Anda di halaman 1dari 23

PENTINGNYA KESADARAN DAN WAWASAN

PERSPEKTIF GLOBAL
“DALAM KASUS KEBAKARAN HUTAN DI DESA TANJUNG
MENANG”

DISUSUN OLEH :

NAMA : SERI
NIM : 877594507
KELAS :2B
MATA KULIAH : PERSPEKTIF GLOBAL
TUTOR : RICKY SYAHRUDDIN, S.Ag., M.Si

PROGRAM STUDY PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIK
UNIVERSITAS UNIVERSITAS TERBUKA PALEMBANG
POKJAR PRABUMULIH
T.A 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Pentingnya Kesadaran
dan Wawasan Perspektif Global Dalam Kasus “ KEBAKARAN HUTAN DI DESA
TANJUNG MENANG” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada Mata Kuliah Perspektif Global. Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Pemahaman Pentingnya
Kesadaran dan Wawasan Perspektif Global Dalam Kasus “KEBAKARAN HUTAN DI
DESA TANJUNG MENANG” bagi yang pembaca dan penyusun.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak RICKY SYAHRUDDIN,
S.Ag., M.Si, selaku tutor Mata Kuliah Perspektif Global yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan
dukungan, masukan dan semangat sehingga kami dapat menyelesaikan menyusun makalah
ini. Kami menyadari, makalah yang kami susun ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangunakan kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Prabumulih, 14 Mei 2024

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................... ii
BAB I..................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN................................................................................................. 1
A. LatarBelakang...................................................................................... 1
B. RumusanMasalah................................................................................ 2
C. TujuanMasalah.................................................................................... 2
BAB II................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN.................................................................................................... 3
A. PentingnyaKesadarandalamPerspektif Global.................................... 3
- Nasionalisme (KesadaranNasional)............................................... 7
- Norma dan Agama......................................................................... 8
- NilaiBudayaBangsa....................................................................... 8
B. PentingnyaWawasandalamPerspektif Global...................................... 13
BAB III.................................................................................................................. 18
PENUTUP............................................................................................................. 18
Kesimpulan................................................................................................ 18
Saran.......................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 20

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada masa sekarang kegiatan global termasuk budaya sudah merambah
masuk dengan mudah di berbagai negara. Pertukaran budaya masuk bebas tanpa
batas seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi yang semakin maju.
Saat ini, kita memasuki abad “dunia tanpa tapal batas” administrasi negara.
Kita merasakan bahwa dunia menjadi semakin sempit, dan transparan. Suatu
peristiwa yang terjadi di satu belahan dunia akan dengan cepat diketahui di belahan
dunia lainnya. Pengaruhnya dapat menembus langsung ke pelosok- pelosok dunia.
Untuk ini kita dapat mengetahui dari koran, televisi, radio, telepon, internet, e-mail,
dan sebagainya. Inilah teknologi komunikasi yang merupakan media informasi
bagimanusia.
Sadarkah kita, bahwa dirumah saat ini sudah dipenuhi dengan alat dan media
sebagai hasil kemajuan teknologi, misalnya TV, radio, telepon, parabola dan
sebagainya. Alat dan media tersebut mempersempit dunia. Kita dapat mengetahui apa
yang terjadi di Timur tengah, di Eropa, di Amerika dalam sekejap. Dapatkah kita
menolak kehadiran informasi melalui alat dan media teknologi tersebut? Atau apakah
kita mempunyai kekuatan untuk menolaknya? Kita tidak perlu menolaknya yang
penting bagi kita bagaimana kita mengakomodasikannya ke dalam pola dan perilaku
sesuai dengan nilai dan budaya kita.
Di sinilah kita memerlukan kesadaran yang tinggi serta wawasan yang luas.
Dengan kesadaran bahwa kita merasakan adanya kebutuhan memahami masalah
global, serta dengan wawasan yang luas kita dapat memilih dan memilah informasi
atau nilai mana yang diperlukan dan mana yang tidak, mana yang sesuai dengan nilai
budaya kita dan mana yang tidak.
Hutan merupakan sumber daya alam yang sangat penting dan bermanfaat bagi
hidup dan kehidupan baik secara langsung maupun tidak langsung. Manfaat langsung
dari keberadaan hutan diantaranya adalah getah karetnya. Hasil dari getah karetnya
bias menghasilkan pendapatan bagi petani.
Kebakaran hutan sering terjadi diakibatkan pembukaan lahan dan juga karena
adanya musim kemarau. Musim kemarau menyebabkan hutan terbakar karena cuaca
panas dan juga debit air didalam tanah berkurang, mengakibatkan mudahnya terjadi

1
kebakaran hutan pada saat musim kemarau.

B. Rumusan Masalah
1. Seberapa penting kesadaran dalam perspektif global, dalam kasus kebakaran
hutan di desa Tanjung menang?
2. Seberapa penting wawasan dalam perspektif global dalam kasus kebakaraan
hutan di desa Tanjung Menang?

C. Tujuan Masalah
1. Pentingnya kesadaran perspektif global dalam kasus kebakaran hutan di desa
Tanjung Menang?
2. Pentingnya wawasan perspektif global dalam kasus kebakaran hutan di desa
Tanjung Menang

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pentingnya Kesadaran dalam PerspektifGlobal


Menurut Kamus Filsafat yang ditulis oleh Loren Bagus (1996) bahwa yang
dimaksud dengan kesadaran mengandung arti keinsyafan terhadap ego diri atau
benda. Kesadaran adalah kemampuan untuk melihat dirinya sendiri sebagaimana
orang lain dapat melihatnya. Dengan kata lain kesadaran adalah “pengakuan diri”.
Kesadaran muncul daridalam diri kita sebagai cetusan nurani. Kalau hal ini dikaitkan
dengan perspektif global maka kesadaran disini adalah pengakuan bahwa kita adalah
bukan semata-mata sebagai warga suatu negara tetapi juga warga dunia, yang
mempunyai ketergantungan terhadap orang lain dan bangsa lain, serta terhadap alam
sekitar baik secara lokal, nasional dan global. Dengan kesadaran itu muncul suatu
pengakuan bahwa masalah global perlu dipelajari, dipahami dan dimanfaatkan untuk
kepentingan bersama, sehingga dalam berpikir, berucap dan bertindak menunjukkan
dan mencerminkan adanya kepedulian, kepentingan, dan kemanfaatan.
Sementara yang dimaksud dengan wawasan menurut Ensiklopedia Nasional
Indonesia Jilid 17 (1991) adalah sikap pandang atau cara pandang yang melihat
sesuatu sebagai suatu kepentingan. Dalam kaitannya dengan masalah global
wawasan global adalah suatu pemahaman terhadap pengetahuan, fenomena,
masalah dan peristiwa yang bersifat global untuk kepentingan umat manusia,
sehingga kita berusaha untuk mempertahankannya. Dengan demikian perspektif
global adalah pengakuan dan cara pandang terhadap masalah-masalah global.
Tanpa kesadaran kita tidak dapat memahami masalah global, dan tanpa
wawasan kita tidak akan mampu memepertahankan kehidupan global. Dalam
kehidupan global yang pertama kali harus disadari adalah bahwa manusia adalah
merupakan warga global, sebagai penduduk dunia yang memiliki hak dan
kewajiban tertentu. Hak merupakan conerstone of citizenship (Steiner, 1966:20),

3
merupakan inti dari kehidupan warga dunia. Sedangkan kewajiban merupakan
panggilan atau tanggungjawab atau tugas kita sebagai warga dunia. Selain itu perlu
kita sadari bahwa dunia ini tidak hanya ada kita, akan tetapi ada orang lain yang
bermukim diseluruh belahan dunia. Oleh karena itu, kita harus banyak mempelajari
tentang dunia dan seisinya.
Oleh karena siswa kita merupakan bagian dari dunia maka dia harus diberikan
pengetahuan tentang keberadaan dia sebagai penduduk dunia. Tugas guru adalah
mengglobalkan pengetahuan dan sikap serta kesadaran siswa terhadap dunia. Guru
seperti ini adalah guru global atau Global Teacher (Steiner, 1996).
Kunci pokok dari perspektif global adalah “menghormati orang lain”. oleh karena itu,
informasi, komunikasi terbuka dan mau mendengar merupakan keterampilan dasar
bagi warga negara untuk memahami dunia. Permasalahan global yang sering kita
dengar adalah tentang demokrasi, hak asasi, keadilan sosial dan tanggung jawab
global. Namun kita juga harus menyadari bahwa pelaksanaan masalah tersebut akan
bervariasi anatar negara yang satu dengan yang lainnya.
Kesadaran tentang globalisasi mencakup empat pemahaman besar. Pertama, negara
tidak lagi menjadi satu-satunya aktor baik dalam hubungan-hubungan politik dan
ekonomi baik di tingkat lokal, nasional dan internasional. Dengan demikian negara
tidak lagi satu-satunya pemegang legitimasi politik. Banyak kebijakan-kebijakan
ekonomi, sosial, dan politik yang tidak hanya dierptanyakan oleh individu dan
masyarakat domestik, melainkan juga menjadi subyek dari perdebatan diluar batas
negara yang bersangkutan.
Selain itu, kedaulatan negara menjadi tidak mutlak karena sumber, dampak, maupun
pemecahan masalah-masalah yang berkembang melampaui batas kedaulatan negara.
Bahkan sulit, memisahkan secara mutlak masalah domestik dan masalah eksternal.
Kedua, munculnya kombinasi kekuatan ekonomi dan teknologi informasi yang tidak
dapat sepenuhnya dikontrol oleh negara. Oleh kaum realis, gejala ini dilihat sebagai
ekspansi kekuatan negara besar; sebagai gejala munculnya aktor baru dalam dunia
yang makin kompleks dan plural bagi kaum liberal; dan sebagai wujud dari
kekuasaan kekuatan kapitalisme global bagi kaum Marxis dan Neo-Marxis. Meskipun
demikian, ketiga, semua sepakat bahwa konsekuensi mendasar dari globalisasi adalah
keterbukaan (openess), persaingan (competition) dan efisiensi.

4
Terakhir, keempat, interaksi global memunculkan masalah-masalah transnasional
yang hanya dapat diatasi melalui kerjasama internasional. Paradigma neo-
fungsionalisme melihat hal ini sebagai jalan ke arah integrasi regional. Disinilah
hubungan antara individu, kelompok dan masyarakat, negara, dan aktor-aktor
global/internasional melahirkan saling ketergantungan dan saling vulnerabilitas yang
tinggi satu sama lain. Mereka menjadi sensitif satu sama lain.
Kesadaran tentang globalisasi seperti di atas memunculkan pentingnya kajian tentang:
Hubungan antara negara, pasar, dan masyarakat (state, market, and society)
perubahan-perubahan besar yang digerakkan oleh teknologi informasi, gerakan
individu, dan masyarakat, serta modal (kekuatan ekonomi) lintas nasional integrasi
regional baik dibidang ekonomi, politik, dan budaya-sosiologis
Masalah-masalah transnasional dan global: money laundrering, migrant workers,
terorisme, drug trafficking, illegal migration, penyelundupan senjata, kejahatan cyber
(cyber crimes), dan masalah-masalah lingkungan hidup
Munculnya masalah identitas sebagai basis interaksi dan kepentingan individu dan
masyarakat baik pada tingkat domestik maupun internasional
Kesadaran tentang terjadinya globalisasi adalah sikap menerima suatu kenyataan
bahwa planet tempat kita berada ini semakin meyempit dengan adanya terobosan di
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Sikap dalam menghadapi globalisasi ini
adalah bukan melawan arus globalisasi akan tetapi kita harus dapat “menjinakkan”
globalisasi itu sendiri. Globalisasi adalah suatu proses yang berlanjut, bila kita lambat
mengikutinya maka kita akan semakinketinggalan.
Tetapi juga akan berakibat fatal apabila kita salah dalammemperlakukannya.
Salah satu faktor yang mendorong kuatnya globalisasi ini adalah adanya kemajuan
yang pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Bagaimana kemajuan dalam ilmu
pengetahuan dan teknologi dapat menimbulkan globalisasi?
Kita menyadari betul bahwa perkembangan dalam bidang Ilmu dan Teknologi
(IPTEK) begitu pesat. Menurut Makagiansar (Mimbar, 1989).
Kemajuan IPTEK ini ditandai dengan berbagai temuan yang mengagumkan. Kita
mengetahui berbagai temuan dalam ilmu pengetahuan yang berdampak dunia,
misalnya tentang perkembangbiakan makhluk hidup melalui sel yaitu “kloning”, dan
ditemukannya hijau daun (klorofil) sebagai obat pembasmi

5
kanker (Republika, 10 Februari 1998). Selain itu, kemajuan dalam bidang teknologi
informasi terutama penggunaan komputer dan satelit juga merupakan faktor yang
mempercepat arus globalisasi ini. Masih banyak contoh lainnya yang membuktikan
bahwa kemajuan dalam IPTEK mempunyai dampak global
Perkembangan teknologi komunikasi dimulai dengan diciptakannya pesawat telepon
oleh Alenxander Graham Bell (Yaya, 1998) pada tahun 1876, ini membawa
perubahan besar terhadap teknologi komunikasi. Teknologi komunikasi ini lebih
diperkuat lagi dengan berkembangnya teknologi komputer yang diciptakan oleh
Atanasoff dan Clifford Berry tahun 1939. Kedua teknologi tersebut secara bersinergi
memberikan landasan yang kuat bagi perkembangan teknologi komunikasimodern.
Dengan adanya teknologi telepon ini tidak lagi mengenal batas administrasi negara.
Telepon mempunyai jangkauan yang sangat jauh dan luas, namun demikian manusia
tetap tidak puas, selalu meraskan adanya kekurangan, bagaimana kalau orang yang
ditelepon tidak ada ditempat? Bukankah komunikasi tersebut akan terhenti sampai
disitu? Oleh karena itu para ilmuwan terus berpikir, maka muncullah teknologi untuk
mensinergikan sehingga bersinerginya telepon dan komputer tersebut memunculkan
surat elektronik (e-mail), pager, telepon genggam, dan internet yang dapat mengatasi
kekurangan teknologi telepon seperti disebutkan diatas.
Teknologi merupakan alat dan jalan, yang penggunaannya sangat tergantung pada
orangnya. Apabila digunakan untuk hal yang negatif maka teknologi menjadi
sesuatu yang jelek dan menakutkan, sebaliknya apabila digunakan untuk
kepentingan yang positif maka teknologi menjadi sesuatu yang baik dan sangat
mengasyikkan. Di sinilah pentingnya kesadaran dan wawasan agar teknologi
digunakan untuk kepentingan yang positif.
Saat ini, kita memasuki abad “dunia tanpa tapal batas” administrasi negara. Kita
merasakan bahwa dunia menjadi semakin sempit, dan transparan. Suatu peristiwa
yang terjadi di satu belahan dunia akan dengan cepat diketahui di belahan dunia
lainnya. Pengaruhnya dapat menembus langsung ke pelosok- pelosok dunia. Untuk ini
kita dapat mengetahui dari koran, televisi, radio,telepon,

6
internet, e-mail, dan sebagainya. Inilah teknologi komunikasi yang merupakan
media informasi bagi manusia.
Sadarkah kita, bahwa dirumah saat ini sudah dipenuhi dengan alat dan media
sebagai hasil kemajuan teknologi, misalnya TV, radio, telepon, parabola dan
sebagainya. Alat dan media tersebut mempersempit dunia. Kita dapat mengetahui
apa yang terjadi di Timur tengah, di Eropa, di Amerika dalam sekejap. Dapatkah
kita menolak kehadiran informasi melalui alat dan media teknologi tersebut? Atau
apakah kita mempunyai kekuatan untuk menolaknya? Kita tidak perlu menolaknya
yang penting bagi kita bagaimana kita mengakomodasikannya ke dalam pola dan
perilaku sesuai dengan nilai dan budaya kita.
Di sinilah kita memerlukan kesadaran yang tinggi serta wawasan yang luas. Dengan
kesadaran bahwa kita merasakan adanya kebutuhan memahami masalah global, serta
dengan wawasan yang luas kita dapat memilih dan memilah informasi atau nilai mana
yang diperlukan dan mana yang tidak, mana yang sesuai dengan nilai budaya kita dan
mana yang tidak.
Untuk mendukung kesadaran dan wawasan kita diperlukan adanya landasan,
seperti berikut:
1. Nasionalisme (KesadaranNasional)
Imawan mengutip pendapat haas (Yaya, 1998) bahwa nesionalisme yang kuat dapat
menjadi pilar terhadap pengaruh buruk dari perkembangan teknologi yang pesat ini.
Nasionalisme identik dengan perasaan atau semangat kesadaran bersama bahwa kita
memiliki nilai bersama yang harus dijaga. Nasionalisme menunjuk pada totalitas
kultur, sejarah, bahasa, psikologi serta sentimen sosiallainnya yang menarik orang
pada satu perasaan saling memiliki cita-cita maupun nilai kemasyarakatan.
Nasionalisme adalah cinta tanah air dengan prinsip baik buruk adalah negeriku.
Namun dalam melaksanakannya nasionalisme itu tidak disikapi secara kaku, atau
merupakan kesetiaan yang buta. Nasionalisme tetap perlu dilandasi oleh logika dan
rasional.

7
Nasionalisme harus mampu menangkal perbedaan suku, adat-istiadat, ras dan
agama. Namun juga tidak hanya terkait oleh baik buruk adalah negaraku dan
bangsaku. Yang baik harus kita ambil dan yang buruk kita tinggalkan.
Kita memiliki kesadaran nasionalisme yang cukup kuat, misalnya
kesetiakawanan sosial, ketahanan nasinal, dan musyawarah nasional.

2. Norma danAgama
Bangsa kita terkenal sebagai bangsa yang agamis, patuh terhadap aturan dan norma
yang ada, baik itu norma adat, sosial, susila, dan norma lainnya. Semua agama dan
norma ini memberikan landasan kepada bangsa kita untuk dapat memilih dan memilah
informasi yang dapat kita gunakan. Norma dan agama adalah pilar utama untuk
menangkal pengaruh negatif seiring dengan gelombang globalisasi.

3. Nilai BudayaBangsa
Bangsa kita memiliki nilai budaya yang luhur, yang dapat dijadikan pilar dan filter
terhadap berbagai pengaruh yang negatif, serta sebagai pendukung bagi nilai dan
pengaruh, yang membawa dampak positif bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sebagai contoh adalah “Pela Gandong” di Ambon untuk landasan kerukunan,
pepatah “guru kencing berdiri, murid kencing berlari” untuk simbol keteladanan,
“rawe-rawe rantas malang-malang putung” sebagai simbol kebersamaan, dan silih-
asah, silih-asih, dan silih-asuh untuk acuan pendidikan masyarakat. Bukankah nilai
budaya ini juga akan menjadi faktor pendukung sekaligus pilar terhadap globalisasi.
Tiga hal tersebut merupakan faktor pendukung dan sekaligus menjadi pilar terhadap
pengaruh negatif yang perlu diperkokoh dalam rangka memasuki era globalisasi.
Menurut Emil Salim (Mimbar Pendidikan, 1989), terdapat empat bidang kekuatan
gelombang globalisasi yang paling menonjol yaitu:
a. Kekuatan pertama yang membuat dunia menjadi transparan dan
sempit adalah gelombang perkembangan IPTEK yang amat tinggi. Kekuatan
ini nampak antara lain penggunaan komputer dan satelit. Dengan teknologi ini
sekarang orang dapat dengan cepat dapat menghimpun informasidunia

8
dengan rinci tentang segala hal, misalnya kekayaan laut, hutan dan lain-
lain. Dengan kemajuan IPTEK yang begitu kuat pengaruhnya sehingga
dapat mengubah perspektif atau sikap, pandangan dan perilaku orang.
Dengan kemajuan teknologi ini pula sekarang orang dapat berkomunikasi
dengan cepat di manapun mereka berada melalui handphone, internet dan
lain-lain.
b. Kekuatan kedua adalah kekuatan ekonomi. Ekonomi global yang
terjadi saat ini demikian kuat, sehingga peristiwa ekonomi yang terjadi di
suatu negara akan dapat dengan mudah diikuti dan mempengaruhi negara
lain. globalisasi dalam ekonomi nampak sebagai suatu keterkaitan mata
rantai yang sulit untuk dilepaskan. Krisis moneter yang melanda
Indonesiasaat ini, tidak terlepas dari kegiatan ekonomi di negara-negara
ASEAN dan bahkandunia.
c. Hal ketiga yang paling banyak di soroti saat ini adalah masalah
lingkungan hidup. Kita masih ingat tentang peristiwa kebakaran hutan di
Indonesia yang berdampak dunia. Pengaruh asap kebakaran hutan di
Kalimantan dan Sumatra dapat dirasakan di negara tetangga seperti Malaysia,
Singapura, Thailand dan bahkan Filiphina. Dampaknya sangat terasa di
seluruh dunia, di mana semua penerbangan ke Indonesia tertunda karena
adanya gangguanasap.
d. Politik merupakan kekuatan keempat yang dirasakan sebagai
kekuatan global. Misalnya krisis Teluk dampaknya sangat dirasakan secara
global di negara-negara lain, baik dalam segi politik maupun ekonomi.
Adanya kekisruhan politik dalam negeri juga berdampak besar terhadap
perkembangan pariwisata, perdagangan dansebagainya.
Kalau kita cermati hal tersebut, dampak yang dirasakan oleh dunia terhadap suatu
gejala itu diakibatkan oleh pesatnya kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi. Kemajuan IPTEK menyebabkan cepatnya komunikasi antara orang yang
satu dengan yang lainnya, antara negara yang satu dengan yang lainnya. Dengan
demikian maka arus informasi akan semakin cepat pula mengalirnya. Oleh karena itu,
diyakini bahwa orang yang menguasai informasi itu akan menguasaidunia.

9
Masalah lingkungan hidup saat ini sudah merupakan masalah dunia dan bukan
hanya masalah negara yang bersangkutan. Kita masih ingat bahwa Singapura,
Jepang, Australia dan Amerika mengirimkan bantuan ke Indonesia untuk
memadamkan api dalam kebakaran lahan. Bukankah itu menjadi bukti bahwa
masalah lingkungan hidup merupakan masalah global.
Benar apa yang dikatakan Adikusumo (Mimbar pendidikan, 1989) bahwa globalisasi
adalah spektrum perubahan sosial yang sulit diantisipasi. Perubahan berskala global
itu langsung berkaitan dengan dimensi aspirasi manusia pada akhir abad 20, yang
ditandai dengan ciri khas berupa kekentalan informasi.
Globalisasi ditandai dengan abad serba berubah, era kompetitif, dan era informasi.
Oleh karena globalisasi merupakan dampak dari kemajuan IPTEK maka untuk
menguasainya juga kita harus menguasai IPTEK. Salah satu cara untuk menguasai
IPTEK ini adalah meningkatkan pendidikan bangsa Indonesia.
Saat ini sering kita dengar istilah alih teknologi. Ini pun tidak akan menolong
banyak tanpa kita menguasai IPTEK-nya itu sendiri. Dengan menguasai IPTEK kita
dapat menjinakkan globalisasi. Dengan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
kita tidak hanya mengekor, mengikuti arahnya globalisasi tanpa kendali, akan tetapi
kita harus dapat mengendalikan globalisasi sesuai dengan akar budaya bangsa kita
sendiri.
Kalau kita melihat kembali gelombang dahsyat dari globalisasi ini, yaitu dalam
bidang IPTEK, ekonomi, lingkungan dan politik, maka faktor nasionalisme, norma
dan agama, serta nilai budaya, secara bersinergi dapat menjinakkan globalisasi.
Globalisasi bukan lagi hal yang menakutkan tetapi sesuatu yang didambakan.
Perlunya sikap terbuka dan tanggap terhadap persoalan global.
Globalisasi bukan merupakan sesuatu yang sangat baru, karena sebelum ini anda
sudah mengenal hal yang bersifat global, misalnya:
a. Dalam mata pelajaran PPKn terdapat materi yang berkaitan
antaralain dengan Hak Asasi Manusia, keadilan, demokrasi danlain-lain.
b. Dalam IPS berkaitan dengan masalah anatar lain iklim, lingkungan
dan kependudukan, pengaruh revolusi Inggris, serta sistem dumping diJepang.

10
c. Dalam mata pelajaran IPA anda juga sering mendengar kebocoran
ozon, pemanasan atmosfer, El-Nino dansebagainya.
Contoh tersebut hanya sebagian kecil saja dari keadaan yang
sesungguhnya.
Pengetahuan tentang masalah global dalam mata pelajaran tersebut sangat
membantu. Sebagai guru hendaknya tidak perlu kaget dan merasa asing terhadap
globalisasi, akan tetapi diperlukan kesiapan dengan menambah pengetahuan,
meningkatkan kesadaran dan memperluas wawasan. Selain itu juga diperlukan sikap
terbuka untuk setiap pembaharuan.
Untuk itu berikut ini kutipan sajak dari Mahatma Gandhi yang di kutip oleh
Makagiansar (Mimbar Pendidikan, 1989):
“biarkan jendela dan pintu rumahku tetap terbuka lebar sehingga semua angin dari
utara dan selatan dari timur dan barat dapat meniupkan ke rumahku tetapi jangan
sampai meruntuhkan fundamental rumahku”.
Sajak tersebut mengungkap makna adanya keterbukaan yang selektif, artinya kita
tetap terbuka dengan berbagai pembaharuan, termasuk globalisasi, akan tetapi tidak
boleh menghancurkan apa yang sudah baik dan ada pada kita. Sikap Gandhi seperti
ini harus dijadikan acuan dalam menghadapi era globalisasi ini. Gandhi telah
menunjukkan bahwa keterbukaan itu adalah salah satu faktor untuk berkembang.
Perlu disadari bahwa globalisasi mempunyai dampak positif dan negatif.
Positif karena dapat mengambil keuntungan dengan perkembangan ilmu dan
kemajuan dari negara lain, akan tetapi akan berubah menjadi damapak negatif apabila
tidak mempersiapkan diri dengan berbagai bekal pengetahuan, norma dan ideologi
yang kuat. Apabila tidak siap maka akan tergilas dan jauh ketinggalan dari bangsa
lain.
Dalam kaitannya dengan globalisasi ini, ada suatu mitos yaitu “think globally and
act locally”. Orang harus berpikir dan berwawasan secara global, akan tetapi tidak
melupakan landasan kita yaitu nasionalisme, agama dan norma, serta nilai budaya
yang ada, karena itu sebagai identitas bangsa kita. Namun juga tidak perlu
meninggalkan masalah lokal karena itu harus dihadapi dan dirasakan secara langsung
sehari-hari. Untuk kepentingan global, harus dimulai dari

11
masalah lokal. Inilah yang menurut Steiner (1996) sebagai peran “global teacher”
atau guru global, yaitu kita berwawasan global namun bertindak dari mulai lokal
sehingga mencapai yang lebih global. Sebagai contoh adalah peristiwa kebakaran
hutan walaupun dampaknya mendunia dan mengglobal, namun kita tidak perlu
menunggu bantuan dari PBB untuk memadamkannya. Kita sendiri berusaha untuk
memadamkannya, karena itu ada di daerah kita.
Sebaliknya ada masalah-masalah global yang berdampak lokal, atau nasional.
Sebagai contoh adalah pengaruh La Nina yang menyebarkan perubahan musim yang
tidak teratur, ini disebabkan oleh adanya penurunan suhu udara di sekitar daerah
ekuator. Akibatnya mempengaruhi sistem pertanian di daerah kita. Untuk ini kita
harus menyesuaikan dengan perubahan sistem tersebut, misalnya jenis tenaman yang
ditanam, serta penyesuaian musim tanam. Itu adalah contoh kecil saja yang dapat
dikemukakan.
Ciri-ciri globalisasi yaitu:
a. Padatinformasi
b. Kompetisi yangsehat
c. Komunikasi yanglancar
d. Keterbukaan.
Dengan demikian, dalam era globalisasi ini informasi menjadi sangat penting,
maka harus menguasai informasi. Informasi ibarat darah dalam tubuh, apabila
ingin bertahan hidup, maka harus menguasai informasi.
Hal yang harus dilakukan untuk lebih memahami masalah globalisasi
yaitu:
a. Tertarik dan menaruh perhatian terhadap peristiwa-peristiwa dan
perubahan pada masyarakat tingkat lokal, nasional dan masyarakat global.
b. Aktif mencari informasi yang berkaitan dengan
masalah,peristiwa, kegiatan baik di tingkat lokal, nasional, danglobal.
c. Mau menerima setiap perubahan dan pembaruan sepanjang
tidak bertentangan dengan nilai budaya bangsakita.
d. Peduli dan mau membantu memecahkan masalahglobal.
e. Secara terus-menerus meningkatkan ilmu pengetahuan, baik
melalui pendidikan formal atau dengan cara-caranonformal.

12
Dalam globalisasi, harus disadari bahwa setiap bangsa saling bersaing, dan berpacu
dengan segala perubahan dan kemajuan. Maka akan kalah dalam persaingan jika tidak
siap, dan tidak mengantisipasinya dari awal. Kesiapan dalam bersaing adalah
penguasaan ilmu pengetahuan danteknologi.
Menurut Mochtar Buchari (Mimbar Pendidikan, 1989), peningkatan daya saing itu
sebagai berikut:
a. Peningkatan produksi dan mutu produk. Yang dimaksudkan
dengan produk ini tidak hanya dalam pengertian industri, akan tetapi juga
dalam pendidikan.
b. Penguasaan bahasa Inggris sebagai bahasa yang digunakan
secara internasional, bukan saja sebagai bahasa percakapan, tetapi juga
buku sumber ilmu pengetahuan menggunakan bahasaInggris.
c. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pengaruh dari
IPTEK twrhadap globalisasi sangat besar. Oleh karena itu, harus
menguasai IPTEKtersebut.

B. Pentingnya Wawasan dalam PerspektifGlobal


Sudah dikemukakan bahwa agar tidak ketinggalan dalam mengikuti arus globalisasi
ini, maka bangsa Indonesia harus mempersiapkan diri. Globalisasi adalah peluang,
apabila tersebut tidak dimanfaatkan, maka selamanya akan terus ketinggalan.
Seringnya takut menghadapi masa depan karena ketidaksiapan untuk menghadapi
masa depan. Begitu pula halnya dengan globalisasi, tanpa adanya persiapan yang
kuat, maka globalisasi akan menjadi sesuatu yang menakutkan, globalisasi akan
berubah menjadi sesuatu yang negatif.
Sebagaimana telah diutarakan, bahwa cara untuk mempersiapkan diriuntuk
menghadapi globalisasi ini adalah dengan cara meningkatkan kesadaran dan
memperluas wawasan. Cara untuk meningkatkan dan memperluas wawasan dapat
dilakukan dengan berbagai cara, dan cara yang paling efektif adalah melalui
pendidikan.

13
Menurut Makagiansar (Mimbar Pendidikan, 1989) agar dapat meningkatkan
wawasan global ini, makapendidikan memegang peranan penting. Melalui
pendidikan, maka harus mampu mengembangkan 4hal seperti berikut.
1. Kemampuan mengantisipasi(anticipate)
Pendidikan berusaha menyiapkan anak didik untuk dapat mengantisipasi
perkembangan IPTEK yang begitu cepat.
2. Mengerti dan mengatasi situasi(cope)
Mengembangkan pengetahuan dan sikap peserta didik untuk dapat menangani
dan berhadapan dengan situasi baru. Rasa kepedulian terhadap suatu masalah
serta keinginan untuk mengatasi masalah merupakan factor yang harus
dikembangkan pada diri anak.
3. Mengakomodasi(accomodate)
Mengakomodasi perkembangan IPTEK yang pesat dan segala perubahan
yang ditimbulkannya. Dalam “mengatasi” (cope) dan mengakomodasi
(accommodate) perlu dikembangkan sikap bahwa anak didik tidak larut oleh
perubahan, tetapi ia harus mampu mengikuti dan mengendalikan perubahan
agar tumbuh menjadi sesuatu yang positif dan bermanfaat bagi kehidupan.
4. Mereorientasi(reorient)
Persepsi dan wawasan tentang dunia perlu diorientasikan kembali karena
perkembangan IPTEK dan perubahan sosial yang cepat. Melalui pendidikan,
dapat memperluas persepai anak. Guru mendidik untuk dapat mengadarkan
reorientasi sikap dan nilai, sehingga memperoleh wawasan yang semakin
luas.

Nilai budaya yang merupakan identitas budaya harus dipertahankan, tetapi ada nilai
yang perlu diubah atau disesuaikan dengan perkembangan. Contoh, motto orang Jawa
“mangan ora mangan ngumpul” yang dalam Bahasa Indonesianya adalah “makan
tidak makan yang penting berkumpul”, harus diubah karena tidak sesuai lagi dengan
kehidupan global yang sudah berkembang sangat jauh. Perlu sikap baru terhadap
perkembangan sekitar, bahwa dunia ini adalah tempat tinggal kita, dan tanah air kita
harus kita jaga kelestariannya. Pendidikan

14
harus membuka wawasan anak didik dan mengembangkan nilai-nilai yang perlu
dipertahankan.
Sesuai dengan derasnya arus globalisasi ini, maka peran keluarga juga sangat besar.
Tanpa kita sadari, bahwa arus globalisasi ini telah melanda rumah tangga kita.
Keluarga sekarang hidup dalam “kotak global” elektronik baru (Schultze, 1991).
Ini dapat dilihat dari adanya tv, radio, dan parabola. Dalam waktu yang tidk terlalu
lama lagi, rumah akan dipenuhi dengan computer yang
dapat digunakan untuk e-mail, internet, dan komunikasi jarak jauh lainnya. Selain itu,
bagi anak yang tidak memilikinya, mereka dapat main “dingdong” di tempat yang
disediakan. Ini semua membektikan bahwa kita semua berada dalam arus globalisasi.
Dengan adanya media seperti itu, yang dapat dikendarai untuk mengarungiarus
globalisasi ini, menurut Schultze akan mengantar anak-anak keluar dari rumah dan
berjalan-jalan ke kebudayaan lain. Kadang-kadang anak dibawa ke dunia yang tidak
realistic. Suatu ketika, anak-anak lebih pandai dari orang tua dalam menggunakan
alat-alat seperti ini. Orang tua hanya sebagai penonton, menjadi pengikut, dan tidak
lagi membimbing atau mengarahkan anak. Globalisasi dengan melalui berbagai
media seperti ini akan berpacu dengan para orang tua dalam membesarkan anak. Ini
tentu harus diwaspadai.
Untuk mewaspadai hal tersebut, perludilakukan hal-hal seperti berikut.
1. Harus menguasai ilmu pengetahuan danteknologi.
2. Menguasai informasi dalam berbagai bidang, dan mengolah serta
memahami pesan-pesan yang ada di dalam informasi tersebut, kemudian
menarik kesimpulan dan menyeleksinya untuk digunakan dalam kehidupan.
3. Memanfaatkan pertemuan ilmiah, seperti seminar, diskusi dan
sebagainya untuk memahami informasitersebut.
Dewasa ini, tidak ada nilai-nilai suatu bangsa yang benar-benar homogen dan statis.
Setiap bangsa berkembang berkat interaksi dengan bangsa lain. Seperti system politik
“tirai bamboo” China dan “tirai besi” Uni Soviet. Kedua negara tersebut tertinggal
dalam percaturan, karena politik mereka menutup diri. Tidak perlu memungkiri
bahwa kemajuan yang dicapai oleh Indonesia juga merupakan

15
hasil sentuhan atau interaksi dengan negara lain. Kita harus terbuka pada dunia
luar, tetapi harus tetap kokoh berakar pada nilai budaya kita.
Kecenderungan bidang lainnya yang ikut dalam arus gelombang globalisasi adalah
pendidikan. Masalah pokok yang dihadapi dalam pendidikan adalah “identitas
bangsa”. Bentuk dan struktur pendidikan di Indonesia dikhawatirkan kurang
mampu menjawab tantangan globalisasi. Ini terlihat dari dampak radio, TV,
parabola, dan sebagainya semua ini masuk ke rumah-rumah.
Walaupun ada globalisasi, Indonesia harus tetap bisa menjaga identitas. Hakikat
globalisasi tidak boleh meleburkan identitas yang sudah ada. Dalam hal ini, peran
pendidikan sangat besar. Pendidikan harus berorientasi ke depan dan membuka
wawasan global. Untuk mempertahankan identitas nasional, Indonesia memiliki
Pancasila dan UUD 1945. Menurut UUD 1945, budaya nasional berakar dan
berkembang dari budaya daerah. Kebijakan pemerintah juga memberikan peluang
bagi perkembangan budaya daerah.
Dampak globalisasi terhadap pendidikan berkenaan dengan bagaimana peranan
pendidikan dalam kerangka globalisasi. Dikaitkan dengan peranan IPTEK
yangdampaknya begitu kuat terhadap globalisasi, maka mata pelajaran matematika
memegang peranan yang sangat penting. Melalui matematika, siswa dilatih untuk
berpikir kritia dan analitis.
Gelombang globalisasi dapat dimanfaatkan untuk mendorong proses pembangunan
nasional. Ini berarti dibutuhkan kemampuan untuk menjinakkan gelombang
globalisasi. Kepandaian untuk menjinakkan itu karena kita memiliki akal atau
kemampuan intelektual, sehingga kita tidak akan mengekor, tapi tumbuh berkembang
dengan jati diri yang kuat yang berakar pada nasionalisme yang kukuh. Oleh karena
itu, ilmu pengetahuan dan teknologi perlu dikuasai. Tugas pendidikan adalah,
memberikan landasan yang kuat sejak SD, termasuk mutunya.
Berikut ini pendapat HAR Tilaar (1998) tentang kondisi yang mencetuskan
konsep-konsep inovasi yang dapat meningtkan wawasan tentang masalah global
dan globalisasi, diantaranya:
1. Di dalam era globalisasi, kita berada di dalam suatu masyarakat
yang kompetitif, artinya pribadi dan masyarakat berada pada kondisi
untuk menghasilkan sesuatu yang terbaik dan danberkualitas.

16
2. Masyarakat di dalam era globalisasi menuntut kualitas yang tinggi
baik di dalam jasa, barang maupun investasi modal. Kualitas di ataskuantitas.
3. Era globalisasi merupakan era informasi dengan sarana-sarananya
yang dikenal sebagai superhighway. Oleh sebab itu, pemanfaatan informasi
superhighway merupakan suatu kebutuhan masyarakat modern dan dengan
demikian perlu dikuasai anggota masyarakat.
4. Era globalisasi merupakan era komunikasi yang sangat cepat
dancanggih. Oleh karena itu, penguasaan terhadap sarana komunikasi seperti
bahasa merupakan syaratmutlak.
5. Era globalisasi ditandai oleh maraknya kehidupan bisnis. Oleh
karena itu, kemampuan bisnis, manajer, merupakan tuntutan masyarakat
masadepan.
6. Era globalisasi merupakan era teknologi. Oleh karena
itu,masyaraktnya harus melekdigital.

17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perspektif global mengandung dua unsur pokok yang sangat penting yaitu perlu
adanya kesadaran dan wawasan global. Ini perlu dibangun agar setiap warga Negara
Indonesia meyadari tentang peran dan fungsinya sebagai warga negara dan
wargadunia.
Kita perlu menyadari dan mau menerima kenyataan bahwa bumi tempat kita hidup
ini dirasakan semakin lama semakin kecil diebabkan oleh adanya perkembangan
dalam bidang IPTEK. Kejadian yang ada di negara lain, dalam beberapa menit saja
sudah dapat kita ketahui karena perkembangan IPTEK tadi.
Kesadaran tentang globalisasi mencakup empat pemahaman besar. Pertama, negara
tidak lagi menjadi satu-satunya aktor baik dalam hubungan-hubungan politik dan
ekonomi baik di tingkat lokal, nasional dan internasional.
Kedua, munculnya kombinasi kekuatan ekonomi dan teknologi informasi yang
tidak dapat sepenuhnya dikontrol oleh negara.
Ketiga, semua sepakat bahwa konsekuensi mendasar dari globalisasi adalah
keterbukaan (openess), persaingan (competition) dan efisiensi.
Keempat, interaksi global memunculkan masalah-masalah transnasional yang hanya
dapat diatasi melalui kerjasama internasional.
Walaupun tindakan global perlu ditumbuhkan, namun tindakan dalam lingkup local
merupakan bagian dari global. Kalau kita menjaga kelestarian hutan, menanami hutan
yang gundul di daerah kita sendiri, maka sebenarnya kita sudah memberikan andil
yang sangat berarti bagi kehidupan global. Tindakan kita tersebut sudah
menyelamatkan hutan dari kebakaran, menyimpan persediaan air, mencegah bencana
alam yang semuanya berdampak global.

B. Saran
Bangsa Indonesia harus bisa menyeleksi nilai budayanya, mana yang mendukung, dan
mana yang menghambat proses globalisasi. Untuk menempatkan Indonesia sejajar
dengan negara lain dalam era globalisasi ini, maka motto “think globally and act
locally” perlu dihayati betul oleh setiap warga negara Indonesia, agar dirinya dapat
berperan dalam kehidupan global dan nasional. Untuk menjaga pengaruh negative
sebagai akibat dari globalisasi, maka warga negara Indonesia harus tetap menjaga

18
identitas diri dan bangsa. Sebagai alat penyaring pengaruh terebut adalah kesadaran
nasional (nasionalisme), agama dan norma, serta nilai budaya bangsa.

19
DAFTAR PUSTAKA

Sumaatmadja, Nursid & KuswayaWihardit. 2008. Perspektif Global.


Jakarta: Universitas Terbuka.
Retnaningsih, Umi Oktyari. 1999. Perspektif Global. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
https://www.amiwidya.com/2011/07/pentingnya-wawasan-dalam-
perspektif.html

20

Anda mungkin juga menyukai