Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KEPERAWATAN JIWA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA DEFISIT PERAWATAN DIRI

Disusun Oleh :

Nurfadilah T.H Basri


22210045

Tugas ini disusun untuk memenuhi nilai Ujian Tengah Semester pada mata kuliah
keperawatan jiwa yang dibimbing oleh dosen Ns.Noifke Kaghoo,S.Kep.,M.Kes

AKADEMI KEPERAWATAN RUMKIT TK.III MANADO


T.A 2023/2024
ASUHAN KEPERAWATAN PADA DEFISIT PERAWATAN DIRI

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri


Perawatan Diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan
kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya.(Depkes, 2000 dalam
Wibowo, 2009).
Poter, Perry (2005), dalam Anonim (2009), mengemukakan bahwa Personal
Higiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan
seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Wahit Iqbal Mubarak (2007),
juga mengemukakan bahwa higiene personal atau kebersihan diri adalah upaya
seseorang dalam memelihara kebersihan dan kesehatan dirinya untuk
memperolah kesejahteraan fisik dan psikologis.
Defisit Perawatan Diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan
aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting). Perawatan diri
adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya.
Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang yang
mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan/melewati aktivitas
perawatan diri secara mandiri. Pasien yang mengalami gangguan jiwa kronik
seringkali tidak memperdulikan perawatan diri.
Hal ini menyebabkan pasien dikucilkan dalam keluarga dan masyarakat.
Pasien dengan gangguan jiwa hampir semuanya mengalami defisit perawatan
diri.Hal ini disebabkan karena ketidaktahuan dan ketidakberdayaan yang
berhubungan dengan keadaannya sehingga terjadilah defisit perawatan diri

Menurut Nanda (2012), jenis perawatan diri terdiri dari:


1. Defisit perawatan diri: mandi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
mandi/beraktivitas perawatan diri untuk diri sendiri.
2. Defisit perawatan diri : berpakaian
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
aktivitas berpakaian dan berhias untuk diri sendiri
3. Defisit perawatan diri : makan
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas
makan secara mandiri
4. Defisit perawatan diri : eliminasi/toileting
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas
eliminasi sendiri.

B. ⁠Masalah Utama
Defisit Perawatan Diri (Kebersihan Diri)

1. Proses Terjadinya Masalah


a) Faktor Predisposisi.
Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kurang
perawatan diri adalah, Perkembangan. Dalam perkembangan,
keluarga yang terlalu melindungi dan memanjakan klien dapat
menimbulkan perkembangan inisiatif dan keterampilan. Lalu
faktor predisposisi selanjutnya adalah Faktor Biologis, beberapa
penyakit kronis dapat menyebabkan klien tidak mampu
melakukan perawatan diri secara mandiri. Faktor selanjutnya
adalah kemampuan realitas yang menurun. Klien dengan
gangguan jiwa mempunyai kemampuan realitas yang kurang,
sehingga menyebabkan ketidak pedulian dirinya terhadap
lingkungan termasuk perawatan diri. Selanjutnya adalah faktor
Sosial, kurang dukungan serta latihan kemampuan dari
lingkungannya, menyebabkan klien merasa
b) Faktor Presipitasi.
Yang merupakan factor presipitasi defisit perawatan diri
adalah kurangnya atau penurunan motivasi, kerusakan kognisi,
atau perseptual, cemas, lelah / lemah yang dialami individu
sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan
perawatan diri. Sedangkan menurut Depkes tahun 2000 faktor
yang mempengaruhi personal hygiene adalah body Image,
praktik social, status sosial ekonomi, pengetahuan, budaya,
kebiasaan dan kondisi fisik.
Berikut penjabarannya. gambaran individu terhadap dirinya
sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya dengan adanya
perubahan fisik sehingga individu tidak perduli dengan dirinya.
Pada anak anak selalu dimanja dalam kebersihan diri
maka,kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal
hygiene.

2. Rentang Respon
a) Pola perawatan diri seimbang : saat klien mendapatkan stresor
dan mampu untuk berperilaku adaptif, maka pola perawatan
yang dilakukan klien seimbang, klien masih melakukan
perawatan diri.
b) Kadang perawatan diri kadang tidak : saat klien mendapatkan
stresor kadang kadang klien tidak memperhatikan perawatan
dirinya.
c) Tidak melakukan perawatan diri : klien mengatakan dia tidak
peduli dan
d) tidak bisa melakukan perawatan saat stresor.

3. Tanda dan Gejala


Menurut Depkes (2000), dalam Anonim (2009), tanda dan gejala
Pasien dengan defisit perawatan diri yaitu:
a) Fisik
1) Badan bau, pakaian kotor
2) Rambut dan kulit kotor
3) Kuku panjang dan kotor
4) Gigi kotor disertai mulut bau
5) Penampilan tidak rapi
b) Psikologi
1) Malas, tidak ada inisiatif
2) Menarik diri, isolasi diri
3) Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina
c) Sosial
1) Interaksi kurang
2) Kegiatan kurang
3) Tidak mampu berperilaku sesuai norma
4) Cara makan tidak teratur
5) Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK) di
sembarang tempat
6) Gosok gigi dan mandi tidak mampu mandiri

Selain itu, tanda dan gejala tampak pada pasien yang mengalami
Defisit Perawatan Diri adalah sebagai berikut:
1) Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor,
gigi kotor, kulit berdaki dan bau, serta kuku panjang dan
kotor
2) Ketidakmampuan berhias/berpakaian, ditandai dengan
rambut acakacakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian
tidak sesuai, pada pasien laki-laki tidak bercukur, pada
pasien perempuan tidak berdandan
3) Ketidakmampuan makan secara mandiri, ditandai oleh
kemampuan mengambil makan sendiri, makan berceceran
dan makan tidak pada tempatnya
4) Ketidakmampuan eliminasi secara mandiri, ditandai dengan
BAB/BAK tidak pada tempatnya, dan tidak membersihkan
diri dengan baik setelah BAB/BAK.

4. Mekanisme Koping
Mekanisme koping berdasarkan penggolongan nya di bagi 2 (Stuart
& Sundeen, 2000), yaitu :
a) Mekanisme Koping Adaptif
Mekanisme koping yang mendukung fungsi integrasi,
pertumbuhan, belajar dan mencapai tujuan. Kategorinya adalah
1) Klien bisa memenuhi kebutuhan perawatan diri secara
mandiri. tidak melakukan perawatan diri
2) Pola perawatan diri seimbang
3) Kadang perawatan diri tidak seimbang
b) Mekanisme Koping Mal Adaptif
Mekanisme koping yang menghambat, fungsi integrasi,
memecah pertumbuhan, menurunkan otonomi dan cenderung
menguasai lingkungan. Kategori nya adalah : Tidak mau
merawat diri.

C. ⁠Penyebab Masalah Utama


Menurut Depkes (2000: 20), penyebab kurang perawatan diri adalah:
1. Faktor prediposisi
a) Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
b) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu
melakukan perawatan diri.
c) Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang
kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan
termasuk perawatan diri.
d) Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan
kemampuan dalam perawatan diri.
2. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah
kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas,
lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang
mampu melakukan perawatan diri. Menurut Depkes (2000: 59) Faktor –
faktor yang mempengaruhi personal hygiene adalah:
a) Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga
individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.
b) Praktik Sosial
Pada anak–anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
c) Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun,
pasta gigi, sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya
memerlukan uang untuk menyediakannya.
d) Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena
pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya
pada pasien penderita diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan
kakinya.
e) Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak
boleh dimandikan.
f) Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu
dalam perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain–
lain.
g) Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu/sakit kemampuan untuk merawat diri
berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya
D. ⁠Efek Masalah
1. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang
sering terjadi adalah : Gangguan integritas kulit, gangguan membran
mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku.
2. Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah
gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai,
kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.

E. ⁠Intervensi Standar Pelaksanaan (SP)


Kegiatan yang dilakukan perawat untuk membantu klien dari masalah status
kesehatan yang dihadapi menuju status kesehatan yang baik/optimal.
Pelaksanaan tindakan merupakan realisasi dari rencana/intevensi keperawatan
yang mencakup perawatan langsung atau tidak langsung.

Masalah Tujuan Intervensi


Defisit Perawatan Diri Tujuan Khusus : SP 1-2
(Kebersihan Diri) 1. Klien mengetahui 1. Mendiskusikan pentingnya kebersihan
pentingnya diri (keramas, dan gosok gigi) mandi,
perawatan diri potong kuku, berhias, makan.
2. Klien mengetahui 2. Mendiskusikan cara menjaga kebersihan
cara-cara melakukan diri (keramas dan gosok gigi) cara
perawatan diri makan yang baik, cukur.
3. Klien dapat 3. Mencontohkan cara menjaga kebersihan
melaksanakan diri (keramas, dan sebagainya)
perawatan dengan 4. Menyarankan klien untuk
bantuan perawat memperagakan kembali apa yang telah
4. Klien dapat dicontohkan perawat.
melaksanakan
perawatan diri secara 5. Menganjurkan klien untuk latihan
mandiri kegiatan kebersihan diri dan cara makan
yang baik.
6. Menyarankan untuk memasukkan ke
dalam jadwal kegiatan harian klien.

Defisit Perawatan Diri 1. Klien mengetahui SP 3


(Kebersihan Diri) cara eliminasi yang 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
baik/benar klien tentang latihan kebersihan diri :
2. Klien mampu mandi, kermas, gunting kuku, gosok
melakukan cara gigi yang benar.
eliminasi yang 2. Mendiskusikan cara eliminasi
baik/benar BAK/BAB yang baik
3. Klien dapat 3. Mencontohkan pada klien cara eliminasi
melaksanakan cara yang baik
eliminasi yang 4. Menyarankan klien untuk
baik/benar memperagakan kembali cara eliminasi
yang baik
5. Menyarankan klien untuk memasukkan
latihan ke dalam jadwal kegiatan harian
.
Defisit Perawatan Diri 1. Klien mengetahui SP 4
(Kebersihan Diri) cara berdandan 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
2. Klien mampu klien latihan BAK/BAB yang benar.
melakukan cara 2. Mendiskusikan cara berdandan
berdandan yang baik 3. Mencontohkan pada klien cara
3. Klien dapat berdandan yang baik
melaksanakan cara 4. Menyarankan klien untuk
berdandan yang baik memperagakan kembali cara berdandan
yang benar.
5. Menyarankan klien untuk memasukkan
jadwal kegiatan latihan ke dalam jadwal
harian.

Anda mungkin juga menyukai