Metode Penelitian
Metode Penelitian
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
PEROPOSAL PENELITAN
OLEH :
AMRANA
F 121 20 049
PALU
2023
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjat kan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian
yang berjudul “Analisis Laju Erosi Dengan Metode Musle Dan Rancangan
Saluran Drainase Pada Dry Tailing Management Facility Pt Citra Palu
Minerals, Palu, Sulawesi Tengah”tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan proposal penelitian ini adalah untuk memenuhi
prasayarat untuk lulus pada Pada Program Studi Teknik Geologi pada Universitas
Tadulako. Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materiil
sehingga proposal penelitian ini dapat selesai
Akhir kata, penulis berharap semoga proposal penelitian ini berguna bagi para
pembaca dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Amrana
ii
ABSTRAK
iv
metode tambang terbuka.
Karena terbukanya lahan
maka dapat
menyebabkan erosi tanah,
yang dapat menyebabkan
sedimentasi tanah,
meningkatnya kekeruhan air
yang akan dilepas ke
lingkungan, dan potensi
masuknya tanah yang
tererosi ke dalam
bendungan tailing. Maka
dari itu,
untuk itu peneliti
melakukan penelitian pada
lereng diatas bendungan
Dry
Tailing Management
Facility
untuk mengetahui tingkat
laju erosi
menggunakan metode USLE
sehingga dapat ditentukan
pengendalian erosinya
yaitu penyaliran air agar air
yang membawa tanah yang
tererosi pada lereng
dialirkan langsung ke
kolam pengendapan.
PT. Citra Palu Minerals
adalah salah satu perusahaan
di bidang pertambangan
vi
dengan komoditas emas
dan perak. Dalam
operasinya perusahaan ini
berencana menerapkan dua
sistem penambangan yaitu
tambang terbuka dan
tambang bawah tanah.
Namun, untuk saat ini masih
dalam tahap konservasi
bekas pertambangan tanpa
izin (PETI) dan selanjutnya
akan menggunakan
metode tambang terbuka.
Karena terbukanya lahan
maka dapat
menyebabkan erosi tanah,
yang dapat menyebabkan
sedimentasi tanah,
meningkatnya kekeruhan air
yang akan dilepas ke
lingkungan, dan potensi
masuknya tanah yang
tererosi ke dalam
bendungan tailing. Maka
dari itu,
untuk itu peneliti
melakukan penelitian pada
lereng diatas bendungan
Dry
Tailing Management
Facility
viii
untuk mengetahui tingkat
laju erosi
menggunakan metode USLE
sehingga dapat ditentukan
pengendalian erosinya
yaitu penyaliran air agar air
yang membawa tanah yang
tererosi pada lereng
dialirkan langsung ke
kolam pengendapan.
PT. Citra Palu Minerals
adalah salah satu perusahaan
di bidang pertambangan
dengan komoditas emas
dan perak. Dalam
operasinya perusahaan ini
berencana menerapkan dua
sistem penambangan yaitu
tambang terbuka dan
tambang bawah tanah.
Namun, untuk saat ini masih
dalam tahap konservasi
bekas pertambangan tanpa
izin (PETI) dan selanjutnya
akan menggunakan
metode tambang terbuka.
Karena terbukanya lahan
maka dapat
menyebabkan erosi tanah,
yang dapat menyebabkan
sedimentasi tanah,
x
meningkatnya kekeruhan air
yang akan dilepas ke
lingkungan, dan potensi
masuknya tanah yang
tererosi ke dalam
bendungan tailing. Maka
dari itu,
untuk itu peneliti
melakukan penelitian pada
lereng diatas bendungan
Dry
Tailing Management
Facility
untuk mengetahui tingkat
laju erosi
menggunakan metode USLE
sehingga dapat ditentukan
pengendalian erosinya
yaitu penyaliran air agar air
yang membawa tanah yang
tererosi pada lereng
dialirkan langsung ke
kolam pengendapan.
PT. Citra Palu Minerals
adalah salah satu perusahaan
di bidang pertambangan
dengan komoditas emas
dan perak. Dalam
operasinya perusahaan ini
xii
berencana menerapkan dua
sistem penambangan yaitu
tambang terbuka dan
tambang bawah tanah.
Namun, untuk saat ini masih
dalam tahap konservasi
bekas pertambangan tanpa
izin (PETI) dan selanjutnya
akan menggunakan
metode tambang terbuka.
Karena terbukanya lahan
maka dapat
menyebabkan erosi tanah,
yang dapat menyebabkan
sedimentasi tanah,
meningkatnya kekeruhan air
yang akan dilepas ke
lingkungan, dan potensi
masuknya tanah yang
tererosi ke dalam
bendungan tailing. Maka
dari itu,
untuk itu peneliti
melakukan penelitian pada
lereng diatas bendungan
Dry
Tailing Management
Facility
untuk mengetahui tingkat
laju erosi
xiv
menggunakan metode USLE
sehingga dapat ditentukan
pengendalian erosinya
yaitu penyaliran air agar air
yang membawa tanah yang
tererosi pada lereng
dialirkan langsung ke
kolam pengendapan.
PT. Citra Palu Minerals
adalah salah satu perusahaan
di bidang pertambangan
dengan komoditas emas
dan perak. Dalam
operasinya perusahaan ini
berencana menerapkan dua
sistem penambangan yaitu
tambang terbuka dan
tambang bawah tanah.
Namun, untuk saat ini masih
dalam tahap konservasi
bekas pertambangan tanpa
izin (PETI) dan selanjutnya
akan menggunakan
metode tambang terbuka.
Karena terbukanya lahan
maka dapat
menyebabkan erosi tanah,
yang dapat menyebabkan
sedimentasi tanah,
xvi
meningkatnya kekeruhan air
yang akan dilepas ke
lingkungan, dan potensi
masuknya tanah yang
tererosi ke dalam
bendungan tailing. Maka
dari itu,
untuk itu peneliti
melakukan penelitian pada
lereng diatas bendungan
Dry
Tailing Management
Facility
untuk mengetahui tingkat
laju erosi
menggunakan metode USLE
sehingga dapat ditentukan
pengendalian erosinya
yaitu penyaliran air agar air
yang membawa tanah yang
tererosi pada lereng
dialirkan langsung ke
kolam pengendapan.
PT. Citra Palu Minerals
adalah salah satu perusahaan
di bidang pertambangan
dengan komoditas emas
dan perak. Dalam
operasinya perusahaan ini
xviii
berencana menerapkan dua
sistem penambangan yaitu
tambang terbuka dan
tambang bawah tanah.
Namun, untuk saat ini masih
dalam tahap konservasi
bekas pertambangan tanpa
izin (PETI) dan selanjutnya
akan menggunakan
metode tambang terbuka.
Karena terbukanya lahan
maka dapat
menyebabkan erosi tanah,
yang dapat menyebabkan
sedimentasi tanah,
meningkatnya kekeruhan air
yang akan dilepas ke
lingkungan, dan potensi
masuknya tanah yang
tererosi ke dalam
bendungan tailing. Maka
dari itu,
untuk itu peneliti
melakukan penelitian pada
lereng diatas bendungan
Dry
Tailing Management
Facility
untuk mengetahui tingkat
laju erosi
xx
menggunakan metode USLE
sehingga dapat ditentukan
pengendalian erosinya
yaitu penyaliran air agar air
yang membawa tanah yang
tererosi pada lereng
dialirkan langsung ke
kolam pengendapan.
PT. Citra Palu Minerals
adalah salah satu perusahaan
di bidang pertambangan
dengan komoditas emas
dan perak. Dalam
operasinya perusahaan ini
berencana menerapkan dua
sistem penambangan yaitu
tambang terbuka dan
tambang bawah tanah.
Namun, untuk saat ini masih
dalam tahap konservasi
bekas pertambangan tanpa
izin (PETI) dan selanjutnya
akan menggunakan
metode tambang terbuka.
Karena terbukanya lahan
maka dapat
menyebabkan erosi tanah,
yang dapat menyebabkan
sedimentasi tanah,
xxii
meningkatnya kekeruhan air
yang akan dilepas ke
lingkungan, dan potensi
masuknya tanah yang
tererosi ke dalam
bendungan tailing. Maka
dari itu,
untuk itu peneliti
melakukan penelitian pada
lereng diatas bendungan
Dry
Tailing Management
Facility
untuk mengetahui tingkat
laju erosi
menggunakan metode USLE
sehingga dapat ditentukan
pengendalian erosinya
yaitu penyaliran air agar air
yang membawa tanah yang
tererosi pada lereng
dialirkan langsung ke
kolam pengendapan.
PT. Citra Palu Minerals
adalah salah satu perusahaan
di bidang pertambangan
dengan komoditas emas
dan perak. Dalam
operasinya perusahaan ini
xxiv
berencana menerapkan dua
sistem penambangan yaitu
tambang terbuka dan
tambang bawah tanah.
Namun, untuk saat ini masih
dalam tahap konservasi
bekas pertambangan tanpa
izin (PETI) dan selanjutnya
akan menggunakan
metode tambang terbuka.
Karena terbukanya lahan
maka dapat
menyebabkan erosi tanah,
yang dapat menyebabkan
sedimentasi tanah,
meningkatnya kekeruhan air
yang akan dilepas ke
lingkungan, dan potensi
masuknya tanah yang
tererosi ke dalam
bendungan tailing. Maka
dari itu,
untuk itu peneliti
melakukan penelitian pada
lereng diatas bendungan
Dry
Tailing Management
Facility
untuk mengetahui tingkat
laju erosi
xxvi
menggunakan metode USLE
sehingga dapat ditentukan
pengendalian erosinya
yaitu penyaliran air agar air
yang membawa tanah yang
tererosi pada lereng
dialirkan langsung ke
kolam pengendapan.
DAFTAR ISI
SAMPUL..........................................................................................................................
KATA PENGANTAR....................................................................................................
ABSTRAK.....................................................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................
1.1.............................................................................................................Latar Belakang
...................................................................................................................................
1.2........................................................................................................Rumusan Masalah
...................................................................................................................................
1.3...........................................................................................................................Tujuan
...................................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Landasan Teori dan Konsep.....................................................................................
2.1.2 Definisi Laju Erosi.................................................................................................
2.1.3 Proses Terjadinya Erosi..........................................................................................
2.4. Faktor – Faktor Penentu Erosi..................................................................................
2.4.1 Bentuk-bentuk Erosi...............................................................................................
2.4. 2Pendugaan Lajuerosi……………………………..
…………………………………….10
BAB I
PENDAHULUAN
xxviii
Sentral Celebes mempunyai bentuk seperti membaji, mulai dari pesisir bagian
barat yaitu Teluk Tomori hingga Teluk Tolo di bagian timur.
Daerah Penelitian penelitian PT Citra Palu Mineral ini pada area Dry
Tailing Management Facility (DTMF) lebih tepatnya pada lereng diatas
bendungan tailing dan dilakukan pada akhir bulan September hingga
pertengahan bulan Oktober tahun 2020. Lereng pada lokasi penelitian
dalam kondisi terbuka (tanpa tanaman penutup), yang dimana apabila
terjadi hujan dapat menyebabkan erosi pada lereng yang jika dibiarkan
dapat menyebabkan terkikisnya lapisan tanah pada lereng secara perlahan
yang akan mengurangi kekuatan tanah dalam menahan air dan juga
hilangnya unsur hara yang berharga sehingga tanah sulit untuk ditumbuhi
tanaman. Apabila kesuburan tanah dan daya ikat tanah semakin berkurang
dan tanah sudah tidak kuat untuk menahan erosi akan berpotensi terjadinya
longsor. Apabila erosi terus berlangsung dan longsor terjadi dapat
mengganggu bendungan tailing yang ada dibawahnya sehingga kapasitas
bendungan yang sudah direncanakan dapat berubah dan kemungkinan
untuk melebihi kapasitas atau overflow (Reza Aryanto, 2021).
Selain itu, apabila erosi terbawa aliran air dapat menyebabkan
terjadinya sedimentasi yang dimana sedimentasi tersebut akan
mempengaruhi kualitas air yang akan dikeluarkan ke sungai atau
lingkungan. Jika kualitas air yang dilepas tidak memenuhi baku mutu air
yang telah ditetapkan dan digunakan oleh masyarakat akan memberikan
kerugian seperti penyakit akibat air yang tidak bersih. Selain itu, sedimen
yang terbawa air hingga ke sungai akan menyebabkan pendangkalan
sampai ke hilir sungai dan atau pantai yang bisa sajaya
mengakibatkan banjir atau meluapnya air ke daratan. Karena itu perusahaan
memiliki tanggungjawab sosial dan lingkungan untuk menjaga kualitas air
yang dilepas dari lokasi tambang sesuai dengan baku mutu air dari Kepmen
LHK Nomor 202 Tahun 2004. (Reza Aryanto, 2021).
xxx
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
(tentang gerak, lari, terbang, dan sebagainya). Laju dalam fisika adalah
nisbah perubahan jarak per satuan waktu. Satuan waktu dapat berupa
detik, menit, jam, hari atau tahun. Menurut Kartasapoetra (2010: 35)
kekuatan air dan angin, baik yang berlangsung secara alamiah ataupun
tanah yang diakibatkan oleh hujan, angin atau es. Akibat tetesan air hujan
atau terkelupasnya partikel tanah yang terjadi dalam satuan waktu dapat
berupa detik, menit, jam, hari atau tahun. Proses pengikisan yang terjadi
pada partikel tanah diakibatkan adanya benturan air hujan, angin maupun
xxxii
bahan-bahan hancuran tersebut, maka bahan-bahan ini akan
diendapkan.
atas bervariasi tergantung pada tipe erosi dan faktor-faktor yang terlibat
dalam proses erosi adalah iklim, sifat tanah, topografi, dan vegetasi
intensitas air hujan dan diameter butiran air hujan. Pada hujan yang
intensif dan berlangsung dalam waktu lebih pendek, erosi yang terjadi
biasanya lebih besar daripada hujan dengan intensitas lebih kecil dalam
1. sifat Tanah
dan akan membentuk tipe tanah tertentu. Tiga unsur utama tanah
pada tanah dengan unsur utama debu dan pasir lembut serta sedikit
xxxiv
a. Struktur tanah, adalah susunan partikel-partikel tanah yang
pertumbuhan tanaman.
2. Topografi
karena momentum aliran lebih besar dan kecepatan air larian lebih
xxxvi
pembentukan tanah. Hal ini terutama disebabkan oleh kesalahan dalam
pengolahan tanah.
Dari tabel diatas maka dapat disimpulkan bentuk-bentuk erosi dapat dibedakan
menjadi enam yaitu: splash erosion, sheet erosion, rill
erosion, gully erosion, stream bank erosion dan land slide.
Berikut penjelasannya:
f. munculnya suatu volume tanah di atas suatu lapisan agak kedap air yang
jenuh air. Lapisan kedua air dapat berupa tanah liat atau mengandung
kadar tanah liat yang tinggi, atau dapat juga berupa lapisan batuan,
seperti Napal liat (clay shale).
xxxviii
2.1.3. Pendugaan Laju Erosi Berdasarkan Metode MUSLE (Modified
Universal Soil Loss Equation)
Qsurf = volume1aliran1limpasan1permukaan
(mm/ha) qpeak = debit1puncak1limpasan1 (peak
runoff rate) (m3/dtk) areahru = luas1hru1
(hydrologic response unit) (ha)
KUSLE = faktor1erodibilitas1tanah USLE
LSUSLE = faktor1topografi1USLE1
A. Pada bulan penelitian Besar Laju Erosi Aktual DTMF Utara sebesar
19,67 ton/ha dan prediksi sebesar 17,07 ton/ha sedangkan aktual pada
DTMF Selatan 24,62 ton/ha dan prediksi sebesar 21,04 ton/ha
B. Saluran penyaliran air menggunakan rip rap untuk mengurangi
kecepatan aliran air pada saluran, dengan dimensi saluran didapatkan
kedalaman 0,56 meter, kemiringan dinding saluran 7%, lebar dasar
saluran 0,65 m dan lebar permukaan aliran 1,3 meter.
xlii
BAB 3
METODE PENELITIAN
44
3. Alat Pengukur: Pengukur kelembaban, suhu dan karbon dioksida
digunakan untuk mengukur kondisi lingkungan di sekitar stalagmit,
yang memengaruhi pertumbuhan dan kualitas stalagmit.
4. Kamera: Kamera digunakan untuk mendokumentasikan lokasi
pengambilan sampel dan kondisi stalagmit, serta memudahkan analisis
di laboratorium.
5. Kotak Penyimpanan: Kotak penyimpanan digunakan untuk menyimpan
sampel stalagmit setelah diambil. Kotak ini umumnya terbuat dari
bahan yang tahan air dan kuat, seperti plastik atau aluminium.
6. Plastik Wrap: Plastik wrap digunakan untuk melindungi sampel
stalagmit dari kerusakan selama transportasi. Sampel dapat dibungkus
dengan beberapa lapisan plastik wrap sebelum dimasukkan ke dalam
kotak penyimpanan.
7. Labeling Tape: Labeling tape digunakan untuk memberi label pada
kotak penyimpanan sampel stalagmit. Label ini berisi informasi tentang
tanggal, lokasi, dan nomor sampel untuk memudahkan identifikasi dan
analisis di laboratorium.
8. Peta lokasi penelitian
9. Roll Meter
3.4 Tahapan Pengambilan Data
1. Pengambilan sampel
46
LSUSLE = faktor1topografi1USLE1
penlitian dan diagram alir penelitian pada gambar 3,1, dan gambar 3.2
48
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad S. 2010. Konservasi tanah dan air. Edisi kedua Cetakan kedua. Bogor
(ID): Penerbit IPB Press
Aryanto, Reza dan Regita Cahyani. 2020. Kajian Teknis Curve Number
Menggunakan Metode MUSLE Untuk Mengetahui Laju Sedimentasi Di
Central Sediment Sump PT Bumi Suksesindo Banyuwangi Jawa Timur.Jurnal
Aryanto, reza. 2021. Analisis laju erosi dengan metode usle dan rancangan
saluran drainase pada dry tailing management facility pt citra palu minerals,
palu, sulawesi tengah. Universitas Trisakti
Suripin . 2004. Sistem Drainase Yang Berkelanjutan. PT Pradnya Paramita
Wischmeier, and D.S. 1978. Predicting Rainfall Erosion Losses A Guide to
Conservation Planning (Agriculture),United States Department of
Agriculture, United States