Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN MINGGUAN

PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH


ACARA II. ANALISIS KETERSEDIAAN UNSUR HARA DALAM PUPUK
MENGGUNAKAN PERANGKAT UJI PUPUK(PUP)

Oleh

Nama : ZULFIKRI HAKIM


NIM : C1M022028
Prodi : AGROEKOTEKNOLOGI
Kelompok : 20

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2024
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tanah merupakan media tanam yang paling utama dalam kegiatan Pertanian.
Karena itu perlu diketahui berbagai macam sifat kimia dan fisika tanah, terutama
kandungan hara yang terdapat dalam tanah tersebut. Di samping jumlah unsur hara
yang tersedia terbatas, proses penyediaan unsur hara secara alami juga
membutuhkan waktu yang lama. Laju penyerapan unsur hara dari dalam tanah
lebih tinggi dari pada laju penyediaan unsur hara secara alami pada lahan- lahan
budidaya pertanian. Untuk memperoleh produksi yang tinggi dan waktu yang lebih
cepat karena tuntutan memenuhi kebutuhan, alam tidak mampu memenuhi
kebutuhan tanaman secara alami. Oleh karena itu pada lahan-lahan budidaya
pertanian membutuhkan masukan unsur hara dari luar berupa pupuk. Melalui
industri-industri pupuk, kebutuhan unsur hara tanaman dapat dipenuhi. Lahan-
lahan budidaya pertanian yang kurang subur dapat menghasilkan produksi atau
panen yang optimal dengan pengaturan unsur hara melalui pemupukan.

Pupuk merupakan sumber nutrisi tambahan dari luar tanah bagi


tanaman.Secara umum kandungan pupuk yang dibutuhkan tanaman sebagian besar
harus mengandung unsur hara N,P dan K. Nitrogen, fosfat dan kalium merupakan
hara yang terbanyak diserap oleh tanaman, sehingga apabila terjadi kekurangan
akan menyebabkan menurunnya aktivitas pertumbuhan dan produktivitas
tanaman. Unsur hara N merupakan hara makro yang terbanyak diserap oleh
tanaman temu-temuan, kemudian K dan P.Unsur N banyak diperlukan oleh
tanaman karena hampir semua proses metabolisme tanaman melibatkan unsur N.
Nitrogen terdapat pada semua asam amino dan beberapa ikatan penting lainnya
(purin dan pirimidin).Dari 18% Kadar N yang terkandung di dalam protein, 18%,
70% terdapat di daun (source) yaitu di kloroplas. Kloroplas berfungsi sebagai
bagian yang penting dalam fotosintesis. Terbatasnya penyediaan N di tanah,
berdampak menghambat atau menghentikan pertumbuhan tanaman.Oleh karena
itu, kebutuhan pupuk N yang diperlukan oleh tanaman perlu diketahui untuk
mengoptimalkan produktivitas tanaman. Kebutuhan tanaman terhadap unsur P
relatif lebih sedikit dibandingkan dengan unsur N dan K, walau demikian fungsi
unsur P sangat penting sebagai sumber energi pada setiap proses metabolisme
tanaman. Pupuk P yang diberikan sebagian besar tidak tersedia bagi tanaman
karena terjerap di dalam tanah. Adapun Unsur hara K b erfungsi sebagai
transportasi hasil fotosintat. Kandungan K dalam kloroplas diperkirakan tiga kali
lipat daripada kandungan di dalam sitoplasma dan vakuola. Sedangkan 40 - 45%
dari K di daun merupakan unsur yang mobil di dalam tumbuhan dan merupakan
ion monovalen terbanyak yang terdapat di dalam jaringan tumbuhan. Fungsi K di
dalam metabolisme tumbuhan adalah sebagai katalisator dan memegang peranan
penting di dalam sintesa protein dari asam-asam amino dan hidrat arang.

Untuk dapat mengetahui secara cepat kandungan hara didalam tanah dapat
digunakan seperangkat alat Pengujian tanah yang merupakan bagian dari evaluasi
kesuburan tanah dan pembuatan rekomendasi pemupukan. Tindakan evaluasi atas
status kesuburan untuk menilai dan memantau kesuburan tanah sangat penting
dilakukan agar dapat mengetahui unsur hara yang menjadi kendala bagi tanaman.
Penilaian status kesuburan tanah dapat dilakukan melalui pendekatan uji tanah di
mana penilaian dengan menggunakan metode ini relatif lebih akurat dan cepat.
Pengukuran sifat-sifat kimia tanah sebagai parameter kesuburan tanah kemudian
ditetapkan dalam kriteria kesuburan tanah.Pupuk yang diberikan pada tanaman
harus tepat sasaran, efektif dan efisien, maka rekomendasi pemupukan yang
berimbang disusun berdasarkan status hara di dalam tanah yang diketahui melalui
teknik uji tanah. Konsep rekomendasi pemupukan spesifik lokasi yang menunjang
penerapan pemupukan berimbang berdasar uji tanah memerlukan data analisis
tanah salah satunya dengan perangkat uji pupuk(PUP)

Perangkat uji pupuk adalah alat untuk mengukur standar kualitas dan kadar
hara yang tidak sesuai pada produk pupuk yang beredar di lapangan. Pupuk yang
tidak memenuhi persyaratan bukan hanya merugikan pembeli, tetapi juga
menurunkan produksi pertanian dan mencemari lingkungan.Salah satu inovasi
cara menilai kualitas pupuk di lapangan hasil pengembangan Balai Penelitian
Tanah adalah Perangkat Uji Pupuk (PUP) untuk mengetahui mutu pupuk secara
cepat di lapangan. PUP merupakan penyederhanaan dari analisis pupuk di
laboratorium. Oleh karena itu, hasil analisis pupuk dengan PUP tidak persis seperti
hasil analisa di laboratorium, tetapi merupakan estimasi pengukuran kuantitatif
dalam selang nilai tertentu.

1.2. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan melaksanakan praktikum ini yaitu untuk menetapkan secara


kualitatif status N, P, dan K dalam pupuk dengan menggunakan PUP(Perangkat
Uji Pupuk).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tanah merupakan medium alami untuk pertumbuhan tanaman darat.


Potensi tanah dalam menopang perumbuhan dan hasil tanaman berbeda antar jenis
tanah yang satu dengan lainnya, tergantung pada proses pembentukan tanah
dengan beberapa faktor pembentuk tanah yang mempengaruhi yaitu bahan induk,
iklim, relief, organisme, atau waktu.Potensi tanah dalam menopang pertumbuhan
tanaman dikenal dengan kesuburan tanah. Tanah dikatakan sebagai tanah subur,
jika tanah tersebut dapat menyediakan unsur hara dalam jumlah yang cukup dan
berimbang untuk pertumbuhan dan hasil tanaman, yang ditunjukkan dengan
perolehan hasil panen per satuan luas per satuan waktu.(Arifin, 2021)

Survei tanah merupakan pekerjaan pengumpulan data kimia, fisik, dan


biologi di lapangan maupun di laboratorium, dengan tujuan pendugaan penggunaan
lahan umum maupun khusus. Tujuan dari survei tanah adalah mengklasifikasi,
menganalisis, memetakan tanah dan mengelompokkan tanah-tanah yang sama atau
hampir sama sifatnya ke dalam satuan peta tanah tertentu. Informasi pada peta
status N, P, dan K dapat dijadikan dasar untuk menentukan rekomendasi
pemupukan lahan yang tepat guna Status kesuburan tanah sangat ditentukan oleh
faktor alam seperti bahan induk, iklim, dan umur tanah serta kondisi sosial
ekonomi seperti ada tidaknya diberikan pemupukan pada lahan sawah.Penilaian
status kesuburan tanah memberikan dasar untuk rekomendasi pemupukan spesifik
lokasi untuk hasil tanaman yang optimal.(Purba et al., 2021)

Perangkat uji pupuk adalah suatu. alat analisis kadar hara secara langsung
di lapangan dengan relatif cepat, mudah, murah dan efisien. PUP ini dirancang
untuk mengukur kadar pH, N, P, dan K pada tanah. Satu unit PUP terdiri dari satu
paket bahan kimia dan alat ekstraksi kadar N, P dan K ; bagian warna untuk
penetapan kadar N, P, dan K ; buku petunjuk dan rekomendasi untuk padi sawah
; bagan warna daun (Indriana et al., 2020)

Pemupukan yang efektif meliputi persyaratan kuantitatif dan kualitatif.


Persyaratan kuantitatif merupakan dosis pemupukan, sedangkan persyaratan
kualitatif meliputi unsur hara yang diberikan, waktu pemupukan, pada waktu yang
tepat serta unsur hara yang diserap dan digunakan oleh tanaman. Pemupukan yang
dilakukan berdasarkan kebutuhan hara tanah dan kebutuhan tanaman akan
meningkatkan produktivitas tanaman, sehingga perlu dilakukan perangkat uji
pupuk (PUP) pada setiap pupuk yang ingin di gunakan . Pengujian ini bertujuan
untuk mengetahui status hara N, P, K dan pH tanah serta rekomendasi pemupukan
yang disesuaikan dengan kebutuhan tanaman (Indranada, 2021)

Nitrogen merupakan salah satu sumber energi utama yang sangat


dibutuhkan mikrob adalam bekerja untuk merombak bahan organik. Nitrogen
yang cukup tersedia akan menyebabkan pupuk kompos mempumyai kualitas yang
baik sebagai media tanam. Beberapa fungsi nitrogen bagi tumbuhan adalah untuk
meningkatkan pertumbuhan tanaman, meningkatkan kadar protein dalam tubuh
tanaman, meningkatkan kualitas tanaman dan meningkatkan perkembanganbiakan
mikroorganisme dalam tanah. Nitrogen diserap tanaman dalam bentuk nitrit dan
amonium, yang mempercepat sinitesis karbohidrat(Arisanti, 2021)

Pupuk fosfat di alam mengandung unsur fosfor (P) merupakan dua unsur
makro (nitrogen dan kalium) dan dibutuhkan dalam pertumbuhan tanaman. Kadar
P dalam tanah rendah, maka tanaman diharapkan respon terhadap pemupukan P
karena unsur P tersedia dalam tanah menjadi faktor pembatas pertumbuhan
tanaman. Pemberian pupuk fospor (P) diharapkan dapat meningkatkan biomas
batang, kadar gula brix dan biji sorgum yang tinggi sebagai bahan pangan, dan
pakan ternak serta biofuel dari berbagai varietas. Apabila tanaman kekurangan P
pertumbuhan tanaman akan terganggu dan berdamapak pada produksi suatu
tanaman (Suwardi et al., 2021)

Kalium (K) mempunyai valensi satu dan diserap dalam bentu ion K+
(Rinsema, 1983). Kalium tergolong unsur yang mobil dalam tanaman baik dalam
sel, dalam jaringan tanaman, maupun dalam xylem dan floem (Afandie & Nasih,
2002). Kalium mempunyai pengaruh sebagai penyeimbang keadaan bila tanaman
kelebihan nitrogen. Unsur ini meningkatkan sintesis dan translokasi karbohidrat,
sehingga meningkatkan ketebalan dinding sel dan kekuatan batang. Kalium juga
dapat meningkatkan kandungan gula (Hafsi et al., 2014). Kalium terdapat di dalam
tanaman berupa kation K+ yang berperan penting bagi proses respirasi dan
fotosintesis. Kalium juga dapat meningkatkan kandungan gula.(Fidiansyah et al.,
2021)
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat Praktikum


Adapun praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat ,3 Mei pukul 16.30
WITA-selesai dan bertempat di Laboratorium Pendidikan Ilmu Tanah,Fakultas
Pertanian Universitas Mataram
3.2. Alat dan Bahan Praktikum
Alat yang digunakan pada praktikum ini meliputi botol kecil, lumpang
porselin kecil, perangkat uji pupuk, pipet tetes, saringan, spatula, sendok takar,
tabung reaksi, tabung sentrifusi, timer. Adapun bahan yang digunakan pada
praktikum ini meliputi air suling, sampel pupuk yang terdiri dari pupuk Urea
(N),SP36( P), dan KCl (K)

3.3. Prosedur Kerja


Adapun prosedur kerja yang dilaksanakan pada praktikum ini diantaranya:
3.3.1. Penepatan Kadar Hara N Pupuk

1. Dimasukkan sampel pupuk sebanyak satu sendok takar kecil


sebesar 0,25 g kedalam tabung sentrifusi bervolume 50ml.

2. Ditambahankan 2,5L preaksi N-1 dan dikocok secara perlahan-


lahan.

3. Didiamkan selama 10 menit, kemudian ditambahakan air


hingga volume menjadi 50 ml.

4. Dikocok hingga homogen (disaring bila


diperlukan untuk medapatkan ekstrak jernih).

5. Digunakan 2 prosedur, prosedur pupuk 2 menggunakan


pupuk urea dan prosedur 1 digunakan pupuk lainnya.

Prosedur 1: Dimasukkan 1 ml ekstrak jernih

pupuk Prosedur 2: Dimasukkan 0,5 ml ektrak

jernih pupuk

6. Ditambahkan 4 ml air untuk prosedur 1 dan 4,5 ml air untuk


prosedur 2, kemudian dikocok secara perlahan.
7. Ditambahkan 1 ml preaksi N-2 dan 1ml pereaksi N-3
dengan menggunakan pipet tetes dan kemudian
dikocok.

8. Ditambahkan 0,05 g preaksi N-4 dengan spatula dan


dihomogenkan.

9. Reaksi didiamkan selama 25-30 menit, sambil ditunggu


dikocok 3-4 kali diantara waktu tersebut.

10. Jika tidak terdapat gelembung atau ekstrak sudah jernih,


ditambahkan 1 ml pereaksi N-5 dengan menggunakan pipet
tetes.

11. Didiamkan selama 6 sampai 10 menit.

12. Warna biru kehijauan yang timbul dibandingkan pada table


gradasi warna. Kadar N di dalam pupuk diperoleh dari
gradasi warna yang sesuai dengan warna yang dihasilkan
oleh sampel pup.

3.3.2. Penepatan Kadar Hara P pupuk

1. Dimasukkan sampel pupuk sebanyak satu sendok


takar kecil sebanyak 0.25g ke dalam tabung sentrifusi
bervolume 50ml

2. Ditambahkan pereaksi p-1 sampai volume 5 ml, dikocok


hingga larut. Jika terdapat gas CO2 (buih) dibiarkan hingga
buih gelembung hilang.

3. Ditambahakan air hingga volume 50 ml, ditutup dan dikocok


dengan cara dibolak-balikkan hingga sampai homogen,
larutan didiamkan menjadi jernih ekstrak.

4. Dicampurkan 5ml preaksi P-2 dan 5ml pereaksi


P-3 ke dalam tabung reaksi volume 15 ml, dikocok
sampai homogen.

5. Dimasukkan 0,5 ml ekstrak jernih ke dalam tabung reaksi


yang berisi campuran pereaksi P-2 dan P-3, ditutup dan
dikocok sampai homogen.

6. Setelah 2-5 menit, dibandingkan warna kuning yang


didapatkan dari larutan jernih di permukaan pupuk dengan
warna pada
tabel gradasi warna.

3.3.3. Penetapan Kadar Hara K Pupuk

1. Masukkan contoh pupuk sebanyak satu sendok takar besar (2,


g) ke dalam tabung sentifus volume 50 Ml.
2. Ditambahkan pereaksi K-1 sampai volume 7,5 mL dan
dikocok hingga semua pupuk larut.

3. Ditambahkan air sampai vobume menjadi 50 mL dan dikocok


sampai homogen dan sampai larutan menjadi jernih (ekstrak).

4. Dimasukkan 3 mL pereaksi K-2 ke dalam tabung reaksi.

5. Dihitung Pula berapa tetes ekstrak sampel uji hingga


dihasilkan endapan putih.

6. Kadar (%) K2O sampel pupuk dibaca pada tabel yang sebaris
dengan jumlah tetes ekstrak yang diperlukan untuk
menghasilkan endapan putih.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan

Status Hara Foto Perbandingan Warna


N(Urea) P(SP36) K(KCl) Gambar Gambar Gambar Kalium
Nitrogen Phosfor
Prosedur SP36 : Ekstrak
1:10% 20% Pupuk
Prosedur P2O5 4.5
2: 40% ml/120
N Tetes
15%
K2O

4.2. Pembahasan

Pada praktikum pengujian kualitas pupuk ini digunakan tiga jenis pupuk
yaitu pupuk urea ,SP36,dan pupuk KCl.Uji kandungan hara N ditentukan pada
jenis pupuk urea,fospor pada jenis pupuk SP36,dan Kalium pada jenis pupuk
KCl.Pupuk Urea merupakan pupuk tunggal yang mengandung nitrogen (N) tinggi
sebesar 45-46%. Pupuk ini memiliki rumus kimia CO(NH2)2, sekitar 46 kg
nitrogen terkandung dalam 100 kg pupuk urea. Kandungan yang cukup tinggi
tersebut mampu mempercepat pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sebab
unsur nitrogen akan memudahkan proses fotosintesis, sehingga menghasilkan
lebih banyak klorofil. Pupuk urea memiliki sifat mudah terlarut sehingga unsur
yang dibutuhkan oleh tanaman dapat cepat tersedia. Namun, karena sifat ini ada
beberapa kerugian jika diaplikasikan di permukaan dan tidak dimasukkan ke
dalam tanah misalnya terdapat kehilangan nitrogen ke udara yang dapat mencapai
40%.Pupuk SP-36 (super phosphate) atau tertulis P2O5 dalam rumus kimia.
Pupuk ini dibuat dengan pencampuran asam sulfat (belerang) dengan fosfat alam
dan mengandung fosfor sekitar 36 % dalam bentuk P2O5 (fosfat)..Pupuk SP-36
cocok digunakan sebagai pupuk dasar tanaman karena reaksi kimia yang cukup
lambat dan meningkatkan kandungan unsur hara phospor pada tanaman. Pupuk
SP-36 digunakan oleh petani untuk membantu tanaman menghasilkan buah,
memperbaiki kualitas biji, merangsang pembelahan tanaman, mempercepat
pemasakan buah, menguatkan batang tanaman, dan memperbesar jaringan sel
perkebunan dan hortikultura yang lebih banyak Pupuk KCl dibuat dari ekstraksi
mineral kalium dan mengandung sekitar 60 % Kalium dalam bentuk K2O.
Bentuknya bubuk atau serbuk merah. Jenis pupuk yang mudah larut dalam air,
sehingga mudah diserap oleh tanaman. Pupuk ini dapat meningkatkan daya tahan
tanaman terhadap serangan hama, penyakit dan kekeringan. Unsur klorida yang
terkandung bersifat toksik atau racun bagi tanaman tertentu, seperti wortel dan
kentang. Cocok digunakan sebagai pupuk dasar atau pupuk susulan karena seluruh
unsur penyusun pupuk KCL dapat larut dalam air dan larutan asam sitrat yang
sangat dibutuhkan oleh tanaman.

PUP merupakan penyederhanaan dari analisis pupuk di laboratorium.Oleh


karena itu, hasil analisis pupuk dengan PUP tidak persis seperti hasil analisa di
laboratorium,tetapi merupakan estimasi pengukuran kuantitatif dalam selang nilai
tertentu.Versi pertama PUP diperkenalkan pada tahun 2007.Deskripsi PUP terdiri
atas satu set alat danbahan kimia untuk menganalisis dengan cepat, mudah, murah,
dan cukup tepat kadar hara pupuk di lapangan. PUP dapat mengukur kadar N, P,
dan K dalam pupukan organik tunggal maupun majemuk dalam bentuk
padatan.PUP dapat digunakan untuk menganalisa 50 contoh pupukPrinsip
Kerja PUP mengukur kadar hara N, P, dan K dalam pupuk secara semi kuantitatif
dengan metode pewarnaan dan pembentukan endapan.Pengujian PUP terdiri atas
dua tahap, yaitu 1) pelarutan contoh pupuk dan 2) pengukuran kadar hara dalam
larutan.

Penggunaan perangkat uji pupuk (PUP) memiliki beberapa keuntungan dan


kelemahan dalam menentukan kandungan unsur hara nitrogen (N), fosfor (P), dan
kalium (K) dalam pupuk. Salah satu keuntungan utama dari PUP adalah efisiensi
waktu. Alat ini dapat memberikan hasil analisis unsur hara secara cepat, sehingga
memudahkan petani atau pengguna pupuk untuk mengetahui kandungan unsur hara
dalam pupuk yang digunakan. Selain itu, PUP juga bersifat portabel, artinya
berukuran kecil dan mudah dibawa, sehingga dapat digunakan di lapangan atau
lokasi pengambilan sampel pupuk. Dari segi biaya, penggunaan PUP juga lebih
terjangkau dibandingkan dengan melakukan analisis di laboratorium. Meskipun
tidak setinggi analisis laboratorium, PUP dapat memberikan hasil yang cukup
akurat untuk menentukan kandungan unsur hara dalam pupuk.Di sisi lain, PUP
juga memiliki beberapa kelemahan. Salah satunya adalah keterbatasan parameter
yang dapat dideteksi, umumnya hanya mencakup N, P, dan K, sedangkan analisis
laboratorium dapat mencakup lebih banyak parameter. Selain itu, keakuratan PUP
juga terbatas, terutama untuk pengukuran unsur hara dalam jumlah kecil. PUP juga
memerlukan kalibrasi dan pemeliharaan yang rutin untuk menjaga akurasi dan
keandalan pengukuran. Selanjutnya, PUP hanya dapat menguji sampel pupuk
dalam jumlah terbatas, sementara analisis laboratorium dapat menguji sampel
dalam jumlah yang lebih besar.Secara keseluruhan, penggunaan PUP dapat
menjadi alternatif yang cukup baik untuk menentukan kandungan unsur hara N, P,
dan K dalam pupuk, terutama dalam situasi di mana kecepatan dan biaya menjadi
pertimbangan utama. Namun, untuk analisis yang lebih komprehensif dan akurat,
analisis laboratorium tetap menjadi pilihan yang lebih andal.

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan pada beberapa pupuk yang


diuji diperoleh hasil bahwa pada pupuk urea non subsidi (warna putih) kandungan
unsur hara N 10% dan pupuk urea subsidi(Pink) 40%.Pada uji pupuk urea ini
kandungan unsur hara yang diperoleh telah sesuai dengan kebutuhan unsur hara N
tanaman.Hal ini didukung oleh penelitian dari (Rahmi Khalida dan Adolf Pieter
Lontoh 2019) dalam melakukan uji kandungan unsur hara N pada pupuk urea
untuk perkebunan Kelapa Sawit bahwa hasil yang diperoleh ialah kandungan hara
pada pupuk berada pada kisaran persentase yang mendekati dengan kandungan
hara yang sesungguhnya, sehingga dapat dinyatakan bahwa pupuk yang digunakan
merupakan pupuk asli dan tepat jenis sesuai dengan rekomendasi pemupukan
yaitu berkisar 10-15%.Hal ini menunjukkan bahwa hasil pengujian menggunakan
perangkat uji pupuk dapat memberikan kisaran konsentrasi unsur hara pada suatu
jenis pupuk yang sesuai untuk tanaman.Kandungan unsur hara fosfor dalam bentuk
P2O5 sebesar 5% dalam pupuk tidak sesuai dengan kebutuhan tanaman. Pupuk
yang mengandung P2O5 sebesar 5% tidak dapat memenuhi kebutuhan fosfor yang
diperlukan oleh tanaman, terutama jika tanaman memerlukan tingkat fosfor yang
lebih tinggi. Pupuk yang mengandung P2O5 sebesar 5% dapat mengurangi
kebutuhan tanaman akan fosfor, tetapi tidak dapat memenuhi kebutuhan yang lebih
tinggi. Oleh karena itu, pupuk dengan kandungan P2O5 yang lebih tinggi, seperti
36% seperti yang terlihat dalam contoh pupuk SP-36, lebih sesuai untuk memenuhi
kebutuhan fosfor tanaman. Kandungan unsur hara kalium (K) dalam bentuk K2O
sebesar 15% dalam pupuk yang diberikan dalam dosis 4,5 mL dapat memenuhi
kebutuhan kalium tanaman. Dosis yang diberikan dalam uji ini adalah 4,5 mL,
yang setara dengan 0,675 g K2O (4,5 mL, 15% K2O). Dosis ini relatif rendah
dibandingkan dengan dosis yang biasanya digunakan dalam pengujian. Oleh
karena itu, dosis yang digunakan dapat memenuhi kebutuhan kalium tanaman,
tetapi tidak dapat memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi.

Dari hasil pengujian yang telah dilakukan yaitu pada pupuk N dimana urea
putih yang mengandung 10% nitrogen dan urea merah muda yang mengandung
lebih dari 40% nitrogen memiliki perbedaan signifikan dalam pengaruhnya
terhadap produktivitas pertanian dan pertumbuhan tanaman.Urea putih dengan
kandungan nitrogen 10% dapat membantu meningkatkan pertumbuhan tanaman
dengan cara memenuhi kebutuhan nitrogen yang lebih sedikit. Namun, kandungan
nitrogen yang relatif rendah dalam urea putih dapat mengakibatkan kekurangan
nitrogen pada tanaman jika dosis yang digunakan tidak sesuai dengan kebutuhan
tanaman. Kekurangan nitrogen dapat mengganggu proses fotosintesis dan
menghasilkan klorofil yang lebih sedikit, sehingga dapat mengurangi
produktivitas pertanian. Untuk hasil P
= 5% P2O5, pupuk tersebut menyediakan fosfor yang cukup bagi tanaman,
mempengaruhi produktivitas pertanian secara positif. Dengan adanya fosfor yang
memadai, tanaman memiliki akses yang lebih baik terhadap nutrisi dan air dalam
tanah, meningkatkan kemampuan mereka untuk tumbuh dengan optimal. Tanaman
yang mendapatkan suplai fosfor yang cukup cenderung memiliki hasil panen yang
lebih melimpah dan berkualitas. Selain itu, fosfor juga berperan dalam proses
fotosintesis dan transfer energi dalam tanaman, yang memberikan dukungan vital
bagi pertumbuhan dan metabolisme tanaman secara keseluruhan. Secara
keseluruhan, hasil P: 5% P2O5 dalam pupuk dapat meningkatkan produktivitas
pertanian dengan merangsang pertumbuhan tanaman yang sehat, meningkatkan
produksi buah dan biji,serta memberikan ketahanan terhadap stres lingkungan.
Dengan memberikan nutrisi yang cukup kepada tanaman, pupuk tersebut
membantu petani untuk mencapai hasil panen yang optimal dan meningkatkan
kesejahteraan pertanian secara keseluruhan. Untuk K = Ekstrak pupuk 4,5 mL 15%
K2O menunjukkan bahwa ekstrak pupuk tersebut mengandung kalium oksida
(K2O) sebesar 15%. Ketersediaan kalium yang memadai dalam tanah dapat
meningkatkan produktivitas pertanian dengan berbagai cara.

Dengan komposisi unsur hara yang seimbang antara N, P, dan K, pupuk


ini dapat mendukung pertumbuhan tanaman secara optimal mulai dari fase
vegetatif hingga generatif. Pertumbuhan yang optimal akan berdampak pada
peningkatan produktivitas pertanian secara umum, baik dari segi kuantitas maupun
kualitas hasil panen.Namun, perlu diingat bahwa penerapan pupuk dengan
komposisi unsur hara tersebut harus disesuaikan dengan kebutuhan spesifik
tanaman yang dibudidayakan, kondisi tanah, dan faktor lingkungan lainnya.
Pemupukan yang tepat dosis dan seimbang akan memberikan hasil yang optimal
bagi pertumbuhan tanaman dan produktivitas pertanian secara keseluruhan.
BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilaksanakan dengan perangkat uji


pupuk (PUP) untuk menetapkan kualitas status hara N,P,K pada beberapa pupuk
komersial dapat disimpulkan bahwa pada pupuk urea terdapat kandungan nitrogen
(N) 10,0 %, kandungan tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan tanaman saat
fase vegetatif.Adapun pupuk SP-36 terdapat kandungan fosfor (P) 5,0 %
,kandungan tersebut dapat dianggap cukup untuk memenuhi kebutuhan fosfor
bagi sebagian besar tanaman ,terurama saat fase generatif.Dan pada pupuk KCL
terdapat kandungan kalium (K) 15% ,kandungan tersebut cukup untuk memenuhi
kebutuhan unsur hara K pada tanaman Pengujian menggunakan PUP memberikan
informasi penting guna memastikan pemupukan yang efektif dan efisien.

5.2. Saran

Dalam melakukan pemupukan tanaman yang menggunakan pupuk


anorganik, sebaiknya petani melakukan pengujian kandungan unsur hara dalam
pupuk tersebut secara berkala menggunakan perangkat uji pupuk ( PUP) atau
perangkat lain yang dapat akurat menilai status hara yang terkandung.PUP dapat
membantu dalam menentukan tingkat ketersediaan unsur hara yang terkandung
dalam pupuk, sehingga petani dapat membuat keputusan yang lebih baik dalam
penggunaan pupuk dan teknologi pertanian yang sesuai. Petani dapat diuntungkan
dengan melakukan pengujian rutin terhadap pupuk yang akan digunakan untuk
tanaman mereka. Dengan demikian, mereka dapat memastikan bahwa pupuk yang
mereka aplikasikan memiliki kandungan unsur hara yang tepat sesuai dengan
kebutuhan tanaman dan tanahnya. Pengujian ini juga memberikan acuan
rekomendasi dosis pemupukan dan menghindari terjadinya penyelewengan jenis
pupuk yang tidak tervalidasi
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z. (2021). TEKNIK CEPAT UJI TANAH UNTUK MENENTUKAN REKOMENDASI


PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DI DESA SENTUL KECAMATAN KAYANGAN
KABUPATEN LOMBOK UTARA. 5(3), 1012–1023.

Arisanti, D. (2021). Ketersedian Nitrogen Dan C-Organik Pupuk Kompos Asal Kulit Pisang
Goroho Melalui Optimalisasi Uji Kerja Kultur Bal. Jurnal Vokasi Sains Dan Teknologi,
1(1), 1–3. https://doi.org/10.56190/jvst.v1i1.1

Fidiansyah, A., Sudirman Yahya, & Suwarto. (2021). Pengaruh Pupuk Anorganik dan Organik
terhadap Pertumbuhan, Produksi dan Kualitas Umbi serta Ketahanan terhadap Hama pada
Bawang Merah. Jurnal Agronomi Indonesia (Indonesian Journal of Agronomy), 49(1),
53–59. https://doi.org/10.24831/jai.v49i1.33761

Indriana, K. R., Hadi, R. A., & Juliana, D. (2020). Pengujian Unsur Hara Dan pH Tanah Sawah
Melalui Metode PUTS (Perangkat Uji Tanah Sawah) Dikelompok Tani Medar Rahayu
Desa Citaleus Tridarma,3(1), 129–135.
http://iocscience.org/ejournal/index.php/abdimas/article/view/735

Purba, T., Situmeang, R., & Rohman, H. F. (2021). Pemupukan dan Teknologi Pemupukan. In
Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952.

Suwardi, F., Efendi, R., & Suriani, F. (2021). Aplikasi Pupuk Fosfor terhadap Pertumbuhan,
Hasil Biji, dan Gula Brix Tanaman Sorgum. Agriprima : Journal of Applied Agricultural
Sciences, 5(1), 8–17. https://doi.org/10.25047/agriprima.v5i1.372
LAMPIRAN

Kadar Hara N (Urea Non Subsidi)


Langkah Kerja
Gambar Keterangan
Sampel pupuk urea non subsidi
dimasukkan ke lumpung porselin kecil
dan diaduk

Sampel pupuk dimasukkan ke tabung


sentrifusi

Tabung sentrifusi dikocok

Gunakan Pipet tetes untuk memasukkan


ke larutan dari tabung sentrifusi ke
dalam tabung reaksi
Pereaksi N dimasukkan

Air di tambahkan sampai 50 Ml dan


Diamkan sampai berubah warna

Hasil pengujian dicocokkan dengan tabel


Langkah Kerja Kadar Hara N Pada Pupuk Urea(Subsidi)
Gambar Keterangan
Sampel pupuk urea non subsidi
dimasukkan ke lumpung porselin kecil
dan diaduk

Sampel pupuk dimasukkan ke tabung


sentrifusi

Tabung sentrifusi dikocok

Gunakan Pipet tetes untuk memasukkan


ke larutan dari tabung sentrifusi ke
dalam tabung reaksi
Pereaksi N dimasukkan

Air di tambahkan sampai 50 Ml dan


Diamkan sampai berubah warna ,lalu
hasil pengujian dicocokkan dengan tabel
Langkah Kerja Pengujian Kadar Hara K
Gambar Keterangan
Sampel pupuk urea non subsidi diambil
sebanyak 2.5 g

Sampel pupuk dimasukkan ke tabung


sentrifusi

Masukkan Pereaksi K-1 sampai 7.5 ml

Tambahkan Air sampai 50 ml


Tabung sentrifusi dikocok hingga
homogen

Gunakan Pipet tetes untuk memasukkan


larutan dari tabung sentrifusi ke dalam
tabung reaksi

Teteskan aquades dan amati sampai


terbentuknya endapan putih
Hasil pengujian dicocokkan dengan tabel

Langkah Kerja Pengujian Kadar Hara P


Gambar Keterangan
Sampel pupuk SP36 dimasukkan ke
lumpung porselin kecil dan diaduk

Sampel pupuk dimasukkan ke botol kecil

Botol dikocok dengan cara dibolak-


balikkan hingga sampai homogen,
larutan didiamkan menjadi jernih
ekstrak.

Gunakan Pipet tetes untuk memasukkan


ke larutan dari tabung sentrifusi ke
dalam tabung reaksi
Pereaksi P dimasukkan

Air di tambahkan sampai 50 Ml dan


Diamkan sampai berubah warna ,lalu
hasil pengujian dicocokkan dengan tabel

Anda mungkin juga menyukai