Anda di halaman 1dari 18

Review Jurnal

“Kesesuaian Dosis Vankomisin


pada Pasien Penyakit Ginjal
Kronik stadium 3 dan 4 di
Bangsal Penyakit Dalam RSUP
Dr. M. Djamil Padang”
01
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Penurunan Penyesuaian
GGK ekskresi obat
Vankomisin
Dosis

Prevalensi 0,38% di Akibat pengurangan Vankomisin Perhitungan dosis individu


Indonesia pada filtrasi glomerulus mempunyai indeks penting untuk obat dengan
tahun 2018 sehingga waktu terapeutik sempit indeks terapi sempit yang
paruh eliminasi obat dan tereliminasi sedang menderita
lebih panjang hampir sempurna penyakit ginjal, karena
dalam bentuk tidak penurunan laju filtrasi
berubah dalam urin, glomerulus dapat
terutama melalui meningkatkan konsentrasi
filtrasi glomerulus vankomisin di dalam
serum
02
Metode
Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan Parameter farmakokinetika yang
ditentukan diantaranya adalah Klirens
menggunakan data observasi retrospektif
(Cl), t1/2, Ke, Volume distribusi.
secara cross sectional dari catatan rekam
Parameter - parameter tersebut akan
medis, dengan memperhatikan kriteria
menggambarkan hubungan konsentrasi
inklusi dan eksklusi. Pengambilan data
obat dalam darah dengan jumlah total obat
diperoleh dari rekam medik pasien. Data
dalam tubuh, sedangkan Klirens
rekam medik pasien yang digunakan meliputi
merupakan parameter untuk mengukur
umur, berat badan, tinggi badan, nilai serum
efisiensi eliminasi obat.
kreatinin, dosis dan interval penggunaan
vankomisin.
● Perhitungan dosis individu ● Volume rata-rata distribusi vankomisin
dilakukan secara pharmacokinetic adalah 0,7 L/kg
dosing method, dihitung dengan
menggunakan rumus :
Cl = 0,695 (Clcr) + 0,05 .

● Perkiraan elimination rate ● Persamaan yang digunakan untuk menghitung


constant (ke) dan half-life (t1⁄2 ) : regimen dosis individual :
Ke = Cl / V. (ke dalam jam τ = (ln Cssmax – ln Cssmin)/ke -keτ
-1). D = Css max V (1- e )
dengan τ dalam jam, D dalam mg
● Setelah penghitungan penyesuaian dosis dilakukan dengan
menggunakan pharmacokinetic dosing method, hasil yang
diperoleh dibandingkan dengan dosis yang diterima pasien
Data dianalisis secara deskriptif dan dilakukan perhitungan
jumlah persentase dan disajikan dalam bentuk tabulasi dan
diagram.
● Diagram pemeriksaan hasil mikrobiologi dilakukan dengan
beberapa cara diantaranya swab tenggorokan dengan hasil
57%,sputum 24% dan pus 19%. Penegakan diagnosis pada
pasien memerlukan adanya hubungan antara barbagai data.
RUMUS METODE COCKROFT-GAULT
CrClest adalah bersihan kreatinin
dalam mL/min, umur dalam tahun,
BW (Body Weight) adalah bobot
badan pasien dalam kg, SCr adalah
kreatinin serum. Nilai 0,85 adalah
faktor koreksi untuk perempuan
karena perempuan memiliki massa
otot yang lebih kecil dari pada
laki-laki. Persamaan ini hanya
berlaku untuk pasien dengan bobot
badan yang normal, memiliki usia
diatas 18 tahun dan memiliki
kreatinin serum yang stabil.
METODE SALAZAR & CORCORAN

Umur dalam tahun, Wt adalah bobot


badan dalam kg, Ht tinggi dalam meter,
dan SCr adalah kreatinin serum dalam
mg/dL.
03
Hasil dan Diskusi
PEMBAHASAN
Telah dilakukan penelitian
kesesuaian dosis vankomisin (antibiotik
dengan indeks terapi sempit) pada pasien
penyakit ginjal kronik stadium 3 dan 4
berdasarkan data rekam medis selama
Januari 2015-Maret 2016 di Bangsal
Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil
Padang dan diperoleh 21 data yang
memenuhi kriteria inklusi dengan jenis
kelamin dari 21 subjek (9 pasien laki-laki
dan 12 pasien perempuan). Dimana,
berdasarkan usia adalah 2 orang berusia
20–44 tahun, 9 orang berusia 45– 64 tahun,
dan 10 orang berusia > 65 tahun.
PEMBAHASAN

Pengujian uji kultur kuman atau uji sensitivitas antibiotik dan


bakteri patogen methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA)
dilakukan pada swab tenggorokan, sputum dan pus. Terapi yang
digunakan pada 21 orang pasien yang telah positif methicillin-resistant
Staphylococcus aureus (MRSA) adalah vankomisin.
Nilai bersihan kreatinin dilakukan perhitungannya dengan
metoda Cockroft-Gault dan Salazar-Corcoran pada 21 orang
pasien, yang diperoleh 15 orang pasien dengan nilai bersihan
kreatinin 30–59 mL/menit, 6 orang pasien dengan nilai
bersihan kreatinin 15–29 mL/menit.

Nilai bersihan kreatinin ditentukan untuk mencapai terapi yang


efisien dan aman pada pasien ginjal kronik melalui penyesuaian dosis
vankomisin, karena vankomisin termasuk antibiotik dengan indeks terapi
sempit yang memiliki resiko efek samping berupa nefrotoksik.
Vankomisin diekresikan 90% di ginjal melalui filtrasi glomerulus.
PEMBAHASAN
Data Nilai Parameter Farmakokinetika

1. Pasien penyakit ginjal kronik stadium 3 dengan nilai bersihan 2. Pasien penyakit ginjal kronik stadium 4 dengan nilai
kreatinin antara 30–59 mL/menit diperoleh harga profil bersihan kreatinin antara 15–29 mL/menit diperoleh harga
farmakokinetik sebagai berikut : profil farmakokinetik diperoleh sebagai berikut :
- t½ : 14,11 ± 2,89 jam
- Ke : 0,051/jam - t½ : 24,48 ± 5,44 jam
- AUC : 542,90 ± 81,48 mgjam/L - Ke : 0,025/ jam
- Jumlah fraksi obat : 0,50 ± 0,1% - AUC : 1034,11 ± 112,54 mgjam/L
- Dmaks : 2066,15 ± 415,17 mg - Jumlah fraksi obat : 0,67 ± 0,09%
- Dmin : 1066,15 ± 415,17 mg - Dmaks : 3196,91 ± 802,97 mg
- Cmaks : 55,44 ± 9,77 mg/L - Dmin : 2196,91 ± 802,97 mg
- Cmin : 28,25 ± 9,26 mg/L - Cmaks : 86,26 ± 18,57 mg/L
- Cp : 27,19 ± 4,19 mg/L - Cmin : 51,40 ± 19,51 mg/L
- Klirens vankomisin : 1,88 ± 0,28 L/jam - Cp : 27,36 ± 3,13 mg/L
- Hari tercapai akumulasi pada hari ke 11,4 ± 2,82 serta - Klirens vankomisin : 0,88 ± 0,21 L/ jam
indeks akumulasi vankomisin sebesar 2,07 ± 0,42. - Hari tercapai akumulasi pada hari ke 17 ± 4,93 serta
indeks akumulasi vankomisin sebesar 3,2 ± 0,8.
PEMBAHASAN
Dari data nilai parameter farmakokinetika diperoleh nilai t½ pada pasien dengan penyakit ginjal
kronik stadium tiga adalah 14,11 ± 2,89 jam, dan untuk pasien dengan penyakit ginjal stadium empat t½
adalah 20,43 + 5,44 jam, hasil tersebut menyebabkan t½ lebih panjang jika dibandingkan dengan literatur
t½ vankomisin pada pasien dengan fungsi ginjal normal yaitu 3-13 jam dengan rata–rata 6 jam.
Waktu paruh yang lebih panjang dikarenakan kecepatan eliminasi yang melambat pada pasien
dengan penyakit ginjal kronik. Pada penyakit ginjal kronik stadium 3 kecepatan eliminasi menjadi
0,051/jam, sedangkan stadium 4 berkisar 0,025/jam, sementara pada kecepatan eliminasi vankomisin pada
pasien normal berdasarkan literatur adalah 0,115/jam, penurunan kecepatan eliminasi menyebabkan
penurunan kemampuan ginjal mengeliminasi obat sehingga fraksi obat di dalam tubuh menjadi lebih
besar.
Fraksi obat menggambarkan jumlah obat yang tertinggal saat akan memberikan dosis berikutnya,
sehingga obat yang tertinggal sebelum pemberian berikutnya menjadi lebih besar, terjadi peningkatan kadar
maksimal, kadar minimal, Area Under Curve (AUC). Peningkatan Dmaks, Dmin, AUC, akan meningkatkan
Cmaks, Cmin, sehingga waktu yang dibutuhkan tubuh untuk mencapai dosis maksimal juga semakin lama.
PEMBAHASAN
Dosis lazim dengan fungsi renal normal adalah 2 gram/ hari dengan pemberian 1 gram tiap 12 jam
sebagai infus intravena selama 1–2 jam, respon terlihat dalam 48 - 72 jam pada infeksi yang sensitif.
Akumulasi vankomisin dapat terjadi jika dosis tidak diubah sesuai tingkat kerusakan ginjal. Pada
pengujian dosis Vankomisin yang diberikan pada pasien sebanyak 17 orang pasien (78,05%) memperoleh
dosis 2 x 1000 mg/hari dan 4 orang pasien (19,51%) dengan dosis 1 x 1000 mg/hari. Dosis yang diberikan
pada pasien dapat dilihat pada tabel berikut:
PEMBAHASAN
Berdasarkan tabel pemberian dosis persentase hasil penyesuaian dosis pasien di bangsal penyakit yang
menggunakan terapi vankomisin setelah dihitung dengan pharmacokinetic dosing method sejumlah 80,95%
dengan dosis sesuai sedangkan 19,05% melebihi dosis individu vankomisin. Sedangkan pasien dengan penyakit
ginjal kronik stadium 3 masih menerima dosis sesuai range dosis individu.

Kesesuaian dosis individu pada pasien penyakit ginjal kronik harus ditentukan dengan tujuan untuk memperoleh gambaran
apakah dosis vankomisin yang digunakan sesuai dosis individu atau tidak, dan menghindari kemungkinan terjadinya akumulasi obat
dalam tubuh pada pasien penyakit ginjal kronik stadium 3 dan 4. Pada penelitian ini terlihat pasien berjenis kelamin wanita lebih
banyak dan dari segi usia terlihat persentase usia 50 tahun ke atas lebih banyak. Beberapa studi menunjukkan wanita memiliki
prognosis lebih buruk terhadap infeksi aliran darah. Pengaruh jenis kelamin terhadap kecendrungan penyakit infeksi terlihat bahwa
wanita yang lebih tua cenderung memiliki resiko lebih tinggi dari pada laki-laki yang lebih tua, menunjukkan berkurangnya sistem
imun setelah menopause. Berkurangnya hormon estrogen yang membantu respon imun diduga menyebabkan kecendrungan resiko
wanita lebih tua tertular penyakit (Humphrey, et.al (2015).
03
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan Saran
Kesimpulan yang diperoleh Diperlukan penelitian
berdasarkan hasil penelitian pemberian dosis antibiotik
bahwa dosis antibiotik vankomisin berlebih kepada
vankomisin yang digunakan pasien ginjal kronis stasium 1
melebihi dosis individu dan 2 menggunakan
berdasarkan “pharmacokinetic “pharmacokinetic dosing
dosing method” adalah 19,05% method” di RSUP DR. M
yang terdiri dari 4 orang pasien Djamil Padang
dengan penyakit ginjal kronik
stadium 4

Anda mungkin juga menyukai