika dilakukan pemeriksaan colok dubur, maka feces biasanya
keluar menyemprot, konsistensi semi-liquid dan berbau tidak sedap
4) Penderita biasanya buang air besar tidak teratur, sekali dalam beberapa hari dan
biasanya sulit untuk defekasi.
Sesuai dengan data di atas, maka gejala klinis yang bisa ditemukan pada bayi
adalah Distensi abdomen dan tidak keluar mekonium dalam 24 jam pertama (Opsi D
tepat).

51. Seorang laki-laki dirawat di RS dengan diagnose ACS, saat ini klien mengeluh nyeri
dada, sesak frekuensi napas 24x/menit, frekuensi nadi 98x/menit, tekanan darah
140/100 mmHg. Gambaran EKG ST Elevasi dan terdengar suara jantung S3
Apakah diagnosis keperawatan yang tepat
A. Resiko penurunan curah jantung
B. Nyeri akut
C. Pola napas tidak efektif
D. Penurunan Curah Jantung
E. Perfusi perifer tidak efektif

PEMBAHASAN:
ACS merupakan penyakit jantung koroner yang menjadi penyebab utama kematian
di dunia, dimana terdapat lebih dari 4,5 juta penduduk meninggal karena ACS ,yang
termasuk kedalam ACS adalah : ST Elevasi Miocard Infark ( STEMI ) , Non ST
Elevasi Miocard Infark ( NSTEMI ) dan Unstable Angina Pektoris ( UAP )

Data Fokus :
- saat ini klien mengeluh nyeri dada
- sesak frekuensi napas 24x/menit
- frekuensi nadi 98x/menit
- tekanan darah 140/100 mmH
- Gambaran EKG ST Elevasi dan terdengar suara jantung S3

Berdasarkan data fokus di atas maka diagnose yang tepat adalah penurunan curah
jantung, menurut SDKI penurunan curah jantung adlaah ketidakadekuatan jantung
memompa darah untuk memenuhi kenutuhan metabolisme tubuh.

52. Seorang anak (1 tahun) dibawa ke IGD dengan keluhan sesak sejak 10 menit yang
lalu. Ibu mengatakan anak sedang minum susu sambil berbaring, lalu tibatiba sesak.
Hasil pengkajian : frekuensi nadi 115x/menit, suhu 36 C dan frekuensi napas
45x/menit. Tampak retraksi dinding dada. Ronkhi terdengar jelas, dan tampak bekas
susu di mulut anak. Apakah kriteria hasil yang diharapkan perawat berdasarkan
kasus diatas?
A. Sesak napas berkurang
B. jalan napas paten
C. frekuensi napas normal
D. penggunaan otot bantu napas tidak ada
E. dispnea tidak ada

PEMBAHASAN:
Masalah keperawatan pada kasus adalah bersihan jalan napas tidak efektif. Sesuai
dengan SDKI (2016), bersihan jalan napas tidak efektif didefinisikan sebagai
ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi jalan napas untuk
mempertahankan jalan napas tetap paten, yang didukung oleh data; pasien sesak
napas, batuk berdahak, tidak mampu batuk, produksi sputum yang banyak, dan
bunyi nafas tambahan
Intervensi untuk mengatasi masalah bersihan jalan napas tidak efektif adalah dengan
manajemen jalan napas. Kriteria hasil yang diharapkan : jalan nafas paten (adekuat)
(Opsi B)

53. Seorang lansia 65 tahun tinggal di Panti Wreda. Hasil pengkajian: klien post stroke
mengeluh sulit menggerakan kedua kakinya,kekuatan otot ektremitas bawah
menurun. Kemudian perawat melakukan latihan ROM pasif pada kaki klien. Saat
melakukan ROM tiba-tiba klien mengeluh nyeri pada kakinya Apa tindakan yang
tepat dilakukan oleh perawat?
A. Beri kompres hangat
B. Memberikan analgetik
C. Istirahatkan klien
D. Melanjutkan latihan ROM
E. Menghentikan latihan ROM

PEMBAHASAN:
DATA FOKUS
• klien mengeluh sulit menggerakan kedua kakinya,kekuatan otot ektremitas
bawah menurun
• Saat melakukan ROM tiba-tiba klien mengeluh nyeri pada kakinya

Masalah keperawatan : Gangguan mobilitas fisik Maka tindakan prioritas untuk


mengatasi masalah klien saat ini yaitu dengan melakukan latihan ROM.

ROM atau Range of Motion adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan
atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakan persendian
secara normal dan lengkap baik secara aktif maupun pasif untuk meningkatkan
massa otot dan tonus otot. Jika terjadi tahanan atau timbul rasa nyeri pada
persendian saat melakukan gerakan ROM, maka latihan tersebut dapat dihentikan
dan dilanjutkan ke sendi berikutnya. Latihan rentang gerak (ROM) yang melebihi
kemampuan klien dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada klien TINJAUAN
OPSI LAINNYA Opsi beri kompres hangat, memberikan analgetik, istirahatkan klien,
dan melanjutkan latihan ROM dapat dilakukan setelah perawat menghentikan latihan
ROM pada sendi yang nyeri hingga latihan selesai dilakukan.

54. Seorang perempuan (27 tahun) G1P0H0A0 usia kehamilan 38 minggu datang ke RS
dengan keluhan perut mulas dan terasa tidak enak seperti kram. Hasil pengkajian :
TFU 36 cm, puka, DJJ (+) 152x/menit, terdapat haluaran lendir darah pervaginam,
penurunan kepala 3/3 dan kandung kemih terasa penuh. Apakah intervensi
keperawatan yang tepat dilakukan ?
A. Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam untuk mengurangi
ketidaknyamanan pada perut
B. Menganjurkan ibu untuk memilih posisi tidur yang nyaman
C. Menganjurkan ibu untuk BAK ke kamar mandi
D. Mengajarkan ibu posisi bersalin
E. Memberikan terapi infus NaCl untuk mencegah defisit volume cairan
PEMBAHASAN:
Jawaban yang tepat adalah C. Menganjurkan ibu untuk BAK ke kamar
mandiBerdasarkan kasus, sudah terdapat tanda-tanda akan bersalin pada ibu,
diantaranya: usia kehamilan matur (38 minggu), lendir darah (+), penurunan kepala
janin serta perut terasa mulas. Setelah memperhatikan hasil pengkajian fisik, maka
terdapat salah satu kebutuhan dasar manusia yang belum terpenuhi : Kandung
kemih penuh. Maka intervensi yang harus dilakukan pertama kali adalah meminta ibu
untuk BAK. Pengosongan kandung kemih merupakan salah satu prosedur pada ibu
inpartu sebelum memasuki masa persalinan.

55. sekelompok mahasiswa profesi sedang memberikan pendidikan kesehatan pada


siswa sekolah dasar tentang kesehatan tentang cara menggosok gigi yang
benar. Setelah pendidikan kesehatan selesai, perawat meminta siswa kembali
menyebutkan langkah langkah menggosok gigi yang benar apakah jenis evaluasi
yang sedang dilakukan peraat?
A. evaluasi sumatif
B. evaluasi formatif
C. evaluasi kognitif
D. evaluasi psikomotor
E. evaluasi afektif

PEMBAHASAN:
terdapat beberapa cara untuk mengevaluasi intervensi keperawatan komunitas
diantara:
1. Evaluasi formatif Merupakan evaluasi yang sifatnya adalah evaluasi sementara,
dilaksanakan selama pelaksanaan program , yang sifatnya untuk perbaikan program
atau tindakan.
2. Evaluasi sumatif evaluasi sumatif adalah evaluasi final untuk melihat hasil
keseluruhan dari program yang telah selesai dilaksanakan apakah berhasil atau tidak
atau ditujukan untuk melihat apakah terjadi perubahan perilaku klien setelah
diberikan penyuluhan

selain itu evaluasi hasil juga dapat dibagi menjadi


a. Evaluasi Kognitif (pengetahuan) Kriteria hasil disusun berdasarkan pengulangan
informasi yang telah diajarkan kepada klien. Untuk mengevaluasi apakah informasi
dapat di mengerti, klien harus dapat menyebutkan, menyatakan dan
mendefinisikan.
Ex : setelah akhir intervensi klien mampu menjelaskan mengenai TBC
b. Evaluasi Afektif (perasaan/emosi) Dapat ditulis dalam bentuk status emosional
klien dan bertujuan untuk mengetahui bagaimana respon klien terhadap intervensi
c. Evaluasi Psikomotor Adalah mengidentifikasi prilaku yang diharapkan
dapat dilakukan oleh klien sebagai hasil dari rencana intervensi. Klien dapat
mendemonstrasikan kembali apa yang telah diajarkan

56. perawat keluarga melakukan pengkajian pada sebuah keluarga. Berdasarkan hasil
pengkajian didaptkan data saat ini suami klien sudah lama meninggal dunia dan saat
ini klien hanya tinggal sendirian dirumah karena klien tidak memiliki anak apakah tipe
keluarga berdasdarkan kasus diatas?
A. cohibitating family
B. nuclear familly
C. dewasa lajang tinggal sendiri
D. Dyad family
E. Communy family

PEMBAHASAN:
Bentuk-bentuk dan tipe keluarga yaitu :
1. Keluarga Inti (nuclear Family) Merupakan keluarga yang terdiri dari seorang Ayah
sebagai pencari nafkah, ibu yang mengurus rumah tangga dan anak.
2. Extended Family (Keluarga Besar) Bentuk keluarga pasangan suami istri yang
bersama-sama melakukan pengaturan dan belanja rumah tangga dengan orang tua,
sanak saudara, dan kerabat lain dalam keluarga tersebut
3. Keluarga dengan orang tua tunggal. Keluarga ini hanya memiliki satu
kepala keluarga, ayah atau ibu (duda/janda/belum menikah)
4. Individu Dewasa yang hidup sendiri. Individu Dewasa yang hidup sendiri
5. Keluarga Binuklear. Merujuk kepada bentuk keluarga setelah cerai, sehingga
anak menjadi anggota dari suatu sistem keluarga yang terdiri dari dua rumah tangga
inti.
6. Keluarga dg orang tua tiri Pasangan yg sudah bercerai dan salah
satunya menikah lagi
7. dyad family Suami istri tingga dalam satu rumah tanpa anak
8. Bentuk Variasi Keluarga Non tradisional - Perkawinan terbuka - Keluarga komunal
- Pasangan Kumpul Kebo (Cohabiting Family) - Perkawinan kelompok - Keluarga
lesbian dan gay (Homosexual Family)

57. Seorang laki-laki (23 th) dolarikan ke rumah sakit akibat kecelakaan lalu lintas.
Pasien mengalami penurunan kesadaran dengan gcs 5, terdapat luka terbuka di
kepala, pasien sesak dan terdengar bunyi gurgling. Data fokus dari kasus tersebut
adalah..
A. Pasien kecelakaan lalu lintas
B. Penurunan kesadaran
C. GCS 5
D. Sesak nafas
E. Gurgling

PEMBAHASAN:
Cara menentukan data fokus pasa kasus gawat darurat adalah data fokus
merupakan data yang bermasalah dan pada kasus ini adalah yang palibg
mengancam nyawa. Pada kasus, pasien mengalami kecelakaan lalu lintas dengan
artian pasien mengalami trauma. Sehingga prioritas data bermasalahnyang kita
selesaikan berpatok pada primsop ABCD. Pada kasus terdapat masalah pada airway
(jalan nafas) yang ditandai demgan adanya bunyi gurgling (sumbatan berupa cairan).
Sumbatan jalan nafas jika tidam segera diatasi akanengancam nyawa pasien. Maka
bunyj gurgling adalah data fokus pada kasus yang harus kita selesaikan terlebih
dahulu

58. Seorang bayi baru lahir prematur dengan kondisi bayi merintih saat diberikan
stimulasi. Tampak seluruh warna tubuh bayi merah terang namun tangan dan
kaki
tampak sianosis. Frekuensi jantung bayi 110x/menit dan upaya bernapas bayi
tampak lemah dan tidak teratur. Bayi tampak cenderung diam dan kurang aktif.
Apakah kategori skor APGAR bayi tersebut?
A. Gagal napas
B. Sianosis
C. Asfiksia berat
D. Asfiksia sedang
E. Asfiksia ringan

PEMBAHASAN:
Klasifikasi Penilaian Apgar Score :
0-3 Asfiksia berat
4-6 Asfiksia sedang
7-10 Normal/ vigorous baby
Pada kasus didapatkan data :
A: 3
P: 2
G: 1
A: 1
R: 1
TOTAL: 6 Asfiksia sedang

59. Perawat melakukan kunjungan rumah seorang pasien DM. Berdasarkan hasil
pengkajian klien tidak pernah kontrol kesehatan ke puskesmas dan tidak mau
menjalani program pengobatan yang dianjurkan. dibawah ini yang bukan merupakan
intervensi yang tepat untuk mengatasi masalah ini adalah?
A. dukungan kepatuhan program pengobatan
B. dukungan tanggungjawab pada diri sendiri
C. promosi kesadaran diri
D. promosi harapan
E. promosi koping

PEMBAHASAN:
Data fokus
- Perawat melakukan kunjungan rumah seorang pasien DM.
- Berdasarkan hasil pengkajian klien tidak pernah kontrol kesehatan ke
puskesmas dan tidak mau menjalani program pengobatan yang dianjurkan.
berdasarkan data tsb dapat disimpulkan diagnosa yang tepat untuk masalah ini
adalah ketidakpatuhan ketidakpatuhan Ketidakpatuhan merupakan perilaku individu
yang tidak mengikuti rencana perawatan yang disepakati dengan tenaga Kesehatan.

60. seorang perawat puskesmas melakukan pengkajian pada keluarga Ny T keluarga.


Didapatkan data terdapat seorang balita dan anak berusia 1 tahun. suami Ny T
memiliki kebiasaan merokok didalam rumah. perwarat saat ini sedang memberikan
intervensi promosi perilaku upaya kesehatan berupa edukasi tidak merokok didalam
rumah dibawah ini yang bukan merupakan kriteria hasil yang diharapkan dari
intervensi tsb adalah?
A. perilaku mencari bantuan
B. penerimaan terhadap perubahan status kesehatan
C. kemampuan melakukan tindakan pencegahan
D. kemampuan peningkatan kesehatan
E. pencapaian pengendalian kesehatan

PEMBAHASAN:
Data fokus
- Didapatkan data terdapat seorang balita dan anak berusia 1 tahun. suami Ny
T memiliki kebiasaan merokok didalam rumah.
- perwarat saat ini sedang memberikan intervensi promosi perilaku upaya
kesehatan berupa edukasi tidak merokok didalam rumah

berdasarkan data tsb dapat disimpulkan diagnosa yang tepat untuk masalah ini
adalah Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko Perilaku kesehatan cenderung
beresiko merupakan hambatan kemampuan dalam mengubah gaya hidup/perilaku
untuk memperbaiki status kesehatan.

61. Seorang pasien (30 tahun) dengan post operasi fraktur clavicula berkunjung ke
poliklinik RS untuk melakukan kontrol ulang. Pasien direncanakan akan
mendapatkan latihan fisik oleh fisioterapis untuk mempercepat pemulihan gerak
ekstremitas bagian atas. Apakah bentuk tindakan kesehatan yang dilakukan kepada
pasien ?
A. Kuratif
B. Rehabilitatif
C. Promotif
D. Preventif
E. Kolaboratif

PEMBAHASAN:
a. Promotif: Bentuk upaya untuk meningkatkan status kesehatan klien yang dapat
berupa kegiatan pemberian informasi, mengidentifikasi faktor risiko dan mengkaji
status kesehatan, perubahan gaya hidup dan perilaku serta program
pengendalian lingkungan atau upaya yang berorientasi pada klien yang belum
berisiko secara spesifik
b. Preventif: Suatu kegiatan atau tindakan yang hasilnya akhirnya berorientasi pada
pencegahan timbulnya masalah kesehatan atau keperawatan. Misalnya
c. Kuratif: Suatu tindakan untuk mengatasi gangguan kebutuhan klien melalui
tindakan mandiri dan kolaborasi
d. Rehabilitatif: Suatu tindakan untuk mengembalikan fungsi fisiologis dan
psikososial agar dapat berfungsi secara optimal baik dalam menjalankan peran
individu, keluarga dan masyarakat.

62. Seorang laki-laki di rawat di RS dengan diagnose Infark Miokard. Saat ini pasien
mengeluh nyeri pada dada kiri, frekuensi napas 26x/menit, nadi 110x/menit, TD
140/90 mmHg. Hasil EKG menunjukkan adanya elevasi segmen ST pada V5 dan V6
Dimanakah lokasi infark pada pasien ?
A. Anteri septal
B. Posterior
C. Inferior
D. Lateral
E. Right ventrikel

PEMBAHASAN:
Lokasi Infark Segmen ST Elevasi Penyumbatan arteri koroner
Antero-septal V1 dan V2 LAD
Anterior V3 dan V4 LAD
Lateral V5 dan V6 LCX
Anterior-ekstensif I, aVL, V1-V6 LAD, LCX
High-Lateral I,aVL, V5 dan V6 LCX

63. seorang perawat mengunjungi sebuah rumah. Berdasarkan hasil pengkajian terdapat
keluarga dengan GDS 250 mg/dl. Klien mengatakan tangan dan kaki memang sering
kebas namun tidak pernah memeriksakan ke puskesmas dan hanya mengkonsumsi
obat obat tradisiona apakah masalah keperawatan pada kasus diatas?
A. manajemen kesehatan keluarga tidak efektif
B. manajemen kesehatan tidak efektif
C. ketidakpatuhan
D. pemeliharaan kesehatan tidak efektif
E. perilaku kesehatan cenderung beresiko

PEMBAHASAN:
Data Fokus
- terdapat keluarga dengan GDS 250 mg/dl.
- Klien mengatakan tangan dan kaki memang sering kebas namun
- tidak pernah memeriksakan ke puskesmas dan hanya mengkonsumsi obat obat
tradisiona berdasarkan data diatas, diagnosa/masalah keperawatan yang tepat
adalah pemeliharaan kesehatan tidak efektif pemeliharaan kesehatan tidak efektif
merupakan ketidakmampuan mengidentifikasi, mengelola dan atau menemukan
bantuak untuk mempertahankan kesehatan.

64. Seorang perempuan (30 tahun) 3 hari postpartum dirawat di kamar bersalin. Hasil
pengkajian: P2A0H2, keadaan umum baik, tekanan darah 120/70 mmHg, frekuensi
nadi 80x/menit, frekuensi napas 20x/menit, suhu 37,2 C, lokhea rubra. Klien
direncanakan pulang sore nanti dan perawat melakukan pemeriksaan fisik.
Bagaimana kondisi uterus yang diharapkan sebelum klien dibolehkan pulang?
A. Uterus teraba lunak dan berisi cairan
B. Uterus teraba keras di 2 cm bawah umbilikus
C. Uterus berada di berada 1 cm di atas Prosesus Xiphodeus
D. Uterus teraba lunak, berada 2 cm di bawah [osesus Xiphoideus
E. Uterus tidak teraba, kandung kemih distensi

PEMBAHASAN:
jawaban yang tepat adalah b. Uterus teraba keras di 2 cm bawah umbilikusSegera
setelah plasenta lahir, uterus akan mengalami involusi akibat kontraksin otot - otot
polos uterus. Incolusi atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana
uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan berat sekitar 60 gram. Involusi
dapat diamati dari luar dengan memeriksa fundus uteri sebagai berikut : segera
setelah melahirkan, tinggi fundus uteri 2 cm di bawah pusat, 12 jam kemudian
kembali 1 cm di atas pusat, dan menurun kira - kira 1 cm setiap hari. pada hari kedua
setelah persalinan tinggi fundus uteri 1 cm di bawah pusat. pada hari ke 3 - 4 tinggi
fundus uteri 2 cm di bawah pusat. pada hari 5 - 7 tingghi fundus uteri setengah pusat
sampai simfisis. Pada hari ke 10 tinggi fundus uteri tidak teraba. ciri - ciri involusi
yang abnormal : tidak secara progresif dalam pengembalian ukuran uterus, uterus
teraba lunak dan kontraksi buruk, sakit pada punggung atau nyeri pada pelvik yang
persisten, perdarahan pervagina abnormal seperti perdarahan segar, lochea rubra
banyak, persisten, dan berbau busuk

65. disebuah desa didapatkan hasil terdapat peningkatan kejadian ispa, dan sampai
saat ini belum ada solusi untuk mengatasi masalah ini. Selanjutnya perawat
melibatkan anggota masyarakat untuk mengidentifikasi isu masalah, membuat
proses perencanaan dan implementasi serta pengembangna jaingan kesehatan
untuk mengatasi masalah ini apakah kriteria hasil yang diharapkan dari tindakan ini?
A. mampu melakukan tindakan untuk mengurangi faktor resiko
B. kemampuan peningkatan kesehatan
C. pencapaian pengendalian kesehatan
D. ketersediaan program promosi
E. menunjukan pemahaman perilaku sehat

PEMBAHASAN:
Data fokus
- Didapatkan data terdapat seorang balita dan anak berusia 1 tahun. suami Ny T
memiliki kebiasaan merokok didalam rumah.
- perawat saat ini sedang memberikan intervensi promosi perilaku upaya
kesehatan berupa edukasi tidak merokok didalam rumah
berdasarkan data tsb dapat disimpulkan diagnosa yang tepat untuk masalah ini
adalah defisit kesehatan komunitas. defisit kesehatan komunitas merupakan
keadaan ketika terdapat masalah kesehatan atau faktor resiko yang mengganggu
kesejahteraan pada suatu kelompok

66. perawat komunitas saat ini sedang memberikan pendidikan kesehatan tentang Asi
Eksklusif pada sekelompok ibu yang mempunyai bayi berumur kurang dari 6 bulan
dibawah ini yang termasuk kedalam evaluasi sumatif adalah?
A. peserta mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
B. peserta antusias selama mengikuti kegiatan
C. peserta mampu menyebutkan pentingnya pemberian asi eksklusif
D. peningkatan presentase ibu memberikan asi ekslusif
E. peserta mampu mendemonstariskan cara pemberian asi yang benar

PEMBAHASAN:
Data fokus
- perawat komunitas saat ini sedang memberikan pendidikan kesehatan tentang Asi
Eksklusif pada sekelompok ibu yang mempunyai bayi berumur kurang dari 6 bulan
Berdasarkan data diatas, maka yang termasuk kedalam evaluasi sumatif adalah
peningkatan presentase ibu memberikan asi ekslusif karena evaluasi sumatif adalah
metode evaluasi untuk melihat keberhasilan intervensi yang kita berikan, pemberian
pendidikan kesehtan tentang asi eksklusif ditujukan untuk meningkatkan presentase
ibu -ibu untuk memberika asi eksklusif selama 6 bulan pada bayi

67. Seorang perempuan (32 tahun) datang ke RS untuk memeriksakan kehamilannya.


Hasil pengkajian: TFU 3 jari dibawah pusat, usia kehamilan 20 minggu. Kehamilan
saat ini merupakan kehamilan kelima dengan riwayat keguguran anak kedua dan
ketiga saat usia kehamilan 12 minggu dan 16 minggu, sedangkan kehamilan
pertama lahir hidup dan anak keempat dilahirkan secara spontan dengan berat lahir
2600 gram. Apakah status obstetri yang tepat pada pasien?
A. G5P1A2
B. G5P2A3
C. G5P2A2
D. G5P3A1
E. G4P4A1

PEMBAHASAN:
Status obstetri dapat dituliskan dengan sederhana yaitu GPA.
1. G (Gravida) : jumlah kehhamilan
2. P (Para/partus): jumlah anak yang dilahirkan (>500 gram)
3. A (Abortus) : jumlah aborsi pontan dan/atau elektif)
Penulisan status obstetri bertujuan untuk mengetahui riwayat maternal seseorang

68. Pada saat kunjunganrumah ditemukan seorang lansia 60 tahun dengan TB Paru
sejak 5 bulan yang lalu. Klien rutin meminum OAT, akan tetapi saat ini klien
mengeluh sesak bertambah ketika beraktifitas. Klien merasa tidak nyaman dan
gelisah dengan keluhannya. Apakah intervensi keperawatan yang tepat ?
A. Memotivasi untuk konsumsi OAT
B. Mengajarkan batuk efektif
C. Meminta keluarga untuk mengingatkan klien dalam konsumsi OAT
D. Mengajarkan teknik relaksasi napas dalam
E. Membantu memenuhi kebituhan dasar klien

PEMBAHASAN:
Pada kasus TBC kebutuhan dasar yang paling terganggu adalah sistem respirasi.
Dari data fokus tersebut dapat disimpulkan diagnose keperawatan yang tepat adalah
intoleransi aktifitas. Intervensi untuk mengatasi diagnose tersebut adalah melakukan
relaksasi napas dalam yang bertujuan untuk meningkatkan ventilasi alveoli,
mencegah ateletasi paru, dan memlihara pertukaran gas.

69. Seorang anak (12 tahun) dengan riwayat PJB dibawa ke RS dengan keluhan sesak
dan nyeri dada sejak 2 jam sebelum masuk RS. Tekanan darah 140/70 mmHg,
frekuensi nadi 130x/menit, frekuensi napas 32x/menit. Perawat akan melakukan
perekaman EKG. Perawat telah melepaskan baju dan membersihkan area
pemasangan elektroda. Apa tindakan selanjutnya yang dilakukan perawat?
A. Meminta orang tua untuk memegangi anak supaya anak tidak bergerak
saat diperiksa
B. Pasang semua elektrode (ekstremitas dan prekordial) pada dada klien
dengan menggunakan jelly
C. Menyambung kabel EKG dan memasang elektroda
D. Memonitor respon anak terhadap tindakan
E. Menentukan lokasi pemasangan elektroda

PEMBAHASAN:
Prosedur Perekaman EKG
1. Jelaskan pada klien, prosedur yang akan dilakukan
2. Baringkan klien terlentang dengan tungkai lurus, lengan lurus tidak bersentuhan
3. Anjurkan klien tenang selama perekaman
4. Hubungkan kabel power, ground, kabel pasien pada alat EKG
5. Daerah yang akan dipasang elektrode dibersihkan dengan kasa lembab
6. Pasang semua elektrode (ekstremitas dan prekordial) pada dada klien
dengan menggunakan jelly. Lead Ekstermitas dan Lead Pericordial (di dada)
7. Hubungkan kabel pasien dengan elektrode yang telah dipasang sesuai
dengan label yang ada dikabel pasien
8. Tekan tombol power untuk menghidupkan mesin
9. Sebelum mengaktifkan mesin, periksa tombol kertas (posisi instand/stop),
tombol selektor pada posisi standar, tombol sensitivity pada 1 mv, speed 25
mm/sec
10. Mesin diaktifkan, biarkan sebentar agar alat melakukan pemanasan
11. Buat kalibrasi dengan menekan tombol start/run, sambil menekan tombol 1
mV (kalibrasi) sebanyak 3 kali berturut-turut
12. Lakukan perekaman EKG dengan tenang

70. Pada rawatan hari kedua, seorang laki-laki (49 tahun) dengan asites masif e.c sirosis
hepatika mendapat terapi furosemide oral 20 mg. Tekanan darah sebelum terapi
diberikan adalah 110/80 mmHg, frekuensi nadi 90x/menit, frekuensi napas dan suhu
dalam batas normal. Apakah efek samping dari terapi yang perlu diobservasi dengan
ketat pada pasien?
A. Gagal jantung
B. Hepatik ensefalopati
C. Hipertermi
D. Asidosis metabolik
E. Hiperkalemia

PEMBAHASAN:
Furosemid adalah obat yang termasuk dalam golongan loop diuretik. Diuretik
menurunkan tekanan darah terutama dengan cara mendeplesikan simpanan natrium
tubuh. Pada pasien dengan sirosis hepatis, diuretik memberikan efek terjadinya
Hepatic ensefalopat.

71. Seorang perempuan (28 tahun) dirawat dengan diagnosis gastroenteritis kronik.
Pasien tampak lemas dan kesulitan menelan makanan karena seringkali tersedak.
Pasien akan dipasangkan NGT untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan
mengendalikan cairan lambung selama dirawat. Saat selang memasuki orofaring,
pasien diminta menelan. Pasien tampak akan muntah setelah beberapa kali
menelan
dan selang terasa ada sentakan. Apakah tindakan selanjutnya yang harus dilakukan
perawat?
A. Meminta pasien menelan lagi beberapa kali sambil terus mendorong selang
B. Menarik selang perlahan dan menghentikan pemasangan NGT
C. Menganjurkan pasien meminum sedikit air
D. Menarik selang perlahan dan inspeksi kerongkongan
E. Mengistirahatkan pasien dan minta pasien bernapas dengan tenang

PEMBAHASAN:
Dalam proses insersi NGT, timbulnya gag reflex (reflex muntah) adalah hal yang
umum terjadi pada saat selang telah memasuki area orofaring. Jika ga reflex timbul,
beberapa hal yang bisa dilakukan antara lain:
- Mengistirahatkan pasien beberapa saat
- Meminta pasien menarik napas dengan tenang
- Menganjurkan untuk minum sedikit air
- Menganjurkan pasien untuk menelan selama perawat melaukan insersi

Namun pada beberapa kasus, bisa jadi gag reflex tetap dirasakan oleh pasien
ditambah dengan laju selanng yang tersentak, biasanya akibat selang menggulung di
orofaring. Maka tindakan yang dapat dilakukan oleh perawat adalah:
- Tarik selang perlahan
- Inspeksi kerongkongan melalui mulut untuk mwlihat ada gulungan atau tidak
- Jika tergulung, tarik selang perlahan hingga tampak bebas gulungan
- Lanjutkan insersi setelah selang bebas gulungan
- Jika pasien tidak dapat mentoleransi, tarik selang perlahan, tunda
pemasangan NGT

72. Seorang perempuan (27 th) datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas dan nyeri
dada sebelah kiri. Perawat melakukan pemeriksaan EKG, saat ini perawat sudah
selesai memasang v3 Apakah tindakan selanjutnya yang dilakukan perawat?
A. Mamasang v4 di garis aksilla depan sejajar dengan V4
B. Mamasang v4 di ruang sela iga ke 5 pada mid klavikula kiri
C. Mamasang v4 di antara V2 dan V4
D. Mamasang v4 di sela iga ke 4 garis sternal kanan
E. Mamasang v4 di sela iga ke 4 pada garis sternal

kiri PEMBAHASAN:
73. Seorang laki-laki (17 tahun) dilarikan ke puskesmas setelah kecelakaan lalu lintas.
Tampak adanya fraktur terbuka pada tungkai kiri pasien dengan perdarahan masif.
Apakah tindakan prioritas untuk mengatasi masalah tersebut?
A. Melakukan pemasangan bidai
B. Melakukan balut tekan
C. Menilai krepitasi pada tungkai kiri
D. Membersihkan luka pasien
E. Resusitasi cairan

PEMBAHASAN:
DO: Pasien fraktur terbuka di tungkai kiri dan terjadi perdarahan masif
Dari kasus tersebut tindakan yang paling tepat adalah melakukan balut tekan terlebih
dahulu untuk menghentikan perdarahan, selanjutnya baru dilakukan pembidaian dan
segera rujuk pasien.

74. Perawat sedang mengkaji suatu keluarga. Hasil pengkajian: didapatkan keluarga
terdiri dari suami, istri, dan dua orang anak. Suami istri sama-sama bekerja dengan
penghasilan tetap, namun istri masih bisa mengurus rumah tangga walau sambil
bekerja. Apakah tipe keluarga pada kasus tersebut?
A. Dyadic family
B. Dual earner family
C. Commune family
D. Cohabiting family
E. Extended family

PEMBAHASAN:
Keluarga terdiri dari suami, istri, dan dua orang anak. Suami istri sama-sama bekerja
dengan penghasilan tetap, namun istri masih bisa mengurus rumah tangga walau
sambil bekerja. Berdasarkan kasus diatas, tipe keluarga tersebut yaitu dual earner
family. Dual earner family termasuk ke salah satu keluarga inti, yang mana dikatakan
dual earner family jika kedua pasangan memiliki penghasilan.
75. Seorang perempuan (43 tahun) dirawat di RS dengan diagnosis Appendicitis
kronik. Pasien akan menjalani appendectomy 12 jam kedepan. Saat ini perawat
sedang memberikan informasi terkait hal-hal yang perlu diperhatikan selama masa
pemulihan setelah operasi. Manakah langkah yang tidak tepat untuk dilakukan
selama perawatan post operatif?
A. Menganjurkan klien untuk mengkonsumsi banyak buah pasca operasi agar tidak
terjadi konstipasi
B. Mengkonsumsi makanan dalam porsi kecil
C. Menjelaskan tanda-tanda dan gejala infeksi pada luka operasi
D. Menghindari aktivitas seksual hingga 2-4 minggu pasca operasi
E. Menghindari mengangkat benda yang berat pasca operasi

PEMBAHASAN:
Sebelum menjalani operasi, pasien perlu diberikan informasi terkait dengan masa
pemulihan setelah operasi baik di RS maupun di rumah. Hal-hal yang perlu
dijelaskan kepada pasien yaitu:
1. Makanan: makan dalam porsi kecil karena efek anestesi dan obat penahan rasa
sakit menyebabkan perlambatan pengosongan lambung
2. Peristaltik / pergerakan usus: konstipasi dapat terjadi karena penurunan
motilitas usus karena efek anestesi, mobilitas yang kurang, obat penahan rasa
sakit, dll
3. Aktivitas seksual: kegiatan seksual aktif belum dapat dilakukan selama hingga
luka masih meradang dan lembab kira-kira 2-4 minggu. Jika operasi dilakukan pada
organ reproduksi, konsultasikan dengan DSOG
4. Perawatan luka: Diskusi seputar luka termasuk tanda dan gejala infeksi dan
kapan harus dilaporkan
5. Mengangkat barang: mendiskusikan batasan berat benda yang boleh diangkat
6. Nyeri: menginformasikan terkait obat analgesic, mendiskusikan aktivitas klien,
bagaimana cara mengurangi atau menghindari aktivitas yang menyebabkan nyeri
7. Mandi: konsultasikan dengan ahli bedah kapan pasien bisa mandi
8. Aktivitas: Jelaskan bahwa klien akan mudah lelah, sehingga aktivitas
yang dianjurkan adalah dalam periode pendek diselingi istirahat

76. Seorang perempuan (45 tahun) datang ke puskesmas untuk konsultasi KB. Hasil
pengkajian: pasien memiliki 5 orang anak. Pasien sudah tidak ingin mempunyai anak
lagi. Pasien mengatakan memiliki riwayat hipertensi sejak 3 tahun yang lalu. Apakah
kontrasepsi yang tepat untuk diberikan pada pasien?
A. POK
B. IUD
C. Implant
D. Tubektomi
E. Vasektomi

PEMBAHASAN:
Data Fokus :
- Pasien 45 tahun
- Sudah memiliki 5 orang anak dan tidak ingin memiliki anak lagi
- Memiliki riwayat hipertensi sejak 3 tahun yang lalu Maka alat kontrasepsi yang
tepat untuk diberikan pada pasien adalah Tubektomi.
Tubektomi adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur perempuan yang
mengakibatkan perempuan tersebut tidak akan mendapatkan keturunan lagi. indikasi
pemakaian kontrasepsi tubektomi adalah kehamilan resiko tinggi pada perempuan
berusia di atas 40 tahun

77. Seorang kepala ruangan rawat RS saat ini sedang mengevaluasi pelaksanaan
pendokumentasian asuhan keperawatan pasien di ruangan. Ka.Ru menilai proses
pendokumentasian yang dilakukan oleh Ka. Tim dan perawat pelaksana serta hasil
dari pendokumentasian tersebut. Apakah fungsi manajer yang dilakukan oleh kepala
ruangan ?
A. Planning
B. Organizing
C. Staffing
D. Directing
E. Controlling

PEMBAHASAN:
1. Planning. Pada proses perencanaan, menentukan misi, visi, tujuan, kebijakan,
prosedur, dan peraturan-peraturan dalam pelayanan keperawatan, kemudian
membuat perkiraan proyeksi jangka pendek dan jangka panjang serta menentukan
jumlah biaya dan mengatur adanya perubahan berencana.
2. Organizing. Meliputi beberapa kegiatan diantaranya adalah menetapkan struktur
organisasi, menentukan model penugasan keperawatan sesuai dengan keadaan
klien dan ketenagaan, mengelompokkan aktivitas-aktivitas untuk mencapai tujuan
dari unit, bekerja dalam struktur organisasi yang telah ditetapkan dan memahami
serta menggunakan kekuasaan dan otoritas yang sesuai.
3. Staffing. Meliputi kegiatan yang berhubungan dengan kepegawaian diantaranya
adalah rekruitmen, wawancara, mengorientasikan staf, menjadwalkan dan
mensosialisasikan pegawai baru serta pengembangan staf.
4. Directing. Meliputi pemberian motivasi, supervisi, mengatasi adanya
konflik, pendelegasian, cara berkomunikasi dan fasilitasi untuk kolaborasi.
5. Controlling. Meliputi pelaksanaan penilaian kinerja staf,
pertanggungjawaban keuangan, pengendalian mutu, pengendalian aspek legal
dan etik serta pengendalian profesionalisme asuhan keperawatan.

78. Seorang perempuan (37 tahun) datang ke puskesmas untuk memeriksakan


kesehatannya. Hasil pengkajian : pasien post melahirkan 1 bulan yang lalu, anak
lahir sehat secara pervaginam, pasien ingin berkonsultasi tentang kontrasepsi yang
cocok untuk dirinya. Pasien saat ini menyusui eksklusif, belum mau steril, dan pasien
memiliki riwayat varises. Apakah kontrasepsi yang cocok untuk pasien?
A. Tubektomi
B. IUD
C. Suntik KB
D. Pil KB
E. Implant

PEMBAHASAN:
Berdasarkan data fokus alat kontrasepsi yang cocok untuk pasien adalah IUD yaitu
alat kontrasepsi dalam rahim. Pasien mengalami varises. Varises merupakan suatu
kondisi dimana terjadi pembengkakan dan pelebaran pembuluh darah vena yang
biasanya terjadi pada bagian kaki akibat penumpukan darah. Pada dasarnya
penderita varises tidak dianjurkan untuk menggunakan alat kontrasepsi yang
mengandung hormonal terutama estrogen. Karena dengan penggunaan alat
kontrasepsi hormonal dapat menyebabkan keluhan varises semakin memberat. IUD
merupakan kontrasepsi yang terbuat dari plastik atau plastik dan tembaga ,
diletakkan di dalam rahim dan tidak mengandung hormon. IUD juga tidak
mengganggu produksi ASI sehingga proses menyusui tidak terganggu.

79. Seorang perempuan (31 tahun) G2P0A1 hamil 26 minggu datang ke IGD dengan
keluhan nyeri saat berjalan terutama saat naik dan turun tangga dan saat ini
mengalami flek kehitaman. Diketahui riwayat kehamilan sebelumnya abortus dengan
kejadian yang sama seperti ini. TTV dalam batas normal, hasil USG diketahui posisi
plasenta menutupi jalan lahir. Apakah intervensi keperawatan yang tepat dilakukan
terhadap pasien untuk mencegah terjadinya perdarahan lanjutan ?
A. Menganjurkan pasien untuk bedrest total
B. Menganjurkan pasien untuk menghindari latihan kegel
C. Menganjurkan pasien untuk menghindari hubungan seksual
D. Menganjurkan pasien untuk meminimalkan aktivitas fisik
E. Menganjurkan pasien untuk menghindari menahan BAK

PEMBAHASAN:
Jawaban yang tepat adalah A. Menganjurkan pasien untuk bedrest totalKasus diatas
merupakan masalah Plasenta Previa. Plasenta Previa adalah plasenta yang letaknya
abnormal yaitu pada segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau
seluruh jalan lahir, dengan salah satu tanda gejala perdarahan tanpa sebab.
Masalah keperawatan utama pada kasus plasenta previa adalah risiko perdarahan.
Maka salah satu intervensi utama yang harus dilakukan adalah menganjurkan pasien
untuk bedrest total. Semua opsi benar, namun yang paling utama adalah: bed rest
total. Sehingga dapat menurunkan risiko perdarahan pada pasien.

80. Seorang anak (6 tahun) dibawa ke IGD setelah tersiram air panas. Hasil
pengkajian; luka bakar derajat 2 pada area wajah, dada, punggung, leher dan
lengan. Pola napas tampak cepat dan dangkal. Anak tampak cenderung diam dan
respon minimal. Apa data yang tepat untuk menentukan status hidrasi anak ?
A. Pitting Edema
B. CRT
C. Observasi diuresis
D. Turgor
E. Cek Tekanan Nadi

PEMBAHASAN:
Capillary refill time adalah tes paling cepat dan akurat yang dapat dilakukan untuk
memonitor dehidrasi dan jumlah aliran darah ke jaringan (perfusi). Jaringan
membutuhkan oksigen untuk hidup, oksigen dibawa kebagian tubuh oleh system
vaskuler darah. Nilai normal : Jika aliran darah baik ke daerah kuku, warna kuku
kembali normal kurang dari 2 detik

CRT memanjang utama ditemukan pada pasien yang mengalami keadaan


hipovolumia (dehidrasi,syok), dan bisa terjadi pada pasien yang hipervolemia yang
perjalanan selanjutnya mengalami ekstravasasi cairan dan penurunan cardiac output
dan jatuh pada keadaan syok.

81. Seorang wanita (36 tahun) dirawat di RSJ karena sering marah marah dan gaduh
gelisah. Saat dikaji pasien mengatakan kakaknya adalah orang yang jahat dan selalu
berusaha untuk membunuhnya. Keluarga mengatakan pasien gagal menikah 5 tahun
lalu. Apakah tujuan tindakan keperawatan yang tepat?
A. Pasien dapat meningkatkan harga dirinya
B. Pasien dapat merawat diri
C. Pasien dapat mengontrol marah
D. Pasien dapat berorientasi pada realita secara bertahap
E. Pasien dapat berinteraksi secara bertahap

PEMBAHASAN:
Jawaban yang tepat: d. Pasien dapat berorientasi pada realita secara bertahap DS:
Pasien mengatakan kakaknya adalah orang yang jahat dan selalu berusaha untuk
membunuhnya. Keluarga mengatakan pasien gagal menikah 5 tahun lalu. Data
diatas sesuai dengan data yang ditemukan saat pengkajian atau here and now
menunjukkan pasien mengalami masalah waham, yaitu waham curiga. Waham
adalah keyakinan namun tidak sesuai dengan kenyataan. Waham curiga adalah
keyakinan pasien bahwa ada seseorang atau sekelompok orang yang berusaha
merugikan atau mencederai dirinya, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai
dengan kenyataan. Adapun tujuan yang diharapkan setelah intervensi dari pasien
dengan masalah keperawatan waham adalah pasien mampu berorientasi pada
realita secara bertahap.

82. Seorang perempuan (46 tahun) berjalan di koridor bersama keluarganya. Pasien
selalu berhenti untuk istirahat dan duduk setiap jarak 5 meter. Setelah sampai di
kamar, frekuensi nadi terkaji 110x/menit, dyspnea dan tampak sianosis pada bibir.
Gambaran EKG sinus takikardia. Apakah masalah keperawatan pada pasien?
A. Intoleransi aktivitas
B. Keletihan
C. Pola napas tidak efektif
D. Penurunan curah jantung
E. Perfusi perifer tidak efektif

PEMBAHASAN:
Jawaban tepat: a. Intoleransi aktivitas b.d energy yang tidak adekuat d.d kelelahan
setelah aktivitas, toleransi aktivitas menurun, perubahan HR, RR dan
sianosis setelah aktivitas.

83. Seorang perempuan (30 tahun) dirawat dengan Dengue Fever. Pasien
mengeluh demam dan menggigil terutama pada malam hari dengan suhu 40 C.
Perawat
melakukan pemberian terapi obat Paracetamol 20mg/KgBB via I.V bolus. Satu botol
infus Paracetamol memiliki sediaan 1 g dalam 100 ml. Berat Badan pasien 50 kg.
Berapa ml obat yang diberikan pada pasien ?
A. 1 ml
B. 1,5 ml
C. 100 ml
D. 150 ml
E. 200 m

PEMBAHASAN:
Dosis obat yang ditentukan = BB (Kg) x ukuran dosis per KgBB
Dosis obat yang ditentukan = 50 kg x 20 mg/KgBB
Dosis obat yang ditentukan = 1000 mg.
Jadi dosis yang dibutuhkan *1000 mg*

Untuk pemberiannya:
Dosis yang diberikan = dosis yang dibutuhkan/dosis yang tersedia x sediaan (tablet,
ml cairan)
Dosis yang diberikan = 1000 mg / 1000 mg x 100 ml
Dosis yang diberikan = 1 x 100 ml

Dosis yang diberikan = 100 ml


Jadi setiap 100 ml mengandung paracetamol 1000 mg dan cara pemberiannya dapat
diberikan dengan 1 botol infus obat Paracetamol.

84. Seorang bayi dengan hiperbilirubinemia harus menjalankan fototerapi. Ibu bayi
menanyakan kepada perawat apa yang harus dilakukannya supaya mendukung
proses penyembuhan bayinya. Apa edukasi yang sebaiknya diberikan?
A. Mengedukasi ibu untuk berhenti memberikan ASI eksklusif kepada bayinya
B. Mengedukasi ibu untuk tetap memberikan ASI eksklusif minimal 8 kali
sehari
C. Mengedukasi ibu untuk menggantikan ASI dengan susu formula atau air gula
D. Mengedukasi ibu untuk memberikan ASI maksimal 8 kali sehari
E. Mengedukasi ibu untuk menambah susu formula selain ASI jika produksi
ASI masih kurang

PEMBAHASAN:
Data Fokus : Bayi akan dilakukan fototerapi - salah satu intervensi ikterik ketika
intervensi lain kurang efektif atau bilirubin serum >20 mg/dl. Selama proses
fototerapi, ibu sebaiknya tetap memberikan ASI eksklusif sesering mungkin (minimal
8x sehari).
Jawaban yang tepat :
b. mengedukasi ibu untuk tetap memberikan ASI eksklusif minimal 8 kali sehari
Salah satu penyebab munculnya ikterik yakni karena kurangnya konsumsi ASI oleh
bayi, sehingga bilirubin yang seharusnya bisa dikeluarkan selama bayi defekasi tidak
dapat terikat oleh kandungan zat yang ada pada ASI. Akibatnya, bilirubin tersebut
akan berubah dari bilirubin direk menjadi bilirubin indirek dan terserap kembali ke
dalam sirkulasi. Dalam hal ini, meskipun bayi menjalankan fototerapi, ibu tetap
disarankan untuk menyusui bayinya sesering mungkin.

85. Seorang perempuan 68 tahun datang ke Poliklinik RS dengan Osteoarthritis. Pasien


mengeluh nyeri pada pinggul dan lutut dan terasa sakit saat digerakkan. Kekuatan
tonus otot menurun dan klien mengeluh nyeri dan sesak ketika bergerak dan
mengangkat beban yang berat Apakah diagnosa keperawatan yang tepat
A. Nyeri akut
B. Gangguan mobilitas fisik
C. Intoleransi aktivitas
D. Kelemahan
E. Pola nafas tidak efektif

PEMBAHASAN:
Data focus :
- Pasien dengan Osteoarthritis
- Pasien mengeluh nyeri pada pinggul dan lutut dan terasa sakit saat digerakkan.
- tonus otot menurun

Masalah keperawatan yang tepat : Gangguan Mobilitas Fisik Menurut SDKI 2017,
gangguan mobilitas fisik yaitu keterbatasan dalam gerakan fisik dari satu atau lebih
ekstremitas secara mandiri, yang ditandai dengan data mayor: pasien mengeluh sulit
menggerakkan ekstremitas, kekuatan otot menurun, dan rentang gerak menurun.

86. Seorang laki-laki (46 tahun) dirawat dengan luka bakar sampai bagian dermis pada
wajah, leher dan dada. Pasien mengeluh haus dan nyeri pada area luka. Tampak
bula yang rupture, warna merah pucat, tekanan darah 134/78 mmHg, frekuensi nadi
85x/menit, frekuensi napas 24x/menit, suhu 36,5C, dan BB: 65 kg. Apakah masalah
keperawatan yang tepat ?
A. Nyeri Akut
B. Gangguan Integritas Jaringan
C. Defisit Nutrisi
D. Hipovolemia
E. Gangguan Integritas Kulit

PEMBAHASAN:
DO : Pasien mengeluh nyeri pada area luka bakar
DS : Pasien mengalami luka bakar sampai bagian dermis. Tampak bula yang rupture
dan warna merah pucat.

Masalah keperawatan yang tepat adalah : Gangguan Integritas Kulit Gangguan


Integritas Kulit/Jaringan merupakan kerusakan kulit (dermis dan/atau epidermis) atau
jaringan (membrane mukosa, kornea, fasia, otot, tendon, tulang, kartilago, kapsul
sendi dan/atau ligament)

87. Seorang ibu menanyakan apa yang harus dilakukan kepada bayinya (2 hari) yang
mengalami kuning di beberapa bagian tubuhnya. Hasil pengkajian: BBL 2550 gr, BB
saat ini 2580 gr, kulit, membran mukosa dan sklera tampak kuning, bilirubin serum
14 mg/dl. Ibu mengatakan anak pertamanya tidak mengalami hal yang sama.
Apakah tindakan yang harus dilakukan perawat?
A. Menganjurkan ibu untuk memberikan kolostrum dan memberikan ASI
sesering mungkin
B. Melakukan fototerapi pada bayi
C. Menganjurkan ibu untuk melakukan kangaroo mother care sesering mungkin
D. Menganjurkan ibu untuk menghentikan ASI eksklusif dan menggantinya dengan
susu formula
E. Bayi dirawat di inkubator atau radian warmer

PEMBAHASAN:
Ikterik neonatus merupakan suatu kondisi di mana kulit dan membran mukosa
neonatus menguning setelah 24 jam kelahiran yang diakibatkan oleh bilirubin tidak
terkonjugasi yang masuk ke dalam sirkulasi darah. Data mayor menurut SDKI yakni
profil darah abnormal, membran mukosa kuning, kulit kuning, sklera kuning. Jika
ikterik muncul di hari ke 1-2 dan menghilang di hari ke 5-10 dengan kadar bilirubin.

Jawaban yang tepat:


a. Menganjurkan ibu untuk memberikan kolostrum dan mengASIhi sesering mungkin
Salah satu penyebab munculnya ikterik neonatus yakni karena kurangnya konsumsi
ASI oleh bayi, sehingga bilirubin yang seharusnya bisa dikeluarkan selama bayi
defekasi tidak dapat terikat oleh kandungan zat yang ada pada ASI. Akibatnya,
bilirubin tersebut akan berubah dari bilirubin direk menjadi bilirubin indirek dan
terserap kembali ke dalam sirkulasi. Oleh karena itu, intervensi yang tepat yakni
dengan pemberian kolostrum dan ASI eksklusif sesering mungkin (minimal 8x
sehari).

88. Seorang perempuan (55 tahun) dirawat dengan limfoma setelah 6 bulan sebelumnya
dinyatakan bersih dari Ca. cervix. Tim dokter dan perawat mengajak pasien dan
keluarga berdiskusi terkait rencana kemoterapi tetapi pasien menjawab “ah,
sudahlah.” Lalu pertanyaan selanjutnya tidak ditanggapi dan pasien lebih banyak
mengangkat bahu jika ditanya dan memandang keluar jendela. Apakah masalah
keperawatan yang tepat ?
A. Ansietas
B. Distress spiritual
C. Keputusasaan
D. Ketidakberdayaan
E. Koping defensif

PEMBAHASAN:
DS: - P/ mengatakan “ah sudahlah” saat ditanya terkait prosedur pengobatan
DO:
- p/ tampak mengangkat bahu saja ketika ditanya
- p/ tampak tidak menanggapi percakapan
- p/ tampak sering memandang keluar jendela
Masalah keperawatan yang tepat: Keputusasaan adalah kondisi individu yang
memandang adanya keterbatasan atau tidak tersedianya alternative pemecahan
masalah akibat sakit berat yang terus-menerus.
89. disebuah desa saat ini sedang dilakukan kegiatan posbindu dengan rangkaian
kegiatan wawancara faktor resiko PTM, penimbangan BB, pengukurang TB, lingkar
perut, Tekanan darah serta gula darah apakah tindakan yang sedang dilakukan oleh
petugas?
A. tindakan kuratif
B. tindakan promotif
C. tindakan preventif sekunder
D. tindakan prevetif primer
E. tindakan preventif tersier

PEMBAHASAN:
1. pencegahan primer : ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok masyarakat
yang sehat. Pencegahan primer dapat dilakukan melalui 2 kelompok kegiatan yaitu
promosi kesehatan seperti penyuluhan dan proteksi kesehatan seperti imunisasi
2. pencegahan sekunder : ditujukan untuk individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat yang berisiko mengalami masalah kesehatan. Upaya pencegahan
kesehatan ke arah tindakan penemuan penyakit , proses rujukan, pemeriksaan
kesehatan dan pengobatan yang adekuat
3. pencegahan tersier : ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat pada masa pemulihan setelah mengalami masalah kesehatan. Upaya
kesehatan yang dilakukan setelah sakit yang bertujuan untuk mengembalikan fungsi
tubuh serta meminimalkan komplikasi

Berdasarkan data diatas, maka metode pencegahan yang sedang dijalankan adalah
preventif sekunder Karena preventif sekunder adalah metode pencegahan yang kita
berikan setelah terdapat resiko mengalami permasalahan kesehatan dengan tujuan
mendeteksi sedini mungkin permasalahan yang terjadi.

90. Seorang laki-laki 46 tahun dirawat di RS dengan efusi pleura sinistra diikuti asidosis
respiratorik, suara napas ronkhi pada 1/3 lapang paru. Pasien terpasang selang
WSD dengan pengeluaran cairan 1000 cc. Perawat hendak mengganti botol WSD
yang penuh dan saat ini Klem selang drainase dada dengan menggunakan 2 buah
klem. Apa tindakan selanjutnya yang dilakukan perawat?
A. Lepaskan sambungan botol lama dari selang dada
B. Posisikan pasien dengan nyaman
C. Posisikan botol 0,5-1 meter di bawah dada pasien
D. Menutup klem selang irigasi
E. Lepaskan klem selang dada

PEMBAHASAN:
Prosedur perawatan WSD :
1. Periksa order dokter dan rencana asuhan keperawatan
2. Identifikasi pasien dan jelaskan prosedur
3. Pantau tanda-tanda vital
4. Kumpulkan peralatan
5. Berikan privasi
6. Cuci tangan dan pakai handscoon steril
7. Persiapkan botol drainase dada
a. Sistem satu botol : terdiri dari botol dengan penutup segel yang mempunyai
2 lubang.
b. Sistem dua botol : botol I digunakan untuk menampung cairan dan udara
dari rongga pleura, dan botol II sebagai ruang segel air.
c. Sistem tiga botol : sama dengan sistem dua botol, dan botol III untuk
mengontrol jumlah pengisapan.
8. Pastikan botol tersimpan dalam tempat botol
9. Posisikan pasien duduk secara nyaman
10. Klem selang drainase dada dengan menggunakan 2 buah klem. Klem I pada 4

91. perawat sedang melakukan pengkajian pada sebuah keluarga. Berdasarkan hasil
pengkajian saat ini klien hanya tinggal berdua saja dengan suaminya, karena semua
anak klien sudah menikah apakah tugas perkembangan yang harus dipenuhi pada
saat ini?
A. mempertahankan penataan kehidupan yng memuaskan
B. menyesuaikan terhadap penghasilan yang berkurang
C. mempertahanakn kepuasan dan hubungan yang bermakna antara orangtua
yang telah menua dan anak mereka
D. mempertahankan ikatan keluarga antar generasi
E. menyesuaikan terhadap kehilangan pasangan

PEMBAHASAN:
Dari data ini dapat disimpulkan bahwa saat ini keluarga berada pada tahap keluarga
paruh baya, dimana Dimulai ketika anak terakhir meninggal rumah sampai salah satu
memasuki masa pensiun Tugas perkembangan keluarga dengan anak prasekolah
1. menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan
2. mempertahankan kepuasan hubungan yang bermakna antara orang tua yang
telah menua dengan anak mereka
3. memperkuat hubungan pernikahan dimana perhatian pelayanan kesehatan yang
perlu dipenuhi
1. praktek kesehatan yang baik (tidur, nutrisi olahraga)
2. hubungan pernikahan
3. komunikasi hub dengan anak anak dan cucu
4. perhatian pemberi asuhan
5. penyesuaian terhadap perubahan fisiologis pada penuaan berdasarkan uraian
diatas, maka yang termasuk kedalam tugas perkembangan yang harus dipenuhi
saat ini adalah “mempertahankan kepuasan dan hubungan yang bermakna antara
orangtua yang telah menua dan anak mereka”

92. Seorang wanita (26 tahun) berobat ke poliklinik RS. Saat dikaji pasien mengatakan
tidak nafsu makan , malas bicara, merasa letih, susah tidur dan sering merasa
menjadi orang yang tidak berharga sejak kehilangan suaminya dua bulan yang lalu.
Apakah fase berduka yang dialami pasien?
A. anger
B. denial
C. depresi
D. acceptance ‘
E. bargaining

PEMBAHASAN:
Jawaban yang tepat: c. depresi
DS: pasien mengatakan tidak nafsu makan ,malas bicara, merasa letih, susah tidur
dan sering merasa menjadi orang yang tidak berharga sejak kehilangan suaminya
dua bulan yang lalu. Data-data diatas menunjukkan bahwa klien berada dalam tahap
proses kehilangan yaitu depresi. Depresi adalah tahap diam pada fase kehilangan.
Individu menarik diri, tidak mau berbicara dengan orang lain, dan tampak putus asa.
Secara fisik, individu menolak makan, susah tidur, letih, dan penurunan libido. ( Buku
ajar keperawatan kesehatan jiwa, 2015).

Tahapan proses kehilangan terdiri dari lima tahapan yaitu:


1. Penyangkalan (denial): reaksi awal seorang individu ketika mengalami kehilangan
adalah tidak percaya, syok, diam, terpaku, gelisah, bingung, mengingkari kenyataan,
serta berprilaku seperti tidak terjadi apa-apa dan pura-pura senang.
2. Marah (anger): tahapan kedua seseorang akan mulai menyadari
tentang kenyataan kehilangan. perasaan marah yang timbul terus
meningkat, yang diproyeksikan kepada orang lain atau benda disekitarnya.
3. Penawaran (Bergaining): terjadi setelah perasaan marah dapat tersalurkan.
4. Depresi: tahap diam pada fase kehilangan. Individu menarik diri, tidak mau
berbicara dengan orang lain, dan tampak putus asa. Secara fisik, individu menolak
makan, susah tidur, letih, dan penurunan libido.
5. Penerimaan (acceptance): fokus pemikiran terhadap sesuatu yang hilang mulai
berkurang. Penerimaan terhadap kenyataan kehilangan mulai dirasakan, sehingga
sesuatu yang hilang tersebut mulai dilepaskan secara bertahap dan dialihkan kepada
objek lain.

93. Seorang laki-laki 54 tahun dirawat di RS dengan pneumonia. Hasil pengkajian pasien
tampak sesak \ frekuensi napas 30x/menit wheezing dan tampak retraksi dinding
dada. Hasil AGD: pH 7,32, pCO2 =48 mmHg, PO2 = 65 mmHg, HCO3 = 24 mEq/L.
Apakah interpretasi AGD pada pasien?
A. Alkalosis metabolik
B. Alkalosis respiratorik terkompensasi sebagian
C. Alkalosis respiratorik terkompensasi
D. Asidosis respiratorik tidak terkompensasi
E. Asidosis metabolik

PEMBAHASAN:
Penumonia adalah infeksi yang menyerang salah satu atau kedua paru-paru,
sehingga menyebabkan kantong udara di paru tersebut meradang dan
membengkak. Selain itu, kantong-kantong udara kecil yang berada di ujung saluran
pernapasan pengidap juga bisa dipenuhi dengan air atau cairan lendir. Pada kasus
terjadi asidoses respiratorik tidak terkompensasi karena nilai pH Asidosis - PCO2
naik dan HCO3 normal.

94. Seorang perempuan (28 tahun) sedang mengalami proses persalinan di ruang
bersalin. Pasien baru saja melahirkan bayi laki-laki secara spontan dengan nilai
APGAR score 9 (normal). Injeksi oksitosin 10 unit IM telah diberikan. Saat ini
plasenta belum lahir. Perawat sedang melakukan penegangan tali pusat, namun
sudah 40 detik plasenta belum lahir. Apakah tindakan selanjutnya yang dilakukan
oleh perawat?
A. Minta keluarga untuk melakukan stimulasi putting susu
B. Minta keluarga menyiapkan rujukan
C. Memberikan injeksi oksitosin dengan dosis ulang 10 unit
D. Melakukan plasenta manual
E. Menghentikan penegangan tali pusat dan menunggu kontraksi berikutnya

PEMBAHASAN:
jawaban yang tepat adalah e. Menghentikan penegangan tali pusat dan menunggu
kontraksi berikutnya.
Data fokus:Pasien inpartu. Pasien baru saja melahirkan bayi laki-laki secara spontan
dengan nilai APGAR score 9 (normal). Injeksi oksitosin 10 unit IM telah
diberikan.Saat ini plasenta belum lahir. Perawat sedang melakukan penegangan tali
pusat, namun sudah 40 detik plasenta belum lahir.Pada kasus, dapat diketahui
bahwa pasien dalam tahap proses persalinan kala III. Kala III adalah tahap lahirnya
plasenta (pelepasan dan pengeluaran plasenta).

95. Seorang anak (5 tahun) dirawat di RS karena demam. Anak merengek minta pulang
dan menangis setiap kali didekati oleh perawat. Saat ini perawat akan mengukur
suhu badan anak. Apakah tindakan pertama yang tepat dilakukan oleh perawat?
A. Menganjurkan orang tua untuk mengukur suhu anak
B. Merayu anak untuk dipasang termometer
C. Mengkaji siapa orang terdekat anak.
D. Mengajarkan orang tua cara mengukur suhu tubuh anak
E. Meyakinkan pada anak tindakan yang dilakukan tidak menyakitkan

PEMBAHASAN:
Untuk meminimalkan rasa takut terhadap cedera tubuh dan rasa nyeri pada anak
dapat dilakukan dengan cara :
- Mempersiapkan psikologis anak dan orang tua untuk tindakan prosedur
yang menimbulkan rasa nyeri, yaitu dengan menjelaskan apa yang akan
dilakukan dan memberikan dukungan psikologis pada orang tua
- Lakukan permainan sebelum melakukan persiapan fisik anak, misalnya
dengan cara bercerita, menggambat, menonton dengan cerita yang berkaitan
dengan tindakan atau prosedur yang akan dilakukan pada anak
- Menghadirkan orang tua bila mungkin. Bila orang tua tidak dapat menahan
diri, bahkan menangis jika melihat tindakan, tawarkan pada anak dan
orang tua untuk mempercayakan kepada perawat sebagai pendamping
anak selama prosedur tersebut dilakukan.
- tunjukkan sikap empati sebagai pendekatan utama
- Pada tindakan elektif bila memungkinkan lakukan persiapan khusus jauh hari
sebelumnya jika memungkinkan, misalnya : menceritakan tindakan yang
dilakukan melalui cerita dan gambar, mengorientasikan lokasi dilakukannya
tindakan, memperkenalkan petugas yang akan menangani anak. Tentunya
perlu dilakukan pengkajian tentang kemampuan psikologis anak menerima
informasi ini dengan terbuka. Lakukan pula latihan relaksasi pada fase
sebelum tindakan untuk persiapan perawatan pasca tindakan

96. Di bangsal THT RS, tampak adanya koordinasi pemberian asuhan keperawatan
yang dipimpin oleh kepala tim beranggotakan beberapa perawat pelaksana. Kepala
ruangan bertindak sebagai supervisor yang mengarahkan tugas kepala tim dan
sering hadir dalam pelaksanaan ronde keperawatan yang dipimpin oleh kepala tim.
Apakah metode penugasan yang digunakan di ruang rawat tersebut ?
A. Metode Kasus
B. Metode fungsional
C. Metode tim
D. Metode primer
E. Metode modular

PEMBAHASAN:
Metode TIM: Adanya pembagian tugas dan peran tetapi dikoordinit oleh katim,
pemberi asuhan adalah perawat pelaksana.

97. Seorang perawat pelaksana di suatu bangsal RS ditugaskan untuk memberikan


terapi pengobatan pada seorang pasien yang sudah didelegasikan oleh DPJP-nya.
Perawat tersebut menjalankan tugasnya dengan menerapkan prinsip 6 benar
pemberian obat sesuai standar yang berlaku di ruangan. Apakah prinsip etik yang
diterapkan oleh perawat tersebut ?
A. Beneficience
B. Nonmaleficience
C. Fidelity
D. Confidentiality
E. Accountability

PEMBAHASAN:
1. Beneficence (Berbuat Baik) Prinsip ini menuntut perawat untuk melakukan
hal yang baik untuk mencegah terjadinya kesalahan atau kejahatan. Contoh :
Klien mendapat program latihan untuk memperbaiki kondisi kesehatan secara
umum, namun perawat menasehati agar program tidak dilakukan saat ini karena
alasan resiko serangan jantung.
2. Non-maleficence (tidak merugikan) Prinsip ini berarti segala tindakan yang
dilakukan pada klien tidak menimbulkan bahaya/ cedera secara fisik dan
psikologik.
3. Fidelity (Menepati janji) Tanggung jawab seorang perawat adalah meningkatkan
kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan kesehatan, dan meminimalkan
penderitaan klien. Untuk mencapai hal tersebut, perawat harus memiliki komitmen
menepati janji dan menghargai komitmennya kepada klien.
4. Confidentiality (Kerahasiaan) Prinsip ini menekankan bahwa informasi tentang
klien haruslah dijaga kerahasianya. Dokumentasi tentang keadaan kesehatan klien
hanya bisa digunakan untuk keperluan pengobatan dan peningkatan kesehatan
klien. Diskusi tentang klien diluar area pelayanan harus dihindari.
5. Accountability (Akuntabilitas) Akuntabilitas adalah standar yang pasti bahwa
tindakan seorang professional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas. Contoh
:
perawat bertanggung jawab pada diri sendiri, profesi, klien, sesama teman sejawat,
karyawan, dan masyarakat. Jika perawat salah memberi dosis obat kepada klien
perawat dapat digugat oleh klien yang menerima obat, dokter yang memberi tugas
delegatif dan masyarakat yang menuntut kemampuan professional.

98. Seorang laki-laki (46 tahun) dirawat dengan paralisis dan ulkus decubitus derajat III
pada punggungnya. Pasien mendapat perawatan luka 2x sehari pagi dan sore.
DPJP menginstruksikan pemeriksaan kultur dari luka pasien untuk mengetahui
bakteri penginfeksi pada luka. Perawat sedang melakukan perawatan luka pada shift
pagi sekaligus mengambil sampel pus untuk kultur. Dari teknik berikut ini, manakah
teknik yang benar dalam mengumpulkan specimen kultur dari luka?
A. Membersihan luka dengan NaCl gentamicin sebelum mengambil spesimen
B. Melakukan swab terhadap pus dan eksudat pada permukaan luka
C. Melakukan swab secara memutar pada dasar luka yang bersih dan
bergranulasi
D. Melakukan swab mulai dari bagian yang tidak luka lalu mengarah ke tengah luka
E. Mengusapkan swab pada pinggir tabung untuk menyingkirkan jaringan yang
menempel

PEMBAHASAN:
Jawaban tepat: c. Melakukan swab secara memutar pada dasar luka yang bersih
dan bergranulasi Pengambilan specimen luka untuk tujuan kultur bakteri dilakukan
untuk tujuan:
1. Mengidentifikasi mikroorganisme yang menyebabkan infeksi dan
2. Mengidentifikasi antibiotik yang sensitive terhadap bakteri tersebut
3. Untuk mengevaluasi keefektifan terapi antibiotic yang sudah diberikan

Pengembilan specimen luka dapat dilakukan bersamaan dengan proses perawatan


luka regular. Proses pengambilan specimen dimulai ketika luka sudah dibuka.
Tahapannya adalah sebagai berikut:
1. Menginspeksi kondisi luka (sekitar dan area luka) untuk
didokumentasikan kemudian (ketebalan drainase / eksudat, bau, warna
luka)
2. Bersihkan luka. Luka dibersihkan dari sisa antibiotic topical yang digunakan
selama perawatan luka sebelumnya, dari pus dan eksudat menggunakan NaCl. Sisa
antibiotic harus dibersihan karena dapat mempengaruhi hasil kultur
3. Ganti handscoen, buka tabung swab dan lakukan swab pada luka
- Lakukan swab pada pada area yang bergranulasi yang sudah dibersihkan atau
pada dasar luka. Swab secara memutar maju mundur. Swab dilakukan pada dasar
luka karena biasanya mikroorganisme penyebab infeksi berada pada jaringan yang
bagus.
- Jangan mengambil specimen dari pus atau eksudat keluar sebelum
pengambilan specimen. Pus dan eksudat mengandung berbagai macam
kontaminan sehingga akan sulit mengetahui penyebab infeksi yang sebenarnya.
- Hindari swab menyentuh kulit pada pinggiran luka. Jika mengenai pinggiran
luka, organisme normal pada permukaan kulit akan mengganggu hasil kultur
4. Masukkan swab ke tabung, hindari swab menyentuh bagian luar tabung
karena dapat menjadi sumber penyebaran infeksi kepada individu lainnya
99. seorang mahasiswa ingin mengumpulkan data tentang penglaman keluarga-keluarga
yang pernah merawat pasien dengan gangguan mental apakah jenis metode
pengumpulan data yang sebaiknya digunakan?
A. whinshield survey
B. key informan
C. focus grup
D. partisipan observation
E. survey

PEMBAHASAN:
Data fokus mahasiswa ingin mengumpulkan data tentang penglaman keluarga-
keluarga yang pernah merawat pasien dengan gangguan mental
Beberapa metode Pengumpulan Data Komunitas
- Winshield survey : Windshield survey dilakukan dengan berjalan-jalan
dilingkungan komunitas untuk menemukan gambaran tentang kondisi dan
situasi yang terjadi di komunitas, lingkungan sekitar komunitas,
kehidupan komunitas dan karakteristik penduduk yang ditemui di jalan
saat survey dilakukan.
- Key informant : Wawancara informan melibatkan warga masyarakat yang
merupakan informan kunci atau anggota masyarakat. Informan kunci
adalah individu yang memiliki posisi kekuasaan atau pengaruh dalam
masyarakat seperti pemimpin dalam masyarakat. Contoh: wawancara
dengan tokoh masyarakat, Kepala Desa
- Survey : Survey digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang
masyarakat menggunakan kuesioner
- Literatur review : Data yang berasal dari tinjauan pustaka (seperti buku,
artikel) berhubungan dengan masalah tertentu yang dikumpulkan lalu di
analisis dan interpretasi
- Participant observation: proses pengamatan yang dilakukan oleh
observer dengan ikut mengambil bagian dalam kehidupan orang yang
akan diobservasi tanpa memberikan pertanyaan/intervensi
- Focus grup: sekelompok kecil orang berkumpul bersama dengan
karakteristik/pengalaman tertentu
- Archival data: data yang menggambarkan kesehatan masyarakat seperti data
statistik vital Berdasarkan uraian diatas maka jenis metode pengumpulan
data yang sedang digunakan oleh mahasiswa saat ini adalah “focus grup”
Dimana key informan merupakan metode pengumpulan data dengan
mengumpulkan sekelompok kecil orang dengan karakteristik/pengalaman
tertentu

100. Seorang lansia 72 tahun dirawat di rumah sakit dengan stroke


hemoragik.klien direncanakan akan melakukan pemeriksaan rontgen. Perawat
mengantarkan pasien menggunakan kursi roda. Saat ini perawat sudah
mendekatkan kursi roda ke samping bed pada sudut 45 derajat terhadap bed
Apakah langkah selanjutnya yang tepat dilakukan oleh perawat?
A. Lebarkan kaki perawat
B. Bantu pasien berdiri
C. Bantu pasien duduk di tepi bed
D. Pastikan kursi roda dalam keadaan terkunci
E. Tekuk lutut dan pinggul perawat sejajar dengan lutut pasien

PEMBAHASAN:
Prosedur Mobilisasi Pasien dari Bed ke Kursi Roda :
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur pada pasien dan instruksikan apa yang harus dilakukan
3. Rendahkan posisi bed
4. Dekatkan kursi roda ke samping bed pada sudut 45 derajat terhadap bed
5.Pastikan kursi roda dalam keadaan terkunci dan pijakan kaki kursi roda
dinaikkan 6.Bantu pasien duduk di tepi bed
7. Lebarkan kaki perawat.
8. Tekuk lutut dan pinggul perawat sejajar dengan lutut pasien
9. Masukkan tangan melewati bawah axila dan letakkan tangan pada skapula
10. Bantu pasien berdiri pada hitungan ketiga sambil meluruskan pinggul dan lutut
perawat
11. Berputar pada kaki yang paling jauh dari kursi roda
12. Instruksikan pasien untuk menggunakan lengan kursi roda sebagai topangan
13.Tekuk pinggul dan lutut perawat serta dudukkan pasien di kursi roda
14.Posisikan pasien dengan benar pada posisi duduk (bersandar ke kursi roda dan
menaruh kaki pada pijakan kursi roda
15.Pasang selt belt jika tersedia
16.Cuci tangan

101. Seorang pasien laki-laki 50 tahun dirawat dengan Ca paru. Pasien mengeluh
sesak nafas saat berubah posisi dari berbaring ke duduk. Hasil pengkajian: pasien
tampak sesak, penggunaan otot bantu napas, berkeringat dingin, frekuensi napas
28x/menit, frekuensi nadi 110x/menit, Tekanan darah 140/ 90 mmHg Apakah
diagnosis keperawatan yang tepat
A. Penurunan curah jantung
B. Bersihan jalan nafas tidak efektif
C. Gangguan ventilasi spontan
D. Pola nafas tidak efektif
E. Intoleransi aktivitas

PEMBAHASAN:
Berdasarkan data tersebut maka diagnosa utama pada kasus adalah intoleransi
aktivitas. Intoleransi Aktivitas adalah ketidakcukupan energi fisiologis dan/atau
psikologis untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

102. Seorang laki-laki 35 tahun dirawat di RS dengan GGK. Pasien mengeluh


sesak, badan terasa lemah dan edema pada kedua ekstermitas, BAK sedikit, pitting
edema +3, tekanan darah 140/100 mmHg, frekuensi napas 22 x/menit, JVP 4-5 cm
di atas sudut sternum. Apakah diagnosis keperawatan yang tepat?
A. Pola napas tidak efektif
B. Intoleransi aktivitas
C. Hipovolemia
D. Hipervolemia
E. Gangguan rasa nyaman

PEMBAHASAN:
Berdasarkan data diatas diagnose yang tepat adalah hypervolemia. Hipervolemia
adalah peningkatan volume cairan intravaskuler, interstisial, dan.atau intraseluler
(SDKI,2017). Diagnosa hipervolemia didukung dengan data dispnea, edema
anasarka, pitting edema +3 dan JVP meningkat.

103. Seorang laki-laki (38 tahun) dirawat di ruang jantung dengan keluhan
kelelahan dan sesak napas setiap berjalan ke kamar mandi. Hasil pengkajian:
frekuensi nadi 108x/menit, tampak oedema pada kedua tungkai dan JVP > 5
mmH20, gambaran EKG ST Elevasi. Apakah masalah keperawatan yang tepat?
A. Intoleransi aktivitas
B. Hipervolemia
C. Penurunan curah jantung
D. Keletihan
E. Resiko perfusi miokard tidak efektif

PEMBAHASAN:
Data menunjukkan bahwa pasien kelelahan saat beraktivitas, tetapi data yang
menunjukkan peningkatan HR setelah beraktivitas tidak terkaji. kondisi penurunan
curah jantung (sirkulasi) lebih prioritas - Hypervolemia : kurang tepat. Data
menunjukkan adanya edema pada akstremitas dan JVP meningkat, tetapi hal ini
disebabkan karena penurunan curah jantung- Keletihan : tidak tepat, karena pasien
sudah dalam rawatan dan tidak mampu bekerja seperti biasa. - Resiko perfusi
miokard tidak efektif : tidak tepat, karena tampak gambaran EKG sudah ST elevasi
yang menandakan adanya infark pada otot jantung.

104. Seorang laki-laki (52 tahun) datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada
seperti tertindih beban berat dengan skala nyeri 8. Hasil pengkajian: tekanan darah
160/100 mmHg, frekuensi napas 22x/menit, frekuensi nadi 88x/menit, suhu 36,5 C.
Tiba-tiba pasien tidak sadar, tidak ada napas, dan nadi karotis tidak teraba. Apakah
tindakan yang tepat dilakukan pada pasien ?
A. Berkolaborasi memberikan obat nitrogliserin
B. Melakukan Resusitasi Jantung Paru
C. Melakukan defibrilasi pada pasien
D. Berkolaborasi memberikan obat epinephrine
E. Melakukan Kardioversi pada pasien

PEMBAHASAN:
Data Fokus :
- Pasien tiba-tiba tidak sadar
- Tidak ada nadi karotis
- Tidak ada napas

Berdasarkan data di atas, pasien mengalami henti jantung (cardiac arrest).


Sehingga, tindakan yang tepat dilakukan oleh perawat adalah melakukan Resusitasi
Jantung Paru (RJP). Resusitasi Jantung Paru (RJP) merupakan bantuan hidup
dasar
pada individu yang mengalami tidak sadar, tidak ada napas, dan tidak teraba nadi
karotis dengan melakukan kompresi dada yang bertujuan untuk mengembalikan
sirkulasi tubuh.

105. Seorang pasien inpartu baru saja melahirkan bayi laki-laki secara SC. Berat
badan lahir bayi = 2350 gr, panjang badan = 53 cm, APGAR 8/9. Setelah bayi
selesai IMD, perawat akan memberikan imunisasi pada bayi tersebut. Bagaimana
cara pemberian imunisasi pada bayi baru lahir tersebut?
A. IM di aterolateral paha atas
B. Diteteskan peroral
C. SC di anterolateral paha atas
D. IM di trapezius kanan
E. SC di trapezius kanan

PEMBAHASAN:
Menurut MTBS ) dan rekomendasi imunisasi IDAI imunisasi yang diberikan pada
bayi baru lahir adalah imunisasi HB0. Cara pemberian imunisasi HB0 adalah dengan
injeksi intramuskular di bagian anterolateral paha atas.

106. Seorang laki-laki (56 tahun) dirawat dengan LBP kronik e.c HNP degenerasi
diskus invertebralis L5-S1. Pasien mengalami kesulitan beraktivitas, bangkit dari
tidur, berjalan, membungkuk dan merasakan nyeri tidak tertahankan pada pinggang
kanan yang menjalar ke bokong, paha dan betis kanan. Pasien ditirah baringkan
untuk mengatasi keluhan. Apakah konsekuensi bed rest yang perlu diobservasi pada
pasien tersebut ?
A. Diare
B. Konstipasi
C. Hiperaktivitas saluran cerna
D. Peningkatan kekuatan otot
E. Peningkatan massa otot

PEMBAHASAN:
LBP adalah nyeri di daerah punggung antara sudut bawah kosta (tulang rusuk)
sampai lumbosakral (sekitar tulang ekor). Nyeri juga bisa menjalar ke daerah lain
seperti punggung bagian atas dan pangkal paha (Rakel, 2002). LBP atau nyeri
punggung bawah merupakan salah satu gangguan muskuloskeletal yang disebabkan
oleh aktivitas tubuh yang kurang baik (Maher, Salmond & Pellino, 2002). Sedangkan
HNP merupakan sesuatu gangguan yang melibatkan ruptur annulus fibrosus
sehingga nukleus pulposus menonjol (bulging) / mengalami herniasi dan menekan
akar saraf spinal, menimbulkan nyeri dan defisit neurologi.

107. Seorang laki-laki (43 tahun) dibawa ke RSJ karena gaduh gelisah, dan sering
marah tanpa sebab. Hasil pengkajian: Pasien tampak tidak rapi, tertawa dan bicara
sendiri. Keluarga mengatakan pasien berubah setelah putus sekolah 1 tahun lalu.
Apakah tujuan tindakan keperawatan pada pasien tersebut ?
A. Pasien mampu meningkatkan harga diri
B. Pasien mampu mengontrol marah
C. Pasien mampu berinteraksi atau membina hubungan dengan orang lain
D. Pasien mampu melakukan aktivitas perawatan diri
E. Pasien mampu mengontrol halusinasi

PEMBAHASAN:
Jawaban yang tepat: e. Pasien mampu mengontrol halusinasi Data-data diatas
menunjukkan bahwa sesuai dengan data pengkajian saat ini (here and now) pasien
mengalami masalah keperawatan halusinasi. Halusinasi adalah perubahan persepsi
terhadap stimulus baik internal maupun eksternal yang disertai dengan respon yang
berkurang, berlebihan atau terdistorsi ( SDKI,2016). Tanda dan gejala halusinasi
adalah mendengar bisikan atau melihat bayangan, merasakan sesuatu melalui indra
perabaan, penciuman, atau pengecapan, distorsi sensori, respon tidk sesuai, dan
bersikap seolah melihat, mendengar, mengecap, meraba, atau mencium sesuatu
Adapun tujuan yang diharapkan setelah intervensi dari pasien dengan masalah
keperawatan halusinasi adalah pasien mampu mengontrol halusinasi.

108. perawat keluarga melakukan pengkajin pada seorang penderita HIV.


Berdasarkan hasil pengkajian klien mengatakan semenjak klien terkena HIV anggota
keluarga lainnya menjauhi dan mengabaikan klien, dan mengabaikan kebutuhan
kebutuhan klien apakah intervensi yang tepat yang bisa diangkatkan untuk masalah
tersebut…
A. dukungan koping keluarga
B. edukasi proses keluaga
C. edukasi proses penyakit
D. promosi proses efektif keluarga
E. terapi keluarga

PEMBAHASAN:
Data fokus
- perawat keluarga melakukan pengkajin pada seorang penderita HIV.
- Berdasarkan hasil pengkajian klien mengatakan semenjak klien terkena HIV
anggota keluarga lainnya menjauhi dan mengabaikan klien, dan mengabaikan
kebutuhan kebutuhan klien berdasarkan data tsb dapat disimpulkan diagnosa yang
tepat untuk masalah ini adalah koping keluaga tidak efektif koping keluaga tidak
efektif merupakan perilaku orang terdekat yang membatasi kemampuan mebatasi
kemampuan dirinya dan klien untuk beradaptasi degan masalah kesehaan yang
dihadapi klien.

109. seorang perawat melakukan pengkajian pada keluarga Ny. M. Berdasarkan


hasil pengkajian didapatkan data klien memiliki 3 orang anak, salah satunya sudah
menikah namun dua lainnya masih berada pada bangku sekolah, kelas 3 SMP dan 3
SMA apakah tahap pekembangan pada kasus diatas?
A. keluarga childbearing
B. keluarga dengan anak usia sekolah
C. keluarga dengan anak prasekolah
D. keluarga dengan anak remaja
E. keluarga dengan anak dewasa

PEMBAHASAN:
Berikut adalah 8 Tahap Perkembangan keluarga
Tahap I : Keluarga pasangan baru Tahap ini disebut Tahap pernikahan.
Pembentukan pasangan menandakan permulaan suatu keluarga baru dengan
pergerakan dari membentuk keluarga asli sampai ke hubungan intim yang baru.
Tahap II : Childbearing Family. Tahap ini dimulai dengan kelahiran anak pertama dan
berlanjut sampai bayi berusia 30 bulan.
Tahap III : Keluarga dengan anak sekolah. Dimulai ketika anak pertama berusia 2 ½
tahun dan diakhiri ketika anak berusia 5 tahun.
Tahap IV : Keluarga dengan anak sekolah. Dimulai ketik anak pertama memasuki
sekolah dalam waktu penuh, biasanya pada usia 5 tahun, dan diakhiri ketika ia
mencapai pubertas, sekitar usia 13 tahun
Tahap V : Keluarga dengan anak remaja. Dimulai ketika anak pertama berusia 13
tahun. Biasanya tahap ini berlangsung selama enam sampai tujuh tahun, walaupun
dapat lebih singkat jika anak meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama jika
anak tetap tinggal di rumah pada usia 19 atau 20 tahun.
Tahap VI : Keluarga melepaskan dewasa muda. Dimulai dengan perginya anak
pertama dari rumah orang tua dan berakhir dengan “kosongnya rumah”, ketika anak
terakhir juga telah meninggalkan rumah.
Tahap VII : Orang tua paruh baya.merupakan masa pertengahan bagi orang tua.
Dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir dengan pensiun atau
kematian salah satu pasangan. Tahap VIII : Keluarga lansia dan pensiunan. Dimulai
dengan pensiun salah satu atau kedua pasangan, berlanjut sampai kehilangan salah
satu pasangan, dan berakhir dengan kematian pasangan lain.

110. Seorang perempuan (27 tahun) dirawat dengan status H+2 postpartum, Hasil
pengkajian: klien mengatakan ASI-nya belum keluar. Klien terlihat tidak nyaman
saat mencoba menyusui karena posisi pelekatan yang tidak tepat dan bayi tampak
tidak mampu menghisap payudara ibunya dengan benar. Dari kriteria hasil berikut,
manakah yang tidak sesuai dengan masalah keperawatan pada klien ?
A. Kemantapan pemberian ASI pada bayi: perlekatan bayi yang sesuai pada proses
menghisap dari payudara ibu untuk memperoleh nutrisi
B. Kemantapan pemberian ASI ibu: Kemantapan ibu untuk membuat bayi
melekat dengan tepat dan menyusu dari payudara ibu untuk memperoleh nutrisi
C. Ibu memahami teknik menyusui dengan benar dan mampu menyusui bayi
pada jam tertentu
D. Penyapihan pemberian ASI: diskontinuitas progresif pemberian ASI
E. Pengetahuan pemberian ASI : tingkat pemahaman yang ditunjukkan
mengenai laktasi

PEMBAHASAN:
Jawaban yang tepat adalah C. Ibu memahami teknik menyusui dengan benar dan
mampu menyusui bayi pada jam tertentu Berdasarkan analisa kasus : klien
mengatakan ASI-nya belum keluar, terlihat tidak nyaman saat mencoba menyusui
karena posisi pelekatan yang tidak tepat dan bayi tampak tidak mampu menghisap
payudara ibunya dengan benar. Diagnosis keperawatan yang tepat : Ketidakefektifan
pemberian ASI. Ketidakadekuatan suplai ASI, ketidakmampuan bayi untuk latch-on
pada payudara ibu secara cepat, proses pemberian asi tidak memuaskan dan
tampak ketidakadekuatan asupan ASI. Opsi “Ibu memahami teknik menyusui dengan
benar dan mampu menyusui bayi pada jam tertentu”, karena prinsip menyusui bayi
adalah "on demand", kapanpun dibutuhkan bayi, bukan dijadwalkan pada waktu-
waktu tertentu.

111. Seorang laki-laki 65 tahun di bawa ke IGD setelah ditemukan terjatuh di


rumahnya. Hasil pengkajian wajah terlihat asimetris, bicara pelo, dan lidah terlihat
mencong. Saat diberikan minum pasien tersedak. Apa diagnosa keperawatan utama
pada pasien?
A. Resiko perfusi serebral tidak efektif
B. Penurunan kapasitas adaptif intrakraniaL
C. Risiko aspirasi
D. Gangguan komunikasi verbal
E. Defisit Nutrisi

PEMBAHASAN:
Gangguan menelan atau bahasa medisnya disfagia merupakan kondisi yang
menyebabkan penderita stroke mengalami kesulitan untuk mengunyah dan menelan
makanan atau minuman. Pada stroke, gangguan menelan bisa terjadi apabila
mengenai area otak yang mengatur fungsi menelan, yakni di korteks (lapisan luar)
dan batang otak. Pada kasus data yang ditampilkan spesifik mengarah pada
permasalahan aspirasi yang merupakan komplikasi akibat gangguan menelan pada
pasien stroke.
Data fokus:
- Tampah wajah pasien asimetris
- Pasien berbicara pelo dan lidah terlihat mencong
- Tersedak saat diberikan minum , pada pasien stroke rentan terjadi aspirasi
akibat adanya kerusakan pada saraf-saraf atau otot yang terlibat dalam proses
menelan.

112. seorang perawat sedang melakukan perawatan homecare pada sebuah


rumah. Saat ini perawat sedang melakukan perawatan luka pada klien yang
mengalami DM. Setelah melakukan irigasi pada luka, perawat selanjutnya
membersihkan luka dengan kassa secara sirkuler apakah prinsip etik yang sedang
diterapkan oleh perawat?
A. autonomi
B. non maleficience
C. veracity
D. beneficience
E. accountability

PEMBAHASAN:
1. Autonomy (otonomi) Prinsip ini menjelaskan bahwa klien diberi kebebasan untuk
menentukan sendiri atau mengatur diri sendiri sesuai dengan hakikat manusia
yang mempunyai harga diri dan martabat.
2. Beneficience (berbuat baik) prinsip benefience menjelaskan bahwa perawat
harus berbuat baik, artinya perawat menerapkan tindakan untukkebaikan pasien
3. Non maleficience (tidak menciderai pasien) merupakan prinsip yang
menjelaskan bahwa segala tindakan yang dilakukan pada klien tidak menimbulkan
bahaya/ cedera secara fisik atau psikologis.
4. Veracity (jujur) Prinsip ini menekankan bahwa perawat harus mengatakan
yang sebenarnya dan tidak membohongi klien. Kebenaran merupakan dasar
dalam membina hubungan saling percaya.
5. Fidelity (menepati janji) Prinsip ini menekankan pada kesetiaan perawat pada
komitmennya, menepati janji, menyimpan rahasia, caring terhadap
klien/keluarga.
6. Justice (adil) Prinsip ini menjelaskan bahwa perawat berlaku adil pada setiap
klien sesuai dengan kebutuhanny+J17a.
7. Accountability (akuntabilitas) Menjalankan asuhan keperawatan sesuai
dengan SPO
8. Confidentiality (kerahasiaan) yaitu menjaga informasi pribadi pasien. Dokumentasi
tentang keadaan kesehatan klien hanya bisa digunakan untuk keperluan pengobatan
dan peningkatan kesehatan klien. Diskusi tentang klien diluar area pelayanan harus
dihindari.

113. Seorang perempuan (54 th) dilarikan ke IGD dengan penurunan


kesadaran. Saat dilakukan pemeriksaan status mental, saat dipanggil, pasien
membuka mata, tidak menyahut dan tidur kembali Apakah status mental pasien
tersebut?
A. Composmentis
B. Apatis
C. Somnolence
D. Stuppor
E. Koma

PEMBAHASAN:
Berikut tingkatan penilaian status mental:
1. Kompos Mentis Keadaan seseorang sadar penuh dan dapat
menjawab pertanyaan tentang diri dan lingkungannya.
2. Apatis Keadaan seseorang tidak peduli, acuh tak acuh dan segan
berhubungan dengan orang lain di lingkungannya.
3. Somnolen Keadaan seseorang dalam keadaan mengantuk dan cenderung
tertidur, masih dapat dibangunkan dengan rangsangan dan mampu memberikan
jawaban secara verbal, namun mudah tertidur kembali.
4. Stupor/Sopor Kesadaran hilang, hanya berbaring dengan mata tertutup,
tidak menunjukkan reaksi bila dibangunkan, kecuali dengan rangsangan nyeri.
5. Koma Kesadaran hilang, tidak menunjukkan reaksi walaupun dengan
semua rangsangan (verbal, taktil, nyeri) dari luar.

114. Seorang laki-laki 68 tahun dengan stroke haemoragic dirawat dirumahnya


sejak 3 bulan yang lalu. Klien hanya berbaring dan semua aktifitas dibantu oleh
keluarga. Hasil pengkajian di daerah coccygeus dan scapula tampak kemerahan dan
teraba panas, klien tampak lemah. TD 150/90 mmHg, frekuensi napas 20 x/menit.
Apakah intervensi yang tepat pada klien?
A. Melakukan massage
B. Melatih ROM
C. Memberikan kompres hangat
D. Moblisasi tiap 2 jam
E. Melakukan pengukuran TTV
PEMBAHASAN:
Data focus:
- Pasien dengan stroke haemoragic sejak 3 bulan yang lalu
- selama stroke hanya berbaring dan ADL dibantu keluarga
- daerah coccygeus dan scapula tampak kemerahan dan teraba panas, klien
tampak lemah.
Masalah keperawatan: gangguan integritas kulit b.d penekanan kulit pada daerah
penonjolan tulang, minim aktivitas d.d daerah coccygeus dan scapula tampak
kemerahan dan teraba panas Maka tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah
klien saat ini yaitu dengan melakukan mobilisasi tiap 2 jam untuk melancarkan aliran
darah dan mencegah perluasan luka tekan grade 1 di tubuh (ulkus dekubitus) karena
kondisi bedrest pada klien.

115. Seorang perempuan (24 tahun) G1P0A0H0, datang melakukan kunjungan


prenatal. Hasil pengkajian: usia kehamilan 16 minggu; klien merasa cemas karena ini
kehamilan pertamanya; klien sering mengalami konstipasi dan perubahan pola
makan karena mual. Perawat berencana memberikan edukasi klien. Apakah materi
edukasi yang paling tepat untuk ibu muda tersebut?
A. Konseling Seksualitas selama masa kehamilan, edukasi manajemen diri
B. Edukasi mengenai perubahan ibu dan janin selama masa kehamilan,
keseimbangan gizi selama masa kehamilan, serta motivasi dukungan
psikososial
C. Edukasi mengenai pola diet yang seimbang, edukasi mengenai proses persalinan.
D. Edukasi tentang keluarga berencana yang tepat, edukasi mengenai pola gizi
yang tepat.
E. Konseling laktasi, edukasi perawatan bayi baru lahir

PEMBAHASAN:
Jawaban yang tepat adalah B. Edukasi mengenai perubahan ibu dan janin selama
masa kehamilan, keseimbangan gizi selama masa kehamilan, serta motivasi
dukungan psikososialPada kasus diatas, masalah keperawatan yang bisa
dirumuskan antara lain: 1) Kecemasan (diakibatkan karena kurangnya pengetahuan
tentang kehamilan, merupakan kehamilan pertama. 2) Konstipasi. 3) Mual. Dari
masalah keperawatan tersebut, maka edukasi yang direncakan oleh perawat
hendaknya memuat konten yang berkaitan dengan masalah keperawatan yang ada,
diantaranya: Memberikan informasi tentang perubahan fisiologis pada masa
kehamilan, gizi seimbang pada masa kehamilan (termasuk di dalamnya konsumsi
serat untuk mengatasi konstipasi, pilihan makanan yang tepat untuk mual dan
muntah), serta motivasi dukungan psikososial untuk memberikan penguatan kepada
ibu muda untuk masa kehamilannya. Opsi jawaban lain adalah jenis edukasi yang
juga bisa diberikan kepada ibu hamil, namun belum tepat sesuai masalah
keperawatan yang ada.

116. Seorang laki-laki (56 tahun) dirawat di RS dengan Gonarthritis pada kedua
lutut. Pasien mengeluh nyeri pada kedua lutut saat digerakkan dan tidak mampu
berjalan lama. Hasil pengkajian: Kekuatan otot kedua kaki 4, mobilisasi dibantu,
tekanan darah 104/85 mmHg, frekuensi nadi 74x/menit, frekuensi napas 20x/menit,
suhu 36,9 C. Apakah masalah keperawatan yang paling tepat pada pasien ?
A. Nyeri Akut
B. Risiko Jatuh
C. Intoleransi Aktivitas
D. Keletihan
E. Gangguan Mobilitas Fisik

PEMBAHASAN:
DS : Pasien mengeluh nyeri pada kedua lutut saat digerakkan dan tidak mampu
apabila dibuat berjalan lama.
DO : Kekuatan otot kedua kaki : 4, mobilisasi dibantu.
Sehingga, masalah keperawatan yang paling tepat sesuai dengan kasus tersebut
adalah Gangguan Mobilitas Fisik. Definisi : Keterbatasan dalam gerakan fisik dari
satu atau lebih ekstremitas secara mandiri.

117. perawat melakukan pengkajian pada seseorang yang memiliki keluarga


dengan penyakit terminal. Seluruh kebutuhan harus dibantu. Klien mengatakan
sudah mulai kelelahan dan kurang istirahat selama memberi perawatan dan khawatir
akan kelanjutan perawatan anggota keluarganya apakah masalah keperawatan pada
kasus diatas?
A. koping keluaga tidak efektif
B. ketegangan pemberi asuhan keperawatan
C. gangguan proses keluarga
D. pemeliharaan kesehatan tidak efektif
E. manajemen kesehatan tidak efektif

PEMBAHASAN:
Data fokus
- Seluruh kebutuhan keluarga klien yang sakit ini harus dibantu.
- Klien mengatakan sudah mulai kelelahan dan kurang istirahat selama
memberi perawatan dan khawatir akan kelanjutan perawatan anggota
keluarganya berdasarkan data diatas, diagnosa/masalah keperawatan yang
tepat adalah ketegangan pemberi asuhan keperawatan ketegangan pemberi
asuhan keperawatan merupakan kesulitan dalam melakukan peran dan
pemberi asuhan dalam keluarga.

118. Seorang perempuan 64 tahun dibawa ke RS dengan keluhan diare sejak 1 hri
yang lalu. Hasil pengkajian diperoleh BAB 6x sebelum dibawa ke RS dengan
konsistensi cair. Kulit dan membrane mukosa kering serta pasien tampak lemah. TD
90/60 mmHg dan nadi 90x/menit Apakah diagnosa keperawatan yang tepat ?
A. Diare
B. Hipovolemia
C. Defisit Nutrisi
D. Hipervolemia
E. Resiko ketidakseimbangan cairan elektrolit

PEMBAHASAN:
Data fokus:
- BAB 6x sebelum dibawa ke RS
- Tekanan darah 90/60 mmHg
- nadi 90x/menit
- membran mukosa kering dan pasien tampak lemah
Berdasarkan data pada kasus di atas masalah keperawatan prioritas pasien tersebut
adalah hipovolemia, yaitu peningkatan volume cairan intravaskular, interstisial, dan/
atau intaseluler. Kata kunci diangkatkan diagnosa ini adalah : peningkatan nadi,
penurunan tekanan darah, penurunan volume urin, mukosa kering dan turgor kulit
menurun.

119. Seorang perempuan (28 tahun) dengan status obstetri G3P2A0 datang ke
RS pada tanggal 27 Maret 2017 untuk pemeriksaan antenatal. Hasil pengkajian:
HPHT 10 Januari 2017 dengan siklus menstruasi 28 hari, tanda vital dalam batas
normal. Palpasi fundus didapatkan TFU setinggi pusat, letak punggung kiri, posisi
bayi vertikal. Kapan taksiran persalinan pada pasien tersebut?
A. 17 September 2017
B. 17 Oktober 2017
C. 17 November 2017
D. 17 September 2018
E. 17 Oktober 2018

PEMBAHASAN:
Data fokus: HPHT 10 Januari 2017.
Rumus Naegle merupakan rumus standart digunakan untuk mengetahui Taksiran
Persalinan (TP) dengan melihat tanggal HPHT. taksiran persalinan = (10 +7 hari)
(1+9 bulan) (tahun tetap)
= 17-10-2012

120. Seorang anak (12 tahun) dibawa ke Puskesmas dengan keluhan demam
mendadak tinggi sejak 2 hari yang lalu, nyeri ulu hati, dan gelisah. Hasil
pemeriksaan: suhu 39,6 C, frekuensi napas 22x/menit, frekuensi nadi
100x/menit. Pada saat pemeriksaan, tampak bintik-bintik merah pada tungkai
dan didapatkan hasil uji tourniquet negatif. Apakah klasifikasi demam pada anak
tersebut ?
A. Campak
B. Demam mungkin bukan malaria
C. Malaria
D. Demam berdarah dengue
E. Mungkin demam berdarah dengue

PEMBAHASAN:
Jawaban tepat: e Berdasarkan (MTBS, 2015), Mungkin demam berdarah dengue
ditandai dengan gejala demam mendadak tinggi dan terus- menerus atau nyeri ulu
hati, gelisah, bintik-bintik perdarahan di kulit dan uji turniket negatif.

121. Ny.S sedang mengikuti kegiatan posbindu yang rutin diadakan satu kali
sebulan. Saat ini Ny S sedang melakukan pengukuran pada TB BB dan lingkar perut
dimeja berapakah saat ini Ny S sedang diperiksa?
A. meja 1
B. meja 2
C. meja 3
D. meja 4
E. meja 5

PEMBAHASAN:
Posbindu PTM dilaksanakan dengan 5 tahapan layanan yang disebut sistem 5 meja,
namun dalam situasi kondisi tertentu dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan
kesepakatan bersama. Kegiatan tersebut berupa pelayanan deteksi dini dan tindak
lanjut sederhana serta monitoring terhadap faktor resiko penyakit tidak menular,
termasuk rujukan ke Puskesmas. Dalam pelaksanaannya pada setiap langkah
secara sederhana dapat diuraikan sebagai berikut
Meja 1: pengisian NIK, pengisian biodata, pencatatan dan pelaporan hasil
Meja 2: wawancara Faktor resiko PTM pada diri sendiri dan keluarga
Meja 3: pengukuran TB, BB lingkar perut serta menghitung IMT
Meja 4: pemeriksaaan TD dan gula darah sewaktu
Meja 5: Identifikasi faktor resiko PTM, edukasi serta tindak lanjut

122. Seorang perempuan (56 tahun) dengan Glomerulonefritis Akut dirawat di


RS. Hasil pengkajian: pasien mengeluh nyeri, hematuria dan proteinuria, udem pada
ekstremitas bawah, tekanan darah 170/90 mmHg, frekuensi nadi 100x/menit,
frekuensi nafas 20x/menit, suhu 36,6 C. Sebelum opname pasien tidak melakukan
diet. Hasil laboratorium: Nilai BUN 60 mg/dl, kalium 8 mEq/L, natrium 180 mEq/L.
Apakah diet yang tepat pada pasien?
A. Rendah protein, tinggi kalium, rendah natrium
B. Rendah protein, kalium, dan natrium
C. Tinggi protein, rendah kalium, tinggi natrium
D. Tinggi protein, rendah kalium dan natrium
E. Tinggi protein, kalium dan natrium

PEMBAHASAN:
Data fokus:
a. Pasien dengan glomerulonephritis akut
b. Hematuria dan proteinuria, udem pada ekstremitas bawah.
c. tekanan darah 170/90 mmHg.
d. Hasil laboratorium:
Nilai BUN 60 mg/dl (abnormal)
kalium 8 mEq/L (hyperkalemia)
natrium 180 mEq/L (hypernatremia)

Sehingga diet yang tepat pada pasien yaitu rendah protein, rendah kalium dan
natrium. Pengaturan diet yang tepat untuk penyakit ginjal yaitu asupan rendah
protein. Pembatasan protein tidak hanya mengurangi kadar BUN tetapi juga
mengurangi asupan kalium, fosfat, dan produksi ion hydrogen yang berasal dari
protein. Asupan rendah protein dapat mengurangi beban ekskresi sehingga
menurunkan hiperfiltrasi glomerulus, tekanan intraglomerulus, dan cedera sekunder
pada nefron
123. disebuah desa baru saja terjadi bencana alam banjir bandang yang
menyebabkan banyak warga harus mengungsi. Semenjak kejadian ini sering terjadi
konflik antar masyarakat, perampokan, dan mulai muncul berbagai macam
penyakit dibawah ini yang bukan merupakan intervensi yang tepat untuk mengatasi
masalah ini adalah?
A. lakukan screening risiko gangguan kesehatan lingkungan
B. berikan pendidikan kesehatan untuk kelompok resiko
C. jelaskan cara membuat lingkungan rumah yang aman
D. informasikan layanan kesehatan ke individu, kelompok dan masyarakat
E. kolaborasi dalam pengembangan program aksi masyarakat

PEMBAHASAN:
Berdasarkan data maka yang bukan merupakan intervensi untuk masalah ini adalah
“jelaskan cara membuat lingkungan rumah yang aman” opsi C karena merupakan
salah satu tindakan dengan tujuan memfasilitasi dan mengelola lingkungan untuk
manfaat terapeutik, stimulasi sensorik dan kesejahteraan psikologis.

124. Seorang laki-laki (40 tahun) dirawat di RS karena cedera kepala dengan
penurunan kesadaran. Pada pemeriksaan pagi, pasien tampak tidur dan sulit
dibangunkan. Perawat menekan sternum pasien, lalu pasien membuka mata sedikit.
Sesaat kemudian, pasien kembali tertidur. Apakah tingkat kesadaran pasien saat ini
?
A. Compos mentis
B. Apatis
C. Delirium
D. Somnolen
E. Stupor

PEMBAHASAN:
Jawaban tepat: Stupor yang merupakan keadaan mengantuk yang dalam, pasien
dapat dibangunkan dengan rangsangan yang kuat misalnya dengan nyeri tetapi
pasien tidak terbangun sempurna dan tidak dapat memberikan jawaban verbal yang
baik. Jawaban tidak tepat :
- Compos mentis : kondisi sadar sepenuhnya, orientasi terhadap dirinya dan
lingkungan baik, pasien dapat menjawab pertanyaan pemeriksa dengan baik.
- Apatis : pasien tampak tidak merespon dan acuh tak acuh terhadap lingkungan.
- Delirium yaitu penurunan kesadaran disertai kekacauan motorik dan siklus tidur-
bangun yang terganggu. Pasien tampak gaduh gelisah, kacau, disorientasi dan
meronta-ronta.
- Somnolen : keadaan mengantuk berat yang masih dapat pulih bila dirangsang
dan mampu memberikan jawaban secara verbal, tetapi jika rangsangan berhenti
pasien mudah tertidur kembali

125. Seorang bayi (6 hari) lahir prematur dengan BB lahir 2000 gr dirawat di RS.
Hasil pengkajian: ibu mengatakan bayi tetap rewel meski setelah disusui, ASI keluar
sedikit-sedikit, dan ibu mengungkapkan perasaannya yang cemas dan lelah. Anak
BAK 6 kali dalam sehari dan BAB 3 kali sehari dengan konsistensi lunak. Apakah
masalah keperawatan yang tepat?
A. Diare
B. Defisit nutrisi
C. Menyusui tidak efektif
D. Gangguan tumbuh kembang
E. Ikterik neonatus

PEMBAHASAN:
Data fokus diangkatkannya masalah keperawatan menyusui tidak efektif adalah:
- bayi rewel dan menangis saat setelah disusui
- ASI keluar sedikit
- ibu merasa cemas dan kelelahan
- Frekuensi BAK bayi 6 kali/24.

Menyusui tidak efektif didefinisikan sebagai suatu kondisi dimana ibu dan bayi
mengalami ketidakpuasan atau kesukaran pada proses menyusui, yang didukung
dengan data; kelelahan maternal, bayi tidak mampu melekat pada payudara ibu,
BAK bayi kurang dari 8 kali dalam 24 jam, nyeri dan/atau lecet terus menerus
setelah minggu kedua

126. Seorang perempuan (52 tahun) datang ke poliklinik untuk pemeriksaan


rutin. Pasien memiliki riwayat nyeri angina berulang sejak 1 tahun yang lalu. Saat
pemeriksaan tekanan darah, pasien merasakan dadanya seperti tertekan dan
menjalar ke rahang dan lengan kirinya. Pasien kemudian mendapat nitrat gliseril
sublingual 300 mcg. Apakah hasil yang diharapkan dari pemberian terapi tersebut?
A. mengurangi beban ventrikel kiri
B. mencegah hipotensi postural
C. mengurangi rasa tertekan pada dada dan jalarannya
D. meningkatkan aliran balik vena
E. meningkatkan kerja jantung

PEMBAHASAN:
Senyawa nitrat berguna dalam pengobatan angina. Walaupun, senyawa nitrat
merupakan vasodilator koroner yang poten, manfaat utamanya adalah
mengurangi alir balik vena sehingga mengurangi beban ventrikel kiri.
Efek samping senyawa nitrat seperti:
- sakit kepala,
- muka merah, dan
- hipotensi postural,
Gliseril trinitrat sublingual merupakan salah satu obat yang paling efektif untuk
mengurangi gejala angina dengan cepat. Namun, efeknya hanya 20-30
menit. Pada pemberian pertama, biasanya diberikan tablet 300 mcg. Bentuk semprot
aerosol merupakan cara lain untuk mengurangi gejala-gejala angina
dengan cepat bagi pasien yang kesulitan untuk melarutkan sediaan sublingual. Lama
kerja dapat diperpanjang dengan modifikasi pelepasan obat dan
sediaan transdermal.

127. Seorang perempuan 25 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan sesak
napas, pasien diketahui memiliki riwayat asma berulang. Saat ini pasien sudah
diberikan terapi inhalasi, akan tetapi pasien masih mengeluh dengan frekuensi napas
26x/menit dan terdengar suara menciut saat inspirasi dan ekspirasi. Apakah jenis
suara napas tambahan pada pasien tersebut?
A. Vesikuler
B. Sonor
C. Ronkhi
D. Wheezing
E. Friction Rub

PEMBAHASAN:
Data fokus :
- Pasien dengan riwayat asma berulang
- Sudah diberikan terapi inhalasi
- Sesak dengan frekuensi napas 26 x/menit
- terdengar suara menciut saat inspirasi dan ekspirasi
Bunyi napas tambahan seperti suara menciut yang terdengar pada pasien adalah
Wheezing, yang merupakan ciri khas dari pasien asma. Bunyi napas ini timbul akibat
adanya penyempitan pada bronkus karena reaksi infeksi. inflamasi pada pleura. Opsi
Vesikuler dan bronchial merupakan suara napas normal

128. seorang pasien dibawa ke puskesmas dengan keluhan sesak nafas dan
batuk lebih dari 2 minggu. Setelah dilakukan pemeriksaan pasien di diagnosa
dengan TBC. Pasien dianjurkan untuk mengkonsumsi obat secara rutin. Setelah 3
bulan klien tidak mau lagi mengkonsumsi obat karena merasa kondisi sudah
membaik apakah masalah keperawatan pada kasus diatas?
A. manajemen kesehatan tidak efektif
B. ketidakpatuhan
C. pemeliharaan kesehatan tidak efektif
D. defisit kesehatan komunitas
E. perilaku kesehatan cenderung beresiko

PEMBAHASAN:
Data Fokus
- seorang pasien dibawa ke puskesmas dengan keluhan sesak nafas dan batuk
lebih dari 2 minggu.
- pasien di diagnosa dengan TBC.
- Pasien dianjurkan untuk mengkonsumsi obat secara rutin.
- Setelah 3 bulan klien tidak mau lagi mengkonsumsi obat karena merasa
kondisi sudah membaik
Berdasarkan data diatas dapat kita simpulkan klien tidak mengikuti rencana terapi
yang diberikan/disepakati dengan tenaga kesehatan Maka dari itu diagnosa yang
tepat adalah ketidakpatuhan ketidakpatuhan merupakan perilaku individu yang tidak
mengikuti rencana perawat/pengobatan yang disepakati dengan tenaga kesehatan,
sehingga menyebabkan hasil perawatan yang tidak efektif.

129. Seorang wanita (48 tahun) dirawat di RSJ karena sering marah pada
anaknya dengan mengatakan dirinya sebenarnya sudah meninggal. Saat dikaji
interaksi dengan pasien flight of idea, dan selalu mengatakan bahwa dirinya berbeda
alam dengan pasien lain diRSJ. Apakah masalah keperawatan yang tepat?
A. waham kebesaran
B. waham nihilistik
C. waham agama
D. waham somatik
E. waham curiga

PEMBAHASAN:
Jawaban yang tepat adalah: b.Waham nihilistik DS: sering marah pada anaknya
dengan mengatakan dirinya sebenarnya sudah meninggal dan selalu mengatakan
bahwa dirinya berbeda alam dengan pasien lain diRSJ. DO: Saat dikaji interaksi
dengan pasien flight of idea Data-data diatas menunjukkan bahwa pasien mengalami
masalah keperawatan waham, yaitu waham nihilistik. Waham adalah keyakinan yang
kenamun tidak sesuai dengan kenyataan

130. Seorang anak (9 tahun) dirawat dengan diagnosis SLE. Hasil pengkajian
suhu 36.5 C, frekuensi nadi 110x/menit, frekuensi napas 20x/menit. Pasien
mendapatkan terapi prednison dan ibuprofen dari DPJP. Apakah diagnosis
keperawatan yang dapat muncul pada pasien?
A. Resiko Infeksi
B. Resiko perdarahan
C. Resiko Injury
D. Resiko disfungsi neurovaskular perifer
E. Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh

PEMBAHASAN:
Prednison adalah obat yang tergolong dalam jenis kortikosteroid (steroid). Cara kerja
obat ini yaitu dengan mencegah pelepasan zat-zat dalam tubuh yang menyebabkan
inflamasi(peradangan). Prednison juga menekan sistem kekebalan tubuh. Prednison
adalah agonis reseptor dari glukokortikoid yang dimetabolisme di hati menjadi bentuk
aktifnya, prednisolone. Prednisolon akan menembus membrane plasma, berikatan
dengan reseptor citoplasma yang spesifik lalu hasilnya adalah infiltrasi leukosit pada
tempat peradangan dihambat, fungsi mediator pada respon radang diganggu, respon
imun ditekan dan akhirnya mengurangi inflamasi. Karena kerjanya yang menekan
sistem imun, penggunaan prednison membuat pasien yang mendapat terapi
prednison jadi rentan terserang infeksi, sehingga diagnosa keperawatan yang dapat
muncul adalah Resiko Infeksi.

131. Seorang anak (9 bulan) dibawa ke Puskesmas dengan BAB cair lebih dari 3
kali sehari. Ibu mengatakan bahwa sang ibu merupakan ODHA yang rutin
mengonsumsi ARV dan hasil tes HIV anak positif. Suhu tubuh anak 37,3 C, frekuensi
napas 32x/menit, serta frekuensi nadi 108x/menit. Apakah interpretasi masalah yang
tepat sesuai MTBS?
A. Infeksi HIV terkonfirmasi
B. Terpajan HIV
C. Diduga terinfeksi HIV
D. Kemungkinan bukan infeksi HIV
E. Bukan terinfeksi HIV

PEMBAHASAN:
Jawaban yang tepat: b. Terpajan HIV Berdasarkan (MTBS, 2015) klasifikasi Terpajan
HIV memiliki gejala/tanda :
- Anak usia <18 tahun dna tes HIV positif, ATAU
- Ibu HIV Positif dan anak HIV Negatif tapi masih mendapat ASI kurang dari 6
minggu sebelum anak di Tes HIV, ATAU
- Ibu HIV Positif dan status HIV anak tidak diketahui

Pada kasus, meskipun anak mendapatkan hasil tes HIV positif, namun anak masih
berusia 9 bulan, sehingga masuk pada klasifikasi"Terpajan HIV" (Opsi B).

132. Seorang bayi (1 bulan) dibawa ke Puskesmas untuk imunisasi. Ibu


mengatakan, pada saat bayi baru lahir anak sudah diberi imunisasi HB0 dan
BCG oleh bidan. Apakah imunisasi yang selanjutnya harus diberikan pada bayi ?
A. DPT1
B. HB1
C. BCG2
D. Hib1
E. Polio1

PEMBAHASAN:
Jawaban yang tepat: E. Polio1 Menurut MTBS, jadwal imunisasi pada bayi usia 1
bulan adalah BCG dan polio 1. Namun pada kasus, bayi telah diberikan imunisasi
BCG pada saat baru lahir, oleh karena itu, imunisasi selanjutnya yang harus
diberikan adalah imunisasi polio1.

133. Seorang wanita (21 tahun) dibawa keluarga ke RSJ karena sering murung
dan menolak berinteraksi. Kakak pasien mengatakan adiknya adalah anak yang
pendiam dan berubah setelah orang tuanya bercerai 3 tahun yang lalu. Seminggu
sebelum dibawa ke RSJ pasien menolak minum obat karena bosan. Apakah faktor
predisposisi ganggguan jiwa pada pasien?
A. sering murung
B. pendiam
C. perceraian orang tua
D. putus obat
E. bosan

PEMBASAHAN:
Jawaban yang tepat adalah: c. perceraian orang tua DS: Kakak pasien mengatakan
adiknya adalah anak yang pendiam dan berubah setelah orang tuanya bercerai 3
tahun yang lalu. Seminggu sebelum dibawa ke RSJ pasien menolak minum obat
karena bosan. Data- data diatas menunjukkan bahwa faktor predisposisi gangguan
jiwa yang terjadi pada klien ialah karena karena perceraian orang tua. Faktor
predisposisi adalah faktor resiko yang menjadi sumber terjadinya stress yang
mempengaruhi tipe dan sumber dari individu untuk menghadapi stress baik yang
biologis, psikososial dan sosiokultural.
134. Seorang laki-laki (45 tahun) dirawat post op craniotomy. Hasil pengkajian:
pasien tampak hemiparese dextra, tidak mampu menggerakkan tubuhnya serta
reflex fisiologis melambat. Saat dilakukan pemeriksaan otot ekstermitas dextra
pasien hanya bisa digerakkan, tetapi pasien tidak mampu untuk mengangkat
tangannya. Berapakah nilai kekuatan otot pasien?
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5

PEMBAHASAN:
Berikut adalah skor penilaian tonus otot: 5: Mampu melawan gravitasi dan melawan
tahanan maksimal 4: Mampu melawan gravitasi dan melawan tahanan ringan 3: Ada
pergerakan, mampu melawan gravitasi 2: Ada pergerakan, tidak mampu melawan
gravitasi 1: Kontraksi otot minimal dapat terasa atau teraba, tanpa menimbulkan
pergerakan 0: Paralisis total Jadi kekuatan otot pasien adalah 2.

135. seorang perempuan (73 tahun) di larikan ke IGD karena sesak nafas.
Hasil pengkajian, saturasi oksigen 87%. Apakah tindakan keperawatan yang tapat
diberikan pada pasien?
A. Memberikan posisi semi flowler untuk mengurangi sesak pada pasien
B. memberikan terapi oksigen 4L/menit dengan nasal kanul
C. Memberikan terapi oksigen menggunakan NRM 10L/menit
D. Memberikan babtuan ventilasi
E. Melakukan intubasi

PEMBAHASAN:
DO: pasien sesak, saturasi oksigen 87% Tindakan yang tepat untuk mengatasi
masalah tersebut adalah dengan pemberian oksigen melalui NRM 10L/menit

136. Seorang laki-laki (34 tahun) dirawat di RS dengan CKB GCS 5. Saat ini, TTV
pasien dimonitor ketat tiap 1 jam, pasien terpasang NGT, kateter dan dilakukan
penghisapan lendir secara berkala. Semua kebutuhan ADL pasien dibantu oleh
perawat. Apakah tingkat ketergantungan perawatan pasien ?
A. Minimal Care
B. Partial Care
C. Total Care
D. intensive Care
E. High Risk Care

PEMBAHASAN:
1. Perawatan minimal memerlukan waktu 1 -3 jam/24 jam
2. Perawatan partial memerlikan waktu 3-4 jam/24 jam
3. Perawatan total memerlukan 5-6 jam/24 jam
137. Seorang perempuan 45 tahun datang ke rumah sakit untuk memeriksakan
kesehatannya. Hasil pengkajian pasien mengeluh urin keluar tanpa disadari saat
pasien tertawa berlebihan dan batuk. pasien mengatakan keluhan dirasakan sejak 1
bulan yang lalu dan tidak diketahui penyebabnya Apakah masalah keperawatan
yang tepat?
A. Inkontinensia urin stres
B. Inkontinensia urin urgensi
C. Retensi urin
D. Gangguan eliminasi urin
E. Inkontinensia urin reflex

PEMBAHASAN:
Berdasarkan pengkajian, masalah utama pada Pasien adalah Inkontinensia urine
stress. Inkontinensia urin stres adalah kebocoran urin mendadak dan tidak dapat
dikendalikan karena aktivitas yang meningkatkan tekanan intaabdominal.

138. Seorang laki-laki (32 tahun) dirawat di RSJ sejak 7 hari yang lalu karena
sering keluyuran dan bicara sendiri. Saat dikaji pasien tampak enggan
menjawab, banyak menunduk, tidak rapi,dan terlihat tidak peduli pada
lingkungan. Apakah tujuan tindakan keperawatan pada kasus?
A. Pasien mampu melakukan interaksi
B. Pasien mempu merawat diri
C. Pasien mampu mengontrol halusinasi
D. Pasien mampu berorientasi pada realita
E. Pasien mampu meningkatkan harga diri

PEMBAHASAN:
Jawaban yang tepat: a. Pasien mampu melakukan interaksi DO: Pasien tampak
enggan menjawab, banyak menunduk, tidak rapi,dan terlihat tidak peduli pada
lingkungan. Data-data sesuai dengan data saat pengkajian atau here and now
menunjukkan bahwa pasien mengalami masalah isolasi sosial. Isolasi sosial adalah
ketidakmampuan untuk membina hubungan yang serta, hangat, terbuka, dan
interdependen dengan orang lain (SDKI, 2016). Tanda dan gejala pasien yang
mengalami masalah isolasi sosial adalah merasa ingin sendiri, merasa tidak aman
ditempat umum, menarik diri, tidak berminat/menolak berinteraksi dengan orang lain
atau lingkungan (SDKI, 2016). Adapun tujuan yang diharapkan setelah intervensi
dari pasien dengan masalah keperawatan isolasi sosial adalah pasien mampu
berinteraksi atau membina hubungan dengan orang lain.

139. perawat sedang melakukan pengkajian pada sebuah keluarga. Berdasarkan


hasil pengkajian didapatkan hasil salah seorang anak sangat berminat dibidang
kesenian namunkedua orangtuanyatidak pernah mendukung cita-cita yang ingin
dicapai apakah fungsi keluarga yang sedang dikaji oleh perawat?
A. fungsi sosialisasi
B. fungsi afektif
C. fungsi reproduksi
D. fungsi perawatan kesehatan
E. fungsi ekonomi
PEMBAHASAN:
Data fokus : salah seorang anak sangat berminat di bidang kesenian namun kedua
orangtuanya tidak pernah mendukung cita-cita yang ingin dicapai Dari data ini dapat
dilihat bahwa keluarga telah menjalankan fungsi afektif. Dimana fungsi afektif
merupakan bagaimana keluarga memenuhi kebutuhan psikososial anggota keluarga.
Fungsi ini memberikan rasa saling memiliki, kasih sayang, saling menghargai antar
sesama anggota keluarga

Tinjauan opsi lainnya :


Opsi “ sosialisasi” tidak tepat katena fungsi sosialisasi merupakan suatu proses yang
berlangsung seumur hidup, dimana keluarga menanamkan nilai- nilai yang ada di
keluarga kepada anggota keluargany agar anggota keluarga dapat bersosialisasi
dengan lingkungan sosial.
Opsi “ reproduktif” tidka tepat, karena fungsi reproduktif bertujuan untuk meneruskan
Opsi “ekonomi” tidak tepat karena fungsi ekonomi adalah bagaimana keluarga
memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi untuk mengembangkan kemampuan
individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga.
“perawatan kesehatan keluarga” tidak tepat karena fungsi ini berkaitan dengan
kemampuan keluarga memenuhi kebutuhan fisik dan perawatan kesehatan anggota
keluarganya
Opsi “ekonomi” tidak tepat karena fungsi ekonomi adalah bagaimana keluarga
memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi untuk mengembangkan kemampuan
individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga.

140. perawat melakukan pengkajian pada keluarga Tn Z. Berdasarkan hasil


pengkajian didaptkan data anak klien yang sudah menikah kembali tinggal bersama
mereka karena kesulitan ekomomi apakah tipe keluarga berdasdarkan kasus diatas?
A. nuclear familly
B. Communy family
C. cohibitating family
D. extended family
E. Dyad family

PEMBAHASAN:
Bentuk-bentuk dan tipe keluarga yaitu :
1. Keluarga Inti (nuclear Family) Merupakan keluarga yang terdiri dari seorang
Ayah sebagai pencari nafkah, ibu yang mengurus rumah tangga dan anak.
2. Extended Family (Keluarga Besar) Bentuk keluarga pasangan suami istri yang
bersama-sama melakukan pengaturan dan belanja rumah tangga dengan orang tua,
sanak saudara, dan kerabat lain dalam keluarga tersebut
3. Keluarga dengan orang tua tunggal. Keluarga ini hanya memiliki satu
kepala keluarga, ayah atau ibu (duda/janda/belum menikah)
4. Individu Dewasa yang hidup sendiri. Individu Dewasa yang hidup sendiri
5. Keluarga Binuklear. Merujuk kepada bentuk keluarga setelah cerai, sehingga anak
menjadi anggota dari suatu sistem keluarga yang terdiri dari dua rumah tangga inti.
6. Keluarga dg orang tua tiri Pasangan yg sudah bercerai dan salah
satunya menikah lagi
7. dyad family Suami istri tinggal dalam satu rumah tanpa anak

141. Seorang perawat sedang mengkaji pasien dengan masalah harga diri
rendah. Saat pasien bercerita perawat tampak mendengarkan pembicaraan pasien
tanpa pernah memotong pembicaraan dan sesekali menganggukkan kepala atau
berkata "ya" untuk menanggapi pembicaraan pasien tersebut. Apakah teknik
komunikasi terapeutik yang terapkan perawat?
A. Listening
B. Accepting
C. Clarification
D. Reflecting
E. Silence

PEMBAHASAN:
Jawaban yang tepat adalah: b. Accepting DO: perawat tampak mendengarkan
pembicaraan pasien tanpa pernah memotong pembicaraan dan sesekali
menganggukkan kepala atau berkata "ya" untuk menanggapi pembicaraan pasien
tersebut. Data- data diatas menunjukkan bahwa perawat tampak menunjukkan
penerimaan

142. Perawat sedang mengunjungi keluarga binaan dengan lansia (62 tahun).
Klien mengeluh sering merasa haus dan BAK di malam hari sejak seminggu lalu,
tidak ada riwayat DM dan belum pernah cek gula darah. Hasil pengkajian: GDS 220
mg/dl, pola makan tidak teratur dan jarang berolahraga. Klien bertanya tanya tentang
kondisi yang dialaminya sekarang. Apakah tindakan keperawatan yang tepat
diberikan kepada klien?
A. Menganjurkan klien untuk rutin melakukan olahraga
B. Memberikan pendidikan kesehatan mengenai diabetes mellitus
C. Menganjurkan klien untuk mematuhi diet
D. Mengajarkan klien senam kaki diabetic
E. Menganjurkan klien untuk rutin memeriksa gula darah

PEMBAHASAN:
Data fokus:
• Klien mengeluh sering merasa haus dan sering BAK dimalam hari sejak seminggu
yang lalu
• Klien mengatakan tidak memiliki riwayat diabetes mellitus dan belum pernah cek
gula darah. Perawat melakukan cek gula darah dan didapatkan hasil pemeriksaan
GDS 220 mg/dl.
• Pola makan klien tidak teratur dan jarang berolahraga.
• Klien bertanya-tanya tentang kondisi yang dialaminya sekarang.

Berdasarkan kasus tersebut, diagnosis keperawatan yang diangkat adalah defisit


pengetahuan. Defisit pengetahuan diangkat menjadi diagnosis pada kasus karena
adanya ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topik
tertentu. Pada kasus klien tidak tau masalah kesehatan yang dialaminya saat ini.
Maka tindakan keperawatan yang tepat diberikan untuk mengatasi masalah yang
dialami oleh warga yaitu memberikan pendidikan kesehatan tentang diabetes
mellitus Melalui pendidikan kesehatan, warga dapat memperoleh informasi yang
memadai dan rasional dari petugas kesehatan tentang diabetes mellitus.

143. Seorang peremopuan 23 tahun di bawa ke IGD RS karena penurunan


kesadaran akibat tersedak bakso. GCS pasien 5, bibir membiru, frekuensi nafas
43x/i tampak adanya bakso yang menyumbat keronglongan pasien. Diagnosa
keperawatan dari kasus diatas adalah
A. Penurunan kapasitas adaptif intracrannial
B. Pola nafas tidak efektif
C. Bersihan jalan nafas tidak efektif
D. Gangguan pertukaran gas
E. Resiko aspirasi

PEMBAHASAN:
DO: Pasien tersedak bakso, gcs 5, bibir biru, frekuensi nafas 43x/1
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa.pasien mengalami sumbatan jalan nafas
berupa baksi (benda asing) sehingga diagnosa keperawatan yang tepat adalah
bsrsihan jalan nafas tidak efektif. ketidakmampuan membersihkan sekret atau
obstruksi jalan nafas untuk mempertahankan jalan nafas tetap paten.

144. Seorang laki-laki (22 tahun) dibawa ke IGD RS dengan fraktur terbuka pada
tibia dextra. Tampak adanya perdarahan masif dan fragmen tulang yang menonjol
pada daerah yang mengalami fraktur. Hal yang tidak boleh dilakukan pada saat
membidai pasien tersebut adalah
A. Membidai melewati 2 sendi terdekat
B. Memeriksa pulsasi, sensri dan motorik sesudah pemidaian
C. Melakukan balut tekan
D. Memasukkan atau meluruskam fragemen tulang yang mencuat
E. Memberikan bantalan di bawah fragmen tulang

PEMBAHASAN:
Pasien mengalami fraktur terbuka dengan perdarahan masif, terdapat fragmen
tulanng yang menonjol. Hal yang tidak boleh dilakukan pada saat membidai pasien
tersebut adalah memasukkan atau meluruskan fragmen tulang yang menonjol
karena dapat menyebabkan cidera lebih lanjut pada pasien

145. Seorang laki-laki (54 tahun) dirawat di RS dengan keluhan kesulitan


berkemih. Pasien akan dilakukan pemasangan kateter urin. Perawat telah
memasang duk bolong. Selang kateter dimasukkan dengan mudah dan tidak ada
tahanan. Urin segera keluar dan ditampung dalam bengkok. Selama memasukkan
selang kateter tidak ada keluhan dari pasien, pasien tampak tenang dan terlihat
lega. Apakah tindakan selanjutnya pada pasien tersebut?
A. Melakukan fiksasi selang kateter
B. Mengangkat duk bolong
C. Mengisi balon kateter dengan cairan aquabides
D. Menarik selang kateter hingga ada tahanan
E. Menyambung kateter ke urin bag
PEMBAHASAN:
Prosedur Pemasangan Kateter Urin Pria
1. Cuci tangan
2. Pasang sampiran
3. Gantung urin bag di sisi tempat tidur pasien
4. Buka pakaian bawah pasien (celana/kain sarung)
5. Atur posisi pasien (supine) dan pasang perlak pengalas. Dekatkan nierbeken
di antara kedua paha.
6. Pasang handscoon dan lakukan penis hygiene
7. Dekatkan nierbeken yang kedua untuk menampung urin
8. Ganti handscoon bersih dengan steril, pasang duk bolong
9. Olesi ujung kateter dengan kassa jelly
10. Masukkan kateter yang sudah diberi jelly ke uretra sepanjang 15 -25 cm sampai
urin mengalir, sambil pasien menarik napas dalam ketika kateter dimasukkan
11. Tampung urin dengan menggunakan nierbeken
2. Perhatikan respon pasien
13. Isi balon kateter dengan cairan aquades sesuai dengan kebutuhan dan
tarik selang kateter secara perlahan sampai ada tahanan
14. Angkat duk bolong, sambungkan kateter ke urin bag, fiksasi ke salah satu
paha pasien
15. Bersihkan alat-alat, lepaskan handscoon, dan cuci tangan
16. Dokumentasi tindakan yang telah dilakukan

146. Seorang laki-laki 45 tahun dang ke rumah sakit untuk melakukan


pemeriksaan HIV. Klien memiliki riwayat menggunakan narkoba suntik sejak 5 tahun
yang lalu. Hasil pemeriksaan uji ELISA menunjukkan serologi negatif. Apakah
tindakan keperawatan yang tepat dilakukan oleh perawat?
A. Menganjurkan untuk melakuakn tes kembali setelah 30 hari
B. Mengatakan kepada pasien bahwa hasil negatif dan tidak perlu penanganan
C. Menganjurkan untuk melanjutkan uji western bolt
D. Menganjurkan untuk melakukan konseling terkait konsumsi ARV
E. Menganjurkan psien untuk rehabilitasi

PEMBAHASAN:
- Klien memiliki riwayat penggunaan narkoa suntik
- Hasil pemeriksaan uji ELISA menunjukkan serologi negatif.
Berdasarkan data diatas tindakan yang tepat dilakukan oleh perawat adalah
meganjurkan pasien untuk melakukan tes kembali setelah 30 hari. Hasil serologi
negative pada uji ELISA kemungkinan merupakan false negative. H asil berupa false
negative dapat terjadi apabila uji ini dilakukan pada window period, yaitu waktu
pembentukan antibodi terhadap suatu virus baru dimulai sehingga jumlah antibodi
tersebut masih sedikit dan kemungkinan tidak dapat terdeteksi

147. seorang perawat melakukan pengkajian pada sebuah sekolah dasar, dari
hasil pengkajian didapatkan data banyak siswa yang jajan sembarangan, tidak
mencuci tangan setelah jadwal keluar main dan banyak sampah pada laci meja
apakah masalah keperawatan pada kasus diatas?
A. defisit kesehatan komunitas
B. pemeliharaan kesehatan tidak efektif
C. koping komunitas tidak efektif
D. perilaku kesehatan cenderung beresiko
E. manajemen kesehatan tidak efektif

PEMBAHASAN:
- banyak siswa yang jajan sembarangan
- tidak mencuci tangan setelah jadwal keluar main dan banyak sampah pada laci
meja Berdasarkan data diatas, dapat kita simpulkan sudah terdapat faktor risiko
terjadinya permasalahan kesehatan yaitu banyak siswa yang jajan sembarangan,
tidak mencuci tangan setelah keluar main, dan sampah berserakan pada laci meja
namun didalam soal belum terlihat terjadinya permasalahan kesehatan, berdasarkan
data tsb dapat disimpulkan diagnosa yang tepat untuk masalah ini adalah Perilaku
Kesehatan Cenderung Beresiko Perilaku kesehatan cenderung beresiko merupakan
hambatan kemampuan dalam mengubah gaya hidup/perilaku untuk memperbaiki
status kesehatan.

148. Seorang anak (6 tahun) di bawa ke IGD dengan keluhan sulit untuk bernapas
dan tampak memegang lehernya. Hasil pengkajian: didapatkan hasil bahwa pasien
tertelan uang logam, saat bermain dengan teman-temannya. Apakah manuver
pembebasan jalan napas yang tepat pada pasien?
A. Jaw Thrust
B. Head tilt Chin lift
C. Heimilich manuver.
D. Back bows
E. Chest Thrust

PEMBAHASAN:
- Pasien anak 6 tahun sulit bernapas
- Pasien tertelan uang logam, saat bermain dengan teman-temannya

Analisis masalah yang terjadi pada pasien yaitu pasien mengalami choking atau
tersedak. Tersedak merupakan salah satu kasus kegawatdaruratan dan merupakan
suatu bentuk obstruksi/sumbatan pada saluran napas. Pada kasus-kasus seperti
sumbatan jalan napas akibat benda asing yang terjadi pada anak maka manuever
membebaskan jalan napas ini adalah dengan teknik Heimilich manuver.

149. Seorang bayi perempuan (6 bulan) dibawa ke klinik dengan keluhan BAB cair
lebih dari 7 kali sejak tadi pagi dan muntah 1 kali. Ibu mengatakan anak menolak
untuk makan ataupun menyusu. Hasil pengkajian: BB 9 kg, frekuensi nadi
124x/menit, frekuensi nafas 32x/menit, suhu 37, 4 C. Apakah kriteria hasil yang
diharapkan dari intervensi yang dapat diberikan kepada pasien?
A. Suhu tubuh dalam batas normal
B. Gangguan keseimbangan nutrisi tidak terjadi
C. Kadar elektrolit serum dalam batas normal
D. Frekuensi dan pola nafas dalam batas normal
E. Frekuensi dan konsistensi BAB dalam batas normal
PEMBAHASAN:
DS : - Ibu mengatakan anak BAB cair lebih dari 7 kali - anak muntah 1 kali - intake
sulit, anak menolak makan ataupun menyusu DO : - frekuensi BAB
Masalah keperawatan : Diare
Berdasarkan masalah keperawatan tersebut, maka kriteria hasil yang diharapkan
adalah : Bowel movement, dimana frekuensi dan konsistensi BAB dalam batas
normal.

150. Seorang perempuan 62 tahun tinggal di panti wreda mengeluh sering


mengompol pada malam hari, klien tidak bisa menahan BAK ketika ada sensasi ingin
berkemih sehinggan pasien mengompol sebelum mencapai toilet. Tercium bau
pesing di kamar pasien. Apakah diagnosa keperawatan yang tepat ?
A. Gangguan eliminasi urine
B. Hambatan mobilitas fisik
C. Retensi urine
D. Inkontinensia urine stress
E. Inkontinensia urine fungsional

PEMBAHASAN:
Berdasarkan data fokus tersebut didapatkan diagnose keperawatan yang tepat
adalah inkontinensia urine fungsional. Pada inkontinensia urine fungsional, masalah
yang muncul adalah tidak dapat mencapai toilet tepat waktu sehingga pasien sering
mengompol.

151. Seorang bayi (8 bulan) dilarikan ke IGD karena sulit bernafas, tidak
menangis dan bibir membiru setelah menelan sepotong wortel. manuver yang tepat
untuk mengatasi chocking pada bati tersebut adalah?
A. Backblow
B. Heimlich manuver
C. Abdominal trust
D. finger swab
E. jaw trust

PEMBAHASAN:
Do: bayi sulit bernafas, tidak menangis dan bibir biru, pasien tertelan sepotong
wortel. Manuver untuk mengatasi tersedak pada bayi adalah dengan melakukan
backblow.

152. Seorang kepala ruangan rawat inap kurang mengontrol staffnya dalam
bekerja. Kebijakan yang telah dibuat tidak berjalan secara optimal, bahkan kepala
ruangan membiarkan staffnya untuk bekerja sesuai keinginan dan keahlian yang
mereka miliki tanpa ada arahan serta kurangnya supervisi dari kepala ruangan.
Apakah tipe kepemimpinan yang diterapkan oleh kepala ruangan?
A. Demokratis
B. Partisipatif
C. Autokratis
D. Laisserz faire
E. Birokratis
PEMBAHASAN:
Tipe kepemimpinan yang telah diterapkan oleh kepala ruangan tersebut adalah
laisserz faire. Laisserz faire disebut juga bebas tindak atau membiarkan. Merupakan
pimpinan official, karyawan menentukan sendiri kegiatan tanpa pangarah, supervisi,
dan koordinasi. Staf/bawahan mengevaluasi pekaryaan sesuai dengan cara sendiri.
Pimpinan hanya sebagai sumber informasi dan pengendali secara minimal atau
sebagai fasilitator.

153. Seorang perempuan (38 tahun) dirawat dengan Kolelitiasis. Pasien


mengeluh nyeri hebat secara tiba-tiba sejak pagi tadi. Hasil pengkajian: wajah
meringis, pucat dan menangis, skala nyeri 10, nyeri terasa terus-menerus seperti
ditusuk-tusuk. Mual-muntah, sclera ikterik, jaundice, anoreksia dan frekuensi nadi
110x/menit. Apakah pengkajian nyeri selanjutnya yang bisa didapatkan pada kasus
tersebut ?
A. “nyeri yang saya rasakan pada bagian punggung bawah/pinggang saya”
B. “saya merasakan nyeri pada bagian dada hingga menjalar ke lengan kiri”
C. “saya merasakan nyeri telah berkurang pada bagian perut”
D. “nyeri yang saya rasakan pada perut bagian kanan atas menjalar ke
belakang”
E. “saya merasakan nyeri pada perut bagian bawah kanan”

PEMBAHASAN:
Untuk melengkapi pengkajian PQRST pada indikator R yaitu “nyeri yang saya
rasakan pada perut bagian kanan atas menjalar ke belakang” karena pasien
mengalami salah satu gangguan dari jenis penyakit hepar yaitu Kolelitiasis.
Kolelitiasis atau batu empedu adalah penyakit batu empedu yang dapat ditemukan
atau menyumbat di dalam kandung empedu atau di dalam saluran empedu atau
pada kedua-duanya akibat pengendapan kolesterol. *Gejala paling umum biasanya
nyeri stabil di perut bagian kanan atas yang dapat menjalar ke belakang dan diantara
tulang belikat dan/atau di bawah bahu kanan.* Hal ini sesuai dengan letak anatomis
hepar pada regio I abdomen kanan atas.

154. Seorang laki-laki 56 tahun dibawa ke RS dengan keluhan sesak, nyeri dada
sebelah kiri dan menjalar ke lengan kiri. Nyeri tidak hilang dengan beristirahat.
Perawat berencana melakukan perekaman EKG, saat ini perawat ingin memasang
sadapan di V4 Dimana lokasi pemasangan electrode?
A. sela iga ke 4 pada garis sternal kiri
B. ruang sela iga ke 5 pada mid klavikula kiri
C. Mgaris aksilla depan
D. garis aksilla tengah sejajar V3
E. sela iga ke 4 garis sternal

kanan PEMBAHASAN:
155. Seorang perawat melakukan pemeriksaan fisik pada seorang laki-laki (55
tahun). Perawat menemukan beberapa abnormalitas pada EKG pasien. Perawat
kemudian mengukur TD dan auskultasi dada dengan teliti. Pasien bertanya “Ada apa
suster?” lalu perawat menjawab “Tidak apa-apa pak.” Perawat merasa tidak punya
otoritas menyampaikan temuannya. Apakah prinsip etik yang dilanggar oleh
perawat?
A. Autonomy
B. Justice
C. Fidelity
D. Beneficience
E. Veracity

PEMBAHASAN:
Pada kasus, perawat menemukan adanya abnormalitas pada EKG pasien demikian
pula dengan pemeriksaan fisiknya. Perawat memiliki kapasitas untuk memahami
hasil pemeriksaan tersebut namun ia menyadari tidak memiliki otoritas untuk
menyampaikan hasilnya kepada pasien. Akhirnya perawat menyatakan tidak ada
masalah pada hasil pemeriksaan pasien. Dalam hal ini, perawat telah
menyembunyikan kebenaran terkait hasil pemeriksan dari pasien. Jawaban tepat: e.
Veracity

156. Seorang perempuan (33 tahun) dengan status obstetri G3P1A1 dan usia
kehamilan 28 minggu datang ke Puskesmas untuk memeriksa kehamilannya. Klien
mengatakan tidak ada keluhan dan ingin mengetahui bagaimana kondisi janin
didalam rahimnya. Klien menanyakan kepada perawat apakah janinnya sudah
masuk panggul atau belum. Apakah pemeriksaan yag tepat dilakukan perawat untuk
menjawab pertanyaan klien ?
A. Leopold 1
B. Leopold 2
C. Leopold 3
D. Leopold 4
E. Pemeriksaan vaginal touche
PEMBAHASAN:
Pemeriksaan Leopold
Leopold I: bertujuan untuk mengetahui letak fundus uteri dan bagian janin yang
terdapat pada bagian fundus uteri
Leopold II: bertujuan untuk menentukan punggung dan bagian kecil janin di
sepanjang sisi maternal
Leopold III: bertujuan untuk membedakan bagian dari janin apakah sudah masuk
dalam pintu panggul.
Leopold IV: bertujuan untuk meyakinkan hasil yang ditemukan pada pemeriksaan
Leopold III dan untuk mengetahui sejauh mana bagian presentasi sudah masuk pintu
atas panggul.

157. Seorang perempuan (72 tahun) dilarikan ke IGD RS dengan sesak


nafas. Frekuensi nafas 32x/menit. Hasil AGD pasien ph 7,50, hco3 30, pco2 37
mmHg, Be+2 Apakah interpretasi AGD pasien?
A. Asidosis respiratorik terkompensasi sebagian
B. Asidosis respiratorik tidak terkompensasi
C. Alkaliosis metabolik terkompensasi sebagian
D. Alkaliosis Metabolik Terkompensasi penuh
E. Alkaliosis metabolik tidak terkompensasi

PEMBAHASAN:
pH darah 7,50 - naik alkalosis
HCO3 - 30 naik metabolik
PCO2 37 normal tidak terkompensasi
Sehingga interpretasi AGDnya adalah Alkaliosis metabolik tidak terkompensasi

158. Seorang perawat keluarga sedang melakukan pengkajian fungsi keluarga


pada sebuah keluarga, berdasarkan hasil pengkajian didapatkan data keluarga klien
selalu berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang ada di masyarakat apakah fungsi
keluarga yang sedang dikaji oleh perawat?
A. fungsi sosialisasi
B. fungsi afektif
C. fungsi reproduksi
D. fungsi perawatan kesehatan
E. fungsi ekonomi

PEMBAHASAN:
Data fokus : Data fokus : berdasarkan hasil pengkajian didapatkan data keluarga
klien selalu berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang ada di masyarakat Dari data ini
dapat dilihat bahwa keluarga telah menjalankan Opsi “ sosialisasi” tepat karena
fungsi sosialisasi merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup, dimana
keluarga menanamkan nilai- nilai yang ada di keluarga kepada anggota keluargany
agar anggota keluarga dapat bersosialisasi dengan lingkungan sosial.

159. Seorang perempuan 56 tahun dirawat di RS dengan diagnosa


bronkopneumonia. Saat ini pasien mengluh sesak , batuk berdahak dan sulit untuk
mengeluarkan dahak.Diketahui TD 120/80 mmHg, Frekuensi napas 29x/menit dan
frekuensi nadai 88x/menit Apa tindakan tepat yang dilakukan perawat?
A. Mengajarkan relaksasi napas dalam
B. Memberikan oksigen nasal canul
C. Melakukan suction
D. Memberikan posisi semifowler
E. Mengajarkan batuk efektif

PEMBAHASAN:
Bronkopneumonia adalah salah satu jenis pneumonia, yaitu infeksi yang
mengakibatkan terjadinya peradangan pada paru-paru yang disebabkan oleh virus,
bakteri, atau jamur.
Data fokus :
- Pasien dengan bronkopneumonia
- Mengeluh sesak, batuk berdahak dan sulit untuk mengeluarkan dahak
- Sesak dengan frekuensi naps 29 x/menit
Berdasarkan data tersebut diagnose keperawatan yang tepat adalah bersihan jalan
napas tidak efektif. Intervensi yang dilakukan pada diagnose ini adalah manajemen
jalan napas dengan cara mengajarkan pasien untuk batuk efektif sehingga dapat
mengeluarkan dahak dan membebaskan jalan napas.

160. seorang permpuan (57 tahun) di rawat di icu dengan penurunan kesadaran,
DM type 2 dan CHF. pasien sesak, frekuensi nafas 32x/i, saturasi oksigen 98%, hasil
pemeriksaan AGD, ph 7,30, pco2 50 mmhg, hco3 18 mEq/L, Be +2. Diagnosa
keperawatan dari kasus diatas adalah
A. Pola nafas tidak efektif
B. Bersihan jalan nafas tidak efektif
C. Gangguan pertukaran gas
D. Resiko aspirasi
E. gangguan ventilasi spontan

PEMBAHASAN:
DO: Pasien sesak, frekuensi nafas 32x/i, saturasi oksigen 98%, hasil pemeriksaan
AGD, ph 7,30, pco2 50 mmhg, hco3 18 mEq/L, Be +2
Dari data diatas dapat disimpulkan diagnosa prioritas pada pasien adalah gangguan
pertukaran gas yang ditandai dengan sesak nafas, takipnea dan pH darah yang
abnormal. Gangguan pertukaran gas adalahKelebihan atau kekurangan oksigenasi
dan atau eleminasi karbondioksida pada membran alveoluskapiler.

161. Seorang laki-laki (45 tahun) dibawa ke RS dengan keluhan nyeri dada hebat
yang menjalar ke lengan kiri. Hasil pengkajian: nyeri menetap, skala nyeri 7, tekanan
darah 160/100mmHg, frekuensi nadi 112x/menit. Pasien memiliki riwayat angina
pectoris. Apakah tindakan keperawatan yang tepat dilakukan oleh perawat?
A. lakukan teknik distraksi guided imagery
B. Lakukan teknik relaksasi napas dalam
C. Kolaborasi pemberian ISDN sublingual
D. Lakukan pemeriksaan enzim jantung
E. Lakukan pemeriksaan EKG
PEMBAHASAN:
Nyeri hebat dengan skala 7 yang terjadi pada klien disebabkan oleh angina yang
terjadi pada klien. Manajemen nyeri yang diberikan pada klien tergantung pada skala
nyeri. Nyeri ringan-sedang dapat menggunakan relaksasi ataupun distraksi.
Sedangkan nyeri hebat skala 7-9 membutuhkan kolaborasi pemberian analgetik.
Berdasarkan data tersebut maka tindakan yang tepat dilakukan oleh perawat adalah
Kolaborasi pemberian ISDN sublingual.

162. Seorang batita dibawa ke UGD karena batuk dan riwayat demam 3 hari lalu.
Hasil pengkajian: anak rewel karena sesak dan tidak dapat mengeluarkan dahaknya,
tidak mau makan dan minum. Hasil auskultasi: crackles di lobus kanan dan
wheezing. Frekuensi napas 40x/menit dan suhu 37,8 derajat celcius. Apakah
tindakan keperawatan utama pada kasus?
A. menganjurkan minum air hangat
B. melakukan suction
C. melatih napas dalam dan batuk efektif
D. memberikan terapi oksigen
E. memberikan terapi inhalasi

PEMBAHASAN:
e. Memberikan terapi inhalasi
Salah satu intervensi yang diberikan yakni dengan terapi inhalasi. Terapi inhalasi
merupakan intervensi kolaborasi dengan pemberian obat secara langsung ke saluran
napas melalui penghisapan uapnya. Dengan adanya terapi ini, diharapkan dapat
mengencerkan sputum agar dapat dikeluarkan secara lebih mudah.

163. Seorang laki-laki (34 tahun) dirawat di RSJ. Hasil pengkajian: pasien tampak
pucat, tidak mau makan dan minum. Pasien mengatakan dia harus berpuasa selama
3 bulan berturut-turut karena ia yakin jika hal tersebut dilakukannya ia akan masuk
surga. Apakah masalah keperawatan yang tepat ?
A. Waham agama
B. Waham somatik
C. Waham nihilistik
D. Waham kebesaran
E. Waham curiga

PEMBAHASAN:
Data fokus diangkatkannya masalah keperawatan waham agama adalah; pasien
mengatakan dia harus berpuasa selama 3 bulan berturut-turut karena dirinya yakin
jika hal tersebut dilakukannya, ia akan masuk surga.

164. Seorang laki-laki (34 tahun) dibawa ke RS dengan fraktur Os. Nasal. Pasien
tampak meringis, nyeri hilang timbul mendenyut-denyut pada bagian hidung
sehingga sulit untuk istirahat. Skala nyeri 5, tekanan darah 110/80 mmHg, frekuensi
napas 82x/menit, frekuensi napas 20x/menit, suhu 36,5 C. Pasien direncanakan
untuk dilakukan tindakan operasi besok pagi. Apakah tindakan keperawatan yang
paling tepat untuk pasien ?
A. Mendampingi pasien untuk mengurangi kecemasan
B. Menjelaskan prosedur operasi yang akan dilakukan
C. Berkolaborasi dalam memberikan obat analgesic
D. Memodifikasi lingkungan untuk mendukung istirahat
E. Menganjurkan pasien mengatur posisi tidur yang nyaman

PEMBAHASAN:
DS : Pasien mengatakan nyeri hilang timbul terasa cenut-cenut pada bagian hidung
sehingga sulit untuk istirahat, skala nyeri 5 (nyeri sedang).
DO : Pasien tampak meringis.
Masalah Keperawatan pada pasien adalah Nyeri Akut. Sehingga, tindakan
keperawatan yang paling tepat pada kasus pasien di atas adalah berkolaborasi
dalam memberikan obat analgesic untuk mengurangi nyeri yang dirasakan pasien.

165. Seorang perempuan (24 tahun) di rawat di RS dengan keluhan sesak napas
terutama pada saat berbaring. Hasil pengkajian: pasien tampak sesak, suara napas
pendek, wheezing di seluruh lapang paru, dan frekuensi napas 28x/menit. Apa
tindakan yang harus dilakukan perawat?
A. Posisikan semi fowler
B. Pemberian bronkodilator
C. Mengajarkan batuk efektif
D. Pemberian terapi inhalasi
E. Lakukan fisioterapi dada

PEMBAHASAN:
Jawaban tepat: d. Pemberian terapi inhalasi - terapi inhalasi merupakan
penanganan awal yang diberikan pada serangan asma dengan pemberian obat yang
diberikan secara aerosol guna meringankan gejala sesak napas

166. Seorang perempuan (31 tahun) G2P0A1 hamil 26 minggu datang ke IGD
dengan keluhan nyeri saat berjalan terutama saat naik dan turun tangga dan saat ini
mengalami flek kehitaman. Diketahui riwayat kehamilan sebelumnya abortus dengan
kejadian yang sama seperti ini. TTV dalam batas normal, hasil USG diketahui posisi
plasenta menutupi jalan lahir. Apakah intervensi keperawatan yang tepat dilakukan
terhadap pasien untuk mencegah terjadinya perdarahan lanjutan ?
A. Menganjurkan pasien untuk bedrest total
B. Menganjurkan pasien untuk menghindari latihan kegel
C. Menganjurkan pasien untuk menghindari hubungan seksual
D. Menganjurkan pasien untuk meminimalkan aktivitas fisik
E. Menganjurkan pasien untuk menghindari menahan BAK

PEMBAHASAN:
Kasus diatas merupakan masalah Plasenta Previa. Plasenta Previa adalah plasenta
yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi
sebagian atau seluruh jalan lahir, dengan salah satu tanda gejala perdarahan tanpa
sebab. Masalah keperawatan utama pada kasus plasenta previa adalah risiko
perdarahan. Maka salah satu intervensi utama yang harus dilakukan adalah
menganjurkan pasien untuk bedrest total. Semua opsi benar, namun yang paling
utama adalah: bed rest total. Sehingga dapat menurunkan risiko perdarahan pada
pasien.

167. yang lalu, tidak mengnosumsi obat yang diberikan dokter, tapi membeli
ramuan dari luar. Hasil GDS 60 mg/dl Apakah tindakan yang tepat dilakukan
oleh perawat?
A. Memberikan minuman manis pada pasien
B. Monitor Glukosa darah
C. Memberikan dextrose 40 %
D. Menganjurkan untuk segera makan nasi
E. Injeksi insulin 10 iu

PEMBAHASAN:
Berdasarkan data diatas pasien mengalami Hipoglikemi Hipoglikemia adalah kondisi
ketika kadar glukosa (gula darah) berada di bawah normal. Hipoglikemia pada
pasien diabetes yang dirawat di rumah sakit biasanya terjadi akibat obat penurunan
glukosa darah yang dikonsumsi. Tindakan yang tepat pada pasien tersebut adalah
Memberikan dextrose 40%, hal ini merupakan penangan hipoglikemi pada pasien
yang sudah mengalami penurunan kesadaran.

168. Perawat sedang melakukan pengkajian keluarga. Hasil pengkajian: seorang


ibu (26 tahun) postpartum anak pertama seminggu yang lalu, ingin mengetahui
program KB. Ibu belum pernah menggunakan alat kontrasepsi dan ingin memberikan
jarak kehamilan untuk anak keduanya. Ibu ingin menggunakan KB yang aman dan
tidak mengganggu pemberian ASI. Apakah tindakan keperawatan yang tepat
dilakukan oleh perawat?
A. Memberikan pendidikan kesehatan mengenai cara penggunaan kontrasepsi
B. Konseling mengenai keuntungan penggunaan kontrasepsi pada ibu hamil
C. Memberikan pendidikan kesehatan mengenai jenis alat kontrasepsi yang
aman
D. Memberikan pendidikan kesehatan mengenai faktor risiko penggunaan
alat kontrasepsi
E. Mendukung ibu untuk menggunakan kontrasepsi demi kebaikan ibu

PEMBAHASAN:
Dari data diatas, maka tindakan keperawatan yang tepat diberikan oleh perawat yaitu
memberikan pendidikan kesehatan mengenai jenis alat kontrasepsi yang aman
karena ibu mengatakan ingin menggunakan KB yang aman dan tidak mengganggu
ASI. Oleh karena itu penting diberikan terlebih dahulu mengenai jenis alat dari
kontrasepi sehingga ibu bisa memilih kontrasepsi yang aman dan tidak mengganggu
ASI.

169. disebuah desa didapatkan data bahwa sebagian besar masyarakat yang
terkena hipertensi tidak mengontrol pola makannya. Perawat puskesmas
memberikan pendidikan kesehatan tentang diet hipertensi Apakah kriteria
evaluasi sumatif yang dapat dinilai oleh perawat?
A. klien memberikan respon positif terhadap pendidkan kesehatan yang diberikan
B. masyarakat mendengarkan kegiatan dari awal sampai akhir
C. masyarakat antusias saat berdiskusi
D. masyarakat mengetahui tentang diet hipertensi
E. masyarakat mampu merubah pola makannya

PEMBAHASAN:
Untuk mencapai tujuan dari pendidikan kesehatan tersebut terdapat beberapa cara
untuk mengevaluasi pendidikan kesehatan/intervensi keperawatan yang kita berikan
diantara:
1. Evaluasi formatif Merupakan evaluasi yang sifatnya adalah evaluasi sementara,
dilaksanakan selama program berjalan, yang sifatnya untuk perbaikan program atau
tindakan.
2. Evaluasi sumatif evaluasi sumatif adalah evaluasi final untuk melihat hasil
keseluruhan dari program yang telah selesai dilaksanakan apakah berhasil atau tidak
atau ditujukan untuk melihat apakah terjadi perubahan perilaku klien setelah
diberikan penyuluhan.

170. Perawat sedang mengunjungi keluarga dengan seorang perempuan (30


tahun) sering mengalami KDRT oleh suaminya sejak usaha suami gulung tikar 2
bulan lalu. Suami mudah marah, sering memukul isteri, dan berbicara kasar kepada
anaknya yang berusia 5 tahun. Isteri mengatakan sudah lelah menghadapi sikap
suami dan tidak mengetahui harus berbuat apa. Apakah tindakan keperawatan yang
tepat dilakukan oleh perawat?
A. Memberikan konseling kepada keluarga mengenai konsep marah
B. Mengidentifikasi perilaku berisiko suami serta merujuknya untuk melakukan terapi
individu
C. Memberikan pendidikan kesehatan mengenai tanda gejala penganiayaan
D. Memberikan pendidikan kesehatan terkait komunikasi yang baik
E. Membawa suami ke pusat rehabilitasi

PEMBAHASAN:
Berdasarkan kasus diatas, tindakan keperawatan yang dapat dilakukan kepada
kelaurga yaitu mengidentifikasi perilaku berisiko suami serta merujuknya untuk
melakukan terapi individu. Dari sudut pandang keluarga, upaya dalam masalah
rumah tangga yang dapat menimbulkan maladaptasi keluarga dengan keterlibatan
keluarga dalam strategi koping disfungsional seperti mengkambinghitamkan anggota
keluarga, masalah komunikasi dalam keluarga sehingga menimbulkan konflik
keluarga. Oleh karena itu, perlu mengidentifikasi perilaku berisiko suami serta
merujuknya untuk melakukan terapi individu untuk mengendalikan perburukan dan
mencegah terjadinya hal yang lebih buruk.

171. Setelah melakukan kunjungan rumah kepada salah satu ODGJ yang
rawat jalan, perawat ditanya oleh salah satu pegawai puskesmas terkait
penyebab klien mengalami ODGJ. Apa prinsip etik yang harus diterapkan
perawat?
A. veracity
B. confidentiality
C. fidelity
D. autonomy
E. akuntabilitas
PEMBAHASAN:
b. Confidentiality. Dalam kasus ini, yang bertanya terkait kondisi klien adalah orang
lain, sehingga perawat harus menerapkan confidentiality atau dengan kata lain
menjaga kerahasiaan data dan kondisi klien dari orang yang tidak berkepentingan.

172. Seorang laki-laki (40 tahun) dibawa ke IGD dengan Ketoasidosis Diabetik.
Pasien mengalami penurunan kesadaran, GCS 12, terdengar suara napas snoring,
reflek gag (+), tekanan darah 90/60 mmHg, frekuensi nadi 92x/menit, frekuensi
napas 24x/menit, SpO2 98%, GDS 1060 gr/dl. Tindakan pembebasan jalan napas
yang tepat pada pasien adalah…
A. Memasang Oropharyngeal Airway
B. Memasang Nasogastric Tube
C. Memasang Endotracheal Tube
D. Memasang Orogastric Tube
E. Memasang Nasopharyngeal Airway

PEMBAHASAN:
tindakan pembebasan jalan napas yang tepat adalah memasang Nasopharyngeal
Airway (NPA) karena pasien masih memiliki reflek gag (+) : reflek muntah, tersedak,
dan batuk.

173. Seorang perempuan (23 tahun) mencoba bunuh diri karena merasa telah
membunuh anaknya dalam kecelakaan sebulan lalu. Kemarin, suaminya
meninggalkannya karena malu, sedangkan ayahnya sejak setahun dirawat di RSJ
karena dikuasai halusinasi hingga mencoba membunuhnya. Apa faktor predisposisi
dari kasus?
A. Faktor Genetik
B. Trauma masa lalu
C. Ditinggal suaminya
D. Kematian anaknya
E. Trauma kecelakaan bersama anaknya

PEMBAHASAN:
Faktor predisposisi dan faktor presipitasi sering kali digali dalam mengkaji pasien
dengan gangguan jiwa ataupun masalah psikososial. Faktor predisposisi adalah
faktor yang mempengaruhi jumlah dan jenis sumber yang dapat digunakan untuk
mengatasi stres. Faktor predisposisi ditemukan sebagai KEJADIAN/FAKTOR YANG
PALING AWAL TERJADI (JAUH SEBELUM PENGKAJIAN). Faktor presipitasi
adalah stimulus dari internal ataupun eksternal yang mencakup durasi dan frekuensi
terpapar dan jumlah yang dialami. Faktor presipitasi ditandai sebagai
KEJADIAN/FAKTOR YANG PALING AKHIR TERJADI/ KEJADIAN YANG
MENDEKATI WAKTU PENGKAJIAN.

174. Seorang lansia laki-laki (70 tahun) dirawat di rumah pasca stroke 6 bulan lalu.
Klien tinggal berdua bersama istrinya. Hasil pengkajian, skor MMT bagian tubuh
kanan 5 dan bagian tubuh kiri 3. Ia mengatakan ingin berjalan pagi seperti dulu. Apa
tindakan keperawatan yang tepat untuk dilakukan?
A. melatih range of motion aktif dan pasif
B. melatih klien menggunakan tongkat
C. menganjurkan keluarga untuk membelikan kursi roda
D. memodifikasi lingkungan supaya klien bisa belajar berjalan secepat mungkin
E. mengizinkan klien untuk berjalan pagi ditemani istrinya supaya bahagia

PEMBAHASAN:
a. melatih range of motion aktif dan pasif Range of motion (ROM) diperlukan untuk
meningkatkan kekuatan otot dan gerakan sendi pada klien yang mengalami
penurunan kekuatan otot seperti pada kasus.

175. Seorang perempuan (22 tahun) dirawat di RS karena fraktur tertutup tibia
1/3 proksimal. Hasil pengkajian: daerah fraktur tampak bengkak. Klien mengeluh
nyeri skala 7, gelisah dan berkeringat. Tekanan darah 150/90 mmHg, frekuensi
nada 108x/menit, frekuensi napas 28x/menit. Apakah tindakan keperawatan yang
tepat dilakukan oleh perawat?
A. Kolaborasi pemberian analgesik
B. Lakukan teknik distraksi
C. Lakukan teknik relaksasi napas dalam
D. Melakukan pembidaian melewati 2 sendi
E. Mengevaluasi adanya krepitasi

PEMBAHASAN:
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa diagnosa keperawatan yang ada
pada klien adalah nyeri akut.
Intervensi untuk nyeri akut adalah manajemen nyeri. pada manajemen nyeri dengan
skala nyeri ringan-sedang dapat dilakukan teknik relaksasi dan distraksi. sedangkan
untuk kondisi nyeri berat diperlukan kolaborasi manajemen analgesik. skala nyeri
pada pasien adalah 7 dan dikategorikan nyeri berat.

176. Seorang pasien perempuan (60 tahun) dirawat dengan ALO. Hasil
pengkajian: tekanan darah 158/100 mmHg, frekuensi nadi 112x/menit, mukosa bibir
kering, urin berwarna coklat kekuningan dengan jumlah 30 cc/24 jam. Pasien
mendapatkan terapi cairan infus KN2 sebanyak 1 kolf habis dalam waktu 24 jam
dengan faktor tetesan 20. Berapakah tetesan infus yang diatur pada infus pasien ?
A. 7 tetes/menit
B. 8 tetes/menit
C. 10 tetes/menit
D. 12 tetes/menit
E. 14 tetes/menit

PEMBAHASAN:
Jumlah tetesan per menit
= (jumlah cairan x factor tetes) : (waktu x 60)
= (500 x 20) : (24 x 60)
= 10000 : 1440
= 6,9 ≈ 7 tetes/menit
Jadi, tetesan infus yang diatur pada infus pasien yaitu 7 tetes/menit
177. dilakukan kurang tepat dan tidak sesuai SOP. Perawat tersebut tidak terima
dengan teguran tersebut sehingga timbul konflik diantara keduanya. Ketua tim
berusaha meminta keterangan dari kedua belah pihak untuk menyelesaikan konflik
tersebut. Apakah metode penyelesaian konflik yang dilakukan ketua tim dalam
penyelesaian masalah ?
A. Negosiasi
B. Kolaborasi
C. Akomodasi
D. Menghindar
E. Kompetisi

PEMBAHASAN:
Metode penyelesaian konflik dalam kasus tersebut yaitu dengan akomodasi. Pada
kasus ini, ketua tim memberikan alternative kepada kedua belah pihak yang
bertingkai untuk menyelasaikan masalah. Hal ini sesuai dengan manajemen konflik
akomodasi, dimana Pada strategi ini, pihak manajemen RS memberi kesempatan
pada perawat untuk mengatur strategi pemecahan masalah, khususnya apabila
permasalahan tersebut penting. Hal ini memungkinkan timbulnya kerjasama dengan
memberi kesempatan pada mereka untuk membuat keputusan. Perawat yang
menjadi bagian dalam konflik dapat mengakomodasikan pihak lain dengan
menempatkan kebutuhan pihak lain di tempat yang pertama.

178. Ketika mengkaji APGAR menit ke- 5 , perawat menemukan bahwa badan
bayi merah sedangkan ekstremitasnya biru, gerakannya lemah, kemudian menangis
kuat ketika distimulasi, pernapasannya baik dan teratur, HR 110x/menit Berapa skor
APGAR pada bayi?
A. 8
B. 7
C. 9
D. 6
E. 5

PEMBAHASAN:
Jawaban yang tepat : a. 8 Dalam hal ini total skor APGAR nya adalah 8, di mana
total skor7-10 masuk pada klasifikasi normal/vigorous baby

179. Seorang kepala ruangan ICU sangat patuh terhadap peraturan yang telah
ditetapkan oleh kepala manajer rumah sakit dalam menjalankan perannya, sehingga
menimbulkan kesulitan untuk fleksibel dalam mengatur kinerja organisasi dan SDM
tenaga keperawatan sesuai kondisi nyata di lapangan. Apakah tipe kepemimpinan
yang diterapkan oleh kepala ruangan?
A. Demokratis
B. Partisipatif
C. Autokratis
D. Laisserz faire
E. Birokratis
PEMBAHASAN:
Kepala ruangan sangat patuh terhadap peraturan yang telah ditetapkan oleh kepala
manajer rumah sakit dalam menjalankan perannya sehingga menimbulkan kesulitan
untuk fleksibel dalam mengatur kinerja organisasi dan sumber daya manusia tenaga
keperawatan sesuai kondisi nyata di lapangan. Maka, tipe kepemipinan yang
duterapkan yaitu birokratis. Birokratis merupakan gaya kepemimpinan yang ditandai
dengan keterikatan yang terus-menerus kepada aturan-aturan organisasi. Gaya ini
menganggap bahwa kesulitan-kesulitan akan dapat diatasi bila setiap orang
mematuhi peraturan. Keputusankeputusan dibuat berdasarkan prosedur-prosedur
yang baku dari instansi terkait.

180. Seorang perempuan (34 tahun) dirawat dengan Neglected Dislocation Hip.
Pasien mengalami kecelakaan dan tidak dapat duduk sejak 5 bulan lalu dengan
ROM terbatas, tekanan darah 130/80 mmHg, frekuensi nadi 86x/menit, dan frekuensi
napas 22x/menit. Pada area pinggul terdapat luka tekan yang dangkal pada
sebagian besar dermis dan pinggiran luka berwarna marah muda. Apakah klasifikasi
luka decubitus pada pasien ?
A. Derajat I
B. Derajat II
C. Derajat III
D. Derajat IV
E. Unstageable

PEMBAHASAN:
Tampak luka tekan pada area pinggul, luka dangkal terjadi pada sebagian besar
dermis, tampak pinggiran luka berwarna marah muda. Berdasarkan data tersebut
pasien mengalami luka tekan derajat II. Luka tekan atau luka dekubitus adalah
kerusakan lokal pada kulit dan jaringan lunak di bawahnya akibat tekanan yang
berkepanjangan. Luka tekan biasanya terjadi pada area penonjolan tulang seperti
tumit, siku, pinggul, dan area sacrum.

181. Seorang laki-laki 22 tahun di bawa ke RS dengan keluhan demam sejak 3


hari yang lalu. Hasil pengkajian klien mengeluh demam dengan suhu 38,8°C, nyeri
kepala dan nyeri pada persendian. Klien akan dilakukan pemeriksaan rumple leed,
saat ini perawat sedang mengukur tekanan darah pasien dengan hasil 110/80 mmHg
Apa langkah selanjutnya yang dilakukan oleh perawat?
A. Melepaskan ikatan manset pada pasien
B. Memasang manset tensimeter di lengan atas kira-kira 3 jari di atas fossa cubiti
C. Pompa sphygmomanometer sampai batas poin rata-rata tekanan sistol dan
diastole
D. Tahan sphygmomanometer sekitar 5 menit
E. Hitung jumlah petekie di bawah antecubital fossa pasien

PEMBAHASAN:
Touniquet test atau Rumple Leed test merupakan bagian dari rangkaian diagnostik
untuk dengue fever yang disarankan oleh WHO. Prosedur ini merupakan penanda
kerapuhan kapiler pada pasien dengue fever. Prosedur : 1. Lakukan identifikasi
pasien 2. Periksa catatan medis paseien 3. Cuci tangan 4. Jelaskan prosedur dan
tujuan tindakan pada pasien 5. Posisikan pasien senyaman mungkin 6. Pasang
manset tensimeter di lengan atas kira-kira 3 jari di atas fossa cubiti 7. Pompa
sphygmomanometer sampai mendapatkan hasil tekanan darah pasien 8. Pompa
sphygmomanometer sampai batas poin rata-rata tekanan sistol dan diastol 9.
Setelah 5 menit, lepaskan pompa dan tunggu selama 2 menit. 10. Hitung jumlah
petekie di bawah antecubital fossa pasien. 11. Hasil positif didapatkan jika terdapat
10 atau lebih petekie pada diameter lingkaran 5 cm.

182. Seorang laki-laki (29 tahun) dirawat di ruang isolasi dengan konfirmasi kasus
positif Covid 19 . Hasil pengkajian: Pasien mengeluh sesak napas, batuk berdahak,
sakit kepala dan kehilangan penciuman. Perawat akan melakukan nebulisasi kepada
pasien sesuai dengan orderan dokter Manakah tindakan yang tepat dilakukan
perawat?
A. Menggunakan APD level 1 untuk nebulisasi pasien
B. Mendelegasikan kepada sejawat lain
C. Memberikan terapi oksigen terlebih dahulu
D. Menggunakan APD level 3 untuk nebulisasi
E. Menggunakan masker bedah selama proses nebulisasi

PEMBAHASAN:
Penggunaan APD pada Penanganan Covid 19 menurut Kemenkes:
1. Tingkat pertama untuk tenaga kesehatan yang bekerja di tempat praktik umum
dimana kegiatannya tidak menimbulkan risiko tinggi, tidak menimbulkan aerosol.
APD yang dipakai terdiri dari masker bedah, gaun, dan sarung tangan pemeriksaan.
2. Tingkat kedua dimana tenaga kesehatan, dokter, perawat, dan petugas
laboratorium yang bekerja di ruang perawatan pasien, di ruang itu juga dilakukan
pengambilan sampel non pernapasan atau di laboratorium, maka APD yang
dibutuhkan adalah penutup kepala, google, masker bedah, gaun, dan sarung tangan
sekali pakai.
3. Tingkat ketiga bagi tenaga kesehatan yang bekerja kontak langsung dengan
pasien yang dicurigai atau sudah konfirmasi Covid-19 dan melakukan tindakan
bedah yang menimbulkan aerosol, maka APD yang dipakai harus lebih lengkap yaitu
penutup kepala, pengaman muka, pengaman mata atau google, masker N95, cover
all, sarung tangan bedah dan sepatu boots anti air.

183. Suatu rumah sakit memiliki kapasitas 200 unit tempat tidur. Pada tanggal 22
Maret 2021 terjadi pengurangan tempat tidur sebanyak 20 unit. Jumlah total hari
rawatan hingga akhir Maret 2021 mencapai angka 4000 Berapakah Bed Occupancy
Ratio (BOR) rumah sakit pada bulan Maret 2021?
A. 50%
B. 64,51%
C. 66,67%
D. 71,68%
E. 90,90%

PEMBAHASAN:
Rumus perhitungan Bed Occupancy Ratio (BOR) dengan pengurangan tempat tidur:
(jumlah hari perawatan) / ((jumlah tempat tidur periode sebelum pengurangan x
jumlah hari periode sebelum pengurangan) + (jumlah tempat tidur periode setelah
pengurangan x jumlah hari periode setelah pengurangan))) x 100% = (4000 / ((200 x
21) + (180 x 10))) x 100% = (4000 / (4200 + 1800)) x 100% = (4000 / 6000) x 100% =
66,67% (C)

184. berdasarkan hasil pengkajian disebuah desa didapatkan data bahwa 35%
penduduk merupakan lansia, lansia banyak mengeluh sakit pada kepala dan
tengkuk, sulit tidur, kaki dan tangan sering kesemutan. Perawat lalu melakukan
screening kesehatan pada lansia apakah jenis tindakan yang sedang dilakukan
perawat saat ini?
A. tindakan promotif
B. pencegahan sekunder
C. pencegahan primer
D. tindakan kuratif
E. pencegahan tersier

PEMBAHASAN:
Berdasarkan data diatas, maka saat ini tindakan yang dilakukan oleh perawat
merupakan pencegahan sekunder, dimana pencegahan sekunder ini merupakan
pencegahan yang diberikan kepada individu ataupun masyarakat yang memiliki
risiko terjadi masalah kesehatan. Beberapa tindakan yang dilakukan dapat berupa
tindakan penemuan penyakit , proses rujukan, pemeriksaan kesehatan dan
pengobatan yang adekuat Maka dari itu jawaban yang tepat untuk soal ini adalah
Pencegahan Sekunder.

185. Seorang perempuan (25 tahun) dibawa ke IGD dengan fracture terbuka
femur dextra. Pasien mengalami penurunan kesadaran, GCS 10, tekanan darah
85/60 mmHg, frekuensi nadi 115x/menit teraba lemah, frekuensi napas 22x/menit,
suhu 37,5 C, CRT > 3 detik, akral dingin dan basah, membrane mukosa kering.
Pasien mengalami perdarahan arteri sebanyak 1200 cc. Tindakan keperawatan yang
tidak tepat pada pasien adalah..
A. Melakukan bebat tekan (bandaging)
B. Mereposisi fraktur pada pasien
C. Memberikan posisi syok
D. Memberikan terapi cairan intravena
E. Mengambil sampel darah untuk uji lab

PEMBAHASAN:
Masalah keperawatan yang tepat pada pasien adalah Risiko Syok. Sehingga,
tindakan keperawatan pada pasien bertujuan untuk menghentikan perdarahan dan
mencegah terjadinya syok. Dari pilihan jawaban, tindakan yang tidak tepat adalah
mereposisi fraktur pada pasien. Mereposisi tulang pada fraktur merupakan tindakan
yang tidak diperbolehkan.

186. seorang perempuan datang ke puskesmas dengan keluhan mual muntah


lebih dari 5 kali setiap hari dan nafsu makan menurun . Klien hamil dengan usia
kehamilan 12 minggu. klien juga tampak lemah dan membran mukosa pucat, terjadi
penurunan berat badan 5 Kg dari berat badan semula 55 kg. apakah masalah
keperawatan yang dialami pasien saat ini?
A. nausea
B. risiko defisit nutrisi
C. hipovolemia
D. risiko ketidak seimbangan cairan
E. defisit nutrisi

PEMBAHASAN:
dari data diatas, maka diagnosa/masalah keperawatan yang dialami ibu adalah
Defisit Nutrisi dimana defisit nutrisi ini merupakan keadaan ketia asuan nutrisi tidak
cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme.

187. Perawat sedang mengkaji salah satu pasien yang mengalami depression-
anxiety. Manakah pernyataan klien yang merupakan faktor presipitasi dirawatnya
klien?
A. saya lelah karena pembimbing selalu menolak judul skripsi sejak semester lalu
B. Ibu sejak dulu sering panik
C. Hidup saya tidak pernah tenang hingga kini
D. Pacar saya menikah dengan orang lain minggu lalu
E. Saya setengah tahun lalu diobatkan di sini entah kenapa

PEMBAHASAN:
Jawaban yang tepat : d. Pacar saya menikah dengan orang lain minggu lalu
Faktor predisposisi dan faktor presipitasi sering kali digali dalam mengkaji pasien
dengan gangguan jiwa ataupun masalah psikososial. Faktor predisposisi adalah
faktor yang mempengaruhi jumlah dan jenis sumber yang dapat digunakan untuk
mengatasi stres. Faktor predisposisi ditemukan sebagai KEJADIAN/FAKTOR YANG
PALING AWAL TERJADI. Faktor presipitasi adalah stimulus dari internal ataupun
eksternal yang mencakup durasi dan frekuensi terpapar dan jumlah yang dialami.
Faktor presipitasi ditandai sebagai KEJADIAN/FAKTOR YANG PALING AKHIR
TERJADI/ KEJADIAN YANG MENDEKATI WAKTU PENGKAJIAN.

188. Seorang perempuan (58 tahun) dirawat diruang neurologi dengan keluhan
sakit kepala. Hasil pengkajian: penglihatan kabur, hemiparese ekstermitas kanan,
pasien berbicara tidak jelas dan kesulitan menelan. Perawat akan melakukan
pemeriksaan syaraf kranial IX Apakah perintah yang harus diberikan perawat?
A. Minta klien untuk mengatakan "ah" dan minta pasien menguap
B. Minta pasien menelan dan berbicara
C. Minta klien untuk menjulurkan lidah
D. Minta klien untuk tersenyum dan mengangkat alis
E. Minta pasien memoncongkan mulutnya

PEMBAHASAN:
Pemeriksaan syaraf kranial IX merupakan syaraf glosofaringeal. Syaraf ini berfungsi
untuk Rasa 1/3 posterior lidah, reflex tersedak faring, sensasi dari gendang telingan
dan saluran telinga, menelan dan otot-otot fonasi pada faring. Teknik pemeriksaan
pada syaraf glosofaringeal dengan Minta klien untuk mengatakan "ah" dan minta
pasien menguap untuk mengamati gerakan tekak lidah dan langit-langi.

189. Seorang laki-laki (37 tahun) dibawa keluarga ke IGD RSJ setelah merusak
lingkungan dan melempar ibunya dengan batu. Saat ditenangkan pasien berteriak
dengan keras sambil berbicara kotor bahwa dirinya tidak gila, wajah tampak
memerah, pandangan tajam serta tangan mengepal. Apakah masalah keperawatan
yang tepat?
A. waham
B. Perilaku kekerasan
C. resiko perilaku kekerasan
D. isolasi sosial
E. harga diri rendah

PEMBAHASAN:
Jawaban yang tepat adalah : b. perilaku kekerasan DO: pasien dibawa keluarga ke
IGD RSJ setelah merusak lingkungan dan melempar ibunya dengan batu. Saat
ditenangkan pasien berteriak dengan keras sambil berbicara kotor bahwa dirinya
tidak gila, wajah tampak memerah, pandangan tajam dan tangan mengepal. Data-
data diatas menunjukkan bahwa pasien mengalami masalah keperawatan perilaku
kekerasan, karena secara aktual pasien telah aktif melakukan tindakan kekerasan
yaitu mengamuk dan melempar ibu dengan batu. Perilaku kekerasan adalah
kemarahan yang diekspresikan secara berlebihan dan tidak terkendali secara verbal
sampai dengan mencederai orang lain dan atau merusak lingkungan, dimana waktu
observasi dari perilaku kekerasan itu sendiri adalah 1-3 hari dari tindakan kekerasan
yang dilakukan. Tanda dan gejala: mengancam, mengumpat dengan kata-kata
kasar, suara keras, bicara ketus, menyerang orang lain, melukai diri sendiri, melukai
orang lain, merusak lingkungan dan berprilaku agresif atau amuk

190. Seorang pasien dibawa ke IGD karena trauma thorax dengan ekstrim
dispnea, takikardia dan hipoksia. Hasil pengkajian: terdapat jejas di dada area mid
axila kiri, hilangnya suara napas di lapang paru kiri, deviasi trakea dan distensi vena
leher. Hasil x-ray: gambaran pneumothorax. Apakah tipe pneumothorax yang dialami
oleh pasien tersebut?
A. open pneumothorax
B. penumothorax terbuka
C. tension pneumothorax
D. hematothorax
E. hematothorax masif

PEMBAHASAN:
Kondisi yang terjadi pada pasien tersebut adalah tension pneumothorax. Kondisi ini
terjadi apabila ada mekanisme ventil, kebocoran udara yang berasal dari paru-paru
atau dari luar melalui dinding dada, masuk ke dalam rongga pleura paru-paru atau
dari luar malalui dinding dada, masuk ke rongga pleura dan tida dapat keluar maka
udara akan semakin banyak di satu sisi rongga pleura, sehingga menyebabkan paru-
paru sebelahnya tertekan dan mediastinum akan terdorong. Tension pneumothorax
biasanya ditandai dengan gejala nyeri dada, sesak yang berat, distress pernapasan,
takikardia, hipotensi, deviasi trakea, hilangnya suara napas pada satu sisi dan
distensi vena leher.

191. Seorang laki-laki (17 tahun) dibawa ke RS karena DHF. Hasil pengkajian:
pasien mengeluh sakit kepala, nyeri persendian dan lemah. Perawat melakukan
pemasangan infus, akan tetapi pembuluh vena sulit ditemukan akibat pasien yang
cemas. Perawat menganjurkan pasien untk rileks dan memilih vena yang akan
diinsersi. Apakah tindakan yang tepat dilakukan perawat?
A. Fiksasi pangkal IV cath dengan plester secara menyilang
B. tusukkan pada vena dengan posisi jarum mengarah ke atas
C. Pasang handsoon steril
D. Bendung dengan tourniquet 10 - 12 cm di atas area penusukan
E. cuci tangan

PEMBAHASAN:
Prosedur Pemasangan infus: 1. Cuci tangan. 2. Dekatkan alat, tempatkan standard
infus di sisi ekstremitas (lokasi insersi) dengan tinggi 90 cm dari bed. 3. Buka infus
set, periksa kelengkapan dan fungsi bagian-bagiannya, letakkan klem 1/3 atas dalam
posisi terkunci dan biarkan ujung selang tertutup dengan penutup yang tersedia. 4.
Hubungan selang infus dengan botol cairan, gantungkan pada standard infus, isi
tabung 1/2 bagian, keluarkan udara dari selang infus dengan mengalirkan cairan dan
kunci kembali klem. Tutup ujung selang infus dengan jarum penutup, letakkan pada
standard infus. 5. Pilih vena yang akan diinsersi dan letakkan pengalas di daerah
yang akan ditusuk 6. Lakukan pembendungan dengan tourniquet 10-12 cm di atas
area penusukan 7. Pasang handscoon, desinfeksi daerah yang akan ditusuk dengan
swab alkohol secara melingkar dari dalam ke luar dengan diameter 5 cm. 8. Buka IV
cath, lalu tusukkan pada vena dengan posisi jarum mengarah ke atas, dengan sudut
20 - 30 derajad 9. Bila jarum berhasil masuk ke pembuluh vena, akan terlihat darah
mengalir masuk pada IV cath, tarik jarum perlahan sambil mendorong kanul ke
dalam vena. Ketika kanul sudah berada dalam vena, sambungkan pangkal IV cath
dengan selang infus, longgarkan tourniquet. 10. Alirkan/atur tetesan infus sesuai
dengan program terapi. 11. Observasi bila ada edema pada ujung kanul yang sudah
masuk ke vena. 12. Fiksasi pangkal IV cath dengan plester secara menyilang, tutup
tempat penusukan dengan IV dressing (balutan) transparan atau kassa steril*. Tulis
tanggal pemasangan infus dan tempelkan di area penusukan. 13. Pada anak,
anggota gerak yang dipasang infus dipasangkan bidai (spalk) supaya jarum tidak
mudah bergeser. 14. Bereskan alat dan lepaskan handscoon. 15. Cuci tangan 16.
Dokumentasikan tindakan, seperti waktu cairan infus dimulai, jumlah, jenis, dan
tetesan cairan yang diberikan, ukuran jarum, serta respons pasien. 17. Periksa
secara berkala apakah ada bengkak, nyeri, kepucatan, dingin pada kulit sekitar,
kebocoran atau perdarahan dari lokasi penusukan dan perubahan kecepatan tetesan
atau tidak.

192. Setelah melatih seorang lansia (70 tahun) untuk ROM aktif pada ekstremitas,
perawat berjanji untuk kembali dua hari kemudian untuk mengevaluasi latihan ROM
klien. Namun di hari yang dijanjikan, ada lansia lain yang harus dirujuk ke RS dan
didampingi perawat. Akibatnya perawat baru mengunjunginya esok harinya. Apa
prinsip etik yang dilanggar perawat?
A. Fidelity
B. Confidentiality
C. Veracity
D. Autonomy
E. Justice

PEMBAHASAN:
a. fidelity Pada kasus, perawat tidak menepati janji yang sudah disepakati
sebelumnya, meskipun alasan yang dimilikinya juga bersifat mendesak.

193. disebuah desa didapatkan data terdapat banyak genangan air, 65% warga
mengelola sampah dengan cara dibakar, warga tidak memiliki jamban dan
menggunakan sungai untuk MCK, perawat akan melakukan intervensi untuk
meningkatkan PHBS warga siapakah sasaran sekunder dari pelaksanaan phbs ini?
A. kader
B. ketua RW
C. masyarakat
D. kepala puskesmas
E. kepala desa

PEMBAHASAN:
Berdasarkan kasus diatas, maka sasaran sekunder dalam pelaksaan PHBS adalah
Kader Karena sasaran sekunder merupakan orang-orang yang memiliki pengaruh
kepada sasaran primer dalam pengambilan keputusan, salah satu contoh dari
sasaran sekunder yang mampu mempengaruhi sasaran primer ini adalah kader.

194. Seorang anak (5 tahun) dirawat dengan Post Craniotomi hari ke 4. Ketika
melakukan perawatan luka, perawat tidak sengaja menjatuhkan kassa ke lantai.
Karena dirasa tidak kotor, kassa tersebut tetap digunakan untuk menutupi luka
pasien. Apakah prinsip etik yang dilanggar oleh perawat?
A. Veracity
B. Beneficience
C. Fidelity
D. Confidentiality
E. Non-maleficience

PEMBAHASAN:
Non maleficience adalah Prinsip ini berarti segala tindakan yang dilakukan pada
pasien tidak menimbulkan bahaya/cedera secara fisik dan psikologik.

195. Seorang perempuan (22 tahun) dibawa ke RS dengan keluhan lemah akibat
muntah dan diare. BAB 5x sebelum dibawa ke RS disertai dengan muntah sebanyak
3 kali. Tekanan darah 90/60 mmHg, nadi 100x/menit, turgor kulit menurun dan
membran mukosa kering. Apakah diagnosis keperawatan yang tepat
A. Diare
B. Hipervolemi
C. Defisit nutrisi
D. Hipovolemi
E. Resiko ketidakseimbangan elektrolit

PEMBAHASAN:
Berdasarkan data pada kasus di atas masalah keperawatan prioritas pasien tersebut
adalah hipovolemia, yaitu peningkatan volume cairan intravaskular, interstisial, dan/
atau intaseluler. Kata kunci diangkatkan diagnosa ini adalah : peningkatan nadi,
penurunan tekanan darah, penurunan volume urin, mukosa kering dan turgor kulit
menurun.

196. Seorang pensiunan (69 tahun) tinggal bersama anak bungsunya. Ketika
pengkajian, lansia tersebut mengatakan "saya sudah tidak berguna lagi di
dunia". Kalimat tersebut diulangi berulang kali sambil menghela napas lesu. Apa
teknik komunikasi terapeutik yang sebaiknya diterapkan oleh perawat?
A. klarifikasi
B. focusing
C. mendengar aktif
D. diam
E. restating

PEMBAHASAN:
a. Klarifikasi Teknik klarifikasi dilakukan ketika perawat tidak mengerti, tidak
mendengar jelas, tidak paham terkait ucapan klien sehingga perlu diklarifikasi untuk
penyamaan persepsi dengan klien terkait maksud ucapan klien. Teknik ini dapat
diterapkan ketika klien menyampaikan maksud tersirat atau perawat ingin
menyamakan persepsi terkait maksud yang ingin disampaikan klien.

197. Seorang perempuan (67 tahun) dirawat di RS dengan ST Elevation


Myocardial Infarction (STEMI). Pasien mengeluhkan nyeri dada menjalar ke leher,
nyeri timbul saat melakukan aktivitas seperti miring kiri kanan, skala nyeri 6, nyeri
berlangsung selama 3-5 menit. Hasil perekaman EKG menunjukan ST elevasi pada
lead V3 dan V4. Dimanakah lokasi infark pada jantung pasien ?
A. Inferior
B. Antero-septal
C. Lateral
D. Anterior
E. Posterior

PEMBAHASAN:
- ST elevasi menunjukkan terjadinya infark pada jantung
- ST elevasi pada lead V3 dan V4 menjunjukkan terjadi infark yang berlokasi
di bagian Anterior jantung

198. Ruang rawat CVCU dengan 10 unit tempat tidur, terdapat perawat
berpendidikan Ners 12 orang yang memiliki sertifikat pelatihan perawatan pasien
kardiovaskuler. Kepala ruangan membagi perawat tersebut sebanyak 1-4 pasien
untuk setiap perawat. Perawat bertanggung jawab terhadap pengelolaan asuhan
keperawatan pasien secara penuh sejak pasien masuk sampai pasien pulang.
Apakah metode penugasan yang diterapkan di ruang rawat tersebut?
A. Metode tim
B. Metode primer
C. Metode kasus
D. Metode modular
E. Metode fungsional

PEMBAHASAN:
Kepala ruangan membagi perawat tersebut sebanyak 1-4 pasien untuk setiap
perawat. Perawat bertanggung jawab penuh terhadap pengelolaan asuhan
keperawatan pasien sejak masuk sampai pasien pulang. Maka metode penugasan
yang diterapkan di ruang rawat tersebut yaitu metode primer. Karena dimana
perawat bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan
klien mulai dari klien masuk sampai keluar rumah sakit.

199. Seorang perempuan (37 tahun) datang ke puskesmas untuk memeriksakan


kesehatannya. Hasil pengkajian : pasien post melahirkan 1 bulan yang lalu, anak
lahir sehat secara pervaginam, pasien ingin berkonsultasi tentang kontrasepsi yang
cocok untuk dirinya. Pasien saat ini menysui eksklusif, belum mau steril, dan
pasien memiliki riwayat varises. Apakah kontrasepsi yang cocok untuk pasien?
A. Tubektomi
B. IUD
C. Suntik KB
D. Pil KB
E. Implant

PEMBAHASAN:
Berdasarkan data fokus alat kontrasepsi yang cocok untuk pasien adalah IUD yaitu
alat kontrasepsi dalam rahim. Pasien mengalami varises. Varises merupakan suatu
kondisi dimana terjadi pembengkakan dan pelebaran pembuluh darah vena yang
biasanya terjadi pada bagian kaki akibat penumpukan darah. Pada dasarnya
penderita varises tidak dianjurkan untuk menggunakan alat kontrasepsi yang
mengandung hormonal terutama estrogen. Karena dengan penggunaan alat
kontrasepsi hormonal dapat menyebabkan keluhan varises semakin memberat. IUD
merupakan kontrasepsi yang terbuat dari plastik atau plastik dan tembaga ,
diletakkan di dalam rahim dan tidak mengandung hormon. IUD juga tidak
mengganggu produksi ASI sehingga proses menyusui tidak terganggu.

200. Seorang perempuan (33 tahun) dengan status obstetri G3P1A1 dan usia
kehamilan 28 minggu datang ke Puskesmas untuk memeriksa kehamilannya. Klien
mengatakan tidak ada keluhan dan ingin mengetahui bagaimana kondisi janin
didalam rahimnya. Klien menanyakan kepada perawat apakah janinnya sudah
masuk panggul atau belum. Apakah pemeriksaan yag tepat dilakukan perawat untuk
menjawab pertanyaan klien ?
A. Leopold 1
B. Leopold 2
C. Leopold 3
D. Leopold 4
E. Pemeriksaan vaginal touche
PEMBAHASAN:
Pemeriksaan Leopold Leopold I: bertujuan untuk mengetahui letak fundus uteri dan
bagian janin yang terdapat pada bagian fundus uteri Leopold II: bertujuan untuk
menentukan punggung dan bagian kecil janin di sepanjang sisi maternal Leopold III:
bertujuan untuk membedakan bagian dari janin apakah sudah masuk dalam pintu
panggul. Leopold IV: bertujuan untuk meyakinkan hasil yang ditemukan pada
pemeriksaan Leopold III dan untuk mengetahui sejauh mana bagian presentasi
sudah masuk pintu atas panggul. Maka pemeriksaan yang tepat dilakukan perawat
untuk menjawab pertanyaan klien yaitu melakukan pemeriksaan leopold III yang
bertujuan untuk membedakan bagian dari janin apakah sudah masuk dalam pintu
panggul.

201. Seorang perempuan (46 tahun) dibawa ke IGD dengan penurunan


kesadaran. Pasien menderita bipolar dan melakukan puasa selama 7 hari tidak
makan dan tidak meminum obatnya. Pasien mengucapkan kata-kata kacau,
membuka mata ketika dipanggil, dan ketika diberi rangsang nyeri pasien
gelisah bergerak. Bagaimanakah tingkat kesadaran pasien ?
A. Apatis
B. Koma
C. Somnolen
D. Delirium
E. Sopor

PEMBAHASAN:
Data fokus : - E : pasien membuka mata ketika dipanggil : 3 - V : pasien
mengucapkan kata-kata kacau : 3 - M : pasien bergerak gelisah ketika diberi
rangsang nyeri : 4 Nilai GCS

202. Ketika home visit, perawat menjumpai lansia (62 tahun) yang tinggal bersama
anak sulungnya. Anaknya mengatakan klien cenderung menyendiri di kamar, tidak
banyak berinteraksi, bahkan marah jika anaknya mendekati tanpa dipanggil. Hal ini
terjadi sejak sebulan lalu setelah suami klien meninggal. Anaknya hanya bertemu
klien ketika mengantar makanan dan membersihkan kamarnya. Apakah jenis
instrumen pengkajian yang tepat digunakan perawat?
A. pengkajian MMSE
B. pengkajian Indeks Katz
C. pengkajian SPMSQ
D. pengkajian GDS
E. Pengkajian MNA

PEMBAHASAN:
d. Pengkajian GDS Instrumen pengkajian yang digunakan untuk mengkaji lebih lanjut
tanda dan gejala depresi pada lansia yakni geriatric depression scale (GDS)

203. Seorang anak segera berlari di sudut ruangan setelah masuk ke IGD karena
mengaku diteriaki oleh ayahnya untuk tidak mendekati perawat yang akan
membunuhnya. Keluarga mengatakan ayahnya meninggal satu bulan yang lalu. Apa
masalah keperawatan prioritas pada kasus tersebut?
A. Gangguan Sensori Persepsi: Halusinasi Penglihatan
B. Gangguan Sensori Persepsi: Halusinasi Pendengaran
C. Isolasi Sosial
D. Gangguan Proses Pikir: Waham Curiga
E. Berduka

PEMBAHASAN:
b. gangguan sensori persepsi: halusinasi pendengaran. MK ini ditegakkan karena
klien mempersepsikan ‘suara’ yang berasal dari sumber yang tidak nyata.

204. Seorang wanita (usia 56 tahun) dibawa ke IGD dengan penurunan


kesadaran. Hasil pengkajian: Keadaan umum lemah, GCS 7, tekanan darah 160/80
mmHg, frekuensi nadi 70x/menit, frekuensi napas 20x/menit, suhu 36 C, SpO2
96%, GDA 30 mg/dl. Keluarga mengatakan pasien memiliki riwayat DM dan rutin
minum obat. Apakah tindakan keperawatan yang paling tepat untuk pasien ?
A. Memberikan edukasi tanda gejala hipoglikemia
B. Menganjurkan pasien untuk minum manis
C. Mengidentifikasi tanda gejala hipoglikemia
D. Berkolaborasi memberikan obat antihipertensi
E. Berkolaborasi memberikan terapi IVFD D40%

PEMBAHASAN:
Masalah keperawatan pada pasien adalah Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah.
Tindakan keperawatan yang tepat : Manajemen Hipoglikemia. Pada pasien
hipoglikemi dengan kondisi penurunan kesadaran, maka tindakan keperawatan yang
paling tepat adalah berkolaborasi memberikan terapi IVFD D40%

205. Seorang anak (4 tahun) dibawa ke puskesmas karena demam sejak tiga
hari lalu. Hasil pengkajian: frekuensi napas 32x/menit, frekuensi nadi 101x/menit,
suhu tubuh anak 38,8 derajat celcius, tidak ada kaku kuduk dan hasil pemeriksaan
RDT positif. Apa klasifikasi demam anak berdasarkan MTBS?
A. Mungkin DBD
B. Demam mungkin bukan malaria
C. Malaria
D. Campak
E. Demam berdarah dengue (DBD)

PEMBAHASAN:
c. Malaria Klasifikasi malaria ditegakkan jika anak demam (berdasarkan anamnesis
atau teraba panas atau suhu 37,5 ke atas DAN mikroskopis RDT positif (Kemkes,
2015).

206. Seorang laki-laki (42 tahun) di rawat di ruang stroke unit dengan diagnosa
post stroke iskemik. Pasien mengalami kelemahan di sisi badan sebelah kanan dan
berbicara tidak jelas. Bagaimana cara melakukan pemeriksaan tersebut?
A. Minta pasien untuk menggerakkan bahu dan lakukan tahanan sambil melawan
tahanan
B. Minta pasien untuk menelan dan berbicara
C. Minta pasien untuk mengatakan “AAH”
D. Minta pasien untuk tersenyum dan mengangkat alis
E. Minta pasien untuk menjulurkan lidah kemudian menggerakan dari sisi ke sisi

PEMBAHASAN:
Jawaban tepat: e. Minta pasien untuk menjulurkan lidah kemudian menggerakan dari
sisi ke sisi - Pemeriksaan saraf kranial XII atau yang disebut dengan nervus
hipoglossus dilakukan untuk mengecek fungsi pergerakan lidah pada saat berbicara
dan menelan.

207. Seorang wanita (50 tahun) masuk ke IGD dengan Fraktur Costae. Pasien
mengeluh sesak napas dan nyeri pada dada sebelah kiri terutama ketika bernapas,
bergerak, dan batuk. Pasien terlihat pucat dan lemas, tampak jejas di dada kiri,
tekanan darah 185/79 mmHg, frekuensi nadi 89x/menit, frekuensi napas 40x/menit,
SaO2 90%. Manakah tindakan keperawatan yang tidak tepat pada pasien ?
A. Memasang plaster 3 sisi pada area fraktur
B. Memonitor saturasi oksigen dan pola napas
C. Memposisikan pasien dengan posisi semifowler
D. Memasang plaster lebar pada dada sebelah kiri
E. Memberikan terapi Oksigen NRM 10 lpm

PEMBAHASAN:
DS : Pasien mengeluh sesak napas dan nyeri pada dada sebelah kiri terutama ketika
bernapas, bergerak, dan batuk.
DO : Tampak jejas di dada sebelah kiri, RR : 40 x/menit, SaO2 : 90%.
Masalah keperawatan pada pasien adalah Pola Napas Tidak Efektif

208. seorang perempuan (25 tahun) G1P0A0 datang ke puskesmas untuk


memeriksakan kehamilannya. Berdasarkan hasil pengkajian saat ini usia kehamilan
klien adalah 12minggu, klien mengeluh sering mual, merasa ingin muntah serta
kehilangan nafsu makan apakah tindakan keperawatan yang sebaiknya dilakukan?
A. lakukan terapi pemijatan
B. kolaborasi pemberian antiemetik
C. manajemen nutrisi parenteral
D. rujuk untuk psikoterapi
E. kolaborasi pemberian analgetik

PEMBAHASAN:
Dari data diatas, maka diagnosa keperawatan yang bisa kita angkatkan adalah
Nausea Dimana nausea ini adalah perasaan tidak nyaman pada belakang
tenggorokan atau lambuh yang mengakibatkan mual dan muntah. Salah satu
penyebab dari nausea ini adalah disebabkan karena kehamilan. Dari penjelasan
diatas, maka jawaban yang tepat untuk soal ini adalah B “kolaborasi pemberian
antiemetik”
209. Seorang perempuan (45 tahun) dirawat di ruangan kebidanan dengan
kanker serviks. Saat ini pasien sedang menjalani kemoterapi siklus ketiga. Hasil
pengkajian: adanya alergi antibiotic ceftriaxone dan didapatkan skala morse pasien
yaitu 24. Apakah jenis gelang identifikasi yang tepat dipakaikan pada pasien?
A. Gelang berwarna merah muda, abu-abu, merah, dan kuning
B. Gelang berwarna biru dan kuning
C. Gelang berwarna merah muda, abu-abu, dan merah
D. Gelang berwarna biru, kuning, dan merah
E. Gelang berwarna merah muda, merah, dan kuning

PEMBAHASAN:
Pemakaian gelang pasien dibedakan berdasarkan warna yaitu:
- Pasien berjenis kelamin perempuan maka dipakaikan gelang berwarna
merah muda
- Pasien sedang menjalani kemoterapi maka dipakaikan gelang abu-abu
- Pasien alergi antibiotic ceftriaxone maka dipakaikan gelang merah

210. Pihak RS menerima komplain dari keluarga karena permasalahan tempat


tidur pasien tidak seimbang dan rodanya tidak bisa digerakkan. Perawat telah
melaporkannya, namun pihak manajemen sudah memastikan bahwa barang
tersebut baru dibeli itu dalam kondisi baik. Jika ada masalah berarti itu kelalaian
dari perawat ruangan. Hal tersebut menimbulkan perselisihan antara perawat
dengan bidang manajemen keperawatan. Apakah jenis konflik yang terjadi pada
rumah sakit tersebut?
A. Konflik intrapersonal
B. Konflik interpersonal
C. Konflik antar individu-individu dan kelompok
D. Konflik intergroup
E. Konflik antar organisasi

PEMBAHASAN:
Jenis konflik yang dialami oleh perawat berdasarkan kasus tersebut yaitu konflik
intergroup. Konflik antara kelompok dalam organisasi yang sama (Intergroup)
merupakan tipe konflik yang banyak terjadi di dalam organisasi-organisasi. Konflik
antar anggota kelompok yang satu dengan anggota kelompok lainnya, anggota
kelompok pekerja dan anggota manajemen merupakan dua macam contoh konflik
antar kelompok yang biasanya terjadi.

211. Berdasarkan pengkajian DDST II, anak gagal menyuapkan makanan ke


mulutnya dan menyusun 2 kubus/balok di usianya yang ke 18 bulan. Apa interpretasi
DDST yang diperoleh?
A. normal
B. suspect
C. untestable
D. penyimpangan
E. abnormal
PEMBAHASAN:
1. Normal , jika terdapat maksimal 1 caution dan tidak ada delay.
2. Suspect/meragukan , jika pada 1 sektor terdapat 2 keterlambatan/ lebih; pada 1
sektor atau lebih terdapat 1 keterlambatan dan di sektor yang sama tidak ada
yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan usia; atau terdapat minimal 2
caution atau minimal 1 delay.
3. Tidak dapat dites/untestable jika terdapat penolakan ketika pemeriksaan 4.
Abnormal ketika didapat 2 atau lebih delay pada 2 sektor atau lebih; atau dalam 1
sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih delay

212. Seorang laki-laki (36 tahun) dirawat di ruang paru dengan efusi pleura. Hasil
pengkajian: pasien mengalami sesak napas dengan frekuensi napas 28x/menit, dada
terasa nyeri dan berat saat bernapas. Perawat melaporkan kepada dokter keluhan
pasien yang mengalami sesak napas. Sebelumnya perawat telah memberikan posisi
fowler dan obat sesuai orderan dokter. Apakah tindakan selanjutnya yang dilakukan
oleh perawat?
A. Mendokumentasikan S-BAR yang telah dilakukan
B. Merekomendasikan pemberian oksigen pada level maintenance
C. Mendiskusikan kondisi pasien secara rutin kepada dokter
D. Meminta dokter memberikan tanda tangan di dokumen pasien
E. Menunggu saran perawat konsultan

PEMBAHASAN:
Perawat melaporkan kepada dokter mengenai keluhan pasien yang mengalami
sesak napas. Sebelumnya perawat telah memberikan posisi fowler dan obat sesuai
orderan dokter. Perawat telah melakukan komunikasi sampai tahap assessment
pasien dengan menyampaikan hasil keluhan sesak napas masih terjadi. Tindakan
selanjutnya yang dilakukan oleh perawat yaitu recommendation dengan
merekomendasikan pemberian oksigen pada level maintenance.

213. Perawat sedang mengunjungi keluarga binaan dengan lansia (62 tahun).
Klien mengeluh sering merasa haus dan BAK di malam hari sejak seminggu lalu,
tidak ada riwayat DM dan belum pernah cek gula darah. Hasil pengkajian: GDS 220
mg/dl, pola makan tidak teratur dan jarang berolahraga. Klien bertanya tanya tentang
kondisi yang dialaminya sekarang. Apakah tindakan keperawatan yang tepat
diberikan kepada klien?
A. Menganjurkan klien untuk rutin melakukan olahraga
B. Memberikan pendidikan kesehatan mengenai diabetes mellitus
C. Menganjurkan klien untuk mematuhi diet
D. Mengajarkan klien senam kaki diabetic
E. Menganjurkan klien untuk rutin memeriksa gula darah

PEMBAHASAN:
Berdasarkan kasus tersebut, diagnosis keperawatan yang diangkat adalah defisit
pengetahuan. Defisit pengetahuan diangkat menjadi diagnosis pada kasus karena
adanya ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topik
tertentu. Pada kasus klien tidak tau masalah kesehatan yang dialaminya saat ini.
Maka tindakan keperawatan yang tepat diberikan untuk mengatasi masalah yang
dialami oleh warga yaitu memberikan pendidikan kesehatan tentang diabetes
mellitus Melalui pendidikan kesehatan, warga dapat memperoleh informasi yang
memadai dan rasional dari petugas kesehatan tentang diabetes mellitus.

214. Seorang laki-laki (45 tahun) dirawat post op craniotomy. Hasil pengkajian:
pasien tampak hemiparese dextra, tidak mampu menggerakkan tubuhnya serta
reflex fisiologis melambat. Saat dilakukan pemeriksaan otot ekstermitas dextra
pasien hanya bisa menggerakkan tidak mampu untuk mengangkat tangannya.
Berapakah nilai kekuatan otot pasien?
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5

PEMBAHASAN:
Berikut adalah skor penilaian tonus otot: 5: Mampu melawan gravitasi dan melawan
tahanan maksimal 4: Mampu melawan gravitasi dan melawan tahanan ringan 3: Ada
pergerakan, mampu melawan gravitasi 2: Ada pergerakan, tidak mampu melawan
gravitasi 1: Kontraksi otot minimal dapat terasa atau teraba, tanpa menimbulkan
pergerakan 0: Paralisis total Jadi kekuatan otot pasien adalah 2

215. Seorang laki-laki (38 tahun) dirawat dengan luka bakar akibat kecelakaan
kerja. Pasien mengalami luka bakar pada wajah, dada, telapak tangan kanan dan
kiri. Dari rekam medis, BB pasien tercatat 50 kg. Luka tampak memerah dan ada
bullae pada beberapa bagian. Berapakah jumlah cairan yang diberikan kepada
pasien pada 8 jam kedua?
A. 775 cc
B. 1000 cc
C. 1550 cc
D. 3100 cc
E. 4000 cc

PEMBAHASAN:
Luas luka bakar berdasarkan Rule of nine dan Palmar method = wajah + dada +
telapak tangan kanan + telapak tangan kiri = 4,5 % + 9 % + 1 % + 1 % = 15,5 %

Kebutuhan cairan dewasa dalam 24 jam berdasar Formula Baxter: = 4 cc x LB x BB


= 4 cc x 15,5 x 50 kg = 3100 cc / 24 jam Kebutuhan 8 jam kedua: = 25 % x
kebutuhan 24 jam = 25 % x 3100 cc = 775 cc

216. Seorang anak segera berlari di sudut ruangan setelah masuk ke IGD karena
mengaku diteriaki oleh ayahnya untuk tidak mendekati perawat yang akan
membunuhnya. Keluarga mengatakan ayahnya meninggal satu bulan yang lalu. Apa
masalah keperawatan prioritas pada kasus tersebut?
A. Gangguan Sensori Persepsi: Halusinasi Penglihatan
B. Gangguan Sensori Persepsi: Halusinasi Pendengaran
C. Isolasi Sosial
D. Gangguan Proses Pikir: Waham Curiga
E. Berduka

PEMBAHASAN:
Jawaban yang tepat : b. gangguan sensori persepsi: halusinasi pendengaran. MK ini
ditegakkan karena klien mempersepsikan ‘suara’ yang berasal dari sumber yang
tidak nyata

217. Di ruang rawat bedah, ketua tim sedang memimpin diskusi bersama perawat
ruangan setelah melaksanakan handover. Ketua tim membahasan mengenai
rencana asuhan keperawatan yang akan dilakukan oleh perawat dan persiapan akan
dilaksanakan ronde keperawatan pada shift tersebut. Apakah bentuk kegiatan yang
dilakukan oleh perawat tersebut diruangan?
A. Pre conference
B. Supervisi
C. Post conference
D. Komunikasi SBAR
E. Ronde keperawatan

PEMBAHASAN:
Ketua tim sedang memimpin diskusi bersama perawat ruangan yang telah
melaksanakan handover. Ketua tim membahasan mengenai rencana asuhan
keperawatan yang akan dilakukan oleh perawat dan persiapan akan dilaksanakan
ronde keperawatan pada shift tersebut. Maka, kegiatan yang dilakukan yaitu pre
conference. Pre conference merupakan tindakan yang dilakukan oleh katim dan
perawat pelaksana setelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift
tersebut dipimpin oleh ketua tim atau penganggung jawab tim.

218. Seorang anak (5 tahun) dirawat di RS karena demam. Anak merengek minta
pulang dan menangis setiap kali didekati oleh perawat. Saat ini perawat akan
mengukur suhu badan anak. Apakah tindakan pertama yang tepat dilakukan oleh
perawat?
A. Menganjurkan orang tua untuk mengukur suhu anak
B. Merayu anak untuk dipasang thermometer
C. Mengkaji siapa orang terdekat anak.
D. Mengajarkan orang tua cara mengukur suhu tubuh anak
E. Meyakinkan pada anak tindakan yang dilakukan tidak menyakitkan

PEMBAHASAN:
Untuk meminimalkan rasa takut terhadap cedera tubuh dan rasa nyeri pada anak
dapat dilakukan dengan cara :
- Mempersiapkan psikologis anak dan orang tua untuk tindakan prosedur yang
menimbulkan rasa nyeri, yaitu dengan menjelaskan apa yang akan dilakukan
dan memberikan dukungan psikologis pada orang tua
- Lakukan permainan sebelum melakukan persiapan fisik anak, misalnya
dengan cara bercerita, menggambat, menonton dengan cerita yang berkaitan
dengan tindakan atau prosedur yang akan dilakukan pada anak
- Menghadirkan orang tua bila mungkin. Bila orang tua tidak dapat menahan
diri, bahkan menangis jika melihat tindakan, tawarkan pada anak dan orang
tua untuk mempercayakan kepada perawat sebagai pendamping anak
selama prosedur tersebut dilakukan.
- Tunjukkan sikap empati sebagai pendekatan utama
- Pada tindakan elektif bila memungkinkan lakukan persiapan khusus jauh hari
sebelumnya jika memungkinkan, misalnya : menceritakan tindakan yang
dilakukan melalui cerita dan gambar, mengorientasikan lokasi dilakukannya
tindakan, memperkenalkan petugas yang akan menangani anak. Tentunya
perlu dilakukan pengkajian tentang kemampuan psikologis anak menerima
informasi ini dengan terbuka. Lakukan pula latihan relaksasi pada fase
sebelum tindakan untuk persiapan perawatan pasca tindakan.

219. disebuah desa terdapat 8 orang balita mengalami demam, batuk dan sesak
nafas. 5 diantaranya terkonfirmasi terkena difteri apakah tindakan yang paling tepat
yang harus dilakukan untuk mengatasi penyebaran penyakit diatas?
A. melakukan pengobatan
B. melakukan proses rujukan
C. memberikan pendkes tentang proses terjadinya penyakit
D. memberikan pendkes imunisasi dan pemberian imunisasi
E. melakukan screening kesehatan

PEMBAHASAN:
- Terdapat 8 orang balita mengalami demam, batuk dan sesak nafas
- 5 diantaranya terkena difteri
Bedasarkan data diatas maka tindakan yang harus dilakukan untuk mengtasi
penyebaran penyakit difteri adalah dengan “memberikan pendkes tentnag imunisasi
dan pemberian imunisasi” Karena seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya
pencegahan utama untuk mengatasi difteri ini adalah dengan memberikan imunisasi,
khususnya imunisasi DPT untuk mencegah penyakit difteri.

220. Seorang laki-laki (23 tahun) dirawat dengan cedera kepala berat karena
kecelakaan lalu lintas. Pasien mengalami penurunan kesadaran, tekanan darah
100/60 mmHg, frekuensi nadi 102x/menit, frekuensi napas 32x/menit, dan suhu
37.8C. Pasien mengucapkan suara yang tidak jelas, saat dilakukan rangsang nyeri
pasien membuka mata dan siku fleksi abnormal. Bagaimana nilai GCS pada
pasien
?
A. E2V2M3
B. E2V3M2
C. E3V4M3
D. E2V3M2
E. E3V4M3

PEMBAHASAN:
Data fokus :
E=2 Pasien membuka mata dengan rangsang nyeri
V=2 Pasien mengucapkan suara yang tidak jelas
M=3 Pasien fleksi abnormal dengan rangsang nyeri
221. Seorang perawat komunitas melakukan kunjungan rumah. Hasil kunjungan :
salah seorang anggota keluarga memiliki riwayat hipertensi. Saat dilakukan
pemeriksaan, tekanan darah 170/90 mmHg, nadi 130x/menit. Klien memiliki
kebiasaan mengkonsumsi jeroan dan makanan bersantan. Apakah intervensi yang
tepat yang bisa diberikan kepada klien ?
A. manajemen lingkungan
B. memberikan pendidikan kesehatan tentang pola hidup sehat
C. memberikan pendidikan kesehatan tentang gizi seimbang
D. memberikan pendidikan kesehatan tentang diet hipertensi
E. memberikan pendidikan kesehatan tentang pengobatan yang dianjurkan

PEMBAHASAN:
Data fokus Berdasarkan hasil kunjungan, salah seorang anggota keluarga memiliki
riwayat hipertensi. Saat dilakukan pemeriksaan TD 170/90 nadi 130x/menit. Klien
memiliki kebiasaan mengkonsumsi jeroan dan makanan bersantan Berdasarkan data
maka masalah keperawatan pada kasus adalah pemeliharaan kesehatan tidak
efektif, sehingga intervensi yang tepat dilakukan berdasarkan data adalah
memberikan pendidikan kesehatan tentang diet hipertensi karena Klien memiliki
kebiasaan mengkonsumsi jeroan dan makanan bersantan.

222. Seorang perempuan (36 tahun) dibawa ke RS dengan sesak napas akibat
debu ketika membersihkan rumah. Klien diketahui memiliki riwayat asma sejak 5
tahun yang lalu. Hasil pengkajian: pasien tampak sesak, , wheezing di seluruh
lapang paru, dan frekuensi napas 28x/menit. Apakah tindakan yang tepat
dilakukan oleh perawat?
A. Posisikan pasien semifowler
B. Pemberian bronkodilator
C. Mengajarkan batuk efektif
D. Fisioterapi dada
E. Pemasangan WSD

PEMBAHASAN:
Data fokus pada pasien:
- Memiliki riwayat asma sejak 5 tahun yang lalu
- Pasien tampak sesak
- Wheezing diseluruh lapang paru
- RR 28x/menit
Tindakan keperawatan yang tepat pada pasien adalah pemberian terapi
bronkodilator, tindakan ini bertujuan untuk meredakan penyempitan pada saluran
napas klien. Penyempitan ini ditandai dengan adanya suara wheezing pada pasien
akibat saluran udara yang melewati bronkus yang menyempit

223. Anak perempuan (8 tahun) masuk ke IGD karena demam sejak 3 hari lalu.
Hasil pengkajian: suhu 39 C, mengeluh sakit kepala dan lemas. Perawat
kemudian melakukan rumple leed test dan saat ini sudah memompa manset
sesuai dengan MAP. Apa tindakan selanjutnya pada kasus tersebut?
A. menentukan tekanan darah sistolik dan diastolik anak
B. melepas manset secara perlahan
C. mencatat jumlah petekie pada area yang ditandai
D. menahan tekanan manset selama 5-10 menit
E. menghitung tekanan tengah sistolik dan diastolik

PEMBAHASAN:
a. Siapkan dan dekatkan alat
b. Cuci tangan
c. Jelaskan prosedur dan meminta informed consent
d. Atur posisi berbaring
e. Pasang manset di atas fossa cubiti
f. Lakukan pengukuran TD dan hitung MAP
g. MAP
h. Pompa ulang manset hingga tekanan sesuai perhitungan MAP
i. Tahan tekanan manset selama 5-10 menit
j. hitung jumlah petekie yang muncul di area yang ditandai
k. Lepaskan manset secara perlahan
l. Evaluasi respon klien
m. Bereskan peralatan
n. Dokumentasikan hasil pemeriksaan dan respon klien

224. Seorang perempuan (56 tahun) dirawat di RS dengan GGK. Saat ini pasien
mengeluh sesak, terdapat edema pada kedua tungkai sehingga sulit untuk
digerakkan, pitting edema +3 JVP meningkat, urine keluar sedikit. Tekanan darah
140/100 mmHg. Apakah kriteria hasil yang diharapkan pada kasus?
A. Turgor kulit membaik
B. Penurunan tekanan darah
C. Pengeluaran urine meningkat
D. Pergerakan ekstermitas meningkat
E. Sesak berkurang

PEMBAHASAN:
Berdasarkan data diatas maka diagnosa yang tepat adalah hypervolemia.
Berdasarkan SLKI (2017), pada diagnosa hipervolemia luaran utama yang
diharapkan adalah keseimbangan cairan dengan kriteria hasil penurunan asupan
cairan,peningkatan haluaran urine, penurunan edema. Jawaban yang tepat
berdasarkan kasus diatas adalah peningkatan haluaran urine.

225. Seorang perempuan (56 tahun) dirawat dengan End Stage Renal Disease
dan telah terpasang AV Shunt. Hasil pengkajian: kedua kaki pasien membengkak,
sesak napas, dan BB meningkat. Pasien terlihat lemah, terdapat distensi vena
jugularis, JVP meningkat, tekanan darah 160/100 mmHg, frekuensi nadi
88x/menit, GFR: 3,39 ml/jam. Apakah tindakan keperawatan yang paling tepat
pada pasien ?
A. Membatasi asupan cairan dan garam
B. Berkolaborasi melakukan tranfusi darah
C. Monitor tanda dan gejala infeksi pada lokasi pemasangan AV Shunt
D. Memodifikasi lingkungan untuk mendukung istirahat
E. Menganjurkan pasien melakukan aktivitas secara bertahap
PEMBAHASAN:
Masalah keperawatan yang tepat pada kasus tersebut adalah Hipervolemia. Definisi
: Peningkatan volume cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraselular (SDKI,
2016). Sehingga, tindakan keperawatan yang paling tepat pada kasus diatas adalah
membatasi asupan cairan dan garam.

226. Seorang perawat melakukan kunjungan ke keluarga. Hasil pengkajian:


terdapat 2 remaja dengan kebiasaan merokok, salah satunya juga pernah
mengonsumsi alkohol. Anak sering pulang malam, sering begadang dan tidak mau
sekolah. Orang tua mengatakan suasana hati anak mudah berubah, mudah marah
kepada siapa saja dan pernah ketahuan mencuri barang di rumah untuk membeli
keperluannya. Apakah tindakan keperawatan yang tepat diberikan kepada klien?
A. Ikut sertakan anak dalam kegiatan yang ada dalam masyarakat
B. Bentuk organisasi remaja yang bermanfaat sesuai dengan kesepakatan warga
C. Melakukan pendidikan kesehatan tentang tumbuh kembang dan masalah
kenakalan remaja
D. Melakukan pendidikan kesehatan tentang dampak dari kenakalan remaja
E. Buatkan jadwal kegiatan yang bermanfaat untuk remaja

PEMBAHASAN:
Dari data tersebut maka diagnosis keperawatanya yaitu perilaku kesehatan
cenderung berisiko yang ditandai dengan perilaku maladaptive yang dilakukan
remaja, namun belum terjadi masalah kesehatan. Intervensi yang tepat dilakukan
perawat adalah pemberian pendidikan kesehatan tentang tumbuh kembang dan
masalah kenakalan remaja dikarenakan adanya remaja dengan perilaku yang kurang
adaptif, putus sekolah, berisiko untuk mengonsumsi narkoba sehingga menimbulkan
kenakalan remaja, serta remaja yang putus sekolah juga perlu kita intervensi dengan
pemberian pendidikan kesehatan terkait tumbuh kembang agar dapat meningkatkan
pengetahuan remaja tersebut.

227. Seorang laki-laki (72 tahun) dirawat di Unit Stroke dengan CVA Hemoragic.
Pasien mengalami penurunan kesadaran dengan GCS E1VXM1, tekanan darah
140/90 mmHg, frekuensi nadi 82x/menit, dan frekuensi napas 24x/menit. Pasien
mendapatkan medikasi Citicolin dengan dosis 2x125 mg IV. Sediaan Citicolin 250
mg dalam 2 ml. Berapa ml Citicolin yang diberikan kepada pasien ?
A. 0,5 ml
B. 1,5 ml
C. 1 ml
D. 2,5 ml
E. 2 ml

PEMBAHASAN:
Jumlah obat yang diberikan :
= (dosis order/dosis tersedia) x sediaan
= (125/250) x 2
= 0,5 x 2
= 1 ml Jadi, jumlah obat yang diberikan kepada pasien adalah 1 ml
228. Seorang laki-laki (43 tahun) dirawat di RSJ karena suka menyendiri dan tidak
mau bergaul. Hasil pengkajian : setelah dilakukan beberapa kali intervensi klien
mulai tampak kooperatif, klien mengatakan sudah tahu nama beberapa temannya.
Saat ini, klien direncanakan akan diajarkan SP 4. Apakah evaluasi yang diharapkan
setelah diajarkan SP 4 kepada klien ?
A. Klien mampu berkenalan
B. Klien mampu bercakap-cakap saat melakukan kegiatan sehari-hari
C. Klien mampu mengidentifikasi tanda gejala,penyebab, akibat serta untung
rugi tidak memiliki teman.
D. Klien mampu berbicara sosial
E. Klien mampu meng i dentifikasi aspek positif diri

PEMBAHASAN:
Adapun strategi pelaksanaan dari isolasi sosial adalah : SP1. Membina hubungan
saling percaya, mengidentifikasi tanda gejala,penyebab, akibat serta untung rugi
tidak memiliki teman. SP2. Menjelaskan dan melatih klien berkenalan. SP3.
Menjelaskan dan melatih klien bercakap-cakap saat melakukan kegiatan sehari-hari.
SP4. Menjelaskan dan melatih klien berbicara sosial seperti meminta sesuatu,
berbelanja, dsb.

229. Seorang wanita (48 tahun) datang ke IGD dengan penurunan kesadaran
akibat Hipoglikemia. Hasil pengkajian: bernapas spontan, tekanan darah 130/80
mmHg, frekuensi napas 22x/menit, frekuensi nadi 105x/menit, GDS 58 gr/dl. Ketika
dipanggil perawat pasien membuka mata dan menjawab pendek serta mematuhi
perintah untuk mengangkat tangan. Kategori triase pada pasien adalah ?
A. Kuning
B. Hijau
C. Hitam
D. Merah
E. Biru

PEMBAHASAN:
Data fokus :
- Airway : Paten, napas spontan
- Breathing : RR : 22 x/menit (meningkat)
- Circulation : Nadi : 105 x/menit (meningkat), TD : 130/80 mmHg (meningkat)
- Disability : Ketika dipanggil perawat pasien membuka mata dan
menjawab pendek serta mematuhi perintah untuk mengangkat tangan
(GCS : 13)
Jadi berdasarkan pengkajian pada ABCD, pasien masuk pada kategori triase
Kuning.

230. Di ruangan penyakit dalam sedang dilaksanakan rapat rutin bulanan


mengenai permasalahan selama dinas dan tindakan keperawatan. Karu memberikan
solusi masalah dan menjelaskan adanya SOP baru yang akan diterapkan terkait
dokumentasi asuhan keperawatan. Karu tidak lupa memotivasi perawat agar tetap
memberikan pelayanan yang terbaik. Apakah fungsi manajemen yang dilakukan oleh
kepala ruangan?
A. Planning
B. Organizing
C. Staffing
D. Directing
E. Controlling

PEMBAHASAN:
Kepala ruangan memberikan solusi dari masalah dan menjelaskan terkait adanya
SOP baru yang akan diterapkan diruangan mengenai dokumentasi asuhan
keperawatan pasien. Kepala ruangan pun tidak lupa memberi motivasi kepada
perawat dan tetap memberikan pelayanan yang terbaik. Maka fungsi manajemen
yang dilakukan oleh kepala ruangan yaitu directing. Directing (Pengarahan) yaitu
tindakan meliputi pemberian motivasi, supervisi, mengatasi adanya konflik,
pendelegasian, cara berkomunikasi dan fasilitasi untuk kolaborasi

231. Seorang laki-laki ( 32 tahun) dirawat di RSJ karena sering mengurung diri
dikamar, selalu mengatakan ingin mati, keluarga mengatakan pernah menemukan
gunting di bawah bantal pasien, pasien mengatakan merasa menjadi laki-laki yang
gagal dan tidak berguna. Apakah tindakan keperawatan yang diberikan pada pasien
setelah mengidentifikasi dan mengamankan benda berbahaya?
A. Membuat daftar aspek positif diri dan latihan berpikir positif
B. latihan cara berpikir positif tentang keluarga dan lingkungan
C. Mengidentifikasi beratnya masalah
D. melatih cara mencapai harapan dan masa depan
E. Melatih klien cara berkenalan

PEMBAHASAN:
Jawaban yang tepat adalah: a. Membuat daftar aspek positif diri dan latihan berpikir
positif
DS : Mengurung diri dikamar, selalu mengatakan ingin mati, keluarga mengatakan
pernah menemukan gunting di bawah bantal pasien, pasien mengatakan merasa
menjadi laki-laki yang gagal dan tidak berguna. Data-data diatas menunjukkan
bahwa pasien mengalami masalah resiko bunuh diri (ancaman bunuh diri) karena
telah memiliki ide dan rencana bunuh diri serta telah menyiapkan alat untuk bunuh
diri. Resiko bunuh diri adalah beresiko melakukan upaya menyakiti diri sendiri untuk
mengakhiri kehidupan.
Sehingga tindakan keperawatan yang tepat setelah mengidentifikasi beratnya
masalah dan mengamankan benda-benda berbahaya adalah membuat daftar aspek
positif diri dan latihan berpikir positif.
SP Resiko bunuh diri: SP1: mengidentifikasi beratnya masalah, mengidentifikasi
benda-benda berbahaya dan mengamankannya, membuat daftar aspek positif diri
dan latihan afirmasi/berfikir aspek positif yang dimiliki SP 2: melatih cara
mengendalikan diri dari dorongan bunuh diri dengan membuat aspek positif keluarga
dan lingkungan, latih afirmasi/berfikir aspek positif keluarga dan lingkungan. SP3:
mendiskusikan dan melatih cara-cara mencapai harapan dan masa depan secara
bertahap SP4: melatih cara-cara mencapai harapan dan masa depan tahap kedua.
232. Seorang perempuan (19 tahun) dibawa ke RS dengan keluhan diare sejak
3 hari lalu. Diare yang terjadi pada pasien disertai dengan muntah. Hasil
pengkajian: didapatkan pasien lemah,wajah pucat, turgor kulit menurun. Hasil
pemeriksaan didapatkan Tekanan darah 90/60 mmHg, nadi 90x/menit, Na 120
mEq /L. Apakah tindakan yang tepat dilakukan perawat?
A. Kolaborasi pemberian furosemid
B. Batasi jumlah cairan masuk
C. Kolaborasi pemberian NaCL 0,9%
D. Anjurkan diet rendah garam
E. kolaborasi pemberian D5NS

PEMBAHASAN:
Hiponatermia merupakan kondisi dimana kadar natrium serum kurang dari normal
(kurang dari 135 mEq/L atau 135 mmol/L). Konsentrasi natrium plasma
menggambarkan rasio natrium tubuh total terhadap air tubuh total. Kehilangan
natrium klorida primer biasanya terjadi pada dehidrasi hipoosmotik seperti pada
keadaan berkeringat selama aktivitas berat yang berkepanjangan, berhubungan
dengan penurunan volume ekstrasel seperti diare, muntah-muntah, dan penggunaan
diuretik secara berlebihan. Hiponatermia juga disebabkan karena beberapa penyakit
ginjal yang menyebabkan glomerulus dan tubulus ginjal, penyakit Addison, serta
retensi air yang berlebihan over-hidrasi (hipo-osmotik) akibat hormone anti diuretik.
Pasien yang mengalami hyponatremia dapat ditangani dengan memberikan cairan
pengganti natrium yang hilang. Cairan isotonis seprti Ringel laktat dan natrium
klorida 0,9% dapat digunakan sebagai pengganti kebutuhan natrium. Cairan isotonis
memiliki osmolaritas yang sama dengan plasma darah sehingga tetap berada dalam
pembuluh darah.

233. seorang perempuan baru saja melahirkan 3 hari yang lalu. Saat ini klien
terlihat cemas karena ASI sulit keluar, bayi BAK bayi kurang dari 8 kali,bayi sering
menangis saat disusui apakah tindakan keperawatan yang tepat pada kasus diatas?
A. berikan terapi intravena
B. mengajarkan untuk mengoleskan ASI sebelum dan sesudah menyusui
C. ajarkan pijat oksitosin
D. reduksi ansietas
E. manajemen stress

PEMBAHASAN:
Menyusui tidak efektif merupakan diagnosa dimana terjadinya suatu kondisi dimana
ibu dan bayi mengalami ketidakpuasan atau kesulitan pada saat menyusui . Salah
satu intervensi yang bisa diberikan pada ibu adalah ajarkan pijat oksitosin.

234. seorang perawat komunitas memberikan penyuluhan pentingnya pemberian


ASI Eksklusif. Setelah penyuluhan perawat mendapatkan hasil evaluasi masyarakat
memberikan respon positif terhadap penyuluhan apakah jenis evaluasi yang sedang
dikaji perawat saat ini
A. kognitif
B. psikomotor
C. afektif
D. sumatif
E. formatif

PEMBAHASAN:
- Perawat memberikan penyuluhan ASI Eksklusif
- Perawat mendapatkan hasil evaluasi setelah penyuluhan masyarakat
memberikan respon positif terhadap penyuluhan
Berdasarkan data diatas, maka saat ini jenis evaluasi yang sedang dikaji perawat
adalah evaluasi afektif, dimana evaluasi afektif merupakan evaluasi yang bertujuan
untuk mengetahui bagaimana respon klien terhadap intervensi dimana didalam soal
klien memberikan respon positif Maka dari itu untuk kasus ini jawaban yang tepat
adalah opsi C Afektif

235. Seorang anak (7 tahun) dibawa ke RS dengan keluhan sesak napas. Perawat
akan melakukan pemberian terapi oksigen dan meminta persetujuan keluarga
terlebih dahulu untuk memenuhi standar prosedur yang harus diterapkan di RS.
Apakah prinsip etik yang diterapkan perawat?
A. Fidelity
B. Veracity
C. Confidentiality
D. Accountability
E. Autonomi

PEMBAHASAN:
- Pasien akan dilakukan terapi oksigen
- Perawat meminta persetujuan keluarga karena harus sesuai dengan SOP Rumah
sakit
Berdasarkan data pada kasus, prinsip etik yang diterapkan perawat adalah
Accountability. Accountability (Akuntabilitasi) akuntabilitas adalah standar yang pasti
bahwa tindakan seorang professional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau
tanpa tekecual.

236. Seorang perempuan (35 tahun) dirawat dengan Anemia. Pasien mengeluh
pusing, lemas dan sempat pingsan sebelum ke RS pasien, kaki lemas tidak kuat
untuk berjalan, dan tetap merasa lelah walaupun sudah tidur. Pasien tampak lesu
dan pucat, tekanan darah 100/60 mmHg, frekuensi nadi 83x/menit, frekuensi napas
20x/menit. Apakah tindakan keperawatan yang tidak tepat pada pasien ?
A. Menganjurkan pasien untuk tirah baring
B. Berkolaborasi memberikan tranfusi darah
C. Menganjurkan pasien untuk melakukan aktivitas secara bertahap
D. Menyediakan lingkungan yang nyaman dan meminimalisir stimulus
E. Berkolaborasi dalam meningkatkan asupan makanan

PEMBAHASAN:
DS : Pasien mengeluh pusing dan lemas dan mengatakan bahwa sebelum ke RS
pasien sempat pingsan, kaki lemas tidak kuat untuk berjalan, serta tetap merasa
lelah walaupun sudah tidur.
DO : Tampak lesu dan pucat, TD : 100/60 mmHg, N : 83 x/menit, RR : 20 x/menit, S :
36,4 C.
Masalah keperawatan : Keletihan Definisi : Penurunan kapasitas kerja fisik dan
mental yang tidak pulih dengan istirahat

237. seorang perawat melakukan pengkajian pada sebuah desa. Berdasarkan


hasil pengkajian sebagian besar warga tidak memiliki kamar mandi. Warga setempat
memanfaatkan sungai untuk mandi, mencuci dan kakus (BAB dan BAK) apakah
diagnosa keperawatan pada kasus diatas
A. defisit kesehatan komunitas
B. manajemen kesehatan tidak efektif
C. perilaku kesehatan cenderung beresiko
D. pemeliharaan kesehatan tidak efektif
E. kesiapan manejemen kesehatan diri

PEMBAHASAN:
- Sebagian besar warga tidak memiliki kamar mandi
- Warga setempat memanfaatkan sungai untuk MCK (Mandi, cuci dan Kakus)
Berdasarkan data diatas, dapat kita simpulkan sudah terdapat faktor risiko terjadinya
permasalahan kesehatan yaitu dengan tidak terdapatnya jamban bagi warga untuk
MCK namun didalam soal belum terlihat terjadinya permasalahan kesehatan,
berdasarkan data tsb dapat disimpulkan diagnosa yang tepat untuk masalah ini
adalah Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko Perilaku kesehatan cenderung
beresiko merupakan hambatan kemampuan dalam mmengubah gaya hidup/perilaku
untuk memperbaiki status kesehatan.

238. seorang wanita hamil (26 tahun) dibawa ke RS dengan keluhan mual muntah
yang semakin sering sejak 5 hari yang lalu. Klien selalu muntah setiap kali mencoba
makan dan minum. Berdasarkan hasil pengkajian klien tampak lemah, tugor kulit
menurun, mukosa kering, frekuensi nadi 120x/menit dan teraba lemah apakah
masalah keperawatan yang dialami pasien saat ini?
A. hipovolemia
B. risiko hipovolemi
C. defisit nutrisi
D. nausea
E. risiko ketidak seimbangan cairan

PEMBAHASAN:
Berdasarkan data diatas, maka diagnosa/masalah keperawatan yang tepat
diangkatkan adalah Hipovolemi (Opsi A) Dimana hipovolemi merupakan keadaan
terjadinya penurunan pada caira intravaskuler, interstisial dan/intraselular.

239. Ketika sedang melakukan pengkajian status kesehatan di desa, perawat


menemukan seorang lansia (75 tahun) mengalami halusinasi. Perawat menyarankan
agar klien dirawat di RSJ namun keluarga menolak dan akan merawat di rumah
saja. Apa dilema etik yang terjadi pada kasus?
A. beneficience vs non-maleficience
B. beneficience vs autonomy
C. non-maleficience vs autonomy
D. justice vs autonomy
E. autonomy vs akuntabilitas

PEMBAHASAN:
Jawaban yang tepat : b. beneficience vs autonomy - perawat ingin klien dan keluarga
memperoleh manfaat yang lebih banyak jika klien dirawat di RSJ, namun klien akan
melanggar autonomy keluarga jika memaksakan saran yang diberikan, dan
sebaliknya.

240. seorang perawat melakukan pengkajian pada seorang ibu (27 tahun). Saat
melakukan pengkajian perawat mendapatkan data TFU pasien 28 cm teraba keras
dan melenting, pada sisi abdomen sebelah kanan terdapat bagian kecil kecil-kecil
dan presentasi janin belum masuk PAP apakah bagian yang berada pada sisi kiri
abdomen ibu?
A. bokong
B. kepala
C. punggung
D. jari-jari
E. semua salah

PEMBAHASAN:
Berdasarkan data fokus didapatkand ata bahwa pada sebelah kanan abdomen
merupakan bagian jari jari janin, maka dari itu pada bagian sebelah kiri abdomen ibu
adalah punggung janin. Sehingga jawaban yang tepat untuk soal ini adalah C.
PUNGGUNG.

241. Seorang perempuan (35 tahun) dirawat dengan luka bakar. Hasil
pengkajian: luas luka bakar adalah 20 % grade II, BB pasien 64 kg, TD 90/70
mmHg, frekuensi nadi 104x/menit. Saat ini pasien terpasang terapi IVFD RL sesuai
order. Apakah kriteria keberhasilan terapi cairan pada pasien tersebut?
A. Tidak terjadi edema
B. Pemberian cairan 2560 cc tercapai dalam 24 jam
C. Tidak terjadi peningkatan BB
D. Urin output mencapai 32 - 64 cc/jam
E. Tidak terjadi infeksi

PEMBAHASAN:
Masalah keperawatan: Hipovolemia b.d luka bakar 20% grade II d.d terdapat luka
bakar, TD 90/70 mmHg, HR 104x/menit - sehingga jawaban yang tepat adalah opsi
D

242. Seorang lansia (65 tahun) tinggal di panti werdha sejak 2 tahun lalu.
Berdasarkan pengkajian terbaru dari perawat: klien mandi, berpakaian, toileting,
berpindah, dan makan dengan bantuan perawat. Apa kategori Indeks Katz
pada kasus?
A. C
B. D
C. E
D. F
E. G

PEMBAHASAN:
- Kategori A: Lansia mampu melakukan 6 aktivitas tersebut secara mandiri
- Kategori B: Lansia mampu melakukan 5 aktivitas secara mandiri
- Kategori C: Lansia mampu beraktivitas mandiri kecuali untuk mandi dan satu
fungsi lainnya
- Kategori D: lansia mampu beraktivitas mandiri kecuali mandi, berpakaian, dan
satu fungsi lainnya
- Kategori E: lansia mampu beraktivitas mandiri kecuali mandi, berpakaian,
toileting, dan satu fungsi lainnya
- Kategori F: lansia mampu beraktivitas mandiri kecuali mandi, berpakaian,
toileting, berpindah tempat, dan satu fungsi lainnya
- Kategori G: 6 aktivitas klien yang diujikan bergantung pada orang lain

243. Seorang laki-laki (28 tahun) post fraktur tibia sedang menjalani rehabilitasi
dengan menggunakan alat bantu kruk. Perawat mengajarkan pasien cara untuk
turun tangga dan saat ini pasien sedang berdiri dengan posisi tripod. Apa
Tindakan selanjutnya yang harus diajarkan perawat?
A. Kruk ditempatkan ke anak tangga
B. Gerakkan kaki yang cedera ke depan
C. Berat badan bertumpu pada kaki yang tidak cedera
D. Berat badan bertumpu pada kruk
E. Kaki yang tidak cedera sejajar di tangga dengan kruk

PEMBAHASAN:
Prosedur turun tangga menggunakan alat bantu kruk: 1) Klien berdiri dengan posisi
tripod 2) Berat badan bertumpu pada kaki yang tidak cidera 3) Kruk ditempatkan ke
anak tangga, transfer berat badan ke kruk 4) Gerakkan kaki yang cidera ke depan. 5)
Kaki yang tidak cidera sejajar di tangga dengan kruk 6) Ulangi urutan sampai
mencapai bagian bawah tangga

244. Perawat sedang mengkaji suatu keluarga. Hasil pengkajian: didapatkan


keluarga terdiri dari suami, istri, dan dua orang anak. Suami istri sama-sama bekerja
dengan penghasilan tetap, namun istri masih bisa mengurus rumah tangga walau
sambil bekerja. Apakah tipe keluarga pada kasus tersebut?
A. Dyadic family
B. Dual earner family
C. Commune family
D. Cohabiting family
E. Extended family

PEMBAHASAN:
Keluarga terdiri dari suami, istri, dan dua orang anak. Suami istri sama-sama bekerja
dengan penghasilan tetap, namun istri masih bisa mengurus rumah tangga walau
sambil bekerja. Berdasarkan kasus diatas, tipe keluarga tersebut yaitu dual earner
family. Dual earner family termasuk ke salah satu keluarga inti, yang mana dikatakan
dual earner family jika kedua pasangan memiliki penghasilan.

245. Seorang anak (5 tahun) dibawa ke IGD karena demam sejak 3 hari lalu.
Anak akan diambil darahnya untuk pemeriksaan laboratorium. Setelah diberitahu
akan diambil darahnya anak menolak dan mengatakan takut. Bagaimana perawat
melakukan komunikasi kepada anak tersebut?
A. “Cuma diambil darah aja kok Andi takut. Itu namanya penakut”.
B. “Apa yang membuat Andi takut diambil darahnya?, sini ceritakan pada
suster”.
C. “Makanya Andi kalau takut diambil darah, jaga kesehatan supaya nggak sakit”.
D. “Anak laki-laki nggak boleh takut diambil darahnya”.
E. “Teman sebelah andi juga diambil darahnya tapi nggak takut. masak Andi takut,
berarti Andi kalah dong sama temannya disebelah”.

PEMBAHASAN:
- Mempersiapkan psikologis anak dan orang tua untuk tindakan prosedur yang
menimbulkan rasa nyeri, yaitu dengan memotivasi anak mengungkapkan
perasaannya dan menjelaskan apa yang akan dilakukan dan memberikan dukungan
psikologis pada anak dan orang tua
- Lakukan permainan sebelum melakukan persiapan fisik anak, misalnya dengan
cara bercerita, menggambat, menonton dengan cerita yang berkaitan dengan
tindakan atau prosedur yang akan dilakukan pada anak
- Menghadirkan orang tua bila mungkin. Bila orang tua tidak dapat menahan diri,
bahkan menangis jika melihat tindakan, tawarkan pada anak dan orang tua untuk
mempercayakan kepada perawat sebagai pendamping anak selama prosedur
tersebut dilakukan.
- Tunjukkan sikap empati sebagai pendekatan utama.
- Pada tindakan elektif bila memungkinkan lakukan persiapan khusus jauh hari
sebelumnya jika memungkinkan, misalnya : menceritakan tindakan yang dilakukan
melalui cerita dan gambar, mengorientasikan lokasi dilakukannya tindakan,
memperkenalkan petugas yang akan menangani anak. Tentunya perlu dilakukan
pengkajian tentang kemampuan psikologis anak menerima informasi ini dengan
terbuka. Lakukan pula latihan relaksasi pada fase sebelum tindakan untuk persiapan
perawatan pasca tindakan.

246. Seorang perempuan (58 tahun) dirawat di RS dengan Glomerulonefritis.


Pasien mengeluh sesak, nyeri pinggang dan bengkak pada kedua kaki. Pasien
terlihat lemah, oliguria, pitting edema : 3+ JVP : 9 cmH2O, Ht : 34%, TD :
170/110 mmHg, Nadi : 84 x/menit, Suhu : 36,8 C, RR : 22 x/menit, dan BB : 68
kg. Pasien mendapatkan medikasi Drip Furosemide 20 mg/2 jam. Apakah kriteria
evaluasi keperawatan yang diharapkan ?
A. Frekuensi buang air kecil menurun
B. Output urin 34 - 68 ml/jam
C. Kadar hematocrit menurun
D. Nyeri pinggang pada pasien berkurang
E. Tekanan darah menurun
PEMBAHASAN:
Furosemide merupakan obat golongan diuretic untuk mengatasi kelebihan volume
cairan pada tubuh dengan mekanisme kerja menghambat reabsorpsi pada tubulus
ginjal dan diekskresikan melalui urin. Urin output normal adalah 0,5 - 1 ml/BB/jam
Sehingga opsi yang tepat adalah jawaban B

247. perawat komunitas sedang melaksanakan screening dahak pada suatu


wilayah binaan yang direncakan akan dilaksanakan selama lima hari kerja. Saat ini
perawat sedang melakukan evaluasi kegiatan tersebut untuk melihat efektifitas
kegiatan di hari pertama. apakah jenis evaluasi yang sedang dikaji perawat saat ini
A. formatif
B. kognitif
C. sumatif
D. psikomotor
E. afektif

PEMBAHASAN:
1. Evaluasi formatif Merupakan evaluasi yang sifatnya adalah evaluasi sementara,
dilaksanakan selama pelaksanaan program , yang sifatnya untuk perbaikan program
atau tindakan.
2. Evaluasi sumatif evaluasi sumatif adalah evaluasi final untuk melihat hasil
keseluruhan dari program yang telah selesai dilaksanakan apakah berhasil atau tidak
atau ditujukan untuk melihat apakah terjadi perubahan perilaku klien setelah
diberikan penyuluhan

248. Seorang anak (3 tahun) dibawa ke klinik tumbuh kembang untuk


pemeriksaan DDST. Pada saat pemeriksaan, pemeriksa meminta anak
menyebutkan nama temannya. Apakah sektor pemeriksaan yang sedang diperiksa?
A. Personal Sosial
B. Motorik Kasar
C. Motorik Halus
D. Bahasa
E. Kognitif

PEMBAHASAN:
a. Opsi “Personal sosial” (tepat) (Opsi A), karena personal sosial menilai
penyesuaian diri dengan masyarakat dan perhatian terhadap kebutuhan
perorangan. Dalam kasus, anak diminta menyebutkan nama temannya, yang
menunjukan bahwa anak mampu bersosialisasi dengan anak-anak lain.
b. Opsi “Motorik kasar” (tidak tepat), karena motorik kasar menilai duduk, jalan,
melompat, gerakan umum otot besar. Pada kasus, kejadian anak berlari itu hanya
tindakan anak bukan uji yang sedang dilakukan oleh petugas kesehatan.
c. Opsi “Motorik halus” (tidak tepat), karena pemeriksaan motorik halus hanya
menguji koordinasi mata-tangan, memainkan dan menggunakan bendabenda kecil.
d. Opsi “Bahasa” (tidak tepat), karena indikator pemeriksaan bahasa
menguji kemampuananak dalam mendengar, mengerti dan menggunakan
bahasa.
e. Opsi “Kognitif” (tidak tepat), karena tidak termasuk indikator yang dinilai
pada pemeriksaan Denver II
249. Seorang perempuan (55 tahun) dibawa ke IGD oleh keluarganya dengan
kondisi lemas, pucat, dan keringat dingin. Saat pengkajian pasien tampak
mengantuk dan bingung. Hasil pemeriksaan GDA 40 mg/dl. Pasien memiliki riwayat
DM tipe II dan mengkonsumsi OAD oral serta insulin. Apa tindakan keperawatan
yang harus dilakukan pada kasus?
A. Lakukan cek kesadaran pasien
B. Injeksi dextrose 40% via IV
C. Berikan teh manis hangat
D. Injeksi insulin subkutan
E. Injeksi dextrose 10% via IV

PEMBAHASAN:
Jawaban tepat: b. Injeksi dextrose 40% via IV - pada kasus hipoglikemia dengan
gejala penurunan kesadaran perlu diberikan cairan dextrose 40% per intravena
sebanyak 2 flakon

250. Seorang laki-laki (33 tahun) dibawa ke RS dengan keluhan diare yang tidak
kunjung sembuh sejak 2 minggu lalu. Hasil pengkajian: wajah pucat , membaran
mukosa kering, terdapat sariawan di mulut klien sehingga klien malas maka. Bising
usus hiperaktif dan terjadi penurunan berat badan yang signifikan (BB 45 kg, TB
165 cm)
Apakah masalah keperawatan yang tepat pada pasien?
A. Gangguan integritas jaringan
B. Kekurangan volume cairan
C. Perfusi perifer tidak efektif
D. Defisit nutrisi
E. Diare

PEMBAHASAN:
Berdasarkan data fokus pengkajian dapat disimpulakn bahwa masalah keperawatan
pada pasien adalah Defisit nutrisi. Menurut SDKI defisit nutrisi merupakan asupan
nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme. Pada kasus terdapat
data mayor penurunan BB yang cukup signifikan dengan IMT 16,5, terdapat
sariawan serta bising usus yang hiperaktif.

251. disebuah desa terjadi peningkatan kejadian penyakit tidak menular terutama
kasus DM, Hipertensi dan PPOK. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah ini
dengan meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan deteksi dini
faktor risiko PTM apakah jenis kegiatan yang yang dimaksud?
A. pembentukan posbindu
B. pembentukan polindes
C. pembentukan karang taruna
D. pembentukan posyandu
E. pembentukan lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM)

PEMBAHASAN:
- Terjadi peningkatan kejadian PTM khususnya DM, Hipertensi dan PPOK
- Akan dilakukan upaa untuk meningkakan perawn masyarakat dalam
pencegahan dan deteksi dini faktor risiko PTM
Berdasarkan data diatas, maka jenis kegiatan yang saat ini sedang dilakukan adalah
A. Pembentukan Posbindu

252. Seorang laki-laki (40 tahun) dibawa ke RS karena kecelakaan lalu lintas
dengan luka robek pada paha kanan sepanjang 10 cm dan telah dilakukan
penjahitan luka. Pasien mengeluh nyeri skala 3 dan tampak kemerahan sekitar
area jahitan, tekanan darah 130/80 mmHg, frekuensi nadi 88x/menit. Pasien
memiliki riwayat DM dan penyembuhan luka lambat. Apakah kriteria hasil utama
yang diharapkan pada pasien ?
A. Kadar glukosa darah pasien dalam batas normal
B. Pengetahuan pasien tentang asupan nutrisi yang tepat meningkat
C. Tidak terjadi infeksi pada luka
D. Nyeri yang dirasakan pasien berkurang
E. Pasien tidak mengalami kesulitan tidur

PEMBAHASAN:
DO : pasien mengalami luka robek pada paha kanan dengan panjang 10 cm dan
telah dilakukan penjahitan luka.
DS : pasien mengeluh nyeri skala 3 dan tampak kemerahan sekitar area jahitan,
pasien memiliki riwayat penyakit
Diabetes Mellitus dan mengatakan bahwa jika mengalami luka penyembuhannya
lamban. Masalah Keperawatan : Gangguan Integritas Jaringan atau gangguan
integritas kulit Intervensi Keperawatan : Perawatan Luka Sehingga, pada kasus ini
kriteria hasil keperawatan utama yang diharapkan pada pasien adalah tidak terjadi
infeksi pada luka.

253. Perawat sedang mengunjungi keluarga dengan klien (55 tahun) yang
mengeluh kedua matanya tidak bisa melihat lagi. Hasil pengkajian: bagian dalam
mata berlendir dan kornea tampak memutih. Keluarga tidak memiliki biaya untuk
operasi katarak bagi klien. Klien hanya melakukan pengobatan dengan meneteskan
air daun sirih ke mata. Perawat memberikan intervensi kepada keluarga untuk
meningkatkan kesehatan klien. Apakah kriteria hasil yang diharapkan perawat dalam
menangani kasus tersebut?
A. Keluarga dan klien menunjukkan pemahaman mengenai perilaku sehat
dan menjalankan perilaku sehat
B. Keluarga mampu memenuhi kebutuhan klien
C. Keluarga mampu menjelaskan masalah kesehatan yang dialami
D. Aktivitas keluarga mengatasi masalah kesehatan dengan tepat
E. Keluarga mampu bekerjasama dengan klien yang sakit dalam
menentukan perawatan

PEMBAHASAN:
Diagnosis keperawatan berdasarkan kasus tersebut yaitu manajemen kesehatan
tidak efektif. Kriteria hasil yang dapat dilakukan sesuai dengan diagnosis
keperawatan klien yaitu dengan mendorong aktivitas keluarga mengatasi masalah
kesehatan dengan tepat sesuai dengan kondisi keluarga pada saat ini.
254. Perawat keluarga telah melakukan terminasi terhadap keluarga yang
memiliki klien dengan stroke. Klien mengalami perubahan yaitu mampu untuk
menyiapkan makanan rendah lemak, kaya vitamin serta protein. Klien juga mampu
untuk menghitung jumlah makanan yang ia konsumsi dan mampu melakukan
aktivitas sehari-hari. Apakah kriteria hasil keperawatan yang telah tercapai dari
kasus tersebut?
A. Manajemen diet
B. Ketahanan diet
C. Pengetahuan diet
D. Perilaku kepatuhan diet sehat
E. Kualitas diet

PEMBAHASAN:
Indikator pencapaian yang ditemukan pada kasus meliputi penyeimbangan kalori
masuk, memilih jenis makanan sesuai kebutuhan, dan menyiapkan makanan sesuai
dengan rekomendasi. Indikator tersebut digunakan untuk menilai perilaku kepatuhan
diet sehat.

255. Perawat sedang melakukan pemeriksaan DDST II kepada anak dan saat ini
sudah menuliskan nama dan menghitung usia kronologis anak. Apa yang
selanjutnya dilakukan perawat?
A. menarik garis dari kiri ke kanan sesuai usia anak
B. menarik garis vertikal dari atas ke bawah sesuai dengan usia kronologis anak
C. melakukan pengkajian pada setiap sektor
D. menarik garis dari kanan sesuai usia anak
E. mengkaji kemampuan anak dalam melakukan seluruh aktivitas di formulir

PEMBAHASAN:
b. menarik garis vertikal dari atas ke bawah sesuai dengan usia kronologis anak.
Tindakan ini dilakukan untuk dapat memetakan kemampuan yang secara ‘teori’
sudah bisa ataupun belum bisa dilakukan oleh anak sesuai usia kronologisnya.

256. Seorang anak (5,5 tahun) mendapat buku bergambar dan pewarna dari
perawat agar tidak kesepian dan tetap memberikan ruang gerak kepada anak untuk
berekspresi.. Anak dirawat di ruang isolasi Covid-19. Apakah prinsip etik yang
sedang diterapkan oleh perawat?
A. non-maleficence
B. justice
C. autonomy
D. beneficence
E. accountability

PEMBAHASAN:
d. Beneficence Pada kasus, perawat berupaya untuk memberikan kebermanfaatan
untuk klien/pasien dengan kondisi pasien tersebut harus diisolasi, sehingga sesuai
dengan tumbuh kembang di usianya, buku bergambar dan pewarna dapat menjadi
media terapi bermain anak selama isolasi di rumah sakit.
257. Seorang bayi dengan hiperbilirubinemia harus menjalankan fototerapi. Ibu
bayi menanyakan kepada perawat apa yang harus dilakukannya supaya mendukung
proses penyembuhan bayinya. Apa edukasi yang sebaiknya diberikan?
A. mengedukasi ibu untuk berhenti memberikan ASI eksklusif kepada bayinya
B. mengedukasi ibu untuk tetap memberikan ASI eksklusif minimal 8 kali
sehari
C. mengedukasi ibu untuk menggantikan ASI dengan susu formula atau air gula
D. mengedukasi ibu untuk memberikan ASI maksimal 8 kali sehari
E. mengedukasi ibu untuk menambah susu formula selain ASI jika produksi
ASI masih kurang

PEMBAHASAN:
b. mengedukasi ibu untuk tetap memberikan ASI eksklusif minimal 8 kali sehari
Salah satu penyebab munculnya ikterik yakni karena kurangnya konsumsi ASI oleh
bayi, sehingga bilirubin yang seharusnya bisa dikeluarkan selama bayi defekasi tidak
dapat terikat oleh kandungan zat yang ada pada ASI. Akibatnya, bilirubin tersebut
akan berubah dari bilirubin direk menjadi bilirubin indirek dan terserap kembali ke
dalam sirkulasi. Dalam hal ini, meskipun bayi menjalankan fototerapi, ibu tetap
disarankan untuk menyusui bayinya sesering mungkin

258. Seorang anak (12 tahun) akan menjalani kemoterapi. Sebelum proses
kemoterapi berlangsung, perawat menjelaskan tujuan, manfaat, prosedur, dampak
positif dan negatif dari kemoterapi kepada anak dan ibunya. Kemudian, perawat
meminta anak untuk menandatangani lembar informed consent. Prinsip etik apa
yang kurang tepat dilakukan oleh perawat?
A. veracity
B. non-maleficence
C. autonomy
D. accountability
E. confidentiality

PEMBAHASAN:
c. Autonomy. Pada kasus, perawat berupaya untuk melaksanakan prinsip autonomy.
Namun, perawat kurang tepat jika meminta anak menandatangani sendiri form
informed consent, karena pada usia tersebut anak belum mampu mengambil
keputusan mandiri terhadap dirinya dan diwakilkan oleh orang tuanya/ibunya

259. Seorang lansia perempuan (88 tahun) baru saja ditinggal mati suaminya 2
hari lalu karena terjatuh di toilet. Ia terus mengatakan suaminya tidak akan
meninggal seandainya ia mengantarkannya untuk pergi BAK. Apakah fase berduka
yang sedang dialami klien?
A. denial
B. anger
C. bargaining
D. depression
E. acceptance
PEMBAHASAN:
1. Denial (pengingkaran): tidak mempercayai situasi/peristiwa yang terjadi, letih,
lesu, tidak tahu apa yang harus dilakukan.
2. Anger (marah): melampiaskan kekesalan kepada orang lain, agresif, nada
tinggi, bicara kasar.
3. Bargaining (tawar menawar): berusaha kembali ke masa lalu, ditandai
dengan pengandaian “andai saja/seandainya”
4. Depression (depresi): menarik diri, merasa putus asa dan tidak berharga,
sulit tidur, menolak bicara dan memenuhi kebutuhan diri.
5. Acceptance (penerimaan): menerima situasi/peristiwa yang terjadi dengan
lapang dada

260. angka kejadian kasus covid disuatu desa semakin meningkat,namun


warga setempat terlihat tidak menggunakan masker saat keluar rumah dan masih
sering berkumpul dan berkerumunan. Warga beranggapan virus ini tidak
berbahaya dan akan lekas sembuh jika terkena apakah tindakan yang tepat yang
harus dilakukan perawat?
A. memberikan pendidikan kesehatan tentang pentingnya menggunakan masker
B. memberikan pendidikan kesehatan tentang pandemi covid
C. menganjurkan warga untuk menerapkan protokol kesehatan 5M
D. memberikan pendidikan kesehatan tentang pentingnya mencuci tangan
E. menganjurkan warga untuk tidak berkerumunan

PEMBAHASAN:
Intervensi yang bisa diberikan untuk diagnosa defisit pengetahuan ini adalah berupa
edukasi kesehatan Edukasi kesehatan yang diberikan tentunya harus sesuai dengan
kondisi pasien, maka dari itu jawaban yan tepat untuk soal ini adalah “memberikan
pendidikan kesehatan tentang pandemi covid”

261. Seorang laki-laki (40 tahun) datang ke IGD dengan Pneumothoraks. Pasien
mengeluh sesak napas disertai nyeri dada kanan. Dada kanan terlihat cembung,
gerakan pernapasan tertinggal, perkusi hipersonor, penggunaan otot bantu napas
(+), frekuensi napas 32x/menit, SaO2 95%, pH 7,36 pO2 80 mmHg, pCO2 40
mmHg, HCO3 24 mmHg. Apakah masalah keperawatan utama pada pasien ?
A. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
B. Gangguan Pertukaran Gas
C. Pola Napas Tidak Efektif
D. Nyeri Akut
E. Gangguan Ventilasi Spontan

PEMBAHASAN:
DO : Dada kanan terlihat lebih cembung dan gerakan pernapasan tertinggal, perkusi
hipersonor, penggunaan otot bantu napas (+), RR : 32 x/menit, SaO2 : 95%.
DS : Pasien mengeluh sesak napas semakin memberat disertai nyeri pada dada
sebelah kanan.
Sehingga, masalah keperawatan utama pada pasien adalah Pola Napas Tidak
Efektif. Definisi : Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi
adekuat.
262. Seorang perempuan (45 tahun) dirawat setelah terjatuh di kantornya. Hasil
pengkajian: pasien merasakan lemah di tubuh kanan, kesulitan melafalkan katakata
serta pipi dan sudut bibir kanan tampak turun. Saat bicara, suara pasien terdengar
tapi pengucapannya tidak jelas. Apakah fungsi saraf yang diduga mengalami defisit
berdasarkan hasil pengajian pada pasien tersebut?
A. Abdusen dan fasialis
B. Glosofaringeus dan vagus
C. Asesorius dan abdusen
D. Fasialis dan vagus
E. Vagus dan asesorius

PEMBAHASAN:
Berdasarkan data tersebut, deficit saraf yang dialami oleh pasien terjadi pada nervus
fasialis dan vagus. Fungsi saraf-saraf tersebut yaitu:
- Nervus fasialis: Rasa pada 2/3 anterior lidah, pergerakan wajah, penutupan mata,
pergerakan bibir saat bicara. Deficit pada kasus: pipi dan sudut bibir kanan tampak
turun
- Nervus vagus: Sensasi dari faring, visera, badan karois dan sinus karotis. Fungsi
motorik, dan otonom visera (kelenjar, pencernaan, detak jantung). Deficit pada
kasus: kesulitan melafalkan kata-kata, pengucapan kata-kata tidak jelas

263. Seorang lansia (71 tahun) dengan riwayat stroke dirawat di ruang rawat
neurologi RS sejak 1 minggu lalu. Saat ini perawat sedang mengkaji kekuatan otot
klien untuk selanjutnya dilatih range of motion. Ketika diminta untuk mengangkat
lengan kirinya, klien dapat melakukannya namun kemudian lengannya terjatuh ketika
perawat memberikan dorongan. Berapakah skor kekuatan otot deltoid yang
diperoleh?
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5

PEMBAHASAN:
Jawaban yang tepat : c. 3 Pada kasus, otot deltoid klien mampu bergerak melawan
gravitasi, namun tidak mampu melawan tahanan yang diberikan pemeriksa sama
sekali

264. seorang ibu (27 tahun) datang ke puskesmas untuk memeriksakan


kehamilannya pada tanggal 2 juli 2021. saat dilakukan pengkajian didaptkan data
HPHT ibu adalah 19 oktober 2020 berapakah usia kehamilan ibu saat ini?
A. 6 bulan 13 hari
B. 24 minggu 6 hari
C. 25 minggu 13 hari
D. 35 minggu 6 hari
E. 5 bulan 13 hari

PEMBAHASAN:
Rumus menghitung Usia Kehamilan = Tanggal pemeriksaan - HPHT

265. Seorang perempuan (55 tahun) dibawa ke IGD dengan luka bakar akibat
kebakaran di lahan perkebunan. Pasien mengeluh lemah dan meringis kesakitan.
Hasil pengkajian: terdapat luka bakar pada daerah dada, abdomen, dan tangan
kanan Berapakah presentase luka bakar pada pasien tersebut?
A. 22,5%
B. 18%
C. 31,5%
D. 27%
E. 36%

PEMBAHASAN:
Berdasakan Rule of nine, luas luka bakar yang diderita pasien adalah: dada (9%),
abdomen (9%),tangan kanan (9%) jadi persentase luka abakar pada pasien tersebut
yaitu : 27%

266. Seorang laki- laki (64 tahun) dirawat di RS dengan Acute Lung Oedema.
Hasil pengkajian: pasien mengeluh sesak napas, pernapasan cepat dan dangkal,
tekanan darah 160/100 mmHg, frekuensi nadi 102x/menit, frekuensi napas
48x/menit, dan SpO2: 87%. Hasil lab menunjukkan pH: 7,26 pCO2: 50 mmHg
pO2: 56 mmHg HCO3: 28 mmHg. Apakah interpretasi AGD pada pasien tersebut ?
A. Alkalosis metabolik terkompensasi penuh
B. Asidosis respiratorik terkompensasi sebagian
C. Alkalosis respiratorik tidak terkompensasi
D. Asidosis metabolik terkompensasi sebagian
E. Asidosis respiratorik tidak terkompensasi

PEMBAHASAN:
Pada soal : pH : ↓ pCO2 : ↑ HCO3 : ↑
Jadi, dapat disimpulkan hasil interpretasi AGD diatas adalah Asidosis Respiratorik
Terkompensasi Sebagian

267. Perawat melakukan pengkajian keluarga klien yang kena PHK 2 bulan lalu.
Hasil wawancara dengan orang tua, klien sering berbicara keras dan kasar, tidak
mau menyapa orang lain, sering menyendiri di kamar, dan selalu melempar benda-
benda di rumah. Orang tua klien mengatakan nenek klien juga memiliki kondisi
yang sama seperti klien. Apakah tindakan keperawatan yang tepat dilakukan oleh
perawat?
A. Menjelaskan kepada klien tentang berduka
B. Mengajarkan kepada klien tentang mengendalikan marah
C. Menjelaskan kepada klien tentang peningkatan harga diri
D. Melaporkan klien jika terjadi kekerasan yang mengancam keluarga
E. Memberikan dukungan serta konseling kepada klien

PEMBAHASAN:
Masalah keperawatan yang tepat pada pasien adalah koping tidak efektif. Tindakan
keperawatan yang dapat dilakukan oleh perawat yaitu memberikan dukungan serta
konseling kepada klien. Hal ini termasuk tindakan pencegahan tersier karena
mencakup tahap pemulihan yang dirancang untuk memaksimalkan tingkat fungsi
klien. Sebagai contoh dengan kena PHK dan klien berisiko memiliki tingkat
emosional yang tinggi sehingga diperlukan dukungan serta konseling terhadap klien
untuk mengontrol emosional dan hal yang dihadapi klien.

268. Seorang anak dibawa ke puskesmas pada 12 januari 2022 karena diare. Ibu
mengatakan anaknya lahir pada 1 Agustus 2019 di usia gestasi 34 minggu.
Berapakah usia koreksi anak saat ini?
A. 2 tahun 5 bulan 11 hari
B. 2 tahun 4 bulan
C. 2 tahun 3 bulan 27 hari
D. 2 tahun 3 bulan 28 hari
E. 2 tahun 3 bulan

PEMBAHASAN:
Jawaban yang tepat : a. 2 tahun 5 bulan 11 hari karena anak sudah berusia lebih
dari 2 tahun sehingga usia kronologis anak sama dengan usia koreksi anak,
meskipun dia lahir prematur/preterm.

269. Seorang kepala ruangan memberikan tugas kepada salah seorang perawat
pelaksana. Tugas yang diberikan oleh kepala ruangan adalah melakukan
pemasangan infus, mengganti cairan infus di setiap shift, dan terkadang tugas yang
diberikan tidak terlalu jelas. Apakah kondisi yang berpotensi mengakibatkan
pendelegasian tidak berjalan efektif?
A. Over delegation
B. Unproper delegation
C. False delegation
D. Under delegation
E. Indirect delegation
PEMBAHASAN:
Tugas yang diberikan oleh kepala ruangan yaitu perawat ruangan melakukan
kegiatan memasang infus, mengganti cairan infus di setiap shift, dan terkadang
tugas yang diberikan tidak terlalu jelas.
Delegasi dalam praktik keperawatan professional sering mengalami masalah,
dimana proses delegasi tidak dilaksanakan secara efektif. Hal ini dikarenakan tiga
hal yaitu under delegation, over delegation, dan unproper delegation. Delegasi yang
baik tergantung pada keseimbangan antara komponen tanggung jawab,
kemampuan, dan wewenang.
Pada kasus diatas, delegasi tidak berjalan efektif karena kondisi under delegation.
Under delegation diamaksudkan karena kepala ruangan memberikan pelimpahan
tugas yang terlalu sedikit kepada staf. Staf diberi wewenang yang sangat sedikit,
terbatas, dan sering tidak terlalu jelas.

270. Segera setelah lahir, bayi laki-laki menangis lemah dengan badan pucat, HR
90x/menit, pernapasannya lemah dan tidak teratur, serta bayi hanya bergerak lemah
dengan atau tanpa distimulasi. Apa klasifikasi APGAR pada bayi tersebut?
A. Gagal napas
B. Asfiksia Berat
C. Asfiksia sedang
D. normal
E. Vigorous baby

PEMBAHASAN:
Jawaban yang tepat : c. asfiksia sedang Dalam hal ini total skor APGAR nya adalah
4, di mana total skor 4-6 masuk pada klasifikasi asfiksia sedang

Anda mungkin juga menyukai