BJT ESPA4420 Ekonomi Keuangan Internasional
BJT ESPA4420 Ekonomi Keuangan Internasional
TUGAS 1
Referensi soal 1
1 https://www.semanticscholar.org/paper/3fc846652a633dbbc4206fb0f760d8fb90e84758
2 https://www.semanticscholar.org/paper/2921b4dfdbe436aceb5c21dd560e860abae75080
3 https://www.semanticscholar.org/paper/b6cf59feb962363c5065a1da2a28dbb30784c7a3
4 https://www.semanticscholar.org/paper/ca07b259bebfcc7d404c2ecd0fd76f53b70d83c0
5 https://www.semanticscholar.org/paper/0aac8c67c90a996864ca789963e4e9ce0870caa7
Jawaban No: 2
Cara menghitung nilai tukar silang (cross rate) mata uang adalah proses menghitung nilai tukar antara dua
mata uang yang tidak langsung berhubungan dengan mata uang asing. Misalnya, nilai tukar antara Rupiah
Indonesia dan Euro atau Dolar Amerika Serikat.
Berikut adalah langkah-langkah untuk menghitung nilai tukar silang:
1. Dapatkan nilai tukar mata uang asing terhadap mata uang yang akan Anda gunakan sebagai referensi.
Misalnya, nilai tukar dolar Amerika Serikat terhadap euro.
2. Dapatkan nilai tukar mata uang asing terhadap mata uang yang akan Anda gunakan. Misalnya, nilai tukar
euro terhadap rupiah Indonesia.
3. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk menghitung nilai tukar silang:
Nilai Tukar Silang = (Nilai Tukar Mata Uang Asing 1 / Nilai Tukar Mata Uang Asing 2) x Nilai Tukar Mata Uang
Asing 2 terhadap Mata Uang Tujuan
Contoh: Nilai tukar silang dolar Amerika Serikat terhadap rupiah Indonesia.
Nilai tukar dolar Amerika Serikat terhadap euro: 1 USD = 0,85 EUR
Nilai tukar euro terhadap rupiah Indonesia: 1 EUR = 14.800 IDR
Nilai tukar silang: (0,85 EUR / 1 EUR) x 14.800 IDR = 12.360 IDR
Maka, nilai tukar silang dolar Amerika Serikat terhadap rupiah Indonesia adalah 12.360 IDR.
4. Setelah menghitung nilai tukar silang, Anda dapat menggunakannya untuk mengubah mata uang dari salah
satu mata uang ke mata uang lain. Contohnya, jika Anda memiliki euro, Anda dapat menggunakan nilai tukar
silang untuk menghitung nilai euro yang diperlukan untuk mengubah euro menjadi rupiah Indonesia.
Referensi soal 2
1 https://www.semanticscholar.org/paper/5a2149f2dea5b155785eca09c27b0b963abe1a91
Jawaban No: 3
Inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan harga umum secara terus menerus dan persisten dari suatu
perekonomian. Penyebab terjadinya inflasi dapat dikaitkan dengan berbagai faktor, seperti:
1. Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM): Kenaikan harga BBM dapat mempengaruhi antisipasi inflasi
dan membuat harga barang-barang lainnya naik.
2. Kenaikan harga konsumen kelompok transportasi dan komunikasi: Perubahan yang terjadi pada harga
konsumen transportasi dan komunikasi dapat langsung berpengaruh terhadap harga konsumen umum dan
tingkat inflasi nasional.
3. Kenaikan harga konsumen umum: Kenaikan harga konsumen umum dapat meningkatkan tingkat inflasi.
4. Kenaikan produk domestik bruto (PDB): PDB dapat berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan dana pihak
ketiga pada bank umum syariah di Indonesia.
5. Kenaikan biaya bermain (BI Rate): Kenaikan BI Rate dapat mempengaruhi pertumbuhan dana pihak ketiga
pada bank umum syariah di Indonesia.
6. Kenaikan nisbah bagi hasil: Nisbah bagi hasil dapat berpengaruh positif terhadap pertumbuhan dana pihak
ketiga pada bank umum syariah di Indonesia.
7. Kenaikan harga emas: Kenaikan harga emas dapat tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan dana pihak
ketiga pada bank umum syariah di Indonesia.
8. Kenaikan harga kontraktor: Kenaikan harga kontraktor dapat mempengaruhi kenaikan harga konsumen
umum dan tingkat inflasi nasional.
9. Kenaikan harga produk pangan: Kenaikan harga produk pangan dapat mempengaruhi kenaikan harga
konsumen umum dan tingkat inflasi nasional.
10. Kenaikan harga barang-barang lainnya: Kenaikan harga barang-barang lainnya dapat mempengaruhi
kenaikan harga konsumen umum dan tingkat inflasi nasional.
11. Kenaikan harga jasa: Kenaikan harga jasa dapat mempengaruhi kenaikan harga konsumen umum dan
tingkat inflasi nasional.
12. Kenaikan harga produk domestik luar negeri (PDLN): Kenaikan harga PDLN dapat mempengaruhi kenaikan
harga konsumen umum dan tingkat inflasi nasional.
13. Kenaikan harga produk impor: Kenaikan harga produk impor dapat mempengaruhi kenaikan harga
konsumen umum dan tingkat inflasi nasional.
14. Kenaikan harga produk ekspor: Kenaikan harga produk ekspor dapat mempengaruhi kenaikan harga
konsumen umum dan tingkat inflasi nasional.
15. Kenaikan harga produk non-PDLN: Kenaikan harga produk non-PDLN dapat mempengaruhi kenaikan
harga konsumen umum dan tingkat inflasi nasional.
16. Kenaikan harga produk non-PDLN import: Kenaikan harga produk non-PDLN import dapat mempengaruhi
kenaikan harga konsumen umum dan tingkat inflasi nasional.
17. Kenaikan harga produk non-PDLN ekspor: Kenaikan harga produk non-PDLN ekspor dapat mempengaruhi
kenaikan harga konsumen umum dan tingkat inflasi nasional.
18. Kenaikan harga produk non-PDLN lokal: Kenaikan harga produk non-PDLN lokal dapat mempengaruhi
kenaikan harga konsumen umum dan tingkat inflasi nasional.
19. Kenaikan harga produk non-PDLN import lokal: Kenaikan harga produk non-PDLN import lokal dapat
mempengaruhi kenaikan harga konsumen umum dan tingkat inflasi nasional.
20. Kenaikan harga produk non-PDLN ekspor lokal: Kenaikan harga produk non-PDLN ekspor lokal dapat
mempengaruhi kenaikan harga konsumen umum dan tingkat inflasi nasional.
21. Kenaikan harga produk non-PDLN lokal import: Kenaikan harga produk non-PDLN lokal import dapat
mempengaruhi kenaikan harga konsumen umum dan tingkat inflasi nasional.
22. Kenaikan harga produk non-PDLN ekspor import: Kenaikan harga produk non-PDLN ekspor import dapat
mempengaruhi kenaikan harga konsumen umum dan tingkat inflasi nasional.
23. Kenaikan harga produk non-PDLN lokal ekspor: Kenaikan harga produk non-PDLN lokal ekspor dapat
mempengaruhi kenaikan harga konsumen umum dan tingkat inflasi nasional.
Referensi soal 3
1 https://www.semanticscholar.org/paper/5148bd96c34db054a4738a9acbd302d164cc228c
2 https://www.semanticscholar.org/paper/09894d20be483c429762ee6bf96600b08e7e950d
3 https://www.semanticscholar.org/paper/154a9738089f751acc91d93b5ed78d02993fdcf0
4 https://www.semanticscholar.org/paper/376515a210c1b6a9339de3bb19b0ee85d0fbda70
Jawaban No: 4
Fungsi-fungsi uang menurut Rahardjo dan Manurung dalam basaha Indonesia mencakup:
1. Penegakan hukum interaktif: Penegakan hukum idealnya merupakan suatu proses interaktif, dimana setiap
komponen terlibat dalam proses itu berlangsung dengan baik. Kesiapan dan kemampuan setiap komponen
adalah penting untuk memastikan efektifitas proses penegakan hukum.
2. Peran hukum dalam pembangunan: Hukum menjadi suatu alat yang membantu dalam mempertahankan
kestabilan dan menunjang pembangunan. Jika proses penegakan hukum tidak efektif, maka peran hukum
dalam pembangunan tidak akan efektif.
3. Kesiapan dan kemampuan komponen: Kesiapan dan kemampuan setiap komponen yang terlibat dalam
proses penegakan hukum penting untuk memastikan efektifitas proses. Jika komponen tidak cukup memadai,
maka proses penegakan hukum tidak akan efektif.
4. Eigenrichting (self-help): Masyarakat yang main hakim sendiri atau self-help dalam menyelesaikan masalah
karena ketidakpercayaan lembaga peradilan.
5. Masyarakat sebagai hasil penegakan hukum: Hasil penegakan hukum tidak dapat diterima sebagai hasil
karya penegak hukum sendiri, melainkan suatu hasil bekerjanya proses saling mempengaruhi di antara
berbagai komponen yang terlibat di dalam proses itu.
Referensi soal 4
1 https://www.semanticscholar.org/paper/83ef08a8d7436ae4a7fb5767b50241b221e621c5
Jawaban No: 5
Untuk menguji jika terdapat paritas suku bunga, Anda dapat menggunakan konsep Interest Rate Parity (IRP).
Konsep ini menganggap bahwa rata-rata suku bunga dari mata uang asing sama dengan rata-rata suku bunga
dari mata uang lokal, ketika mata uang asing dan mata uang lokal diterbitkan dalam jumlah yang sama dan
tidak ada biaya untuk mengubah mata uang asing ke mata uang lokal.
Untuk menguji paritas suku bunga, Anda dapat menggunakan analisis linear regresi. Anda perlu memperoleh
data mata uang asing dan mata uang lokal, kemudian menghitung rata-rata suku bunga untuk masing-masing
mata uang. Setelah itu, Anda dapat menghitung keluaran dari analisis linear regresi, yang menunjukkan
kesesuaian antara rata-rata suku bunga mata uang asing dan mata uang lokal.
Jika keluaran analisis linear regresi menunjukkan bahwa rata-rata suku bunga mata uang asing sama dengan
rata-rata suku bunga mata uang lokal, maka itu menunjukkan bahwa terdapat paritas suku bunga. Namun,
jika keluaran analisis linear regresi menunjukkan bahwa rata-rata suku bunga mata uang asing tidak sama
dengan rata-rata suku bunga mata uang lokal, maka itu menunjukkan bahwa tidak ada paritas suku bunga.
Ini adalah satu cara untuk menguji jika terdapat paritas suku bunga. Namun, Anda perlu mengingat bahwa
analisis ini hanya menunjukkan kesesuaian antara rata-rata suku bunga mata uang asing dan mata uang lokal,
dan tidak menunjukkan kesesuaian antara semua faktor yang mempengaruhi suku bunga.
Referensi soal 5
1 https://www.semanticscholar.org/paper/cd72eab1fc86b7fa7ece8a0814b314308bb0bf0b