Laporan Mingguan
Laporan Mingguan
Oleh
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2024
BAB 1 PENDAHULUAN
Tanah merupakan media tanam yang paling utama dalam kegiatan Pertanian. Karena itu
perlu diketahui berbagai macam sifat kimia dan fisika tanah, terutama kandungan hara yang
terdapat dalam tanah tersebut. Di samping jumlah unsur hara yang tersedia terbatas, proses
penyediaan unsur hara secara alami juga membutuhkan waktu yang lama. Laju penyerapan
unsur hara dari dalam tanah lebih tinggi dari pada laju penyediaan unsur hara secara alami
pada lahan- lahan budidaya pertanian. Untuk memperoleh produksi yang tinggi dan waktu
yang lebih cepat karena tuntutan memenuhi kebutuhan, alam tidak mampu memenuhi
kebutuhan tanaman secara alami. Oleh karena itu pada lahan-lahan budidaya pertanian
membutuhkan masukan unsur hara dari luar berupa pupuk. Melalui industri-industri pupuk,
kebutuhan unsur hara tanaman dapat dipenuhi. Lahan-lahan budidaya pertanian yang kurang
subur dapat menghasilkan produksi atau panen yang optimal dengan pengaturan unsur hara
melalui pemupukan.
Pupuk merupakan sumber nutrisi tambahan dari luar tanah bagi tanaman.Secara umum
kandungan pupuk yang dibutuhkan tanaman sebagian besar harus mengandung unsur hara
N,P dan K. Nitrogen, fosfat dan kalium merupakan hara yang terbanyak diserap oleh
tanaman, sehingga apabila terjadi kekurangan akan menyebabkan menurunnya aktivitas
pertumbuhan dan produktivitas tanaman. Unsur hara N merupakan hara makro yang
terbanyak diserap oleh tanaman temu-temuan, kemudian K dan P.Unsur N banyak diperlukan
oleh tanaman karena hampir semua proses metabolisme tanaman melibatkan unsur N.
Nitrogen terdapat pada semua asam amino dan beberapa ikatan penting lainnya (purin dan
pirimidin).Dari 18% Kadar N yang terkandung di dalam protein, 18%, 70% terdapat di daun
(source) yaitu di kloroplas. Kloroplas berfungsi sebagai bagian yang penting dalam
fotosintesis. Terbatasnya penyediaan N di tanah, berdampak menghambat atau menghentikan
pertumbuhan tanaman.Oleh karena itu, kebutuhan pupuk N yang diperlukan oleh tanaman
perlu diketahui untuk mengoptimalkan produktivitas tanaman. Kebutuhan tanaman terhadap
unsur P relatif lebih sedikit dibandingkan dengan unsur N dan K, walau demikian fungsi
unsur P sangat penting sebagai sumber energi pada setiap proses metabolisme tanaman.
Pupuk P yang diberikan sebagian besar tidak tersedia bagi tanaman karena terjerap di dalam
tanah. Adapun Unsur hara K b erfungsi sebagai transportasi hasil fotosintat. Kandungan K
dalam kloroplas diperkirakan tiga kali lipat daripada kandungan
di dalam sitoplasma dan vakuola. Sedangkan 40 - 45% dari K di daun merupakan unsur yang
mobil di dalam tumbuhan dan merupakan ion monovalen terbanyak yang terdapat di dalam
jaringan tumbuhan. Fungsi K di dalam metabolisme tumbuhan adalah sebagai katalisator dan
memegang peranan penting di dalam sintesa protein dari asam-asam amino dan hidrat arang.
Untuk dapat mengetahui secara cepat kandungan hara didalam tanah dapat digunakan
seperangkat alat Pengujian tanah yang merupakan bagian dari evaluasi kesuburan tanah dan
pembuatan rekomendasi pemupukan. Tindakan evaluasi atas status kesuburan untuk menilai
dan memantau kesuburan tanah sangat penting dilakukan agar dapat mengetahui unsur hara
yang menjadi kendala bagi tanaman. Penilaian status kesuburan tanah dapat dilakukan
melalui pendekatan uji tanah di mana penilaian dengan menggunakan metode ini relatif lebih
akurat dan cepat. Pengukuran sifat-sifat kimia tanah sebagai parameter kesuburan tanah
kemudian ditetapkan dalam kriteria kesuburan tanah.Pupuk yang diberikan pada tanaman
harus tepat sasaran, efektif dan efisien, maka rekomendasi pemupukan yang berimbang
disusun berdasarkan status hara di dalam tanah yang diketahui melalui teknik uji tanah.
Konsep rekomendasi pemupukan spesifik lokasi yang menunjang penerapan pemupukan
berimbang berdasar uji tanah memerlukan data analisis tanah salah satunya dengan perangkat
uji pupuk(PUP)
Perangkat uji pupuk adalah alat untuk mengukur standar kualitas dan kadar hara yang
tidak sesuai pada produk pupuk yang beredar di lapangan. Pupuk yang tidak memenuhi
persyaratan bukan hanya merugikan pembeli, tetapi juga menurunkan produksi pertanian dan
mencemari lingkungan.Salah satu inovasi cara menilai kualitas pupuk di lapangan hasil
pengembangan Balai Penelitian Tanah adalah Perangkat Uji Pupuk (PUP) untuk mengetahui
mutu pupuk secara cepat di lapangan. PUP merupakan penyederhanaan dari analisis pupuk di
laboratorium. Oleh karena itu, hasil analisis pupuk dengan PUP tidak persis seperti hasil
analisa di laboratorium, tetapi merupakan estimasi pengukuran kuantitatif dalam selang nilai
tertentu.
Adapun tujuan melaksanakan praktikum ini yaitu untuk menetapkan secara kualitatif
status N, P, dan K dalam pupuk dengan menggunakan PUP(Perangkat Uji Pupuk).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Tanah merupakan medium alami untuk pertumbuhan tanaman darat. Potensi tanah
dalam menopang perumbuhan dan hasil tanaman berbeda antar jenis tanah yang satu dengan
lainnya, tergantung pada proses pembentukan tanah dengan beberapa faktor pembentuk tanah
yang mempengaruhi yaitu bahan induk, iklim, relief, organisme, atau waktu.Potensi tanah
dalam menopang pertumbuhan tanaman dikenal dengan kesuburan tanah. Tanah dikatakan
sebagai tanah subur, jika tanah tersebut dapat menyediakan unsur hara dalam jumlah yang
cukup dan berimbang untuk pertumbuhan dan hasil tanaman, yang ditunjukkan dengan
perolehan hasil panen per satuan luas per satuan waktu.(Arifin,2021)
Survei tanah merupakan pekerjaan pengumpulan data kimia, fisik, dan biologi di
lapangan maupun di laboratorium, dengan tujuan pendugaan penggunaan lahan umum
maupun khusus. Tujuan dari survei tanah adalah mengklasifikasi, menganalisis, memetakan
tanah dan mengelompokkan tanah-tanah yang sama atau hampir sama sifatnya ke dalam
satuan peta tanah tertentu. Informasi pada peta status N, P, dan K dapat dijadikan dasar untuk
menentukan rekomendasi pemupukan lahan yang tepat guna (Supriyadi et al., 2017). Status
kesuburan tanah sangat ditentukan oleh faktor alam seperti bahan induk, iklim, dan umur
tanah serta kondisi sosial ekonomi seperti ada tidaknya diberikan pemupukan pada lahan
sawah (Boansi, 2014). Penilaian status kesuburan tanah memberikan dasar untuk
rekomendasi pemupukan spesifik lokasi untuk hasil tanaman yang optimal,( Tioner
Purba,dkk,2021)
Perangkat uji pupuk adalah suatu. alat analisis kadar hara secara langsung di lapangan
dengan relatif cepat, mudah, murah dan efisien. PUP ini dirancang untuk mengukur kadar
pH, N, P, dan K pada tanah. Satu unit PUP terdiri dari satu paket bahan kimia dan alat
ekstraksi kadar N, P dan K ; bagian warna untuk penetapan kadar N, P, dan K ; buku
petunjuk dan rekomendasi untuk padi sawah ; bagan warna daun (Diah dan Setyorini, 2020)
Nitrogen merupakan salah satu sumber energi utama yang sangat dibutuhkan mikrob
adalam bekerja untuk merombak bahan organik. Nitrogen yang cukup tersedia akan
menyebabkan pupuk kompos mempumyai kualitas yang baik sebagai media tanam. Beberapa
fungsi nitrogen bagi tumbuhan adalah untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman,
meningkatkan kadar protein dalam tubuh tanaman, meningkatkan kualitas tanaman dan
meningkatkan perkembanganbiakan mikroorganisme dalam tanah. Nitrogen diserap tanaman
dalam bentuk nitrit dan amonium, yang mempercepat sinitesis karbohidrait (Arisanti,2021).
Pupuk fosfat di alam mengandung unsur fosfor (P) merupakan dua unsur makro
(nitrogen dan kalium) dan dibutuhkan dalam pertumbuhan tanaman. Kadar P dalam tanah
rendah, maka tanaman diharapkan respon terhadap pemupukan P karena unsur P tersedia
dalam tanah menjadi faktor pembatas pertumbuhan tanaman. Pemberian pupuk fospor (P)
diharapkan dapat meningkatkan biomas batang, kadar gula brix dan biji sorgum yang tinggi
sebagai bahan pangan, dan pakan ternak serta biofuel dari berbagai varietas. Apabila tanaman
kekurangan P pertumbuhan tanaman akan terganggu dan berdamapak pada produksi suatu
tanaman (Suwardi et al.,2021).
Kalium dapat diperoleh dari pupuk anorganik yaitu pupuk KCl maupun pupuk
organik, yaitu arang sekam.Kalium (K) berperan sebagai pengatur dalam proses fisiologi
tanaman seperti fotosintesis, translokasi, dan transportasi karbohidrat, serta membuka
menutupnya stomata. Umumnya, tanah yang subur memiliki kandungan kalium yang cukup
tinggi, yaitu sekitar 100 hingga 400 ppm. Kandungan kalium dalam tanah dapat bervariasi
tergantung pada jenis tanah, lokasi geografis, dan sejarah penggunaan lahan. Jika kandungan
kalium rendah dalam tanah, hal tersebut dapat berdampak negatif pada pertumbuhan tanaman
dan kualitas hasil panen. Untuk meningkatkan kandungan kalium dalam tanah, dapat
dilakukan pemupukan dengan pupuk yang mengandung kalium (Handayanto, 2020).
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM
10. Jika tidak terdapat gelembung atau ekstrak sudah jernih, ditambahkan
1 ml pereaksi N-5 dengan menggunakan pipet tetes.
12. Warna biru kehijauan yang timbul dibandingkan pada table gradasi
warna. Kadar N di dalam pupuk diperoleh dari gradasi warna yang
sesuai dengan warna yang dihasilkan oleh sampel pup.
6. Kadar (%) K2O sampel pupuk dibaca pada tabel yang sebaris dengan
jumlah tetes ekstrak yang diperlukan untuk
menghasilkan endapan putih.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2. Pembahasan
Pada praktikum pengujian kualitas pupuk ini digunakan tiga jenis pupuk yaitu pupuk
urea ,SP36,dan pupuk KCl.Uji kandungan hara N ditentukan pada jenis pupuk urea,fospor
pada jenis pupuk SP36,dan Kalium pada jenis pupuk KCl.Pupuk Urea merupakan pupuk
tunggal yang mengandung nitrogen (N) tinggi sebesar 45-46%. Pupuk ini memiliki rumus
kimia CO(NH2)2, sekitar 46 kg nitrogen terkandung dalam 100 kg pupuk urea. Kandungan
yang cukup tinggi tersebut mampu mempercepat pertumbuhan dan perkembangan tanaman,
sebab unsur nitrogen akan memudahkan proses fotosintesis, sehingga menghasilkan lebih
banyak klorofil. Pupuk urea memiliki sifat mudah terlarut sehingga unsur yang dibutuhkan
oleh tanaman dapat cepat tersedia. Namun, karena sifat ini ada beberapa kerugian jika
diaplikasikan di permukaan dan tidak dimasukkan ke dalam tanah misalnya terdapat
kehilangan nitrogen ke udara yang dapat mencapai 40%.Pupuk SP-36 (super phosphate) atau
tertulis P2O5 dalam rumus kimia. Pupuk ini dibuat dengan pencampuran asam sulfat
(belerang) dengan fosfat alam dan mengandung fosfor sekitar 36 % dalam bentuk P2O5
(fosfat)..Pupuk SP-36 cocok digunakan sebagai pupuk dasar tanaman karena reaksi kimia
yang cukup lambat dan meningkatkan kandungan unsur hara phospor pada tanaman. Pupuk
SP-36 digunakan oleh petani untuk membantu tanaman menghasilkan buah, memperbaiki
kualitas biji, merangsang pembelahan tanaman, mempercepat pemasakan buah, menguatkan
batang tanaman, dan memperbesar jaringan sel perkebunan dan hortikultura yang lebih
banyak Pupuk KCl dibuat dari ekstraksi mineral kalium dan mengandung sekitar 60 %
Kalium dalam bentuk K2O. Bentuknya bubuk atau serbuk merah. Jenis pupuk yang mudah
larut dalam air, sehingga mudah diserap oleh tanaman. Pupuk ini dapat meningkatkan daya
tahan tanaman terhadap serangan hama, penyakit dan kekeringan. Unsur klorida yang
terkandung bersifat toksik atau racun bagi tanaman tertentu, seperti wortel dan kentang.
Cocok digunakan sebagai pupuk dasar atau pupuk susulan karena seluruh unsur penyusun
pupuk KCL dapat larut dalam air dan larutan asam sitrat yang sangat dibutuhkan oleh
tanaman.
Penggunaan perangkat uji pupuk (PUP) memiliki beberapa keuntungan dan kelemahan
dalam menentukan kandungan unsur hara nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K) dalam
pupuk. Salah satu keuntungan utama dari PUP adalah efisiensi waktu. Alat ini dapat
memberikan hasil analisis unsur hara secara cepat, sehingga memudahkan petani atau
pengguna pupuk untuk mengetahui kandungan unsur hara dalam pupuk yang digunakan.
Selain itu, PUP juga bersifat portabel, artinya berukuran kecil dan mudah dibawa, sehingga
dapat digunakan di lapangan atau lokasi pengambilan sampel pupuk. Dari segi biaya,
penggunaan PUP juga lebih terjangkau dibandingkan dengan melakukan analisis di
laboratorium. Meskipun tidak setinggi analisis laboratorium, PUP dapat memberikan hasil
yang cukup akurat untuk menentukan kandungan unsur hara dalam pupuk.Di sisi lain, PUP
juga memiliki beberapa kelemahan. Salah satunya adalah keterbatasan parameter yang dapat
dideteksi, umumnya hanya mencakup N, P, dan K, sedangkan analisis laboratorium dapat
mencakup lebih banyak parameter. Selain itu, keakuratan PUP juga terbatas, terutama untuk
pengukuran unsur hara dalam jumlah kecil. PUP juga memerlukan kalibrasi dan
pemeliharaan yang rutin untuk menjaga akurasi dan keandalan pengukuran. Selanjutnya, PUP
hanya dapat menguji sampel pupuk dalam jumlah terbatas, sementara analisis laboratorium
dapat menguji sampel dalam jumlah yang lebih besar.Secara keseluruhan, penggunaan PUP
dapat menjadi alternatif yang cukup baik untuk menentukan kandungan unsur hara N, P, dan
K dalam pupuk, terutama dalam situasi di mana kecepatan dan biaya menjadi pertimbangan
utama. Namun, untuk analisis yang lebih komprehensif dan akurat, analisis laboratorium
tetap menjadi pilihan yang lebih andal.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan pada beberapa pupuk yang diuji
diperoleh hasil bahwa pada pupuk urea non subsidi (warna putih) kandungan unsur hara N
10% dan pupuk urea subsidi(Pink) 40%.Pada uji pupuk urea ini kandungan unsur hara yang
diperoleh telah sesuai dengan kebutuhan unsur hara N tanaman.Hal ini didukung oleh
penelitian dari (Rahmi Khalida dan Adolf Pieter Lontoh 2019) dalam melakukan uji
kandungan unsur hara N pada pupuk urea untuk perkebunan Kelapa Sawit bahwa hasil yang
diperoleh ialah kandungan hara pada pupuk berada pada kisaran persentase yang mendekati
dengan kandungan hara yang sesungguhnya, sehingga dapat dinyatakan bahwa pupuk yang
digunakan merupakan pupuk asli dan tepat jenis sesuai dengan rekomendasi pemupukan
yaitu berkisar 10-15%.Hal ini menunjukkan bahwa hasil pengujian menggunakan perangkat
uji pupuk dapat memberikan kisaran konsentrasi unsur hara pada suatu jenis pupuk yang
sesuai untuk tanaman
Kandungan unsur hara fosfor dalam bentuk P2O5 sebesar 5% dalam pupuk tidak
sesuai dengan kebutuhan tanaman. Pupuk yang mengandung P2O5 sebesar 5% tidak dapat
memenuhi kebutuhan fosfor yang diperlukan oleh tanaman, terutama jika tanaman
memerlukan tingkat fosfor yang lebih tinggi. Pupuk yang mengandung P2O5 sebesar 5%
dapat mengurangi kebutuhan tanaman akan fosfor, tetapi tidak dapat memenuhi kebutuhan
yang lebih tinggi. Oleh karena itu, pupuk dengan kandungan P2O5 yang lebih tinggi, seperti
36% seperti yang terlihat dalam contoh pupuk SP-36, lebih sesuai untuk memenuhi
kebutuhan fosfor tanaman. Kandungan unsur hara kalium (K) dalam bentuk K2O sebesar
15% dalam pupuk yang diberikan dalam dosis 4,5 mL dapat memenuhi kebutuhan kalium
tanaman. Dosis yang diberikan dalam uji ini adalah 4,5 mL, yang setara dengan 0,675 g K2O
(4,5 mL, 15% K2O). Dosis ini relatif rendah dibandingkan dengan dosis yang biasanya
digunakan dalam pengujian. Oleh karena itu, dosis yang digunakan dapat memenuhi
kebutuhan kalium tanaman, tetapi tidak dapat memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi.
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan yaitu pada pupuk N dimana urea putih yang
mengandung 10% nitrogen dan urea merah muda yang mengandung lebih dari 40% nitrogen
memiliki perbedaan signifikan dalam pengaruhnya terhadap produktivitas pertanian dan
pertumbuhan tanaman.Urea putih dengan kandungan nitrogen 10% dapat membantu
meningkatkan pertumbuhan tanaman dengan cara memenuhi kebutuhan nitrogen yang lebih
sedikit. Namun, kandungan nitrogen yang relatif rendah dalam urea putih dapat
mengakibatkan kekurangan nitrogen pada tanaman jika dosis yang digunakan tidak sesuai
dengan kebutuhan tanaman. Kekurangan nitrogen dapat mengganggu proses fotosintesis dan
menghasilkan klorofil yang lebih sedikit, sehingga dapat mengurangi produktivitas pertanian.
Untuk hasil P
= 5% P2O5, pupuk tersebut menyediakan fosfor yang cukup bagi tanaman, mempengaruhi
produktivitas pertanian secara positif. Dengan adanya fosfor yang memadai, tanaman
memiliki akses yang lebih baik terhadap nutrisi dan air dalam tanah, meningkatkan
kemampuan mereka untuk tumbuh dengan optimal. Tanaman yang mendapatkan suplai fosfor
yang cukup cenderung memiliki hasil panen yang lebih melimpah dan berkualitas. Selain itu,
fosfor juga berperan dalam proses fotosintesis dan transfer energi dalam tanaman, yang
memberikan dukungan vital bagi pertumbuhan dan metabolisme tanaman secara keseluruhan.
Secara keseluruhan, hasil P: 5% P2O5 dalam pupuk dapat meningkatkan produktivitas
pertanian dengan merangsang pertumbuhan tanaman yang sehat, meningkatkan produksi
buah dan biji,
serta memberikan ketahanan terhadap stres lingkungan. Dengan memberikan nutrisi yang
cukup kepada tanaman, pupuk tersebut membantu petani untuk mencapai hasil panen yang
optimal dan meningkatkan kesejahteraan pertanian secara keseluruhan. Untuk K = Ekstrak
pupuk 4,5 mL 15% K2O menunjukkan bahwa ekstrak pupuk tersebut mengandung kalium
oksida (K2O) sebesar 15%. Ketersediaan kalium yang memadai dalam tanah dapat
meningkatkan produktivitas pertanian dengan berbagai cara. Dampaknya pada pertumbuhan
tanaman antara lain adalah peningkatan turgor sel, pertumbuhan akar yang lebih baik, dan
meningkatkan toleransi tanaman terhadap stres lingkungan seperti kekeringan atau serangan
penyakit. Dengan demikian, penggunaan ekstrak pupuk dengan kandungan kalium sebesar
15% seperti yang dijelaskan dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
produktivitas pertanian secara umum. Tanaman yang mendapatkan suplai kalium yang cukup
cenderung memiliki pertumbuhan yang lebih baik, produksi yang lebih tinggi, serta kualitas
hasil panen yang lebih baik. Selain itu, tanaman juga akan lebih tahan terhadap kondisi
lingkungan yang tidak menguntungkan, yang pada akhirnya akan membantu petani mencapai
hasil yang lebih optimal dan meningkatkan kesejahteraan pertanian secara keseluruhan.
Dengan komposisi unsur hara yang seimbang antara N, P, dan K, pupuk ini dapat
mendukung pertumbuhan tanaman secara optimal mulai dari fase vegetatif hingga generatif.
Pertumbuhan yang optimal akan berdampak pada peningkatan produktivitas pertanian secara
umum, baik dari segi kuantitas maupun kualitas hasil panen.Namun, perlu diingat bahwa
penerapan pupuk dengan komposisi unsur hara tersebut harus disesuaikan dengan kebutuhan
spesifik tanaman yang dibudidayakan, kondisi tanah, dan faktor lingkungan lainnya.
Pemupukan yang tepat dosis dan seimbang akan memberikan hasil yang optimal bagi
pertumbuhan tanaman dan produktivitas pertanian secara keseluruhan.
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilaksanakan dengan perangkat uji pupuk
(PUP) untuk menetapkan kualitas status hara N,P,K pada beberapa pupuk komersial dapat
disimpulkan bahwa pada pupuk urea terdapat kandungan nitrogen (N) 10,0 %, kandungan
tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan tanaman saat fase vegetatif.Adapun pupuk SP-36
terdapat kandungan fosfor (P) 5,0 % ,kandungan tersebut dapat dianggap cukup untuk
memenuhi kebutuhan fosfor bagi sebagian besar tanaman ,terurama saat fase generatif.Dan
pada pupuk KCL terdapat kandungan kalium (K) 15% ,kandungan tersebut cukup untuk
memenuhi kebutuhan unsur hara K pada tanaman Pengujian menggunakan PUP memberikan
informasi penting guna memastikan pemupukan yang efektif dan efisien.
5.2. Saran
(Jamil et al., 2014) Arief Hartono A.,Nugroho B,Nadalia D dan Ramadhani A., 2021:23
(2)66-71DINAMIKA PELEPASAN NITROGEN EMPAT JENIS PUPUK UREA
PADA KONDISI TANAH
TERGENANG Dynamics of Nitrogen Release by Four Types of Urea in Flooded
Condition
Arifin Z.2021teknik Cepat Uji Tanah Untuk Menentukan Rekomendasi Pemupukan Spesifik
Lokasi Di Desa Sentul Kecamatan Kayangan Kabupaten Lombok Utara. JMM (Jurnal
Masyarakat Mandiri.Vol. 5(3):1012-1023
Handayanto., E., & Supuriyadi. 2020.Pengaruh Pupuk Kalium Dan Dolomit Terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung (Zea mays L). Jurnal Ilmiah Pertanian,
18(2), (99-105).
Indriana, K.R., Hadi, R.A., dan Juliana, D. 2020. Status Hara Tanah Sawah di Kabupaten
Kepahiang Berdasarkan Hasil Analisis PUTS. Prosiding BPTP. Bengkulu.
Purba T,Ringkop Situmeang R,Mahyati H.F.R., Arsi,Firgiyanto R, Salam A.,Saadah J.T.T.,
Junairiah Jajuk Herawati J.J, Arum Asriyanti Suhastyo A.A.2021.Pupuk dan
Teknologi Pemupukan:Yayasan Kita Menulis.Medan
Setyorini, S. 2020. Perangkat Uji Tanah Sawah Versi 1.1. Balai Penelitian Tanah. Bogor.
Suwardi, F., Efendi, R., & Suriani, F. (2021). Aplikasi Pupuk Fosfor terhadap Pertumbuhan,
Hasil Biji, dan Gula Brix Tanaman Sorgum. Agriprima : Journal of Applied
Agricultural Sciences, 5(1), 8–17.
LAMPIRAN