Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH KEPERAWATAN JIWA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ISOLASI SOSIAL

Disusun Oleh :

Amanda Bulamei
22210004

Tugas ini disusun untuk memenuhi nilai Ujian Tengah Semester pada mata kuliah
keperawatan jiwa yang dibimbing oleh dosen Ns.Noifke Kaghoo,S.Kep.,M.Kes

AKADEMI KEPERAWATAN RUMKIT TK.III MANADO


T.A 2023/2024
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ISOLASI SOSIAL

A. Pengertian Isolasi Sosial


Isolasi sosial adalah keadaan dimana seorang individu mengalami
penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain
di sekitarnya. Pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian dan tidak
mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain. Isolasi sosial
merupakan upaya klien untuk menghindari interaksi dengan orang lain,
menghindari hubungan dengan orang lain maupun komunikasi dengan orang
lain.
Isolasi sosial adalah pengalaman kesendirian dari seorang individu dan
diteriam sebagai perlakuan dari orang lain serta kondisi yang negatif atau
mengancam.
Isolasi Sosial adalah kondisi kesepian yang diekspresikan oleh individu dan
dirasakan sebagai hal yang ditimbulkan oleh orang lain dan sebagai suatu
keadaan negatif yang mengancam. Dengan karakteristik : tinggal sendiri dalam
ruangan, ketidakmampuan untuk berkomunikasi, menarik diri, kurangnya
kontak mata. Ketidaksesuaian atau ketidakmatangan minat dan aktivitas dengan
perkembangan atau terhadap usia. Preokupasi dengan pikirannya sendiri,
pengulangan, tindakan yang tidak bermakna. Mengekspresikan perasaan
penolakan atau kesepian yang ditimbulkan oleh orang lain. Mengalami perasaan
yang berbeda dengan orang lain, merasa tidak aman ditengah banyak.

B. ⁠Masalah Utama
Isolasi Sosial

1. Proses Terjadinya Masalah


Salah satu gangguan berhubungan sosial diantaranya perilaku
menarik diri atau isolasi sosial yang tidak disebabkan oleh perasaan
tidak berharga yang bisa dialami klien dengan latar belakang yang penuh
dengan permasalahan, ketegangan , kekecewaan, kecemasan. Perasaan
tidak berharga dapat menyebabkan individu makin sulit dalam
mengembangkan hubungan dengan orang lain. Akibatnya klien menjadi
mundur, mengalami penurunan dalam aktifitas dan kurangnya perhatian
terhadap penampilan dan keberhasilan diri. Sehingga individu semakin
tenggelam dalam perjalanan dan tingkah laku masa lalu serta tingkah
laku primitif antara lain tingkah laku yang tidak sesuai dengan
kenyataan, sehingga berakibat lanjut menjadi halusinasi. Halusinasi
melatarbelakangi adanya komplikasi.

2. Rentang Respon
a) Adaptif
Respon adaptif adalah respon yang diterima oleh norma
sosial dan kultural dimana individu tersebut menjelaskan
masalah dalam batas normal.
1) Menyendiri (Solitude)
Respons yang dibutuhkan seseorang untuk
merenungkan apa yang telah dilakukan di lingkungan
sosialnya dan merupakan suatu cara mengevaluasi diri
dan menentukan langkah berikutnya
2) Otonomi
Kemampuan individu untuk menentukan dan
menyampaikan ide-ide pikiran dan perasaan dalam
hubungan sosial
3) Bekerjasama (Mutuality)
Suatu kondisi dalam hubungan interpersonal dimana
individu tersebut mampu untuk saling memberi dan
menerima, merupakan kemampuan individu yang saling
membutuhkan satu sama lain
4) Interdependen
Kondisi saling tergantung antara individu dengan
orang lain dalam membina hubungan interpersonal
b) Maladaptif
Respon maladaptif adalah respon yang dilakukan individu
dalam menyelesaikan masalah yang menyimpang dari norma-
norma sosial dan kebudayaan suatu tempat.
1) Menarik diri
Seseorang yang mengalami kesulitan dalam
membina hubungan secara terbuka dengan orang lain,
merupakan gangguan yang terjadi apabila seseorang
memutuskan untuk tidak berhubungan dengan orang lain
untuk mencari ketenangan sementara waktu
2) Ketergantungan (Dependen)
Terjadi bila individu gagal mengembangkan rasa
percaya diri atau kemampuannya untuk berfungsi secara
sukses sehinggan tergantung dengan orang lain
3) Curiga
Seseorang gagal mengembangkan rasa percaya
terhadap orang lain
4) Manipulasi
Seseorang yang mengganggu orang lain sebagai
objek individu, hubungan terpusat pada masalah
pengendalian dan berorientasi pada diri sendiri atau pada
tujuan, bukan berorientasi pada orang lain sehingga tidak
dapat membina hubungan sosial secara mendalam
5) Impulsif
Ketidakmampuan merencanakan sesuatu, tidak
mampu belajar dari pengalaman, tidak dapat diandalkan,
mempunyai penilaian yang buruk dan cenderung
memaksakan kehendak
6) Narcissisme
Harga diri yang rapuh, secara terus menerus berusaha
mendapatkan penghargaan dan pujian, memiliki sikap
egosentris, pencemburu dan marah jika orang lain tidak
mendukung.
3. Tanda dan Gejala
Menurut Purba, dkk. (2008) tanda dan gejala isolasi sosial yang dapat
ditemukan dengan
wawancara, adalah:
a) Pasien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang
lain
b) Pasien merasa tidak aman berada dengan orang lain
c) Pasien mengatakan tidak ada hubungan yang berarti dengan
orang lain
d) Pasien merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu
e) Pasien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan
f) Pasien merasa tidak berguna
g) Pasien dak yakin dapat melangsungkan hidup
i. Tidak dapat membina hubungan baik dengan orang lain
Mondar-mandir, melakukan gerakan berulang/sikap
mematung

4. Mekanisme Koping
Individu yang mengalami respon sosial maladaptif, menggunakan
berbagai mekanisme dalam upaya mengatasi ansietas. Mekanisme
tersebut berkaitan dengan dua jenis masalah hubungan yang spesifik.
Koping yang berhubungan dengan gangguan kepribadian antisosial
antara lain :proyeksi, merendahkan orang lain. Koping ini berhubungan
dengan gangguan kepribadian ambang : formasi reaksi, isolasi, idelisasi
orang lain dan merendahkan orang lain.
Menurut Stuart, Individu yang mengalami respon sosial maladaptif
menggunakan berbagai mekanisme dalam upaya mengatasi ansietas.
Mekanisme tersebut berkaitan dengan dua jenis masalah hubungan yang
spesifik yaitu sebagai berikut:
1. Proyeksi merupakan Keinginan yang tidak dapat ditoleransi,
mencurahkan emosi kepada orang lain karena kesalahan
sendiri.
2. Isolasi merupakan perilaku yang menunjukan pengasingan diri
dari lingkungan dan orang lain.
3. Spiliting atau memisah merupakan kegagalan individu dalam
menginterpretasikan dirinya dalam menilai baik buruk

C. ⁠Penyebab Masalah Utama


Penyebab dari menarik diri adalah harga diri rendah yaitu perasaan negative
terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan
yang ditandai dengan adanya perasaan malu terhadap diri sendiri, rasa bersalah
terhadap diri sendiri, gangguan hubungan sosial, merendahkan martabat,
percaya diri kurang dan juga dapat menciderai diri sendiri
1. Faktor Predisposisi
a) Faktor Perkembangan
Tiap gangguan dalam pencapaian tugas perkembangan akan
mencetuskan seseorang sehingga mempunyai masalah respon
maladaptif. Sistem keluarga yang terganggu dapat menunjang
perkembangan respons sosial maladaptif. Beberapa orang
percaya bahwa individu yang mempunyai masalah ini adalah
orang yang tidak berhasil memisahkan dirinya dari orang tua.
b) Faktor Biologik
Faktor genetik dapat menunjang terhadap respons sosial
maladaptif. Ada bukti terdahulu tentang terlibatnya
neurotransmiter dalam perkembangan gangguan ini, namun
tetap masih diperlukan penelitian lebih lanjut.
c) Faktor Sosiokultural
Isolasi sosial merupakan faktor dalam gangguan
berhubungan. Ini akibat dari norma yang tidak mendukung
pendekatan terhadap orang lain, atau tidak menghargai anggota
masyarakat yang tidak produktif, seperti lansia, orang cacat, dan
berpenyakit kronik.
d) Faktor Pencetus
Stresor pencetus pada umumnya mencakup kejadian
kehidupan yang penuh stres seperti kehilanga, yang
mempengaruhi kemampuan individu untuk berhubungan dengan
orang lain dan menyebabkan ansietas.

D. ⁠Efek Masalah
Perilaku isolasi sosial : menarik diri dapat berisiko terjadinya perubahan
persepsi sensori halusinasi. Perubahan persepsi sensori halusinasi adalah
persepsi sensori yang salah (misalnya tanpa stimulus eksternal) atau persepsi
sensori yang tidak sesuai dengan realita/kenyataan seperti melihat bayangan
atau mendengarkan suara-suara yang sebenarnya tidak ada.
Halusinasi adalah pencerapan tanpa adanya rangsang apapun dari panca
indera, di mana orang tersebut sadar dan dalam keadaan terbangun yang dapat
disebabkan oleh psikotik, gangguan fungsional, organik atau histerik.Halusinasi
merupakan pengalaman mempersepsikan yang terjadi tanpa adanya stimulus
sensori eksternal yang meliputi lima perasaan (pengelihatan, pendengaran,
pengecapan, penciuman, perabaan), akan tetapi yang paling umum adalah
halusinasi pendengaran.

E. ⁠Intervensi Standar Pelaksanaan (SP)


Serangkaian kegiatan yang dilakukan perawat untuk membantu klien dari
masalah status kesehatan yang dihadapi menuju status kesehatan yang
baik/optimal. Pelaksanaan tindakan merupakan realisasi dari rencana/intevensi
keperawatan yang mencakup perawatan langsung atau tidak langsung.
Masalah Tujuan Intervensi
Isolasi Sosial Tujuan umum: SP 1 Pasien
Pasien berinteraksi 1. Identifikasi penyebab isolasi sosial, dengan siap
dengan orang lain serumah, orang terdekat, yang tidak dekat, dan apa
sehingga tidak terjadi penyebabnya.
menarik diri dari 2. Jelaskan keuntungan punya teman dan bercakap-
lingkungan cakap
3. Kerugian tidak punya teman dan tidak bercakap-
Tujuan khusus : cakap
Setelah dilakukan asuhan 4. Latih cara meminta tolong dengan anggota
keperawatan selama23 x keluarga
pertemuan diharapkan: 5. Masukkan pada jadwal kegiatan harian untuk
1. pasien menunjukkan latihan meminta tolong kepada anggota keluarga
ekspresi wajah yang SP 2 Pasien
bersahabat 1. Evaluasi kegiatan meminta tolong jika
2. menunjukkan rasa menginginkan sesuatu
senang, ada kontak 2. Latih cara berbicara saat 45 melakukan kegiatan
mata, mau berjabat (latih 2 kegiatan)
tangan, mau 3. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk meminta
menyebutkan nama, tolong dalam melakukan pekerjaan rumah terhadap
anggota keluarga
mau menjawab Sp 1 keluarga
salam, 1. Diskusikan masalah yang dirasakan dalam
merawat pasien
2. Jelaskan pengertian tanda dan gejala dan proses
terjadinya isolasi social
3. Jelaskan cara merawat isolasi social
4. Latih 2 cara merawat dengan berkenalan, berbicara
saat melakukan kegiatan harian
5. Anjurkan membantu klien sesuai jadwal dan
memberi pujian
Sp 2 keluarga
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat atau
melatih klien berbicara dan meminta tolong jika
ingin melakukan sesuatu dan Beri pujian
2. Jelaskan kegiatan rumah tangga yang dapat
melibatkan klien berbicara (makan, sholat
bersama)
3. Latih cara membimbing klien berbicara
4. Anjurkan membantu klien mengatur jadwal

Anda mungkin juga menyukai