Hama: Umumnya termasuk belalang, contohnya belalang tanduk.
Tanaman yang Diserang: Tanaman padi, gandum, jagung, dan berbagai tanaman palawija. Gejala Serangan: Daun tanaman yang dimakan hingga tersisa tulang daun, dan kadang-kadang dapat merusak batang. Tindakan Pengendalian: Penggunaan insektisida, penanaman varietas tahan hama, atau penggunaan musuh alami seperti burung pemangsa belalang.
2. Hemiptera:
Hama: Cicada, kutu daun, dan kutu putih.
Tanaman yang Diserang: Banyak tanaman, termasuk sayuran, buah- buahan, dan tanaman hias. Gejala Serangan: Kerusakan pada daun, penurunan pertumbuhan, dan penularan penyakit. Tindakan Pengendalian: Insektisida, penggunaan predator alami seperti laba-laba dan tawon, atau penggunaan tanaman pelindung.
3. Homoptera:
Hama: Kutu daun, walang sangit.
Tanaman yang Diserang: Buah-buahan, sayuran, dan tanaman hias. Gejala Serangan: Penyedotan sari tanaman, kemungkinan penularan virus, dan kerusakan pada daun. Tindakan Pengendalian: Insektisida, penggunaan predator alami seperti lebah predator, atau penggunaan teknik pengendalian hama yang terintegrasi.
4. Coleoptera:
Hama: Kumbang, seperti kumbang penggerek kayu dan kumbang daun.
Tanaman yang Diserang: Berbagai tanaman termasuk sayuran, buah- buahan, dan tanaman hutan. Gejala Serangan: Lubang pada daun, batang, atau buah, dan kerusakan akar. Tindakan Pengendalian: Insektisida, praktik budidaya seperti rotasi tanaman, dan penggunaan predator alami seperti burung pemangsa kumbang.
5. Lepidoptera:
Hama: Ulat, seperti ulat tanah dan ulat daun.
Tanaman yang Diserang: Sayuran, tanaman buah-buahan, dan tanaman hias. Gejala Serangan: Lubang pada daun, daun yang dimakan, dan kerusakan pada buah. Tindakan Pengendalian: Insektisida, penggunaan jaring insektarium, atau penggunaan musuh alami seperti parasitoid.
Penting untuk diingat bahwa metode pengendalian hama yang terbaik
dapat bervariasi tergantung pada faktor-faktor seperti jenis tanaman, tingkat serangan, dan lingkungan pertanian. Penggunaan pendekatan terpadu yang mencakup penggunaan insektisida, praktik budidaya yang baik, dan penggunaan agen pengendali hayati dapat menjadi solusi yang efektif.