cape
cape
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kajian politis atau sosio kultural, faktor sosial dan budaya saling
terkait dan mempengaruhi satu sama lain. Faktor sosial seperti struktur sosial,
kekuasaan, dan kebijakan memiliki pengaruh yang kuat dalam membentuk
pola perilaku dan norma-norma dalam masyarakat. Misalnya, struktur sosial
yang hierarkis akan memengaruhi pembagian peran dan status sosial dalam
masyarakat, yang pada gilirannya akan memengaruhi pola interaksi dan
hubungan antar individu. Di sisi lain, faktor budaya seperti nilai-nilai, norma,
dan tradisi juga memainkan peran penting dalam membentuk identitas dan
pola perilaku masyarakat. Nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat akan
memengaruhi cara pandang dan sikap terhadap hal-hal tertentu, serta
membentuk norma-norma yang dijalankan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam konteks politis atau sosio kultural, interaksi antara faktor sosial dan
budaya juga menciptakan dinamika sosial yang kompleks. Perubahan dalam
struktur sosial seperti perubahan kebijakan atau pemerintahan dapat
mempengaruhi nilai-nilai dan norma-norma dalam masyarakat. Sebaliknya,
perubahan dalam nilai-nilai dan norma-norma juga dapat memicu perubahan
dalam struktur sosial. Misalnya, perubahan nilai-nilai terkait kesetaraan
gender dapat memicu perubahan dalam struktur sosial yang lebih inklusif
terhadap perempuan.
Secara sederhana politis di Indonesia ini dapat dilihat sebagai apa yang kita
lakukan dan bagaimana kita melakukannya. Sebagai contoh, cara kita
berbicara, berjalan, duduk, berlari, kebiasaan-kebiasaan yang berlaku dalam
masyarakat adat dan sebagainya merupakan bentuk ekspresi kebudayaan.
B. Batasan Masalah
Dalam makalah ini kami membatasi pembahasan yang hanya mengenai
1
definisi politis Indonesia, lokasi politis atau sosio kultural Indonesia,
perubahan politis atau sosio kultural Indonesia, proses politis atau sosio
kultural Indonesia, dan dampak politis atau sosio kultural Indonesia.
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan
2
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
Teori politis Indonesia atau teori sosiokultural merupakan pendekatan yang
menganggap sumber utama perilaku sosial tidak berasal dari dalam diri individu,
melainkan dari kelompok sosial, lingkungan, dan budaya yang menyelubunginya.1
Ini berarti bahwa bukan individu yang memiliki perilaku unik, tetapi keadaan sosial
di sekitarnya yang membentuk perilaku individu tersebut. Teori ini juga sering
disebut sebagai teori konstruktivisme sosial. Lingkungan yang memengaruhi
perilaku tidak terbatas pada lokasi tempat tinggal seseorang. Berbagai asupan akal
budi, seperti pengaruh dari sekolah, media sosial, dan lingkungan sosial lain, dapat
membentuk perilaku individu. Misalnya, meskipun seseorang tinggal di lingkungan
yang tidak baik, asupan akal budi dari luar tempat tinggalnya dapat mempengaruhi
perilakunya. Namun, kelompok sosial dan budaya tetaplah membentuk perilaku
orang yang tidak ikut-ikutan menjadi tidak baik di tempat tinggalnya tersebut.
Teori ini telah diterapkan dalam berbagai bidang, termasuk manajemen dan
bisnis. Para ahli mengembangkan teori ini memberikan pandangan dan perspektif
yang beragam. Misalnya, Edward Alsworth Ross, seorang sosiolog, melihat bahwa
sumber utama perilaku sosial bukan berasal dari dalam diri individu, melainkan
dari kelompok sosial. Ross mengamati bagaimana orang sering kali terbawa arus
sosial, seperti penyebaran emosi dalam kerumunan atau epidemik emosi religius.
Dalam konteks pendidikan di Indonesia, teori politis atau sosiokultural juga
relevan. Pengenalan dan pendekatan langsung terhadap budaya lokal
memungkinkan memahami keberagaman budaya Indonesia dan mencintai warisan
budaya kita. 2
B. Metodologi Penelitian
Metode penulisan makalah ini adalah dengan metode kualitatif dan studi
1
Abdurrahmat Fathoni, Antropologi Sosial Budaya Satu Pengantar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006),
h. 30
2
Andreas Soeroso, Sosiologi I, (Jakarta: Yudhistira Quadra, 2008),h. 63
3
literature atau Library Research yaitu dengan membaca kepustakaan seperti buku-
buku literatur, diktat-diktat kuliah, majalah-majalah, jurnal-jurnal, buku-buku yang
berhubungan dengan pokok penelitian.
Mengkaji Buku-buku literature sesuai dengan teori yang dibahas yaitu lokasi
politis di Indonesia. Semua bersumber dan Scholar Google.
4
BAB III
PEMBAHASAN
ُثَّم َأْو َح ْيَنٓا ِإَلْيَك َأِن ٱَّتِبْع ِم َّلَة ِإْبَٰر ِهيَم َح ِنيًفاۖ َو َم ا َك اَن ِم َن ٱْلُم ْش ِر ِكيَن
3
Tasmuji, Dkk, Ilmu Alamiah Dasar, Ilmu Sosial Dasar, Ilmu Budaya Dasar, (Surabaya: IAIN
Sunan Ampel Press, 2011),h. 154
4
Jacobus Ranjabar, Sistem Sosial Budaya Indonesia; Suatu Pengantar (Bogor : GHalia Indonesia,
2006), h. 21
5
Artinya : Kemudian, Kami wahyukan kepadamu (Nabi Muhammad), “Ikutilah
agama Ibrahim sebagai (sosok) yang hanif dan tidak termasuk orang-orang
musyrik.
Makna dari ayat di atas adalah perlunya melestarikan budaya yang sudah
sesuai dengan syari’ah agama. Diwajibkan tetap menjaga tradisi Islami dan
melestarikan budaya yang sesuai dengan syari’ah Islam. Sedangkan budaya
yang kosong tanpa warna agama, maka diwarnai dengan Islam. Sementara
budaya yang bertentangan dengan Islam, wajib diubah secara bijak, dengan
memperhatikan kerifan lokal dan selanjutnya bersih dan hilang.
5
Soekanto, Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
1993), h. 9
6
pengaruh interaksi sosial dan peranan lingkungan terhadap perkembangan
kognitif seseorang. Menurut vygotsky, anak-anak belajar melalui interaksinya
dengan orang lain kemudian menerapkan apa yang mereka pelajari kedalam
dirinya.
6
Wahyuno S.K., Indonesia Negara Maritim, (Jakarta: Penerbit Teraju, 2009,) h. 4
7
Suryo Sakti Hadiwijoyo, Batas-batas Wilayah Negara Indonesia, Dimensi, Permasalahan, dan
Strategi Penanganan (Sebuah Tinjauan Empiris dan Yuridis), (Yogyakarta: Penerbit Gava Media, 2009), h.
6
7
penduduknya. Sebagaimana terdapat pada firman Allah dalam surat Al-
Baqarah ayat 29 yang menjelaskan bahwa Allah yang telah segala yang ada di
bumi ini termasuk suatu wilayah di Indonesia
ُهَو اَّلِذ ْي َخ َلَق َلُك ْم َّم ا ِفى اَاْلْر ِض َج ِم ْيًعا ُثَّم اْسَتٰٓو ى ِاَلى الَّس َم ۤا ِء َفَس ّٰو ىُهَّن َس ْبَع َس ٰم ٰو ٍتۗ َو ُه َو
ࣖ ِبُك ِّل َش ْي ٍء َع ِلْيٌم
“Dialah (Allah) yang menciptakan segala yang ada di bumi untukmu, kemudian
Dia menuju ke langit, lalu Dia menyempurnakannya menjadi tujuh langit. Dia
Mahamengetahui segala sesuatu. (QS Al Baqarah ayat 29)
8
Koentjaraningrat, Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. (Jakarta: Djambatan, 1983), h. 108-110
9
Piotr Sztompka. Sosiologi Perubahan Sosial. (Jakarta: Kencana), h. 13-15
8
populasi, isolasi dan kontak, struktur sosial, sikap dan nilai, kebutuhan dan
dasar kebudayaan.
Zuhaib (2011) menyebutkan beberapa penyebab dari perubahan politis atau
sosio kultural, yaitu sebagai berikut: perubahan teknologi dan ekonomi (seperti
agrikultur, kemajuan, dan industrialisasi), modernisasi, urbanisasi,
bureaucratization (penekanan yang ekstrim pada aturan, impersonal), konflik
dan kompetisi (seperti perang karena agama, tekanan etnik dan kompetisi
mendapatkan sumber daya, pergerakan gender dan wanita, segregasi, dan
sebagainya), kekuatan politik legal, ideologi, difusi kebudayaan (penyebaran
suatu kebudayaan terhadap kebudayaan lain), serta akulturasi.
Salah satu ayat al-Qur’an yang menetapkan hukum perubahan yaitu
terdapat pada surat Al- Ra’d ayat 11
ِإَّن ٱَهَّلل اَل ُيَغ ِّيُر َم ا ِبَقۡو ٍم َح َّتٰى ُيَغِّيُروْا َم ا ِبَأنُفِس ِهۗۡم َو ِإَذ ٓا َأَر اَد ٱُهَّلل ِبَقۡو ٖم ُس ٓو ٗء ا َفاَل َم َر َّد َل ۚۥُه َو َم ا َلُهم
ِّم ن ُدوِنِهۦ ِم ن َو اٍل
10
Wibowo, Budaya Organisasi (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h. 15-16
9
individu warga masyarakat
d. Beberapa adat yang mempunyai fungsi terjaring luas dalam masyarakat.
Sedangkan bagian lahir kebudayaan (overt culture) merupakan kebudayaan
fisik
yang mudah berubah seperti ilmu pengetahuan, benda-benda dan alat-alat yang
berguna, tatacara pola atau gaya hidup dan rekreasi.
Koentjaraningrat menjelaskan bahwa proses politis atau sosio kultural
bisa terjadi karena:
a. Awal terjadinya proses sosio kultural dalam golongan atas yang tinggal di
kota,
kemudian menyebar ke golongan-golongan yang lebih rendah di daerah
pedesaan serta dapat dimulai dari perubahan social ekonomi
b. Perubahan dalam sektor ekonomi ini dapat menyebabkan perubahan yang
penting dalam asas-asas kehidupan kekeluargaan
c. Penanaman tanaman untuk eksport (komoditi perdagangan) dan
perkembangan ekonomi uang merusak pola-pola gotong royong tradisional,
karena berkembangnya sistem pengerahan tenaga kerja yang baru
d. Perkembangan sistem ekonomi uang juga menyebabkan perubahan dalam
kebiasaan-kebiasaan makan yang berakibat pada aspek gizi ekonomi dan sosial
budaya.
e. Proses politis atau sosio kultural yang berkembang cepat menyebabkan
berbagai pergeseran Sosial yang tidak seragam dalam semua unsur dan sektor
masyarakat. Sehingga mengakibatkan terjadinya kesenjangan masyarakat yang
berpotensi terjadinya konflik social.
f. Gerakan-gerakan nasionalisme juga dapat dianggap sebagai salah satu tahap
dalam proses politis atau sosio kultural.
g. Keberagaman suku,adat, dan budaya juga termasuk dalam proses politis atau
sosio kultural.11 Sebagaimana terdapat pada firman Allah dalam surat Al-
Hujurat Ayat 13
َذ َك ٍر َّو ُاْنٰث ى َو َجَع ْلٰن ُك ْم ُش ُعْو ًبا َّو َقَبۤا ِٕىَل ِلَتَع اَر ُفْو ۚا ِاَّن َاْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد ِهّٰللا َاْتٰق ىُك ْۗم ِاَّن َهّٰللا َع ِلْيٌم َخ ِبْي ٌر
١٣
11
Koentjaraningrat, Rintangan-Rintangan Mental dalam Pembangunan Ekonomi di Indonesia,
(Jakarta: Lembaga Riset Kebudayaan Nasional Seni, 1969), h. 17
10
“Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa
dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling
mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahateliti.”
2. Dampak Negatif
Selain dampak positif, politis atau sosio kultural Indonesia juga memiliki
dampak negatif seperti:
a. Banyak kebudayaan yang tidak di jaga dengan baik.
12
Ralp Linton, Antropologi, Jilid 1 (Jakarta: Erlangga, 1985), h. 332
11
b. Pencurian atau pengakuan kebudayaan asli oleh negara lain.
c. Hilangnya identitas leluhur dan budaya kita, Dalam contoh sehari-hari dapat
dilihat bagaimana budaya yang nenek moyang kita wariskan lama-lama
mulai luntur/hilang karena sudah tidak diperhatikan lagi, hal ini disebabkan
masyarakat cenderung leih menyukai budaya luar yang dirasa lebih modern,
praktis dan gaya. Kita ambil contoh mengenai permainan tradisonal, banyak
sekali yang sudah tidak mengenal permainan tradisionalnya, contohnya
seperti enggrang, bagunduh, lempar gasing, balogo, badaku, dll. Sekarang
masyarakat lebih mengenal yang namanya playstation, bilyar, skateboard,
track-trackan, clubbing, shopping, dll. Secara langsung maupun tidak
langsung didalam hal ini telah terjadi asimilasi dimana kebudayaan lama
yang ada telah tergantikan dengan kebudayaan baru.
d. Terjadinya pencampuran budaya-budaya luar yang kurang baik kepada
budaya kita yang notabene mengedepankan aspek religi, sehingga terjadi
penyimpangan dalam beragama. Contoh masuknya aliran Ahmadiyah di
indonesia.
e. Memberi peluang untuk hilangnya suatu kebudayaan asli. Sehingga akan
terjadi asimilasi dalam budaya.
f. Menimbulkan konflik antara budayawan lama dan modern.
Seperti yang telah dijelaskan bahwa kita harus bisa memilih atau
membedakan dampak-dampak yag baik atau tidak dalam kehidupan kita
sebagaima yang terdapat pada firman Allah dalam surat Al- An Kabut ayat 45
َم ا ُأوِح َي ِإَلْيَك ِم َن اْلِكَتاِب َو َأِقِم الَّص اَل َةۖ ِإَّن الَّص اَل َة َتْنَهٰى َع ِن اْلَفْح َش اِء َو اْلُم ْنَك ِر ۗ َو َلِذ ْك ُر ِهَّللا
َأْك َبُرۗ َو ُهَّللا َيْع َلُم َم ا َتْص َنُعوَن
13
Antonius, Y & Soebijantoro, Akulturasi Budaya Mahasiswa Dalam Pergaulan Sosial Di Kampus
(Studi pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas PGRI Madiun), Jurnal Agastya, Vol.
9, No. 1, 2019, h. 113-124
13
“ Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan
dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-
perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat)
adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah
mengetahui apa yang kamu kerjakan”
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Politis memiliki arti yang sama dengan sosio kultural. Menurut Kamus Umum
Bahasa Indonesia, sosio ialah segala sesuatu yang mengenai masyarakat atau
kemasyarakatan atau dapat juga berarti suka memperhatikan kepentingan umum (kata
sifat). Sedangkan kultur atau budaya dari kata Sans atau Bodhya yang artinya pikiran
dan akal budi. Budaya ialah segala hal yang dibuat oleh manusia berdasarkan pikiran
dan akal budinya yang mengandung cinta, rasa dan karsa. Dapat berupa kesenian,
pengetahuan, moral, hukum, kepercayaan, adat istiadat ataupun ilmu.
Lokasi politis atau sosio kultural adalah letak berdasarkan keadaan sosial dan
budaya daerah yang bersangkutan terhdap daerah di sekitarnya. Indonesia secara
14
sosiogegrafis dan kultural terletak di persimpangan jalan antara Benua Asia dan
Australia yang terdiri dari berbagai bangsa yang menyebabkan budaya akulturasi
budaya kaya dan aneka ragam budaya.
Secara umum ada tiga bentuk perubahan, yaitu perubahan yang terjadi dengan
lambat dan cepat, perubahan yang memiliki pengaruh yang kecil dan pengaruh yang
besar,serta perubahan yang dikehendaki atau direncanakan dan perubahan yang tidak
dikehendaki atau tidak direncanakan. Terdapat beberapa faktor yang dapat
menyebabkan terjadinya perubahan. Faktor-faktor tersebut antara lain lingkungan
fisik dan geografis, perubahan populasi, isolasi dan kontak, struktur sosial, sikap dan
nilai, kebutuhan dan dasar kebudayaan.
Politis atau sosio kultural Indonesia ini memiliki beberapa dampak yang positif
ataupun dampak negatif
1. Dampak Positif
a. Timbulnya kebudayaan baru akibat akulturasi budaya.
b. Adanya akulturasi budaya antar negara.
c. Indonesia memiliki persamaan umum dengan negara-negara tetangga. Misalnya
sama-sama negara berkembang, dan mengalami masalah ledakan penduduk.
d. Kerjasama antar negara.
e. Memberikan inovasi dalam budaya untuk menjaga dan melestarikan budaya.
f. Mempererat persatuan dengan akulturasi antara kebudayaan lokal, yang ada pada
masyarakat multikultural.
g. Menjadikan masyarakat tradisional mengetahui teknologi.
2. Dampak Negatif
a. Banyak kebudayaan yang tidak di jaga dengan baik.
b. Pencurian atau pengakuan kebudayaan asli oleh negara lain.
c. Hilangnya identitas leluhur dan budaya kita,
d. Terjadinya pencampuran budaya-budaya luar yang kurang baik kepada budaya kita
yang notabene mengedepankan aspek religi, sehingga terjadi penyimpangan dalam
beragama.
e. Memberi peluang untuk hilangnya suatu kebudayaan asli. Sehingga akan terjadi
asimilasi dalam budaya.
f. Menimbulkan konflik antara budayawan lama dan modern.
15
Cara mengantisipasi dampak negatif dari politis atau sosio kultural
a. Peran pemerintah.
Seharusnya dari pihak pemerintah dapat memberikan keputusan dengan
melakukan pembenahan pada cara pengajaran terutama berkaitan dengan batas
batasan pembelajaran.pada dasarnya disetiap sekolah memberikan sistem pengajaran
dan pengetahuan berkenaan dengan ilmu keagamaan kepada generasi muda kita
(remaja).
b. Peran ahli keagamaan dan kebudayaan.
Keagamaan dan dari sanggar kebudayaan, kegiatan ini merupakan strategi yang
sangat bermanfaat untuk mencegah masuknya pengaruh budaya barat disekitar kita
terkhusus pada generasi remaja.
c. Peran anggota keluarga atau ayah ibu
Anggota keluarga yaitu anggota yang paling terdekat dengan anak. Ayah dan ibu
ialah peran yang berpengaruh terhadap perkembangan anak juga kepada seluruh
anggota yang ada didalam rumah dan karna sebab ini,cara hidup anggota keluarga
serta masyarakat selalu berlingkup pada perilaku yang baik diartikan seseorang
disekitar nya tidak membawa ke hal hal yang sesat orang tua harus lebih bisa selalu
didekat anak peranan ortu amat sangat diperlukan bukan hanya mengontrol anak
orang tua juga harus tau dengan siapa anak bergaul agar tidak salah memilih
pergaulan.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan, terutama pada
ketersediaan sumber bahan bacaan dan referensi, sehingga materi yang disampaikan
juga sedikit, kurang banyak. Oleh karena itu, harapan penulis pada pemakalah dengan
judul yang sama berikutnya mampu memenuhi kekurangan dan ketidak lengkapan
tersebut dengan materi dari sumber yang relevan dan resmi. Sehingga makalah
berikutnya akan memiliki kesempurnaan.
16
DAFTAR PUSTAKA
17