Anda di halaman 1dari 3

TATA TERTIB MUSYAWARAH BESAR (MUBES) III

IKATAN SANTRI SALAFIYAH SYAFI’IYAH


SUKOREJO SITUBONDO

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
1 Musyawarah Besar III yang selanjutnya disingkat MUBES III, yang dimaksud MUBES III
dalam peraturan Tata Tertib ini adalah permusyawaratan tertinggi sebagaimana dimaksud dalam
AD pasal 21 ayat 1 Poin a dan ART pasal 18 Ayat 1 Poin a, yang diselenggarakan oleh PP
IKSASS pada tanggal 16 – 18 Nopember 2011 M bertepatan dengan tanggal 20 – 22 Dzulhijjah
1432 H, bertempat di Auditurium Putra Sukorejo Situbondo.
2 MUBES III diikuti oleh peserta dan peninjau yang diatur dalam pasal peraturan tata tertib ini
sebagaimana yang dimaksud dalam Bab III pasal 3 dalam Tatib MUBES III.
3 MUBES III ini dinyatakan sah apabila dihadiri oleh 2/3 dari jumlah Rayon dan Subrayon (ART
IKSASS Bab XIII pasal 21)
BAB II
TUGAS DAN WEWENANG MUBES III
Pasal 2
MUBES III mempunyai tugas dan wewenang untuk :
1 Menilai kepengurusan serta mengesahkan laporan pertanggung jawaban Pengurus Pusat
IKSASS Periode III Tahun 2009-2011.
2 Menetapkan dan atau mengubah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Garis-Garis
Besar Organisasi dan Program Kerja IKSASS.
3 Menetapkan Pokok-Pokok Pikiran dan Rekomendasi MUBES III.
4 Memilih dan Menetapkan Ketua Umum PP. IKSASS.

BAB III
PESERTA DAN PENINJAU
Pasal 3
1 Peserta terdiri atas :
a. Utusan-utusan Rayon dan Subrayon IKSASS yang telah mendapatkan Pengesahan PP
IKSASS Periode III 2009 - 2011 dengan mendapat mandat dari Pengurus Rayon atau
Pengurus Subrayon yang bersangkutan.
b. Pengurus Pusat IKSASS Periode III 2009 - 2011
2 Peninjau terdiri atas:
i. Peninjau Aktif yaitu :
 Pengurus Pesantren
 Organisasi Alumni di luar Struktur IKSASS
ii. Peninjau Pasif yaitu :
 Pers
 Pengamat yang diundang oleh Panitia
Pasal 4
1 Setiap Peserta dan Peninjau diberikan Tanda Pengenal MUBES III yang wajib dipakai selama
sidang-sidang MUBES III berlangsung.
2 Panitia dan Petugas Keamanan yang ditunjuk oleh Panitia berhak melarang peserta atau orang
perorang yang akan masuk kedalam persidangan tanpa memakai tanda pengenal MUBES III.

BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 5
1 Setiap peserta dan peninjau berkewajiban menaati ketentuan dan Tata Tertib MUBES III.
2 Setiap peserta dan peninjau berkewajiban menjaga ketertiban, kelancaran dan kualitas sidang-
sidang serta penyelenggaraan MUBES III.
3 Pengurus rayon dan pengurus subrayon mempunyai hak bicara, hak dipilih, dan memilih.
4 Pengurus rayon memiliki tiga suara dan pengurus subrayon satu suara.
5 Pengurus pusat mempunyai hak bicara dan hak dipilih.
6 Peninjau aktif mempunyai hak bicara.
7 Peninjau pasif tidak mempunyai hak bicara, hak dipilih dan memilih.
8 Peserta dan peninjau aktiv dapat berbicara dengan izin pimpinan sidang.
9 Apabila ada peserta dan peninjau yang melanggar isi Tata Tertib ini, maka panitia atau petugas
keamanan yang ditunjuk oleh Panitia berhak mengeluarkan peserta atau peninjau dari ruang
sidang setelah melalui peringatan sekurang-kurangnya 3 kali.
BAB V
PERSIDANGAN
MUSYAWARAH DAN SIDANG-SIDANG
Pasal 6
1 Jenis musyawarah dan sidang-sidang MUBES III terdiri atas:
i. Sidang Pleno, dihadiri oleh seluruh peserta dan peninjau MUBES III.
ii. Sidang-sidang komisi, dihadiri oleh anggota komisi yang diatur oleh Panitia MUBES III atas
usul Pengurus rayon dan pengurus subrayon.
2 Sidang komisi merupakan kelompok kerja yang membahas dan mengkaji materi khusus dan
dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :
i Komisi A : Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
ii Komisi B : Garis-garis Besar Haluan Organisasi dan Program Kerja
iii Komisi C : Pokok-pokok pikiran dan Rekomendasi
3 Apabila dipandang perlu, suatu Komisi dapat membentuk subkomisi.
Pasal 7
Pimpinan Sidang
1 Sidang-sidang pleno dipimpin oleh Dewan Presidium yang beranggotakan tiga orang dan
diajukan oleh panitia serta disetujui oleh peserta MUBES III
2 Pimpinan sidang komisi terdiri atas seorang ketua dan seorang Sekretaris yang dipilih oleh dan
dari komisi yang bersangkutan.
Pasal 8
Tugas, hak, dan kewajiban pimpinan sidang
1 Pimpinan Sidang memimpin jalannya persidangan agar tetap dalam kebersamaan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan untuk mencapai mufakat.
2 Berusaha mempertemukan pendapat-pendapat yang berbeda, menyimpulkan pembicaraan dan
memadukan persoalan yang sebenarnya serta mengembalikan jalannya sidang kepada pokok
pembicaraan.
Pasal 9
1. Setiap Sidang Pleno dinyatakan sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya separuh lebih satu
dari jumlah Rayon dan Subrayon yang tercatat sebagai peserta.
2. Sidang Komisi dinyatakan sah apabila dihadiri oleh paling sedikitnya separuh lebih satu dari
anggota Komisi.
3. Apabila ketentuan-ketentuan pada ayat 1 dan 2 tidak dapat terpenuhi, maka Sidang diskors
selama 1x15 menit dan Sidang dibuka kembali tanpa memperhatikan qourum dengan
persetujuan Peserta Sidang.
Pasal 10
Pengambilan keputusan
1 Semua keputusan ditetapkan melalui musyawarah untuk mufakat.
2 Apabila ketentuan pada ayat 1 tidak terpenuhi, maka dilakukan lobi
3 Apabila ketentuan pada ayat 2 tidak terpenuhi, maka dilakukan pemungutan suara (Votting).
4 Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat 3, dinyatakan sah apabila disetujui oleh suara
terbanyak.
5 Apabila hasil pemungutan suara berimbang, maka dilakukan pemungutan suara ulang paling
banyak 3 kali.
6 Apabila dalam pemungutan suara ulang masih tetap berimbang, Sidang diskors selama 1 x 15
menit dan untuk selanjutnya Sidang dibuka kembali.
7 Pemungutan suara dilakukan secara bebas, rahasia, terbuka,dan jurdil.
Pasal 11
Berita Acara Persidangan
1 Seluruh pelaksanaan Sidang, baik Sidang Pleno maupun Sidang Komisi harus mempunyai berita
acara yang berisi :
a. Waktu, Acara dan Tanggal pelaksanaan persidangan.
b. Topik persidangan.
c. Jenis persidangan (Pleno, Komisi dan Sub. Komisi)
d. Pimpinan Sidang.
e. Jumlah Peserta Sidang yang menandatangani Daftar Hadir.
f. Kesimpulan keputusan persidangan.
2 Semua keputusan dan ketetapan MUBES III ditandatangani oleh Presidium Sidang.
BAB VI
KETENTUAN TAMBAHAN
1 Tata Tertib Pemilihan ketua umum dan Team Formatur akan diatur kemudian.
2 Hal-hal yang belum diatur dalam peraturan Tata Tertib ini, akan ditetapkan oleh Presidium
Sidang berdasarkan musyawarah mufakat.
3 Peraturan Tata Tertib ini berlaku sejak waktu dan tanggal ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai