Anda di halaman 1dari 8

Hari/Tgl Senin/27 Mei 2021

Pertemuan Ke- 12
Materi Menjelaskan analisis materi pembelajaran fiqih MI

Uraian Materi
Analisis
Menjelaskan analisis materi pembelajaran fiqih MI
A.
B. Pengertian metode Pembelajaran Fiqih
Kata ‘metode’ berasal dari bahasa Yunani methodos yang berarti “cara
atau jalan”.didalam bahasa inggris disebut method dan bahasa arab
menterjemahkannya dengan thariqoh dan manhaj. Didalam bahasa Indonesia
kata tersebut mengandung arti cara yang teratur dan berpikir baik-baik untuk
mencapai maksud atau cara kerja yang sitematis untuk memudahkan
pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuian yang telah ditentukan. Jadi
metode adalah cara yang teratur dan berpikir baik-baik yang digunakan untuk
memberikan pelajaran kepada peserta didik.
Metode berarti “cara”, yakni cara mencapai sesuatu tujuan. Metode
mengajar berarti cara mencapai tujuan mengajar, yaitu tujuan-tujuan yang
diharapkan tercapai oleh murid dalam kegiatan belajar. Tujuan belajar yang
dimaksud ialah dalam bentuk perubahan tigkah laku yang diharapkan terjadi
pada diri murid setelah melakukan kegiatan belajar dari segi ini jelas bahwa
peranan metode mengajar sangat menentukan.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik
dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan
bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan
pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan
kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses
untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.[3]
Menurut Bahasa Fiqh Berarti faham atau tahu. Menurut istilah, fiqh
berarti ilmu yang menerangkan tentang hukum-hukum syara’ yang berkenaan
dengan amal perbuatan manusia yang diperoleh dari dalil-dali tafsil (jelas).
Orang yang mendalami fiqh disebut dengan faqih. Jama’nya adalah fuqaha,
yakni orang-orang yang mendalami fiqh.[4]
Dalam kitab Durr al-Mukhtar disebutkan bahwa fiqh mempunyai dua
makna, yakni menurut ahli usul dan ahli fiqh. Masing-masing memiliki
pengertian dan dasar sendiri-sendiri dalam memaknai fiqh.
Menurut ahli usul, Fiqh adalah ilmu yang menerangkan hukum-hukum
shara’ yang bersifat far’iyah (cabang), yang dihasilkan dari dalil-dalil yang
tafsil (khusus, terinci dan jelas). Tegasnya, para ahli usul mengartikan fiqh
adalah mengetahui fiqh adalah mengetahui hukum dan dalilnya.
Menurut para ahli fiqh (fuqaha), fiqh adalah mengetahui hukum-
hukum shara’ yang menjadi sifat bagi perbuatan para hamba (mukallaf), yaitu:
wajib, sunnah, haram, makruh dan mubah.
Lebih lanjut, Hasan Ahmad khatib mengatakan bahwa yang dimaksud
dengan fiqh Islam ialah sekumpulan hukum shara’ yang sudah dibukukan dari
berbagai madzhab yang empat atau madzhab lainnya dan dinukilkan dari
fatwa-fatwa sahabat dan tabi’in, baik dari fuqaha yang tujuh di madinah
maupun fuqaha makkah, fuqaha sham, fuqaha mesir, fuqaha Iraq, fuqaha
basrah dan lain-lain.
Jadi, metode pembelajaran fiqh adalah suatu cara yang digunakan oleh
seorang guru dalam menyampaikan materi atau yang berkenaan dengan
pembelajaran fiqh islam kepada murid atau peserta didik dengan
menggunakan berbagai cara sehingga tujuan dari sebuah pendidikan dapat
tercapai secara efektif dan efesien.
C. Strategi pembelajaran fiqh
Istilah strategi berasal dari Bahasa Yunani yakni strategos yang berarti
keseluruhan usaha, termasuk perencanaan, cara taktik yang digunakan militer
untuk mencapai kemenangan dalam perang, siasat perang.
Dalam pengajaran, strategi mengajar adalah tindakan guru
melaksanakan rencana mengajar. Artinya usaha guru dalam menggunakan
beberapa variable pengajaran (tujuan, bahan, metode dan, alat serta evaluasi)
agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dengan demikian strategi mengajar pada dasarnya adalah tindakan
nyata dari guru dalam melaksanakan pengajaran melalui cara tertentu, yang
dinilai lebih efektif dan lebih efesien. “Menurut Gerlach dan Ely bahwa
strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan
metode pembelajaran dalam lingkungan pembelajarant tertentu”.
Sementara itu, Kemp mengemukakan bahwa strategi
pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru
dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008)
menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna
perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual
tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan
pembelajaran. Menurut Anthony S. Jones mengatakan bahwa strategi
mengajar adalah “an Educational method for turning knowledge into
learning”. Yaitu metode pendidikan untuk mengubah pengetahuan menjadi
belajar.
D. Langkah-langkah dalam Menyusun Strategi Pembelajaran Efektif
Pengertian strategi pembelajaran efektif adalah prinsip memilih hal-hal
yang harus diperhatikan dalam menggunakan strategi pembelajaran. Prinsip
umum penggunaan strategi pembelajaran adalah bahwa tidak semua strategi
pembelajaran cocok digunakan untuk mencapai semua tujuan dan semua
keadaan. Setiap strategi memiliki kekhasan sendiri-sendiri.
Apa yang dikemukakan Killen itu jelas bahwa guru harus mampu
memilih strategi yang dianggap cocok dengan keadaan. Oleh sebab itu, guru
perlu memahami prinsip-prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran
sebagai berikut.
1. Guru
Guru adalah pelaku pembelajaran, sehingga dalam hal ini guru merupakan
faktor yang terpenting. Di tangan gurulah sebenarnya letak keberhasilan
pembelajaran. Komponen guru tidak dapat dimanipulasi atau direkayasa oleh
komponen lain, dan sebaliknya guru mampu memanipulasi atau merekayasa
komponen lain menjadi bervariasi. Sedangkan komponen lain tidak dapat
mengubah guru menjadi bervariasi. Tujuan rekayasa pembelajaran oleh guru
adalah membentuk lingkungan peserta didik supaya sesuai dengan lingkungan
yang diharapkan dari proses belajar peserta didik, yang pada akhirnya peserta
didik memperoleh suatu hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan. Untuk
itu, dalam merekayasa pembelajaran, guru harus berdasarkan kurikulum yang
berlaku.
2. Peserta Didik
Peserta didik merupakan komponen yang melakukan kegiatan belajar
untuk mengembangkan potensi kemampuan menjadi nyata untuk mencapai
tujuan belajar. Komponen peserta ini dapat dimodifikasi oleh guru.
3. Berorientasi pada Tujuan
Segala aktivitas guru dan peserta didik, mestinya diupayakan untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Ini sangat penting, sebab mengajar
adalah proses yang bertujuan. Oleh karena keberhasilan suatu strategi
pembelajaran dapat ditentukan dari keberhasilan peserta didik mencapai tujuan
pembelajaran.
4. Bahan Pelajaran/Materi Pelajaran
Bahan pelajaran merupakan medium untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang berupa materi yang tersusun secara sistematis dan dinamis sesuai dengan
arah tujuan dan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan tuntutan
masyarakat. Menurut Suharsimi (1990) bahan ajar merupakan komponen inti
yang terdapat dalam kegiatan pembelajaran.
5. Kegiatan pembelajaran
Agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara optimal, maka dalam
menentukan strategi pembelajaran perlu dirumuskan komponen kegiatan
pembelajaran yang sesuai dengan standar proses pembelajaran.
6. Alat atau Media
Alat yang dipergunakan dalam pembelajran merupakan segala sesuatu
yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Dalam
proses pembelajaran alat memiliki fungsi sebagai pelengkap untuk mencapai
tujuan. Alat dapat dibedakan menjadi dua, yaitu alat verbal dan alat bantu
nonverbal. Alat verbal dapat berupa suruhan, perintah, larangan dan lain-lain,
sedangkan yang nonverbal dapat berupa globe, peta, papan tulis slide dan lain-
lain.
7. Sumber Pembelajaran
Sumber pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan
sebagai tempat atau rujukan di mana bahan pembelajaran bisa diperoleh.
Sehingga sumber belajar dapat berasal dari masyarakat, lingkungan, dan
kebudayaannya, misalnya, manusia, buku, media masa, lingkungan, museum,
dan lain-lain.
8. Aktivitas
Belajar bukanlah menghafal sejumlah fakta atau informasi. Belajar adalah
berbuat; memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang
diharapkan. Karena itu, strategi pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas
peserta didik.
9. Individualitas
Mengajar adalah usaha mengembangkan setiap individu peserta didik.
Walaupun kita mengajar pada sekelompok peserta didik, namun pada
hakikatnya yang ingin kita capai adalah perubahan perilaku setiap peserta
didik.
10. Integritas
Mengajar harus dipandang sebagai usaha mengembangkan seluruh pribadi
peserta didik. Mengajar bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitif
saja, tetapi juga meliputi aspek afektif, dan psikomotorik.
E. Macam-macam Strategi Pembelajaran yang Digunakan dalam Pembelajaran
Fiqih
Proses pembelajaran memiliki keunikan tersendiri. Siswa yang menjadi
bagian dari sistem pembelajaran tidak hanya berperan sebagai obyek
pendidikan, melainkan berperan juga sebagai subyek pendidikan. Perlakuan
terhadap siswa ini yang menjadikan mereka bisa lebih mandiri dalam belajar,
lebih aktif dan lebih punya kreatifitas dalam mengembangkan materi yang
telah disampaikan guru. Hal ini mendorong terciptanya strategi dan metode
pembelajaran secara aktif, guna memberikan ruang yang cukup untuk
perkembangan kemampuan dan kreatifitas siswa. Adapun macam-macam
strategi yaitu:
1. Strategi Ekspositoris
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang
menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang
guru kepada sekolompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai
meteri pelajaran secara optimal. Strategi ini juga disebut strategi pembelajaran
lansung.
konsep dan prinsip karena telah disajikan secara jelas oleh guru. Kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan ekspositori cenderung berpusat kepada
guru.
Guru aktif memberikan penjelasan atau informasi pembelajaran secara
terperinci tentang materi pembelajaran. Dalam pembelajaran agama islam
strategi ini merupakan strategi klasik yang sering digunakan oleh para
pengajar Islam, begitu pula dengan pelajaran fiqh. Dan motode yang tepat dan
efsien dalam sterategi ini ialah metode ceramah dimana metode ceramah
merupakan metode yang menegdepankan transfer of knowledge atau
penyampaian pengetahuan.
2. Strategi Inquiry
Strategi inquiry merupakan rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan
secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki
secara sistematis, kritis,, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan
sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
Inquiry merupakan strategi yang mempersiapkan siswa pada situasi
untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi,
ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan dan mencari jawaban
sendiri, serta menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang
lain, membandingkan apa yang ditemukannya dengan yang ditemukan siswa
lain. Siswa memiliki potensi untuk berbeda. Perbedaan siswa terlihat dalam
pola pikir, daya imajinasi, fantasi (pengandaian) dan hasil karyanya. Karena
itu, kegiatan pembelajaran fiqih perlu dipilih dan dirancang agar memberi
kesempatan dan kebebasan berkreasi secara berkesinambungan dalam rangka
mengembangkan kreatifitas siswa. Meotode yang bisa kita gunakan pada
strategi ini ialah metode pemberian tugas, metode drill eksperimen, metode
pemecahan masalah.
3. Strategi Contextual Teaching and Learning (CTL)
Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah konsep
pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara materi pelajaran
dengan dunia kehidupan peserta didik secara nyata, sehingga para peserta
didik mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar
dalam kehidupan sehari-hari. Melalui proses penerapan kompetensi dalam
kehidupan sehari-hari, peserta didik akan merasakan pentingnya belajar, dan
mereka akan memperoleh makna yang mendalam terhadap apa yang
dipelajarinya.
Contextual Teaching and Learning yang umumnya disebut dengan
pembelajaran kontekstual merupakan suatu proses pembelajaran holistik yang
bertujuan untuk membelajarkan peserta didik dalam memahami bahan ajar
secara bermakna (Meaningfull) yang dikaitkan dengan konteks kehidupan
nyata, baik berkaitan dengan lingkungan pribadi, agama, sosial, ekonomi
maupun kultural. Sehingga peserta didik memperoleh ilmu pengetahuan dan
keterampilan yang dapat diaplikasikan dan ditransfer dari satu konteks
permasalahan yang satu ke permasalahan lainnya.
Pembelajaran konstektual terfokus pada perkembangan ilmu,
pemahaman keterampilan siswa, dan juga pemahaman konstektual siswa
tentang hubungan mata pelajaran yang dipelajarinya dengan dunia nyata.
Pembelajaran akan bermakna jika guru lebih menekankan agar siswa mengerti
relevansi apa yang mereka pelajari di sekolah dengan situasi kehidupan nyata
dimana isi pelajaran akan digunakan.
Guru mengajar dalam pembelajaran Fiqih dengan tujuan mengarahkan siswa
dalam memahami, mengenal, menghayati dan mengamalkan hukum Islam
yang mengarah siswa supaya taat dan bertaqwa kepada Allah SWT melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan serta pengalaman siswa sehingga
menjadi muslim yang selalu bertambah keimanannya kepada Allah
SWT. Dalam strategi pembelajaran ini kita bisa gunakan metode ceramah
yang diman dalam menyamapaikan materi yang diberikan kita kaitkan kedunia
nyata secara langsung yang memungkin nantinya setelah penyampain materi
peserta didik dapat mengaplikasikan materi tersebut.
4. Strategi Pemecahan Masalah
Strategi pembelajaran berbasis masalah dartikan sebagai rangakaian
aktivitas pembelajaran yang menekankan pada proses penyelesaian masalah
yang dihadapi secara ilmiah. Artinya dalam strategi ini siswa tidak hanya
dituntut untuk mencatat, mendengarkan, menghafal pelajaran. Akan tetapi
siswa dituntut untuk berkomunikasi, berfikir kritis, mencari dan mengolah data
yang akhirnya memberikan kesimpulan. Aktivitas yang dilakukan diarahkan
untuk menyelasikan masalah. Dalam strategi ini, permasalahan merupakan
kata kunci dalam pembelajaran. Pemcahan masalah yang dilakukan dengan
menggunakan berfikir secara ilmiah secara sistematis dan empiris. Dalam
strategi ini kita bisa kita gunakan metode diskusi, metode drill ekperimen,
metode pemberian tugas untuk memecahkan masalah kita berikan kepada
siswa.
Dari pembahasan diatas, dapat kita simpulkan bahwa metode
merupakan suatu cara yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan. Metode
mengajar atau metode pembelajaran fiqh adalah suatu cara yang digunakan
oleh seorang guru dalam menyampaikan materi atau yang berkenaan dengan
pembelajaran fiqh islam kepada murid atau peserta didik dengan
menggunakan berbagai cara sehingga tujuan dari sebuah pendidikan
khususnya dalam menyampaikan materi fiqh tersebut dapat tercapai secara
efektif dan efesien.
Untuk menentukan metode mengajar dalam pembelajaran fiqh seorang
guru setidaknya mengatahui dan memahami apa saja prinsip-prinsip metode
tersebut sehingga dari setiap metode yang digunakan nantinya berhasil secara
maksimal serta mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi dalam memilih
metode juga harus diperhatikan atau dipertimbangkan secara mendalam
sehingga metode yang kita pilih nantinya efesien antara metode dan materi
dapat berkorelasi secara maximum.
Kesimpulan Metode yang kita gunakan atau yang kita telah pilih tidak dapat
berjalan secara lancar dalam penerapan apabila strategi yang kita gunakan
bertentangan dengan metode.
Adapun Langkah-langkah dalam mangajarkan Ibadah (fiqh) Guru
dapat mengikuti langkah-langkah berikut: Pendahuluan: guru mengadakan
apersepsi antara pelajaran yang telah lalu dengan pelajaran yang akan
diajarkan. Penyajian: Guru menguraikan pelajaran baru secara praktis jika
pelajaran itu menghendaki praktik. Menghubungkan pelajaran baru dengan
pengetahuan yang telah mereka ketahui dan dengan realita kehidupan mereka.
Kesimpuan: guru menarik kesimpulan melalui diskusi yang matang terhadap
hukum-hukum syara’ yang ada dan perlu diketahui anak. Membimbing
perhatian mereka dalam cara menarik kesimpulan pelajaran. Ulangan dan
latihan. Ulangan dan latihan dapat ditempuh melaui diskusi atau mengajukan
kembali pertanyaan yang dapat menyempurnakan pemahaman mereka dengan
tekanan pada keaktifan muri-murid berdiskusi dan menarik kesimpualan.

Referensi Abd. Kadir Ahmad, Muhammad. 2008. Metodologi pengajaran islam.


Jakarta: Rineka Cipta.
Arief, Armai. 2002 Pengantar Ilmu Dan Metodologi Pendidikan
Islam. Jakarta: Ciputat Pers.
Aziz, Erwati. 2003. Prinsip-prinsip pendidikan islam. Solo: Tiga
Serangkai
Departemen Agama RI. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta:
LAPIS-PGMI.
E. Mulyasa. 2005. Implementasi Kurikulum 2004, Bandung: PT
Remaja Rosda karya.
Hamalik, Oemar. 1989. Pengajaran Unit Pendekatan Sistem. Bandung:
CV.Mandar Maju.

Mengetahui
Dosen Pengampu Mahasiswa

Agra Dwi Saputra, M.Pd. Eli Sundari


NIP. 2010099101 NIM. 1930201127

Ketentuan Tugas Analisis Materi :


1. Dibuat dengan rapi dan hindari plagiat antar teman.
2. Mahasiswa wajib mengirimkan tugas analisis materi sebelum pertemuan dimulai.
3. Analsisi materi digunakan sebagai prasyarat mengikuti setiap materi pertemuan.

Anda mungkin juga menyukai