Anda di halaman 1dari 9

RANCANGAN TEKNIS SISTEM PENYALIRAN TAMBANG PADA TAMBANG ANDESIT

CV.ELLYTA KARYA PRATAMA, DUSUN WATUBELAH, DESA SIDOMULTO, KECAMATAN


PENGASIH, KABUPATEN KULONPROGO, YOGYAKARTA

Oleh :
Bayu Angkasa Utama
Program Studi Sarjana Teknik Pertambangan, Jurusan Teknik Pertambangan,
Fakultas Teknologi Mineral, UPN “Veteran” Yogyakarta,
Jl. Padjajaran, Condongcatur, Yogyakarta 55283
No. HP: 087726066696, email : Bayuutama21@gmail.com

RINGKASAN
CV. Ellyta Karya Pratama merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan
batu andesit. Perusahaan tersebut terletak di Desa Sidomulyo, Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulonprogo,
Daerah Istimewa Yogyakarta. Saat ini perusahaan tersebut memproduksi batu andesit sebanyak 40.000m3/tahun
dan merupakan tahun terakhir. Di karenakan CV. Ellyta Karya Pratama akan tutup tambang dan saat
ditinggalkan tidak terjadi masalah yang muncul, maka dari itu dalam waktu dekat CV. Ellyta Karya Pratama
akan membuat sistem penyaliran tambang.
Data curah hujan yang digunakan oleh CV. Ellyta Karya Pratama diperoleh dari Balai Pekerjaan
Umum Bidang Pengairan Kabupaten Kulonprogo Stasiun Beji dari tahun 2009 - tahun 2018. Berdasarkan data
curah hujan harian didapatkan nilai curah hujan maksimum sebesar 275 mm/hari yang terjadi pada bulan juli
tahun 2017. Menggunakan rumus distribusi Gumber di dapatkan curah hujan rencana sebesar 227,68 mm/hari.
Diketahui Umur tambang CV. Ellyta Karya Pratama adalah 5 tahun dan periode ulang hujan yang di gunakan
5 tahun, sehingga resiko hidrologi yang didapat sebesar 67,23% dengan intensitas curah hujan sebesar
227,68mm/hari. Penentuan luas daerah tangkapan hujan berdasarkan pada peta rancangan penambangan tahun
terakhir CV. Ellyta Karya Pratama didapatkan 2 luas daerah tangkapan hujan (DTH) dengan luas
DTH1(Bukaan Tambang) sebesar 17.421,79 m2 dengan koefisien 0,62 dan debit air sebesar 0,382 m3/s dan
DTH2 dengan luas sebesar 20.353,67 m2,koefisien 0,46 dan debit air 0,205 m3/s.
Pembuatan saluran terbuka dan kolam pengendapan menggunakan backhoe merek Komatsu PC-200.
Saluran terbuka dimulai dari sisi sebelah timur area penambangan, kemudian mengikuti sisi jenjang yang
mengalirkan air dari DTH2, dan air hujan yang langsung masuk ke area penambangan dengan debit total 0,587
m3/s dan berakhir pada kolam pengendapan. Saluran terbuka yang memiliki bentuk trapesium berdimensi
panjang(L) 280,8 m, lebar atas (b) 1,9 m, lebar bawah (B) 1,1 m, kedalaman(h) 0,7 m, tinggi (d) 0,8 m dan
panjang kemiringan (a) 0,8 m. Kolam pengendapan memiliki bentuk persegi panjang dan berkelok kelok yang
terletak di sebelah utara area penambangan. Kolam pengendapan terdiri dari 3 kompartmen dengan luas
masing-masing 221 m2 dan memiliki dimensi kedalaman kolam(H) 5 m, lebar kolam(b) 16 m, lebar penyekat
2 m, panjang penyekat 15 m, kedalaman penyekat 5m, panjang tiap kompartmen 14m, dan panjang kolam total
42 m. Kolam pengendapan memiliki volume sebesar 1.860 m3 dengan volume padatan yang mengendap
sebanyak 12,69m3/hari, sehingga perlu dilakukan pembersihan endapan padatan setiap 8 bulan sekali.

Kata Kunci : Curah Hujan, Saluran Terbuka, dan Kolam Pengendapan.

ABSTRACT
CV. Ellyta Karya Pratama is one of the companies engaged in the mining of andesite stone. The company
is located in Sidomulyo Village, Pengasih District, Kulonprogo Regency, Special Region of Yogyakarta.
Currently the company produces 40.000 m3/year of Andesite Stone and is the last year. Because CV. Ellyta
Karya Pratama Primary will close the mine and when left behind no problems that arise, therefore in the near
future CV. Ellyta Karya Pratama will create a mine drainage system.
The rainfall data used by CV. Ellyta Karya Pratama was taken from the Public Works Hall for
Kulonprogo Regency, Beji Station from 2009 - 2018. Based on daily rainfall data the maximum rainfall value
was 275 mm/day which occurs in July 2017. Using the Gumber distribution formula obtained planned rainfall
of 227,68 mm/day. Known the age of CV. Ellyta Karya Pratama mine is 5 years and the return period of rain is

1
used for 5 years, so the hydrological risk is obtained is 67,23% with rainfall intensity of 227,68 mm/day. The
wide determination of the rain catchment area is on the last year mining design map CV. Ellyta Karya Pratama
obtained 2 areas of rain catchment area (DTH) with an area of DTH1 (Mine Openings) of 17.421,79 m 2 with a
coefficient of 0.62 and water discharge of 0,382 m3/s and DTH2 with an area of 20.353,67 m2, 0,46 coefficient
and water discharge 0,205 m3/s.
Manufacture of open canals and settling ponds using a backhoe with brand Komatsu PC-200. The open
canal starts from the east side of the mining area, then follows the ladder side that flows water from DTH2, and
the rain water that directly enters the mining area with a total discharge of 0,587 m3/s and ends at the settling
pond. Open canal that has a trapezoidal shape with dimensions of length (L) 280,8 m, upper width (b) 1,9 m,
bottom width (B) 1,1 m, depth (h) 0,7 m, height (d) 0,8 m and slope length (a) 0,8 m. The settling pond has a
rectangular and winding shape which is located north of the mining area. The settling pond consists of 3
compartments with each area of 221 m2 and has dimensions of the pond depth (H) 5 m, width of pond (b) 16m,
width of baffle 2 m, length of baffle 15 m, sealing depth 5 m, length of each compartment 14 m, and the total
length of the pool is 42 m. The settling pond has a volume of 1.860 m3 with a volume of solids that settles as
much as 12,69 m3/day, so it is necessary to clean solids deposits every 8 months.

Keywords: Rainfall, Open Channels, and Settling Ponds.


I. PENDAHULUAN penyaliran tambang yang efektif dan efisien
1.1. Latar Belakang memerlukan perhitungan yang sesuai dengan
CV. Ellyta Karya Pratama merupakan keadaan daerah tersebut serta pertimbangan yang
salah satu perusahaan yang bergerak di bidang akan digunakan.
pertambangan batu andesit. Perusahaan tersebut 1.3. Tujuan Penelitian
terletak di Desa Sidomulyo, Kecamatan Pengasih, Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa 1. Menghitung debit air tambang.
Yogyakarta. Saat ini perusahaan tersebut 2. Perancangan sistem penyaliran tambang
memproduksi batu andesit sebanyak 40.000 m3 / andesit.
tahun dan merupakan tahun terakhir. Karena CV. 3. Pemilihan metode penyaliran tambang.
Ellyta Karya Pratama akan tutup tambang dan saat 1.4. Batasan Penelitian
ditinggalkan tidak terjadi masalah yang muncul, Adapun batasan masalah dalam penelitian
maka dari itu dalam waktu dekat CV. Ellyta Karya ini adalah sebagai berikut :
Pratama akan membuat sistem penyaliran tambang. 1. Rancangan sistem penyaliran tambang berada
CV. Ellyta Karya Pratama memperoleh di dalam Izin Usaha Pertambangan.
batu andesit dengan melakukan penambangan di 2. Perancangan tidak memperhitungkan akuifer.
Pengasih dengan sistem tambang terbuka (surface 3. Perancangan tidak memperhitungkan Daya
mining) metode kuari (quarry). CV. Ellyta Karya Dukung Tanah.
Pratama ini menambang pada quarry dengan 4. Penelitian dilakukan pada lingkup teknik dan
luasan sebesar 2 Ha, yang terletak pada salah satu tidak memperhitungkan aspek ekonomi.
lereng bukit (sidehills) dan memiliki jalan masuk 1.5. Metode Penelitian
secara langsung sehingga front penambangannya Tahap-tahap penelitian yang digunakan
memanjang sepanjang lereng. meliputi hal-hal sebagai berikut :
Oleh karena itu, pada penelitian ini 1. Studi Literatur
perusahaan membutuhkan suatu rancangan sistem Yaitu mencari dan mempelajari teori-teori yang
penyaliran tambang. Hal tersebut dilakukan agar berhubungan dengan masalah yang akan dibahas
bekas tambang yang sudah ditinggalkan tidak dilapangan melalui buku ataupun literatur-literatur.
menyebabkan masalah, sehingga masyarakat Selain itu juga dapat mempelajari penelitian yang
disekitar lingkungan tambang yang ditinggali oleh pernah dilakukan sebelumnya, yang berupa skripsi
CV. Ellyta Karya Pratama tetap aman. atau laporan perusahaan.
1.2. Permasalahan 2. Orientasi Lapangan
Saat ini CV. Ellyta Karya Pratama belum Melakukan pengamatan secara menyeluruh dengan
memiliki suatu rancangan sistem penyaliran cara mengunjungi tempat-tempat yang berada di
tambang dan settling pond untuk memastikan air CV. Ellyta Karya Pratama, seperti mengamati
yang melintasi bekas tambang tidak membuat lokasi kantor, lokasi kegiatan penambangan, dan
keruh air untuk masyarakat sekitar. Sistem lokasi disekitar kegiatan penambangan.

2
3. Observasi Lapangan (Ibukota Daerah Istimewa Yogyakarta) dan
Melakukan pengamatan secara langsung terhadap sebelah barat daya dari Kota Kulon Progo yang
masalah yang akan dibahas didalam penelitian, merupakan pusat Kabupaten Kulon Progo. Kuari
yaitu pengamatan topografi daerah penelitian, batu andesit CV. Ellyta Karya Pratama secara
kondisi disekitar daerah penambangan, sistem astronomis terletak pada koordinat antara 7° 47’
penambangan yang digunakan, kondisi penyaliran 3,9” LS – 7° 47’ 10,32” LS dan 110° 8’ 15,6”
saat ini, dan pengamatan komponen sistem BT - 110° 8’ 24,72” BT. CV. Ellyta Karya
penyaliran. Hal ini dimaksudkan untuk Pratama mengelola wilayah ijin usaha
memperoleh keakuratan data yang akan digunakan pertambangan batu andesit dengan luas 2 ha dan
dalam penelitian. memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :
4. Pengambilan Data 1. Pada bagian Utara berbatasan dengan Desa
Pengambilan data dilakukan setelah studi literatur, Jatimulyo.
orientasi lapangan, dan observasi lapangan selesai 2. Pada bagian Timur berbatasan dengan Desa
dilaksanakan. Data yang diambil berupa data Banyumoto.
primer dan data sekunder. Data primer merupakan 3. Pada bagian Selatan berbatasan dengan Desa
data yang diambil langsung dari pengukuran atau Sendangsari.
pengamatan dilapangan, seperti gambar lokasi, 4. Pada bagian Barat berbatasan dengan Desa
kondisi topografi lokasi, dan cathment area. Data Hargowilis.
sekunder adalah data yang diambil dari literatur Jarak tempuh lokasi penelitian dari UPN
atau laporan perusahaan, seperti profil perusahaan, “Veteran” Yogyakarta yang terletak di Jl. SWK
data curah hujan tahun 2008-2017, peta topografi 104, Condongcatur, Kecamatan Depok,
dan layout tambang, peta kesampaian daerah, data Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
stratigrafi. yaitu sekitar 37,7 km. Untuk dapat mencapai
5. Pengolahan dan Analisis Data lokasi penelitian dapat ditempuh dengan
Setelah data terkumpul, baik data primer maupun kendaraan roda dua atau roda empat dengan
data sekunder, kemudian dilakukan perhitungan waktu tempuh sekitar kurang lebih satu jam
dan pengolahan data. Pengolahan data yang melalui rute Yogyakarta – Wates dilanjutkan
dilakukan yaitu perhitungan intensitas hujan, dengan perjalanan menuju Desa Sidomulyo,
perhitungan debit air limpasan, perancangan Kecamatan Pengasih.
saluran terbuka, perancangan kolam pengendapan
(settling pond) dan volume sump, perhitungan total III. HASIL PENELITIAN
head dan debit pompa. Setelah data diolah 3.1. Kondisi Iklim Daerah Penelitian
kemudian dilakukan analisis data, untuk 3.1.1. Curah Hujan di Desa Sidomulyo
membandingkan perolehan data aktual dan data Curah hujan merupakan banyaknya hujan
dari hasil perhitungan, yang berguna bagi CV. yang terjadi pada suatu luasan daerah tertentu.
Ellyta Karya Pratama. Curah hujan sangat berpengaruh terhadap sistem
1.6. Manfaat Penelitian penyaliran tambang, terutama air yang langsung
1. Dapat memberikan rekomendasi komponen- masuk ke lokasi penambangan harus dialirkan ke
komponen sistem penyaliran tambang yang saluran terbuka. Dalam menentukan nilai curah
akan diusulkan agar sistem penyaliran nantinya hujan rencana pada lokasi penelitian diperlukan
dapat mendukung kegiatan penambangan. data curah hujan harian dalam periode waktu
2. Sebagai bahan studi perbandingan untuk tertentu.
penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan Data curah hujan yang digunakan diperoleh
sistem penyaliran tambang. dari Balai Pekerjaan Umum Bidang Pengairan
Kabupaten Kulonprogo Stasiun Beji dari tahun
II. KESAMPAIAN DAERAH 2009 – tahun 2018. Nilai curah hujan maksimum
2.1. Lokasi dan Kesampaian Daerah yang diperoleh sebesar 275 mm/hari terjadi pada
CV. Ellyta Karya Pratama merupakan bulan Juli tahun 2017.
perusahaan pertambangan yang memulai produksi
batu andesit pada tahun 2014 dan secara
administratif terletak di Desa Sidomulyo,
Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo,
Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasi penelitian
terletak di daerah barat dari Kota Yogyakarta

3
Tabel 3.1. 3.1.5. Intensitas Curah Hujan
Data Curah Hujan Harian Maksimum Tahun Intensitas curah hujan merupakan
2009–2018 banyaknya curah hujan yang jatuh per satuan
Bulan
2009 2010 2011 2012
Curah Hujan (mm)
2013 2014 2015 2016 2017 2018
rata-rata waktu yang relatif singkat. Intensitas curah hujan
Januari
Februari
49
42
82
50
48
138
53
68
71
44
80
77
78,5
29
33
64
50
39
70
60
61,45
61,1 digunakan dalam menentukan debit air tambang
Maret 48 48 37 62 63 30 34,5 60 56 55 49,35
April
Mei
31
22
45
19
0
0
54
8
57
60
52
47,1
173
31
43
35
63
9
13
0
53,1
23,11
guna menentukan dimensi suatu penampang
Juni 65 21 0 0 50 24,4 0 225 30 0 41,54
Juli
Agustus
0
0
10
16
0
0
0
0
24
0
67,5
0
0
0
275
20
275
0
0
4
65,15
4
saluran terbuka. Penentuan intensitas curah hujan
September
Oktober
21
42
69
76
0
42
0
38
0
0
0
4
0
0
24
63
57
53
57
53
22,8
37,1 dilakukan dengan pengolahan data yaitu
November 49 29 106 45 55 81 38,5 90 184 184 86,15
Desember
Jumlah
19
388
80
545
53
424
70
398
138
562
95
558
76
461
70
1002
78
894
78
574
75,7 menggunakan rumus Mononobe.
Jumlah curah hujan maksimum
Rata-rata curah hujan maksimum
1495
149,5 Perhitungan intensitas curah hujan
3.1.2. Curah Hujan Rencana menggunakan curah hujan rencana pada periode
Curah hujan rencana adalah curah hujan ulang hujan 5 tahun yaitu 227,68 mm/hari.
yang dijadikan sebagai acuan dalam perencanaan Berdasarkan hasil perhitungan diketahui nilai
tambang. Curah hujan rencana penting dalam intensitas hujan sebesar 78,93 mm/jam dengan
perencanaan karena berguna dalam menentukan nilai t = 1 jam
debit air tambang yang akan masuk ke dalam area 3.2. Parameter Rancangan Sistem
penambangan. Perhitungan curah hujan rencana Penyaliran Tambang
dilakukan dengan menggunakan rumus distribusi 3.2.1. Daerah Tangkapan Hujan
Gumbell. Berdasarkan hasil perhitungan, Penentuan luas daerah tangkapan hujan
didapatkan nilai curah hujan rencana sebesar berdasarkan pada peta rancangan penambangan
227,68 mm/hari. tahun terakhir lokasi penelitian. Pengamatan pada
Tabel 3.2. peta tersebut dimaksudkan untuk mengetahui arah
Perhitungan Curah Hujan Rencana aliran yang dapat membentuk daerah tangkapan
No Tahun
Curah Hujan
n m Yn (Yn-Yn )^2 Yt SD Sn
hujan yang mengalir ke arah bukaan tambang.
Maksimum (X)(mm/hari) (X-X̅ )^2
1 2009 65 7140,250 10 10 -0,875 1,87634639 Dalam menentukan luas daerah tangkapan
2 2010 82 4556,250 10 8 -0,262 0,57307794 0,367
3
4
2011
2012
138
70
132,250
6320,250
10
10
6
9
0,238
-0,533
0,0663215
1,05806714
0,903
1,246
hujan dapat dilakukan dengan menggunakan
5
6
2013
2014
138
95
132,250
2970,250
10
10
5
7
0,501
-0,012
2,9644E-05
0,25678613
1,500
1,702
77,81 1 software AutoCAD versi 2007. Caranya dengan
7
8
2015
2016
173
275
552,250
15750,250
10
10
4
2
0,794
1,606
0,08934089
1,23406213
1,870
2,013 menarik garis dari titik-titik tertinggi di sekeliling
9 2017 275 15750,250 10 1 2,351 3,44255407 2,139
10 2018
Jumlah (mm/hari)
184
1495
1190,250
54494,5
10 3 1,144
4,952
0,42129385
9,01787968
2,250 bukaan tambang hingga membentuk poligon
Rata - Rata (mm/hari) 149,5 0,4952 tertutup, namun tetap memperhatikan arah aliran
3.1.3. Periode Ulang Hujan (PUH) air limpasan yang menuju ke bukaan tambang.
Periode ulang hujan merupakan periode Hasil penentuan daerah tangkapan hujan
atau waktu saat hujan dengan tinggi intensitas yang didapatkan 2 luas daerah tangkapan hujan (lihat
sama akan berulang dalam jangka waktu tertentu. Tabel 3.4.) yang dapat berpengaruh di area
Dalam rancangan sistem penyaliran ini digunakan penambangan.
periode ulang hujan 5 tahun. Tabel 3.4.
3.1.4. Resiko Hidrologi Daerah Tangkapan Hujan pada Area Tambang
Resiko hidrologi adalah kemungkinan Lokasi Luas (m2) Luas (km2)
suatu kejadian akan terjadi minimal satu kali pada
periode ulang tertentu. Berdasarkan data yang DTH 1 (Bukaan 17.421,79 0,017
diperoleh dari CV. Ellyta Karya Pratama, diketahui tambang)
bahwa umur tambang adalah 5 tahun dan periode DTH 2 20.353,67 0,02
ulang hujan yang digunakan 5 tahun, sehingga
resiko hidrologi yang didapat sebesar 67,23% 3.2.2. Koefisien Limpasan
Tabel 3.3. Koefisien limpasan merupakan bilangan
Resiko Hidrologi pada Periode Ulang Berbeda yang menunjukkan besarnya limpasan permukaan
PUH Resiko Hidrologi (%) dengan besarnya curah hujan. Nilai koefisien
1 100,00
2 96,88
limpasan (C) berkisar antara 0 hingga 1. Nilai 0
3 86,83 berarti semua air hujan terinfiltrasi ke dalam tanah,
4 76,27 sedangkan nilai 1 berarti semua air hujan mengalir
5 67,23
6 59,81 di atas permukaan tanah sebagai air limpasan.
7 53,73 Koefisien limpasan (C) tergantung pada kondisi
8 48,71
9 44,51
topografi, kondisi vegetasi, dan kondisi tanah.
10 40,95

4
Tabel 3.5. Saluran Terbuka memiliki dimensi:
Nilai Koefisien pada Setiap Daerah Tangkapan a. Kemiringan dinding saluran (ɑ) = 60°
Hujan b. Lebar dasar saluran (B) = 1,1 m
Daerah Tangkapan Hujan C c. Lebar bagian atas saluran (b) = 1,9 m
1 0,62 d. Kedalaman air (h) = 0,7 m
2 0,46 e. Kedalaman saluran (d) = 0,8 m
f. Panjang dinding saluran (a) = 0,8 m
3.2.3. Debit Air Tambang g. Panjang Saluran Terbuka I = 280,8 m
Sumber air tambang di daerah penelitian 3.3.2. Rancangan Kolam Pengendapan
berasal dari air hujan yang langsung masuk ke front Air tambang dialirkan keluar dari area
penambangan dan air limpasan yang mengalir penambangan menggunakan saluran terbuka
melalui daerah tangkapan hujan. Debit air limpasan menuju ke kolam pengendapan. Hal ini
dihitung dengan menggunakan rumus Rasional. dimaksudkan agar patikel padatan yang terkandung
Parameter untuk menghitung debit air limpasan dalam air tambang dapat diendapkan secara
yaitu intensitas curah hujan, koefisien limpasan, maksimal, sehingga air tambang menjadi jernih.
dan luas daerah tangkapan hujan. Besarnya debit Kolam pengendapan yang dirancang pada lokasi
air tambang yang masuk ke dalam lokasi tambang penelitian berada di sebelah utara area
dapat dilihat pada Tabel 3.6. penambangan, yang berhubungan langsung dengan
Tabel 3.6. Saluran Terbuka. Air tambang tersebut selanjutnya
Nilai Debit Air Tambang dialirkan menuju sungai di sebelah utara bukaan
Debit tambang. Penentuan lokasi kolam pengendapan
(m3/detik) dapat dilakukan dengan memperhatikan hal–hal
Bukaan Tambang 0,382 berikut:
Daerah Tangkapan Hujan 0,205 1. Berada di luar area penambangan.
0,587 2. Berada di dalam batas wilayah IUP Perusahaan.
Total Debit Air Tambang
3. Dekat dengan sarana penyaliran.
4. Berada di daerah yang memiliki elevasi rendah.
3.3. Rancangan Sistem Penyaliran Tambang
5. Berada di daerah yang stabil dan tidak mudah
3.3.1. Rancangan Saluran Terbuka
longsor.
Pembuatan saluran terbuka bertujuan
Debit air tambang yang akan masuk ke
untuk mengalirkan air tambang yang masuk ke area
dalam kolam pengendapan sebesar 0,587 m3/detik
penambangan agar tidak terjadi genangan air dan
dengan kecepatan pengendapan 2,66 x 10-3m/detik.
tidak mengalir ke jalan tambang. Perhitungan
Berdasarkan hal tersebut, maka luas kolam
dimensi saluran terbuka berdasarkan atas nilai
pengendapan yang diperlukan adalah 672 m2.
debit air tambang. Bentuk saluran terbuka yang
Perhitungan dimensi kolam pengendapan
dipilih adalah bentuk trapesium dengan sudut 60°.
didasarkan pada alat gali yang digunakan yaitu
Pemilihan penggunaan bentuk trapesium
Backhoe Komatsu PC-200. Dari hasil perhitungan
berdasarkan pertimbangan berikut:
diketahui dimensi kolam pengendapan:
1. Lebih mudah dalam pembuatan saluran.
1. Jumlah kompartmen =3
2. Dinding saluran tidak mudah longsor.
2. Kedalaman kolam (H) =5m
3. Dapat mengalirkan debit air yang besar.
3. Lebar kolam (b) = 16 m
4. Lebih mudah dalam melakukan perawatan.
4. Lebar penyekat =2m
Penentuan lokasi saluran terbuka
5. Panjang penyekat = 15 m
berdasarkan peta rancangan penambangan tahun
6. Kedalaman penyekat =5m
terakhir. Saluran terbuka di lokasi penelitian dibuat
7. Panjang kolam tiap kompartmen = 14 m
samping jenjang, karena samping jenjang
8. Panjang kolam total = 42 m
mempunyai kemiringan sehingga dapat
Dari dimensi tersebut, maka didapatkan
mengalirkan air dengan memanfaatkan gaya
volume kolam pengendapan sebesar 3.060 m3.
gravitasi.
Padatan yang berhasil diendapkan adalah 75,48%
Dimensi saluran terbuka dapat dihitung
dari total padatan yang masuk ke kolam
dengan menggunakan rumus Manning. Berikut
pengendapan. Jadi, padatan yang berhasil
dimensi saluran terbuka yang sudah dihitung
diendapkan dalam waktu satu hari sebanyak
berdasarkan debit air tambang yang harus
12,69 m3/hari. Partikel padatan yang mengendap
ditanggulangi.
di kolam pengendapan lama kelamaan akan

5
menumpuk dan memenuhi kolam pengendapan, tidak diperhitungkan jumlahnya dalam perhitungan
sehingga perlu dilakukan perawatan kolam debit air tambang.
pengendapan dengan cara melakukan pengerukan Penyebab adanya air limpasan yang menuju
material endapan. Pengerukan endapan pada bukaan tambang karena daerah penambangan yang
kolam pengendapan harus dilakukan setiap setiap terletak di daerah perbukitan. Daerah perbukitan
241 hari sekali (8 bulan) merupakan daerah dengan topografi tinggi
sehingga menyebabkan air limpasan mengalir dari
IV. PEMBAHASAN puncak bukit menuju ke bukaan tambang yang
4.1. Curah Hujan Rencana memiliki elevasi lebih rendah. Hal ini yang
Curah hujan rencana merupakan salah menyebabkan daerah perbukitan berpotensi
satu parameter penting dalam suatu sistem mengalirkan air limpasan. Perhitungan debit air
penyaliran karena berpengaruh terhadap debit air limpasan mengacu pada rumus Rasional.
tambang yang akan masuk ke area penambangan. Parameter perhitungan debit air limpasan meliputi
Setelah diketahui debitnya, maka dapat digunakan nilai intensitas curah hujan, luas daerah tangkapan
untuk merancang sistem penyaliran seperti saluran hujan, dan nilai koefisien limpasan. Nilai intensitas
terbuka, dan kolam pengendapan. curah hujan sebesar 78,97 mm/jam. Perhitungan
Penentuan curah hujan rencana intensitas curah hujan menggunakan rumus
didasarkan pada data curah hujan harian Mononobe berdasarkan curah hujan rencana pada
maksimum rata–rata selama 10 tahun yaitu tahun periode ulang hujan 5 tahun yaitu 227,25 mm/hari.
2009 – 2018. Data curah hujan harian diperoleh Penentuan batas dan perhitungan luas
dari Dinas Pekerjaan Umum Bidang Pengairan daerah tangkapan hujan di daerah penelitian
Kabupaten Kulonprogo Stasiun Beji. Perhitungan menggunakan bantuan software AutoCAD versi
curah hujan rencana menggunakan rumus 2007. Dari hasil kajian, terdapat 1 daerah
distribusi Gumbell. Berdasarkan perhitungan tangkapan hujan yang diperkirakan aliran air
didapatkan nilai curah hujan rencana = 227,682 limpasan menuju area penambangan. Daerah
mm/hari. tangkapan hujan (DTH) terletak di sebelah Selatan
Perhitungan curah hujan rencana perlu area penambangan. Saat terjadi hujan, air limpasan
dilakukan untuk mendapatkan nilai intensitas curah tidak akan langsung menuju titik konsentrasinya
hujan. Intensitas curah hujan merupakan faktor karena dipengaruhi oleh koefisien limpasan.
penting dalam suatu sistem penyaliran, karena Penentuan koefisien limpasan pada daerah
berhubungan dengan perhitungan debit air hujan tangkapan hujan dipengaruhi oleh faktor topografi,
dan debit air limpasan. Semakin tinggi nilai curah kondisi tanah, dan kondisi vegetasi yang ada di
hujan rencana, maka intensitas curah hujan yang sekitar lokasi penambangan sehingga akan
dihasilkan akan semakin besar. Intensitas curah diperoleh nilai koefisien limpasan yang berbeda–
hujan yang besar akan menghasilkan debit air beda pada setiap tempat. Perolehan nilai koefisien
hujan dan debit air limpasan yang besar. yang berbeda–beda akan mempengaruhi debit air
4.2. Debit Air Tambang limpasan.
Sumber debit air tambang berasal dari air Debit air tambang yang diperoleh dari
hujan yang langsung masuk ke bukaan tambang, air perhitungan didasarkan pada peta rancangan
limpasan yang berasal dari daerah tangkapan penambangan tahun terakhir. Total debit air
hujan, dan air tanah. Di CV. Ellyta Karya Pratama, tambang yang akan masuk ke kolam pengendapan
sumber air tambang berasal dari air hujan dan air adalah 0,587 m3/detik. Debit air tambang dengan
limpasan sedangkan untuk air tanah secara jumlah tersebut jika tidak ditangani dengan baik
signifikan tidak berpengaruh. Keberadaan air tanah terutama pada musim penghujan akan sangat
di lokasi penelitian secara signifikan tidak berpengaruh pada kegiatan produksi. Pengaruh
berpengaruh karena area penambangan berupa yang ditimbulkan diantaranya adalah kerusakan
bukit yang ditambang dengan metode Quarry, jalan angkut dan terjadi genangan air baik di jalan
sehingga rencana penambangan batu Andesit angkut maupun di area penambangan.
berada di atas level muka air tanah. Selain itu, 4.3. Rancangan Saluran Terbuka
dilihat dari fakta yang ada di lapangan, sungai di Saluran terbuka berfungsi untuk
sekitar lokasi penelitian selalu kering. Hal ini menampung air tambang agar tidak menggenang di
menandakan bahwa tidak ditemukannya mata air di area penambangan dan mengalirkannya ke tempat
sekitar lokasi penelitian. Oleh karena itu, air tanah penampungan air. Di CV. Ellyta Karya Pratama,

6
untuk mengalirkan air tambang menuju saluran
terbuka memanfaatkan gaya gravitasi.
Pada penelitian ini, bentuk saluran terbuka
yang digunakan adalah trapesium dengan
pertimbangan mudah dalam pembuatan, dapat
mengalirkan debit air yang besar, dinding saluran
tidak mudah longsor, dan lebih mudah dalam
melakukan perawatan. Pembuatan saluran terbuka
didasarkan pada peta rancangan penambangan
tahun terakhir karena pada tahun terakhir
menghasilkan debit air tambang paling besar
sehingga penentuan letak dan perhitungan dimensi Gambar 4.1.
saluran terbuka dapat tetap setiap tahunnya. Penampang Dimensi Saluran Terbuka
Pelaksanaan pembuatan saluran terbuka 4.4. Rancangan Kolam Pengendapan
dilakukan bersamaan dengan proses penambangan Kolam pengendapan berfungsi sebagai
karena termasuk dalam kegiatan pendukung tempat untuk mengendapkan partikel–partikel
penambangan. Pembuatan saluran terbuka diawali padatan yang ikut bersama aliran air dari lokasi
dengan merancang letak lokasi saluran terbuka penambangan. Sesuai dengan hukum Stokes untuk
terlebih dahulu, setelah itu dilakukan perhitungan mengetahui kecepatan pengendapan pada kolam
dimensi saluran terbuka sesuai dengan debit air pengendapan yang akan dirancang, maka
tambang. didapatkan nilai kecepatan pengendapan
Lokasi saluran terbuka direncanakan berada 2,66 x 10-3 m/detik. Hukum Stokes dipilih karena
di sisi jenjang, karena di sisi jenjang memiliki persen (%) padatan kurang dari 40%.
kemiringan sehingga akan memudahkan air Penentuan letak dan dimensi kolam
tambang mengalir dengan memanfaatkan gaya pengendapan dibuat berdasarkan peta rancangan
gravitasi. penambangan tahun terakhir karena pada tahun
Peralatan yang digunakan untuk membuat terakhir menghasilkan debit air tambang paling
saluran terbuka adalah Backhoe Komatsu PC 200. besar sehingga letak dan perhitungan dimensi
Apabila dalam melakukan penggalian tidak sesuai kolam pengendapan dapat tetap setiap tahunnya.
dengan perhitungan dimensi saluran terbuka, maka Kolam pengendapan yang dibuat harus disesuaikan
akan menyebabkan saluran terbuka tidak dapat dengan total debit air tambang supaya dapat
menampung debit air tambang. Oleh karena itu, mencegah terjadinya luapan air di kolam
perhitungan dimensi saluran terbuka harus pengendapan.
menyesuaikan dengan debit air tambang yang Bentuk kolam pengendapan yang dibuat
masuk ke area penambangan. Perhitungan dimensi yaitu berbentuk persegi panjang dan berkelok–
saluran terbuka menggunakan rumus Manning. kelok. Kolam pengendapan dibuat berkelok–kelok
Lokasi saluran terbuka terletak di sisi dengan tujuan supaya kecepatan air yang masuk
jenjang sebelah Barat Daya yang berhubungan dapat diperkecil. Pada aliran yang rendah, waktu
langsung dengan daerah tangkapan hujan (DTH). yang dibutuhkan oleh air tambang untuk keluar
Sumber air tambang di saluran terbuka berasal dari dari kolam pengendapan semakin lama, sehingga
air hujan yang langsung masuk ke area material mempunyai waktu yang cukup untuk
penambangan, air limpasan dari daerah tangkapan mengendap.
hujan (DTH). Air tambang yang berada pada Pelaksanaan pembuatan kolam
saluran terbuka akan dialirkan langsung menuju pengendapan dilakukan bersamaan dengan proses
kolam pengendapan. Berdasarkan perhitungan, penambangan dan pembuatan saluran terbuka.
maka diperoleh dimensi saluran terbuka dengan Pembuatan kolam pengendapan diawali dengan
dimensi sebagai berikut (lihat Gambar 4.1.). merancang letak lokasi kolam pengendapan
Saluran terbuka memiliki debit sebesar 0,587 terlebih dahulu, setelah itu dilakukan perhitungan
m3/detik. dimensi kolam pengendapan sesuai dengan debit
air tambang yaitu 0,587 m3/detik.
Lokasi kolam pengendapan direncanakan
berada di sebelah Utara area penambangan dan
berhubungan langsung dengan saluran terbuka.

7
Lokasi tersebut dipilih karena berada di elevasi masuk ke area penambangan dengan debit
lebih rendah, memiliki area yang luas dan datar 0,587 m3/detik, sehingga dimensi b= 1,9 m;
sehingga bisa digunakan untuk membuat kolam B= 1,1 m; d= 0,8 m; a= 0,8 m; h= 0,7 m,
pengendapan dengan ukuran yang besar, dan L=280,80m.
berdekatan dengan saluran alami (sungai). Selain 4. Kolam pengendapan dibutuhkan sebagai
itu, lokasi kolam pengendapan juga berada di tempat untuk mengendapkan partikel–
daerah yang terdiri dari batuan kompak sehingga partikel padatan yang terbawa bersama
lokasi kolam pengendapan tidak mudah longsor. aliran air tambang yang berasal dari saluran
Peralatan yang digunakan dalam pembuatan terbuka. Kolam pengendapan terdiri dari 3
kolam pengendapan di daerah penelitian adalah kompartmen dengan luas masing–masing
Backhoe Komatsu PC 200. Selain digunakan untuk 221 m2. Spesifikasi teknis kolam
pembuatan kolam pengendapan, Backhoe Komatsu pengendapan sebagai berikut:
PC 200 juga digunakan untuk melakukan a. Dimensi kolam pengendapan:
pembersihan dan perawatan kolam pengendapan 1). Jumlah kompartmen = 3
dari partikel-partikel padatan yang mengendap. 2). Kedalaman kolam (H) = 5 m
Berdasarkan perhitungan, waktu pengerukan 3). Lebar kolam (b) =16m
(pembersihan) endapan padatan harus dilakukan 4). Lebar penyekat =2m
setiap 241 hari (8 bulan) sekali. 5). Panjang penyekat = 15 m
6). Kedalaman penyekat = 5 m
7). Panjang kolam tiap kompartmen
= 14 m
8). Panjang kolam total = 42 m
b. Kolam pengendapan memiliki volume
sebesar 1.860 m3 dengan volume
Gambar 4.2. padatan yang mengendap sebanyak
Tampak Atas Dimensi Kolam Pengendapan 12,69 m3/hari.
c. Kolam pengendapan perlu dilakukan
V. KESIMPULAN DAN SARAN pembersihan (pengerukan) endapan
5.1 Kesimpulan padatan setiap 241 hari (8 bulan) sekali.
1. Nilai curah hujan rencana yang digunakan 6.2. Saran
dalam rancangan sistem penyaliran tambang 1. Rancangan sistem penyaliran tambang perlu
= 227,68 mm/hari dengan periode ulang dibuat dari awal hingga akhir penambangan
hujan = 5 tahun dan resiko hidrologi = agar dapat mengelola air tambang secara
67,23%. terus-menerus dan kontinyu.
2. Debit air tambang berasal dari air hujan 2. Perlu dilakukan kajian lebih detil mengenai
yang langsung masuk ke bukaan tambang air tanah untuk memastikan kondisi air
dan air limpasan dari empat (4) daerah tanah di daerah penelitian sehingga asumsi
tangkapan hujan yang berbeda. Dari hasil air tanah terhadap debit air tambang dapat
perhitungan dengan intensitas curah hujan diketahui secara akurat.
sebesar 78,93mm/jam diketahui:
a. Debit air hujan dari bukaan tambang VI. DAFTAR PUSTAKA
= 0,382 m3/detik. 1. Bambang Triatmodjo, 2008, Hidrologi
b. Debit air limpasan dari DTH Terapan, Beta Offset Yogyakarta, Perum
= 0,205 m3/detik. FT-UGM No. 3 Seturan Caturtunggal
3. Rancangan saluran terbuka berdasarkan Yogyakarta 55281, hal. 216; 225 – 229.
debit air tambang yang masuk ke dalam 2. Bambang Triatmodjo, 2008, Hidraulika II,
bukaan tambang yaitu 0,587 m3/detik. Beta Offset Yogyakarta, Perum FT-UGM
Dimensi saluran terbuka dan gorong-gorong No. 3 Seturan Caturtunggal Yogyakarta
yang didapatkan berdasarkan hasil 55281, hal. 43.
perhitungan adalah: 3. Chay Asdak, 1995, Hidrologi dan
Saluran terbuka dimulai dari sisi sebelah Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Gadjah
Timur area penambangan, kemudian Mada University Press, P.O. Box 14
mengikuti sisi jenjang yang mengalirkan air Bulaksumur Yogyakarta 55281, hal. 7 – 8;
dari DTH, dan air hujan yang langsung 151 - 161.

8
4. Currie, John M., 1973, Unit Operations in
Miineral Processing, Department of
Chemical and Metalurgical Technology,
British Columbia, hal. 10-5 – 10-11; 11-1 –
11-2.
5. Rahardjo, dkk. (1977), Pringgoprawiro
(1988), Sujanto, dkk. (1975), Suroso, dkk.
(1986) dalam Dokumen Studi Kelayakan
CV. Gunung Mulia, CV. Gunung Mulia,
Purworejo, hal. 23-25.
6. Rudy Sayoga G., 1999, Sistem Penyaliran
Tambang, Jurusan Teknik Pertambangan,
Fakultas Teknologi Mineral, Institut
Teknologi Bandung, hal. 2-2 – 2-3; 2-5; 2-
7; 4-1 – 4-4.
7. Partanto Prodjosumarto, 1994, Rancangan
Kolam Pengendapan sebagai Pelengkap
Sistem Penirisan Tambang, Presentasi
Konggres Perhapi Bandung.
8. Powers, J. Patrick, 1992, Construction
Dewatering: New Methods and
Applications, Jhon Wiley and Sons, New
York, hal 177-188; 253-256.
9. Sosrodarsono,S. dan Takeda K., 2003,
Hidrologi untuk Pengairan, PT. Pradnya
Paramitha, Jalan Bunga 8 – 8 A Jakarta
13140, hal. 7 - 8.
10. Suripin, 2004, Sistem Drainase Perkotaan
yang Berkelanjutan, CV. Andi Offset, Jalan
Beo 38 – 40 Yogyakarta 55281, hal. 20 –
21; 50 – 53; 67-68; 77; 79 – 81; 147 - 151.
11. _______, 2013, Specifications &
application handbook edition 31, Komatsu,
Japan.

Anda mungkin juga menyukai