Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

HEMAROGIK ANTEPARTUM (HAP) PADA IBU HAMIL


DIRUANG PAVALIUN CEMPAKA
RS.PUSRI PALEMBANG
Tanggal 22 januari-28 januari 2024

Disusun Oleh:

PASHA MAULIDIA
A.22.11.013

PRODI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN MITRA ADIGUNA PALEMBANG
2024
LAPORAN PENDAHULUAN
HEMAROGIK ANTEPARTUM (HAP)

1.Definisi
Perdarahan antepartum adalah perdarahan jalan lahir setelah kehamilan 28 minggu.
Perdarahan antepartum terjadi pada kehamilan di atas 28 minggu maka sering disebut atau
digolongkan perdarahan pada trisemeter ketiga. Walaupun pendarahan nya sering dikatakan
terjadi pada trimester ketiga .pendarahan antepartum yang berbahaya umumnya berasa pada
kelainan plasenta .
2.Etiologi
Etiologi pendarahan antepartum dapat disebabkan oleh :
1. Bersumber dari kelainan plasenta
a . Plasenta previa
Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat
abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau
seluruh pembukaan jalan lahir ( osteum uteri internal ). Plasenta previa
diklasifikasikan menjadi 3 :
1)Plasenta previa totalis : seluruhnya ostium internus ditutupi plasenta.
2) Plasenta previa lateralis : hanya sebagian dari ostium tertutup oleh
plasenta.
3) Plasenta previa marginalis : hanya pada pinggir ostium terdapat
jaringan plasenta.
Plasenta previa dapat disebabkan oleh berbagai faktor antara lain :
1)Endometrium yang kurang baik
2)Chorion leave yang peresisten
3) Korpus luteum yang berreaksi lambat
b.Solusi plasenta
Solusi plasenta adalah suatu keadaan dimana plasenta yang letaknya normal
terlepas dari perlekatannya sebelum janin lahir.Biasanya dihitung kehamilan
28 minggu. Solusi plasenta dapat diklasifikasikan menjadi 3 berdasarkan
tingkat gejala klinik antara lain :
1) Solusi plasenta ringan
a Tanpa rasa sakit
b. Pendarahan kurang 500cc
c.Plasenta lepas kurang dari 1/5 bagian
d. Fibrinogen diatas 250 mg %

2) Solusi plasenta sedang


a) Bagian janin masih teraba
b) Perdarahan antara 500 – 1000 cc
c) Plasenta lepas kurang dari 1/3 bagian
3) Solusi plasenta berat
a) Abdomen nyeri-palpasi janin sukar
b) Janin telah meninggal
c ) Plasenta lepas diatas 2/3 bagian
d). Terjadi gangguan pembekuan darah
1.Tidak bersumber dari kelainan plasenta, biasanya tidak begtu berbahaya,
misalnya kelainan serviks dan vagina ( erosion, polip, varises yang pecah ).
3. Patofisiologi
1 . Plasenta previa
Seluruh plasenta biasanya terletak pada segmen atau uterus. Kadang-kadang
bagian atau seluruh organ dapat melekat pada segmen bawah uterus, dimana hal ini
dapat diketahui sebagai plasenta previa.Karena segmen bawah agak merentang
selama kehamilan lanjut dan persalinan, dalam usaha mencapai dilatasi serviks dan
kelahiran anak, pemisahan plasenta dari dinding usus sampai tingkat tertentu tidak
dapat dihindarkan sehingga terjadi pendarahan.
2.Solusi plasenta
Perdarahan dapat terjadi pada pembuluh darah plasenta atau uterus yang
membentuk hematom pada desisua, sehingga plasenta terdesak akhirnya
terlepas. Apabila perdarahan sedikit, hematom yang kecil itu hanya akan mendesak
jaringan plasenta,peredaran darah antara uterus dan plasenta belum terganggu dan
tanda serta gejalanya pun tidak jelas. Kejadiannya baru diketahui setelah plasenta
lahir yang pada pemeriksaan didapatkan cekungan pada permukaan maternalnya
dengan bekuan darah lama yang warnanya kehitam-hitaman. Biasanya
perdarahan akan berlangsung terus menerus karena otot uterus yang telah
meregang oleh kehamilan itu tidak mempu untuk lebih berkontraksi
menghentikan pendarahannya akibatnya hematom retroplasenter akan bertambah
besar, sehingga sebagian dan akhirnya seluruh plasenta terlepas dari dinding uterus.

4.Pathway

Etiologi kelainan plasenta

Dilatasi serviks nyeri

Pendarahan cemas

Hipovolemia anemia kekurangan volume cairan

Perubahan jaringan jaringan

5.Manifestasi klinis
1.Plasenta previa
a. Perdarahan terjadi tanpa rasa sakit pada trimester III
b. Perdarahan dapat terjadi sedikit atau banyak sehingga menimbulkan gejalaCC
. c . Perdarahan berwarna merah segar
d. Letak janin abnormal
2. Solusi plasenta
a. Perdarahan disertai rasa sakit
b. Asfiksia ringan sampai kematian intrauterine
c. Gejala kardiovaskuler ringan sampai
berat
d. Abdomen menjadi tegang
e. Perdarahan berwarna kehitaman
f.Sakit perut terus menerus
6.Penatalaksanaan
1.Plasenta previa
a. Tiap-tiap perdarahan triwulan ketiga yang lebih dari show ( perdarahan inisial
harus dikirim ke rumah sakit tanpa melakukan suatu manipulasi apapun baik rectal
apalagi vaginal)
b. Apabila ada penilaian yang baik, perdarahan sedikt janin masih hidup, belum

inpartus. Kehamilan belum cukup 37 minggu atau berat badan janindi bawah 2500
gr. Kehamilan dapat ditunda dengan istirahat.Berikan obat- obatan spasmolitika,
progestin atau progesterone observasi teliti
c.Sambil mengawasi periksa golongan darah, dan siapkan donor transfusi darah.
Kehamilan dipertahankan setua mungkin supaya janin terhindar dari premature.
d . Harus diingat bahwa bila dijumpai ibu hamil yang disangka dengan plasenta
previa, kirim segera ke rumah sakit dimana fasilitas operasi dan tranfuse darah ada
e.Bila ada anemi berikan tranfuse darah dan obat-obatan.
2. Solusio plasenta
a. Terapi konservatif
Prinsip :
a.Tunggu sampai perdarahan berhenti dan partus berlangsung spontan. Perdarahan akan
berhenti sendiri jika tekanan intra uterin bertambah lama, bertambah tinggi sehingga
menekan pembuluh darah arteri yang robek
2. Sambil menunggu atau mengawasi berikan :
a) Morphin suntikan subkutan
b) Stimulasi dengan kardiotonika seperti coramine, cardizol, dan
pentazol
c) Tranfuse darah.
b. Terapi aktif
Prinsip :
1. Melakukan tindakan dengan maksud anak segera diahirkan dan
perdarahan segera berhenti
2. Urutan-urutan tindakan pada solusio plasenta :

a. Amniotomi ( pemecahan ketuban ) dan pemberian oksitosin dan dan diawasi serta
dipimpin sampai partus spontan
b.Accouchement force : pelebaran dan peregangan serviks diikuti dengan pemasangan
cunam villet gauss atau versi Braxtonhicks
c.Bila pembukaan lengkap atau hampir lengkap, kepala sudah turun sampai hodge III-
IV : Janin hidup : lakukan ekstraksi vakum atau forceps. Janin meninggal : lakukan
embriotomi
d.Seksio cesarea biasanya dilakukan pada keadaan : Solusio plasenta dengan anak hidup,
pembukaan kecil, Solusio plasenta dengan toksemia berat, perdarahan agak banyak,
pembukaan masih kecil, Solusio plasenta dengan panggul sempit, Solusio plasenta
dengan letak lintang
e.Histerektomi dapat dikerjakan pada keadaan :Bila terjadi afibrinogenemia atau
hipofibrino-genemia kalau persediaan darah atau fibrinogen tidak ada atau tidak cukup.
Couvelair uterus dengan kontraksi uterus yang tidak baik. Ligasi arteri hipogastrika
7.Komplikasi
1. Plasenta previa
a. Prolaps tali pusat
b. Prolaps plasenta
c.Plasenta melekat sehingga harus dikeluarkan manual dan kalau perlu dibersihkan dengan
kerokan
d.Robekan-robekan jalan lahir
e. Perdarahan post partum
f. Infeksi karena perdarahan yang banyak
g. Bayi prematuritas atau kelahiran mati
2. Solusi plasenta
a. Langsung
1) Perdarahan
2) Infeksi
3) Emboli dan obstetrik syok
b.Komplikasi tidak langsung
1)Couvelair uterus kontraksi tak baik, menyebabkan pendarahan post partum
2).Adanya hipo fibrinogenemia dengan perdarahan post partum
3) Nekrosis korteks renalis, menyebabkan anuria dan uremia
4) Kerusakan-kerusakan organ seperti hati, hipofise dll.

Anda mungkin juga menyukai