Anda di halaman 1dari 8

SEJARAH KERUNTUHAN SISTEM PEMERINTAHAN TRADISIONAL DI BENGKULU

R. Ade Hapriwijaya
Dinas Kesatuan Bangsa dan Politik Propinsi Bengkulu
Jln. Pembangunan No. 1 Padang Harapan, Bengkulu 38255
hapriwijaya@gmail.com

Abstract: Differences regarding History of the Collapse of the Traditional Government System in
Bengkulu. British legal thinking and practices of Bengkulu customary law were a source of chaos and
disputes. This led to an important decision being made in 1778 to change and overhaul some of these
local practices, especially those which could harm pepper plantations, while British officials were only
observers of the district court. After 1778 British officials in the district were required to take part in
important matters. With this reform a lot of progress was made but it was still hampered by the
ongoing acts of corruption, as well as the importance of abuse of power by local and Depati
Government officials. Economic problems continued, until 1785 settlements on the West coast were
changed to Residency and administrative regions were expanded.

Keywords: Collapse, Government System, Bengkulu.

Abstrak: Sejarah Keruntuhan Sistem Pemerintahan Tradisonal di Bengkulu. Perbedaan-perbedaan


mengenai pemikiran hukum Inggris dan praktek-praktek hukum adat Bengkulu menjadi sumber
kemelut dan sengketa. Hal ini mendorong diambilnya suatu putusan penting dalam tahun 1778
untuk mengubah serta merombak beberapa praktek lokal tersebut, khususnya yang dapat
merugikan perkebunan lada, sedangkan pegawai Inggris hanya sebagai peninjau pada peradilan
distrik. Setelah 1778 pegawai Inggris di distrik diwajibkan ambil bagian dalam perkara yang
penting. Dengan reformasi ini banyak kemajuan yang diperoleh tetapi masih terhambatdengan
adanya perbuatan korupsi yang terus menerus, serta pentingnya penyalahgunaan kekuasaan oleh
pegawai Pemerintah Inggris dan Depati setempat. Pesoalan ekonomi terus berlanjut, hingga tahun
1785 pemukiman dipesisir Barat diubah menjadi Karesidenan dan daerah-daerah administratif
diperluas.

Kata Kunci: Keruntuhan, Sistem Pemerintahan, Bengkulu.

Pendahuluan keuntungan perdagangan yang akan


Dalam sistem pemerintahan di diperoleh dari Bengkulu, serta kecemasan
Bengkulu para Pangeran mempunyai untuk sedikit campur tangan dalam
status yang tinggi. Status yang tinggi urusan-urusan negeri, telah merestui
tidak berarti mempunyai kekuasaan atas penglihatan tanggung jawab kepada
rakyatnya.1 Namun pihak Inggris kepala adat yang tidak biasa untuk
menggambarkan, struktur pemerintahan memberikan pemerintah-pemerintah
tradisional didalam wilayah Bengkulu yang mendadak kepada rakyat atau anak
serta pemilikan kekuasaan dari para Raja- buah.
raja yang terbatas disebabkan oleh Untuk memperlancar kepentingan
kelemahan para Pangeran sendiri. mereka di Bengkulu, pemerintah kolonial
Pendapat ini disebabkan oleh Inggris membuat perjanjian dengan
pengetahuan mereka mengenai sifat Pengeran-pangeran yang ada di
kekuasaan adat Bengkulu yang tidak Bengkulu; yaitu Pangeran Sungai Lemau
memadai, menjadi sebab utama dari dan Sungai Itam pada tahun 1685,
kesalahpahaman. Tetapi melihat dari sedangkan dengan pangeran Silebar
Tsaqofah & Tarikh Vol. 3 No. 2 Juli-Desember 2018

tahun 1695. Dalam perjanjian tersebut perunding tersebut menulis tentang


pemerintah Inggris menuntut kepada perundingan tersebut “pada mulanya
ketiga Pangeran untuk menghimpun Pangeranj bersedia untuk memenuhi
semua hasil lada yang terdapat diwilayah keinginan kita, tetapi kemudian
mereka untuk kepentingan kompeni bertingkah karena banyak menyinggung
Inggris. Perjanjian ini diperbaharui tahun masalah Prerogative (hak Pangeran),
1724 dengan Sungai Lemau dan Sungai yang demikian besat sehingga
Itam. mengurangi kedaulatannya, selain itu
Perjanjian baru tersebut juga merupakan sumber pemasukan
mewajibkan semua petani lada untuk keuangan baginya, sehingga keadaannya
menanam lada menurut kuota minimum. akan menjadi lebih buruk dari
Perjanjian serupa juga dilakukan dengan sebelumnya”. Tetapi akhirnya Pangeran
Sultan Anak Sungai yang terletak di bersedia menerima konsei tersebut,
Utara Bengkulu, di Bengkulu Selatan setelah pemaerintah Inggris mengganti
dengan Depati di Seluma, Manna, Kaur hasil, yaitu janji pemerintah Inggris untuk
dan Krui. Depati diwilayah tersebut membayar sebanyak satu dollar untuk
diwajibkan untuk melakukan setiap bahar lada yang diekspor dari
pengawasan wajib tanam, melakukan wilayah mereka.3 Tetapi dengan
pemeriksaan secara teratur dan memperhitungkan akan kewajiban
bertanggung jawab terhadap pembayaran terhadap adat dari Pangeran untuk
harga lada. Setelah masalah wajib tanam membagi hasil yang sekarang diganti
dapat dilaksanakan oleh kepala adat, oleh cukai yang dibayar secara tidak tetap
pada tahun 1758 kepala adat diminta oleh oleh Inggris kepada kepala yang lebih
Pemerintah Inggris untuk melarang rendah. Dengan demikian ssumber
menyabung ayam dan judi.2 pemaukan tersebut hampir dapat
Pembahasan memenuhi kebutuhan hidup dan lebih
Sebenarnya pihak Inggris mengangkat status para Pangeran.
menghendaki agar Pangeran dan Kalipa Merosotnya jumlah pengahasilan sangat
melebarkan batas kekuasaan tradisional mengancam kehidupan para Pangeran.
untuk kepentingan bertanam lada. Bahkan William Marsden, dalam
Namun kolonial Inggris juga telah studinya tentang orang Rejang, telah
merampas hak mereka untuk mengutip mengatakan bahwa Pangeran ebagai
hasil yang merupakan imbol yang paling “kepala-kepala feodal” yang karena
berarti dari status mereka, sehinggan kelemahan mereka sendiri, sehingga
mereka enggan untuk menyerahkan tidak dapat untuk menjatuhkan
privilesse (hak istimewa) yang ada pemerintah, yang membuat mereka
kepada kolonial Inggris. disegani dan dipatuhi. Dia mempunyai
Keengganan tersebut pertama kali harapan sebagaimana yang menjadi
diperintahkan oleh Pangeran dari Sungai harapan para atasannya, bahwa sitem
Lemau. Pemerintah Inggris mengutus lokal tersebut “apabila mendapat nilai
misi untuk mengadakan perundingan yang lebih” akan mampu berfungsi
dengan Pangeran Sungai Lemau. Para berdasarkan asas-asas sistem feodal.4

172
R. Ade Hapriwijaya
Sejarah Keruntuhan Sistem Pemerintahan Tradisonal di Bengkulu

Dengan bertindak berdasarkan jelas mengenai kekuasaan serta fungsi


perkiraaan yang demikian, pihak dari para penguasa. Kenyataan ini
pemerintah kolonial Inggris berusaha diungkapkan oleh para Kalipa di Manna
untuk membina suatu kelas penguasa mengenai peranan pelengkap yang
yang cukup kuat dan tangguh. dijalankan oleh para pegawai “hukum
Pemerintah kolonial Inggris dapat negeri ini ada didalam tangan para
mengatur secara lebih mudah dan kepala adat. Tetapi, kekuasaan berada
menjadikannya suatu kebijaksanaan yang ditangan kompeni.” Dalam dinamika
disengaja untuk memberikandukungan struktur penjajahan kerjasama dan saling
apa saja bagi para kepala adat yang pengertian kedua belah pihak merupakan
memperlihatkan kemauan kerjasama suatu keharusan, tetapi bila tujuannya
dengan mereka. Dengan demikian Depati untuk kepentingan pribadi akan
semakin merupakan alat bagi kompeni mengorbankan kesejahteraan rakyat.
Inggris. Pendapat mereka tidak Kerjasama ini terlihat dalam eksploitasi
diperhatikan dantidak dipedulikan oleh lada, dimana Kalipa dan Pemerintah
pemerintah Inggris, bahkan rakyat (anak Inggris sama-sama mencari keuntungan.
buah) ssudah tidak percfaya lagi kepada Dalam teorinya, pihak pemerintah
Depati, karena mereka terlalu percaya Inggris harus membatasi kegiatan mereka
kepada dukungan pihak Kompeni secara ketat dalam masalah lada saja,
Inggris. sedangkan masalah adat dan persoalan
Apabila kewajiban-kewajiban peradilan sepenuhnya dilakukan oleh
warisan adat antara para kepala adat dan kepala adat. Tetapi nyatanya tidak dapat
rakyat (anak buah) tidak bergema secara terlaksana, karena banyak permasalahan
timbal balik, banyak cacat dalam perilaku penanaman, yang berhubungan erat
dari kedua belah pihak. Kepala adat tidak dengan hukum adat dan peradilan,
egan lagi untuk menerapkan wewenang sehingga memaksa secara tidak langsung
pengawasannya ecara korup ata hail pemerintah kolonial Inggris campur
produksi lada, lebih-lebih bila mereka tangan.
menemukan mitra dikalangan pegawai Untuk mengatasi masalah korupsi
kompeni untuk menjalankan ekploitasi dan pertentangan adat ini, pemerintah
lada. Tindakan-tindakan dari para Inggris mengutus Walter Ewer dalam
penguasa kebun lada (Depati dan tahun 1800 sampai 1805 sebagai Residen
pegawai Eropa) dalam penggunaan di Bengkulu. Ewer diberi kuasa penuh
timbangan yang tidak benar dan untuk melakukan hukuman terhadap
pembayaran harga lada yang jauh lebih Dewan Pangeran, serta menyatakan
murah dari yang telah ditetapkan. Tidak sebagai penanggungjawaban tertinggi
jarang menimbul persaingan antara dari peristiwa setempat.5 Bertindak atas
pegawai pemerintah dengan kepala adat petunjuk dari atasannya di India, sasaran
setempat yang menjurus kepada utama Ewer adalah penghematan. Untuk
perpecahan dan putusnya hubungan itu Residen W. Ewer menghapus
mereka. Keadaan ini menjadi lebih serius kedudukan Inggris di Kaur dan Krui dan
karena tidak terdapat pembatasan yang memasukkannya ke wilayah Manna dan

173
Tsaqofah & Tarikh Vol. 3 No. 2 Juli-Desember 2018

Muko-muko. Perluasan wilayah Reformasi yang dilakukan Residen


administratif diharapkan akan dapat W. Ewer, secara tidak langung telah
meringankan kerja kompeni dalam menguburkan kekuasaan dari Pangeran
bidang adminitratifnya. Lingang Alam. Dengan tujuan
Dengan penghapusan kedudukan menerapkan sitem pemerintahan yang
Inggri di Kaur dan Krui, Residen modern, Residen menghapus klem-klem
berusaha untuk mengatur tuntutan pajak tradisional dari Pangeran atas hasil-
daripada kepala adat, dengan patokan hasil padi, kayu, bambu. Selain itu
untuk meghapus segala gelar yang tidak Pangeran juga kehilangan pendapatan
perlu. Panya penuntut yang kuat bukti 250 dollar Spanyol perbulan dari pajak,7
tercatat diakui sebagai Pangeran, ini sangat menyakitkan Pangeran.
sedangkan yang lain hanya Istem “free garden” atau tanam
diperkenankan untuk memperoleh paksa yang dilakukan pada masa W.
bagian pajak yang berhak diterima Ewer dihentikan oleh Letnan Gubernur
mereka sebagai Kalipa. Kebijaksanaan Raffles pada tahun 1818. Awal
yang baru ini tidak dapat dielakkan dan kedatangannya di Bengkulu, Raffles telah
menyebabkan rasa tidak puas sserta menekankan arti pentingnya dari
dendam dikalangan mereka yang kemerdekaan sebagai dorongan yang
gelarnya dicopot. 6 sangat perlu bagi uaha dan daya upaya
Kedatangan W. Ewer ke Bengkulu ukarela. Namun, kekuasaan yang
membawa suatu perubahan dalam dijalankan oleh wakil kompeni Inggris
bidang pertanian, yaitu semakin bertambah, sehingga
diperkenalkannya “free garden” yang menimbulkan pertentangan yang terus
berada dibawah pengawasan Pobert menerus dan dikutuk sebagaimana
Samuel Perreau yang memiliki kekuasaan Raffles mencatat:8
khusus untuk membina hubungan yang “Residen merupakan hakim dan
lebih berifat langsung dan segera antara magistrat didalam wilayahnya, serta
pemerintah dan petani. Dengan adanya menjalankan kekuasaannya yang hampir-
hubungan langsung ii maka gugatanyang hampir tidak terkontrol dalam
ditujukan kepada penguasa ke Dewan pengadilan anak negeri. Menangani
Pangeran di Fort Marlborough dapat polisi, dia bertindak menurut kemauan
dihindari. Tindakan ini dilakukan setelah sendiri, danpetani telah ditahan atau
kegagalan para kepala distrik untuk dilepakan menurut pertimbangan sendiri
menyelesaikan masalah gugatan ssecara pula, t6anpa [erintah dan pemberitahuan
lokal. Sebenarnya pola baru ini kekuasaan yang lebih tinggi manapun.
menguntungkan keuangan bagi Pangeran Demikian pula sang Residen merupakan
Sungai Lamau dan Sungai Itam, namun pedagang tunggal. Dia menganggap
Pangeran Sungai Lamau merasa cemas dirinya berhak dan berwenang untuk
dengan kekuasaan khusus yang diberikan melakukan monopoli ata egala jeni
kepada Perreau tersebut. Dengan alasan perdagangan diwilayahnya , memaok
akan mengurangi pengaruh Pangeran penduduknya berupa garam, beras dan
ungai Lemau terhadap rakyatnya. lain-lain keperluannya, dengan harga

174
R. Ade Hapriwijaya
Sejarah Keruntuhan Sistem Pemerintahan Tradisonal di Bengkulu

yang menurut pendapatnya endiri merupakan ciri dari semua keperluan


layak.” administratif. Dalam perjanjian yang
Penarikan para Residen dari dibuat bersama Pangeran Lingang Alam,
karesidenan luar serta penghapusan dari Sungai Lemau, setiap pembarap
tanam paksa, merupakan langkah awal mkenerima setiap bulannya sebanyak 8
yang dilakukan Raffles. Sebagaimana Dollar.9
kebijaksanaan Raffles, maka Perombakan yang dilakukan oleh
pertimbangan ekonomi merupakan Raffle secara teori banyak dipuji, karena
tumpuan dari peraturan-peraturannya menyangkut kepentingan pihak
yang bersifat kemanusiaan. Dukungan pemerintayh Inggris, namun bila dilihat
diberikan bagipertanian sukarela, dengan prakteknya banyak menimbulkan
tujuan kesejarahan yang didatangkan kesulitan. Petani lada tidak menganggap
akan menguntungkan pihak kompeni uang sumbangan itu sebagai alternatif
Inggris juga. Untuk itu dari setiap liberal untuk menggagalkan pertanian,
keluarga, akan dikumpulkan setiap tahun malahan dipandang sebagai beban yang
sebanyak 2 Dollar Sapanyol atau lada memberatkan. Didaerah karesidenan luar
sejumlah 50 lbs, selain itu pajak ekspor yang letaknya agak terpencil terjadi
sebesar 3 Dollar per bahar dikenakan penyelundupan secara besar-bersaran,
ujntuk perorangan, dam akan dibagikan karena penarikan dilakukan oleh orang
sama rata antara pihak kompeni Inggris Eropa. Selain itu item umbangan yang
dan kepala adat (Depati dan Pangeran). dilancarkan oleh Raffles mendapat protes
Sistem pajak nyang baru dikenal dari masyarakat.10 Masyarakat
dengan sebutan tribute, untuk lebih menganggap bahwa kedaulatan masih
sukses, sistem pengambilan pajak berada pada kepala adat.
diusulkan mempergunakan orang Bugis. Walaupun demikian, hak untuk
Penggunaan orang Bugis ini merupakan memungut setoran wajib dipegang oleh
dampak dari eratnya hubungan antara Kompeni Inggris dan para Depati
Bugis dan Inggris. Hal ini dilakukan menuntut pembagian sama rata atas
karena sistem kontrol dari pemerintah sumbangan yang didapat, dengan
Inggris lebih longgar, serta unjtuk mengenyampingkan bahwa kepala adat
melindungi para petani terhadap (Depati) tidak pernah melakukan
tekanan-tekanan dari kepala adat mereka. pemungutan seperti itu. Bila ingin
Dalam peradilan penduduk pribumi, menggambarkan tentang supremasi
para Depati cenderung mempunyai kompeni.
vested interest. Hal ini disebabkan karena Rencana pemungutan ini tidak
adanya hak tradisional mereka untuk berjalan lancar karena rakyat Rejang
memperoleh uang sidang serta uang dibawah pimpinan Pangeran Lingang
denda. Untuk mengurangi penguatan Alam melakukan protes ke ibukota untuk
sejenis Raffles mengusulkan untuk mempertahankan status kedaulatan
membayar para kepala adat tersebut mereka.11 Dengan adanya protes ini maka
berupa gaji tetap, sebagai ganti uang pemerintah Inggris takut peristiwa yang
sidang dan uang denda, yang kini pernah terjadi pada tahun 1807 akan

175
Tsaqofah & Tarikh Vol. 3 No. 2 Juli-Desember 2018

terulang kembali, maka Raffles kemudian pembaharuan lainnya, membuat Raffles


menarik kembali kebijaksanaan tidak berminat lagi untuk menggalakkan
sumbangan tersebut. Mengenai kemajuan dari kekuasaan yang bersifat
kegagalan ini kepala pemerintah tinggi di feodal, seperti yang dipelopori dahulu.
Kalkuta Lord Moira mengatakan:12 Berdasarkan rencana Raffles, hak
“Apabila dalam keadaan yang luar pemilih haruslah diberikan kepada para
biasa dari kedudukan kita terhadap pemimpin bumiputra, yaitu Sultan Anak
ketergantungan negeri pada Fort Sungai, Pangeran Sungai Lemau dan
Marlbororugh, mempertahankan Sungai Itam, serta Kalipa (kepala-kepala
monopoli lada dalam bentuk pengerahan distrik diwilayah Bengkulu Selatan), yang
wajib tidaklah tepat dan kurang terdiri dari 10 untuk Seluma, 13 untuk
bijaksana, lalu hak kita untuk Manna, dan 8 untuk Kaur. Mereka ini
menerapkan sesuatu padanan berupa mempunyai tugas dan kewajiban yang
sumbangan wajib , sebanyak 2 dollar, langsung dan segera terhadap rakyatnya,
atau sejumlah 50 pon lada, yang dipungut termasuk pula mengatur kepolisian.
dari setiap keluarga dapat dikatakan Untuk mencapai maksud tersebut mereka
paling tidak sangat meragukan.” diberikan kekuasaan dan wewenang
Dengan gagalnya kebijaksanaan yang hanya dilakukan oleh orang
tersebut, memaksa Raffles untuk lebih Ingggris. Berbeda dengan rencana yang
banyak memanfaatkan para kepala adat, lalu, sekarang para kepala adat
sambil mengurangi peranan pemerintah diperkenankan lagi memperoleh hak
Inggris seperti yang dijelaskan oleh tradisional mereka atas uang sidang dan
Raffles:13 uang denda. Pengawasan terhadap
“Di negeri dimana pajak bukan kekuasaan yang semena-mena diganti
menjadi sasaran dan tidak dapat dikutip, dan pembesar pribumi diberi hak
maka sulitlah kiranya untuk memperoleh pemilikan tanah atas nama pemerintah
suatu keuntungan yang dapat Inggris.
dimanfaatkan oleh pemerintah dalam Dengan demikian pemerintah
usaha mengesampingkan para kepala Inggris masih menguasai wilayah
adat dan melakukan campur tangan Bengkulu sepenuhnyam bahkan pada
secara langsung terhadap masyarakat.” awal kedatangan Raffles, yaitu 4 Juni 1818
Dengan keadaan ekonomi yang telah memamdatangani suatu perjanjian
mendesak, mengharuskan orang nantara pemerintah Inggris dengan
mengambil keputusan demikian, secara Pangeran Linggang Alam, Sungai Itam
khas telah “dirasionalisasikan” oleh dan Silebar.14 Dalam perjanjian itu
Raffles ke dalam falsafah yang terpuji dan disebutkan bahwa Kerajaan Sungai
bertujuan untuk mengubah komunitas Lemau diserahkan kepada pemerntah
Sumatera yang tidak tegar menjadi suatu Inggris dan Pangeran Sungai Lemau
masyarakat feodal yang stabil dan menjadi pegawai pemerintah dengan gaji
mantap serta menikmati pengolahan sebesar f.106 per bulan ditambah
pertanian sawah yang menetap. Dengan tunjangan f.106 per bulan. Pembayaran
kegagalan sumbangan wajib dan gaji ini sebagai pengganti kerugian

176
R. Ade Hapriwijaya
Sejarah Keruntuhan Sistem Pemerintahan Tradisonal di Bengkulu

karena melepaskan hak-haknya atas kebijaksanaan yaitu dengan memberi gaji


Kerajaan Sungai Lemau, dan penduduk kepada ketiga Pangeran: Pangeran Silebar
harus membayar sebesar f.4. Pajak ini mendapat gajio f.150 per bulan, Pangeran
ditentang oleh rakyat dengan cara Sungai Lemau mendapat gaji f.400 per
memprotes ke tempat kiediaman Letnan bulan dan Pangeran Sungai Itam
Gubernur Raffles. Akibatnya Raffles mendapat gaji f.600 per bulan. Pemberian
marah dan segera mengembalikan gaji ini dimaksudkan agar para pemimpin
kedaulatan raja dan gaji yang telah yang ada dapat mempergunakan
diterima.15 pengaruhnya dalam usaha untuk
Residensi Bengkulu pada tahun menambah kas pemerintayhan daerah
1825 diambil alih oleh Belanda, dan tahun yang mulai berkurang. Pada masa
1826 masuk Residensi Sumatra Barat. pemerintahan Knoerle ketiga pangeran
Penyerahan Bengkulu kepada Belanda tersebut gajinya menjadi pertahun dan
sesuai dengan Perjanjian London 1824. jumlahnya dikurangi, dimana gaji
Pada awal masa pemerintahan Belanda di Pangeran Silebar f.300 dan Pangeran
Bengkulu. Masih memberikan tunjangan Sungai Lemau dan Sungai itam f.900.
kepada keempat penguasa pribumi yang Selain tindakan Knoerle terhadap
ada di Bengkulu. Tetapi secara berlahan- pembesar tradisional di Sungai Lemau,
lahan dihentikan sama sekali. Siungai Itam dan Silebar, Knoerle juga
Penghentian tunjangan kepada pimpinan pada tahun 1832 membawa Sultan Muko-
ketiga wilayah karena keuangan daerah muko dengan kekerasan di Bengkulu, dan
kurang mencukupi, sehingga pemerintah pemerintayhan di Muko-muko diserahkan
Belanda merasa berat untuk membayar oleh Knoerle kepada seorang saudagar
tunjangan yang harus dibayar kepada bangsa Eropa yang bernama Boen
pemimpin tradisional diwilayah ini. penyerahan kekuasaan suatu wilayah
Walaupun demikian, pembayaran kepada seorang saudagar merupakan
terhadap pembesar pribumi masih terus suatu tindakan politik ekonomi yang
dilakukan. Ketika keadaan keuangan dilakukan oleh pemerintah Belanda di
pemerintah pada tahun 1830 mengalami Bengkulu. Tindakan ini juga bertujuan
kesulitan, maka dilaksanakan tanam untuk meningkatkan penghasilan
paksa dan penghematan dalam pemerintah Belanda.
pemerintahan, khususnya dalam masalah Kesimpulan
administrasi pemerintahan. Tindakan Knoerle yang lainnya
Dalam kebijaksanaan terhadap teryhadap para Pangeran terjadi pada
pembesar-pembesar tradisional seperti tahun 1833, ketika Pangeran Linggang
dikerajaan Silebar, Sungai Itam dan Alam, Penguasa Sungai Lemau
Sungai Lemau, tata pemerintahan tidak meninggal dunia. Sejak itulah tugas-tugas
dibubarkan akan tetapi para pangeran untuk sementara dibebankan kepada
dari ketiga kerajaan diberi pekerjan dan anak sulungnya yang bernama Raja Putu
tanggung jawab yang berat. Sebelum Negara dengan gelar Bupati, dengan
Knoerle memimpin Bengkulu pemerintah tunjangan sebesar f. 2000 per bulan.
Hindia Belanda membuat suatu

177
Tsaqofah & Tarikh Vol. 3 No. 2 Juli-Desember 2018

Setelah terjadi peristiwa


pembunuhan terhadap Knoerle. Salah berdasarkan Besluit 22 Januari 1864 No. 34 dan
akhirnyaMuko-muko 1870, Besluit 22 April
satu sebab Knoerle dibunuh adalah
1870 No. 49. Penghapusan keempat pangeran
tindakannya yang mengurangi gaji dari di empat wilayah, karena sejak 1833 para
Pangeran serta tunjangan lainnya. Setelah Pangeran sudah menyerahkan kekuasaannya
terbunuh Jabatan Asisten Residen kepada pemerintah Belanda; lihat juga
Helfrich, Loc.Cit.,hal., 320.
Bengkulu dipegang oleh Francis hingga
tahun 1835.
Tindakan pemerintah Belanda
terhadap pembesar pribumi terjadi lagi
pada tahun 1860-1870. Dimana
pamerintah Hindia Belanda menghapus
kedudukan Pangeran yang ada di Sungai
Lemau, Sungai Itam, Silebar dan Anak
Sungai.16

Referensi

1Wink.P. “Eenige Arschriftstukken


betreffende de vestinging van de EngelscheFactorij”
BKI LXIN 1924, hal. 478.
2KolonialTijschrift XVII, 1924, hal. 624.
3York Fort to Madras, Oct. 1685, Wink,

Op.Cit, hal. 467.


4Marsden W., History of Sumatra, hal 210.
5Wels, Loc.Cit., 1973, hal. 251.
6Bastin, John, The British in West Sumatra

(1685-1825), 1965, hal. 96.


7Weels, Loc.Cit.,hal. 254.
8Ibid.,hal 225.
9Bastin, Op.Cit.,hal. 164.
10Ibid…
11Protes ini dilakukan oleh Pangerang

Lingang Alam bersama dengan Masyarakat


pergi ke Fort Marlborough untuk menemui
Raffles.
12P.H. van der Kemp.
“Benkoelenkrachtens het LondenschTractaat van 17
Maart 1824”, BKI LV, 1903 hal. 314.
13Bastin, Op.Cit.,hal. 96.
14Francis. Loc.Cithal. 145.
15Knoerle, Oosterling, 1832.
16“Politiekverslag der Asistent Residentie

Benkoelen over het jaar 1861”; “PolitiekVerslag


over het jaar 1871”; pertama di Sungai Lemau
(1861) dengan Besluit tanggal 5 Desember
1861. Kemudian Sungai Itam (1862) dengan
Besluit 25 Desember 1862, serta Silebar (1864)

178

Anda mungkin juga menyukai