Anda di halaman 1dari 5

Nama : Nurul Anggita

NIM : A1011211280
Mata kuliah : Studi Kasus Hukum Perdata

ANALISIS PUTUSAN ANTARA PT. DAYTON BORNEO SUKSES DAN PT.


MULIA BHAKTI KAHURIPAN MENGENAI PELAKSANAAN PERJANJIAN
SEWA MENYEWA ALAT BERAT

Berdasarkan putusan No. 640/Pdt.G/2019/PN Dps antara penggugat yaitu PT. Dayton
borneo sukses yang berkedudukan di Jalan Purnama No. 6, RT/RW : 003/007, Kelurahan
Akcaya, Kecamatan Pontianak Selatan, Propinsi Kalimantan Barat dengan tergugat yaitu PT.
Mulia bhakti kahuripan yang berkedudukan di Jakarta Pusat, Dahulu beralamat di Jalan K.H
Wahid Hasyim No. 188 – 190 Jakarta Pusat, Sekarang beralamat di Puri Matahari Tower Lt.
21 Jl. Lingkar Luar Barat No. 9 Jakarta Barat telah terjadi wanprestasi mengenai penyewaan
alat berat yang telah dibuat perjanjian yaitu terkait keterlambatan mengembalikan alat berat
yang di sewa oleh tergugat terhadap alat berat milik penguggat.

Kronologi :

Bahwa penggugat dan tergugat melakukan perjanjian ke Pekerjaan Land Clering (LC) dan
sewa alat berat yang dimana tergugat menunjuk penguggat sebagai kontraktor kontraktor
untuk melakukan Pekerjaan Land Clering (LC) di lokasi kebun milik Tergugat yang berlokasi
di Sungai Laur, Kecamatan Sungai Laur, Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat
dengan masa kontrak terhitung mulai tanggal 1 Juli 2015 sampai dengan 30 Juni 2016.
Disamping melakukan pekerjaan tergugat menyewa alat berat jenis Bulldozer dan Excavator
milik Penggugat berakhirnya masa berlakunya Perjanjian yaitu tanggal 30 Juni 2016
bersamaan dengan perjanjian kerja dan sewa alat berat. Pekerjaan Land Clering (LC) yang
diserahkan oleh Tergugat kepada Penggugat, Penggugat telah melaksanakan pekerjaan
tersebut dengan penuh tanggung jawab sesuai dengan batas waktu berakhirnya masa kontrak
sebagaimana tertuang dalam surat perjanjian Tetapi pada faktanya Tergugat dengan sengaja
tidak mengembalikan Alat Berat milik Penggugat yang hingga saat ini Alat Berat milik
Penggugat yang disewa oleh Tergugat masih berada dilokasi kebun milik Tergugat.
Penggugat telah berulang kali menyampaikan kepada Tergugat untuk mengembalikan alat
berat milik Penggugat yang disewa oleh Tergugat, bahkan Penggugat telah menyampaikan
somasi kepada Tergugat melalui surat tertanggal 8 Maret 2019 namun hingga saat gugatan
Penggugat didaftarkan di Pengadilan Negeri Denpasar Tergugat tidak memberikan tanggapan
apapun kepada Penggugat. Sehingga pengugat mengalami banyak kerugian akibat hal
tersebut. Tergugat tidak mengembalikan alat-alat berat milik Penggugat selama kurun waktu
35 (tiga puluh lima) bulan.

ANALISIS

Menurut pasal 1548 KUHPerdata memberikan pengertian, sewa menyewa adalah suatu
perjanjian dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk memberikan kepada
pihak yang lainnya kenikmatan dari suatu barang selama suatu waktu tertentu dan dengan
sesuatu harga yang oleh pihak tersebut berakhir ini di sanggupi pembayarannya. 1 Hak dan
kewajiban yang timbul dalam perjanjian sewa menyewa disebutkan dalam pasal 1550 KUH
Perdata yaitu kewajiban dari pihak yang menyewakan yang berbunyi “ Pihak yang
menyewakan karena sifat persetujuan dan tanpa perlu adanya suatu janji”. Dalam pasal
tersebut mewajibkan pihak yang menyewakan untuk menyerahkan barang yang disewakan
kepada penyewa, memberikan hak dan memberi tanggung jawab kepada penyewa agar
memelihara barang yang dipakai serta menikmati barang yang disewakan dengan tenram
selama berlangsungnya sewa. Sehingga tergugat disini sebagai penyewa tentunya sudah
melanggat aturan ini karena tidak mengembalikan alat berat ini.

Suatu perjanjian yang telah dibuat harus sah menurut hukum, karena apabila ada cidera
dalam perjanjian tersebut bisa dibawa ke jalur hukum yang memiliki bukti kuat. Dapat
dikatakan sah apabila memenuhi syarat yang telah diatur dalam Pasal 1320 KUH Perdata
yang berbunyi:

1. Kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya, para pihak yang hendak mengadakan
suatu perjanjian harus lebih dahulu bersepakat atau setuju mengenai hal-hal pokok dari
perjanjian yang akan diadakan tersebut;

2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan, orang yang cakap itu adalah orang yang sudah
dewasa, orang yang tidak dibawah pengampuan, dan perempuan yang sudah bersuami;

3. Suatu pokok persoalan tertentu, objek perjanjian harus jelas dan dapat ditentukan;
1
https://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/17229/burgerlijk-wetboek di akses pada tanggal 2 Maret
2024
4. Suatu sebab yang tidak terlarang (halal), isi perjanjian tidak bertentangan dengan
ketertiban umum, kesusilaan, dan undang undang. 2

Pada UU No 02 Tahun 2017 dijelaskan bahwa jasa konstruksi merupakan kegiatan


masyarakat dalam mewujudkan bangunan yang berfungsi sebagai pendukung atau prasarana
aktivitas sosial ekonomi kemasyarakatan dan menunjang terwujudnya tujuan pembangunan
nasional. Undang-undang ini mengatur penyelenggaraan jasa konstruksi dengan tujuan untuk
memberikan arah pertumbuhan dan perkembangan jasa konstruksi untuk mewujudkan
struktur usaha yang kukuh, andal, berdaya saing tinggi, dan hasil jasa konstruksi yang
berkualitas, mewujudkan tertib penyelenggara jasa konstruksi yang menjamin kesetaraan
kedudukan antara penguna jasa dan penyedia jasa dalam menjalankan hak dan kewajiban,
serta meningkatkan kepatuhan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan,
mewujudkan peningkatan partisipasi masyarakat di bidang jasa konstruksi menata system
jasa konstuksi yang mampu mewujudkan keselamatan publik dan menciptakan kenyamanan
lingkungan terbangun, menjamin tata kelola penyelenggaraan jasa konstruksi yang baik3

Pada ketentuan Pasal 1570 KUH Perdata dan Pasal 1571 KUH Perdata, perjanjian sewa
menyewa dapat berupa tulisan lisan hanya saja pada saat mengenai proses pengakhirannya
kedua bentuk perjanjian sewa menyewa tersebut yang berbeda. Jika sewa menyewa itu
diadakan secara tertulis, maka sewa menyewa itu berakhir demi hukum (secara otomatis)
apabila waktu yang ditentukan sudah habis.4 Maka dari itu perjanjian ini tertulis yang sudah
sesuai tertera berakhirnya perjanjian termasuk sewa menyewa alat berat itu yang sudah
berakhir dengan masa perjanjian maka akibat hukum yang terjadi itulah termasuk wanprestasi

Pada proses pelaksanaannya Perjanjian kerja Land Clering dan sewa alat berat ini
menggunakan perjanjian sewa menyewa tertulis karena agar bisa memberikan kepastian
terhadap hak dan kewajiban para pihak yang membuatnya. Perjanjian sewa menyewa dibuat
secara tertulis dapat membantu proses pembuktian apabila terjadi perselisihan diantara para
pihak yang membuatnya, maka perjanjian sewa menyewa ini dibuat secara tertulis agar dapat
berakhir secara hukum.

Bahwa berdasarkan hukum sebagaimana diatur dalam Pasal 1234 KUH Perdata, dimana
dijelaskan “Tiap-tiap perikatan adalah untuk memberikan sesuatu, untuk berbuat sesuatu,
2
https://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/17229/burgerlijk-wetboek diakses tanggal 2 maret 2024
3
https://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/lt589304de0c834/undang-undang-nomor-2-tahun-2017
diakses tanggal 2 maret 2024

4
https://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/17229/burgerlijk-wetboek diakses tanggal 2 maret 2024
untuk tidak berbuat sesuatu” Menurut Prof. R. Subekti, S.H., suatu perbuatan dipandang
sebagai suatu wanprestasi itu adalah kelalaian atau kealpaan yang dapat berupa 4 macam,
yaitu:

1. Tidak melakukan apa yang telah disanggupi akan dilakukannya;

2. Melaksanakan apa yang telah diperjanjikannya, tetapi tidak sebagaimana yang


diperjanjkan;

3. Melakukan apa yang diperjanjikan tetapi terlambat;

4. Melakukan suatu perbuatan yang menurut perjanjian tidak dapat dilakukan.5

Sehingga sesuai yang tertera Pasal 11 dari Surat Perjanjian yang disepakati oleh Penggugat
dengan Tergugat, angka 1 huruf c menyatakan Pihak Pertama (Tergugat) harus
mengembalikan Alat Berat yang disewa, pada waktu Pihak Kedua (Penggugat) telah
menyelesaikan seluruh Pekerjaannya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tergugat telah
melakukan wanprestasi yaitu terlambat mengembalikan alat berat yang disewa dengan kurun
waktu 35 bulan sejak berakhirnya masa kontrak dan menimbulkan kerugian bagi penggugat
karena Penggugat tidak dapat menggunakan, memanfaatkan alat-alat berat yang belum
dikembalikan oleh Tergugat untuk kegiatan usaha Penggugat

Akibat hukum yang telah timbul akibat dari adanya wanprestasi tersebut, masing-masing
pihak yang merasa dirugikan berhak menggugat ke Pengadilan untuk menuntut ganti rugi,
berupa penggantian biaya, kerugian dan bunga jika ada. Sebagaiman dinyatakan dalam Pasal
1243 dan Pasal 1244 KUH Perdata (BW) yang berbunyi sebagai berikut:

Pasal 1243 menyatakan:

Penggantian biaya, kerugian dan bunga karena tak dipenuhinya suatu perikatan, barulah
mulai diwajibkan, apabila siberutang, setelah dinyatakan lalai memenuhi perikatannya,
tetap melalaikannya, atau jika sesuatu yang harus diberikan atau dibuatnya, hanya dapat
diberikan atau dibuat dalam tenggang waktu yang telah dilampauinya.6

Pasal 1244 menyatakan:

Debitur harus dihukum untuk mengganti biaya, kerugian dan bunga. bila ia tak dapat
membuktikan bahwa tidak dilaksanakannya perikatan itu atau tidak tepatnya waktu dalam

5
https://www.legalnow.co.id/macam-wanprestasi/ diakses pada tanggal 2 Maret 2024
6
https://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/17229/burgerlijk-wetboek diakses tanggal 2 maret 2024
melaksanakan perikatan itu disebabkan oleh sesuatu hal yang tak terduga, yang tak dapat
dipertanggungkan kepadanya. walaupun tidak ada itikad buruk kepadanya.7

Dari putusan yang telah di putus sudah jelas hakim mengadili tergugat dengan membayar
ganti rugi akibat tergugat melakukan wanprestasi yaitu membayar perkara dan
harusmengembalikan alat yang telah di sewa.

7
https://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/17229/burgerlijk-wetboek diakses tanggal 2 maret 2024

Anda mungkin juga menyukai