(Nelvira) Makalah Tugas SP Farklin
(Nelvira) Makalah Tugas SP Farklin
(Nelvira) Makalah Tugas SP Farklin
Dibuat oleh
NIM : 200101212
Pendahuluan
laju bersihan kreatinin merupakan suatu pengukuran kinerja fungsi ginjal dalm membersihkan
kreatinin dari darah. CLcr menggunakan berbagai faktor seperti umur, jenis kelamin, berat
badan, dan perilaku ginjal. Laju bersihan kreatinin dapat di ukur dengan menggunakan urin
spesimen dalam suatu periode waktu dan mengumpulkan sampel darah untuk menentukan
kreatinin serum pada waktu pertengahan waktu pengumpulan urin. Pengukuran laju bersihan
kreatinin dilakkan untuk mengevaluasi fungsi ginjal dan membantu dalam penentuan dosis obat
yang tepat.
Persamaan Cockcroft-Gault adalah salah satu metode yang digunakan untuk menilai CLcr.
Metode ini jugaa menggunakan bebrapa faktor penentu seperti umur, jenis kelamin, berat badan,
dan memperikirakan laju filtrasai glomerulus ginjal. Pengukuran laju filtrasi glomerulus (GFR)
penggunaan suatu obat mengukur GFR harus memenuhi beberapa kriteria. dosis obatt
berdasarkan laju pembersihan kratinin untuk mngurangi resiko terlalu rendah atau terlalu tinggi
dari efek samping obat. Laju bersihan kreatinin digunakan sebagai indikaotr penting dalam
menyesuaikana dosis obat, terutama bagi psien dengan gangguan fugsi ginjal. Dosis obat harus
dikelurkan dengan baik dari tubuh dan efek samping yang tidak diinginkan dapa diminimalkan
menngkatkan kemampuan ginjal dalam proses heodialisis, kreatinin dan obat lainnya di lkukan
dengan cra pengambilan darah pasien melalui dialisis. Hemodialisis dapat mempengaruhi
parameter farmakokinetika obat, yaitu cara obat diserap, didistribusikan dieliminasi, dan
berinterksi dalam tubuh, sehingg dosis obat harus dissuaikan untuk menjaga konsentrasi
Laju bersih merupakan salah satu dari bebrapa parameteer farmakokinetika yang penting untuk
di perhatikan dalam pengobatan pasien. Laju bersihan kreatinin merupakan kemampuan organ
tubuh untuk menghilangkan kretinin dari darah, yang dikaitkan dengan kemampauan organ
tubuh untuk menghilangkan obat lainnya. CLcr dapat diketahui melalui pengukuran laju filtrasi
glomerulus (GFR) yang biasa dilakukan dengan pemeriksaan kreatinin dalam darah dan urin.
Persamaan Cockcroft-Gault adalah metode yang digunakan untuk menghitung CLcr. Metode ini
dipakai pada tahun 1972 oleh cokcroft dan Gault. Persamaan ini menggunakan berbagai faktor,
seperti berat badan, umur, jenis kelamin, ginjal. Persamaan ini diterapkan dalam beberapa kasus,
seperti pengobatan pasien dengan penyakit ginjal terlampau, penyakit ginjal, atau penyakit lain
rumus berikut :
Persamaan Cockroft-Gault digunakan untuk menghitung Clcr, yang dapat digunakan untuk
menentukan dosis obat yang sesaui dengan kemampaun ginjal pasien,dan digunakan untuk
mencgah efek samping dari obat. Dosis obat yang sesuai dapat t=diterpakan laju bersihan
Proses hemodiliasis merupakan metode terapi yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan
ginjal. Pengaruh proses hemodialisis terhadap dosis obat juga tergantung pada tingkat dialisis
yang digunakan dalam bebrapa kasus, CLcr dapat meningkat setelah hemodialisis, sehingga obat
5. Studi kasus
Berikut adalah bebrapa kasus yang mencangkup pengukuran CLcr dan perubhaan dosis
berdasarkan CLcr
Pada kasus ini pasin menderita penyakit ginjal yang telah lama dialami dan mempengaruhi
fungsi ginja, dengan menggunakan persamaan Cockroft-Gault, CLcr dpat diketahui dan dosis
KESMIPULAN
Pengukuran laju bersihan kreatinin (CLcr) penting untuk mengukur kinerja fungsi nefron.
Metode Cockcroft-Gault adalah salah satu metode yang digunakan untuk menilai CLcr, tetapi
perbandingan dengan metode Clearance Creatinine Urin 24 jam terhadap senyawa tertentu oleh
ginjal dalam satu satuan waktu (Jahan & Ferdousi, 2013) menunjukkan bahwa terdapat
Perubahan regimen dosis obat berdasarkan laju pembersihan kreatinin adalah penting untuk
mengurangi risiko terlalu rendah atau terlalu tinggi dari efek samping obat (Jahan & Ferdousi,
2013). Pengaruh proses hemodialisis terhadap parameter farmakokinetika obat adalah penting
untuk diperhatikan, karena proses hemodialisis dapat mengubah kinetika obat yang akan
Studi kasus yang mencakup pengukuran CLcr dan pengaruh proses hemodialisis pada parameter
farmakokinetika obat akan memberikan informasi yang penting bagi dokter dan klinisian dalam
(CG) dan nilai LFG yang dihitung menggunakan persamaan MDRD dari masing-masing pasien.
Aturan pendosisan pada pasien gagal ginjal kronik (GGK) didasarkan oleh perubahan
farmakokinetiknya. Penurunan fungsi ginjal, perubahan volume distribusi, dan waktu eliminasi
pada pasien GGK menyebabkan perlunya dilakukan penyesuaian dosis pada obat tertentu.
Penyesuaian dosis didasarkan pada klirens obat dari masing-masing pasien. Klirens obat ini
dapat ditentukan oleh nilai klirens kreatinin (Shargel, 2015). Perhitungan nilai klirens kreatinin
menggunakan persamaan CG nilai CrCl tanpa faktor memperhatikan luas area tubuh. Hasil
perhitungan eCrCl secara sistematis akan lebih besar dari nilai LFG karena adanya sekresi
kreatinin di tubulus ginjal. Selain itu, eCrCl memiliki lebih banyak variabilitas daripada nilai
eLFG yang dihitung menggunakan persamaan MDRD sehingga nilai CrCl hanya memiliki
tingkat keakuratan sekitar 50 – 70%. Sementara pada penilaian eLFG memiliki tingkat akurasi
83% (NIDDK, 2015). Tingkat akurasi kedua metode ini menjadi perbedaan yang mendasari
dilakukannya penilaian dosis dengan melihat nilai ClCr juga LFG pasien.
Penelitian ini menggunakan sampel sehat dan diperoleh rerata nilai LFG menggunakan metode
Cockcroft-Gault lebih tinggi dibandingkan dengan LFG metode Cleareance Creatinine Banyak
tersebut antara lain lamanya waktu pengumpulan urin dan banyaknya volume urin (Jahan &
Ferdousi, 2013). Perbedaan rerata nilai LFG sebagai indeks fungsi akan menimbulkan
permasalahan di dalam praktik para klinisi dalam memilih metode mana yang akan dipakai untuk
menghitung LFG secara cepat. Metode Cockcroft-Gault lebih menunjukkan hasil yang
mendekati nilai referensi yaitu ≥90 ml/menit. Perbandingan tersebut menunjukkan bahwa
terdapat kesalahan pada proses penampungan urin (Jahan & Ferdousi, 2013