Anda di halaman 1dari 8

Memahami Komunikasi Antar Pribadi Dalam Pernikahan Beda Agama

Dalam Upaya Mempertahankan Hubungan Yang Harmonis.

Indahyani
(indahyani59@gmail.com)
(Alumni Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Semarang)

Abstract

Interfaith marriage is a form of marriage is performed by a pair of men and women who have
different religious beliefs. Currently interfaith marriage is already banned by the government
and the logic, in the se-religious marriages can be conflict and does not guarantee a successful
marriage, let alone a different religion. Although conflict in marriage is not only caused by
differences in belief, but it is very influential for the survival of marriage as the basis of
different faiths will make all the difference. Although it is not easy to maintain interfaith
marriage, but not a few marriages that last a long time despite the different religions. Effective
communication will minimize the occurrence of conflict, so the marriage will last a long time.
This study seeks to examine more deeply the Self Disclosure (Self Disclosure) In Johari Window
Theory, Theory of Dialectical relations (Relational Dialectics), and symbolic interactionism
(symbolic Interactionism). Further in-depth interviews with select speakers who have certain
criteria as research subjects, by using descriptive qualitative research methods. Presentation of
data is done as it is delivered in accordance informants as research subjects without
manipulation. Then, the researchers interpret the data to describe the phenomenon that occurs
in study subjects.

Kata Kunci : Komunikasi antar pribadi, pernikahan, beda agama

Pendahuluan dalam pernikahan yang se-agama pun bisa


Berdasarkan pengalaman Peneliti muncul konflik dan tidak menjamin
berinteraksi dengan pasangan-pasangan suksesnya pernikahan, apalagi yang
yang berbeda agama, mereka mengakui berbeda agama. Sehingga kasus tersebut
bahwa konflik memicu perpecahan. menjadi unik dan penting untuk diteliti.
Menurut mereka, salah satu konflik Pembatasan masalah dalam penelitian ini
tersebut misalnya penentuan agama pada adalah dua orang yang memutuskan untuk
anak dan dua kemungkinan yang terjadi di mengikat tali pernikahan meskipun
dalam pernikahan beda agama yaitu salah masing-masing berbeda agama yang
satu ikut agama pasangannya atau tetap sampai saat ini hubungannya masih
memeluk agama masing-masing, tetapi langgeng dan harmonis, serta pasangan
tidak semua pasangan yang berbeda pernikahan beda agama yang sudah
agama bisa menerima keadaan bercerai.
pasangannya dengan apa adanya. Oleh Perkawinan merupakan wujud
sebab itu, Peneliti sangat tertarik untuk menyatunya dua sejoli ke dalam satu
meneliti lebih lanjut mengenai komunikasi tujuan yang sama, dan salah satu tujuan
antar pribadi pada pasangan pernikahan perkawinan adalah mencapai kebahagiaan
beda agama dalam upaya mencapai yang langgeng bersama pasangan hidup
hubungan yang harmonis. Saat ini (http://id.shvoong.com/humanities/165376
pernikahan beda agama sudah dilarang 2-10-kunci-perkawinan-bahagia/).
oleh pemerintah dan secara logika, di

THE MESSENGER, Volume V, Nomor 2, Edisi Juli 2013 47


Sementara itu, “Dalam ajaran Islam mempertahankan pernikahan beda agama,
wanita tidak boleh menikah dengan laki- namun tidak sedikit pula pernikahan yang
laki yang tidak beragama Islam (Al bertahan lama meskipun berbeda agama.
Baqarah [2]: 221).” Sedangkan, dalam Dengan komunikasi yang efektif akan
pandangan islam dalam keputusan Fatwa meminimalkan terjadinya konflik
Majelis Ulama Indonesia (MUI) ber- sehingga pernikahan akan bertahan lama.
Nomor : 4/MUNAS VII/MUI/8/2005 Dalam hubungan pernikahan tercipta
tentang perkawinan beda agama telah komunikasi antarpribadi (interpersonal
menetapkan fatwa larangan pernikahan communication) yaitu komunikasi antara
berbeda agama dengan alasan karena orang-orang secara tatap muka, yang
kerusakan yang ditimbulkan dari memungkinkan setiap pesertanya
pernikahan lintas agama itu lebih besar menangkap reaksi orang lain atau
dari pada kebaikan yang dipetiknya, pasangan secara langsung, baik secara
terutama bagi kaum muslimin. verbal atau non-verbal. Bentuk khusus
Sementara dalam Hukum Gereja dari komunikasi antarpribadi adalah
Katolik (c.1086, 1142) Perkawinan beda komunikasi diadik (dyadic
agama tidaklah sah, kecuali ada ijin uskup communication) yang melibatkan hanya
dan jika nantinya pernikahan tersebut dua orang, seperti suami-istri, dua sejawat,
menghasilkan keturunan, maka keturunan dua sahabat dekat, guru-murid dan
atau anak harus dididik secara katolik. sebagainya (Mulyana, 2004:73).
Alasan gereja Katolik, bukan karena pihak Seiring berjalannya waktu,
lain itu kafir dan akan membawamu ke komunikasi antar pribadi mempengaruhi
neraka, tetapi karena perbedaan paham jalinan hubungan. Jika komunikasi antar
mengenai dua hal, cinta dan perkawinan. pribadi terjalin baik, maka akan terjadi
Sedangkan dalam ajaran Kristen, jalinan hubungan yang semakin akrab dan
perkawinan beda agama juga dilarang (II harmonis, dengan adanya saling
Korintus 6: 14-18). menghargai dan memberikan perhatian
Fakta membuktikan bahwa antara satu sama lain
keharmonisan hubungan keluarga dapat (http://komunikasiantarpribadi.org/2010/1
menjadi benteng yang kokoh bagi setiap 0/jalinan-hubungan-kap).
anggotanya dalam menghadapi berbagai Komunikasi antar pribadi tidak
masalah yang datang secara tak terduga. hanya digunakan untuk memulai suatu
Faktor tersebut bahkan dapat dijadikan hubungan baru dengan orang lain, tetapi
sebagai sarana pendukung bagi para juga untuk mempertahankan hubungan
anggota keluarga dalam menyelesaikan baik yang telah terjalin, serta mengatasi
masalah mereka dengan cara yang sebaik- dan menyelesaikan konflik yang dapat
baiknya. memperkokoh keluarga. Salah mengancam suatu hubungan yang telah
satu cara yang sangat efektif untuk berjalan dengan harmonis
menjaga agar keluarga tetap kokoh, salah (http://en.wikipedia.org/wiki/kap-
satunya adalah dengan menerapkan nilai- hubungan-harmonis/).
nilai spiritual dan etis dalam keluarga. Seperti yang telah disebutkan
Meskipun konflik dalam suatu sebelumnya, bahwa komunikasi antar
pernikahan tidak hanya disebabkan oleh pribadi mempunyai berbagai manfaat
perbedaan keyakinan, akan tetapi hal ini dalam menjalin hubungan yang lebih baik
sangat berpengaruh bagi kelangsungan dan bermakna, hal tersebut dapat dilihat di
perkawinan karena dasar keyakinan yang dalam hubungan suami istri beda agama.
berbeda akan membuat segalanya Di awal pernikahan, masing-masing
berbeda. Meskipun tidak mudah dalam belum bisa sepenuhnya bersikap terbuka

THE MESSENGER, Volume V, Nomor 2, Edisi Juli 2013 48


terhadap pasangan dan ada sebagian yang yang mencakup berbagai hal, seperti
masih ditutup-tutupi. Tetapi setelah pikiran, perasaan, dan perilaku seseorang
berjalannya waktu, melalui komunikasi atau orang lain yang sangat dipikirkannya
antar pribadi akhirnya pasangan tersebut (Devito, 1997: 62). Melalui penelitian ini,
dengan sendirinya bersikap terbuka satu Peneliti ingin mencoba menggali dan
sama lain. memahami pengalaman pasangan suami
istri beda agama dalam berkomunikasi
Tinjauan Pustaka antar pribadi dengan adanya keterbukaan
diri, dan memaknai keterbukaan diri
Komunikasi Antar Pribadi tersebut sebagai suatu cara untuk
Komunikasi antarpribadi mengatasi ketidakpastian
(interpersonal communication) yaitu (hambatan/konflik) dalam proses
komunikasi antara orang-orang secara komunikasi antar pribadi pasangan suami
tatap muka, yang memungkinkan setiap istri beda agama sebagai upaya mencapai
pesertanya menangkap reaksi orang lain hubungan yang harmonis di dalam keluar
atau pasangan secara langsung, baik
secara verbal atau non-verbal. Bentuk Teori Dialektis dalam hubungan
khusus dari komunikasi antarpribadi (Relational Dialectics)
adalah komunikasi diadik (dyadic Teori ini digunakan untuk meneliti
communication) yang melibatkan hanya cara-cara yang kompleks di mana orang
dua orang, seperti suami-istri, dua sejawat, yang memiliki hubungan, dalam hal ini
dua sahabat dekat, guru-murid dan pasangan suami istri beda agama
sebagainya (Mulyana, 2004:73). menggunakan komunikasi untuk
mengatasi kekuatan yang bertentangan
Keterbukaan Diri (Self Disclosure) secara alami yang menimpa hubungan
Dalam Johari Window Theory mereka setiap saat. Pemikiran tentang
Teori utama yang digunakan dalam hubungan sebagai proses dialektis dan
penelitian ini adalah Johari Window dialogis ini didasarkan pada langkah besar
Theory atau biasa dikenal dengan Teori dalam Teori Dialogis Bakhtin dan Teori
Jendela Johari. Dalam Johari Window Baxter tentang Hubungan.
diungkapkan tingkat keterbukaan dan
tingkat kesadaran tentang diri kita. Teori Dialogis Bakhtin
Pengetahuan tentang diri akan Menurut Bakhtin, kehidupan di
meningkatkan komunikasi, dan pada saat dunia sebagai salah satu kegiatan dan
yang sama, berkomunikasi dengan orang kreatifitas konstan serta sebagai titik awal
lain meningkatkan pengetahuan tentang untuk segala macam perubahan.
diri kita. Dengan membuka diri, Perubahan ini terjadi sangat lambat,
pengetahuan tentang diri menjadi lebih hingga tidak dapat diamati dan akhirnya
dekat dengan kenyataan (Rakhmat, 2001: terjadi tindakan. Hal ini merupakan alasan
107). mengapa keputusan-keputusan penting
Keterbukaan diri adalah hal yang dibuat. Dalam hal ini, misalnya keputusan
penting untuk mewujudkan komunikasi dalam hal agama bagi anak-anak di dalam
antar pribadi yang efektif dalam upaya perkawinan beda agama. Apakah anak
mencapai hubungan yang lebih akrab dan diberi hak sepenuhnya untuk memilih
harmonis. Keterbukaan diri (self agama yang akan mereka anut, atau justru
disclosure) dapat diartikan sebagai proses anak dipaksa harus mengikuti agama yang
pemberian atau pengungkapan informasi sama dari salah satu orang tuanya.
tentang diri sendiri kepada orang lain, Bakhtin juga menyatakan bahwa

THE MESSENGER, Volume V, Nomor 2, Edisi Juli 2013 49


kehidupan sehari-hari membutuhkan dengan tetap membiarkan beberapa hal
usaha konstan untuk menyatukan kembali dapat diduga dan stabil, sementara mereka
kekuatan-kekuatan yang berbeda karena juga membiarkan hubungan untuk
hal ini merupakan kewajiban dan berubah dan tumbuh. Pandangan Baxter
tanggung jawab yang harus diselesaikan keempat mengacu pada gagasan bahwa
dari setiap situasi atau permasalahan yang perilaku dan estetika (melibatkan
hadir. Dialog adalah sebuah jaringan pemahaman akan kesimbangan,
hubungan dengan orang lain yang keterkaitan, bentuk, dan kesatuan)
kompleks (Littlejohn, 2009 : 298-301). bukanlah sesuau yang langsung ada, tetapi
diciptakan atau dibuat dalam komunikasi.
Teori Baxter tentang Hubungan Baxter menjelaskan bahwa “Hubungan
Baxter mengartikan bahwa tidak pernah berupa serangkaian
hubungan merupakan sebuah tempat yang pernyataan orang tunggal, tetapi terdiri
menangani pertentangan dan hubungan atas proses maju mundur yang berjalan
dihasilkan melalui dialog. Dalam seiring waktu” (Littlejohn, 2009:306).
pandangan pertama Teori Baxter, dalam
dialoglah kita mendefinisikan hubungan Interaksionisme Simbolis (Simbolic
kita dengan orang lain, dan hubungan Interactionism)
terbentuk dalam pembicaraan yang terjadi Teori ini menjelaskan proses
dalam beberapa cara. Dalam hal ini, dimana diri sendiri dikembangkan.
pasangan suami istri beda agama Interaksionisme simbolis, sebuah
menciptakan momentum dan pergerakan dalam sosiologi, berfokus
menceritakan pengalaman bersama pada cara-cara manusia membentuk
dengan pasangan. Pada saat yang sama, makna dan susunan dalam masyarakat
pasangan suami istri tersebut saling melalui percakapan. Teori ini berfokus
mengenali perbedaan. Pandangan kedua pada interaksionisme simbolis klasik,
dari Baxter adalah bahwa “Dialog gagasan-gagasan dasar dari gerakan
menghasilkan sebuah kesempatan untuk tersebut dan perluasan yang secara teori
mencapai sebuah persatuan dalam harus diakui dalam bidang komunikasi.
perbedaan. Melalui dialog, kita mengatur Tiga konsep utama dalam teori Mead
dinamika pengaruh antara kekuatan ditangkap dalam judul karyanya yang
sentripetal dan sentrifugal yaitu kekuatan paling terkenal, yaitu masyarakat, diri
yang memisahkan dan menarik kita sendiri, dan pikiran. Kategori-kategori ini
bersama-sama, kekuatan yang merupakan aspek-aspek yang berbeda dari
menciptakan pemahaman akan kekacauan proses umum yang sama yang disebut
dan kekuatan yang memberikan rasa tindak sosial, yang merupakan sebuah
kebersamaan.” kesatuan tingkah laku yang tidak dapat
Pandangan ketiga Baxter adalah dianalisis ke dalam bagian-bagian
stabilitas perubahan dan tekanan antara tertentu. Bentuk tindak sosial paling
dapat diduga dan konsisten melawan mendasar melibatkan tiga bagian: gerak
spontan dan berbeda. Dalam pernikahan tubuh awal dari salah satu individu,
beda agama, kerap kali pasangan respons dari orang lain terhadap gerak
mengalami kebingungan antara apakah tubuh tersebut, dan sebuah hasil. Hasilnya
mereka harus melakukan hal yang selalu adalah arti tindakan tersebut bagi pelaku
sama atau mencoba hal-hal baru dan komunikasi.
ketika hal ini terjadi, mereka merasakan Tindakan bersama (joint action)
pertentangan ini. Bagaimana pasangan antara dua orang atau lebih, seperti yang
suami istri beda agama berinteraksi terjadi dalam pernikahan, perdagangan,

THE MESSENGER, Volume V, Nomor 2, Edisi Juli 2013 50


atau perang terdiri atas sebuah Data dan Sumber Data
interhubungan (interlinkage) dari Dalam penelitian ini, Peneliti
interaksi-interaksi yang lebih kecil. mengandalkan sumber data primer dan
Manusia menggunakan simbol-simbol sekunder. Sumber data primer
yang berbeda untuk menamai objek. diperoleh melalui wawancara
Objek menjadi objek melalui proses mendalam. Sedangkan, data sekunder
pemikiran simbolis kita; ketika kita diperoleh melalui studi kepustakaan,
membayangkan tindakan yang baru atau dengan cara membaca buku atau
yang berbeda terhadap sebuah objek, mencari literatur dari sumber lain yang
objek itu sendiri berubah karena kita bersangkutan dengan permasalahan
melihatnya melalui sudut pandang yang penelitian ini, misalnya seperti data
berbeda. Bagi Blumer, yang diikuti oleh yang diperoleh dari internet.
Mead dalam pengembangan karya ini,
objek terbagi dalam tiga jenis yaitu fisik Teknik Sampling
(benda-benda), sosial (manusia), dan Penelitian ini menggunakan
abstrak (gagasan-gagasan). Manusia teknik purposive sampling, yaitu teknik
mendefinisikan objek secara berbeda, pengambilan sampel sumber data
bergantung pada bagaimana mereka dengan pertimbangan tertentu. Peneliti
bertindak terhadap objek tersebut. Jenis memilih informan sebagai subyek
objek kedua menurut Blumer adalah apa penelitian dalam penelitian ini karena
yang ia sebut dengan sosial. informan tersebut dianggap memenuhi
“Interaksionisme simbolis sebagai sebuah kriteria dan memiliki informasi yang
gerakan, ada untuk meneliti cara-cara diperlukan bagi peneliti.
manusia berkomunikasi, memusat, atau
dapat membagi makna” (Littlejohn, Teknik Pengumpulan Data
2009:231). Dalam hal ini, Interaksionisme Pengumpulan data dilakukan
simbolis digunakan untuk meneliti cara- dengan terjun ke lapangan. Teknik
cara pasangan suami istri beda agama pengumpulan data lebih banyak pada
dalam berkomunikasi untuk observasi berperan serta (participan
mempertahankan hubungan yang observation), yaitu Peneliti bertindak
harmonis. sebagai pengamat yang berperan aktif
dengan observasi langsung ke lokasi
A. Metodologi Penelitian penelitian, wawancara mendalam
(indepth interiview), dan dokumentasi.
Bentuk dan Strategi Penelitian Data primer akan diperoleh peneliti
Penelitian ini dilakukan dengan dari kegiatan wawancara mendalam
menggunakan metode penelitian deskriptif (indepth interview) dengan informan
kualitatif. Jenis penelitian deskriptif sebagai subyek penelitian ini. Selain
kualitatif berupa kata-kata tertulis maupun wawancara peneliti juga melakukan
lisan dari orang-orang dan perilaku yang studi kepustakaan sebagai data
diamati. Selanjutnya, penyajian data sekunder, yaitu pengumpulan data dan
sesuai yang disampaikan informan sebagai informasi yang berasal dari berbagai
subyek penelitian tanpa melakukan sumber tertulis, baik dengan cara
manipulasi. Selanjutnya, peneliti membaca atau memanfaatkan buku
menginterpretasi data untuK maupun literatur lainnya seperti surat
menggambarkan fenomena yang terjadi kabar, majalah, internet, dan
pada subyek penelitian.” (Nana Syaodih sebagainya.
Sukmadinata, 2008: 126).

THE MESSENGER, Volume V, Nomor 2, Edisi Juli 2013 51


Validitas Data dan tidak pernah menyesal karena telah
Dalam penelitian ini, untuk melakukan pernikahan beda agama. Selain
menjamin validitas data digunakan itu, hasil penelitian ini menguatkan tiga
triangulasi data atau triangulasi sumber, teori yang digunakan dalam penelitian ini,
yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data antara lain:
dengan memanfaatkan sesuatu yang lain 1. Keterbukaan Diri (Self Disclosure)
di luar data. Triangulasi data bertujuan Dalam Johari Window Theory.
untuk keperluan pengecekan atau sebagai Keterbukaan diri dalam komunikasi
bahan pembanding terhadap data tersebut. antar pribadi tidak hanya digunakan
untuk memulai suatu hubungan baru
Teknik Analisis Data dengan orang lain, tetapi juga untuk
Analisis data adalah upaya untuk mempertahankan hubungan baik yang
mencari dan menata secara sistematis telah terjalin, serta mengatasi dan
catatan hasil wawancara, studi menyelesaikan konflik yang dapat
kepustakaan dan lainnya untuk mengancam suatu hubungan yang telah
meningkatkan pemahaman peneliti berjalan dengan harmonis. Tidak dapat
tentang kasus yang diteliti serta dipungkiri, dengan adanya perbedaan
menyajikannya sebagai temuan bagi orang prinsip dan sudut pandang di dalam
lain. Sementara itu untuk meningkatkan pernikahan beda agama dapat
pemahaman tersebut, analisis perlu menimbulkan kesalahpahaman yang bisa
dilanjutkan dengan upaya mencari saja menyebabkan ketegangan dan
interpretasi atau makna (meaning). Oleh menimbulkan konflik antar pribadi,
karena itu, teknik analisis datanya berupa seperti yang terjadi di dalam pernikahan
deskriptif kualitatif, yaitu suatu penelitian pasangan informan II yaitu Yulius
yang tidak dimaksudkan untuk menguji Indrawan dan Ema Setiawati (pasangan
hipotesis berdasarkan teori-teori tertentu. yang telah cerai). Kurangnya komunikasi
Data yang diperoleh dan dikumpulkan di antara mereka, ternyata menjadi salah
dari berbagai sumber kemudian ditelaah satu faktor penyebab munculnya konflik
dalam upaya meningkatkan pemahaman di dalam pernikahan mereka. Berbeda
terhadap permasalahan yang diteliti. dengan pasangan informan II yaitu
Analisis data dilakukan dalam suatu Yohanes Sihana dan Yuni (pasangan
proses yang berarti pelaksanaan sudah yang masih langgeng) yang mengaku
dilakukan sejak pengumpulan data yang bahwa mereka menjaga keharmonisan
dikerjakan secara intensif dan interaktif. pernikahan dengan saling terbuka dan
mereka senantiasa mengkomunikasikan
Hasil Penelitian segala hal yang terjadi agar tidak terjadi
kesalahpahaman yang dapat
Memahami komunikasi antar pribadi menyebabkan konflik.
dalam pernikahan beda agama dalam 2. Teori Dialektis dalam hubungan
upaya mempertahankan hubungan (Relational Dialectics) dari Bakhtin
yang harmonis. dan Baxter. Dalam hal ini, misalnya
Temuan khas dalam penelitian ini keputusan dalam hal agama bagi
adalah pasangan pernikahan beda agama anak-anak di dalam perkawinan beda
yang bercerai ternyata mengaku bahwa agama. Apakah anak diberi hak
mereka menyesal dan tidak akan sepenuhnya untuk memilih agama
mengulangi lagi. Sedangkan, pasangan yang akan mereka anut, atau justru
pernikahan beda agama yang masih anak dipaksa harus mengikuti agama
langgeng mengaku bahwa mereka bahagia yang sama dari salah satu orang

THE MESSENGER, Volume V, Nomor 2, Edisi Juli 2013 52


tuanya. Penelitian ini juga mengalami konflik, cara mereka
membuktikan kebenaran tentang berkomunikasi tidak dengan cinta dan
pandangan Baxter “Dialog kasih, tetapi dengan kemarahan. Hal
menghasilkan sebuah kesempatan tersebut menyebabkan konflik semakin
untuk mencapai sebuah persatuan membesar dan akhirnya mereka
dalam perbedaan.” Dalam hal ini, bercerai.
pasangan informan I (langgeng) yaitu
Yohanes dan Yuni telah sepakat Kesimpulan
untuk memberi kebebabasan Berdasarkan penelitian yang telah
sepenuhnya kepada masing-masing dilakukan, maka Peneliti
anak mereka dalam memilih agama mengemukakan beberapa kesimpulan
yang akan dianut. Kesepakatan yang bahwa dalam upaya mempertahankan
telah dicapai tentunya dihasilkan hubungan yang harmonis, pasangan
melalui suatu dialog yang terus informan I (pasangan pernikahan beda
menerus yang dilakukan oleh agama yang langgeng) melakukan
pasangan tersebut. Hal tersebut komunikasi antar pribadi dengan cara
penting dibicarakan di awal saling terbuka, mengkomunikasikan
pernikahan agar karena jika tidak, hal segala hal yang terjadi, saling
tersebut akan menyebabkan suatu menghormati dan saling mengingatkan
konflik yang besar seperti yang termasuk dalam hal ibadah, menjaga
terjadi dalam pernikahan pasangan komitmen untuk saling
informan II (telah bercerai) yaitu membahagiakan, saling memahami
Yulius dan Ema. Ternyata selain karakter dan keinginan pasangan,
karena kurangnya komunikasi, saling mengalah bila ada konflik
penyebab konflik yang lain adalah dengan menekan ego masing-masing,
Ema yang telah memaksakan agar dan mereka telah memberikan
anaknya mengikuti agama yang kebebasan kepada anak untuk memilih
dianut Ema yaitu Islam. Dalam hal agama sesuai keinginan anak-anaknya.
ini, anak mereka lah yang menjadi Jika ada konflik, pasangan informan I
korban. mencari solusi atau berkomunikasi
3. Interaksionisme Simbolis dengan penuh cinta dan kasih, serta
(Simbolic Interactionism) dari Barbara memilih waktu yang tepat untuk
Ballis Lal yang menyatakan bahwa membicarakan konflik tersebut. selain
“Interaksionisme simbolis sebagai itu, pasangan langgeng tersebut
sebuah gerakan, ada untuk meneliti mempunyai prinsip yang selalu mereka
cara-cara manusia berkomunikasi, pegang teguh “Semua agama
memusat, atau dapat membagi makna” mempunyai satu tujuan yang sama
(Littlejohn, 2009:231). Dalam hal ini, yaitu Tuhan.” Hal tersebutlah yang
Interaksionisme simbolis digunakan membuat pernikahan pasangan
untuk meneliti cara-cara pasangan informan I bertahan dan harmonis
suami istri beda agama pasangan hingga saat ini, selama 28 tahun.
informan I dalam berkomunikasi untuk Komunikasi antar pribadi yang efektif
mempertahankan hubungan yang terbukti sangat penting dalam dalam
harmonis. Ternyata, Yohanes dan Yuni mempertahankan hubungan yang
dalam berkomunikai saat terjadi harmonis dalam pernikahan beda
konflik adalah dengan menggunakan agama.
cinta dan kasih. Sedangkan, pasangan Sedangkan, pasangan informan II
informan II yaitu Yulius dan Ema. Saat (pasangan pernikahan beda agama yang

THE MESSENGER, Volume V, Nomor 2, Edisi Juli 2013 53


telah bercerai) hanya kadang-kadang Deddy Mulyana. 2004. Ilmu
saja melakukan komunikasi antar Komunikasi: Suatu Pengantar.
pribadi. Hal tersebut menyebabkan Bandung: PT. Remaja
konflik diantara mereka tidak Rosdakarya.
terselesaikan. Selain itu, kurangnya Devito, Joseph A. 1997. Komunikasi
keterbukaan diri dan kurangnya sikap Antar Manusia (Edisi 5).
saling menghormati, serta ego yang Jakarta: Professional Books.
tinggi juga menjadi penyebab Jalaluddin Rakhmat. 2001. Psikologi
perceraian mereka. Sementara itu, Komunikasi. Bandung: PT.
hambatan atau konflik yang terjadi Remaja Rosdakarya.
dalam pernikahan beda agama Littlejohn, S., & Foss, K. 2009.
pasangan informan I (langgeng), dapat Theories of Human
diatasi dengan komunikasi antar Communication (Edisi 9).
pribadi. Komunikasi antar pribadi yang Jakarta: Salemba Humanika.
dilakukan oleh pasangan informan I Nana Syaodih Sukmadinata. 2008.
dapat mendorong adanya saling Metode Penelitian
keterbukaan diri. Keterbukaan diri Pendidikan. Bandung: PT.
yang disertai sikap saling memahami Remaja Rosdakarya.
dan mengalah dilakukan tersebut, Sasongko Widarjono. 2007. “Kunci
ternyata dapat membantu Perkawinan Bahagia.”
menyelesaikan konflik yang terjadi (online),
dalam pernikahan mereka. Dengan (http://id.shvoong.com/humani
begitu, hubungan yang harmonis dalam ties/1653762-10-kunci-
pernikahan beda agama pasangan perkawinan-bahagia/, diakses
informan I dapat tercapai. 2 Oktober 2012).
(http://en.wikipedia.org/wiki/kap-
Daftar Pustaka hubungan-harmonis/ 9 Oktober 2012).
Abdulkadir Muhammad. 2005. Ilmu (http://komunikasiantarpribadi.org/20
Sosial Budaya Dasar. 10/10/jalinan-hubungan-kap/ 9
Bandung: PT.Citra Aditya Oktober 2012).
Bakti

THE MESSENGER, Volume V, Nomor 2, Edisi Juli 2013 54

Anda mungkin juga menyukai