Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“LANGKAH LANGKAH PENGEMBANGAN EVALUASI ASPEK SIKAP”

Disusun Oleh :
Kelompok 3
Yedit jon luminda A42121050
Hikma A42121110
Sigit Dwi Guntoro A42121015
Aulia Vandana A42121055
Moh.Rizaldi A42121145
Charlos Kurniawan A42119162

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2024
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas
makalah tentang “Tata Cara Pengambilan Keputusan”.

Kami ucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Rahmah,S.Pd.,M.Pd selaku dosen
pengampu mata kuliah Manajemen Penjas dan Olahraga, serta pihak-pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian makalah ini. Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan
yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini
tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala penulis
dapat teratasi.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa. Kami sadar bahwa makalah
ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada Dosen pengampu mata
kuliah kami meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah kami di masa yang
akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

Kelompok 3

Maret 2024

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................................................iii
BAB I.............................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................................................1
Latar Belakang...........................................................................................................................................1
Rumusan Masalah......................................................................................................................................1
Tujuan Penulisan Makalah.........................................................................................................................1
BAB II............................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN............................................................................................................................................2
A. Definisi Pengambilan Keputusan..........................................................................................................2
B. Gaya Pengambilan Keputusan..............................................................................................................2
C. Tahap -Tahap Pengambilan Keputusan................................................................................................4
D. Proses Pengambilan Keputusan............................................................................................................4
E. Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan..........................................................................4
F. Perubahan dalam Keputusan..................................................................................................................5
G. Kualitas Keputusan...............................................................................................................................6
H. Pengambilan Keputusan dalam Berbagai Kondisi................................................................................6
I. Risiko Keputusan....................................................................................................................................7
J. Karakteristik Pengambil Keputusan dan Pengaruhnya bagi Perusahaan...............................................7
BAB III........................................................................................................................................................10
PENUTUP....................................................................................................................................................10
A. KESIMPULAN...................................................................................................................................10
B. SARAN...............................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pembelajaran merupakan sistem yang terdiri atas beberapa unsur, yaitu masukan,
proses dan keluaran atau hasil, maka terdapat tiga jenis evaluasi sesuai dengan sasaran
evaluasi pembelajaran, yaitu evaluasi masukan, proses dan keluaran atau hasil
pembelajaran.Terkait dengan ketiga jenis evaluasi pembelajaran tersebut, dalam
praktekpembelajaran secara umum pelaksanaan evaluasi pembelajaran menekankan pada
evaluasi proses pembelajaran atau evaluasi manajerial, dan evaluasi hasil belajar atau
evaluasi substansial. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa dalam pelaksanaan
pembelajaran kedua jenis evaluasi tersebut merupakan komponen sistem pembelajaran
yang sangat penting.Selanjutnya masukan tersebut pada gilirannya dipergunakan sebagai
bahan dan dasar memperbaiki kualitas proses pembelajaran menuju ke perbaikan kualitas
hasil pembelajaran. Maka dari itu penulis tertarik untuk mengangkat makalah ini dengan
judul ”Langkah-langkah Pengembangan Alat Evaluasi Aspek Sikap”

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian evaluasi?
2. Apa pengertian evaluasi aspek sikap?
3. Apa langkah penyusunan alat evaluasi?

C. Tujuan Penulisan Makalah


1. Untuk mengetahui pengertian evaluasi
2. Untuk mengetahui pengertian evaluasi aspek sikap
3. Untuk mengetahui langkah penyusunan alat evaluasi

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Evaluasi

Mengacu pada asumsi bahwa pembelajaran merupakan sistem yang Pembelajaran Berbasis
Kompetensi merupakan wujud pelaksanaan kurikulum Berbasis Kompetensi sebagai (currículum
in action). Salah satu rangkaian pembelajaran berbasis kompetensi pelaksanaan adalah evaluasi
pembelajaran berbasis kompetensi.Terdiri atas beberapa unsur, yaitu masukan, proses dan
keluaran/hasil; maka terdapat tiga jenis evaluasi sesuai dengan sasaran evaluasi pembelajaran,
yaitu evaluasi masukan, proses dan keluaran atau hasil pembelajaran.

Secara harafiah evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian atau
penaksiran (John M. Echols dan Hasan Shadily: 1983). Menurut Stufflebeam, dkk. (1971)
mendefinisikan evaluasi sebagai “The process of delineating, obtaining, and providing useful
information for judging decision alternatives”. Artinya evaluasi merupakan proses
menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk merumuskan
suatu alternativekeputusan.

Guba dan Lincoln (Hamid Hasan, 1988) mendefinisikan evaluasi itu merupakan suatu proses
memberikan pertimbangan mengenai nilai dan arti sesuatu yang dipertimbangkan. Sesuatu yang
dipertimbangkan itu bisa berupa orang, benda, kegiatan, keadaan, atau sesuatu kesatuan tertentu.

Evaluasi menurut Kumano (2001) merupakan penilaian terhadap data yang dikumpulkan melalui
kegiatan asesmen. Sementara itu menurut Calongesi (1995) evaluasi adalah suatu keputusan
tentang nilai berdasarkan hasil pengukuran. Sejalan dengan pengertian tersebut. Zainul dan
Nasution (2001) menyatakan bahwa evaluasi dapat dinyatakan sebagai suatu proses pengambilan
keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik
yang menggunakan instrumen tes maupun non tes.

Menurut Bloom dan kawan-kawan dalam buku yang


terkenal, yaitu Handbook Onformative and Summative Evaluation of Student Learning yang
khusus membicarakan evaluasi hasil belajar. Evaluasi adalah pengumpulan bukti-bukti yang
cukup untuk dijadikan dasar dalam menetapkan ada atau tidak perubahan-perubahan dan tingkat
perubahan yang terjadi pada diri anak didik. Dari penjelasan di atas disimpulkan bahwa evaluasi
adalah suatu kegiatan pengumpulan data mengenai belajar yang dilakukan secara sistematis dan
menurut prosedur tertentu untuk dapat memberikan arti mengenai berbagai aspek belajar yaitu
aspek perolehan dalam belajar.

2
Dalam sistem pembelajaran (maksudnya pembelajaran sebagai suatu sistem), evaluasi
merupakan salah komponen penting dan tahap yang harus ditempuh oleh guru untuk mengetahui
keefektifan pembelajaran.

Hasil yang diperoleh dapat dijadikan balikan (feed-back) bagi guru dalam memperbaiki
dan menyempurnakan program dan kegiatan pembelajaran. Di sekolah, Anda sering mendengar
bahwa guru sering memberikan ulangan harian, ujian akhir semester, ujian blok, tagihan, tes
tertulis, tes lisan, tes tindakan, dan sebagainya. Istilah-istilah ini pada dasarnya merupakan
bagian dari sistem evaluasi itu sendiri.Evaluasi proses pembelajaran menekankan pada evaluasi
pengelolaan.pembelajaran yang dilaksanakan oleh pembelajar meliputi keefektifan strategi
pembelajaran yang dilaksanakan, keefektifan media pembelajaran, cara mengajar yang
dilaksanakan, dan minat, sikap serta cara belajar siswa.

B. Teknik Evaluasi Sikap

1.Pengertian

3
C. Tahap -Tahap Pengambilan Keputusan
Tahap-tahap pengambilan keputusan yaitu:

a. Mendefinisikan masalah tersebut secara jelas dan gamblang, atau mudah untuk
dimengerti.

b. membuat daftar masalah yang akan dimunculkan, dan menyusunnya secara prioritas
dengan maksud agar adanya sistematika yang lebih terarah dan terkendali.

c. Melakukan identifikasi dari setiap masalah tersebut dengan tujuan untuk lebih memberikan
gambaran secara lebih tajam dan terarah secara lebih spesifik.

d. Memetakan setiap masalah tersebut berdasarkan kelompoknya masing-masing yang


kemudian selanjutnya dibarengi dengan menggunakan model atau alat uji yang akan dipakai.

4
e. Memastikan kembali bahwa alat ujian dipergunakan tersebut telah sesuai dengan prinsip-
prinsip dan kaidah-kaidah yang berlaku pada umumnya.

Simon (1960) mengatakan, pengambilan keputusan berlangsung melalui empat tahap


yaitu intelligence, design, choice, dan implementation. Intelligence adalah proses
pengumpulan informasi yang bertujuan mengidentifikasi permasalahan. Design adalah tahap
perancangan solusi terhadap masalah. Choice adalah tahap mengkaji kelebihan dan
kekurangan dari berbagai macam alternatif yang ada dan memilih yang terbaik.
Implementation adalah tahap pengambilan keputusan dan melaksanakannya.

D. Proses Pengambilan Keputusan


Menurut Stephen Robbins dan Mary Coulter proses pengambilan keputusan
merupakan serangkaian tahap yang terdiri dari 8 langkah yang meliputi mengidentifikasi
masalah, mengidentifikasi kriteria keputusan, memberi bobot pada kriteria, mengembangkan
alternatif-alternatif, menganalisis alternatif, memilih satu alternatif, melaksanakan alternatif
tersebut, dan mengevaluasi efektivitas keputusan.

E. Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan


1. Internal organisasi seperti ketersediaan dana, SDM, kelengkapan peralatan, teknologi,
dan sebagainya. Biasanya faktor ini berada di dalam suatu organisasi itu sendiri untuk
terciptanya suatu keputusan dalam organisasi.
2. Eksternal organisasi seperti keadaan sosial politik, hukum, dan sebagainya. Faktor ini
berasal dari luar yang terkait dalam organisasi.
3. Ketersediaan informasi yang diperlukan. Seberapa banyaknya informasi yang ada
atau seberapa lengkap dan akuratnya informasi yang didapatkan untuk menjadi
pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang tepat.
4. Kepribadian dan kecakapan pengambil keputusan. Dalam faktor ini dibutuhkan
kebijaksanaan dan ketegasan dalam mengambil keputusan dengan tidak bersifat
merugikan.
5. Pengalaman
Pengalaman seorang pembuat keputusan adalah hal yang sangat penting, karena
banyaknya pengalaman orang tersebut maka ia akan berani dalam menentukan
keputusan. Hal ini juga berkaitan terhadap keahlian yang dimiliki oleh pemimpin atau

5
anggota karena pengalaman yang pernah dialaminya. Pengalaman juga dapat
dijadikan suatu pelajaran dalam mengambil keputusan yang tepat bagi organisasi.

F. Perubahan dalam Keputusan


Dampak perubahan keputusan dikelompokkan menjadi dua kelompok perubahan yaitu:

a. Incremental change

Incremental change merupakan dampak perubahan keputusan yang dapat diperkirakan


berapa presentase perubahan yang akan terjadi kedepannya berdasarkan data-data yang
terjadi di masa lalu (historis).

b. Turbulence change

Turbulence change merupakan pengambilan keputusan dalam kondisi perubahan


yang sulit untuk diperkirakan. Contohnya bencana alam, perubahan kondisi politik, dan
sebagainya. Walaupun data-data tersebut ada namun kejadian seperti itu belum tentu
memiliki kesamaan kondisi dan situasi seperti dulu. Contohnya seperti jatuh dan
bergantinya presiden di Irak baik sebelum Saddam Hussein maupun pada saat Saddam
Hussein ditangkap atau diturunkan posisinya dari presiden Irak secara paksa oleh tentara
Amerika dan sekutunya.

Data keputusan yang terlalu lama sulit untuk dijadikan sebagai data prediksi ke
depan dan jika ke depan terlalu jauh untuk diprediksi maka ketepatan prediksi juga
menjadi bagian yang dilakukan hasilnya.

6
G. Kualitas Keputusan
Kualitas merupakan mutu dari pekerjaan atau hasil yang telah dicapai dengan
proses yang dilakukan. Kualitas keputusan merupakan mutu yang dihasilkan dari hasil
keputusan yang telah diaplikasikan secara maksimal dan terlihat hasilnya secara
maksimal serta dinilai secara maksimal juga. Jika keputusan tersebut adalah dipakai
untuk bidang ilmu ekonomi, teknik, kedokteran, dan sosiologi maka itu harus
berlandaskan pada asas dan aturan-aturan pada bidang ilmu yang bersangkutan dengan
maksud nantinya selalu saja keputusan tersebut berpatokan dan tetap berada pada koridor
ilmu yang bersangkutan. Ini ditujukan dengan maksud guna menghindari terjadinya
tumpang tindih atau kekacauan dalam aplikasi keputusan itu nantinya.

Kekacauan yang sering timbul adalah pada saat setiap bidang tersebut tidak
bergerak atau juga tidak diberikan keleluasaan bergerak secara independen sesuai dengan
garisnya. Dan ini berdampak pada pembentukan keputusan yang tidak berlangsung secara
profesionalisme.

H. Pengambilan Keputusan dalam Berbagai Kondisi


Secara umum informasi yang masuk kadangkala terjadi dalam berbagai kondisi,
seperti kondisi pasti, kondisi tidak pasti, dan kondisi konflik. dalam kondisi pasti proses
pengambilan keputusan yang dilakukan adalah berlangsung tanpa ada banyak alternatif,
keputusan yang diambil sudah jelas pada fokus yang dituju. Teknik yang bisa
dipergunakan yaitu menggunakan program linier atau secara aljabar linear, dan analisis
jaringan kerja (secara critical path method/CPM dan Project evaluation and review
technique/PERT).

Pada kondisi tidak pasti proses lahirnya keputusan lebih sulit atau lebih komplek
dalam artian keputusan yang dibuat belum diketahui nilai probabilitas atau hasil yang
mungkin diperoleh. Untuk menghindari timbulnya masalah sebaiknya melakukan riset
terlebih dahulu mencari informasi sebanyak mungkin dan mempergunakan beberapa
metode pengambilan keputusan yang paling sesuai dengan setiap kondisi masalah yang
mungkin timbul, seperti metode laplace (proses pengambilan keputusan dengan asumsi
bahwa probabilitas terjadinya berbagai kondisi adalah sama besarnya), metode maximax
(proses pengambilan keputusan dengan hanya mengutamakan hasil yang paling

7
optimistis dengan mengabaikan sisi lain yang mungkin terjadi), metode maximin (proses
pengambilan keputusan dengan memilih alternatif yang minimalnya paling besar),
metode regret (proses pengambilan keputusan dengan didasari pada hasil keputusan yang
maksimal berdasarkan data pada masa lalu sebagai bahan perbandingannya), metode
realisme (proses pengambilan keputusan dengan menggabungkan metode maximax dan
maximin).

Pada kondisi konflik maka pengambilan keputusan yang dilakukan akan


menimbulkan dampak yang mungkin saja bisa merugikan salah satu pihak. Untuk
menyelesaikan masalah biasanya dilakukan pendekatan secara teori permainan dalam
dunia bisnis teraplikasi dalam bentuk tawar-menawar harga dan hingga terealisasinya
suatu kontrak atau kesepakatan.

I. Risiko Keputusan

Pengambilan keputusan yang beresiko adalah dihasilkannya suatu keputusan yang


mengandung lebih dari satu kemungkinan hasil berdasarkan beberapa alternatif
keputusan yang diambil, dan karena terdapat beberapa alternatif maka otomatis terdapat
pula beberapa peluang yang sama besarnya. Untuk mengatasi resiko dalam suatu
organisasi baik yang bersifat profit maupun yang non profit adalah dengan menerapkan
manajemen resiko. Dalam manajemen risiko ini dibahas Bagaimana mengelola resiko
agar bisa memberikan keuntungan bukan sebaliknya, bahwa jika resiko itu bisa dikelola
secara sistematis maka ia akan memberikan keuntungan yang sistematis juga begitu juga
sebaliknya.

J. Karakteristik Pengambil Keputusan dan Pengaruhnya bagi Perusahaan

Dalam pengambilan keputusan ada faktor yang turut mempengaruhi yaitu


karakteristik sang pengambil keputusan. Karakteristik tersebut secara umum dapat dibagi
menjadi tiga yaitu:

a. Takut pada Risiko

8
Karakteristik seperti ini adalah dimana sang decision maker sangat hati-hati terhadap
keputusan yang diambilnya bahkan ia cenderung begitu tinggi melakukan tindakan yang
sifatnya menghindari resiko yang akan timbul Jika keputusan diaplikasikan. Secara
umum pebisnis yang berkarakter seperti ini cenderung melakukan tindakan yang biasanya
disebut dengan safety player. Maka mereka penganut risk avoider cenderung sulit
menjadi pemimpin dan lebih banyak menjadi follower bukan seorang innovator. Namun
yang harus kita pahami bahwa hampir semua investor adalah bertipe penghindaran risiko,
dalam artian mereka tidak ingin menanggung resiko yang akan timbul dalam bentuk
kerugian yang akan timbul di kemudian hari.

b. Hati-Hati pada Risiko

Karakteristik seperti ini adalah dimana sang decision maker sangat hati-hati atau begitu
menghitung terhadap segala dampak yang akan terjadi jika keputusan tersebut dilakukan.
Namun bagi mereka yang menganut karakteristik seperti ini dengan kecenderungan
kehati-hatian yang begitu tinggi maka biasanya setelah keputusan tersebut diambil ia
tidak akan mengubahnya begitu saja. Bagi kalangan bisnis mereka menyebut orang
dengan karakter seperti ini secara ekstrem sebagai tipe peragu.

c. Suka pada Risiko

Karakteristik seperti ini adalah tipe yang begitu suka pada resiko. Karena bagi dia
semakin tinggi resiko maka semakin tinggi pula tingkat keuntungan yang akan
diperolehnya. Prinsip seperti ini cenderung begitu menonjol dan mempengaruhi besar
terhadap setiap keputusan yang ia ambil, mereka terbiasa dengan spekulasi dan itu pula
yang membuat mereka karakteristik ini selalu saja ingin menjadi pemimpin dan
cenderung tidak ingin menjadi pekerja. Mental risk seeker atau juga risk lover adalah
mental yang dimiliki oleh pebisnis besar yang umumnya dimiliki oleh para pemberontak
dimana mereka mau besusah-payah dengan keyakinan akan memperoleh kenikmatan
setelah itu yaitu berupa kemenangan.

Dari ketiga karakteristik mungkin karakter risk seeker adalah yang paling begitu
mendominasi Jika dilihat dari segi kedekatannya dengan risiko, tapi jika dikaitkan dengan
ruang lingkup aktivitas bisnis maka mereka dengan latar belakang mental risk seeker

9
cenderung lebih berani dan tegas daripada yang lain, tentunya tidak terlepas dari muatan
keputusan yang dihasilkan yaitu fokus pada sasaran atau penuh perhitungan bukan hanya
sekedar spekulasi saja.

10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam pengambilan keputusan seorang manajer harus bisa berpikir kritis dan
dapat bertanggung jawab atas apa yang sudah diambil risiko. Pengambilan keputusan
merupakan suatu cara yang digunakan untuk memberikan suatu pendapat yang dapat
menyelesaikan suatu masalah dengan cara agar dapat diterima oleh semua pihak. Dapat
menganalisis setiap permasalahan yang ada juga termasuk dalam modal yang ada
sebelum mengambil keputusan. Dalam setiap analisis dilakukan secara menyeluruh agar
bisa mengambil keputusan.

Pengambilan keputusan juga memiliki tahapan – tahapannya, lalu proses dalam


setiap pengambilan keputusan, kualitas keputusan, pengambilan keputusan dalam
berbagai kondisi, risiko keputusan, karakteristik pengambil keputusan dan pengaruhnya
bagi perusahaan, perubahan dalam keputusan.

B. SARAN
Dengan adanya konsep dasar manajemen diharapkan dapat memberikan
pengetahuan kepada masyarakat khususnya para pelajar untuk mengetahui maksud dari
ruang kelas, serta diharapkan kepada para pelajar atau mahasiswa untuk mengamalkan
ilmu yang telah diberikan oleh dosen serta apa yang mereka pelajari pada saat kegiatan
belajar mengajar untuk diamalkan di kehidupan sekarang ataupun masa yang akan
datang.

11
DAFTAR PUSTAKA

FahmiIrham Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia Konsep dan Kinerja.s.l.,Mitra Wacana
Media,2016.
Hardius UsmanMsi. Teknik Pengambilan Keputusan.s.l.,Grasindo.
SariFebrina Metode Dalam Pengambilan Keputusan.s.l.,Deepublish,2018.
Wawan HermawanS.E.,M.T. Teori Pengambilan Keputusan.s.l.,Repository,2011.

http://degung-wira.blogspot.com/2012/10/4-gaya-pengambilan-keputusan.html
https://nindisabrina.wordpress.com/2015/04/30/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-pengambilan-
keputusan/
https://feelinbali.blogspot.com/2013/09/manajemen-pengambilan-keputusan.html

12

Anda mungkin juga menyukai