Anda di halaman 1dari 153

KEDUDUKAN HARTA BERSAMA SE1rELAH PUTUS

PERKAWINAN
(ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN AGAMA JAKARTA SELATAN)

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memennhi Persyarntan Memperoleh
Gelar Sarjana Huknm Islam (SHI)

HANNA ABDULLAH f>itf'rinut .............. _._..~----~


104044201467 dari
T •I.
·
: 'Jf'J:_:'""i"=·· ..... g;:.......,
~ . ~-f······.l. ..........O.............. ..
No. !mluk Ybfg,.-.l.Z. ......i.:;f.,.$7.
kJasifi"a~i ·• '''''''''''''''''''''''''''''"''~OUOOH•o ••

KONSENTRASIADMINISTRASIKEPERDATAANISLAM
PROGRAM STUDI AHWAL AL- SYAKHSHIYAH
FAKULTAS SYARI' AH DAN HU.KUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERJ
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429H/2008M
KEDUDUKAN HARTA BERSAMA SETELAH
PUTUS PERKAWINAN
(ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN AGAMA JAKARTA SELATAN)

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Hukum Islam (SHI)
Oleh:

HANNA ABDULLAH
NIM.104044201467

ASJ\1A , M.Ag.
NIP. 150 282 394

KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM


PROGRAM STUDI AHWAL AL- SYAKHSIDYAH
FAKULTAS SYARI' AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429H/2008M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul KEDUDUKAN HARTA BERSAMA SETELAH PUTUS


PERKA WINAN telah diujikan dalam sidang Munaqasah Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada 11 November 2008.
Skripsi ini telah diterima sebagai syarat memperoleh Gelar Smjana Hukum Islam (SHI)
pada Program Studi Ahw.al Al- Syakhshiyah (Administrasi Keperdataan Islam).

Jakarta, 11 November 2008

Prof. DR. H uhammad Amin Suma, SH, MA, MM


NIP.150 210 422

~
P ANITIA UJIAN
1. Ketua : Drs. H. A. Basiq Djalil, SH, MH. ( ..
NIP.ISO 169 102

2. Sekretaris : Kamarusdiana, S. Ag. M. Hum.


NIP.150 285 972

3. Pembimbing : Asmawi, M. Ag.


NIP.150 282 394

4. Penguji I : Prof. DR. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM.


NIP.150 210 422

5. Penguji II : Ors. H. A. Basiq Djalil, SH, MH.


NIP.150 169 102
(. ~ . ~.':.~.s
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil'alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kehadir.if

Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis mampu

menyelesaikan penulisan skripsi ini. Tidak lupa penulis menyampaikan sholawat dan

salam kepada Nabi Muhammad sang pembawa risalah kebenaran dan suri tauladan

bagi mantl3ia.

Penulisan skripsi ini tidaklah dapat diselesaikan oleh penulis sendiri, tanpa

adanya perhatian, bantuan dan pengorbanan baik doa maupun wujud kongkrit yang

penulis terima dari orang-orang yang selalu ada di dalam hati dan fikiran penulis.

·Didasari ha! tersebut, penttlis ingin menyampa-ikan rasa terima kasih yang- tat,<
terhingga kepada yang terhormat :

1. Prof. Dr. I-I.Muhammad Amin Suma, SH. MA. MM. Dekan Fakultas Syari'ah

dan Hukum UIN SyarifHidayatullah Jakarta.

2. Drs. H. A. Basiq Djalil, SH, MA. dan Kamarusdiana, S.Ag. M. Hum. Sebagai

Ketua dan Sekretaris Jurusan Ahwal Al- Syakhshiyah, Fakultas Syari'ah dan

Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang tanpa henti

memberikan dorongan dan semangat kepada penulis.

3. Asmawi, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing skripsi penulis, yang dengan sabar

telah memberikan banyak masukan dan saran-saran sehingga skripsi ini dapat

selesai dengan baik. Semoga apa yang telah Ibu ajarkan mendapat balasan

dari Allah SWT.


4. Ayahanda H. Abdullah Husin dan Ibunda Hj. Ida Farida, serta seluruh

keluarga tercinta. Hani Abdullah, Fatimah Abdullah, Faizah Abdullah, Ahlam

Abdullah, Maisyah Abdullah, Ahmad Abdullah, Azizah Abdullah, Rozanah

Abdullah, Syaima Abdullah, Husin Abdullah, H. Namin. Alm, Hj. Fatimah,

H. Naseh. Terima kasih atas segala doa dan kesabarannya atas jerih payah dan

pengorbanan yang tak terhingga serta senantiasa memberikan semangat tanpa

jemu hingga anaknya dapat menyelesaikan pengkajian. Jasa kalian tetap

dalam ingatan tidak ada yang dapat dipersembahkan sebagai balasan

melainkan hanya sebuah kejayaan.

5. Agus Eriyansyah yang selalu berada disamping saya yang telah memberikan

dorongan dan semangat kepada penulis.

6. Ketua Pengadilan Agama Jakarta Selatan bese1ta staf dan Drs. H. Abd. Razak

Bachtiar, SH, yang telah membantu proses kelancaran dalam memperoleh

data-data yang diperlukan untuk penelitian ini.

7. Teman-teman seperjuangan khususnya konsentrasi Administrasi Keperdataan

Islam UIN, terimakasih atas ide dan dukungan kalian, tak lupa buat teman-

teman angkatan 2007/2008 Program Studi Ahwal Al-syakhshiyah terima

kasih atas kehangatan dan kebersamaannya selama penulis belajar di UIN

Jakarta.

8. Pimpinan beserta staf perpustakaan Syariah dan Hukum dan perpustakaan

utama Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang tel ah

memberikan fasilitas kepada penulis dalam memenuhi studi pustaka.


9. Semua teman-teman yang telah memberikan batuan moril maupun materiil

kepada penulis yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, penulis

mengucapkan banyak terima kasih semoga teman-teman mendapat balasan

yang setimpal dari Allah SWT

Jakarta, 11 September 2008


11 Ramadhan 1429
OUTLINE

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISi ........................................................................................................ iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .............................................. 7

C. Tujuan dan Manfaat ......................................................................... 8

D. Metode Penelitian ................,. ........................................................... 9

E. Sistematika Penulisan ...................................................................... 11

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PUTUSNYA PERKAWINAN

A. Penge1tian Putusnya Perkawinan .................................................... 13

B. Putusnya Perkawinan Menurut Undang-Undang Perkawinan ....... 25

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG HARTA BERSAMA

A. Pengertian Harta Bersama ................................................................ 56

B. Dasar Hukum Harta Bersama ........................................................... 63

C. Macam-macam wujud Harta Bersama ............................................ 71

D. Proses Pembagian Harta Bersama ................................................... 73


BAB VI ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN A GAMA JAKARTA

SELATAN

A. Deskripsi Putusan P.A Jaksel Nol 384/ Pdt. GI 20071 PA. JS ......... 78

B. Pembahasan ..................................................................................... 91

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ..................................................................................... 98

B. Saran ................................................................................................ 99

DAFTARPUSTAKA .......................................................................................... 100

LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................... l 04

A. Putusan ....................................................................... I 04

B. Surat Mohon Kesediaan Menjadi Pembimbing skripsi ................ 143

C. Wawancara .................................................................. 144

D. Hasil Wawancara ........................................................... .145

E. Surat Hasil Melaksanakan Wawancara di Pengadilan Agama ........ 150


BABI
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkawinan adalah perilaku makhluk hidup agar kehidupan di dunia

berkembang biak. Perkawinan bukan saja terjadi dikalangan manusia, tetapi

terjadi pula pada tanaman dan hewan. Sebagaimana finnan Allah swt. dalam Al-

qur' an yang berbunyi:

Artinya:
"Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasangan-pasangan agar kamu mengingat
(kebesaran Allah)" .(Az-Zariyat/ 51 :49)

Allah swt. telah memilih dengan cara perkawinan manusia agar dapat
mempunyai keturunan dan dapat melestarikan kehidupannya setelah masing-
masing pasangan siap melakukan peranannya yang positif. Firman Allah swt,
surat An- Nisa (4):/ 1

Artinya:
"Wahai manusia bertaqwalah kepada tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari
diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)
nya: dan dari keduanya Allah memperkembang-biakkan laki-laki dan perempuan
yang banyak. Bertaqwalah kepada Allah yang dengan namanya kamu saling
meminta, dan (periharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguh nya Allah selalu
menjaga dan mengawasimu". (An-Nisa/ 4:1).
2

Allah SWT tidak ingin rnenjadikan manusia itu seperti makhluk lainnya,

yang hidup bebas mengikuti nalurinya dan berlmbungan antara laki-laki dan

perempuan secara anarkis dan tidakada aturan yang mengatumya,. demi menj3g\l

martabat kemulyaan manusia, Allah swt menunmkan hu.kum perkawinan yang

sesuai dengan martabat manusia itu.

Dalam KHI pasal · 2 dinyatakan bahwa: perkawianan menurut Hukum

Islam adalah pernikahan, yaitu akad yang sangat kuat atau mitsaqan ghalidzan

untuk mentaati perintah Allah dan melaksanakannya merupakan ibadah.

Pada prinsipnya tujuan perkawinan menurut Undang-Undang no. I tahun

1974, tentang perkawinan adalah mernbentuk keluarga bahagia dan kekal: Pasal I

menegaskan: perkawinan ialah ikatan lahir batin antara pria dengan seorang

wanita sebagai suarni-istri dengan tujuan rnernbentuk keluarga (rurnah tangga)

yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Untuk itu,

penjelasan umurn poin 4 huruf a rnenyatakan: suami istri perlu saling rnernbantu

dan rnelengkapi agar rnasing-rnasing dapat rnengembangkan kepribadiannya

rnernbantu dan rnencapai kesejahteraan spiritual dan material. 1

1
Ahmad Rofiq, Hu/cum Islam di Indonesia (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000), edisi
ke-1, cet-4, h.268
3

Tujuan perkawianan menurut agama Islam ialah untuk memenuhi

petunjuk agama dalam rangka mendirikan keluarga yang harmonis, sejahtera dan

bahagia. Harmonis dalam menggunakan hak dan kewajiban anggota keluarga:

sejahtera artinya terciptanya ketenangan lahir dan batin disebabkan terpenuhinya

keperluan hidup lahir dan batinnya, sehingga timbullah kebahagiaan yakni kasih

sayang antar anggota keluarga.2

Akan tetapi, kenyataan membuktikan bahwa memelihara kelestarian dan

kesinambungan sebuah perkawinan tidaklah mud ah, berbagai godaan dan

rintangan siap menghadang bahtera perkawinan, sehingga sewaktu-waktu

perkawinan dapat putus ditengah jalan. Putusnya perkawinan dapat terjadi karena

berbagai hal, baik karena meninggal dunia atau karena faktor lain seperti: faktor

biologis, psikologis, ekonomois serta perbedaan pandangan hid up dan sebagainya,

seringkali merupakan pemicu timbulnya konflik dalam perkawinan.

Apabila faktor-faktor tersebut dapat diselesaikan dengan baik, maka

mereka akan dapat mempertahankan mahligai perkawinannya, apabila faktor-

faktor tersebut tidak dapat diselesaikan, maka akan timbul perceraian sebagai

jalan keluar terakhir yang akan ditempuhnya. Suami-istri dalam ajaran Islam tidak

boleh terlalu cepat mengambil keputusan bercerai, karena benang.kusulitu sang1,1t

2
Abd. Rahman Ghazaly, Fiqh Munakahat (Bogor: Kencana, 2003), hal.22
4

mungkin disusun kembali. Walaupun ajaran Islam adajalan penyelesaian terakhir

yaitu perceraian, namun perceraian adalah suatu hal yang meskipun boleh

dilakukan tetapi dibenci oleh Nabi. 3 Hal ini dapat dilihat dari isyarat Nabi

Muhammad Swt, bahwa talak atau perceraian adalah perbuatan halal namun

dibenci oleh Allah Swt.

Setelah terjadi perceraian bukan berarti persoalan-persoalan rumah tangga

langsung berakhir, justru dengan adanya perceraian banyak persoalan-persoalan

yang harus diselesaikan oleh suami-istri, salah satunya adalah mengenai persoalan

harta bersama dan penganturannya.

Harta bersanm menurut KHI dalam buku pemikahan Bab XIII pasal 87,

Harta bawaan dari masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah dibawah

penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain dalam

perjanjian perkawinan.

Dalam Undang-Undang No. I tahun I 974 tentang perkawinan mengatur

tentang harta perkawinan, pada Bab VII dalam judul harta benda dalam

perkawinan. Daiam pasal 35 UU No. I tahun I 974 tentang perkawinan, dikenal

istilah dua jenis harta bersama dalam perkawinan yaitu:

3
Satria Effendi M.Zein, Problematika Keluarga Islam Kontemporer, (Jakarta: Kencana, 2004),
h.97
5

1. Harta yang diperoleh selama perkawinan.

2. Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang

diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau wansan adalah dibawah

penguasaan masing-masing si penerima para pihak tidak menentukan lain. Jadi

pengertian harta bersama adalah harta kekayaan yang diperoleh selama

perkawinan diluar hadiah atau warisan, maksudnya adalah harta yang didapat atas

usaha mereka, atau usaha sendiri selama masa perkawinan.

Demikian pula pada pasal 37 UU No. I tahun 1974 tentang perkawinan

dijelaskan bahwa: "Bila perkawinan putus karena perceraian, harta bersama diatur

menurut hukum masing- masing''. Dalam penjelasan pasal tersebut dijelaskan

yang dimaksud hukum masing-masing adalah hukum agama, hukum adat dan

hukum lainnya. Dengan demikian hukum agama dan hukum adat tennasuk bagian

dari sistem hukum yang ada di Indonesia.

Kemudian pasal 128-129 KUH perdata, dinyatakan bahwa apabila

putusnya tali perkawinan antara suami-istri, maka harta bersama itu dibagi dua

antara suami-istri, tanpa memperhatikan dari pihak mana barang-barang kakayaan

itu sebelumnya diperoleh. Tentang perjanjian kawin itu dibenarkan oleh peraturan
6

perundang-undangan sepanjang tidak menyalahi tatasusila dan ketentraman

umum yang berlaku dalam kehidupan masyarakat.4

Akan tetapi karena keanekaragaman hukum yang dianut oleh bangsa

Indonesia yaitu hukum adat, hukum barat dan hukum Islam sehingga dalam

proses penyelesian perkara perdata mempunyai pengaruh yang sangat besar,

seperti penyelesaian perkara harta bersama kapada tokoh masyarakat atau ulama.

Apakah didalam penyelesian perkara tersebut menggunakan hukum yang telah

ditentukan oleh Undang-undang atau berdasar pada kesepakatan kedua belah

pihak (hukum adat). Selain itu bagaimana tokoh masyarakat atau ulama

menyelesaikan perkara harta bersama.

Sehingga apabila terjadi perselisihan terhadap harta bersama jalan keluar

yang harus ditempuh adalah jalur pengadilan Agama. Hal ini seperti yang terjadi

dalam kasus putusan hakim, Pengadilan Agama Jakarta selatan nomor 1384/ pdt.

GI 2007/ PA. JS.

Dalam kedudukan harta bersama antara suami istri satu sama lain tidak

boleh melakukan penjualan atau mencampurkan harta tanpa pengetahuan yang

lainnya. Hal demikian bertujuan menghindari penyalahgunaan harta sehingga

4
Abdul Manna, Aneka Masa/ah Hukum Perdata Islam di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006),
Ed. I cet.ke-1, hal.I 05
7

ketika muncul cerai baik perceraian atas keputusan pengadilan atau cerai

kamatian.

Oleh karena itu berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka menurut

penulis perlu diangkat permasalahan dengan mengambil judul skripsi.

"KEDUDUKAN HARTA BERSAMA SETELAH PUTUS

PEllKAWINAN (ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN AGAM<\

JAKARTA SELATAN)".

B. Pembatasan dan Perumusan masalab

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka

jelaslah bahwa masalah kedudukan harta bersama setelah putusnya perkawinan

cukup kompleks dan luas. Oleh karena itu, pokok permasalahan dalam penelitian

ini dibatasi pada kedudukan harta bersama setelah putusnya perkawinan yang

dicerminkan dalam putusan pengadilan Agama Jakarta Selatan No 1384/ Pdt.G/

2007 I PA.JS.

Dari latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dapat ditulis

yakni mengenai kedudukan harta bersama setelah putusnya perkawinan terdapat

didalam kitab-kitah fiqih, namun didalam hukum adat tidak didapatkan harta

bersama. Maka Kompilasi Hukum Islam mengakui adanya harta bersama, karena

semestinya seoagai warga Negara yang berkaitan d1~ngan harta bersami,l


'
8

diselesaikan dengan aturan- aturan yang berlaku sedangkan dalam kenyataan

tidaklah demikian. Hal inilah yang ingin penulis telusuri lebih jauh dan secara

komprehensif dalam skripsi kedudukan Hatta Bersama setelah putus perkawinan

dengan analisis putusan Pengadilan Agama Jakarta Selatan.

Dengan Demikian perumusan masalah tersebut disusun pertanyaan

penelitian sebagai berikut:

I. Bagaimanakah masalah putusnya perkawinan diatur dalam Hukum Islam?

2. bagaimanakah masalah Harta bersama diatur dalam Hukum Islam?

3. Bagaimanakah gambaran analisis tentang kedudukan Harta bersama setelah

putusnya perkawinan terhadap putusan Pengadilan Agama Jakarta Selatan No

13841 Pdt. GI 20071 PA.JS?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

I. Tujuan:

a. Untuk mengetahui pengaturan putusnya perkawinan dalam Hukum Islam.

b. Untuk memberikan gambaran pengaturan Harta Bersama dalam Hukum

Islam.

c. Untuk mengetahui dan memberikan gambaran analisis tentang kedudukan

Harta Bersama setelah putusnya perkawinan terhadap putusan pengadilan

Agama Jakarta Selatan NO 13841 Ptd. GI 20071 PA.JS.


9

2. Manfaat penelitian:

Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi pengembangan pengetahuan

ilmiah dibidang Hukum Perdata yang berwawasan kelslaman. Selain itu,

diharapkan pula dapat memberikan informasi tentang kedudukan Harta

Bersama setelah putusnya perkawinan kepada masyarakat luas, dan khususnya

kepada para ulama. Lebih dari itu, hasil penelitian dapat dijadikan sebagai

masukan kepada kalangan Hakim yang berwenang dalam putusan Harta

Bersarna setelah putusnya perkawinan, sehingga dapat dilaksanakan perbaikan

yang diperlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dalam bidang

Hukum, khususnya mengenai Harta Bersama dalam Hukum Islam.

D. Metode Penelitian

l. Jenis Penelitian.

a. Penelitian Kualitatif, yakni jenis data yang akan dikumpulkan dalam

penelitian ini adalah data kualitatif yang berubah kata-kata, ungkapan,

norma atau aturan-aturan pokok masalah yang diteliti. Penulis berupaya

mengupas dan mencermati secara kualitatif mengenai masalah pandangan

Hukum Islam terhadap kedudukan harta bersama setelah putusnya

perkawinan.
10

b. Penelitian Deskriptif, yaitu dengan menggambarkan masalah,

mengumpulkan, menyusun dan menyeleksi data lalu data-data yang

terkumpul dianalisis dan diinterpretasikan. Penelitian ini juga menuturkan

dan menafsirkan data yang berkenaan dengan satu variabel, dengan

menyajikannya apa adanya.

c. Penelitian Hukum Nonnatif -doktriner, yakni penelitian yang mengkaji

Asas-asas dan norma-norma suatu sistem hukum.

2. Pengumpulan Data.

Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Studi dokumenter

Penulis melakukan pengumpulan data dengan cara menelusuri buku-buku

dan literature yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas.

b. Wawancara

penulis melakukan pengumpulan data melalui wawancara dengan pihak-

pihak terkait. Pihak-pihak yang diwawancarai penulis adalah hakim yang

berwenang terhadap permasalahan ini yakni hakim Pengadilan Agama

Jakarta Selatan dan tokoh masyarakat yang mengetahui permasalahan ini.


11

3. Sumber Data.

Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Data primer, yakni data yang diperoleh langsung dari sumbernya, dalam

ha! ini data yang akan diperoleh berasal dari para informan yang terdiri

dari hakim dan ulama yang memahami masalah har1a bersama.

b. Data skunder, yakni data yang memberikan penjalesan mengenai data

primer yang mencakup dokumen-dokumen resmi, buku-buku dan

literatur-literatur yang berhubungan dengan harta bersama.

4. Teknik Analisis Data.

Dalam menganalisis data, diterapkan teknik analisis isi secara kualitatif.

Jadi, dengan teknik ini penulis berusaha untuk mengkualifikasikan data-data

yang telah diperoleh dan disusun, kemudian melakukan interpretasi dan

formulasi.

Mengenai teknik penulisan, penelitian skripsi ini berpedoman pada

Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas syariah dan hukum Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakar1a.

E. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan ini, penulis mengadakan penulis yang secara keseluruhan

Bab terbagi menjadi lima BAB dan tiap Bab terbagi lagi kedalam beberapa sub

bab yang lebih kecil. Adapun pembagiannya sebagi berikut:


12

BAB I: Bab ini merupakan pendahuluan yang dida\amnya akan diuraikan latar

belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan

penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II: Sekitar masalah tentang pemikahan dan perceraian. Bab ini berisi

tentang pengertian perkawinan dan dasar hukum nya, syarat-syarat dan

rukun perkawinan, hikmah tujuan perkawinan, dan pengertian

perceraian serta sebab-sebabnya.

BAB III: Harta bersama menurut fiqih dan hukum positiJ'. Bab ini berisi tentang

pengertian harta bersama menurut fiqih dan hukum positif, dan

pendapat para ulama dan ahli hukum tentang harta bersama dalam

perkawinan.

BAB IV: Harta bersama di PA Jak-Sel. Bab ini berisi tentang data yang

didapatkan penulisan mengenai sejarah singkat dan yuridiksi PA Jak-

sel, kedudukan dan kekuasaan PA, Deskripsi, putusan PA Jak-sel

nomor 13841 pdt.G I 20071PA.JS. Pertimbangan hukum, Amar

putusan, dan analisa putusan PA Jak-sel nomor 13841 pdt. GI

2007IP A.JS.

BAB V: Penutup. Dalam bab ini berisi kesimpulan, saran-saran dan lampiran.
BABU
TINJAUAN UMUM TENT ANG PUTUSNY A PKRKAWINAN

A. Pengertian Putusnya Perkawinan.

Didalam Islam pernikahan itu gunanya selain untuk membina suatu

kehidupan rumah tangga yang bahagia juga merupakan ikatan yang kuat tali

persaudaraan antara kerabat dari pihak suami maupun pihak istri.

Tetapi kenyataannya manusia yang mengalami kehidupan berumah tangga

tidaklah selamanya mulus seperti yang diharapkan, dikarenakan ada kemungkinan

saling sengketa dan kurangnya kepercayaan antara suami istri, sehingga sampai-

sampai goyahnya bahtera rumah tangga tersebut.

Goncangan-goncangan dalam rumah tangga, bukan hanya saja datangnya

penyebab dari pihak istri, tetapi juga dari pihak suami. Menurut biasanya sikap

suami yang mengakibatkan kebencian istri in1 antara lain karena sikap acuh,

karena kurangnya memperhatikan hak-hak istri. Dan ditambah lagi seringnya

suami suka bergaul dengan perempuan lain dan sebagainya. Kesemuanya itu

berakibat kepada kegoncangan dalam rumah tangga.

Pada dasamya perkawinan itu dilakukan untuk waktu selamanya sampai

matinya salah seorang suami istri. Inilah sebenarnya yang dikehendaki agama

Islam. Namun dalam keadaan tertentu terdapat hal-hal yang menghendaki

putusnya perkawinan itu dalam arti bila hubungan perkawinan tetap dilanjutkan,
14

maka kemudharatan akan terjadi. Dalam ha! ini Islam membenarkan putusnya

perkawinan sebagai langkah terakhir dari usaha meianjutkan rumah tangga.

Putusnya perkawinan dengan begitu adalah suatu jalan keluar yang baik.

Putusnya perkawinan dalam hal ini berarti berakhirnya hubungan suami-

istri.1 Putusnya perkawinan atau yang biasa disebut dengan perceraian. Oleh

karena itu penulis akan memaparkan makna putusnya perkawinan ditinjau dari

hukum Islam. Dalam Islam perceraian prinsipnya dilarang, ini dapat dari pada

isyarat Rasulullah SAW, bahwa perceraian adalah perbuatan halal yang paling

dibenci Allah SWT.

Karena itu isyarat tersebut menunjukan bahwa perceraian merupakan

altenatif terakhir, sebagai pintu darurat yang boleh ditempuh, manakala bahtera

rumah tangga tidak dapat lagi pertahankan keutuhan dan kesenambungannya,

sebagai altematif terakhir. Islam menunjukkan agar sebelum terjadinya

perceraian, ditempuh usaha-usaha perdamaian antara kedua beta pihak baik

melalui hakam dari kedua bela pihak, atau melalui langkah-langkah yang lain.2

Sayyid Sabiq dalam bukunya Fikih Sunnah, memberikan definisi yang

terjemahannya sebagai berikut:

1
Amir Syarifuddin, Garis-garis Besar Fiqh, (Bogar: Kencana, 2003), cet.l, h.124
2
Ahmad Rafiq, Hu/mm Islam di lndanesia, (Jakarta: PT. Raga Grafindo Persada, 2000), cet.l,
h.269
15

Perceraian adalah lepasnya ikatan perkawinan dan mengakhiri hubungan


. • •3
suam1 1stn.

Did al am huln1m Islam, putusnya perkawinan itu dapat terjadi karena

beberapa ha!, yaitu:

1. Thalaq

2. Keputusan Hakim

3. Meninggal Dunia

4. Khuluk

5. Fasakh

6. Li'an

7. Ila'

8. Zihar

9. Murtad

1) Thalaq

Thalaq sebagaimana sudah kita bahas yaitu putusnya perkawinan. Hal ini

sudah ada sejak sebelum Islam dan be1jalan terns sampai sekarang (Zaman

Islam).

3
Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, Penerjemah Kamaluddin A.Marzuki, (Bandung: PT. Al-
Ma'arif,1987),jilid 2, Cet.ke- 4, h.206
16

Finnan Allah yang menerangkan Thalaq ialah:

Artinya:
"Dan lepaskanlah mereka dengan baik" (At-Thalaq :2).

Thalaq dilihat dari jumlah jatuhnya ada dua macam yaitu:

1. Thalaq Raj'i

Thalaq raj'i ialah thalaq dimana suami memiliki hak untuk merujuk

istrinya, sebab akad perkawinannya tidak mempengaruhi hubungannya hak

(kepemilikan) dan tidak mempengaruhi hubungannya yang halal (kecuali

persetubuhuan). Dasar dari hukum ini berdasarkan firman Allah SWT:

Artinya:
"Thalaq itu (yang dirujuk) dua kali setelah itu boleh rajuk lagi dengan
cara yang maruf atau menceraikannya dengan cara yang baik" (Al- Baqarah :229).
2. Thalaq Ba 'in

Thalaq ba 'in adalah Thalaq yang ketiga kalinya, Thalaq sebelum istrinya

dikumpuli, dan Thalaq dengan tebusan oleh istri kepada suaminya.4 Thalaq ba'in

ini terbagi kepada dua macam, yaitu:

a. Thalaq ba'in shugra yakni Thalaq kurang dari tiga kali. Thalaq ba'in shugra

memutuskan tali suami istri begitu Thalaq diucapkan. Karena ikatan

perkawinannya telah pntus; rnaka istrinyakembali menjadh1rang·asingt~

bagi suaminya. Bekas suami berhak untuk kemba.li kepada istrinya yang

4
Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, Penerjemah Kamaluddin A.Marzuki, h. 66
17

berthalaq ba 'in shugra dengan akad nikah dan mahar baru selama ia belum

kawin dengan laki-laki Iain.

b. Thalaq ba 'in kubra yaitu Thalaq tiga kali penuh. Dengan sendirinya

memutuskan hubungan tali· perkawinan. Tetapi thalaq brr'tn· kubra man:trui-

suami tidak dapat lagi untuk rujuk kepada mantan istrinya, kecuali setelah

mantan istrinya itu sudah kawin dengan laki-laki lain dalam arti kawin dengan

sebenar-benamya dan sudah disetubuhi lalui cerai. Dasar hukum ini adalah:

Artinya:
"Kemudian jika suami menthalaqnya (sesudah Thalaq yang kedua), maka
perempuan itu tidak halal lagi baginya sehingga dia kawin dengan suami lain"
(Al-Baqarah :230).

2) Keputusan Hakim

Putusnya perkawinan dengan keputusan hakim para fuqaha sepakat

menyatakan tidak ada nashnya yang shoheh.

Menurut Sayyid Sabiq dalam bukunya "Fikih Sunnah" perceraian dengan

putusan hakim tersebut dapat dibagi kepada empat macam, yaitu:

a. Karena suami tidak sanggup memberi nafkah.

b. Karena suami berbuat aniaya terhadap istrinya.

c. Karena suami ghaib (berjauhan).

d. Karena suami dihukum penjara. 5

5
Bakti A. Rahman, H11k11m Perkawinan Men11rot Islam, UU Perkawinan dan Hukllm
Perdala, (Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1981), .h.52
18

3) Meninggal Dunia

Dengan meninggalnya salah satu baik suami maupun istri, maka secara

otomatis terputuslah ikatan tali pernikahannya. Kalau yang meninggal itu istri,

maka tidak ada masalah bagi suami untuk segera menikah lagi dengan perempuan

lain. Tetapi kalau suami yang meninggal dunia, maka istri harus menunggu

(beriddah) selama empat bulan sepuluh hari barn boleh menikah dengan laki-laki

lain, ha! ini termaktub dalam Al-Qur'an yang berbunyi:

.::'7 ,.- ? f. .. ,,,.. t 1t ..J j! / ,.,, "j!,..


....... l#jj=-1 ~jl ~~ 0 ~o'iJ<.< [o/.jjl ,)j_;..l.,!j (.-..:..,,
.J-:,.. ': <
0 A .:;r ,,,, ,.-
u>OY. ct.;<Jlj
,.- ·.f...

Artinya:
"Orang-orang yang meninggal dunia diantaramu dengan meninggalkan
istri-istri (hendaklah para istri-istri itu) menangguhkan clirinya (beribadah) empat
bulan sepuluh hari" (Al-Baqarah :234).

Putusnya ikatan perkawinan dengan matinya salah satu pihak dari suami

istri menimbulkan hak saling waris mewarisi antara suami istri atas peninggalan

yang meninggal dunia (tirkah) menurut hukum waris (faroid).

4) Khuluk

Khuluk yang dibenarkan hukum Islam tersebut berasal dari kata "bahasa

arabnya" artinya menanggalkan pakaian. 6 Karena pen~mpuan sebagai pakaian

laki-laki dan laki-laki pun pakaian bagi perempuan. Menurut ahli fiqih, khuluk

adalah istri memisahkan diri dari suaminya dengan ganti rugi kepadanya. 7

Firman Allah dalam Al-Qur'an tentaug khuluk yakni:

6
Sayid Sabiq, Fikih Sunnah, Penerjemah Kamaluddin A.Marzuki, h. 95
7
Ibid.,
19

Artinya:
"Tidak halal bagi kamu mengambil kembali dari sesuatu yang telah kamu
berikan kepada mereka, kecuali kalau keduanya khawatir tidak dapat menjalankan
hukum-hukum Allah. Jika kamu khawatir bahwa kedua (suami-istri) tidak dapat
menjalankan hukum-hukum Allah, maka tidak ada dosa baginya (atas keduanya)
tentang bayaran yang diberikan istri utnuk menebus dirinya (Al-Baqarah: 229).

Khuluk dinamakan juga tebusan. Karena istri mene~us dirinya dari

suaminya dengan mengembalikan apa yang diterimanya atau mahar kena4-a

istrinya. Khuluk adalah ~uatu keistimewaan dalam hukum Islam dalam perceraian

bisa terjadi atas dasar persetujuan kedua belah pihak dari suami istri. Dalam ha!

ini ada pertentangan dengan pasal 208 B W yang tidak mengakui terjadinya

perceraian dengan persetujuan kedmrbetalTpihak dari suam+istri: Oleh-karenan)'l,l

dalam ajaran Islam, khuluk dapat diusulkan oleh pihak istri. Dari istri yang merasa

sudah tidak sanggup lagi meneruskan langsungan kehidupan perkawinan maka

Islam membenarkan istri yakni melalui khuluk. Begitu juga suami merasa sudah

tidak: sanggup lagi meneruskarr kelangsungsarr kehldupan- perkawinarr maka--it).

dapat mempergunakan hak Thalak yang ditangannya sepanjang ketetuan-

ketentuan syarat tanpa mengambil sesuatu yang telah diberikan kepada istrinya.
20

5) Fasakh

Fasakh ialah batalnya aqad dan putusnya ikatan perkawinan antara suami

istri. Fasakh itu disebabkan rusak yang yang terjadi dalam aqad atau dengan

sebab yang datang tiba-tiba yang dapat menghalangi tetapnya aqad. 8

Pisahnya suami istri akibat fasakh berbeda dengan Thalaq. Sebab Thalaq

ada Thalaq raj 'i yang tidak mengakhiri ikatan suami istri dengan seketika.

Adapun fasakh, baik karena hal-hal yang terjadi akan datang atau pun karena

adanya syarat-syarat yang tidak terpenuhi, ia mengakhiri ikatan perkawinan suami

istri seketika itu.

Contoh fasakh dengan sebab rusak yang terjadi karena dalam aqad, yaitu

sudah dilangsungakan aqad nikah temyata istri yang dinikahi adalah saudara

sesusuaan. Adapun contoh fasakh karena hal-hal yang terjadi akan datang, yaitu

bila salah seorang dari suami istri murtad dari Islam dan tidak mau kembali sama

sekali.

6) Li'an

Li'an diambil dari kata uW Artinya mengutuk.9 Sebab orang yang

membuat li'an itu ada sumpahnya yang kelima kalinya dia berkata sesungguhnya

padanya akan jatuh laknat Allah jika ia tergolong orang yang berbuat dusta. Jadi

yang dimaksud li'an adalah suami menuduh istrinya berbuat zina (seorang dengan

laki-laki).

8
Bakri A Rahman, Hukum Perkawinan Menurut Islam, VU Perkawinan dan Hukum Perdata,
h.44
9
M. Yunus, Kamus Arab Indonesia, (Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1994), h. 300
21

Mengenai Ii 'an termaktub dalam firman Allah SWT sebagai berikut:

.:;;-' ,,."'J,,t. ,,.'f:J.,,,,.,,."'J.J.J.!_"-,,.J. -.:J.,..- ,,.,,.'='t,,,.,,,,._-.:.,,,


~L, ';''~('.:'.JI ~~Io~ ~I 'I;~\~ ;.:A u>:;]..lj ~jjl 0_,...:r- .y.0)1j

,...,l '
,, ."'"'-" ,,,, "'" . . ::;,.,,,.,,,,-.:t.J,, ,,,._, --- ,,,_.. ""J.-.:
~kll0'!:1~1~ 01> 0;~~1...:..w 01~\j ~)~~\~

Artinya:

"Dan orang-orang yang menuduh istrinya (berzina) padahal mereka tidak


ada mempunyai saksi-saksi selain mereka sendiri, maka persaksian orang itu ialah
empat kali bersumpah dengan nam Allah, sesungguhnya dia adalah orang-orang
yang benar. Dua sumpah yang kelima bahwa la'nat Allah atasnya jika ia termasuk
orang-orang yang berdusta". (An-Nur: 6 dan 7).

Menuduh istri berbuat zina hukumnya juga sama dengan menuduh

perempuan lain berbuat zina, yakni harus dengan empat orang saksi. Tetapi dalam

hal menuduh istri ini, seandainya suami tidak dapat menghadirkan empat orang

saksi maka suami boleh bersumpah dengan nama Allah sebanyak empat kali, dan

untuk sumpah kelima kalinya dikuatkan dengan kalimat "laknat Allah akan

menimpa dirinya, jika ia berberbuat dusta. lnilah hakekat dari Ii 'an itu. Makanya

akibat dari Ii 'an ini tali pemikahan terputus untuk selama-lamanya.

Bagaimana jika istri yang menuduh suaminya berzina? Istri yang menuduh

suaminya berzina dalam hal ini dinamakan dengan istilah al- Qazaf
22

7) IIa'

IJa' ialah sumpah suami bahwa ia tidak akan bercampur (bersetubuh)

dengan istrinya. 10 Lafadz sumpahnya seperti si suami berkata kepada istrinya

"Demi Allah saya tidak akan campuri engkau". Dengan sumpah ini berarti

seorang istri telah dithalaq oleh suaminya. Mengenai ila' Allah jelaskan dalam

Al-Qur'an sebagai berikut:

Artinya:
"Kepada orang-orang yang menggila istrinya diberi tangguh empat bulan
lamanya. Kemudian jika mereka kembali (kepada istrinya), maka sesungguhnya
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan jika mereka ber'azam
(bertetap hati untuk )Thalaq, maka sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi
Maha Merrgetahui". (At- Baqaralr.226 darr227). ·

Ayat ini menjelaskan bahwa waktu tempo yang dibolehkan bagi para

suami memegang sumpahnya hanya empat bulan saja. Apabila telah sampai

empat bulan, suami boleh lagi kembali kepada istrinya dengan diiringi kewaj iban

membayar kifarat sumpahnya, yaitu memberi makarr sepululr orangmiskirr atmj

memberi pakaiannya, atau memerdekakan seorang budak, jika semua itu tidak

mampu, maka ia wajib puasa tiga hari berturut-turut

0
' Bakti A. Rahman, Hukum Perkawinan Menumt Islam, VU Perkawinan dan Hukum
Perdata, h. 48
23

Jika tidak kembali setelah waktu empat bulan, hendaklah ia menthalaq

istrinya itu bagaimana mestinya, dan jika ia tidak mau, maka Hakim dapat

menjatuhkan Thalaq terhadap istrinya yang ia ila' itu.

Bagaimana jika istrinya yang berbuat demikian? Permasalahan ila' jelas

hukumnya khusus bagi suami kepada istri tidak akan bercampur. Bila terjadi

sebaliknya, maka dinamakan dengan istilah al- Yamin atau sumpah.

8) Zihar

Zihar dari kata Zhahr, artinya: punggung. Maksudnya suami berkata

kepada istrinya "Engkau bagiku seperti punggung ibuku". I I

Seperti diatas zihar ini dimaksudkan bahwa suami tidak ingin lagi bergaul

(bercampur) dengan istrinya, sebagaimana Allah berfirman:

Artinya:
"Orang-orang yang menzihar istrinya diantara kamu (menganggap
istrinya sebagai ibunya, padahal) tiadalah istri mereka itu ibu mereka. Jbu-ibu
mereka tiada lain ialah yang telah melahirkan. Dan sesungguhnya mereka itu
sungguh-sungguh mengucapkan suatu perkataan yang mengukur dan dusta. Dan
sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun". (Al- Mujadalah: 2).

Bila suami telah mengucapkan zihar, maka istrinya haram dicampurinya

sebagaimana ia diharamkan mencapuri ibunya. Apabila ia ingin kembali kepada

istrinya, dia wajib membayar kafarat, yaitu memerdekakan budak, atau berpuasa

11
Sayid Sabiq, Fikih Sunnah, Penerjemah Kamaluddin A.Marzuki, h. 115
24

dua bulan berturut-turut, atau memeberi makan enam puluh orang miskin,

sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an:

Artinya:
"Orang-orang yang berzihar istri-istrinya mereka kemudian mereka
hendak menarik kembali apa yang mereka ucapkan, maka wajib atasnya
memerdekakan seorang budak sebelum kedua suami istrinya itu bercampur.
Demikian yang diajarkan kepada kamu, dan Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan. Barang siapa yang tidak mendapatkan budak, maka wajib atasnya
berpuasa dua bulan be1turut-turut sebelum keduanya bercampur. Maka siapa yang
tidak kuasa (wajib atasnya) memberi makan enam puluh orang miskin.
Demikianlah supaya kamu beriman kepada Allah dan Rosulnya, dan itulah hukum
hukum Allah, dan bagi orang kafir ada siksaan yang sangat pedih". (Al-
Mujadalah: 3 dan 4).

Dalam ayat-ayat disebutkan diatas dijelaskan bahwa suami yang telah

menzihar haramlah baginya bercampur dengan istrinya selama kafarat (denda)

tertentu belum dibayar. Atau dalam pengetian lain woijib dibayar kafarat, dan

berhak kembali lagi.

Bagaimana jika istri yang melakukan zihar? Dalam hal ini jelas dasar

hukumnya khusus bagi suami yang melakukan zihar. Jika terjadi hal demikian,

bukan dinamakan zihar akan tetapi sumpah seorang istri.


25

9) Murtad

Murtad ialah keluar dari agama Islam. Apabila murtad salah seorang dari

suami istri, maka putuslah hubungan perkawinan. 12

Semua ulama sepakat bahwa mmiad (keluar dari Islam) seseorang dari

suarni istri menyebabkan putusnya ikatan perkawinan, tapi mereka berbeda

perdapat dalarn menggolongkannya apakah termasuk Thalaq atau termasuk

Fasakh.

Di Indonesia putusnya ikatan perkawinan karena murtadnya seorang dari

suarni istri termasuk alasan perceraian dan dilakukan didepan Pengadilan Agama.

Demikianlah sudah diterangkan dan diuraikan sebab-sebab putusnya

perkawinan menurut pandangan hukum Islam.

B. Putusnya Perkawinan Mennrut Undang-Undang Perkawiuan

Sebagaimana yang disebutkan pasal l UU No.l/ 1974 dijelaskan bahwa

tujuan perkawinan adalah membentuk keluarga yang bahagia, kekal berdasarkan

keTuhanan Yang Maha Esa atau dalam bahasa KHI disebut dengan Mitsaqal

ghaliza (ikatan yang kuat), narnun dalam realitanya seringkali perkawinan

tersebut kandas ditengah jalan yang mengakibatkan putusnya perkawinan baik

karena sebab kematian, perceraian atau pun karena putus Pengadilan berdasarkan

syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh undang-undang.

12
Bakti. A. Rahman, Hukum Perkawinan Menurut Islam UU Perkawinan dan Hukum
Perdata, h. 54
26

Pasal 38 Undang-Undang No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan

menyatakan:

Perkawinan dapat putus karena:

a. Kematian.

b. Perceraian

c. Atas keputusan pengadilan. 13

Untuk itu suami-istri perlu saling membantu dan melengkapi agar masing-

masing mengembangkan kepribadiannya membantu dan mencapai kesejahteraan

spiritual dan material. Karena itu, Undang-undang ini juga menganut asas atau

prinsip mempersukar terjadinya perceraian. Untuk mernungkinkan perceraian

harus ada alasan-alasan tertentu serta dilakukan didepan sidang Pengadilan.

Putusnya perkawinan karena kematian sernata-mata bersifat nature

sehingga tidak akan menimbulkan masalah yang perlu dipecahkan. 14

Sedangkan putusnya perkawinan karena perceraian merupakan akibat

gugatan yang diajukan ke Pengadilan dengan alasan tertentu seperti khulu atau

riddah (salah satu pihak beralih agama), dimana hakim Pengadilan tidak boleh

mengabulkannya, dan rnernutuskan hubungan hukum perkawinan. Dan putusnya

perkawinan atas putusan Pengadilan, rnerupakan akibat gugatan baik cerai gugat

13
Amiur Nuruddin dan Azhari Kamal Tarigan, Hukun1 Perdata Islam di Indonesia,: studi
kritis Perkembangan Hukum Islam dari Fikih, VU No.II 1974 sampai KHI, (Jakarta: Kencana, 2006),
Edisi I, cet. 3, h. 216
14
Samsul Bahri, Putusnya Perkawinan karena Perceraian dan alas Putusan Pengadilan
dalam perspektif VU Peradilan Agama. Mimbar Hukum Aktualisasi Hukum Islam, jumal 2 bulanan
(No.26 tahun VIII, 1996 Mei -Juni), M- Hikmah dan Dit bin bapera Islam, h. 94
27

atau cerai thalaq yang diajukan ke Pengadilan dengan alasan tertentu pula seperti

cacat atau tidak dipenuhi nafkah dimana hakim Pengadilan boleh menolak (tidak

mengabulkan) atau tidak hams mengabulkannya suatu gugatan, tetapi boleh juga

mengabulkannya. 15

Jadi putusan perkawinan karena perceraian berarti bahwa hakim hams

menetapkan menumt hukum putusnya suatu perkawinan. Dan putusnya

perkawinan atas putusan Pengadilan berarti, bahwa hakim memberikan putusan

menurut pertimbangan rasa keadilan dan kemaslahatan pihak-pihak yang

mengajukan perkara ke Pengadilan. Hakim boleh mengabulkan dan juga boleh

menolak gugatan. 16

Mengenai tata cara perceraian didepan persidangan Pengadilan diatur

dalam Peraturan Pemerintah No.9 tahun 1975 tentang pelaksanaan Undang-

Undang No.I tahun 1974 tentang perkawinan menyatakan gugatan perceraian

diajukan kepada Pengadilan. Sedangkan tata cara mengajukan gugatan terakhir

dalam pasal 14 Peraturan Pemerintah No.9 tahun 1975 tentang pelaksanaan

Undang-Undang No. I tahun 1974 tentang perkawinan menyatakan bahwa

seorang suami yang telah melangsungkan perkawinan menumt agama Islam, yang

akan menceraikan istrinya, mengajukan surat kepada Pengadilan ditempat

tinggalnya, yang berisi pemberitahuan bahwa ia bermaksud menceraikan istrinya

15
Ibid., h. 99
16
Ibid., h. I 01
28

disertai dengan alasan-alasannya serta meminta kepada IPengadilan agar diadakan

sidang untuk keperluan itu.

Didalam penejelasan disebutkan adanya alasan-alasan yang dapat

dijadikan dasar untuk perceraian adalah sesuai dengan penjelasan pasal 39 UU

No. I tahun 1974 tentang perkawinan ayat (2) dijelaskan bahwa antara suami isteri

itu tidak akan dapat hidup rukun sebagai suami isteri.Maka Kompilasi Hukum

Islam pasal 116 yaitu:

1) Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk, pemadat, penjudi dan

lain sebagainya yang sukar disembuhkan.

2) Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama dua tahun berturut-turut

tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau karena ha! lain diluar

kemampuannya .

3) Salah satu pihak mendapat hukuman penjara lima tahun atau hukumannya

lebih berat setelah perkawinan berlangsung.

4) Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang

membahayakan pihak lain.

5) Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat tidak

dapat menjalankan kewajibannya sebagaimana suami atau istri.

6) Antara suami dan istri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan

tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga.

7) Suami melanggat Taklik Thalaq


29

8) Peralihan agama atau murtad yang menyebabkan terjadinya ketidakrukunan

dalam rumah tangga.

Permohonan gugatan ini harus diajukan ke Pengadilan Agama untuk

orang-orang Islam dan Pengadilan Negeri untuk orang-orang non Islam didaeraJ;i

hukum yang meliputi tempat berlangsungnya perkawinan atau tempat tinggal

kedua suami terakhir.

Bila diuraikan maka putusnya perkawinan dalam Undang-undang

perkawinan tergantung pada siapa yang berkehendak terdapat empat

kemungkinan sebagai berikut:

1. Putusnya Perkawinan Karena Kematian.

Putusnya perkawinan yang disebabkan kerena kematian suami atau istri

dapat dikatakan tidak menimbulkan banyak persoalan. Dengan meninggalnya

salah seorang diantaranya, maka dengan sendirinya ikatan perkawinan keduanya

putus. Pihak yang masih hidup dapat melanjutkan perjalanan hidupnya dengan

menikah lagi apabila segala persyaratan yang ditentukan yang berlaku dapat

dipenuhi sebagaiman mestinya. 17

Dengan meninggalnya salah seorang dari suami istri maka dengan

sendirinya putuslah ikatan perkawinan. Perkawinan hanya dapat dilakukan

didepan sidang Pengadilan, salah satu pihak yang menghendaki perceraian harus

mengajukan gugatan perceraian ke Pengadilan.

17
Lili Rusidi, Hu/mm Perkawinan dan Perceraian di Malaysia dan Indonesia, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 1991), h. 194
30

Putusnya perkawinan atas kehendak Allah sendiri melalui matinya salah

seorang suami istri, dengan sendirinya berakhir pula hubungan perkawinan

keduanya. 18 Kalau ikatan perkawinan putus sebagai akibat. meninggalnya suami,

maka istri menjalani masa iddah dan beitanggung jawab terhadap pemeliharan

anak-anaknya serta mendapat bagian harta warisan dari suaminya. Karena itu,

pasal 157 KHI, harta bersama dibagi menurut ketentuan sebagaimana tersebut

dalam pasal 96 dan 97.

Pasal 96 KHI

I) Apabila terjadi cerai mati, maka separuh harta bersama menjadi hak pasangan
yang lebih hidup lebih lama.
2) Pembagian harta bersama bagi seorang suami atau istri yang istri atau
suaminya hilang, harus ditanggungkan sampai adanya kepastian matinya yang
hakiki atau matinya secara hukum atas dasar putusnya Pengadilan Agama.

Pasal 96 KHI tersebut, menjelaskan ikatan perkawianan yang putus karena

salah seorang pasangan suami istri meninggal sehingga pembagian harta bersama

dilakukan oleh ahli waris betdasarkan proporsi, termasuk bagian pasangan yang

masih hidup. Pembagian harta bersama dimaksud, dilakukan oleh ahli waris bila

harta itu ada. Namun bila harta bersama belum ada karena kelangsungan ikatan

perkawinan sangat singkat, maka pihak yang masih hidup tidak mendapat bagian.

Sebaliknya bila perkawinan itu putus sebagai akibat cerai hidup, maka pasal 97

KHI menjelaskan bahwa janda atau duda cerai hidup masing-masing berhak

seperdua dari harta bersama sepanjang tidak ditentukan lain dalam perjanjian

perkawinan.

" Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqh, ( Jakarta: Prenada Media, 2003), Cet.1, h.124
31

Selain itu, perlu juga dijelaskan bahwa, bahwa untuk menentukan

hilangnya salah seorang pasangan suami istri, baik istri atau suami yang hilang

adalah pembuktian otentik yang dapat diterima oleh berbagai pihak secara

hukum. 19 Al-Baqarah ayat 234 "lstrijanda cerai karena kematian suaminya, wajib

beriddah 4 bulan 10 hari (130 hari)". Tidak ada nash Al-Qur'an dan hadis atau

ijma ulama yang mengatakan bahwa suami (duda) wajib beriddah, baik cerai mati

maupun cerai hidup. Pasal 170 yakni suami atau istri yang pasangannya

meninggal dunia wajib melaksanakan masa berkabung selama masa transisi

bersadarkan hadis Nabi SAW, ulama sependapat menetapkan bahwa istri yang

suaminya meninggal dunia, wajib berkabung selama masa iddah.

Dengan demikian, tidak halal bagi seorang wanita yang beriman kepada

Allah dan hari kiamat berkabung kepada orang yang rneninggal lebih dari tiga

hari. Kecuali kepada suami, Jadi istri yang cerai kerena kematian suami, wajib

berkabung atas kematian suaminya itu. 20

Tenggang waktu tunggu bagi janda kerena kematian, dihitung sejak

kematian suami, sedangkan tenggang waktu janda kerena perceraian, dihitung

sejakjatuhnya putusan Pengadilan Negeri yang sudah mempuyai kekuatan hukum

tetap (pasal 39 ayat 2 PP No.9/ 1975 tentang pelaksanaan Undang- Undang No. I

tahun 1974 tentang perkawinan). 21

19
Zainuddin Ali, Hu/mm Perdata Islam di Indonesia, h.78-79
20
www. Swaramuslim. Net/ images/ upload/ html.diakses pada tanggal 16 juni 2008
21
www. Disduk. Bandung. Go. Id/ aktacerai. php.diakses pada tanggal 16 juni 2008
32

Dengan meninggalnya salah satu baik suami maupun istri, maka secara

otomatis te1putuslah ikatan tali pemikahannya. Kalau yang meninggal itu istri,

maka tidak ada masalah bagi suami untuk segera menikah lagi dengan perempuan

lain. Tetapi kalau suami yang meninggal dunia, maka istri harus menunggu

(beriddah) selama empat bulan sepuluh hari baru boleh menikah lagi dengan laki-

laki lain, ha! ini bermaktud dalam Al-Qur' an Surat Al-Baqarah ayat 234 yang

berbunyi.
,, ,, ,, < ,, ""' ,, .J. ,,. ,, '$. / ,. .J. ... :;; ;;;

~ 1:,~ 1?) ~[ ;k!jl ~~ ~?.. G,.1jj1 0J~J.!) ~ 0j.;fi .);..Ul)


,, " ,,,, ,, ,, ,,
J ,, .J. J... " ,, .J. ,, " ... ,,. ... ... ,, ,, ,, ,.

~ 0_,i:.;.; ~ .illl) ~J/:J~ ~i ~ ::rw ~ ;~ c~ JU ~~1


Artinya:
"Dan orang-orang yang mati diantara kamu serta meninggalkan istri
hendakalah mereka (istri-istri) menunggu empat bulan sepuluh hari. Kemudian
apabila telah sampai (akhir) iddah mereka, maka tidak ada dosa bagimu mengenai
apa yang mereka lakukan terhadap diri mereka menurut cara yang patut dan Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan".

Putusnya perkawinan dengan matinya salah satu pihak dari suami istri

menimbulkan hak saling waris mewarisi antara suami istri atas peninggalan yang

meninggal dunia (tirkah) menurut hukum waris (jaraid).

Dengan meninggalnya salah seorang dari suami istri maka dengan

sendirinya putuslah ikatan perkawinan. Perkawinan hanya dapat dilakukan

didepan sidang Pengadilan, salah satu pihal yang menghendaki perceraian harus

mengajukan gugatan perceraian kepada Pengadilan. Untuk memastikan dia masih

dalam keadaan haid, Imam Malik mempersyaratkan untuk kesempurnaan iddah

tersebut ialah perempuan itu telah berhaid selama satu kali dalam masa itu kalau
33

dia belum haid dalam masa itu, perempuan itu berada dalam keraguan tentang

kemungkinan hamil. 22

Apabila perkawinan putus karena kematian, waktu tunggu ditetapkan 130

hari (pasal 39 ayat I huruf a PP Nomor 9 tahun 1975 tentang pelaksanaan

Undang- Undang No. I tahun 1974 tentang perkawinan dan pasal 153 ](}II).

Ketetapan ini, berlaku bagi istrinya yang ditinggal mati suaminya dalam keadaan

tidak hamil, waktu tunggunya adalah sampai ia melahirkan. 23

Karakteristik masa iddah tersebut, merupakan ketentuan hukum mengenai

tenggang waktu hitungan masa iddah dalam hukum perkawinan islam. Dalam

hikmah yang penting dalam masa iddah selain untuk mengetahui masa keadaan

rahim, juga menentukan hubungan nasab anak, memberi alokasi waktu yang

cukup untuk merenungkan tindakan perceraian, bagi istri yang ditinggal mati

suaminya adalah untuk turut berduka cita atau berkabung sekaligus menjaga

timbulnya fitnah. Hal ini, diatur dalam pasal 170 KHI.

l) lstri yang ditinggalkan mati oleh suaminya, W[\jib melaksanakan masa

berkabung selama masa iddah sebagai tanda turut berduka cita dan sekaligus

menjaga timbulnya fitnah.

2) Suami yang ditinggal mati oleh istrinya, melakukan masa berkabung menurut

kepatutan.

22
Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqh, h .310
23
Zaenuddin Ali, Hukum Perdata Islam di Indonesia. h. 88
34

Ketentuan KHI tersebut, bukan hanya mengatur masa iddah dalam hal

berkabung, melainkan juga mengatur masalah masa berkabung bagi suami yang

ditinggal mati oleh istrinya. Berarti pengaturan hukum perkawinan Islam dalam

masa iddah bukan hanya semata-mata mementingkan aspek yuridis normatif,

tetapi juga mementingkan aspek yuridis empiris yang memuat aspek rasa, tolerasi

dan kepatutan. 24

2. Putusnya Perkawinan Karena Perceraian.

Perceraian adalah penghapusan perkawinan dengan putusan hakim atau

tuntutan salah satu pihak dalam perkawinan. 25 Menurut H.A. Fuad Said dalam

bukunya perceraian dalam hukum Islam, perceraian adalah putus hubungan

perkawinan antara suami dengan istri. 26 Dalam kamus besar bahasa Indonesia,

perceraian adalah perpisahan atau perihal bercerai antara suami-istri.

Perceraian dalam ikatan perkawinan adalah sesuatu yang dibolehkan oleh

aJaran Islam. Apabila sudah ditempuh berbagai cara untuk mewujudkan

kerukunan, kedamaian, dan kebahagiaan, namun harapan dalam tujuan

perkawinan tidak akan terwujud atau tercapai sehingga yang terjadi adalah

perceraian. Perceraian diatur dalam UU No.71 1989 tentang Peradilan Agama

(selanjutnya disebut UUPA) dan pasal 115 KHI. 27

24
Ibid., h.90
25
Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, (Jakarta: Intem1asa, 1995), Cet, 27, h.42
26
Fuad Said, Perceraian Menunit Hukum Islam, (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1994), Cet.1, h. I
27
Zainuddin Ali, Huku1n Perdata Islam di Indonesia, h.80
35

Perceraian adalah merupakan akibat dari suatu hubungan yang disebabkan

oleh adanya hubungan perkawinan. Keduanya (antara perkawinan dan perceraian)

saling berhubungan dimana perceraian hanya dapat terjadi karena adanya sebuah

ikatan perkawinan. Hal ini terdapat dalam hadis yang diriwayatkan dari Amr bin

Syu 'aib dari ayahnya dan dari kakeknya (diriwayatkan pu la dengan shahih dari

Ali r.a Mu'adz, Jubir bin Abdullah r.a ibnu Abbas r.a, dan Aisyah r.a).

i:.r. ~ olJ.J) .. ·c \.(; ~ 0-4 :11 J)\b :I r-1-- J ~ 2!11 J- ,11 J_,.... .J Ju
( o..\:>.- ,y- '":!I ,y- ~
Artinya:

"Rasulullah SAW bersabda: tidak ada talak kecuali sesudah nikah". 28

Dalam KHI, disebutkan pula bahwa putusnya perkawinan dapat

disebabkan karena perceraian dan dapat terjadi karena talak atau gugatan

perceraian. Sebagaimana ketentuan dari Undang-Undang No.I tahun 1974

tentang Perkawinan pasal 39 ayat (!) bahwa perceraian hanya dapat dilakukan

didepan sidang Pengadilan yang bersangkutan berusaha dengan tidak berhasil

mendamaikan kedua bela pihak.

Pengertian tentang perceraian dalam hukum positif tidak penulis temukan

secara jelas, namun dalam Peraturan Pemerintah kata perceraian ini menggunakan

istilah cerai talak untuk membedakannya dalam pengertian perceraian atas

28
Al-Imam Taqiyuddin Abubakar al-Husaini, Kifayatul Akhyar Fii Alli Ghaayatil Jkhtishaar,
Penerjemah Achmad Zaidun dan A.Ma'ruf Asrari, h. 478
36

keputusan Pengadilan. Sedangkan perceraian atas permohonan istri menggunakan


• 29
cera1 gugat.

Sebagaimana ketentuan dari UU No. 7 tahun 1979 tentang Peradilan

Agama, Pengadilan Agama pasal 39 ayat (1) bahwa perceraian hanya dapat

dilakukan di depan sidang Pengadilan setelah Pengadilan yang bersangkutan

berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak.

Menurut penulis proses dihadapan sidang ini dilakukan untuk memberikan

perlindungan hukum terhadap terhadap hak suami istri te:rsebut dimana pada pasal

2 (2) UU No.1 tahun 1974 tentang perkawinan dikatakan bahwa tiap perkawinan

dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang berlah.'U. Maksud kalimat

jelas bahwa apabila perkawinanya saja harus dicatatkan apabila terjadi perceraian

antar keduanya. Jadi saat keduanya masih terikat dalam ikatan perkawinan yang

telah dicatatkan, keduanya memiliki akta nikah sebagai bukti otentik atas

perkawinannya. Namun apabila sampai terjadi perceraian, akta nikah diganti

dengan akta cerai yang diberikan oleh Pengadilan Agama yimg bersangkutan.

Seperti yang telah disampaikan sebelumnya bahwa suami atau istri

memiliki hak yang sama untuk mengajukan cerai apabila salah seorang

diantaranya tidak dapat menjalankan kewajibannya dan memberikan segala yang

menjadi hak pasanganya. Akan tetapi alasan yang diajukan haruslah sesuai

dengan yang telah diatur tentangnya, karena bagaimanapun UU Perkawinan

29
Arso Sastroatmodjo, Hu/mm Perkawinan di Indonesia, (Jakarta: Bulan Bintang, 1981), h. 60
37

menganut prinsip mempersukar te1jadinya perceraian dan oleh karenanya pula


30
dalam setiap persidangan majlis hakim wajib mengusahakan perdamaian.

Undang-undang No.I tahun 1974 tentang perkawinan membagi

penceraian itu menjadi dua macam yaitu cerai talak dan cerai gugat. Daq

ketentuan-ketentuan tentang perceraian dalam Undang-Undang No.I tahun 1974

tentang Perkawinan pasal 31 sampai 41 dan lala cara perce:raian dalam PP No. 9

tahun 1975 tentang pelaksanaan Undang- Undang No.I tahun 1974 tentang

perkawinan pasal 13 sampai 36 jo. Kompilasi Hukum Islam pasal 144 jo,

Undang-Undang No.7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama dapat ditarik

kesimpulan bahwa perceraian itu dibagi menjadi dua macam yaitu:

a. Cerai talak
b. Cerai gugat
1) Cerai thalaq

Undang-undang membedakan anlara perceraian alas kehendak suami

dengan perceraian atas kehendak istri. Hal ini karena kerakteristik hul..-um Islam

dalam perceraian memang menghendaki demikian, sehingga proses perceraian

alas kehendak suami berbeda dengan perceraian atas kehendak istri. 31

Cerai talak adalah cerai yang dijatuhkan alas oleh suami terhadap istrinya

sehingga perkawinan mereka menjadi putus. Dalam bahasa hukum perceraian

30
Mukti Arto, Praktek Perkara Perdata Pada Pengadi/an Agama (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 1996), h.95
31
K. Watjik Saleh, Hukum Perkawinan Indonesia (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1976), h.37
38

jenis ini disebut dengan talak cerai talak ini hanya khusus untuk yang beragama

Islam seperti yang dirumuskan oleh pasal 66 Undang-Undang No. 7 tahun 1989

tentang Peradilan Agama yang menghapus ketentuan sebe:lumnya pada pasal 14

PP No. 9 tahun 1975 tentang pelaksanaan UU perkawinan No. 1 tahun 1974

sebagai berikut:

Pasal 66

Seorang suami yang beragama Islam yang akan menceraikan istrinya


mengajukan permohonan kepada Pengadilan untuk mengadakan sidang guna
menyaksikan ikrar talak.
Pasal tersebut sekaligus mengahapus ketentuan sebelumnya pada pasal 14

PP No. 9 tahun 1975 tentang pelaksanaan UU Perkawinan No. I tahun 197.+.

Pengetian kata Thalaq dapat dilihat pada dua segi bahasa dan istilah.

Secara bahasa kata talak berasal dari kata ~ yang artinya melepaskan atm.1

meniggalkan. 32 Dalam al-Munawir kamus arab Indonesia, thalaq berarti

meninggalkan seperti dalarn kalimat thalaqa zaujatahu.33 Sedangkan menurut

istilah talak adalah melepaskan ikatan perkawinan atau putusnya hubungan

perkawinan (suami istri) dengan mengucapkan secara sukarela ucapan ta Zak

kepada istrinya dengan kata-kata yang jelas dan dengan sendiri. 34

32
Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, Penerjemah Kamaluddin A.Marzuki, h.206
33
A. W. Munawir, Al-Muna\vir. Knmus Arab - Indonesia. (Surabaya: Pustaka Progressif,
1997), Cet.ke-14, h.861
34
Ahmad Shidik, Hukum Ta/ak Dalam Agama Islam, (Surabaya: Putera Pelajar, 2001), Cet.1,
h.9
39

Dalam hukum Islam, hak cerai terletak pada suami, oleh karena itu

Pengadilan Agama maupun Pengadilan Negeri ada istilah cerai talak. Sedangkan

putusan Pengadilan sendiri ada yang disebut sebagai cerai gugat. Disinilah letak

perbedaannya. Bahkan ada perkawinan yang putus karena khulu, fasakh, dan

sebagainya. Putusan Pengadilan ini akan ada berbagai macam produknya.

Pada penyebab perceraian, Pengadilan memberikan legal formal yakni

pemberian surat sah atas permohonan talak dari suami. Surat talak tersebut

diberikan dengan mangacu pada alasan sebagaimana diatur dalam pasal 39 ayat

(2), dimana salah satu pihak melanggar hak dan kewajiban. Sehingga walaupun

surat talak tersebut secara hukum, namun tidak ada kata kesepakatan diantara

kedua bela pihak untuk bercerai. Sehingga contoh, apabila seorang suami

menjatuhkan talak satu kepada istrinya, maka talak satu yang diucapkan tersebut

harus dilegalkan terlebih dahulu di depan Pengadilan. Karena pada dasarnya

secara syar 'i, talak tidak boleh diucapkan dalam keadaan emosi. Sehingga

melalui proses legalisasi didepan Pengadilan, terdapat jenjang waktu bagi suami

untuk merenungkan kembali talak yang telah tcrucap. 35

Dalam Ensiklopedi Islam Indonesia, talak diartikan sebagai pemutusan

ikatan perkawinan yang dilakukan oleh suami secara sepihak dengan

menggunakan lafadz talak atau jenisnya. 36

35
www. Pemantau peradilan. Com/ detil/ det.diakses pada tanggal 16 Juni 2008
36
Dewan Redaksi Eksiklopedia Islam, Ced. Ensiklopedia Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru Van
Hoeve, 1997), Cet. 4,jilid 5, h. 53
40

Menurut KHI pasal 117 talak adalah ikrar suami dihadapan sidang

Pengadilan Agama yang menjadi salah satu sebab putusnya ikatan perkawinan

dengan cara bagaimana dimaksud dalam pasal 129, 130, dan 131. ·

Thalaq sebagaimana yang telah dibahas yakni putusnya ikatan perkawinan

atas inisiatif dari suami. Hal ini sudah ada sejak sebelum Islam dan berjalan terus

sampai sekarang (zaman sekarng).

Firman Allah yang menerangkan thalaq ialah:

... J
'
J/::, Jo}' ,).;ji...
,, ,.. "'

Artinya:

"Atau lepaslah mereka dengan baik" (At-thalaq:2)

Thalaq dilihat dari jumlah jatuhnya ada dua macam yaitu:

1) Thalaq Raj'i

Thalaq Raj 'i ialah suatu thalaq dimana suami memiliki hak untuk merujuk

istrinya tanpa kehendaknya. Dan thalaq raj'i ini disyaratkan pada istri yang telah

digauli. 37

Thalaq Raj 'i tidak melarang bekas suami berkumpul dengan bekas istrinya

sebab aqad perkawinannya tidak mempengaruhi hubungannya hak (kepemilikan)

dan tidak mempengaruhi hubungannya yang halal (kecuali persetubuhan). Dasar

dari hukum ini berdasarkan firman Allah:

37
Al-Imam Taqiyuddin Abu Bakar al-Husaini, Kifayatul Akhyar Fii Alli Ghaayatil lkhtishaar,
Penerjemah Achmad Zaidun dan A.Ma'ruf Asrari, h. 476
41

Artinya:
"Thalaq yang dapat dirujuk itu dua kali setelah suami itu dapat menahan
dengan baik, atau melepaskan dengan baik" (Al-Baqarah:229).

Thalaq Raj 'i yakni talak satu atau talak tanpa didahului tebusan dari pihak

istri, pada talak ini si suami diberi hak untuk kembali kepada istrinya tanpa

melalui nikah baru, selama istirnya masih dalam masa iddah. 38 Atau talak suami

kepada istri yang telah dicampuri, baik dengan sharih {terang) maupun kinayah

(sindirian). 39

Hal ini terdapat dalam KHI pasal 118 bahwa thalak Raj'i adalah talak ke

satu atau kedua, dimana suami berhak nljuk selama istri dalam masa iddah.

2) Thalak Bain

T11alak Bain ialah thalak yang ketiga kalinya thalak sebelum istrinya

dikumpuli, dan thalak dengan tebusan oleh istri kepada suami. 40 Thalak bain ini

terbagi kepada dua macam, yaitu:

a. Thalak bain shugra yakni thalak kurang dari tiga kali, thalak bain shugra

memutuskan tali suami istri begitu thalak yang diucapkan. Karena ikatan

perkawinan yang telah putus, maka istrinya kembali menjadi orang asing.

(lain bagi suaminya). Bekas suami berhak untuk kembali kepada istrinya yang

38
Amir syarifuddin, Ga11·s-Garis Besar Fiqh, h. 220
39
A. Fuad Said, Percerain Menum/ Hu/mm Islam, (Jakarta: Pustaka al -Husna, 1994), CeLl,
h.55
0
' Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, Penerjemah Kamaluddin A.Marzuki, h. 66
42

berthalak bain syugra dengan aqad nikah dan mahar baru selama ia belum

kawin dengan laki-laki lain.

b. Thalak bain kubro yakni thalak tiga kali penuh. Thalak yang menghilangkan

kepemelikan bekas suami terhadap bekas istri serta menghilangkan kehalalan

bekas suami untuk kawin lagi dengan bekas istrinya, kecuali setelah bekas

istri itu telah kawin dengan laki-laki lain, telah berkumpul dengan suami

kedua itu serta telah bercerai serta wajar dan telah selesai menjalankan

iddalmya. Thalak bain kubro terjadi pada talak yang keliga.41

Ketentuan hukum ini memang tidak dimuat dalam kitab jiqh, karena

dalam pandanganjiqh perceraian itu terjadi terhitung mulai diucapkan oleh suami,

sedangkan konsumsi yang mengucapkan talak itu berada di Pengadilan.

2) Cerai gugat

Dalam kompilasi hukum islam istilah cerai gugat: ini dikenal dengan nama

khulu yang dinyatakan dalam pasal I point I yang berbunyi khulu adalah

perceraian yang terjadi atas permintaan istri yang dijatuhi talak berupa denda atau

uang dan lainnya.

Pada dasamya cerai gugat adalah cerai yang didasarkan atas ada gugatan

yang dirujuk oleh istri agar perkawinan dengan suami menjadi putus. Menurut K.

Wantjik Saleh yang dimaksud dengan cerai gugat adalah perceraian yang

41
Abd. Rahman Ghazaly, Fiqh Munakahat, (Jakarta: Prenada Media, 2003), Cet.l, h.99
43

disebabkan oleh suatu gugatan terlebih dahulu oleh pihak suami melalui

Pengadilan dengan suatu putusan Pengadilan.42

Cerai gugat dihampir semua kota besar lebih tinggi dari cerai talak

Jakarta, Pelita Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama OKI Jakarta H.

Achmad Fauzan Harun, SH mengatakan carai gugat dihampir semua kota besar di

Indonesia lebih tinggi dari cerai talak. Artinya perceraian lebih banyak diajukan

oleh pihak istri, ketimbang diajukan oleh suami. Gugatan cerai ialah perceraian

yang terjadi istri mengajukan mengajukan kepada Pengadilan Agama Tinggi

angka perceraian, apalagi cerai gugat lebih tinggi dari cerai talak sangat

memperihatinkan. Perceraian apapun alasanya yang merasakan akibat langsung

adalah anak.4 3

Cerai gugat diatur dalam Undang-Undang Perkawinan No. I tahun 1974

jo PP No. 9 tahun 1975 tentang pelaksanan UU Perkawinan No. I tahun 1974 dan

pasal 20 sampai 36 jo. Undang-undang No. 7 tahun 1989 tentang Pengadilan

Agama pasal 73 sampai 88 jo. Kompilasi Hukum Islam pasal 133 sampai 148.

Khulu yang dibenarkan dalam Islam tersebut berasal dari kata bahasa arab

artinya menggalkan pakaian. 44 Karena perempuan sebagai pakaian laki-laki dan

42
K. Wantjik Saleh, Hukum Perkawinan Indonesia, h. 40
43
www. Hupelita. Com/ baca.php. diakses pada tanggal 17 Juni 2008
44
Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, Penerjemah Kamaluddin A.Marzuki, h. 95
44

laki-laki pun pakaian perempuan. Menurnt ahli fiqh, khulu adalah istri

memisahkan diri dari suami dengan ganti rugi kepadanya. 45

Firman Allah dalam Al-Qur'an tentang khulu', yakni:

Artinya:
"Tidak halal bagi kamu mengabil kembali sesuatu yang telah kamu
diberikan kepada mereka, kecuali keduanya (suami dan istrinya) khawatir tidak
mampu menjalankannya hukum-hukum Allah. Jika kamu (wali) khawatir bahwa
keduanya tidak mampu menjalankan hukum Allah, maka keduanya tidak berdosa
atas bayangan yang (harus) diberikan oleh istrinya untuk menebus dirinya". (Al-
Baqarah: 229).

Khufu' dinamakan juga tebusan. Karena istri menebus dirinya dari

suaminya dengan mengembalikan apa yang telah diterimanya atau mahar kepada

istrinya. Khulu' adalah suatu keistimewaan dalam hukum Islam dalam perceraian

bisa terjadi atas persetujuan kedua bela pihak dari suami istri. Dalam hal ini ada

pertentangan dengan pasal 208 B W yang tidak mengakui terjadinya perceraian

dengan persetujuan kedua bela pihak dari suami istri. Oleh karenanya dalam

ajaran Islam, khulu dapat diusulkan oleh pihak istri. Dari istri yang merasa sudah

tidak sanggup lagi meneruskan kelangsungan kehidupan perkawinan maka Islam

membenarkan istri yakni melalui khulu begitu juga suami merasa sudah tid~

sanggup lagi meneruskan kelangsungan kehidupan perkawinan maka ia dapat

45
Ibid.,
45

mempergunakan hak thalak yang ada ditangannya sepanjang ketentuan syara'


46
tanpa mengabil sesuatu yang tidak diberikan kepada istrinya.

Asal kata khulu adalah khul 'an, yakhla 'u, khala 'a yang berarti melepaskan

atau meninggalkan. 47 Seperti dalam kalimat khala 'a ats-tsauba yang artinya

meninggalkan pakaian karena seperti yang terdapat dalam firman yang berbunyi:

Artinya:
"mereka istri itu adalah pakaian bagimu, kamupun adalah pakaian bagi
mereka". (Q. S. Al-Baqarah /2: 187)

Penggunaan kata khulu untuk putusnya perkawinan karena sebagai

pakaian bagi suaminya berusaha menanggalkan pakaian itu dari suaminya. Dalam

arti istilah hukum dalam beberapa kitab fiqh khulu diartikan dengan putus

perkawinan dengan menggunakan uang tebusan, menggunakan ucapan thalaq

atau khulu.

Khufu itu merupakan suatu bentuk dari putusnya perkawianan, namun

beda dengan bentuk lain dari putusnya perkawinan itu, dalam khulu terdapat uang

tebusan, atau ganti rugi atau iwadh.

Untuk maksud yang sama dengan kata khulu itu ulama menggunakan

beberapa kata, yaitu jidyah, shulh, mubardah, walaupun dalam makna yang sama

namun dapat dibedakan dari segi jumlah ganti rugi atau iwadh yang digunakan.

16
' Bakti A. Rahman. Hu/mm Perkawinan Menurut Islam UU Perkawinan dan Hu/mm Perdata,
Jakarta, PT. Hidayakarya Agung, 1981, h.52

A. W. Munawir Al~munawir, Kamus Arab-Indonesia., h.361


47
46

Bila ganti rugi untuk putusnya hubungan perkawinan itu adalah seluruh mahar

yang diberikan waktu nikah disebut khulu. Bila ganti rugi adalah separuh dari

mahar, disebut shulh, bila ganti itu lebih ban yak dari mahar yang diterima disebut
48
fidyah dan bila istri bebas dari ganti rugi disebut mubarrah. (ibnu rusyd: 50).

Dari pengetian tentang khulu diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

khulu adalah hak memutus akad nikah oleh istri terhadap suaminya yang dapat

terjadi atas kesepakatan (jumlah tebusan mahar) atau perintah hukum agar istri

membayar denganjumlah tertentu dan tidak melebihi jumlah mahar suaminya. 49

Ada perbedaan antara cerai gugat dengan cerai talak yang selayaknya

harus diketahui, karena hal ini penting bagi pencari keadilan yang tidak ingin

dipersulit oleh aturan yang telah ada.

1) Dari segi pihak yang mengajukan, permoho nan cera.i talak diajukan oleh

suami sedangkan cerai gugat diajukan oleh pihak istri.

2) Dalam cerai talak suami sebagai pemohon diwajibkan membayar najkah dan

mut 'ah kepada istri sebagai termohon sedangkan dalam cerai gugat istri

disyaratkan membayar iwadh (pengganti) sebagai tebusan kepada suami.

3) Dari segi prosedurnya, cerai talak tidak membutuhkan qabul tetapi cerai gugat

(khulu) membutuhkan qabu!. 50 Dapat kita ketahui dan kita pahami melalui

peraturan-peraturan yang ada baik aturan itu yang ditetapkan oleh agama
48
Amir Syafuddin, Garis-Garis Besar Fiqh. h. 231
49
A.Rahman l Doi, Penjelasan Lengkap Hukum- Hukum Allah (Syariah),Penerjemah Zaimudin
dan Rusydi Sulaiman, (Jakarta: PT. Raga Grafindo Persada, 2002), Cet.ke-1, h. 251
50
Ahmad Kuzari, Nikah Sebagai Perikatan, (Jakarta: Raja Grafindo, 1995), Cet.l, h. 227
47

bahwa perceraian itu tidak dapat dilakukan semuanya melainkan harus

melalui prosedur dan tata cara yang telah ditetapkan.

Sudah terang bahwa dalam perceraian menempatkan kedua bela pihak

dalam kedudukan yang sama. Bahkan persamaan kedudukan itu nampak lebih

jelas lagi dalam hadist.

I. Putusnya Perkawinan Atas Dasar Putusan Pengadilan.

Putusnya perkawinan atas putusan Pengadilan sebagai pihak ketiga setelah

melihat adanya sesuatu pada suaminya dan atau pada istrinya yang menandakan

tidak dapatnya hubungan perkawinan itu dilanjutkan. Putusnya perkawinan dalam

bentuk ini disebutfasakh. 51

Fasakh yakni membatalkan dan melepaskan ikatan pertalian anatara suami

istri. Fasakh bisa terjadi karena syarat-syarat yang tidak terpenuhi pada akad

nikah atau karena hal-hal lain datang kemudian yang membatalkan kelangsungan

perkawinan. 52 Fasakh adalah putus ikatan perkawinan kerena salah satu diantara

suami atau istri murtad atau sebab-sebab lain yang harusnya dia tidak dibenarkan

kawin. 53

Fasakh ini pada dasamya terjadi atas inisiatif pihak ketiga, yakni hakim

setelah hakim mengetahui bahwa perkawinan itu tidak dapat dilanjutkan, baik

karena perkawinan yang telah berlangsung temyata terdapat kesalahan, seperti

51
Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqh, (Jakarta: Prenada Media, 2003), Cet.l, h. 124
52
Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, Penerjemah Kamaluddin A.Marzuki, h.124
53
Amir Syarifuddin,. Garis-Garis Besar Fiqh, h.243
48

tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan maupun pada diri suami atau istri

terdapat kekurangan yang tidak mungkin dipertahankan untuk kelangsungan

perkawinan. 54

Fasalch berarti memutuskan pernikahan, perkara ini hanya boleh

diputuskan apabila pihak istri membuat pengaduan kepada mahkamah dan

hakim. 55 Fasakh ialah membatalkan ikatan perkawinan melalui kuasa hakim

dengan sebab-sebab tertu saja tanpa ucapan talak. Keduanya pasangan suami istri

tidak sanggup lagi untuk meneruskan perkawinan, dan sekiranya diteruskan juga,

ia boleh menyebabkan keutuhan rumah tangga. Fasakh diharuskan untuk

kebaikan kedua bela pihak, sama ada pihak suami atau pihak istri. 56

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa perceraian yang terjadi

karena putus pengadilan terjadi diluar kehendak suami atau istri. Yakni apabila

Maj lis Hakim berpendapat atau menilai perkawinan keduanya tidak memenuhi

syarat-syarat perkawinan. Bentuknya dapat berupa fasalch (pembatalan

perkawinan ).

Fasalch perkawinan adalah sesuatu yang merusak akad (perkawinan) dan

ia bukan merupakan thalak. Fasakh bisa terjadi karena syarat-syarat yang tidak

terpenuhi pada waktu aqad nikah atau kerena hal-hal yang datang kemudian dan

54
Ibid.,
55
App. Syariahcourt. Gov. 591 syariah. Diakses pada tanggal 17 Juni 2008
56
Cyber mosque. Mps. Gov. my! fasakh/ html. Diakses pada tanggal 17 Juni 2008
49

dapat membatalkan kelangsungan perkawinan. 57 Contoh fasakh seperti baru

diketahui bahwa pasangannya adalah saudara kandungnya.

Fasakh berarti mencabut atau mengahapus. Maksudnya ialah perceraian

yang disebabkan oleh timbulnya hal-hal yang dianggap berat oleh suami atau istri

atau keduanya, sehingga mereka tidak sanggup untuk melaksanakan kewajiban

dalam kehidupan suami istri dalam mencapi tujuannya. 58 UU Perkawinan

mengatur batalnya perkawinan dalam pasal 7 yaitu pasal 22, sampai 28 kemudian

PP No.9 tahun 1975 sebagai aturan pelaksana bagi UU No. I tahun 1974 tentang

perkawinan hanya sedikit mengatur pembatalan perkawinan itu dengan pasal 37

dan 38, danfasakh dalam bentuk ini diakomodir sebagian besamya dalam KHI

sebagai aturan pelengkap bagi UU dan PP tersebut diatas yaitu pasal 22 UU No. I

tahun 1974 tentang perkawinan yang membicarakan pihak yang mengajukan

pembatalan perkawinan ditegaskan KHl dengan rumusan yang hampir sama

dalam pasal 73. pasal 24 dan 26 UUP dijelaskan KHl dengan pasal 71, pasal 25

UU No.1 tahun 1974 tentang perkawinan tentang pengajuan pem1ohonan

pembatalan perkawinan ditegaskan KHI dengan rumusan yang hampir sama

dalam pasal 74 ayat I, dan pasal 27 UU No.I tahun 1974 tentang perkawinan

diulangi lagi dalam KHI secara utuh dalam pasal 27 UU No. I tahun 1974 tentang

perkawinan diulangi lagi dalam KHI secara utuh dalam pasal 72, pasal 28 ayat I

57
Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, Penerjemah Kamaluddin A.Marzuki, h .268
58
Kamal Mukhtar, Azas-Azas Hu/cum Islam Tentang Perkawinan, (Jakarta: Bulan Bintang,
1987), Cet.2, h.212
50

UU No. I tahun 1974 tentang perkawinan dijelaskan dengan rumusan yang hampir

sama oleh KHI dalam pasal 74 ayat 2 dan pasal 28 ayat 2 dijelaskan KI-II dalam

pasal 75 dan 76 Undang-undang Nomor l tahun 1974 tentang perkawinan,

Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1975 tentang pelaksanaan UU No.l tahun

l 974 tentang perkawinan serta Kompilasi 1-!ukum Islam di Indonesia.

Adapun menurut UU No.11. 1974 tentang perkawinan pasal 39 ayat 2

dijelaskan bahwa untuk melakukan perceraian hurus ada cukup alasan, bahwa

antara suami istri itu tidak akan dapat hidup rukun sebagai suami istri. Maka

Peraturan Pemerintah No.9 tahun 1975 tentang pelaksanaan UU No.I tahun 1974

tentang perkawinan pasal l 9 dan KHI pasal l 16 dan 5 l menjelaskan tentang

alasan perceraian yang dapat terjadi. Selanjutnya penulis mencoba untuk

menguraikan satu persatu sebagai berikut:

l) Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk, pemadat, penjudi dan

lain sebagainya yang sukar disembuhkan.

Zina adalah salah satu perbuatan yang dapat dijadikan alasan perceraian.

Suatu perbuatan zina yang ditunduhkan kepada seseorang dapat dibuktikan

dengan kesaksian para saksi yang benar-benar mengetahui. Akan tetapi sulitnya

proses pembuktian ini, maka dalam kebanyakan perkara perceraian yang ada lebih

menggunakan istilah seorang selingkuh atau nyeleweng. Sehingga dari awalnya

perbuatan ini telah mengakibatkan timbulnya perselisihan dan pertengkaran yang

terns menerus. Begitu pula dengan perbuatan mabuk, judi dan madat yang juga

dapat memancing timbulnya konflik.


51

2) Salah satu pihak menggalkan pihak yang lain selama dua tahun berturut-turut

tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal ini diluar

kemampuannya.

Perceraian dengan alasan ini adalah untuk menjaga dan melindungi pihak

yang ditinggalkan sedangkan kata berturut-turut apabila tidak ada kejelasan

tentang kepergiannya dan selama itu pula tidak ada keterangan atau informasi

tentang keberadaan pihak yang ditinggalkan. Maka alasan ini dapat diajukan

dalam perceraian.

3) Salah satu pihak mendapat hukuman penjara lima tahun atau hukumannya

lebih berat setelah perkawinan berlangsung.

Dalam Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 1975 tentang pelaksanaan UU

No. I tahun 1974 tentang perkawinan pasal 23 disebutkan bahwa:

Gugatan percerain kerena alasan salah satu seorang suami mendapat

hukuman penjara 5 (lima) tahun atau hukuman yang lebih berat, sebagaiman yang

dimaksud dalam pasal 19 huruf (c) untuk mendapatkan putusan perceraian

sebagai bukti penggat cukup menyampaikan salinan putusan Pengadilan yang

memutus perkara disertai keterangan yang menyatakan bahwa putusan itu telah

mempunyai kekutan hukum yang tetap. 59

59
M.Yahya Harahap, Kedudukan, Kewenangan Dan Acara Peradilan Agama, (Jakarta:
Pustakakartini, 1993), Cet.2, h.260
52

Hal ini berarti pihak tergugat tidak dapat melumpuhkan alat bukti yang

diajukan penggugat, karena hakim pun terikat secara mutlak atas alat bukti

tersebut, dengan syarat:

a. Hukuman yang dijatuhkan paling renda lima tahun penjara.

b. Putusan telah mempunyai kekuatan huln1m tetap.

c. Adanya keterangan dari pengadilan yang bersangkut.an yang menjelaskan

bahwa putusan pidana tersebut telah benar-benar mempunyai kekuatan hukum

tetap.

Putusan dijatuhkan setelah perkawinan berlangsung antara suami istri.

4) Sal ah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang

membahakan pihak lain.

Jika seorang suami melakukan kekejaman atau penganiayaan terhadap

istrinya, maka istrinya berhak mengajukan gugatan cerai kepada pengadilan.

Akan tetapi kekejaman dan penganiayaan yang dimaksud bukan hanya

berdasarkan ukuran istri, tapi yang umumnya berlaku. Misalnya dalam

masyarakat ada kebiasan suami yang mengajar istri dengan cara memukul atau

menampar sekali (tidak sering), maka dalam ha! ini tidak dapat dinggap sebagai

perbuatan aniaya. Oleh karena itu dalam hal ini peranan hakim sangat menetukan

untuk menilai apakah perbuatan yang dimaksud dalam isi gugatan merupakan

kekejaman atau penganiayaan.

5) Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat tidak

menjalankan kewajibannya sebagai suami atau istri.


53

Tidak berbeda dengan alasan sebelumnya, alasan karena salah satu pihak

mendapat cacat badan juga tidak terdapat penjelasan kbih lanjut, tapi menurut

penulis yang dimaksud cacat badan ini adalah yang terjadi setelah pernikahan.

Oleh karenanya dalam ha! ini diserahkan pada kebijaksanaan hakim. Apabila

cacat badan atau penyakit yang dimaksud terbukti, sehingga salah satu pihak tidak

dapat menjalankan kewajibannya maka alasan ini dapat diterima sebagai alasan

perceraian.

Menurut penulis, alasan ini sangatlah tidak bijakaana untuk dijadikan

alasan perceraian. Karena apa yang terjadi pada seseorang sudah merupakan

kehendak tuhan yang menciptakan makhluk.-Nya dengan segala kekurangan dan

kelebihan. Terlebih ketika pemikahan telah dilangsungkan dan musiba menimpah

salah satu seorang suami istri yang membuatnya tidak dapat melakukan

kewajibannya. Apakah pernikahan hanya sebatas itu saja, tentu tidak. Apabila

cita-cita perkawinan masih mungkin diwujudkan dengan harus bercerai, kerena

bagaimanapun ia adalah orang yang terpilih menjadi pendang kita.

6) Antara suami dan istri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan

tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga.

Perselisihan dan pertengkaran yang terus menerus terjadi tentu akan

memberikan akibat yang buruk lagi kelangsungan rumah tangga. Apabila segala

usaha telah dilakukan untuk mempertahankan rumah tangga, termasuk dari pihak

keluarga masing-masing, dan tidak juga dapat memberikan jalan keluar, maka
54

dari pada sebagai alasan perceraian. Untuk membuktikannya perlu di dengar

kesaksian dari pihak keluarga ataupun yang dekat dengan suami atau istri.

Dalam kompilasi hukum Islam di Indonesia, selain alasan-alasan diatas

masih ditambah lagi yakni (perceraian dapat terjadi) bila:

7) Suami melanggar taldik talak.

Alasan ini perlu diketahui lebih dulu apakah suami mengucapkan taklik

talak atau tudak. Apabila ya, dan istri merasa dirugikan karenanya, maka alasan

ini dapat diterima dengan bukti- bukti dan kreteria tertentu yang dapat membatu

hakim akan memutuskan perkara tersebut secara bijaksana.

8) Peralihan agama atau murtad yang menyebabkan teijadinya ketidak rukunan

dalam rumah tangga.

Murtad adalah keluar dari agama Islam, maka haram bagi diri istrinya

yang masih beragama Islam. 60 Agama Islam menetapkan batalnya perkawinan

karena murtad dengan tujuan untuk meEnduingi aqidah suami istri.

Suami melanggar pe1janjian perkawinan (pasal 51 KHI)

Perjanjian yang dimaksud adalah dapat berupa taklik talak dan perjanjian

lain yang tudak bertentangan dengan hukum islam (pasal 45 KHI). Perjanjian

yang dibuat harus disahkan oleh pegawai pencatat nikah, yang meliputi

pencampuran harta pribadi dan pemisahan harta pencarian masing-masing (harta

60
M. Thalib, Penyebab Perceraian dan Penangu/angannya, (Bandung : Irsyad Baitus Salam,
1997), cet.l, h.179
55

bersama) yang boleh menghilangkan kewajiban suam1 untuk memenuhi

kebutuhan rumah tangga.

Dasar pokok dalam hukum fasakh ialah seorang atau kedua suami istri

merasa dirugikan oleh pihak yang lain dalam perkawinannya kerena ia tidak

memperoleh hak-hak yang telah ditentukan sebagai seorang suami atau istri, yang

mengakibatkan kedua suami istri itu tidak sanggup melanjutkannya. Dan apabila

dipaksakan yang te1jadi adalah keadaan rumah tangga yang semakin memburuk,

sedangkan Allah tidak mengharapkan demikian.

Jadi dari pembahasan bab tentang tinjauan umum tentang putusnya

perkawinan ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa putusnya perkawinan dapat

diperbolehkan oleh pihak suami, istri atau atas putusnya Pengadilan. Suami

memiliki hak talak untuk memutus ikatan perkawinan, dan istri pun diberikan hak

yang sama dengan mengajukan gugatan cerai atau khulu yang disertai dengan

tebusan.

Dari adanya perceraian ini akan menimbulkan akibat hukum bagi

perkawinan keduanya Kemudian apabila ikatan perkawinan tersebut putus baik

karena perceraian maupun karena salah satu pihak menggal dunia Maka harta

bersama tersebut dibagi dua antara suami istri. Masalah hubungan harta kekayaan

suami istri ini telah diatur oleh KHI secara mendalam yang tersendiri dalam pasal

95 sampai 97 dan ha! ini akan penulis jelaskan secara terperinci di dalam BAB III.
BAB HI

TINJAUAN UMUM TENTANG HARTA HERSAMA

A. Pengertian Harta Bersama.

Didalam kehidupan suatu keluarga atau rnmah tangga disamping masalah

hak dan kewijiban sebagai suami istri, maka masalah harta benda adalah

merupakan pokok pangkal yang menjadi sebab timbulnya berbagai perselisihan

atau ketegangan dalam hidup suatu perkawinan, sehingga mungkin akan

menghilangkan kerukunan antara suami dengan istri dalam kehidupan suatu

keluarga.

Sehubungan dengan itu, maka timbul asumsi masyarakat yakni kebutuhan

akan suatu peraturan yang mengatur mengenai harta bersama dalam suatu

perkawinan. Sebelum membahas tentang harta bersama, ada baiknya kita

mengenal tentang definisi harta bersama, karena hart'1 bersama merupakan

dampak atau bagian dari perkawinan itu sendiri. Harta perkawinan yakni kesatuan

harta yang dikuasi dan dimiliki oleh suatu keluarga selama perkawinan. 1

Selanjutnya dikenal pula istilah kekayaan suami istri atau harta suami istri.

Yang dimaksud harta suami istri adalah harta kepuyaan suami istri yang diperoleh

1
Departeman Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Putaka, 1988), h.327
57

masing-masing sebelum perkawinan (harta bawaan), dan Yz separuh harta yang

diperoleh mereka selama dalam perkawinan. 2

Bahwa harta bersama adalah harta benda yang diperoleh oleh suami istri

selama perkawinan dan menjadi hak kepemilikan berdua diantara suami istri.

Impikasinya, harta yang sudah dimiliki oleh suami atau istri sebelum menikah,

demikian pula mahar bagi istri, juga warisan, hadiah, dan hibah milik istri atau

suami, tidak termasuk harta bersama. Bahkan dalam islam harta yang diperoleh

istri dari hasil kerjanya sendiri tida termasuk harta bersama, karena harta tersebut

adalah hak milik istri. Hal itu berdasarkan Firman Allah swt yakni:

Artinya: "Bagi para laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan
dan bagi para wanita pun ada bagian dari apa yang mereka usahakan. (QS. An-
Nissa :32)".3

Sejak saat dilaksanakan perkawinan, maka menurut hukum terjadi harta

bersama menyeluruh antara suami-istri, sejalan tentang hat itu tidak diadakan

ketentuan-ketentuan lain dalam perjanjian perkawinan. Barta bersama itu, selama

2
Bakri A. Rahman dan Ahmad Sukarja, Hukum Perkawinan Menunit Hu/rum Islam, Undang-
Undang Perkawinan Dan Hula1m Perdata, (Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1981 ), h.15
3
www. Konsultasi. Word press. Com/ 2007/ 01/ 13. diakses pada tanggal I Juli 2008
58

perkawinan berjalan, tidak boleh ditiadakan atau diubah dengan suatu persetujuan
4
antara suami istri. (KUH perd. 126, 139, 149, 153, 180, 186; F, 60, 62).

Dalam kamus besar bahasa Indonesia ditemukan pengertian harta bersama

ialah harta yang diperoleh secara bersamaan ketikah menikah. Dalam kamus lain

disebutkan harta bersama adalah harta yang diperoleh bersama suami istri selama

perkawinan berlangsung. 5 Menurut Sayuti Thalib, harta bersama adalah harta

kekayaan yang diperoleh selama perkawinan diluar hadiah dan warisan.

Maksudnya adalah harta yang didapat atas usaha mereka, atau sendiri-sendiri

selama ikatan perkawinan. 6

Selama ini, susuai dengan keanekaragaman lingkungan masyarakat adat di

Indonesia, terdapat berbagai penyebutan terhadap istilah harta bersama, misalnya

dalam masyarakat Aceh dipergunakan istilah "harta seharkat". Masyarakat Jawa

memberi istilah harta "gono-gini". Masyarakat Sunda mengenal harta "guna

kaya). Ada juga yang menyebut "harta raja kaya", dan lain sebagainya. 7

Dalam kamus Arab-Indonesia, harta bersama dikenal dengan istilah

Syirkah. Istilah tersebut berasal dari bahasa arab -ts.rt -'2._rt :t;;_yt_, artinya sekutu,

4
www. Mail- archive. Com/ balita/ - anda@ balita. Diakses pada tanggal l Juli 2008
5
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 299
6
Zainul Bahry, kan1us u1nu111 khususnya Bidang Hu/a1111 dan Politik, (Bandung: Angkasa,
1993), h.90
7
M. Yahya Harahap, Kedudukan, Kewenangan dan Acara Peradi/an Agama (Undang-Undang
No. 7 Tahun 1989)
59

bersekutu atau berserikat. 8 Secara etimologis, Syirkah adalah pencampuran suatu

harta dengan harta lain sehingga tidak dapat dibedakan lagi satu dari yang lain.

Menurut istilah hukum Islam, Syirkah ialah adanya hak dua orang atau lebih

terhadap sesuatu.Kebolehan Syirkah dapat dilihat dalam hadis Qudsi sebagai

berikut:

Artinya:

"Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw. Bersabda: "Allah


swt. Berfirman: Aku anggota ketiga dari dua orang yang berserikat selama
keduanya tidak berhiyanat. Apabila salah seorang anggota syirkah itu
berkhiyanat, maka aku keluar dari keduanya. (H.R. Abu Daud dan dishihkan oleh
hakim)".

Pembahasan Syirkah atau Syarikah sebenamya terdapat pada kitab

muamalah. Tetapi karena asal persoalan syirkah adatah mengenai pengaturan

persyarikatan atau perkongsian dalam perdagangan dan pemberian jasa, atau

dengan kata lain cara penyatuan atau penggabungan harta kekayaan seseorang

dengan orang lain, maka kemudian diterapkan pula pada masalah harta bersama

suami istri dalam membicarakan hukum perkawinan.

Adapun macam-macam syirkah menurut para imam mazhab ada lima hal,

sebagai berikut:

8
Ahmad Warison Munawwir, Al- munmvwir Kamus Arab- Indonesia, (Yogyakarta: Unit
Pengadaan Buku-buku Ilmiah Keagamaan Ponpes Al- Munawwir, 1994), h.715
60

l. Syirkah ']nan (perkongsian terbatas), yakni bentuk penggunaan harta dan

usaha dengan pembagian keuntungan sesuai dengan pe1janjian. Para ulama

empat mazhab sepakat membolehkannya.

2. Syirkah Mufawadhah (perkongsian tak terbatas), yakni bentuk

pennggubungan harta dan usaha dengan pembagian keuntungan disesuaikan

dengan banyaknya modal.bentuk .;yirkah ini dibolehkan oleh mazhab Hanafi,

Maliki, dan Hambali, tetapi tidak dibolehkan oleh mazhab Syafi'i karena

dalam Syirkah ini mengandung ghurnr (ketidak tentuan, ketidaktahuan,

penipuan). 9

3. Syirkah Abdan (perkongsian tenaga), yakni syirkah dalam bidang pemberian

jasa atau melakukan peke1jaan dengan keuntungan clibagi sesuai perjajian.

Mazhab Hanafi, Maliki clan Hambali membolehkannya tetapi. Mazhab Syafi'i

membatalkannya, karena dalam :.yirkah ini tidak ada penggabungan harta dan

aclanya ghurnr. 10

4. Syirkah Wujuh (perkongsian kepercayaan), yakni syirkah antara clua orang

atau Jebih berdasarkan kepercayaan untuk membeli barang clengan cara cara

kredit clan menjulkannya untuk mendapat keuntungan. Hukurnnya boleh

menurut para imam mazhab kecuali Syafi'i, alasan tidak boleh karena tidak

ada modal clalam Syirkah ini.

9
Sayuti Thalib,Hukum Keke/uargaan Indonesia, (Jakarta: UI Press, 1986), Cet.5. h.80

!O Ibid,, h.81
61

5. Syirkah Mudharabah (perkongsian orang yang memiliki modal danm yang

tidak), yakni syirkah antara orang yang memiliki modal dengan yang tidak.

Orang yang memiliki modal memberikan modalnya kepada orang yang tidak

memiliki modal untuk berdagang. Mazhab Maliki clan Hambali membolehkan

syirkah ini, karena terdapat laba (keuntungan), tetapi mazhab Syafi'i dan
11
Hanafi tidak boleh karena bentuk ini tidak termasuk syirkah.

Dari beberapa macam syirkah diatas, terdapat perbedaan pendapat

mengenai bentuk syirkah yang lebih mendekati kepada pengetian harta bersama.

Menurut Ismail Muhammad Syah, pencaharian bersama suami istri lebih

dekat kepada pengetian syirkah abdan dan syirkah mufawadhah. Dikatakan

syirkah abdan karena pada umumnya suami istri dalam masyarakat Indonesia

sama-sama membanting tulang untuk mendapatkan natkah hidup keluarga. Hanya

saja terkadang perkerjaan istri lebih ringan dari pada perkerjaan suami. Adapun

dikatakan syirkah mufawadhah karena memang perkongsian suami istri itu tidak

terbatas. Apa saja yang mereka hasilkan selama perkawinan termasuk harta

bersama, kecuali yang yang mereka terirrra sebag:rr warisan- atau sebagai

pemberian khusus untuk salah seorang diantara mereka berdua. 12

Menurut Ahmad Rofiq, dalam konteks konvensional, beban ekonomi

keluarga adalah hasil pencaharian suami, sedangkan istri sebagai manager yang

11
Ismuha, Pencaharian Bersarna Suami lstri di Tinjau dari Sudut Undang-Undang
Perkawinan Tahun 1974 dan Hu/cum Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1986), Cet .I, h.113
12
Ibid., h.296
62

mengatur ekonomi rumah tangga. Sehingga lebih tepat disebut syirkah abdan,

karena modal dari suami, istri memberi andil jasa clan tenaganya. Tetapi sejalan

dengan perkembangan zaman, istri juga dapat melakukan pekerjaan yang

mendatangkan kekayaan, sehingga masing-masing suami- istri mend:atangka\l

modal clan dikelolah bersama. Bentuk seperti ini disebut syirkah 'inan. 13

Dalam kenyataannya, masih lebih banyak pola yang pertama dalam

kehidupan perkawinan, yakni suami yang bekerja clan istri sebagai ibu rumah

tangga. Sehingga syirkah abdan lebih mendekati pada pengetian harta bersama.

Adapun pengetian harta bersama dalam VU Perkawinan Nomor 1 tahun

1974 ten tang perkawinan dirumuskan dalam pasal 25 sebagai berikut: "Harta

benda yang diperoleh se!ftma-perkawinan me!ljadi harta befsama".

Sedangkan dalam KHI pasal 1 huruf (1) dirumuskan sebagai berikut:

"Harta kekayaan dalam perkawinan atau syirkah adalah harta yang


diperoleh baik sendiri-sendiri atau bersama suami istri selama dalam ikatan
perkawinan berlangsung dan selanjutnya disebut harta bersama, tanpa
mempersoalkan terdaftar atas nama siapa pun".

Dari rumusan diatas dapat diketahui bahwa harta bersama yang dimaksud

dalam KH! Jebih memberikan kesempatan yang luas terhadap pengertian harta

yang menjadi harta bersama dalam perkawinan.

13
Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakrarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000), Cet.
4, h.21
63

B. Dasar Hukum Harta Bersama.

Undang-undang No.I tahun 1974 tentang perkawinan mengatur harta

kekayaan dalam perkawinan. Sebagaimana pasal 35. 14

1. Barta kekayaan yang diperoleh selama perkawinan menjadi harta bersama.


2. Barta bawaan masing-masing suami dan istri dan harta benda yang diperoleh
masing -masing sepanjang para pihak tidak menetukan Jain.

Oleh karena itu, hendaknya beke1ja tidak selalu diartikan bekerja diluar

rumah. Demikianlah yang dimaksud pasal 35 ayat (1). Adapun ayat (2)

menjelaskan bahwa kekayaan yang diperoleh dengan cara warisan atau hadiah,

tidak dapat dikatagorikan sebagai kekayaan bersarna. lni sejalan dengan firman

Allah;

Artinya:

"Dan janganlah kami ini hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah
kepada sebagian kamu lebih banyak dari sebagianyang lain. (karena) bagi orang
laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita
(pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dar1 mohonlah kepada Allah
sebahagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah maha mengetahui segala
sesuatu".(Qs-An-nisa; 32).

lsyarat dan penegasan ayat tersebut dijelaskan lebih lanjut dari kompilasi

hukum islam (KHI) pasdal 85, 86, dan 87. Secara berurutan akan dikutib disini.

Pasal 85 menyatakan bahwa adanya harta bersama dalam perkawinan itu

tidak menutup kemungkinan adanya harta milik masing-masing suami atau istri.

14
Ibid., h. 201
64

Pasal 86 menyatakan bahwa

I) Pada dasamya tidak ada percampuran antara harta suami dan harta istri karena
perkawinan.
2) Hmta istri tetap menjadi hak istri dan dikusai pen uh olehnya, sedemikian juga
harta suami tetap hak suami danb istri dikuasi olehnya.

Pasal 87 menyatakan bahwa

I) Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta yang diperoleh
masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah dibawah penguasaan
masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain dalam perjanjian
perkawinan.
2) Suami dan istri mempunyai hak sepenuhnya untuk melakukan perbuatan
hukum atas harta masing-masing beruba hibah, hadiah, sahdaqah atau lainnya.

Mengenai penggunaan (tasharrufJ harta bersama suami istri, diatur dalam

pasal 36 ayat (I) UU perkawinan sebagai berikut: Mengenai harta bersama suami

atau istri dapat bertidak atas persetujuan kedua bela pihak. Adapun ayat (2)

menjelaskan tetang hak suami atau istri untuk membelanjakan harta bawaan

masing-maisng seperti pasal 87 ayat (2) kompilasi tersebut.

Pengaturan lebih rinci masalah ini dalam kompilasi hukum islam

ditunjukkan oleh pasal 88, 89 dan 90.

Pasal 88 menyatakan bahwa apabila telah terjadi perselisihan antara suami

dan istri tentang harta bersama maka penyelesaian itu diajukan kepada pengadilan

agama.
65

Pasal 89 menyatakan bahwa suami bertanggung jawab menjaga harta

bersama, harta istri maupun harta nya sendiri.

Pasal 90 menyatakan bahwa istri turut bertanggung jawab manjaga harta

bersama, maupun harta suami yang ada padanya.

Isi-isi pasal tersebut merupakan penjabaran dari firman Allah SWT Surat

An-Nisa ayat 34 :

J. ,,. J. J. ,/ -:;:_. ::. J./-' ,, .,.. ".. p ,, jl ,,. J. ,,.. ,;;

J5P o_,3~ ~lj .iiil ¥- ~ ~ ;::..,.)"-ju.;.. ,- ,::·• ~u


A, ,. -:;: ,, ,,. • .J. ,, _,,,. J. "' - t ,,. ,. b> -::J. J. ,,. .; _... ,. ""-' -;:J. J. .J ,,. "' J. ,1. ,...

~~I_,.._;; ':>U j. f-=.~.1,,1 u,Ll L.r"'Y.J"°lj v:-~I '-~ L.r"'J.r.-&lj J~

~~ ~ ~ ,-: >t?:&T oj
Artinya:

"Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, karena Allah
telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain
(wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebahagian dari harta
mereka. Sebab itu maka wanita yang soleh, ialah yang taat kepada Allah lagi
memelihara dari ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara
mereka. Wanita- wanita yang kamu kwatirkan nusyuznya, maka nasehatilah
mereka dan pisahkanlah mereka ditempat tidur mereka, dan pukullah mereka.
Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu cari-cari jalan untuk
mengusahakannya. Sesungguhnya Allah maha tinggi lagi rnaha besar". (Qs; An-
Nisa: 34).

Apabila karena suatu hal, suami tidak dapat melaksanakan suatu

kewaj iaban sementara suami sesungguhnya mampu, maka istri dibenarkan

rnengabil harta suaminya, untuk rnemenuhi kebutuhan dari anak-anak secara


66

ma'ruf, seperti penegasan Rasulullah, sehubungan dengan laporan Hindun binti

Ubah Abu Sufyan dalam hadis berikut: 15

Artinya:

"Dari Aisyah berkata, Hindun bi:nti Uibah· A:bu · Sufyarr menghadilfl


Rasulullah saw sesungguhnya Abu Sufyan adalah seorang yang pelit (kikir), ia
tidak memberikan nafkah yang cukup kepadaku dan anakku, kecuali aku
mengabil sendiri hartanya tanpa sepengetahunya, apakah aku menggung dosa atas
tindakan tersebut? Beliau bersabda: Ambil saja hartanya secara rnakruf, untuk
rnencukupi kebutuhanrnu dan anakrnu ( muttafaqun Alaihi)"'.

Jalan altematif yang diberikan Rasulullah saw tersebut apabila tidak dapat

diternpuh, rnaka bunyi pasal 88 kornpilasi tersebut, rnerupakan pilihan terakhir,

yakni diajukan ke Pengadilan Agarna. Pengadilan Agamalah yang nantinya,

rnelalui persidangan yang dipimpin hakim yang- ·aJcarr merrentukan ~

rnenyelesaikan perselisihan antara mereka.

Pengaturan tentang bentuk kekayaan bersama dijelaskan dalarn pasal 93

Kornpilasi Hukurn Islam yakni:

I) Harta bersarna sebagairnana tersebut dalam pasal 85 diatas dapat 1JemM


benda berwujud dan tidak berwujud. Harta bersama yang berwujud dapat
meliputi benda tidak bergerak, benda bergerak dan surat-surat berharga. Harta
bersama yang tidak berwujud dapat berupa hak hak mapun kewajiba Harta
bersama dapat dijadikan sebagai barang jaminan oleh salah satu pihak atas
persetujuan pihak lainnya.

15
lbid.,204
67

Penjelasan pasal 91 tersebut menunjukkan adanya nuansa modern, seperti

surat-surat berharga (polis, saham, giro dan sebagainya). Dengan demikian

pengertian harta kekayaan menjadi sangat luas, tidak hanya barang-barang yang

secara materil langsung dapat dikosumsi. Ini menunjukan bahwa Kompilasi

Hukum Islam jauh-jauh telah mengatisipasi promblematika perekonomian

modern. Namun demikian, yang terpenting adalah penggunaan kekayaan tersebut,

baik untuk kepentingan salah satu pihak, atau kepentingan bersama harus

didasarkan pada persetujuan mereka. Karena sesungguhnya dengan cara

demikian, perintah agama wa asyiru hanna bi al-ma 'nif (pergaulilah mereka

dengan baik) akan dapat teralisir, yang pada gilirannya mengantarkan pada

tercapainya tujuan perkawinan itu.

Apabila kekayaan bersama tersebut digunakan salah satu pihak, tidak ada

persetujuan pihak lainnya, maka tindakan hukum demikian tidak diperbolehkan.

Suami atau istri tanpa persetujuan pihak lain tidak diperbolehkan menjual atau

memindahkan harta bersama (pasal 29 KHI). Hal ini dimaksudkan agar masing-

masing pihak dapat melakukan hal-hal yang berurusan dengan soal rumah tangga

dengan penuh tanggung jawab. Tanpa adanya persetujuan tersebut, kemungkinan

terjadinya penyimpangan besar sekali. Oleh karena itu, kompilasi Hukum Islam

dalam pasal tersebut, membicarakan pertanggung jawaban utang yang yang

bersifat pribadi, bukan untuk kepentingan keluarga:


68

Pasal 93 menyatakan bahwa

l) Pertanggung jawaban terhadap hutang suami atau istri disebabkan pada


hartanya masing-masing.
2) Pertanggung jawaban terhadap hutang yang dilakuikan untuk kepentingan
keluarga, yang deibebankan kepada harta bersama.
3) Bila harta bersama tidak mencukupi, dibebankan kepada harta suami.
4) Bila harta suami tidak ada atau tidak mencukupi dibebankan kepada harta
istri.

Meskipun ketentuan pasal 93 seakan mengesahkan adanya pemesihan

antara harta kekayaan suami atau istri, karena tidak ada penjelasaan tentang kapan

hutang suami atau istri itu dilakukan, maka penafsiran yang dapat dilakukan

adalah, apabila utang tesebut tidak ada sangkut pautnya dengan kepentingan

keluarga. Namun sebaliknya untuk menutupi kebutuhan rumah tangga jika harta

bersama tidak mencukupi, maka diambil dari pribadi harta masing-masing suami

atau istri.

Dalam kaitannya dengan perkawinan poligami, Kompilasi Hukum Islam

mengatur pasal 94. ketentuan ini dimaksudkan agar anlara istri pertama, kedua,

ketiga atau keempat tidak menjadi perselisahan, termasuk mengatisipasi

kemungkinan gugat waris antara masing-masing keluarga dari istri tersebut.

Dalam pasal 95 Kompilasi Hukum Islam dibicarakan tentang tindakan-

tindakan tertentu pada salah satu pihak melakukan perbuatan yang merugikan dan

membahayakan harta bersama seperti: judi, mabuk, boros, dan lain-tain.

Sementara pasal 95 menenkankan bahwa suami justru melakukan tindakan

pemborosan, judi dan lain-lain yang mengancam harta kekayaan bersama, maka
69

hakirn dipandang rnerniliki otoritas untuk menangani dan rnenJaga agar harta

tersebut diamankan demi kepentingan keluarga, khususnya istri dan anak-anak

dengan cara meletakan sita jaminan. Alasan hukurn dalam penyelesian masalah

itu untuk melindungi kepentingan yang lebih besar, yakni kepentinga rumah

tangga, istri dan anak-anak (maslahat).

Dalam UU perkawinan No. I tahun 1974 tentang perkawinan diatur ju&a

masalah harta bersama, antara lain:

I) Harta benda yang diperoleh selama perkawinan menjadi harta bersarna.


2) Harta bawaan dari rnasing-masing suami dan istri clan harta benda yang
diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah dibawah
pengusaan masing-masing sepanjang pihak tidak rnentukan. lain.

Maksud dari pasal 35, apabila harta benda yang diperoleh selama

perkawinan menjadi harta bersama. Dan apabila harta bawaan dari masing-

masing suami istri selama dalarn perkawianan, baik sebagai hadiah atau warisan

rnaka harta tersebut tetap masing-masing mengusainya, kecuali kalau pihak suami

maupun pihak istri rnembuat perjanjian bahwa harta bawaan dijadikan harta

bersama.

Pasal 36 menyatakan bahwa

I) Mengenai harta bersama, suami atau istri dapat b1~rtindak atas persetujua11
kedua bela pihak.
2) Mengenai harta bawaan masing-masing suami dan istri mempunyai hak
sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum mengenai harta bendanya.

Sementara pasal 36 tentang harta bersama, baik suarni atau istri dapat

mernpergunakannya dengan persetujuan salah satu pihak. Sedangkan mengeooi


70

harta bawaan, suami atau istri mempunyai hak sepenulmya masing-masing atas

harta bendanya itu.

Pasal 37 menyatakan bahwa bila perkawinan pu1us karena perceraian,

harta bersama diatur hukumnya masing-masing.

Bila te~jadi perceraian maka mengenai harta bersama diselesaikan

menurut hukum islam bagi suami dan istri yang beragama Islam dan menurut

kitab UU dijelaskan oleh pasal 66 ayat (5) dan pasal 86 ayat (!). Undang-undang

No. I tahun 1974 tentang perkawinan.

Pasal 66 ayat (5) menyatakan bahwa permohonan soal pengusaan anak,

nafkah anak, nafkah istri, dan harta bersama suami istri dapat diajukan bersama-

sama dengan permohonan cerai thalaq atau pun sesuai ikrar thalaq soal pengusaan

anak, nafkah istri, dan harta bersama suami istri dapat diajukan bersama-saml\

dengan gugatan perceraian atau pun sesudah putusan perceraian memperoleh

kekuatan hukum tetap.

Penyelesian sengketa harta bersama dalam perkawinan dapat diajukan

bersama-sama dengan perkara perceraian atau stelah terjadinya kematian salah

satu pihak dari suami atau kedua suami istri. 16

Di Indonesia dengan adanya UU perkawinan No. I tahun 1974 tentang

harta bersama khusunya pada pasal 35 ayat (l) harta benda yang diperoleh

selama perkawinan menjadi harta bersama, pasal 36 ayat (l) mengenai harta

bersama suami istri dapat bertindak atas persetujuan kedua bela pihak, ketentuan

16
A. Mukti Arto, Praktek Perkara Pada Pengadilan Agama, (Jakarta: Pustaka Pelajar, 1998),
Cet.2, h 243
72

yang sepenuhnya berada dibawah pengawasan masing-masing sepaajang para


pihak tidak menetukan lain. 18
Dalam pasal 35-37 UU Nomor I tahun 1974 tentang perkawinan

ditentukan mengenai harta suami istri, sebagai berikut:

a. Harta bawaan, hadiah dan warisan.

Harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang

diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan, adalah dibawah

penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak rnenetukan Jain.

Terhadap harta bawaan masing-rnasing itu, suamii dan istri mempunyai

hak sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum mengenai hartanya, seperti

menjual, menghibahkannya, dan lain-lain.

b. Harta yang diperoleh selama masa perkawinan.

Harta benda yang diperoleh selama masa perkawinan menjadi harta

bersama suami istri. Terhadap hruta bersama ini suami istri dan atau istri dapat

bertindak atau melakukan perbuatan hukum atau persetlljuan kedua beta pihak.

c. Bila terjadi pereeraian-.

Bila perkawinan putus karena perceraian, harta bersama diatur menurut

hukumnya masing-masing. Yang dimaksud dengan hukumnya masing-rnasing

ialah hukum agama, hukum adat dan hukum lainya. 19

Untuk menentukan status seseorang datam perkawinarr, dahmr -R:H~


'I
memungkinkan dilakukannya perjanjian perkawinan sepanjang tidak bertentangan

18
M. yahya Harahap, Kedudukan Kewenangan Dan Acara Peradilan Agama, (Undang-
Undang No.7 Tahun 1989), (Jakarta: Pustaka Kartini; 1997), Cet. 3, h. 296
19
Bakri A. Rahman & Ahmad Sukardjo, Hu/aim Perkawinan Menurut Islam, Undang-undang
Perkawinan dan Hukum Perdata,h. 24 '
73

dengan hukum islam, yang meliputi percampuran harta pribadi, pemisahan harta

hasil perceraian masing-masing, menetapakan kewenangan masing-masing untuk

mengadakan ikatan hipotek atas harta pribadi dan harta bersama.

Dalam prakteknya, tidak sedikit pasangan suami istri yang menguwatkai(


'
tentang status dan hak milik atas harta kekayaan tersebut kedalam perjanjian

perkawianan secara tertulis dan berkekuatan hukum, tetapi lebih banyak lagi

pasangan yang tidak mengindahkan masalah status harta perkawinan dengan

meleburkan semua harta menjadi harta bersama. Hal ini, yang menjadi fakt9\

utama dalam sengketa harta bersama di Pengadilan Agama.

Oleh karena itu, terhadap harta kekayaan, baik dalam hukum islam (KHI)

maupun hukum positif Indonesia (Undang-undang perkawinan), masing-masing

suami istri harus- mengetahui- status- harta yang terdapat dalam perkawinannya ~
!
bertaggung jawab terhadap kekayaan yang ..dimilikinya untuk menunjang

keberlangsungan hidup rumah tangga.

D. Prinsip Pembagian Harta Bersama.

Secara umurn: sesuai aturan undang-undang Ned tahurt 1974 ten:l


perkawinan pasal 37 menegaskan bahwa "Bila perkawinan putus karena

perceraian, harta bersama diatur menu rut hukumnya masing-masing".

Maksud menurut hukumnya masing-masing pasal tersebut sesuai dengan

penjelasannya, adalalr hukmn· agama, hukunradat darr laiimy~ Bila perkawinmt


I.
putus karena perceraian (bukan karena kematian ), maka harta bersama diatuii'

menurut hukum agama mantan suami istri tersebut, dan apabila agama mereka

tidak mempunyai hukum tentang harta bersama maka. berla.kulah hukum adat
74

mereka, begitu pula apabila mereka tidak mempunyai hukum harta bersama

dalam adatnya maka dijalankanlah hukum tertulis yakni Undang-undang No. I

tahun 1974 tentang perkawinan. 20

Namun sebelumnya telah disinggung dfotas bahvva di fndonesia ftart11

bersama telah digolongkan dalam bentuk "syirkah abdan"' (perkongsian tenaga)

dan "syirkah mufawwadhah" (perkongsian tak terbatas). Juga melakukan

kompromistis terhadap- hukum adat yang telah- lama- mengenat lembaga ham!
'
bersama dalam perkawinan, oleh karena itu dalam Islam dikenal dengan adanya

harta bawaan (yang tak tercampur) dan harta bersama. 21

Sehingga penyelesian sengketa harta perkawinan dapat diajukan:

a. Bersama-sama dengan perceraiarr. ·

b. Setelah terjadi perceraian, atau

c. Setelah terjadinya kematian salah satu pihak dari suami istri atau kedua suami
22
istri.

Harta bersama yang merupakan harta tambahan, lk:arena usaha bersama

suami istri selama perkawinan menjadi milik bersama suami istri untuk

kepentingan bersama. Karena itu apabila ikatan perkawinan putus baik salah satu

20
Sudarsono, Hukum Perkawinan Nasional, (Jakarta: Renika Cipta 199!), h.124
21
Ismuha, Pencaharian Bersarna Sua1ni Jstri Di Tinjau Dari Sudut Undang-Undang
Perkawinan Tahun 1974 Dan Hukum Islam, h. 133
22
Mukti Arto, Praklek Perkara Perdata Pada Pengadilan Agama, h. 24&
75

pihak meninggal atau oleh perceraian maka harta tersebut dibagi dua antara suami

istri.

Dalam hal ini KHI pasal 96 ayat (l) menegaskan apabila terjadi cerai mati

maka separuh harta bersama menjadi hak pasangan yang lebih lama.

Begitu juga pasal 97 menegaskan bahwa janda atau duda cerai hidup

masing-masing berhak perdua harta bersama sepanjang tidak ditentukan lain

dalam perjanjian perkawinan.

Jauh sebelum KHI dikeluarkan telah ditetapkan melalui putusan

mahkamah Agung tanggal 9 desember 1956 Nomor: 424k/ sip/ 1956 dalam

putusannya ditegaskan: menurut yurisprudensi MA dalam ha! ini terjadi

perceraian barang gono gm1 harus dibagi antara suami istri dengan masing-

masing separuh bagian.23

Hal diatas berlaku untuk cerai hidup, sedang pada cerai mati baik ada anak

maupun tanpa ada anak harta bersama tetap tinggal utuh, karena biasanya

dipergunakan sebagai dasar material kehidupan keluarga yang tinggal, namun

kemungkinan harta bersama dibagi apabila janda atau duda meninggal atau

menikah lagi dan atau apabila anak-anak sudah dewasa.

Kemudian dalam cerai mati tanpa anak contohnya telah ada keputusan

MA K/ Sip/ 1959 menyatakan menurut hukum adat yang berlaku dijawa tengah

seorang janda mendapat separuh dari harta gono-gini.

23
M. Yahya Harahap, Kedudukan dan Kelvenangan Dan Acara Peradilan Agama, h. 3
76

Demikian juga putusan MA tanggal 24 juni 1981 No.2 Kl Sip/ 1979 dalam

keputusannya menyatakan: pembagian antara janda dengan ahli waris mendiang

suami diterapkan secara berlangsung tanpa mengganlnngkan kalau sudah

kematian janda atau kawinnya janda dengan laki-laki lain, hal ini dapat dibaca

dalam kesimpulan pertimbangan yang berisi kaidah harta yang diperoleh selama

perkawinan adalah harta bersama, harta syirkah antara suami istri, apabila suami

lebih dahulu meninggal tanpa mempunyai keturunan, istri sebagai janda berhak

mendapatkan setengah atau separuh bagian, sedangkan setengah bagian lagi

menjadi hak waris yang selebihnya secara sekutu sesuai dengan kedudukan dan

pembagian yang ditentukanfaraidh. 24

Pada cerai mati dengan adanya anak mak baik anak maupun istri (janda)

dapat menuntut pembagian harta bersama, demikian kira-kira salah satu bunyi

putusan MA tanggal 18 agustus 1959 No:258 Kl Sip/ 1959.25

Penulis berpendapat jelas sudah arah yang dapat ditempuh oleh seseorang

apabila terjadi sesuatu masalah cerai hidup atau mati yang dapat digugat di

Pengadilan Agama, dan dari beberapa putusan MA diatas Pengadilan sebagai

Lembaga Pencinta Hukum dalam kehidupan suatu bangsa dan Negara yakni

menuju pembagian yang merata antara suami dan istri apabila terjadi cerai baik

karena cerai hidup atau cerai mati.

24
Ibid., h, 309-310
25
Ibid., h.310-311
77

Namun Pengadilan sebagai lembaga resmi dalam menyelesaikan

permasalahan salah satunya harta bersama tidaklah menuntut mutlak seorang

menyelesaiakan disana, banyak penyelesian harta bersama yang diselesaikan

diluar pengadilan dengan cara musyawarah, tau hal ini karenakan karena sulitnya

membuktikannya dimuka pengadilan, dan oleh karena itu penulis berpendapat

perjanjian bersama dalam perkawinan dapat membantu dalam proses beracara di

Pengadilan Agama dalam hal pembuktian.


BAB IV
ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN AGAMA JAKARTA SELA TAN

A. Deskripsi putusan Pengadilan Agama Jakarta Selatan Nomor 1384/ Pdt. GI

2007/ PA. JS.

Pada umumnya, dalam perkara persyaratan gugat harta bersama yang

menjadi tergugat adalah suami. Sebaliknya istri adalah pihak yang mengugat

sebagaimana putusan Pengadilan Agama Jakarta Selatan Nomor 1384/ pdt/ 2007/

PA. JS. Yang bermula dari keracuan inventarisir kepemilikan harta kekayaan

suami-istri dalam mengarungi rumah tangga. Akibalnya, persoalan menjadi

runyam dan berujung dimeja Pengadilan.

a. Keterangan/ pengakuan penggugat

1) Pengakuan dan Tuntutan Penggugat

Dalam putusan Pengadilan Agama Jakarta Selatan Nomor 1384/ Pdt. GI

2007/ PA. JS. Identitas penggugat adalah sebagai berikut:

Nam a : Ir. Yunita Widyawati, MM. Binti Drs. H. Soejita. S.

Umur : 35 Tahun

Pekerjaan : !bu Rumah Tangga

Alamat : JI: Tebet Utara IB Nomor 7 Rt. 05/ Rw. 01, Jakarta Selatan

Memberikan kuasa hukum kepada Agus Abdul Azis, SH., sesuai surat

kuasa khusus tertanggal 4 oktober 2007 seperti beriknt:


79

Penggugat dengan surat gugatannya tertanggal 23 oktober 2007 yang terdaftar

dikepaniteraan Pengadilan Agama Jakarta Selatan tanggal 25 oktober dibawah

register perkara Nomor 1384/ Pdt. GI 2007/ PA. JS, telah mengajukan gugatan

cerai terhadap tergugat dengan alasan sebagai berikut:

I. Penggugat dan tergugat telah melangsungkan perkawinan secara sah pada

tanggal 25 februari 2001, 30 zulhizah 1421 H., di Kantor Urusan Agama

(KUA) Kecamatan Tebet, Kotamadya Jakarta Selatan, Provinsi Daerah

Khusus !bu kota Jakarta, sebagaimana dengan petikan huku pendaftaran nikah

No. 214/ 68/ III 200 I.

2. Dari pernikahan antara Pemohon dan Termohon selama 6 Tahun, setelah

dikaruniai 2 orang anak, yaitu:

a. Ario Naufal Abrar, laki-laki yang lahir pada tanggal 0 I juni 2003

sebagaimana kutipan akta kelahiran No. 9454/ U/ JP/ 2003. tanggal 24

juni 2003 yang dikeluarkan oleh kepala suku Dinas kependudukan dan

Catatan Sipil Kotamadya Jakarta Pusat (Bukti P-2), dan

b. Aurellia Athaya Belvana, perempuan yang lahir pada tanggal 06 maret

2005, sebagaimana kutipan akta kelahiran No. 8314/ U/ JS/ 2005, tanggal

12 April 2005 yang dikeluarkan oleh kepala suku Dinas Kependudukan

dan Catatan Sipil Kotamadya Jakarta Selatan.

3. Penggugat dan Tergugat selama perkawinan telah memperoleh harta bersama

berupa;
80

a. Mobil BMW No. 8260 CJtahun 1994;

Mengingat untuk mobil Toyota Avanza yang dipakai oleh penggugat

selama ini, merupakan termasuk harta bawaan penggugat bukan harta

gono-gini, yang mana uang untuk pembelian mobil Toyota Avanza tahun

2004 tersebut diperoleh dari basil penjualan mobil Toyota Soluna milik

penggugat yang diperoleh penggugat dari orang tua penggugat pada tahun

2000 sebelum pemikahan dilangsungkan.

b. Memberikan hak kepada anak- anak penggugat, atas rumah yang selama

ini ditempatkan penggugat dengan tergugat, berupa hak kepemilikan

sebesar 50% (lima puluh persen) atas rumah tersebut yang terletak dan

dikenal dengan jalan Tebet Timur dalam XD Nomor IO Rt. 04/ 8, Jakarta

Se Iatan.

c. Bahwa selain itu pula untuk keperluan renovasi rumah orang tua tergugat,

karenanya penggugat telahg menyerahkan uang hasil penjualan rumah

milik penggugat yang diperoleh penggugat dari orang tua penggugat untuk

mempergunakan untuk membiayai renovasi rumah orang tua tergugat

yang ditempati penggugat dan tergugat sebesar Rp 150.000.000, (seratus

lima puluh juta rupiah) dan mengingat penggugat dan anak-anak keluar

dari rumah terguggat yang selama ini menjadi tempat bemaung penggugat

dan anak-anak karenanya penggugat berhak untuk meminta agar


81

dikembalikan uang penggugat Rp 150.000.000 (seratus lima puluh juta

rupiah) tersebut secara tunai.

Berdasarkan hal-hal yang telah penggugat uraikan diatas, penggugat

mohon Pengadilan Agama Jakarta selatan berkenaan un1uk memeriksa, mengadili

serta untuk selajutnya memberi putusan sebagai berikut:

a. Mengabulkan gugatan penggugat untuk seluruhnya.

b. Menyatakan jatuh talak satu ba 'in shugra tergugat atas penggugat.

c. Menyatakan perkawinan antara penggugat dengan tergugat putus karena

perceraian dengan segala akibat hukumnya.

d. Menetapkan dan menyatakan anak-anak sepenuhnya berada dibawah

perwalian dari penggugat sebagai ibu kandungan dari kedua anak-anak

tersebut.

e. Menghukum tergugat untuk membayar nafkah mut 'ah kepada penggugat.

£ Menghukum tergugat untuk memberi nafkah, pakaian dan tempat

kediaman untuk istri yang ditalak selama penggugat dalam keadaan iddah

sampai dengan tiga bulan.

g. Menghukum tergugat untuk membiayai biaya kesehatan, pendidikan dan

rekreasi anak-anak sampai anak-anak dewasa atau bi~rumur 21 tahun.

h. Menyatakan harta gono-gini yang menjadi bagian dari penggugat adalah

- Mobil BMW No. 8260 CJ tahun 1994 dengan nilai sebesar kurang lebih

Rp 40.000.000,- (empat puluhjuta rupiah).


82

i. Menghukum tergugat untuk mengembalikan uang hasil penjualan rumah

milik penggugat yang diperoleh penggugat dari orang tua penggugat yang

kemudian dipergunakan untuk merenovasi rumah orang tua tergugat

sebesar Rp 150.000.000,- (seratus lima puluhjuta rupiah) secara tunai.

J. Menyatakan bahwa anak-anak memiliki hak s<:besar 50 % (lima puluh

persen) dari rumah yang terletak dan dikenal dengan jalan Tebet Timur

Dalam XD Nomor I 0 Rt.04/ 08, Jakarta Selatan.

k. Menghukum tergugat untuk membayar seluruh perkara yang timbul

menurut hukum.

b. Keterangan/ Pengakuan Tergugat.

Atas gugatan penggugat, tergugat dengan sebagai berikut:

Nama : Asyari Hasbullah S.Kom.SE.,MM Bin H.S. Haryono

Umur : 34 Tahun

Perkerjaan : Karyawan

Alamat : JI. Tebet Timur Dalam XD Nomor 10 Rt. 04/ 08,

Jakarta Selatan

Memberi kuasa kepada Amir Hood Nasution, SH. Berdasarkan surat

kuasa khusus tertanggal 13 November 2007 telah menanggapi penggugat

sebagai berikut:

I . Pada pokoknya tergugat menolak dengan tegas dalil-dalil penggugat,

kecuali terhadap hal-hal yang diakui sebenarnya.

2. Benar tergugat adalah suami sah dari penggugat.


83

3. Benar dari hasil perkawinan antara penggugat dengan tergugat telah

dikaruniai 2 (dua) orang anak.

4. Tergugat menolak dengan keras gugatan penggugat menyatakan

penggugat menutut pengaturan hak 50% (lima puluh persen) dari rumah

yang terletak dijalan Tebet Timur Dalan XD Nomor 10 Rt/ 04/ 8 Jakarta

SeIatan.

5. Tergugat menolak dan membatah peryataan pengg;ugat mengenai bagian

penggugat dalam renovasi rumah orang tua tergugat sebesar Rp

150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah) bahwa jumlah tersebut tidak

mendasar dan diluar fakta-fakta yang ada, namun tergugat bersedia

mengembalikan bagian penggugat sebesar Rp 131.100.000,- (seratus tiga

puluh satu juta seratus ribu rupiah).

6. Tergugat sangat keberatan akan gugatan penggugat mengenai harta gono-

gini yakni mobil Toyota Avanza Nomor B 8260 CJ tahun 1994 dibeli

dalam kondisi bekas yang dibeli pada tahun 1997, dimana keduanya

mernpakan harta bersama yakni didapat/ dibeli pada masa perkawinan.

Berdasrkan hal-hal tersebut diatas dengan ini tergugat mohon kehadapan

Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini agar berkenaan kiranya:

a. Menolak gugatan penggugat untuk seluruhnya kec;uali mengenai hal-hal

yang secara tegas diakui kebenarannya.

b. Menyatakan bahwa perkawinan tergugat dengan penggugat putus karena

perceraian dengan segala akibat hukumnya.


84

c. Menyatakan tergugat bersedia memberi nafkah dan pendidikan untuk

anak-anak sebesar Rp2.800.000,- (duajuta delapan rntus rupiah) perbualan

diluar biaya kesehatan, dan nominal tersebut dapat mengalami perubahan

sesuai perkebangan kebutuhan anak-anak.

d. Menyatakan rumah yang beralamatkan dijalan Tebet Timur Dalam XD

Nomor 10 Rt. 04/ 8, Jakarta Selatan adalah milik (Almh) Yetty Haryono

yang merupakan harta warisan tergugat sehingga tidak dapat dituntut

pembagiannya.

e. Tergugat bersedia membayar pengembalian uang t<~rgugat untuk renovasi

rumah yang beralamat dijalan Tebet Timur Dalam XD Nomor 10 Rt. 04/

8, Jakarta Selatan, secara tunai sejumlah Rp 131.100.000,- (seratus tiga

puluh satu juta seratus ribu rupiah).

f. Menetapkan mobil Avanza Nomor polisi B 8260 CJ adalah harta yang

selama perkawianan dan ditetapkan sebagai harta bersama.

g. Menghukum penggugat untuk membayar seluruh biaya yang timbul

karena perkara ini.

c. Bukti dan saksi penggngat

I. Bukti

Untuk memperkuat dalil-dalilnya, penggugat telah mengajukan bukti-

bukti berupa:

a. Foto copy kutipan Akta Nikah No. 214/ 64/ IV 2001, tanggal 26 febuari

2001.
85

b. Foto copy Akta Kelahiran No. 94/ 64/ U/ JP/ 2003 oleh Catatan Sipil

kodya Jakarta Selatan.

c. Foto copy sertifikat Hak Milik No. 6808/ Desa Pekayon Jaya.

d. Foto Copy surat peryataan dari pembeli rumah penggugat di Bekasi

sebesar Rp 190. 000.000,- (seratus sembilan puluhjuta rupiah).

e. Foto copy Akta Jual Beli untuk tanah dan bangunan No. 6808/ Desa

Pekayon Jaya tertanggal 28 februari 2005.

f. Foto copy No. 0051 A.31 ADI l/08 tanggal 9 januari 2008 untuk meminta

struk gaji tergugat.

g. Foto copy surat tanda nomor kendaraan bermotor Avanza No. polisi B

2708 LM berlaku sampai dengan 26 Mei 2009 at'.ls nama Widyawati.

2. Saksi

Penggugat juga mengajukan saksi yakni:

a. Sugiato bin Suyitno, yang dibawah sumpahnya pada pokoknya

menerangkan.

b. Bahwa penggugat dan tergugat telah dikaruniai 2 (dlua) orang anak.

c. Bahwa sejak tahun 2006 penggugat dan tergugat terlihat tidak rukun lagi

yang terns menerus.

d. Bahwa saksi telah menasehati dan mendamaikan penggugat dan tergugat

agar rukun lagi, akan tetapi tidak berhasil.


86

d. Bukti dan Saksi Tergugat

I. Bukti

Untuk memperkuat dalil-dalinya, tergugat mengajukan bukti-bukti sebagai

berikut:

a. Foto copy Akta Nikah Nomor 214/ 68/ II 2001, tanggal 26 februari 2001.

b. Foto copy Kwitansi-kwitansi pembayaran premi Asuransi PT. Asuransi jiwa

sejenis dengan nomor polisi 000208340.

c. Foto copy tanda kepersertaan Niaga pendidikan nomor: rekening 080-01-

72296-40-08, 26 juni 2007 atas nama Ario Naufal Abi.ar.

d. Foto copy Akta jual beli rumah dan pemindahan Hak tanggal 2 Nopember

1968 nomor 10.

e. Foto copy Surat Keputusan Kepala Daerah khusus !bu kota Jakarta

No.00846/ !MB/ 1997 tentang Izin Mendirikan Bangunan.

f. Foto copy Pemberitahuan Pajak tentang Pajak bumi dan Bangunan

No.SPPT (Nopember) 31.71.070.003.020.0144.0.

g. Foto copy Surat Keterangan nomor: RUD/ PPAT/ 62/ XII 2007 oleh PPAT

Rina Utama Djauhari, SH. Tanggal 26 Nopember 2007.

h. Foto copy Salinan Resmi Surat Keterangan/ Fa1wa Waris almarhum H.

Syuaib Haryono bin H. Kasda dari Pengadilan Agama Jakarta Selatan

Nomor 1523/ U/ 1978, Tanggal 1 Oktober 2007.

i. Foto copy Akta Jual Beli tanggal 22 Desember 1997 Nomor 395/ 132/

BSLT/ Had/ 1997 pembelian rumah di Bekasi.


87

J. Foto copy Surat Tanda Nomor kendaraan Sedan BMW Nomor Polisi B

89260 CJ tahun 1997.

2. Saksi

Selanjutnya, Tergugat mengajukan saksi;

Farida Maryam Gustom Koinan, dibawah sumpahnya menerangkan sebagai

berikut:

a. Bahwa sejak pertengahan 2006 penggugat dan tergugat tidak rukun.

b. Bahwa sekarang ini tergugat telah berpisah rumah.

c. Bahwa saksi sudah pernah menasehati, tetap tidak berhasil merukunkan

mereka.

d. Bahwa saksi tidak sanggup lagi merukunkan mereka.

e. Pertimbangan Hukum

Dalam menangani sebuah perkara, tugas clan kewajiban hakim yang

pertama adalah mendamaikan pihak-pihak yang perkara, hal ini sejalan dengan

tuntutan dan tuntutan ajaran moral islam. Islam selalu mengajarkan

menyelesaikan masalah setiap perselisihan melalui jalan pendekatan "Isiah".

Karena itu layak sekali apabila para hakim Pengadilan Agama (PA) menyadari

dan mengemban fungsi mendamaikan. Sebab bagaimana pun seadil-adilnya suatu

putusan, akan tetap lebih baik dan lebih adil sebuah hasil perdamaian. Akan ada

pihak yang merasa dikalahkan dan dimenangkan.


88

Peran hakim sebagai juru damai pihak-pihak yang bertikai terbatas hanya

sampai anjuran, nasehat, penjelasan, dan memberi bantuan dalam perumusan

sepanjang ha! itu diminta kedua bela pihak. 1

Asas kewajiban mendamaikan diatur dalam 130 HIR dan UU No. 7

tersebut 1989 tentang Peradilan Agama pasal 65 dan pasal 82. jika rumusan pasal

tersebut diteliti, bunyi dan maknanya persis seperti yang tercantum dalam UU No.

I tahun 1975 yang berbunyi:

I) Hakim yang memeriksa gugatan perceraian berusaha mendamaikan kedua

beljpihak.

2) Selama perkara belum diputuskan, usaha mendamaikan dapat dilak.-ukan pada

setiap sidang pemeriksaan.

Dalam kasus Putusan Pengadilan Agama Jakarta Selatan Nomor 1384/

Pdt. GI 2007/ PA. JS Majelis Hakim yang diketuai Ors. H.. Abd. Razak Bachtiar,

SH, telah berusaha mendamaikan penggugat dan tergugail dalam masalah harta

bersama yang menjadi sengketa. Namun upaya ini tidak berhasil, sehingga proses

hukum selanjutnya terns berjalan. Hal ini dibolehkan dalam KHI sebagaimana

pasal 88 yang berbunyi:

"Apabila terjadi perselisihan antara suami istri tentar1g harta bersama, maka

penyelesian itu diajukan kepada Pengadilan Agama".

Sengketa mengenai harta besama dapat berupa:

1
Yahya Harahap, kedudukan Kewenangan dan Acara Peradilan Agarna, (Jakarta; Pustaka
Kartini, 1993), cet. Ke 3, h. 48.
89

a. Penentuan harta bersama suami istri.

b. Pemeliharaan dan pemanfaatan harta bersama suami istri.

c. Penentuan bagian masing-masing suami istri.

d. Pembagian harta bersama suami istri .

Karena menurut pasal 3 7 UU No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan, bi la

perkawinan putus karena perceraian, maka harta bersama diatur menurut

hukumnya masing-masing. Yang dimaksud hukumnya masing-masing,

ditegaskan dalam penjelasan pasal itu sendiri berbunyi: yang dimaksu dengan

hukumnya masing-masing ialah hukum agama, hukum adat dan hukum lain-

lainya. Sekiranya penjelasan pasal 37 UU No. I tahun 1974 tentang perkawinan

tersebut dihubungkan dengan ketentuan pasal 96 dan 97 KHI, penerapan hukum

islam dalam pembagian harta bersama baik dalam cerai mati atau cerai hidup,

telah mendapatkan kepastian positif. Pasal 96 tersebut menegaskan:

1) Apabila terjadi cerai mati, maka separnh harta bersama menjadi hak pasangan

yang hidup lebih lama.

2) Pembagian harta bagi seorang suami atau istri yang, istri atau suaminya hilang

harus ditangguhkan sampai adanya kepastian matinya yang hakiki atau

matinya secara hukum atau dasar putusan Pengadila Agama.

Kemudian dalam pasal 97 menjelaskan:

Janda atau duda cerai hidup masing-masing berhak seperclua clari harta bersama
sepanjang tidak ditentukan lain clalam perjanjian perkawinan.
90

f. Amar Putusan

Setelah melampaui proses dan prosedur. Akhirnya Majelis hakim

Pengadilan Agama Jakarta Selatan memberikan keputusan dan menyatakan:

I. Mengabulkan gugatan penggugat sebagian;

2. Menjatuhkan Thalaq I (satu) bai 'in shugra Tergugat (Asykari Hasbullah, S.

Korn., SE., MM., Bin HS Haryono) terhadap penggugat (Jr. Yunita

Widyawati, MM., Binti Drs. H. Syoejitno S);

3. Menetapkan anak Penggugat dan Tergugat yang bernama:

3.1. Ario Naufal Abrar, laki-laki lahir I Juni 2000;

3.2. Aurellia Athaya Belvana, perempuan lahir 6 Maret 2005;

Dipel:ihara dan diasuh oleh penggugat dengan memberi hak yang kuasa

kepada Tergugat selaku ayah kandungnya untuk mencurahkan rasa kasih

sayangnya kepada kedua anak tersebut, seperti menengok, mengajak jalan-

jalan dan sebaginya atas sepengetahuan penggugat;

4. Menghukum Tergugat untuk memberikan nafkah dan kebutuhan hidup lainya

terhadap kedua anaknya tersebut serbesar Rp.4000.000,- (empat juta rupiah)

setiap bulan, melalui penggugat sampai kedua anak tersebut dewasa atau bisa

hidup mandiri;

5. Menghukum Tergugat untuk mengembalikan uang biaya renovasi rumah

sebesar Rp.131.100.000.- (seratus tiga puluh satu juta rupiah) kepada

Penggugat;
91

6. Menetapkan:

6.1. Satu buah Mobil Toyota Avanza Nomor polisi B 2708 LM tahun 2004;

6.2. Satu buah Mobil BMW Nomor B 8260 CJ tahun 1994;

Adalah harta bersama Penggugat dan Tergugat yang diperoleh selama

perkawinannya;

7. Menetapkan atas kesepakatan Penggugat dan Tergugat:

7.1. Satu buah Mobil Toyota Avanza Nomor polisi B 2708 LM tahun 2004,

untuk bagian Penggugat;

7.2. Satu buah Mobil BMW Nomor Polisi B 8260 CJ tahun 1994, untuk

bagian tergugat;

Menghukum Penggugat dan Tergugat untuk menyerahkan bagianya masing-

masing;

8. Menyatakan menolak gugatan penggugat selebihnya;

9. Membebankan kepada penggugat untuk membayar biaya perkara ini sebesar

Rp.206.000,-(dua ratus enam ribu rupiah).

B. Pembahasan

Setelah membaca duduk perkara dalam kasus ini dapat dipahami bahwa

masalah yang disengketakan antara pihak penggugat dan tergugat adalah tentang

jumlah harta bersama yang harus dibagi. Jumlah harta bersama yang digugat oleh

penggugat lebih banyak dari pada harta bersama yang diakui oleh penggugat

masing-masing telah mengemukakan alasanya dimuka majdis hakim.


92

Seperti pada umumnya perselisihan harta bersama, konteks putusan

Pengadilan Agama Jakarta Selatan 1384/ Pdt. GI 20071 PA. JS berawal dari

putusnya tali perkawinan (cerai) antara penggugat dan tergugat. Hal ini banyak

disebabkan rendahnya kesadaran dan penghayatan nilai-nilai pernikahan dan

pemahaman tugas dan kewajiban antara suami istri.

Dalam putusan majelis hakim, sebagian tuntutan dari penggugat

dikabulkan dan sebagian lainnya tidak. Secara umum gambaran diterima dan

ditolaknya sebagian tuntutan penggugat kepada tergugat dalam analisa sebagai

berikut:

I) Gugatan penggugat terhadap berkenaan dengan pengenbalian uang biaya

renovasi rumah sebesar Rp 150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah)

kepada penggugat. Tergugat dengan jawaban dan duplik serta kesimpulannya,

mengakui sebagaimana dari sengketa itu merupakan harta bersama. Namun

tergugat membatah, sebab biaya renovasi rumah tersebut tidak mendasar

diluar fakta-fakta yang ada. Tergugat bersedia mengembalikan bagian

penggugat dalam merenovasi rumah tersebut sejumlah Rp131.100.000,-

(seratus tiga puluh satu juta seratus ribu rupiah). Pemyataan yang diajukan

oleh penggugat juga tidak otentik. Karena itu majelis hakim menetapkan

tergugat untuk mengembalikan bagian penggugat dalam merenovasi rumah

orang tua tergugat.

2) Penggugat melakukan guggatan terhadap tergugat berkenaan dengan 1 buah

mobil BMW No. 8260 CJ tahun 1994 mengingat untuk mobil Toyota Avanza
93

yang dipakai oleh penggugat selam ini merupakan tennasuk harta bawaan.

Hal ini dibantah oleh terguggat karena Mobil Toyota A.vanza Nomor polisi B

2708 LM tahun 2004 dibeli dalam kondisi baru pada tahun 2004, dan mobil

merk BMW dengan Nomor pilisi B 8260 CJ tahun 2004 dibeli dalam kondisi

bekas yang dibeli pada tahun 1997 dimana keduanya merupakan harta

bersama yakni didapat/ dibeli pada masa perkawinan. Dengan bukti-bukti

yang kuat tergugat sehingga tuntutan pada sengketa ini mejelis hakim

menyetujui objek ini sebagai harta bersama.

3) Sedangkan berkenaan dengan guggatan penggugat, terguggat memberikan

nafkah dan kebutuhan hidup lainnya terhadap anak setiap bulan sebesar

Rp5.000.000,- (lima juta rupiah) tetapi terguggat menyanggupi untuk

memberikan uang nafkah dan pendidikan kepada anak-anak yakni sebesar

Rp2.800.000,- (dua juta delapan ratus ribu rupiah) perbulan. Namun majelis

hakim menetapkan untuk terguggat memberikan naikah dan kebutuhan hidup

lainnya terhadap anak-anak tersebut sebesar Rp4000.000,-(empat juta rupiah)

setiap bulan, melalui penggugat sampai kedua anak tersebut dewasa atau bisa

hidup mendiri.

Pada undang-undang perkawinan No. I/ 1974 tentang perkawinan telah

memberikan aturan yang demikian jelas berkenaan dengan hak dan kewajiban

suami istri sebagaimana tennaktub dalam pasal 30 sampai 34. 2

2
Amiur Nuruddin dan Azhari Alana! Tarigan, Hukum Perdata Islam di Indonesia, (Jakarta:
prenada media, 2006), h. 185- 184
94

Pasal 30 menyatakan bahwa suami istri memikul kewajiban yang luhur

untuk menegakkan rumah tangga yang menjadi sendi dasar dari susunan

masyarakat.

Pasal 31 menyatakan bahwa

1) Hak dan kewajiban istri seimbang dengan hak dan kedudukan suami dalam
kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama didalam masyarakat.
2) Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum.
3) Suami adalah kepala kelurga dari istri ibu rumah tangga.

Pasal 32 menyatakan bahwa

1) Suami istri harus mempunyai tempat kediaman yang tetap.


2) Rumah tempat kediaman yang dimaksud dalam ayat (I) pasal ini ditentukan
oleh suami itri bersama.

Pasal 33 menyatakan bahwa suami istri wajib sating mencintai, hormat-

menghormati, setia dan memberi bantuan lahir dan batin yang satu kepada yang

lain.

Pasal 34 menyatakan bahwa

l) Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan


hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya.
2) Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya.
3) Jika suami istri me!alaikan kewajibannya masing-masing dapat mengajukan
guggatan kepada pengadilan.

Sesuai dengan prinsip perkawinan yang mengandung oleh UUP, pasal 31

sangat jelas disebutkan bahwa kedudukan suami istri adalah sama seimbang, baik

dalam kehidupan berumah tangga maupun dalam pergau!an masyarakat.

Namun menurut hukum islam dengan perkawinan menjadilah sang istri

syarikatur rajuli filhayati, kongsi sekutu seorang suami dalam melayari bahtera
95

rnmah tangga, maka antara suami istri dapat men~adi syarilwt Abdan

(pengkongsian tidak terbatas)

Dalam hal ini harta kekayaan bersatu karena ;yirqah (syirkah) seakan-

akan merupakan harta kekayaan tambahan karena usaha bersama suami istri

selama perkawinan menjadi milik bersama, karena itu apabila kelak perjanjian

perkawinan itu terputus karena perceraian atau thalaq, maka harta syilwh tersebut

dibagi antara suami istri menurnt pertimbangan sejauh mana usaha mereka suami/

istri turut bernsaha dalam syirkah. 3

Menurut undang-undang No. I tahun 1974 temang perkawinan termuat

dalam Bab VII pasal 35, 36, dan 37, tentang harta benclan clalam perkawinan

mengatur:

Pasal 35 menyatakan bahwa harta bencla yang diperoleh selama

perkawinan menjadi harta bersama.

pasal 36 menyatakan bahwa mengenai harta bersama suami clan istri dapat

bertindak atas persetujuan kedua bela pihak.

Pasal 3 7 menyatakan bahwa bi la mana perkawinan putus karena

perceraian, maka harta bersama diatur menurnt hukumnya rnasing-masing.

3
M. Idris Ramulyo, Hukum Perkmvinan, flukum KeH arisan, Hukum Acara Peradi/an Agama
1

dan Zakat Mennrut Hukum Islam, (Jakarta; sinar Grafindo, 2006), eel 4, h.31
97

Artinya: "Dan diantara tanda-tanda (kebesaran) nya ialah Dia menciptakan


pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri,I agar kamu cenderung dan
merasa tentram kepadanya, dan Dia menjadikan diantaramu rasa kasih dan sayang
". (Q.S. Ar-Rum: 21).

Namun berbeda dengan UUP, KHI mengatur masalah hak dan kewajiaban

suami istri itu dengan rinci. Pembahasan nya mulai dari pasal 77- 78 mengatur

hal-hal yang umum, pasal 79 menyangkut kedudukan suami istri, pasal 80

berkenaan denngan kewajiban suami terhadap istri yang lebih dari seorang, dan

pasal 83 berkenaan dengan kewajiban istri.

Pasal-pasal tersebut dapat dikatakan sangat jelas mengatur kedudukan suami istri,

serta kewajiban antara suami istri. Bahkan dalam pasal 80 dinyatakan:

I) Suami adalah pembimbing terhadap istri dan rumah tangganya, akan tetapi

mengenai hal-hal urusan rumah tangga yang penting- penting diputuskan oleh

suami istri.

2) Suami berkewajiban melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu

keperluan hidup rumah tangga sesuai dengan kemampuannya.

Secara jelas, pasal yang ditawarkan baik oleh UUP maupun KHI sangat

terang mengadopsi konsep-konsep yang ditawarkan oleh Islam dalam mengawal

kehidupan dan tali pemikahan. Sebab obsesi besar Al-Qur'an adalah terwujudnya

kelanggengan rumah tangga yang sakinah mawaddah wa ramnah.


BABV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian, akhimya rumusan masalah dalam penelitian

mendapatkan jawabannya.

Penulis mengabil kesimpulan sebagai berikut:

1. Putusnya perkawinan adalah lepasnya ikatan perkawinan dan mengakhiri

hubungan suami istri. Dalam Islam perceraian prinsipnya dilarang, ini dapat

dari pada isyarat Rasulullah SAW, bahwa perceraian adalah perbuatan halal

yang paling dibenci Allah SWT.

2. Pada dasarnya istilah harta bersama tidak dikenal dalam Islam, namun dalam

islam dikenal dengan istilah syirkah, adalah pencampuran suatu harta dengan

harta lain sehingga tidak dapat dibedakan lagi satu dengan yang lain.

Kemudian yang dimaksud dengan harta bersama dalam KHI adalah harta

yang diperoleh selama dalam perkawinan dari hasil usaha suami istri atau

salah satu dari keduanya selain harta warisan, hibah maupun wasiat, baik

pemberian dari orang tua masing-masing atau dari pihal lain.

3. Pembagian harta bersama terjadi perceraian dibagi menurut hukumnya

masing-masing baik hukum agama, adat suami dan istri tersebut kalau tidak

ada maka diselesaikan didepan pengadilan agama sesuai dengan Undang-

undang. Ketentuan pembagian harta bersama dalam KHI adalah 50% : 50%
99

dibagi suarni -istri yang perkawinannya putus baik karena cerai rnati atau

cerai hidup.

Kesirnpulan diatas rnerupakan jawaban dari rurnusan perrnasalahan yang

rnenjadi latar belakang penulisan skripsi ini. Sekalipun dalarn prosesnya banyak

kendala yang dihadapi, tetapi secara urnurn penulis rnerasa cukup puas dengan

hasil yang diperoleh, karena perrnasalahan selarna ini rn<mjadi pertanyaan bagi

penulis telah terjawab dengan penelitian ini.

B. Saran-saran

Berkenaan dengan skripsi ini penulis rnenyarnpaikan saran :

I. Pasangan suarni istri rnesti rnenanarnkan nilai-nilai yang terkandung dalam

pemikahan. Mernaharni rnana hak dan kewajiban antara keduanya.

2. Hendaknya bagi pasangan yang diarnbang perceraian, akan lebih baik untuk

tidak rnengajukan guggatan harta bersarna, agar peluang untuk bersarna rnasih

terbuka lebar bagi kedua pasangan.

3. Sebelurn diselesaikan di Pengadilan, rnusyawarah adalah jalan yang terbaik

bagi suarni istri untuk rnenghindari terjadinya perselisihan terkait dengan harta

bersarna, ketika akad nikah telah dikurnandangkan, sebaiknya suarni istri

rnelakukan investarigasi terhadap harta rnasing-masing. Kernudian, mengecek

penghasilan rnasing-rnasing berikut bukti-bukti yang cukup. Sehingga

sengketa harta bersarna bisa dihindari. Karena masing-masing telah

rnernpunyai data dan bukti.


100

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, Ahmad Sudirman, pengantar pemikahan, Analisa perbandingan Antar


Mazhab, Jakarta, PT. Prima Heza lestari, 2006, cet. Ke-I.

Abubakar al-Husaini, Al-Imam Taqiyuddin, Kifayatul Akhyar Fii Alli Ghaayatil


Ikhtishaar, Penerjemah Achmad Zaidun dan A.Ma'rnf Asrori.

A. Rahman, Bakri dan Sukarja Ahmad, Hukum Perkawinan Menurut Hukum


Islam, Undang-Undang Perkawinan Dan Hukum Perdata, Jakarta: PT.
Hidakarya Agung, 1981.

A. Rahman, Bakti, Hukum Perkawinan Menurut Islam, UU Perkawinan dan


Hukum Perdata, Jakarta : PT. Hidakarya Agung, 1981.

Abd. Rahman, Ghazali, ,fiqih munakahal, Jakarta, kencana, 2003. Ed.-1,cet-l.

Cyber mosque. Mps. Gov. my/ fasakh/ html. Diakses pada tanggal 17 Juni 2008
Dewan Redaksi Eksiklopedia Islam, Ced. Ensiklopedia Islam, Jakarta:
lchtiar Baru Van Hoeve, 1997, Cet. 4,jilid 5.

Departemen Agama R.l. Undang-undang No.l tahun 1974 tentangperkawinan dan


peraturan pemerintah No.9 tahun 1975, serta kompilasi hukum is/am di
Indonesia, Jakarta, Direktorat Jenderal Agama Islam, 2004.

Departeman Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Bescrr Bahasa Indonesia,


Jakarta: Balai Putaka, 1988.

Harahap, M. Yahya, Kedudukan, Kewenangan Dan Acara Peradilan Agama,


Jakarta: Pustakakartini, 1993, Cet.2.

Ismuha, Pencaharian Bersama Suami Istri di Tinjau dari Sudut Undang-Undang


Perkawinan Tahun 1974 dan Hukum Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1986,
Cet .1.

K, Watjik Saleh, Hukum Perkawinan Indonesia (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1976.

Kuzari, Ahmad, Nikah Sebagai Perikatan, Jakarta: Raja Grafindo, 1995, Cet. I.

Kamal Mukhtar, Azas-Azas Hukum Islam Tentang Perkawinan, Jakarta: Bulan


Bintang, 1987, Cet.2.
101

Mahdiah, pedoman peraktis permasalahan hukum perkawinan dan kewarisan,


Jakarta, kencana, 2003. Ed. l ,cet-1.

Munawir A. W. Al-Munawir: Kamus Arab - Indonesia, Surabaya: Pustaka


Progressif, 1997, Cet.ke-14.

M. Idris Ramulyo, S. H. M., Hukum Perkawinan, Hukum Kewarisan, Hukum


Acara Peradilan Agama dan Zakat Menurut Hukum Islam, Jakarta; sinar
Grafindo, 2006, cet. 4.

M, Zein, Satria Efendi, problematika hukum keluarga islam kantemporer, Jakarta,


kencana, 2004. Ed.I, cet-1

Muk"ti Arto, Praktek Perkara Perdata Pada Pengadilan Agama Yogyakarta:


Pustaka Pelajar, 1996.

Manan, abdul dan fauzan, M, pokok-pokok hukum perdata wewenangperadilan


agama, Jakarta, PT. Raya Grafindo, persada, 2002.

Nuruddin, Amiur dan Kamal Tarigan,Azhari, Hukum Perdata Islam di Indonesia,:


studi kritis Perkembangan Hukum Islam dari Fikih, UU No.II 1974 sampai
KHJ,(Jakarta: Kencana, 2006, Edisi 1, cet. 3.

Rusidi, Lili, Hukum Perkawinan dan Perceraian di .Malaysia dan Indonesia,


Bandung: Remaja Rosdakarya, 1991.

Ramuiyo, Moh. Idris, Hukum perkawinan, hukum kewarisan, hukum acara


peradilan agama, dan zakat menurut hukum islam, zakarta, Sinar Grafika,
2006.

Rahman Doi, A, Penjelasan Lengkap Hukum- Hukum Allah


(Syariah),Penerjemah Zaimudin dan Rusydi Sulaiman, Jakarta: PT. Raga
Grafindo Persada, 2002, Cet.ke-1.

Sabiq, Sayyid, Fikih Sunnah, Penerjemah Kamaluddin A.Marzuki, Bandung: PT.


Al-Ma'arif, 1987, jilid 2, Cet.ke- 4.

Sastroatmodjo, Arso, Hukum Perkawinan di Indonesia, Jakarta : Bulan Bintang,


1981.

Shidik, Ahmad, Hukum Talak Dalam Agama Islam, Surabaya: Putera Pelajar,
2001, Cet. l.
102

Sayuti Thalib,Hukum Kekeluargaan Indonesia, Jakarta: UI Press, 1986, Cet.5.

Samsul Bahri, Putusnya Perkawinan karena Perceraian dan atas Putusan


Pengadilan dalam perspektif UU Peradilan Agama. Mimbar Hukum
Aktualisasi Hukum Islam, jurnal 2 bulauan (No.26 tahun Vlll, 1996 Mei -
Juni), M- Hikmah dan Dit bin bapera Islam.

Syarifuddin, Amir, Garis-garis Besar Fiqh, Bogor: Kencana, 2003, cet. l.

Subekti, Pokok-PokokHukum Perdata, Jakarta: Intermasa, 1995, Cet, 27.

Syarifuddin, Amir. Hukum perkawinan di Indonesia antara ftqih munakahat dan


undang-undang perkawinan, Jakarta, persada media, 2006.

Said, Fuad, Perceraian Menurut Hukum Islam, Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1994,
Cet. l.

Thalib, M., Penyebab Perceraian dan Penangulangannya, Bandung : Irsyad Baitus


Salam, 1997, cet. l.

Warison, Ahmad Munawwir. Al- munawwir Kamus Arab- Indonesia, Yogyakarta:


Unit Pengadaan Buku-buku Ilmiah Keagamaan Ponpes Al- Munawwir,
1994.

Yunus, M, Kamus Arab Indonesia, Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1994.

Zainul, Bahry, kamus umum khususnya Bidang Hukum dan Politik, Bandung:
Angkasa, 1993.

www. Swaramuslim. Net/ images/ upload/ html.diakses padac tanggal 16 juni 2008.

www. Disduk. Bandung. Go. Id/ aktacerai. php.diakses prnda tanggal 16 juni 2008.

www. Pemantau peradilan. Com/ detil/ det.diakses pada tm1ggal l 6 Juni 2008·

www. Hupelita. Com/ baca.php. diakses pada tanggal 17 Juni 2008.

www. Konsultasi. Word press. Com/ 2007/ 01/ 13. diakscs pada tanggal I Juli
2008.

www. Mail- archive. Com/ balita/ - anda@ balita. Diakses pada tanggal I Juli
2008.
PUTUSAN
Nornor : 1384/Pdt.G/200'7/PA.JS .

.
-~·
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA liSA

Pengadilan Agama Jakarta Selatan yang memeriksa dan mengadili


perkara perdata Agama pada tingi<at pertan1a dalam persidangan Majelis telal1
menjah1hlo1n puh1san dalam perkara Ccrai Gugat antara:
Ir. Yunif'1 'VVidyawati, MM. Binl.i J)rs. H. Soejif'o 5, agama Tslam, umur 35
tahun, pekerjaan Ibu ru1nah tnnggci, beralan1at di n.
Tcbct Utarn lB Nomor 7 Rt.05 Rw.01, Jakarta Sclatan,
daian1 h.aI ini dida1npingi olch kuasa I-Iukun111ya:
Agus Abdul Azi;o, SH., 1vkrly Aprilila Matusin, SH.,
LL.in Danar Andika, SI-I., Peng:acara pa<la kantor A ..1-\.
1\zis & Pi.1rl(1C.i·s yang berkcJudukan di Vv'isma Nugra

San:ana Lt.I'! Jl.Jcndcral Sudirman Kav.7-B, Jakarta

4 OKtnh;·r 2007, ~;eh~njulnya dischut u Penggugat u; ---

Law an

l)n/nn1 ,\[1 i'~on1or 10 Rt.0,1/0S, Jnkt-1.rta Selatnn, Jaio.D1

',···'···.··'·'·"••'•.· -.-.'.'··.· l.~:; .. ~ .... ''"L·b'":·.::,


'. """L• ,', .. ,,,, ... ~ ... · cr.r
.-~;- .. ,

·~·;:
}"l"l'"l"
.. :... _

·..·".·.·,.·,·,'·..·.•.·,..,·.·, . . . . . ·.·'·······'·II T~·-······ . . .;.


-• '-'!_1"{..,"' "·
/
2

Pengad ilan A gam a terse bu l; ------------------------------··------ ·--------------------------------


Te lal1 m emeriksa ber k as perk a ra;------------------------------------------------------- ___:_ ____ _
Telah mendengar Penggugat- dnn 'f'crgugat di persidangan;'."----------------------------
Telah memperhatikan bukli-bukli tertnlis dari kedua belah pihak ;--------------------

TENT ANG DUDUK PERKARANYA

Me:iimbang, bahwa Penggugat dengan surat gugatannya tertanggal 23


Oktober '.'0U7 yang terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Jakarta Selatan
tanggal 25 Oktober 2007 dibawah Register perkara Nomor:
1384/Pdt.G/2007/PA.JS, telah mengc,j.oJ<an gugatan cerai terhadap Tergugat
den:San alasan-alasan sebagai be;;-ikut:
1. Bahwa, Penggugat d-,.(, Tergugat telah melangsungkan perkawinan secara sah
p,1da tanggal 25 februari 2001, 3 Dzulhijah 1421 I-I., di Kantor Urusan Agama
("KUA") Kecamatan Te·bet, Kotamadya Jakarta Selatan, Profinsi Daerah
Khusus Ibukota Jakarta, sebagaimana denga;~ petjkap buku pendaftaran nikah
No. 214 / 68 /II/ W01; (Buk ti-P-· 1); ---------------------------------------

2. Bahwa, dari perkawinan antara Pemohon dan Termohon selama :'::. 6 (enam)
tahun, telah dikaruniai 2 (dua) orang anak, yaitu:
a. Ario Naufal Abrar, laki-laki yang lahir pada tanggal 01 'Juni 2003,
sebagaimana Kutipnn Akta Kelahiran No.9464/U/JP/2003, tanggal 24 Juni
2003 yang dikeluarkan oleh Kepala Suku Dinas Kependudukan dan Catatan
Sipil Kotamadya Jakarta Pusai:; (Bukti- P-2), dan
b. Aurellia Athaya Delvana, perempuan, yang lahir pada tanggal 06 Maret
2005, sebagaimana Kutipan Akta Kelahiran No.8314/U/JS/2005, tanggal 12
April 2005 yang dikeluarkan oleh Kepala Suku Dinas Kependudukan dan
Cata tan Sipil Ko tam ad ya Jakarta Sela tan (Bukti P-3).

'3. Bahwa pada hakekatnya sualu perkawinan berdasarkan Pasal 1 Undang-


undang No. 1 Teh11n 1974 tentang Perkawinan ("UU Perkawinan")
rnenyatajan bahwa:
" Perkawainan ialah ikµ/1111 lnhir 11n//1in 1111/arn seomng pria dengan seorang wnnita
sebagai s11mni isteri deng1111 l11j11n11 111e111bentuk Kelur.rga (rnmah tangga) yang
bahagia dan keknl brrdasark1111 Kc111lta11n.11 Yang Maha Esa.'·

•1. Bah1va pada a\val-awal perkili.vinan antara Penggugat dan Tergugat masih
tetjalin hubungan kasih d<>.n sayang dalam mengarungi bahtera kehidupan
rumah tangga dan Penggugat berharap dapat menempuh bahtera rumah
tar:tgga secara rukun dan darnai ser~(··harn1onis bersan1a Tergugat srhinp;r,A
da,pat terwujud rurnah tangga yang sr.kinnh, mnwnrldnh clan wnrnhmah;------------

5. Bahwa namun disayangkan "elelah rnernasuki tahun Ke-5 (lirna) usia


petrkalvin'ln atau sekitar pPrl<'ngl\han tahun 2006-an, antara Penggugat dan
Ie_rgugat kerap terjadi pcrsel ieihan clan a tau silang pendapat yang kernudian
diakhiri de11gan pertengkeran t-erus-tnenerus dan be:rlcepanjangan;----------

6. Bahwa pertengkaran atau perselisihan tersebut terjadi dikarenakan sekHar


pertengahan (bulan Sep tern her) tahun 2006-an, Penggugat rnengetahui.bahwa
tergugat mempunyai huht11~gan dengan wanita Jain yang merupakan teman
· ex-kantor Tergugat(dirnan.1 hubunr,an tersebut diketahui oleh Penggugat dari
ad any a :,---------------------------- ------------------------c··---··--------------------------------
a. SMS-SMS di hand phone Tergugat;--------------------------------------------------
b. E-mail Tergugat kepada ten1an wanitanya tersebut yang isinya membawa
kesan adanya hubungan yang rnesra antara Tergugat dan ternan
w a ni tan ya terse bu f·;-------------------------------:------------------------------------
c. Pengakuan Tergugat kepada Penggugat, yang rnenyataka11 bahwa
mcrnang Tcrgcgat lengah n1enyukai dan licrhubungan dekat dengan
tern an '"'·anitanya tersehu l pad a \vaktu i tu;------------··----------------------------
d. Dan puncaknya f!dalah pengakuan il11 juga disarnpaikan Terg11gat kepada
saudara Ptnggugal pada Haat saudara (kakak) Penggugat mencoba
menjernbatani hubungan antarn Penggugat clan Tergugat yang semakin
jauh dari kehidupan yang rnkun clan darnai, dirnana Tergugat mengakui
rnemang pernah melakukan kesalahan dengan mempunyai hubungan
cl engan w ani ta lam;--- ·----------------------------..---··--------------------------

11 7. Bahwa mengenai adanya hubungan Tergugat denga.n wanita lain, Penggugat


selaku istri dari tergugat sering kali menanyakan kebenaran dari berita
terse but, clan Terguga t pada sekitar bulan Desernbe: 2006 telah mengakui
dan a tau membenarkan adanya hubungan tersebut seraya berjanji tidak akan
rnelakukan hubungan kernbali dengan wanita lain terf..,but;----------·-----------

8. Bahwa janji Tergugat untuk tidak rnelakukan hubungan dengan wanita lain
tersebut ternyata tidak terbukli, hubungan rnesra antara Tergugat dengan
wanita Jain tersebut ternyata masih berlnngsung dan pada bulan Januari
2007, Penggugat melihat aclanya E-mail - E-mail rnesra Tergugat kepada
/ 4

wanita Ia.in terse but clan akhirnya ha! ini menimbulkan kembali pertengkeran
dan perselisilian an tam I'e11gg11ga t dan Tergugat;--------------------------------

9. Bahwa selain keadaan tersebut, pertengkaran antara Penggugat dengan


Tergugat juga dipicu dengan berubahnya sikap dan perangai Tergugat
kepada Penggugat, yang sebelumnya hampir 5 (lima) tahun mengarungi
kehidupan rumah tanggG, Tergugat mempunyai sikap clan perangai yang
sabar, perhatian dan menyayangi Penggugat dan kedua anaknya, tetapi sejak
diketahuinya hubungan Tergugat dengan wanita lain tersebut, sikap dan
perangai Tergugat menjadi kasar, baik tingkah Iaku maupun perkataannya,
bukan hanya dengan Penggugat juga kepada orang tua Penggugat, dimana
Tergugat sudah tidak mempunyai rasa horrnat lagi kepada orang tua
Penggugat;----------------------------------------------------------------------------

10. Bahwa dilatarbelakangi kondisi terse but, mengakibatkan pe1 tengkeran-


pertengkeran dimaksud sernakin. lama sema.kin parah dan sudah tidak
rnungkin Iagi tmtuk didamaikan dan dirukunkan lagi, ha! mana terbukti
Tergugat terhitung sejak awal Maret 2007 sudah tidak pernah lagi memenuhi
kewaiibannya secara bathin sebagai suami kepada Penggugat sampai dengan
gu ga tan c.era i in i d iaju ka n;-------------------------------·---------------··---------------

11. ·Bahwa walaupun demikian Penggugat telah mencoba dan berusaha


melakukan berbagai cara uuntuk menyelamatkan perkawinan ini, namun
segala upaya tersebut tidak pernah berhasil bahkan semakin memperparah
hubungan perrkawinan an tarn Penggugat dengan l:ergugat;--------------------

12. Bahwa puncak dari imbas pertengkeran dan percekcokan tersebut, pada
tanggal 3 September :Wll7, Tergugat YANG HANYA MENGIRIM MELALUI
SMS kepada Penggugat, dimana Tcrgugat meminta berpisah atau bercerai
·dari Penggugat, dan JAWABAN ATAS PERMINTAAN BERPISAB ATAU
BERCERAI dari Tergugat lerscbut, seringkali di ulangi oleh Tergugat apabila
bertemu dengan Penggugat dan nkhirnya i?enggug;at tidak tahan lagi dengan
perlakuan Terrgugat yang secarn lidak la•.igsung memaksa Penggugat untuk
KELUAR DARI RUMA!! yang selama ini ditempati Penggugat, karenanya
pada tanggai 8 September 2007 Pcnggugat dan anak-ariak kembali pulang ke
rumah orang tua Penggngat dengan persetujuan Tergugat, walau TANPA
DIANTAR oleh Tergugat, dan dengan hanya mempergunakan taksi
Penggugat dan anak-anak pulang kerumah orang tua Penggugat;------------
5

13. Bahwa dengan kondisi terserbut diatas, akhirnya Penggugat semakin yakin
untuk mengajukan gugat·an perceraian ini, karena Penggugat juga takut
imbas dari perkawinan [",ngg~gat yang bermasalah hampir 1 (satu) tahun
ini dapat berakibat buruk alau dapat menimbulkan trauma berkepanjangan
bagi anak-anak Penggugal yang mana sangat membutuhkan kasih sayang
clari ked 11a orang tu anya ;----------------------------------·------------------------- --------

vl4. Bahwa berdasarkan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974, tentang


perkawinan, pasal 80 ayat 2 (dua) yang berbunyi sebagai berikut:

"Sunnzi 1oajib ,•11eli11d1111gi islri11ya dt111 111e111beriknn segnla sesuatu keperlunn lzidup

beru 1nah tan ggn ses11 ni dt• 11ga1'I kr 111n 111!'11n11 nya";---------··----------------------------------

15. Bahw0 karenanya terbukti sudah tidak ada kecoco;:\.an antara Penggugat dan
'Fergugat, sertn tidnk ndanyn hnrapnn untuk hid up rukun dan dan1ai lagi clan
mewujudknn kchidupnn rutnnh langga yang sakinah, rnawaddah, dan
warahmah, sebagain1;u1n yang diharapkan oleh Len1baga Perkawinan dalam
Islam, sehinggn pcrka\vinan sud ah Lidak layak lagi untuk dipertahankan ;----

'7-16. Bah'\vn berdasarkan alasan lt>rsPhul dialas clan sesuai dengan Pasal 19

Peraturan Pe1nerintnh Nornor 9 1-ahun ·1975 Tentang Pelaksanaan Undang-


undang Nomor 1 Tahun 1974 Tcnlang Pcrkawinan jo Pasal 116 huruf f
Kompilasi Hukum Islam, yang berbunyi sebagai berikut:

penselisi~1nn
11
nntnrn surn-ni dnn istri ferus 111e11erus lerjndi dan pertengkaran dan
tidak ada lwrapan nkan lzid;ip rkun lagi dalam rttmah tangga ";------------------------

17. Bahwa karenanya sudah selayaknya rerkawinan yanr; demikian dinyatakan


putus karena perceraian dengan menjatuhkan thalak sam ba'in dari Tergugat
kepad a P enggu ga t ;----------------------------------------------------------------------

Y PEMBAGIAN HARTA GONO GINI DAN HAK ANAK-ANAK ATAS


TEMPAT TINGGAL

18. Bahwa selaifl pengajuan gugatan cerai sebagaimana yang Penggugat


sampaikan diatas, karenanya rnela-!--uY.gugatan cerai ini, Penggugat juga ingin
memohonkan pembagian harta gono gini yang hanya berupa :
- Mobil MBW No.C2'60 CJ tahun 1994;
,Mengingat untuk Mobil Toyota Avanza yang dipakai oleh Penggugat selama
ini, merupakan termasuk harta bawaab Penggugat bukan harta gono gi.ni,
yang mana uang untuk permbelian mobil Toyota Avanza tahun 2C04

tersebut diperoleh dari hasil .J"tenjualan inobil Toyota Soluna milik Penggugat
yang diperoleh Penggugal dari orang lua Penggngat (pada tahnn 2000)
se be! nm per kawinan dilan gsn n gka n ;---------------··---·--------------------------------

19. B.vhwa mengingat sebelum Penggngat mengajukan gngatan ini, selama


kurang Jebih 6 (enam) tahnn perkawinan berlangsnng, Tergugat belum dapat
menyediakan rnmah sendiri nnh1k ditempati, sehingga dengan berakhirnya
perkawinan antara Penggugat dengan Tergugat, karenanya Penggugat tidak
memiliki rumah sendiri untuk ditempati bersama dengan anak-anak
Penggugat selain rumah orang lua Penggugat yang sekarang menjadi tempat
bernaung Penggugat bersama anak-anak, karenanya selain memohonkan
pembagian harta gono gini sebagaimana terse but diatas ·yang HANYA
BERUPA 1 MOBIL BMW Tahun 1994 seharga Rp. 40.000.000,- (empat puluh
juta rupiah), knrenanya Penggugat juga mengajnkan permohonan agar
kiranya Majelis 1-Iakim yang terh-oTmat, nlemberikan hak kepada anak-a11ak
Penggugat, atas r11mah yang sclama ini clite1npati Penggugat dengan
Tergugat, berupa h~k kepemilikan sebesar 50 •y., (lim;l. puluh persen) atas
rumah tersebut yang terletak dan dikenal dengan Jalan Tebet Timur
Dalam XD Nomor 10 Rt.04/8, Jakarta Selatan ;------.. ----------------------------

20. Bahwa selain itupula untuk keperluan renovasi rumah orang tua Tergugat,
karenanya Penggugat tclah menycrahkan uang hasil penjualan rumah milik
Penggugat (yang diperoleh Pengg-.gat dad orang tua Penggugat) untuk
dipergunakan membiayai renovasi rumah orang tua Tergugat yang
ditempati Penggug.;i dan Tergugat sebesar Rp.150.000.000,- (serahts Hrna
1puluh juta rupiah). Dan mengingat Tergugat telah meminta Penggugat dan
anak-anak keluar dari rumah orang tua Tergugat yang selama ini menjadi
tempat bernaung Penggugat dan anak-ancik, kar~~anya Penggugat berhak
untuk meminta agar dikemhalikan unng Penggugat sebesar Rp.150.000.000,-
(seratus 1ima puluh ju ta rupiah) tcrsebut secara tunai ;----------·----------··-----

Bahwa berdasarkan ha!-hal yang tclah Penggugat uraikan diatas, Penggugat


mohon Pengadilan Agama Jakarta Selatan berkenan untuk memeriksa,
mengadili serta untuk selanjntnya memberi putusan sebagai berikut:

1. Mengabulkan Gugatan Penggugat untuk seluruhnya ;-----------------------------

2. Menyatakan jatuh thalak satu ba'in shugraa Tergug;at atas Penggugat ;---------
7

3. Menyatakan perkawinan anlarn Penggugat dengan Tergugat yang


dilangsungkan pada tanimal 25 Fcbruari 2001, 3 Dzulhijah 1421 H, di Kantor
Urusan Agama (KUA) Kecamalan Tebet, Kotamadya Jakarta Selatan,
Propinsi Daerah Khusus lhukola jaknrta sebagaimana terbukti dari petikan
buku pendaftaran nikah No.214/68/Il/2001, putus karena perceraian
dengan segala akiba t hu ku n1 nya ;-------------------------·--------------------------------

4. Memerintahkan Panitcrn Pengadilan Agama jaka:rta Selatan atau Pejabat


Pengadilan Agama yang her\venang untuk inengi.rimkan salinan putusan
dalam perkara ini kepada Pcgawai Pencatat Nik(lh pada Kantor Urusan
Agama (KUA) Kecamalan Tehet, Kotar.rndya Jakarta Selatan, Propinsi
Daerah Khusus Ibukota jnbrla, guna dilakukan pendaftaran sebagaimana
1n es tiny a ;-----------~-·-----------------------::- ·-----------·----·-----------------------------

5. Menetapkan da11 n1rnyataka11 nnnk-anak yang·bernama:


a. Ario Naufal Al•:..ir, laki-laki yang lahir pade tanggal 01 Juni 2003,
sebagahr.ana Kutiy<m Akla Kelahiran No.9464/U /.lP /2003, tanggal 24 )uni
2003, dan ;---------------------------------·----·----
b. Aurellia Athaya Belvana, perempuan, yang lahir pada tanggal 06 Maret
2005, sebagaimana Ku Lipan Akta Kelahiran No.82·14/U /JS/2005, tanggal 12
April 2005 ;---------------------------------------------------------------------

Sepmuhnya berada dibawah perwalkn dari Penggugat sebagai Ibu


Kandimg dari Kedua anak-anak tersebul ;-------:----------------------------------

6. Menghvkum Tergugat untuk membayar biaya nafkah anak-anak sebesar


Rp.5.000.UOO,- (lima juta rupiah) perbulan sampai anak-anak dewasa/
berusia 21 tahun ;---'-----------------------------------------------------

7. Menghukum Tergugat memberikan nafkah mut'ah kepacla Penggugat


sebesar Rp.10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) tunai ,;---------------------------------
)
8. Menghukum Tergugat untuk memberikan nafkah, pakaian dan tempat
kediaman unruk isteri yang ditalak selama Penggugat dalam keadaan lddah
yaitu sebesar Rp.6.000.000,- (enam juta rupiah) @ Rp.2.000.000,- (perbulan)
sampai dengan tiga,-bulan ;---------------------------------------------------------- ·

9. Menghukum Tergugat untuk memhiayai biaya kesehatan, pendidikan dan


rekreasi anak-anak sampai anak-anak dewasa atau berumur 21 ta!mn ;---------

10. Menyatakan harta gono gini yang menjadi bagiai1 dari Penggugat adalah:
/ Mobil BMW No.8260 CJ tahun 1994 c!engan nilai sebesar kurang lebih
RpA0.000.000,- (empat puluh juta rupiah);--------··----------------------~----

11. Menghukum Tergugat untuk mengembalikan uang hasil penjualan rumah


milik Penggugat (¥ang diperoleh Penggugat dari orang tua Penggugat) yang
. kemudian dipergunakan unluk j11P.renovasi rumah orang tua Tergugat
'sebesar Rp.150.000.UOO,- (seratus lima puluh ju ta rupiah) secara tunai ;--------

12. Menyatakan bahwcc anak-anak yang bemama Ario Naufal Abrar, dan
; Aurellia Athaya Belvana, memiliki hak sebesar 50 % (Hrna puluh persen)
dari rumah yang terietak dan dikenal dengan Jalan Tebet Timur Dalam X D
Nomo 10 Rt.04/08, Jakarta Selatan ;-----------------··-----------------------------

13. Menghukum Tergugat untuk membayar seluruh biaya perkara yang timbul
mP.nurU:t hukum ;------------------------------------··----------------·-------_:__ _

• Atau apabila Pengadilan Agama Jakarta Selatan berpendapat lain, maka mohon
putusan yang seadil-ad,iln3'a (ex aequo et bono) ;----------------------------------

Menimbang, bahwa pada hari sidang yang telah ditetapkan Penggugat dan
Tergugat datang menghadap di persidangan, dan Majelis Hakim telah berupaya
mendamaikan dan rnenasehati kedua belah pihak yang berperkara, akan tetapi
upaya perdamaian tersebut tidak berhasil, lalu perneriksaan perkara ini dimulai
dengan mernbacakan surnt gttgatan Penggugat, yang isinya tetap dipertahankan
oleh Penggugat;-----------------------------------------~------------------------------

>< Menirnbang bahwa tcrhadap Gugatan Pengguga: tersebut, Tergugat telah


memberikan jawaban secara Terh1lis pada tanggal 2:8 Nopember 2007 sebagai
berikut

1. Bahwa pada pokoknya Tcq;ugat rnenolak dengan tegas dalil-dalil gugatan


Penggugat, kecuali terhadap hal-hal yang diakui kebenarannya ;---------------

2. Bahwa benar Tergugat ad al ah suami sah dari Penggugat yang telah


melangsungkan pernikahan pada tanggal 25 Februari 2001 dihadapan
Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agarna, Kecamatan Tebet, Jakarta
Selatan, terdaftar dalam daftar (akta) Nikah Nomor : 214/68/II/2001
(B uk ti T -1) ;----------------------------------------··---··---------------------------

3. , Bahwa adalah benar dari hasil perkawinan antara Penggugat dengan


Tergugat telah dikaruniai 2 (dua) orang anak, yaih1 :----------------------------·
3.1. Ario Naufal Abrar, laki-laki pad a tanggai 1Juni2003; clan
/ 9

Aurellia Athaya Ilclvana, perempuan lahir pada tanggal 6 Maret 2005

4. Bahwa benar antara Ter:>u1;at dcngan Penggugat telah terjadi pertengkaran-


pertengkaran dan persclis1han-pcrsclisihan secara t~.rus menerus yang tidak
dapat didamaikan Jagi, dalam arti kata Tergugat juga menghendaki
tetjadiny~ perceraian antara Tergugat dengan Penggugat. Oleh karcna· itu
hati Tergugat deng~n Penggugat telah pecah, berarti perkawinan Tergugat
dengan Penggugat tclah p<•cah pula, sehingga dengan demikian alasan
perceraian telah sesuai dcngan ketcntuan pasa1 39 ayat (2) Undang-undang
Nomor 1 tahun 1974 jo Pasal 19 quruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9
tahun 1975 jo Pasal 116 humf (f) Kompilasi Hukum Islam;-------------------

5. Bahwa Tergu.gat membnntnh keras Gugatan Penggugat pada point 6 yang


menyatakan Tergugat mempunyai hubungan dengan wanita lain.
Mahon perhatian Yang Terhormat Majelis Hakim yang memeriksa perkara
aqua, bahwa Penggugal Udak n1c•njelaskan rnaksud dari kata "n1empunyai
hubungan". Tergugat mempunyai banyak hubungan pertemenan dengan
pria maupun teman-teman kantornya. Tergugat berteman dan berusaha baik
kepada semua ten1an-temannya, namun hubungan pertemanan tefsebut
adalah murni dan se~Jatas teman baik ;---------------------------------

6. Bahwa Tergugat membantah keras Gugatan. f·enggugat pada poi.<t


7,8,9,10,11,12. Didas~rkan pada itikad baik (Good }izith) yang ada pada diri
Tergugat untuk menyampaikan fakta yang sebenar-benarnya kepada Yang
Terhorrnat Mnjclis l-1nkitn. yang n1Pn1criksn pl~rknra aqua. Bahwa duduk
perk!)ra yang sebenarnya sebagai berikut:
6.a. Bahwa awal tcrjadinya ketidak-cocokan, percckcokan/pcrtengkaran-
pertengkaran yang menciptakan torciptanya perbedaan prinsip itu
diawali dengan adanya perlakuan Penggugat yang tidak dapat
mendekarkan diri dan sewenang-wenang terhadap (almh) !bu
Kandung Tergugat ;------------------------.-------------------------------

Bahwa perlu Majelis Hakim ketahui, Tergugat adalah anak tunggal


yang telah ditinggal ayah kandungnya sejaktahun 1997 (meninggal
•.
dunia). Oleh Karena itu sangatlah layak dan wajar bHamana Tergugat
berharap, agar keluarganya terutama isitrinya, dapat mendekarkan diri
dengan keluarga, terutama ibu kandung Tergugat, sebagaimana
/ 10

Tergugat berhubungan sangat baik tanpa pamrih kepada sei;iua


keluarga Penggugat ;----------------------------------------------------------------
6.b. Bahwa Tergugritpun hams menerima kenyataan yang terjadi, sarnpai
dengan Ibunda Tergugat rneninggal dunia pada tahun 2003 di usia 64
(enam puluh empat) tahun, Tergugat tetap tegar rnenerirna kenyataan
hidup yang ada ;-------------------------------------------------------------------

6.c. Bahwa Tergugat mengakui adanya pertengkaran-pertengkaran yang


terns rnenerus terjadi disebabkan ketidakrnauan Penggugat
rnendekatkan diri dengan lbunda Tergugat dan/ a tau keluarga
Tergugat. Tergugat adalah anak sernata wayang, orang tuanya dimana
dalam hal ini hanyalah s~ng Ibu yang rnasih tersisa (pada saat itu). Oleh
sebab itu Tergugat sangat berharap agar Penggugat dapat berbakti
kepada T0rgugat serta mendekatkan diri dengan Ibunda Tergugat,
terlebih lagi disaat Penggugat-Tergugat rnempunyai anak dirnana
lbunda Tergugat rnenaruh kebahagiaannya pada saat bertemu cucu
tunggalnya (pada saat itu). Namun ha! tersebut sangat sulit terealisasi
dikarenakan ke-engganan Penggugat mendekatkan diri dengan Ibunda
Tergugat (satu-satunya kcluarga dekat Tergugat) serta dengan keluarga
Terguga t ;---------------------:-----------------------------------------------
6. d. Bahwa masih bnnyak lagi kejadian-kejadian lainnya yang akhirnya
menciptakan jt11rang pemisah dalam pandangan hid up berumah tangga
yang tidak Tergugat rinci sccara detail, clikarenakan itikad baik
Tergugat unluk dapat berpisah secara baik-baik dengan Penggugat
tanpa harus mcrnhcherkan fakta-fakta clan kekurangan Penggugat
d a lam beru mah tan iiga ;---------------------------------------------------------

7. Bahwa Tergugat menr,lrnrnpkan Penggugat dapat berbakti baik lahir


maupun batin kepada Teq\ngat secara ikhlas, rli:l!l.ana ha! tersebut tidak
tercerrnin dari fakta dimana Penggugat tici1ak mau mendekatkan diri dengan
Ibunda Tergugat clan keluarga Tergugat. ~Bahwa mengenai kewajiban
seorang istri untuk berbakti kepada suami tersirat dalam Kompilasi Hukurn
Islam, Bagian ke-6, Kewajihan Isteri Paaal 83 (1):
"Kewajiban utama bagi searnng isteri ialah berbakti laltir dan batin kepada suami
didalam batas-batas yang rli/Jcnarknn o/ell lmkum is/nm";-----------------------------
8. Bahwa perlu Tergugat urniknn ~iisini, selama hidup berumah tangga antara
Tergugat dengan Penimugat, Tcrgugat tidak pernah lalai dan selalu
bertanggung jawab dalam rncmbcrikan nafkah untuk membiayai kebuttihan
anak-anak Tergugat dengan Penggugat dan kebutuhan Penggugat serta
kebutuhan rumah tangi\a sesuai dengan kemampuan Tergugat. Adapun
saluh satu bukti bahwa Tcl');ugat tidak pernah lalai dan bertanggung jawab
sebagai scorang suami dan orang tua yang bail< adalah adanya asuransijiwa
dari PT. MetLife Sejahtera (llukli T ~ 2) dan tabungan pendidikan anak-anak
dari Bank Niaga (Bttkti T - 3); -----------------------.. ---··-------------------------
x Pendek kata, Tergugat teL1h mementthi kewajibannya sebagai seorang ayah
dan suami sebagaimana ditcntukan dalam pasal 80 Kompilasi Hukum Islam
dan QS. Al-Baqarah: 233;-----------------------------------------------------------

9. Jfahwa Tergugat membantah kcras Gugatan Penggugat pada point 12


Gugatannya mengenai kejadian pada tanggal 8 September 2007.
Mohan perhatian Yang Tcrhornrnt Majelis Hakim yang memeriLsa perkara
aqua, bahwa sangat pcrlu tergugat jabarkan kejadian tersebut yang sebenar-
benarnya. Fakta yang scbenar-benarnya terjadi ada.lah bahwa Penggugat-lah
yang meminta Tergugat tidak mengantar Penggugat kembali kerumah
oranr; tua Penggugat. Adapun alasan Penggugat untuk meminta Tergugat
tidak mengantarnya ke rumah orang hia Penggugat adalah berdasarkan
informasi dari Penggugat bahwa orang tua Penggugat tidak bersedia
bertemu karena emosi yang tidak terkendali bilamana orang lua Penggugat
bertemu dengan Tergugat, dan Penggugat meminta Tergugat untuk
menunggu panggilan dari orang tua Penggugat, serta meminta Tergugat
untuk memproses perceraian secara hukum. Bahkan setelah mendengar
alasan tersebut-pun Tergugat tetap menyatakan kcinginannya agar dapat
bertemu dengan orang tua Penggugat untuk memberikan penjelasan dan
sebagai wujud itikad baik Tergugat, namun Penggngat pula-lah yang
· bersikeras meminta Tergugat unf:J1.1.: tidak mengantarnya dan menyatakan
'untuk menunggu saja panggilan dari ornng hra Penggugat serta meminta
Tergugat untuk mP.'aproses secara huku;;n tanpa menunggu panggilan dari
; orang tua Penggugat. Bahwa setelah keji!dian di a tas, Tergugat pun mencari
informasi mengenai proses perceraian dan setelah mengetalminya Tergugat
mengajukan perjanjian yailu pengaturan hak asuh. anak serta pembagian
harta bersa1na.
Bahwa Penggugat meminta waktu 2 (dua) minggu setelah hari raya Idul Fitri
untuk membicakarulya, tetapi tiba-tiba panggilan sidang "gugatan
percera;ian" -lah yang diterima Tergugat ;---------------------------------------------

,z Akibat Perceraian

!J'. A. Pemeliharaan Anak (I-ladhonah)


10. Bahwa Tergugat adalah seorang ayah dari ke dua anaknya yang bernama
Ario Naufal Abrar, Jaki-laki, Jahir 1 ]uni 2003 dan Aurellia Athaya Belvana,
perempuan ,lahir 6 Maret 2005 ;---------------------·--·-------------------------
Bahwa kedua anak tergugat tersebut sangat dekat sekali dengan tergugat.
Hal tersebut dapat dibuktikan dari prilaku anak-anak yang sering
bercengkrarna, bermain, bercanda, pergi bersama-sama, minta diberikan
makan bahkan sering anak-anak ingin tidur bersama Tergugat. Namun
Tergugatpun menyadari bahwa kedua anaknya tersebut masih balita yang
tentunya juga memerlukan perhatian Jebih dari Ibunya. Oleh sebab itu
Tergugat setuju dan ikh las untuk menyerahkan kepada per:imbangan
Majelis Hakim (reverte) pihak mana yang berhak atas pemeliharaan kedua
anak Tergugnt - Penggugat;------------------
Bahwa apabila Majelis Hakim menetapkan kedua anak tersebut berada
dalam pemeliharaan· (hadhonah) Pcnggugat, mohon kiranya Majelis Hakim
menolak dalil petitum Gugatan · Penggugat, halaman 6 No.5 yang
'
mengatakan Penggugal sepenuhnya menjadi wali bagi kedua anak
tersebut, karena ;;engertian pcmelillaraan (hadhonah) disini adalah
"11engasuh, memelihara dan nwndidik, dan bukanlah hak menguasai anak-
anak sebagaimana halnya menguasai suatu benda karena anak-anak
bukanlah merupakan "bend a" dalam pengertian hu.kum .
Bahwa perlu juga Terp;ugat tcgaskan disini, bahwa Penggugat bukanlah
wali dari kedua anak tersebut, karena pengertian wali menurut Kompilasi
Hukum Islam pasal (h) adalah sebagai berikut :
"Perwalian ada !alt kewe11ga11 yang diberikan kepada seseorang 1mt11k
melakukan ses11at11 perb11atm1 h11k11111 sebag.1i walcir rmtuk kepe11ti11ga11 dan
atas nama miak yang tidak 111emp1myai kedua orang t11a, ata11 ked11a orang
tun ntnu orang tun yang 11111sih liid11p tidalc calcap me/akukan perbuntan
Jmlcmn''.
Bahwa akan tetapi Penggugat mcrupakan ibu kandung yang memang harus
mengasuh, menjaga dan mendidik anok-anak Tergugat dan Penggugat ;------

Karena itu mohon kepatla Majelis Hakim menetapkan agar Tergugat dapat
tetap melakukan hubunni\an dan komunikasi langsung den.gan kedua anak
tersebut dengan cam dilll'rikan hak selaku ayah kandung untuk
menguajungi dan atau membilwa mcnginap serta memberikan kasih sayang
terhadcp kedua anak semata dan sepanjang untuk kepentingan anak-anak
tersebut ;-----------------------------------------------~--------------------------------
11. Bahwa 'fergltgat adalah Renrnng ayah dari kedua anak k~ndungnya, clan oleh
karenanya sesuai berd<,sarkan kepada pemahaman clan hasrat d,1Jam
pengasuhan/pemclihar<1m1 anak yakni:
a. Undang-undang No.1 tahun 1974, tentang perkawinan:
Pasal 41, A1dbat putusnya perkawinan karena perceraian adalah:
(a) Baik ibu atau Bnpak tetm1 br•kewajiban memelihara dan mendidik
a1111k-1111ak111111, semata-mntn berdnsarkan kepentingan anak; bilama ada
perselisihan n:wgcnni peng11asnm1 nnnk-anak, Pengadilan memberi
keputusannya ;-------------------
(b) Bapak 11nng bertnnggung-inwab alas semun biaya pemeliharaan dan
pendidikan yang diperlukan ar1ak itu ; bilamana bapak dalnm kenyataan tidak
dapat memenuhi kewajiban tersebut, Pengadi/an dapnt menentukan balrwa
ibu ikut memikul biaya tersebut ;-------·-
b. Undang-undang No.4 tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak:
Pasal 9:
"Orang tua adalah yang pertama-tama bertanggung j«Wab atas terwujudnya
kesejahteraan anak baik secara rohani, jasmani maupun sosial".
Maka berdasarkan keterangan-keterangan diatas Tergugat ingin memastikan
mer.dapatkan haknya untuk :
a. tetap dapat memelihara;
b. tetap dapat menafkahi;
c. tetap dapat bertemu ;
d. tetap dapat merawat anak-anak jika sakit; dan
/
/
e. tetap dapat mengajak pergi dan/ a tau ,menginap kepanpun dibutuhkan
dan (diinginkan hal-nya shalat Jumat bersama,. bagi raport sekolah d~n
sejenisnya) terutama di saat akhir minggu, hari libur sekolah, hari libur
'
nasional dan hari raya/besar lainnya yang dilakukan secara bergantian
dengan Penggugat;

:x 12. Bahwa sesuai dengan Kompilasi Hukum Islam, Pasal 105 (b) mengatakan:
"pemeliliaraan anak' yang sudah mumayyiz diseraltkan kepada anak unhtk memilih
diantara ayah atm, ibunya sebagai pemegang Jiak pemeliirnraannya"
pari keterangan diatas maka dafat disimpulkan bahwa disaat anak-anak
Tergt>gat-Penggugat yakni Arla Naufal Abrar dan Aurellia Athaya Belvana
·'
,sudah mumayyiz · (berumur eua belas tahmt) maka mereka dapat
'menentukan sendiri kep~da siapa (diantar.1 Tergugat atau Penggugat)
.mereka dipelihara ;--------------------------------~---------------

" 13. Bahwa dalam Jawaban ini Tergugat dengan tegns dan ikhlas untuk tetap
berkomitmen menjalankan hak dan keWajibannya, sesuai de:ngan
.kemampuan Tergugat, terhadap kedua anak-anaknya tersebut untuk
memenuhi segala. kebuluhannya baik kebuh1han sandang-pangan,
kesehatan, pendidikan maupun >visata/berlibur sampai anak-anaknya
dewasa dan/atau berumur 21 (dua puluh satu) tahun ; : - - -

"B. Biaya Pemeliharaan

14. Bahwa Tergngat menolak dalil petitum Gugatan Penggugat pada halaman 6
nomor 6 yang menyatakan antara lain Penggngat meminta uang nafklah
anak sebesar Rp.5.000.000,- (lima ju ta rupiah) setiap bulannya ;-------·------
Bahwa sebagai ayah kandung yang selalu menyayangi anak-anak tersebut,
Tergugat jug.1 ingin memiliki andil untuk memelihara anak-anak Tergugat
dan Penggugat sehingga Tergugat tidak keberalan jika Tergugat dibebankan
untuk menanggung biaya pemeliharaan kedua anak tersebut ;-------------
Bahwa namun demikian Tergngat menolak besarnya tuntutan biaya
pemeliharaan yang di,1jukan oleh Penggugat,' 'ha! mana didasarkan atas
beban biaya pemeliharaan yang ditetapkan sepihak oleh Penggugat dan
hanya ditanggung oleh Tergugat semata, karena ha! tersebut adalah tidak
adil dan bertentangaP dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung RI Nomor:
3921</Sip/1969 tanggal 30 Aguslus 1969 yang menyatakan:
/ "Biaya penghidupan pc111/idik1111 d1111 pc111eli!zaram1 anak-annk j11g11 dibebn11kn11
J:epnda nyalt dnn ibu, 111nsi11g-11insi11g !iO ~1 ";
7' 15. Bahwa tuntutan Penggu1'nt tersebut juga bertentangan dengan Doktrin
Hukum sebagaimar'..' dikemukakiln oleh Drs.A.hrum Hoerudin, SH., dalam
\mkumnya Pengadilan J\garna, cet 1, penerbit Citra Aditya Eakti, hal 29 yang
menyatakan pada pokoknya:
"!bu dan lmpak secnrn bcr.<n11111-.<1111rn /1crtanggu11g j@!ab mengenni semua biaya
pemelihnrann annk ";
Bahwa, lagipula hendaknya penetapan biaya unluk pemeliharaan anak-anak
tersebut harus juga melihat dan mempertimbangkan kemampuan finansial
dari Tergugat dan kebutuhan sesungguhnya dati kedua anak terse but;---

16. Bahw'1 mengingat ketenluan hukum dan kemampuan finansial dari Tergugat
selama ini, maka Tergugat mcnyanggupi untuk memberikan uang nafkah
dan pendidikan kepada anak-anak yaitu sebesar Rp.2.800.000,- (dua juta
delapan rah1s ribtt rupiah) pcrrbulan. Bahwa nominal tersebut dapat
mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan perkembangan
kebutuhan anak-anak Tergugat dan Penggugat ; - - - - - - - - - - - - - -

17. Bahwa Tergugat bersedia menauggung seluruh biaya kesehatar,/ medical


untuk anak-anak Tergu:;at dan Penggugat d.engan cara Penggugat
memberikan t&nda bukti pembayaran biaya kesehaiannya kepada Penggugat
dan kemudian Tergugat segera membayar/mengganti (reimburse) biaya
terse but ;----------------------·------------------------------------

""C. Nafkah lddah dan Mnt'ah

"18. Bahwa Tergugat sangat keberatan dan menolak petitum Penggugat pada
Gugatannya halaman 6 point 7 rlall 8.
Mohon perhatian Yang Terhormat Majelis Hakim yang memeriksa perkara
aquo, bahwa Penggugat tidak berhak menuntut nafkah mut' ah dan Iddah
kepada Tergugat ;-----------------------------------------------------------
18.1. Bahwa perlu Penggugat ketahui dan pelajari disir.i, dimana jika terjadi
gugat cerai maka Penggugat (pihak istti) tidak berhak menuntut nafkah
iddah dan mut' ah dari Tergugat (pihak suami), tetapi jika te1jadi cerai
talaq, maka Termohon (pihak istri) akan mendapatkan nafkah/ uang
iddah dan mut' nh dari Pemohon (pil1ak suami) ;---------------------------
IA.18.2. Bahwa perlu Tergugat siratkan disini, berclasarkan Kompilasi Hukum
!slain, Pasal 158, yakni:
"Mui' ah wajib diberikan of eh bekas suami den$1m ~:yarat :
a. Belum ditetapkan malrnr bagi isteri ba'da al dukhul;
b. Perceraian itu atas kehendak suami "
Bahwa dari pernyataan tersebut diatas dapat disimpulkan dimana
Tergugat tidak diwajibkan nafkah Mut' ah dan Iddah kepada
Penggugat dikarenakan dalam hal ini Tergugatlah yang digugat cerai
Penggugat ;-
Bahwa dari pengungkapan fakta-fakta hukum diatas, mohon kepada
Majelis Hakim yang terhormat untuk mengenyampingkan dalil-dalil
petitum tersebut atau setidak-tidaknya tidak dapat diterima ;-----------

xD. Harta Bersama D,1Jam Perkawinan (Syirkah)

19. Bahwa Tergugat menolak dengan keras Gugatan Penggugat pada halaman 5
point 19, yang menyatakan Pcaggugat menuntut pengaturan hak 50 % (lima
puluh persen) dari rumah yang terletak di Jatan Tebet Timur Dalam XD
Nomor 10 Rt/04/8, Jakarta SPl.itan ; - - - -
19.1. Mohan perhatian Yan1; Tcrhormat Majelis Hakim yanng memeriksa
perkara aqua, ba hwa perlu Tergugat utarakan disini dimana rumah
yang terletak di J;ilnn Tebct Timur Dalam XD Nomor 10 RT/04/8,
Jakarta Sclatan t.,,rnchut adalah rumah milik orang tua Tergugat
(Ahnh. Yetty Ha1yono) yang notabene adalah rumah peninggalan
(almh) orang t1rn Tergugat, scsuai dengan Akta Jual Beli (Bukti T-4) ;--
., 19.2. Bahwa dalam Kompilasi l·lukum Islam Pasa.1171 (e) menerangkan:
"Harla warisan 11d11/11/1 ltarta 11awna11 ditambnh bagian dari hnrla bersnma
setelah digu11aka11 1111t11k keperluan pt?waris selama sakit sampai
meninggalnya, biayn pwgurusan jenazah (tajhiz), pembayaran hutan dan
pe111 berian 1111 tuk ke I'll /in I:. ;--------------·----------------------
;' 19.3. Bahwil. dalam Kompilasi Hukum Islam Pasal 87 (1), juga
0

menerangkan
" Harta bawaan dari masi11g-111asing suami dan isteri dan harta yang
diperoleh 111asing-111asi11g sebagai hadiah atau warismt masing-masing
sepanjang para piltak tidak 111cnc11t11ka11 lain dalam petjanjian perkawinan ";
/
/
f l9A. Bahwa, selanjutnya Pcnggugatpun mengakui dan/ a tau mengetahui
dengan pasti hahnana rumah ternebut addah miUk dari orang tua
Tergugat melalui pcrnyataan rlalam Gugatannya sendiri · pada
halaman 5, point 19 baris 2-4 yang menyatakan:
" .... Tcrg11gnt he/ 11111 dt7/'" I 111£'1/!fediakan rumnh sendiri 11nt11k ditempnti a/eh
Pengg11gnt dan t71111k-t71111k, ,;clni11 mmalz tiw;W warisan orang tua
Tergagnt, fJ.
Dan halaman 5, point 20 baris pertan1a:
" Bnltwa selni11 it11p11ln 1111l11k keperluan renovnsi rumah orang tua
Tergu gat,, ....." ;------------~-------------..-·----------------- ---------
Bahwa C:ari penjabaran lcrsebut diatas maka dapat dipastikan rumah
tersebut adalah milik orani\ tua Tergugat dan sekarang menjadi harta
bawaan Tergugat dimana hmla tcrsebut bukanlah sesuatu yang dapat
ditunh1t pembagiannya dalam gono gini ;--------------------------------------

20.'Bahwa tidak dapat dipungkiri lagi rasa cinta dan kasih sayang Tergugat
pada anak-anaknya, namun clalam hal penuntutan Per:.ggugat terhadap harta
warisan Tergugat tentunya bnkanlah hak Penggugat unh1k menuntut
dan/atau mengatur harta warisan Tergugat. Jlahwa kalaupun menurut
Penggugat hak rumilh tersebut untuk ilnak-anak, quocl-non, maka jika
diijinkan oleh Majelis Hakim anak-anak bisa tinggal bersama clengan
Tergugat dirnmah tersebut untuk selamanya/kapanpun anak-anak man
bahkan sampai anak-anak terse but clewasa clan menikah ;------------------

21. Bahwa Tergugat menolak clan membantah pernyataan Penggugat dalam,


Gugatan Penggugat pada point 20, terutama :mengenai bangian Pcnggugat
clalam renovasi rumah orang tua Tergugat sebesar Rp. 150.000.000,- (seratus
liam pukuh ju ta rupiah). Bahwa jumlah tersebut sangat ticlak mendasar clan
cliluar fakta-fakta yang ada.
Bahwa Tergugat bersedia mengembaUkan bagian Penggugat dalam
me-renovasi rumah tersebut sejumlah Rp. 131.100.000,- (seratus tiga puluh
satu ribn seratus ribu rupiah);------------------------------·---------

22; Tergugat sangat keberatan al;'an Gugatan Penggugat pada point 18


gugatannya.

Bahwa perlu Tergugat jabarkan sesuai fakta hukum mengenai harta gono-
gini sebagai berikut:
22.1. Balm a mobil 'I oyota Avanza Nomor Palisi P 2708 LM tahun 2004
dibeli dalam kondisi baru pada talmn 2004, dan mobil merk BMW
dengan nomor Polisi B 8260 CJ tahun 1.994 dibeli dalam kondisi
bekas yang dibeli pada tahn'n 1997, dimana keduannya merupakan
harta bersama yakni didapal/dibeli rarla masa perkawinan ;-----------
Bahwa dalam Jawaban Tergugat ini sepenuhnya menyerahkan kepada
Majelis Hakim untnk memntnskan seadil-<tdilnya pembagian harta
bersama terse but diatas dengan mernjuk pada hnknm positif ;------

22.2. Bahwa perln Majclis Hakim ketahui nilai pasar mobil Toyota Avanza
talmn 2004 saat ini adalah Rp.85.000.000,- (delapan puluh lima jnta
rupiah) dan BMW tahun 1994 adalah Rp.35.000.000,- (tiga puluh lima
juta rupiah) ;-------------------------------------------------------------

22.3. Bahwa perlu diketahui saat ini mobil Toyota Avanza (Surat Tanda
Nomor Kendarnan/STNK atas nama Penggugat) dibawah
penguasaan Pengguga t, sedangkan BMW dibawah pengnasaan
Tergnga t ;---------------------------------------------------·---------------------

-c 23. Bahwa berdasarkan Pasal 97 Kompilasi Hukum Islam yang menyatakan


sebagai beriknt:
" Jamin atau duda cerni liid1111 111a,;i11g-111asing berhak seperd11a dari harta bersarna
sepanjang tidak ditent11kn11 /11i11 ,/11/11111 perjanjian perkmvinan'';
Undang-undang No.1Talum1974 lentang perkawinan Pasarl 35 (1):
"Sejak berlak1111ya UU RI Md Ta/11111 1974 tentang perkawinan harta benda yang
dipero/eh sepanjang perkm11i111111 111e11jadi /wrta bersama, seltingga pada saat terjadi
perceraian harta bersmna tcrsdlll I hanis dibagi sama rata an tam bekas suami dan
; Istri"
·Bahwa dari keterangan kderangan diatas maka TE:rgngat memohon kepada
, Majelis Hakim yang mcmeriksa perkarn aqno agar dapat memutnskan
· pembagian harta bersama scadil-adilnya/ sama r,~ta khususnya mengenai
· dna mobil, Toyota Avanza dan BMW, tersebut diatas yangn nyata-nyata
dlhasilkan dalam masa perkawinan ;--------------:·----------------------

x Maka : Berdasarkan ha I-ha I tersebut diatas dengan ini Tergugat mohon


kehadapan Majelis Hakim yang memeriks<I perkara ini agar, berkenan
kiranya:
/

1. Menolak gu1~atan l'Pngg11g<1l untuk selurulmya kecuali mengenai hal-


hal J'ang sec;·jra lt1 gas diak11i kebenara1~nya ;-----------------------------------

2. Menyatakan bahwa perkawinan antara Asykari Hasbullah· Bin


H.S.Haiyono deqgan Yunita Widyawati Binti H. Soejitno S., yang
dilakukan pnda t,rnggal 25 Februari 2001, 3 Dzulhijah 1421 H, puh1s
karenn percerninn dengan sl'1;ala akibat hukun1ya ;-----------------------

3. Menetapkan Terg11g,11 lwrhak mengunjunp;i clan atau membawa


menginap nnak dari basil perkawinan Tergugnt dengan Penggugat
ynih1 Ario Na11fi1l /\brnr clan /\mellia Athaya Belvana, kapanpun
diingingkat~ dnn dihutuhkan terutan1a pada akhir ivfinggu, ataupun
pada saat hari lib11 nasional dan hari Jibur sekolah secara bergantian
dengan Peng8ugnt st•rtn pada saat Tergugat 111engan1bil cuti tal111nan
atau ka1-1an1-1un diluar waktu tersebut bila anak-anak n1enginginkan
untul< bersama Tcrgugat ;----------------------··---------------·-------------

4. Menetapkan pemberian hak untuk memilih kepada siapa Arla Naufal


Abrar dan Aurellio Athaya Belvana ingin diasuh oleh diantara kedua
orang tua kandungnya disaat mereka sudah mumayyid (berumur
dua belas tahun) ;----~-----------··-------------------

5. Menyatakan Tergugat bersedia memberikan nafkah dan pendiJil<an


untuk anak-anak sebesar Rp.2.800.000,- (dua juta delapan ratus ribu
rupiah) pcrbulan diluar biaya kesehatan, dan nominal tersebut dapat
n1engalnn1i perubahan dari \Vaktu kewaktu sesuai dengan
perkembangan kebutuh~n anak-anak ;--------··------------------

6. Menyatakan bahwa Tergugat tidak berkewajiban memberilrnn nafkah


Mut' ah dan Idah kepada Penggugat ;---- -------------------------------

7. Menyatakan bahwa rumah yang beralamat di Jalan Tebet Timur


Dalam XD Nomor 10 RT/04/8, Jakarta Selatan adalah milik (Almh)
Yetty Haryono yang merupakan harta warisan Tergugat sehingga
tidak dapa t dituntut pembagiannya dalam perkara aquo ;-------------

&. Menyatakan Tergugat bersedia membayar pengembalian uang


Penggugat untuk rcnovasi rumah yang ,beralamat di Jalan Tebet
Timur Dalam XD Nomor 10 RT/04/8, Jakarta Selatan, secara tunai
sejumlah Rp.131.100.000,- (seratus tiga · puluh satu juta serah1s ribu
rupiah) ;--------------------------------------------·----------------------------------

9. Menetapkan mobil Avanza nomor Polisi B 2708 LM dan mobil BMW


nomor Polii:i B 8260 CJ adalah harta yang diperoleh selama
perkawinan dan ditetapkan sebagai harta bersama, dimana
keputusan pembagiannya cliserahkan kepada Majelis Hakim yang
memerlks~ perkara aquo sesuai lmkum yang berlaku ;-------------------

10. Menghukum Penggugat nntuk membayar selurnh biaya yang timbul


karena perkara ini ;----.----------------------------------------------------------

,, Atau : Sekiranya lV!aje!is Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-
aclilnya sesuai dengan ketenhian hukum yang berlaku (ex aequo et bono) ;-------

' Menimbang, bahwa atas jawaban Tergugat tersebut, pihak Penggugat


'X mengajukan Repiik sec~!·a tertulis tertanggal 12 Desember 2007 sebagaimana
telalf dicatat dalam berita acarn pcrkara ini ;-----C--··---··-------------··------------

. Menimbang, bahwa alas Replik Penggugat tersebut, pihak Tergugat


?" mengajukan Duplik secara lcrtulis tcrtanggal 2 Januar;.. 2008 sebagaimana telah
dicatat dalam berita acara pcrkara ini ;---------------------------·----

. Menimba'lg, bahwa untuk mcnguatkan clalil-dalil Gugata1rnya Penggugat


t(
telah mengajukan bukti-bukti:

A. Bukti Surat

1. Photo copy Kutipan Akta Nikah No. 214/68/ll/2001 yang dikeluarkan


oleh KUA kecamatan Tt>bet, Jakarta Selatan tanggal 26 Februari 2001
(Bukti P-1) ;-------------------------------:-------------------------

2. Phcto copy Kutipan Akta Kelahiran No.94/64/U/JP/2003 yang


dikP.!u.arkan oleh Cata tan Stpil Koclya Jakarta Pusat (Bukti P-2) ;------------

3. Phcto copy Kutipan Alda Kclahiran No.8314/U/JS/2005 yang


dikeluarkan oleh Cata tan Sipil Kodya Jakarta Selatar. (Bukti P-3) ;----------

4. Photo copy Sertifikat T-fok Milik No.6808/Desa Pekayon Jaya (aslinya acla
pada Bank NISP 13ekasi scbagai Jaminan Kredit) (Bukti P-4) ;--------------

5. Photo copy Surat pe;·11yataan clari pembeli rumah Penggugat di Bekasi


seharga Rp. 190.000.000,- (scrattis sembilan puluh juta rupiah) (Bukti P-5)
/
/
6. Photo copy Akt Jun! Jleli untuk tanah dan bangunan berdasarkan
sertifiakat Hak Milik No.6808/Desa Pekayon Jaya tertanggal 28
Pebruari 2005 (aslinya ada pada Bank NISP Bekasi sebagai jaminan
kredi t) (Bukti P-6) ;-----------------, -------------------------------------------------

7. Photo copy perjanjian kredit (aslinya acla pada Bank NISP Bekasi clan
pembeli tanah C: .. ln bani;unan) (Bnkti P-7) ;----------------------------------

'8. Photo copy No.005/ /\.3/ 1\D/1/08 tanggal 9 ]anuari 2008 (aslinya ada
pada PT. Sampoerna Telekomunikasi Inclonesi~) untuk minta struk gaji
Tergugat (Bukti P-~) ;-----------------------------'- ·-----------------

9. Photo copy surat No.010/ A3/ AD/I/08 tanggal 15 Januari 2008 (aslinya
pada PT.Natrindo Telephone Seluler) untuk minta informasi tempat
Tergugat bekerja clan ketengan gaji Tergugat (Bukti P-9) ;--------------

10. Photo copy Surat tanda terima pembayara.n jasa PLN tanggaI 22 Januari
2008 atas nnma Soeyitno orang hia Penggugat (Bukti P-10) ;---------------

11. Photo copy Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor Avanza


No.Palisi B 2708 LM berlaku sampai clenga.n 26 Mei 2009 atas nama
Widyawati (Bukti P-11) ; - - -

B. Saksi-saksi :

Menimbang, Bahwa Majelis Hakim juga telah menclengar ket;,rangan saksi-


saksi clari kedua belah pihak scbagai berikut:
Nama Sugianto Bin Suyitno, umur 4.1 tahun, Agama Islam, Pekerjaan Karyawan
BUMN, tempat tinggal Jl. Tebet Utara I B No. 7 Rt.005 Rw.01, Kelurahan Tebet
Timur, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan. Selaku kakak kandung Penggugat
dibawah sumpahnya telah memberikan keterangan sebagai berikut:
• Bahwa Penggugat clan Tergugat telah dikaruniai 2 (dua) orang anak;-------
• Bahwa sejak tahun 2006 Penggugat clan Tergugat terjihat tidak rukun lagi
karena sering timbul perselisihan dan pertengkeran yang terns menerus;---
• Bahwil penyebabnya yang rnksi ketahui karena Tergugat mempunyai
hubungan clengan wanita lain;--------------~------·---------
• Bahwa bulan September 2007 l'cnggugat dan Tergugat telah berpisah rumah
s am pa i sek arang;--------------------------------------------------------------------------
• Bahwa sal<si mengP.tahui Tergugat mempunyai wanita lain tersebut atas
pengakuan dari Tergugat langsung kepada saksi;---:------------------ ------------

• Bahwa saksi telah menasehati dan mendamaikan Penggugat dan Tergugat


agar rukun lagi, akan tetapi tidak berhasil;-----·--··----------------------~----
• 'Bahwa masalah cerai terserah Penggugat dan tergu:5at;-------------------------

Menimbang bahwa Tergugat juga telah mengajukan bukti-bukti tertulis


sebagai berikut:
Bukti Surat
1. Photo copy Kutipan Akta Nikah Nomor 214/68/II/2001 yang dikeluarkan
oleh KUA Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan tang;gal 26 Februari 2001 yang
telah di Nacegele (Rukti. T -1) ;---------------------------------------
2. Photo copy kwitansi-kwitansi pembayaran prerni Asuransi PT. Asuransi
Jiwa sejenis Financial dengan nomor polis 00020834 l dan 0000208340 (Bukti.
T-2);----------------------- --------··------------------------·------------------------
3. Photo copy tanda kcpersNtaan Niaga Pendidikan Numor : Rekening 080-
01-72296-40-8 tanggal pebukuan 26 Juli 2007 atas nama Ario Naufal Abrar
(Bukti T-3) ;------------------------------------------ _________________ _:_ _________ _

4. Photo copy Akta Jual 11Pli tanah rumah dan pemindahan Hak tanggal 2
Nopember 1968 Nomnr 10 (llukti'T-l) ;-----
5. A. Photo copy Surat Kepulusan Kepala Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta
No.00846/IMB/1997 tentang Izin Mendirikan Bangunan (Bukti T-5.A) ;-
B. Photo copy Pemberital11rnn Pajak tentang Pajak Bumi dan Bangunan
No.SPPT (Nopember) 31.71.070.003.020.0144.0 (Bukti T-5.B) ;---------
6. Photo copy Surat Keterangan Nomor: RUD/l'PAT/62/XI/2007 oleh PPAT
Rina Utama Djauhari, SH., timggal 26 Nopember 200/ (Bukti T-6);
7. Photo copy Kutipan J\kte Kematian Nomor 4.5/JS/1987, atas wafanya ayah
kandung Terguga t (Bu kti T-7) ;-··---------------------------------------------------
8. Photo copy Kutipan J\kll' Kematian Nomor : 10/Disp/JS/2005, atas
wafanya Ibu Kandun1~ Tcrgugat (13ukti T-8) ;---------------------------
9. . Photo copy Salinan Resmi Surat Keterangan/Fatwa Waris almarhum
H.Syuaib Haryono Bin H. Kasda dari Pengadilan Agama Jakarta Selatan
N om or 1523/U/1987 (13ukti T-9) ;---------------··---------------------------
10. Phot.J copy Akte Surat pernyataan Waris tanggal 1 Oktober 2007
(Bukti T-10) ;----------------------------------------·----------------------------------
11. Photo copy Akte Kelahiran Nomor : 1202/JS/1973, Tergugat adalal:. anak
kandung dari kedua orang tun (flukti T-11) ;---------------------------------------
12. Pho,o copy Kartu K~luarga Nomor 4105-053648 (Bukti T-12) ;-·------------
13. Photo copy Kutipa.n /\kte Kelahiran Nomor : 9464/U /JP /2003 anak
pertam a (B nkti T-13) ;----------------------------------··--··-------------------------------
14. Photo copy Kutipan /\kte Kelnhiian Nomor: 8314/U/JS/2005 anak kedua
(Bukti T-14) ;---------------------------------------------·----------------------··---------
15. Photo copy Akta Jual lleli tanggal 22 Desember 1997 Nomor
395/132/BSLT/Had/1997 pembclian mmah di Bekasi (Bukti T--15) ;------
16. Photo copy Surat Bank NISP Nomor : 006/MKT NISP /Bks/ AN/I/2005
tanggal 24 Januari 2005 kredit pembelian rumah (Bukti T-16) ;--·-------------
17. Photo copy Surat Tanda Nomor Kendaraan. sedan BMW Nomor
Polisi B 89260 CJ tahun 1994 (Bukti T-17) ; - - - - - - - - - - - - - -
18. Photo copy Cata tan Kesehatan Anak dirumah sakit Hermina Jakarta Timur,
anak pertama (Bukti T-18) ;-----------------------------------------
19. Photo copy Catatan Kefehatan Anak dirumah sakil: Hermina Jakarta Timur,
'anak kedua (Bukti T-19) ;-------------------------------------
20. Photo copy belanja kepeduan anak-anak dari Carrefour Ambasador
(Bukti T-20) ; - - - - - - - · - - - - - - - - - - - - -
21. Photo copy Kartu Tanda Penduduk NIK 09.5301.120773.0352 atas nama
Tergugat (Bukti T-21) ;------------------------------------

Bukti Saksi Terg>.tgat

Nama Ny. Fa1ida Maryam Gusto Koinan, urnur 66 tahun; Agama Islam,
Pekerjaan Swasta, selaku Tante Tergugat dibawah surnpahnya telah rnemberikan
keterangan sebagai berikut :

• Bahwa Penggugat selarna rnenikah dengan Tergugat telah dikamniai anak


d ua orang ;-----------------------------------------·------------------

• Bahwa sejak pertengahan tahun 2006 Penggugat da:n Tergugat tidak mkun,
tidak harmonis disebabkan brena Penggugat deni~an. Tergugat sering cekcok,
Penggugat kurang berkomnnikasi dengan orang tua Tergugat, Penggugat
jarang berkunjung kemmah ornng tua Tergugat, bila kerumah orang tua
Tergugat, Penggugat selalu rninta dia_ntar oleh Tergugat ;-----------------------

• f\ahwa sekarang ini Penggugat dan Tergugat telah berpisah rurnah ;-----------
• Bahwa saksi sudah pemab menasehati, .tetapi lidak berhasil merukunkan
mereka ;-------------------------------------------"-----··--------------·---------------

• Bahwa saksi sud ah tidak sanggup lagi meruktmkan mereka ;-------------~--­

Menimbang, bahwa Penggugat menyatakan tidak keberatan atas


keterangan saksi-saksi tersebut ;-----------·-----------_..___..____________________________ _

Menimbang, bahwa Pe11ggugat dan Tergugat menyatakan cukup dengan


keterangannya, dan tidak akan menambah sesuatu apapun kecud!i mohon
pu tusan yang sea dil-adilnya ;-----------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa unh1k menyingkat uraian putusan ini, maka selurnh


peristiwa hukum yang tercatat dalam berita acara persidangan perkara ini
adalah merupakan bagian dari pu tusan ini ;----------------------------------------

TENT ANG HUKUMNYA

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan Gugatan Penggugat sebagaimana


tersebut dalarn G11gata11 PeP~~g11~~ati-------~----------~-----------~------------

Menimbang, bahwa dal;im pcrkara ini Majelis Hakim telah berupaya


n1endan1aikan dan n1enaseh11li I1Pnggugat dan Tergugat ~esuai dengan ketentuan
Pasal S2 Undang-undanr, "-f<>m<li' 7 tahun 1989, akan tetaui usaha Majelis Hakim
terse but tidak berhasil ;------------------------------------------------

Menimbang, bahwa berdasark,rn bukti P-1 dan T-1 (!(utipan Akta Nikah)
yang telah diakui oleh Tcrgugat, maka tclah terbukti bahwa antara Penggugat
dengan Tergugat sebagai pasangan suami-istri yang sah, yang telah menil<ah
pada tanggal 25 Februari 20rn di KUA Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan dengan
Kutipan Akta Nikah Nomor: 214/68/!I/2001, oleh karenanya kedua belahpihak
telah mem-punyai kualitas hukum up'"i< bertindak sebagai pihak-pihak dalam
perl<ara ini ;----------------------------------------------·---..-----------------------

Menimbang, bahwa Penggugat mengajukan Gugatan cerai terhadap


Tergugat dengan alasan-alasan pokok sebagai berikut:

• Bahwa pada awal-awal pcrkawinan antara Penggugat dan Tergugat masih


terjalin huhungan kasih clan sayang dalam mengamngi bahtera kehidupan
rnmah tangga dan Penggugat berharap dapat menempuh bahtera ru.mah
tangga secara rnkun dan damai serta harmonis bersama Tergugat sehingga
dapat terwujud rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan warahmah;----
• Bahwa namun disayangk<l!l sdclah memasuki tahun Ke-5 (lima) clari usia
perkawinan atau sekitar pertengahan tahun 2006-an, antara Penggugat dan
Te;'gugat kerap te1jadi pcrsclisihan dan ataut silang pendapat yang
kemuclian diakhiri pertengkeran terus-menerus dan
berkepanjangan;--------------------------------------------------------------------

• Bahwa pertengkaran atau perselisihan tersebut terjadi dikarenakan sekitar


pertengahan (bulan Seplt'rnber) t<lhun 2006-an, Penggugat mengetahui bahwa
tergugat mempunyai !111bungan dengan wanita lain yang merupakan teman
ex-kantor Tergugat, dimana hubungan tersebut diketahui oleh Penggugat
d ari ad anya :----------------------- ---------------------------------------------- --------
SMS-SMS di hand phone Terguga t;-----------------------------------------------
E-mail Tergugat kepada teman wanitanya tersebut yang isisnya membawa
kesan adanya hubungan yang mesra antara Tergugat dan teman
wanitany a tersebut;----------------------------------------------------
Pengakuan Tergugat kepacla Penggugat, yang menyatakan bahwa
memang Tergugat tengah menyukai dan berhubungan dekat dengan
teman \Vanitanya tersebut pilda \vakht ilu;------------------------
Dan puncaknya add!ah pengakuan itu juga disampaikan Tergugat kepada
saudara Penggugat pada saat cc•udara (kakak) Penggugat mencoba
menjembatani hubungan antara Penggugat dan Te::gugat yang semakin
jauh dari kehidupa'.". yang rukun clan damai, dima:na Tergugat mengakui
,memang pernah melakukan kesalahan dengan mempunyai hubungan
dengan wanita lain;--------------------,·--------------

• Bahwa mengenai adanya hubunga n Tergugat dengan \\ranita lain, Penggugat


selaku istri _dari tergugat sering kali menaEyakan kebenaran dad berita
tersebut, dan Tergugat pada sekitar bulan Des.~mber 2006 telah mengakui dan
atau membenarkan adanya hubungan tersebut seraya berjanji tidak akan
melakukan hubungan kembali dengan wanita lain tersebut;------------

• Bahwa janji Tergugat unh1k ticlak melakukan hubungan clengan wanita lain
tersebut ternyata tidak terbukti, hubungan mesra antara Tergugat dengan
wanita lain tersebut ternyata masih berlangsung dan pada bulan Januari 2007,
Penggugat melihat adanya E-mail - E-mail mesra Tergugat kepada wanita
lain tersebut clan akhirnya ha! ini menimbulkan kembali pertengkeran dan
perselisihan antnra Pengg11gn t tfn11 Tet~<j11gat;--------------------------------------
• Bahwa selain keadaan tersebut, pertengkaran antara Penggugat dengan
Tergugat juga dipicu dengan berubahnya silcap dan perangai Tergugat
kepada Penggugat, yang sebelumnya hampir 5 (lima) tahun mengarnngi
kehidupan rurnah tangga, Tergugat rnernpunyai sikap dan perangai yang
sabar, perhatian dan menyayangi Penggugat dan kedua anaknya, tetapi sejak
diketalminya hubungan Tergugat dengan wanita lain tersebut, sikap dan
perangai Tergugat menjadi kasar, baik tingkah laku maupun perkataannya,
bukan hanya dengan Penggugat juga kepada orang tua Penggugat, dimana
Tergugat smlah tidak mempunyai rasa hormat lagi kepada orang tua
Pengguga!;----------------------------------------------------------------------------------

• Bahwa dilatarbelakangi kondisi tersebut, mengakibatkan pertengkeran-


pertengkeran dirnaksud scrnaki" · iama semakin parah dan sudah tidak
mungkin lngi untuk didan1aikan dan dirukunkan lagi, ha! mana terbukti
Tergugat terhituni; :lcjak awal Maret 2007 sudah tidak pernah lagi memenuhi
, kewajibannya secara bathin scbagai suami kepada Penggugat sampai dengan
gugatan cerai ini dia ju ka n;---------------------------·--------------------------

• Bahwa walaupun dcmiki,m Pcnggugat telah. mencoba dan berusaha


melakukan berbagai cam uuntuk menyelamatkan perkawinan ini, namun
segala upaya tersebut tidak pernah berhasil bahkan semakin memperparah
hubungan perrkawinan antara Penggugat dengan tergugat;-----------

• Bahwa puncak dari imbas pertengkeran dan percekcokan tersebut, pada


tanggal 3 September 2007, Tergugat YANG HANYA MENGIRIM MELALUI
SMS kepada Penggugat, dimana Terguga~ meminta berpisah atau bercerai
da7i Penggugat, dan JAWABAN ATAS PERMINl.'AAN BERPISAH ATAU
BERCERAI dari Tergu1;at tersebut, seringkali di ulangi oleh Tergugat apabila
bertemu dengan Penggugat dan akhirnya Penggugat tidak tahan lagi dengan
perlakuan Terrgugat yang sccara tidak langsung memaksa Penggugat untuk
KELUAR UAR! RUMAH yang selama ini ditempati Penggugat, karenanya
pada tanggal 8 Septem bcr 2007 Penggugnt dan anak-anak kembali pulang ke
rurnall orang tua Penggugat dengan persetujmm Tergugat, walau T ANPA
DIANTAR oleh Tergugat, dan dengan hanya mempergunakan talrBi
Penggugat dan anak-anak pu Jang kerumah orang tua Penggugat;------------
"'
Menimbang bahwa terhadap dalil-dalil a.tau alasan-alasan Gugatan
Penggugat tersebut Tergugat telah mem!1erikan tanggapan sebagai berikut:

• Bahwa bcnar antara Te1w1gat dengan Penggugat telah terjacli pertengkaran-


pertengkardn clan perselisihan-pcrselisihan secara terns menerus yang tidal<
d.1pat didamaikan Jagi, dalam arti kata Tergugat juga menghendaki
terjadinya perceraian antara Tcrgui,at dengan PenggLigat. Oleh karena itu ha ti
T2rgugat clengan Penggugat telah pecah, berarti perkawinan Tergugat
d~ngan Penggugat telah pecah pula, sehingga dengan demikian alasan
perceraian telah sesuai lkngan kctcntuan pasal' 39 ayat (2) Undang-undang
Nomor 1 tahun 1974 jo l'asal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9
tahun 1975 jo Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam;-------------··---

• Bahwa Tergugat membantah keras Gugatan Penggugat pada point 6 yang


menyatakan Tergugat mempunyai hubungan dengan wanita lain;-------
Mohon perhatian Yang Terhormat Majelis Hakim yang memeriksa perkara
aqua, bahwa Penggugat tidak menjelaskan maksud clari kata "mempunyai
hubungan". Tergugat mempunyai banyak hubun::;an pertemenan clengan
pria maupun teman-teman kantornya. Tergugat berteman clan berusaha baik
kepada semua teman-temannya, namun hubungan pertemanan tersebut
adalah murni dan sebatas teman baik ;---------------------
• Bahwa Tergugat membantah keras Gugatan Penggugat pada point
7,8,9,10,11,12. Didasarkan pada itikad baik (Good faith) yang acla pacla diri
Tergugat untuk menyampaikan fakta yang sebenar-benarnya kepada Yang
Terhormat Majelis Hakim yang memeriksa perkara aqua. Bahwa cluduk
perkara yang sebenamya sebagai berikut:
Bahwa awal terj.idinya ketidak-cocokan, pe:rcekcokan/pertengkaran-
pertengkaran yang menciptakan terciptanya perbedaan prinsip itu diawali
dengan adanya perlakuan Penggugat yang tidak dapat mendekarkan diri
dan sewenang-wenang lcrhadap (almh) Thu Kandung Tergugat ; - - - -

Bahwa perlu Majclis l lnkim kclahui, Tergugat adalah anak tunggal yang
telah ditinggal ayah kandungnya sejak tahun 1997 (meninggal dunia).
Oleh Karena itu sangatlah layak dan wajar bilamana Tergugat berharap,
agar keiuarganya tcrutama isitrinya, dapat mend<:karkan diri dengan
keluarga, terutama ibu kandung Tergugat, sebagaimana Tergugat
berhubungan sai:igat baik tanpa pamrih kepada semua keluarga
Pengguga t ;---------------------------------------------------------------------

Bahwa Tergugatpun hams menerima kenyataan yang te1jadi, sru;npai


dengan Ibunda Tergugat meninggal dunia pada talmn 2003 di usia 64
(enam puluh empat) tahun, Tergugat tetap tegar menerima kenya_taan
hie\ up yang ada ;--------------------------------------·--------------------------

Bahwa Tergugat mengakui adanya pertengkaran-pertengkaran yang terus


menerus tetjadi disebabkan ketidakmauan Penggugat mendekatkan diri
dengan Tuunda Tergugat dan/ a tau keluarga Tergugat Tergugat adalah
anak semata wayang, orang hianya dimana daJam hal ini hanyalah sang
Iou yang masih tersisa (pada saat itu). Oleh sebab itu Tergugat sangat
berharap agar Pen11gugat dapat berbakti kepada Tergugat serta
mendekatkan diri dcngan Ibunda Tergugat, terlebih lagi disaat
Penggugat-Tergugat mempunyai anak dima.na Ibunda Tergugat menaruh
kebahagiaannya pada saat bertemu cucu tunggalnya (pasa saat itu).
Namun hal tersclmt sangat sulit terealisasi dikarenakan ke-engganan
Penggugat mendekatkan diri dengan Ibunda Tergugat (satu-satunya
keluarga ciekat Tcrgugat) serta dengan keluarga Tergugat ;-

Bahwa masih banyak lar;i .kejadian-kejadian lainnya yang akhirnya


menciptakau jurang pemisah dalam pandang;an hidup berumah tangga
yang tidak Tergugat rinci secara detail, dikarenakan itikad baik Tergugat
uatuk dapat berpisah secara baik-baik dengan Penggugat tanpa harus
membeberkan fokta-fokta dan kekurangan Penggugat dalam berumah
tangga ;---------------------------------------------------------

• Bahwa Tergugat me11gharapkan Penggugat dapat berbakti baik lahir maupun


batin kepada Tergugat secara ikhlas, dirnana hal tersebut tidak tercermin dari
fakta dimana Penggugat tidak mau mendekatkan diri dengan Ibunda
Tergugat dan keluarga Tcrgugat. Bahwa mengenai kewajiban seorang istri
nnh1k berbakti kepac!a suami tersirat dalam Kompilasi Hnknm Islam,
Bagian ke-6, Kewajiban Isteri Pasal 83 (1) :
"Kewajiban utama bagi seorang isteri ialah berbakti lahi~ Jan batin kepada suami
didalam batas-batas yang dibenarkan oleh hukum islam" ;------------·-
• Bahwa perlu Tergugat urnikan disini, selama hidup berumah taugga antara
T.ergugat dengan Pcnggugat, Teq;ugat tidak pernah lalai dan selalu
bertanggung jawab dalam mcmberikan nafkah unhtk membiayai kebutuhan
anak-nnak Tergugat dcngan l'enggugat clan kebutuhan Penggugat serta
kebutuhan rumah tani\ga sl'Sllai dengan kemampuan Tergugat. Adapun
salah satu bukti bahwa Tergugat: tidak pernah lalai dan bertanggung jawab
sebagai seorang suami dan orang tua yang baik adalah adanya asuransi jiwa
dari PT. "l·;fetLife Sejahtern (l3ukti T - 2) clan tabungan pendidikan anak-anak
dari Bank Niaga (Bukti T - 3).
Pendek kata, Tergugat telah memenuhi kewajibannya sebagai seorang ayah
dan suami sebagaimana ditentukan dalam pasal 80 Kompilasi Hukum Islam
dan QS. Al-Baqarah : 233;--------------------------------:--------------------------------

• Bahwa Tergugat membanrah keras Gugatan Penggugat pada point 12


Gugatannya mengenai kejr.c1ian pada tanggal 8 September 2007.
Mohon perhatian Yang Terhormat Majelis Hakim yang memeriksa perkara
aquo, bahwa sangat perlu tergugat jabarkan kejadian tersebut yang sebenar-
benarnya. Fakta yang sebenar-benarnya terjadi adalah bahwa Penggugat-lah
yaag rnerninta Tergugat tidak mengantar Penggugat kembali kerumah
orang tua Peng3ugat. Ada pun alasan Penggugat untuk meminta Tergugat
tidak mengantarnya ke rumah orang tua Penggugat adalah berdasarkan
inforrnasi dari Penggugat bahwa orang tua l'enggugat tidak bersedia
berternu karena emosi yang tidak terkendali bilamana orang tua Penggugat
bertemu dengan Tergugat, dan Penggugat meminta Tergugat untuk
menunggu panggilan dari orang tua Penggugat-, serta meminta Tergugat
untuk memproses perceraian secara hukum. Bahkan setelah mendengar
alasan tersebut-pun Tergur;at tetap menyatakan keinginannya agar dapat
berternu dengan orang tua Penggugat untuk memberikan penjelasan dan
sebagai wujud. itikad l>aik 'J'ergugat, namun Penggugat pula-lah yang
bersikeras meminta Tergugat nntuk tidak rnengantarnya dan menyatakan
untuk rnenunggu saja panggilan dari orang tua Penggugat serta rneminta
Tergugat untuk memproscs secara hukum tanpa memmggu panggilan dari
orang tua Penggugat. Bahwa sctelah kejadian di al:as, T0rgugat pun mencari
inforrnasi mengenai proses pcrccraian dan setelah mengetahuinya Tergugat
mengajukan petjanjian yaitu pengaturan hak asuh anak serta pembagian
l1arta bersa1na i--------------·--------------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa alasan-alasan a tau dalil-clalil l?enggugat dan tangg'.'pan


jawaban Tergngat tersebut telah clikuatkan oleh keterangan saksi-saksi dari
pihak Penggugat clan Tergugat yang bernama :
• Sugiarto Bin Suyitno, umur 41 tahun, agama Islam, pekerjaan Karyawan
BUMN, selaku Kakak Kanclung Penggugat, clan;----·---------------------------------
• Ny. Faricla Mariyam Binti Gusto Koiman, umur 66 tahun, agama Islam,
pekerjaan Sivasta Sela k11 · l';) nl<'.l'erg11gat ;-------.;.------------------------------------
1

I<edua saksi tcrscb11t diba\vah sun1pahnya telah n1en1beril<a11 keterangan


dihaclapan Majclis I fakim dan ternyata telah menguatkan clalil-dalil
Pe11gguga t d an rrc1·1~ 111 1,i.l t ;-----------------------,---·---------------------------------------

1vfenimbang, bnh\t\'d kt'l1 1 rangan k1.. dua saksi tersebut telah n1en1enuhi
1

syarat forn1al clan n1ateri111, oleh karPnanya kcterangan saksi-saksi terseb11t dapat
diteriina sebagai ala t b11 kt i sc1 ksi ;---------------------------·--------------------------------

tvfeni1nhang, bah,va dalil-dalil l'enggugat jawaban dan tanggapan 1'ergugat

yang telah dikuatk;in oleh l.t ler,1ngan saksi-saksi tersebut diatas telah 1nenjadi
fakta hukun1, bah,\·a keadaan R.u1nah 'l'angga Penggugat dan 'fergugat sebagai
berikut:
• Bahwa Penggugatdan 'f'prgur,at adalah sebagai suami istri yang syah dan
telal1 dikarunini d ua orn ng nna k;---------------------------------------------------
• Bahwa rumah t3nggil l'l'ngg11gat dan Tergugat sejak bulan Januari 2006 telah
te1jacli perselisihan, dan perll'ngkeran di sebabkan karena Penggugat
mempunyai keyakinan bnhwa Tep1gat mempunyai hubungan intim dengan
wani ta lain ;----------------------------------------------------------------------------------
• Bahwa sejak awal bulan Maret 2007 Tergugat sudah tidak lagi memberi
nafkah ba tin kepa cl a Pen ggu ga t;------------·-----.,--··---··--------------------------------
• ,Bahwa mulai tanggal 8 septcmGer 2007 Penggugat clan Tergugat telah
berpisah rumah samrai sekarang;------------------··---·---------------------------------
• .Bahwa keluarga masing-masing telah berusaha menclamaikan, tetaµi tidal<
'bisa merukunkan Penggugat clan Tergugat;------------------------------------

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta hukum tersebut cliatas, Majelis


Hakim berpenclapat b;1hwa hati Penggugat clan Tergugilt suclah pecah (Broken
Married). Sehingga kedua belah piliok suclPh sulil: untuk clapat clirukunkan
kembali agar clapat mewujudknn tujuan Rumah Tangga yang baik, Bahagia,
Sakinah, Mawaclclah, Warrahnrnh sebagaimana yang dimaksuclkan oleh Allah
clalam Al-Qur' an surat Ar-Ru Ill nyat 21, Pasal 1 UU No. l Tahun 1974 clan Pasal 3
Komp,ilasi H ukum Isl a m;-------------------------------------------------------------------------

Men im bang bahwa clcngan delllikian proses Persidangan Perk<;ra ini telah
sesuai dengan ketentuan Pasal 39 Ayat 1 clan 2 UUD No. 1Tahun1974 clan Pasal
73 Ayat 1 UUD No. 7 Tahun '1989, sedangkan alasan Gugatan Penggugat telah
sesuai dengan ketentuan P.1sal 19 (huruf f) Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun
1975 JO Pasal 116 (huruf f) Kompilasi I-Iukum Islam;-------------------------------------

Menimbang, bahwa pada dasarnya makna perselisihan terus menerus


sebagai alasan perceraian pada Pasal 19 Huruf (F) Peraturan Pemerintah No. 9
tahun 1975 adalah karena adanya tekanan fisik maupun fsihis baik secara
langsung ma.upun tidak langsung yang berakibat tidak adanya ketenangan
dalan1 berun1ah-tangga n1isalnya antara I1 enggugat dan "l'ergugat sudah pindah
tempat tinggal a tau pisah ranjang dengan tidak saling memperdulil<a:rr lagi;-------

lvlenimbang, bafrirn dalam penerapan Pasal 19 huruf (f) Perahu·an


Pemerintah No. 9 Tahun 1975 sebagai salah sal:u alasan perceraian, tidal< lagi
mempersoalkan atau mencari siapa yang menjadi penyebab terjadinya
perselisihan clan percekcokan ;ersebut, tetapi lebih ditekankan pada perkawinan
itu sendiri apakah telah benar-benar pemilatau retak clan suclah tidak mungkin
clapat' clisal:ukan kembali. Ketenhian ini clidasarkan pacla Yurispodensi
Mahkarnah Agung R.I No . .$8K/ AG/1990 Tanggal 22 Agustus 1991;----------

N1enimbang, bahwa jika fakta-fakta Hu.Imm Tersebut cliatas saling


dikaitkan dengan ketentuan Hukum clalam perceraian maka Gugatan Penggugat
tersebut telah tebukti secara sail . dan telah memeriuhi ketentuan untuk
melakukan perceraian sebagaimana l'asal 19 Huruf (f) Peraturan Pemerinta:h No.
9 Ta:hun 1975 JO Pasal 116 (F} I<ompilasi Hukurn Islam;-----------------------------

Menimbang, bahwa antara Pcngugat clan Tergug;at faktanya suclah terjadi


keticlakul:uhan Rurnah Tengganya, maka Majelis Hakim berpendapat ba:hwa
tujuan perkawinan sebagaimana yang tclah dirnaksud dalam Surat Ar-Rum Ayat
21 clan Pasal 1 UUD No. 1 Tahun 1974 dan Pasal 3 KompiJasi Hukum Islam
'
sudah sulit dipenuhi oleh Penggugal dan Tergugat;---------------------------------------
M2nimbang, bahwa berd;.sarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut,
maka gugatan Penggugat mengenai Gugatan cerai telah patut untuk dapat
d ik a bulk an;---------------------------------------------· -----··--····---------------··----------------

Menirnbang, bahwa Penggugat dalam Gugatannya selain menggugat cerai


secara komulasi !"enggui1at, Tergugat mengajukan Gugatan yang petitumnya
s eba ga i be ri ku t :---------------------------------------------'----··--------------··------------------
• Menetapkan dan meny<it<1kan anak-anak yang bernarna:
Ario Naufal Abrar, laki-l<iki, yang lahir pada tanggal 01 Juni 2003,
sebagairnana Kutipa11 /\kla l<elnhiran No. 9464/U/JP/2003, tanggal 24
Juni 2003, dan ;-------------------------------------------------··--------------------------
Aurellia Athaya Belva11a, pcrcmpuan, yang lahir pada tanggal 06 Maret
2005, sebagaimana K11lip;111 /\kla Kelahiran No. 8314/U/JS/2005, tanggal
12 April 2005 ;-----------------------------------------------------------------------------
Sepenuhnya bernda di bawah perwalian dari Penggugat sebagai ibu
kandung dari kcdua .1n.1k-an;1J .. t(~rscbut.

• ~1enght1kun1~rergugnt-1111tuk 111e1nbayar biaya nafkah anak-anak sebesar Rp.


5.000.000,- (lima juri1 rupiah) pcrbulan sampai anak dewasa/ berusia 21
tahuri;

• tvfenghukum Tergugat memberikan nafkah nnil'nh kepada Penggugat


sebesar Rp. 10.000.000,- (sep11l11h j11la rupiah) tunai.:·---------------------------------

• Me11glmkum Tergugal 11111111< memberikan nafkah, pakaian dan tempat


kediaman unhtk isteri yang ditalak selama Penggugat dalam keadaan Iddn!1
yaitu sebesar Rp. 6.000.0110,- (enilm juta rupiah), @ Rp. 2.000.000,- (perbulan)
sampai dengan tiga bu la 11 :----------------------------------------------------------------

• Men ghukum Tergugat untuk membiayai biaya kesehatan, pendidikan dan


rekreasi anak-anak sampai anak-anak dewasa atau berumur 21 tahun;-------

• Menyatakan harta gono gini yang menjadi bagian dari Penggugat adalah:
• Mobil BMW No. 8260 CJ tahun 1994 dengan nilai sebesar kurang
lebih Rp. 40.000.000,- (em pat puluh ju ta rupiah);··----------------------------
• Menghukum Tergugat untuk mengembalikan uang hasil penjualan rumah
milik Penggugat (yang diperoleh Penggugat dari orang tua Penggugat) yang
kemudian dipergunakan untuk merenovasi rumah orang tua Tergugat
sebesar Rp. 150.000.000,- (seratus lima puluh jutarupiah) secara tunai;---------
• 1Yfenyataka11 bah\\T?l flllilk-nnak ynng bernan1a Arlo Naufal Abrar dan
Aorcllia Atha ya BPlvan.i nH'111iliki h;ik scbesar 50 ix, (!in1a puluh persen) dari
mmah yang terletak dan dikennl dengan Jalan Tebr!t Timur Dalam XD
nomor 10, RT. 04 RW. 08, Jakarta Selatan;------------··-------~---------------------------
• lvfengl1ukt11n ·rcrgug11t unt11k n1t>111bayar selurul1 biaya perkara yang tin1bul
menuI'll t h u kt1m ;----------------------------------- --~---- ------------ ---------------------

Atau apabila Pengadilan J\gama Jakarta Selatan berpfmdapat lain, maka mohon
puh1san yang seadil-adilnya (ex aequo ':'_thono);------------------------------------------

' Menimbang bahwa tcntang pos.ita dan petitum Penggugat mengenai


pen1elil1araan da11 nafk~'.;;-a11ak-a11ak yang bernan1a;--------------------------------
J\rlo Naufal Abrar, laki-laki, lahir pada tanggal 1 J'unl 2003, dan;-----------------
Aurellia Athaya Belvina, permpuan, lahir pada tanggal 6 Maret 2005;------------
Sesuai dengan bukti P-2/ T-B Kutipan akta K'Clahii:an No. 9464/U/JP/2003
yang.dikeluarkan oleh catatan sipil Kotamadya Jakarta Pusat, tanggal 1 Juni 2003,
dan bukti P-3/ T-14 Kutipan akta Kelahiran No .. 3314/U/JS/2005, yang
dikeluarkan oleh catatan Sipil Kotamadya Jakarta Sefotan tanggal 12 April 2005,
maka telah terbukti Penggugat dan Tergugat selama perkawinannya telah
dikarunlai anak 2 (dua) orang. Kettua anak tersebut belum mumayyiz, karena
anak yang pertama barn berumur 4 rahun, dan anak ya,ng kedua baru berumur 3
tah un ;-------------------------------------------------..---..---------------------------

Menimbang, bahwa sesuai dengan ketenhtan Pasal 10ti huruf (a) dan Pasal
106 huruf (a) Kompilasi Hukum Islam, bahwa anak yang belum mumayyiz
ibunya berhak untuk memeliliara anak-anak, tlan Tergugat sendiri tidak
keberatan kedua anak tersebut di pelihara dan diasuh oleh ibunya/Penggugat,
asalkan hak-hak Tergugat selaku ayah kandungnya terhadap kedua anaknya
tidak dipersulit oleh Pcni:gr1gi1t untuk menengok, mengajak jalan, atau
menginap dan sebagainya, ntr,s st>pengetah11an Pengg11gat;------------··-----------------

Menimbang, bahwa Pcni~i~u gat selaku ibu kandung dari kedua anak-anak
tersebut, tidak keberatan atas permintaan Tergugat tersebut;-------------------------

Menimbang, bahwa bcrdnsarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut


diatas, maka gugatan Penggng.nt untuk mcmelihara kedua anak tersebut diatas
::lapat dipertim bangkan un tu k di ka bu lka n;---------------------------------------------------
. Menimbang, bahwa mengenai biay~ nafkah ctan kebutuhan hidup lainnya
terhadap kedua anak nya tersebut, Per;~gugat mengajukan gugatan Nafkah anak
awrilnya m0nuntut sebe~ar Rp. 5.000.000,- (Hrna juta rupiah), kemudian turun
meFtjadi Rp. 4.000.000 (e;npat ju ta rupiah) setiap bulan;--- -----------------------------
' Menimbang, bahwa Tergugat dalam jawaban awalnya hanya menyanggupi
sebesar Rp. 2.800.000,- (dua jula delapan rah1s ribu rup!ah) s~tiap bulannya, akan
tetapi pada akhirnya Tergu1~at menyanggupi membenkan sebesar Rp. 4.000.000,-
(empat juta rupiah) setiap bu Ian, unluk biaya makan clan Jain-lain;--------------------

Menimbang, bahwa pml.1 akhirnya Penggugat dan Tergugat setuju nafkah


anak-anakdan biaya lainnya di tanggnng o!eh Tergugat setiap bulan Rp.
4.000 .000,-. (em pat ju ta rupiah);---------------------------··-·---------------------------------

Menimbang, bahwa mengenai akibat putusanya perkawinan karena


perceraian, terhadap anak, Pasal 41 huruf (b) UU No. 1 Tahun 1974 mengatur
bahwa Bapak/ayah bertanggung jawab atas semuei biaya pemeliharaan dan
pendidikan yang diperlukan oleh ;111ak-anak;--------------------------------------

Menimbang, bahwa berdasarkan perlimbangan-pertimbangan tersebut,


maka gugatan Penggugat mengcnai biaya nafkah pemcliharaan clan biaya lain-
lain yang dibutuhkan oleh ked llil anak tersebut dapat dipertimbangkan untuk df
kabulkan sebesar Rp. 4.000.000,- (empat juta rupiah) setiap bulan dan
dibebankan kepacla Tergugat untuk memberikannya;------------------------------

Menimbang, bahwa uwng<'nni mut'ah dnn nafkah iddah yang dihmtut oleh
Penggugal totalnya sebesar 11.p. 16.000.000,- (cnam belas juta rupiah), Tergugat
keberatan d.m tidak bersedia memberikannya, dcngan alasan karena yang
mengajukan gugatan cerai adalah istcri selaku Penggugat;-----------------------------

Menimbang, bahwa sesuai dengan ketentuan pasal 149 huruf (a) dan (b)
dan pasal 158 huruf ( b) menguraikan bahwa mantan suami berkewajiban
mei'i1beri mut' ah dan nafkah icldah, jika yang berinisiatif mengajukan perceraian
adalah suami clengan benhJk cerai thalak, sekarang J.:.arena faktanya yang
menggugat cerai adalah isteri, clan suami selaku Tergugat keberatan
mengabulkan tuntutan Penggugat tersebut;-----------~---------------------------

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut,


maka gugatan Penggugat mengenai mut' ah dan nafkah iddah dinyatakan tidak
dapat dikabulkan;---------------------------------------------~--------------------------------
·Menimbang, bahwa tcntang posita dan petitum Penggugat mengenai
tuntutan pengembalian biaya renovasi rumah sebesar Rp.150.000.000,- (seratus
lima puluh juta rupiah) kcpada tcrgui,at, dcngan alasan Penggugat:
karena uang yang dipergunakan unh1k biaya renovasi tersebut adalah uang
pemberian dari orang ttrn Penggugat, bukan uang hasil bersarna Penggugat
d an Te rgu g a t;--------------------------------------- --------------------------------------------
ka ··e 11a run1ah yang direnovasi tersebut bukan harta bersan1a Penggugat
dan Tergugat tetapi, rumah dan tanah orang tua Tergugat ;-----------------------
karena Penggugat dan Tergugat akan bercerai, maka Penggugat menunhtt
agar biaya renovasi terse but di kembalikan kepacla Penggugat ;-----------------

Menimbang, bahwa atas gugatan Penggugat tersebut, tergugat dalarn


jawaban, duplik dan kesimpulannya tebh mengakui dan membenarkan
terhadap dalil Penggugat terscbut, olch karenanya tergugat bersedia
mengembalikan uang biaya renovasi rumah tersebut sebesar Rp.131.100.000,-
(seratus tiga puluh satu ju ta seratus ribu rupiah);-·--:-·--------------------------

Menimbang, bahwa Penggugat dalam replik dan kesimpulannya, Tergugat


tidak menolak dan ti~ak keberatan atas kesanggupan Tergugat tersebut artinya
Penggugat menerima terhadap kesanggupan Tergugat untuk mengembalikan
biaya renovasi rurnah sebesar Rp.131.100.000,- (seratus tiga puluh satu jtcta
sera tus ribu rupiah) ;----------------------------------------------------------------------

Menimbang, bal1wa gugatan Penggugat dan kesanggupan Tergugat lUltuk


mengembalikan biaya renovasi rurnah terse but telah sesuai dengan ketenhtan
pas'!.135 ayat (2) UU No. 1 tahun 1974 ;--------------------.. ------------------------------

·'vfenimbang, bahwa karena ·gugatan Penggugat mengenai tuntutan biaya


renovasi rurnah telah diak11i dan dibcnarkan oleh Tergugat, dan Tergugat telah
berserlia ekan mengernbaliknn nyn scbesar Rp.131.100.000,- (serutus tiga puluh
satu ~lta seratus ribu rupiah) maka bukti-bukti P-4, p ..5, P-6, P-7, P-8, dan P-9, T-
4, T-5A, T-5B, T-6, T-7, T-fl, T-9, T-Hl, T-11, T-12, T-13, T-14, T-15, T-16, karena
kecua belah pihak sudah mengakui dan mernbenarkan, bahwa rumah dan tanah
te,sebut adalah bukan harta bcrsarna Penggugat dan Tergugat akan tE:tapi milik
crang tua Tergugat, serta Tcrgugat telah berseclia rnengernbalikannya secara
<esadaran dan kekelurgaan, nleh karenanya majelis berpendapat bahwa bukti-
bukti tersebut diatas ticlak perlu majelis pertimbanglrnn lagi, karena keclua belah
pihak telah clamai clan telah cliselesaikan secara baik clan kekeluargaan ;------------

Menimbang, bahwa mengenai hmtutan Penggugat ten tang biaya kesehatan,


pencliclikan clan rekreasi anak-anak, Tergugat telah menyanggupi biaya
pemeliharaan kedua anak scbct;ar Rp.4.000.000,- (em pat juta rupiah) setiap bulan,
pacla asas nya telah inklusif untuk segala kepentingan kedua anak tersebut setiap
bulannya, akan tetapi sesl!i1i dcnvn bukti T-2 (kwitansi-kwitansi pembayaran
premi asuransi clari PT.J\sttransi jiwa sejenis Financial) clan bukti T-3 (tancla
l<epesertaan biaya pcndidikan nornor rekeninf; 080.01.72296.40.8 tanggal
pembukaaan 26 juli 2007, dcngan demikian berclasarkan bukti-bukti tersebut,
Tergugat akan bertanggung jawab tcrhadap biaya pen<liclikan, biaya kesehatan,
dan biaya-biaya 1ainnya yang dib11tuhkan kedua anak tersebut, tanpa di
n1asukan daJa1n a1nnr 1)uh1san-pulusan ini
1vfe11in1bang, bahvva nH:ngPnai posila Pcnggugdt j)Oin 18 tentctng pen1bagian
h.arta bersan1a ;------------------------------------------------·---------------------------------------
• satu buah mobil avanza No polisi B. 2708 LM tahun 2004 atas nama
Penggugat (bukti. P-1 ·1 d an T-17) ;-----------------------------------------------------
• satu buah mobil sedan llMW No poHsi 13. 8260 CJ tahun 1994 atas nama
Asyhari I-Jasbullah (htt kl i. T-'17) ;-------------------··-------------------~------

Menimbang, bahwa baik Pcnggugat maupun Tergugat telah oepakat bahwa


kedua mobil tersebut cl ibeli pad a saat perkawinan Penggugat clan Tergugat,
sebagai harta bersama Pcnggugnt dan Tergugat, dan keclua belah pihak telah
sepakat bahwa mobil avanza No. Polisi B. 2708 LM aclalah untuk Penggugat,
seclangkan BMW No. Palisi 13. 8260 Cj adalah untuk Tergugat ;-----------------------

Menimbang, bahwa sesuai dengan ketentrnm pasal '.}5 ayat (1) bahwa harta
benda yang di peroleh selan1a perkavvinan n1enjadi harta benda bersan1a . Pasal
97 kompilasi I-Iukuin Islam mengatur bahwa janda atau ducla cerai hidup
masing-m11sing berhak seperdua dari harta bersama terse but;------------------------

Memmbang, bahwa karena Penggugat dan Tcrgugat tclah scpakat rnohil


a~anza untuk Penggugat seclangiG1n mobil BMW untuk Tergugat, oleh
karenanya dalam hal ini majelis memutuskaµ sesuai clengan kesepakatan
Penggugat dan TergugAt tersebut ;------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa scsuai dengan ketentuan .pasal 89 ayat(1) U1J No. 7
tahun 1989 yang telah di rcvcrcndum oleh Undang-·undang No.3 tahun 2006,
maka Penggugat dibebankan untuk membayar biya perkara ini sebesat Rp.
206.000,- (dua ratus enam riburupiah) ;-----------------------------------------------------

Memperhatikan semua peraturan perundang-undangan yang berlaku serta


hukum islam yang berkaitan dengan perkara ini ;~--·----·---------------------------------

MENGADILl

MEMUTUSKAN :
1. Mengabulkan gugatan Penggugat sebagian ;------------------------------------------

2. Menjatuhkan thalr.k 1 (satu) ba'in shugra Teq~ugat (Asykari Hasbullah,


S.Kom., SE.,MM., Bin HS Haryono) terhadap Penggugat (Ir. Yunita
Widyawati, MM., Binti l.Jrs.l·I.Syoejihvi S) ;---------------------------------------------

3. Menetapkan anak Penggugat dan Tergugat yang bernama:


3.1. Ario Naufal Abrar, laki-laki lahir 1 Juni 2000 ;-----------------------
3.2. Aurellia Athaya Belvana, perempuan lahlr 6 Maret 2005 ;-
•:• Dipelihara dan diasuh oleh Penggugat dengan memberi hak yang k"tlas
kepada Tergugat selaku ayah kandungnya untttk mencurahkim rasa kasih
sayangnya kepada kedua anak tersebut, seperti. menengok, mengajak
jalan-jalan dan sebagainya atas sepengetahuan Penggugat;

4. Menghukum Tergugat untuk rnemberikan Nafkah dan kebutuhan hidup


lainnya terhadap kedua anak tersebut sebesar Rp. Rp.4.000.000,- (empat juta
· rupiah) setiap bulan, melalui Pen&gugat sampai kedua anak tersebut dewasa
' atau bisa hidup mandiri ;---------------------------··----------------------------

5. Menghukum TergJg,1l untuk mcngembalikan uang biaya renovasi rumah


1 sebesar Rp.131.100.000,- (scratus liga puluh satu juta seratus ribu rupiah)
kepada Pengguga t ;---------------------------------------·-------------·-------------

6. Menetapkan :
·6.1. Satu buah Mobil Toyota Avanza Nomor Palisi B 2708 LM tahun 2004 ;-
6.2. Satu buah Mobil BMW Nomor Palisi B 8260 CJ tahun 1994 ;-------
•!• Ad.alah harta bersama Pcnggugat dan Tergugat yang diperoleh selama
perkawinannya ;---------------------------------------------------·--------------

7. Mc.enetapkan atas kesepakata11 f'enggugat dan Tergugat:


7'.1. Satu buah Mobil Toyota Avanza Nomor Palisi B 2708 LM tahun 2004,
untuk bagian Penggugat ;--------------·--..'.·---·-----,-------------------------
7.2. Satu buah Mobil BMW Nomor Polisi B 8260 CJ tahun 1994, u,ntuk
bagian Tergugat ;-------------------------------------------------------------------
•:• Menghuknm Penggugat clan Tergugat untuk menyerahkan bagiannya
masll1g-1n as in g ;----------------------------- ~-------------------------------------------

8. Meny;itakan mcnolnk guiiatan Pcn!mugat sclebihnya ;--------'---------------------

9. Membebanl<an kepada Pen!>,gugat untuk membayar biaya perkara ini sebesar


~
Rp.206.000,- (dua ratus enam ribu rupiah);-----------'--------------------------------

Demikian Perkara i11i diputus bcrclasarkan musyawarah Majelis Hakim


Pengadilan Agama Jakarta Selatan pada hari Rabu tanggal 06 Febmari 2008
Masehi, yang bcrtepatan dengan tanggal 28 Muhanam 1429 Hij1iah oleh kami
Drs. H. Abd. Razak Uachtlar, SH., selaku Ketua Majlis, dan Drs. H. Fuizalman, SH.,
serta Hj. Shafwah, SH., MH., selaku Hakim Anggota dalam sidang yang dinyatakan
terbul<a untuk urnum, dengan dibantu oleh l'athony, SH., se!aku Panitera Pengganti
dalarn sidang yang dinyatakan ter~pka untuk umum yang di11adiri oleh
Pe1;tggugat dan Kuasa Hukumnya clan kuasa Hukurn Tergugat; - · - - - - - -

Hakim A1:ggota Hakim Ketua,


Ttd
Ttd
Drs. H. Fuizalman, SH.
Ors. H. Abd. Razak Bachtiar, SH,.
Hakim Anggota, Pirnitera Pengganti,
Ttd Ttd

Hj. Shafwah, SH., MI-I. Fathony, SH.

Perincian biay.:i :
Untuk salinan Pengadilan Agama
1. Proses Rp. 200.000,- Jal<arta SeIatan
2. Materai Rp. 6.000,- 1Panitera,
Jumlah Rp. 206.000,-

C'.l\T-'; Dra . .N. inah


--r \•, ;, ,... i
n1,.,'' I': . : ' . - i i-•_. ic; ;-_ 1: ,: ;: ti'.1•. '/,l,111!,·~·! :1.11
lvL1l' ::·:~;.-, ; 9.f J'eb · · J;11;_I!
I' i\ i\I I T F; l~ l\f'llar I Ooos
I Id ..
D ni.. Af.,U;'M H

DEPARTEIVIEN AGAIVIA Rll
UNIVERSITAS ISLAJVI NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS SYARI'AH DAN HUKUIVI
Telp. (62-21) 74711537 Fax. (62-21) 7491821
Jin.Ir. H..Tuanda No. 95 Ciputat - Jakarta 15~12 Website: \V\VW.uit!lk1.ac.id. email: fsh_uinjkt@yahoo.co.id

No. ES/PP.042.2/1-:t,c;'>;IV /2008 Jakarta 3 April 2008 .


Lamp
Hal Moh on Kescdiaan Menjadi
J>e1ubin1bing Skripsi

I(epada Yang ·rcrhnnnat


/\s111;1\vi, I'vf1\g
f)oscn Fakul!:1s .'-)yari:d1 d;111 I lnk11111 ! IJN .L1k;n!;1
Ui--
JAKARTA

Assa/a mu 'a/ai/wm Wr. Wb.

Pimpinan Fakultas Syariah dun Hukum l.'l'.~ Syarif Hidayatullah Jakarta mengharapkan
ke~ediaan saudara untuk mcnjadi pcmbimbing sia'ipsi mahasiswa:

Na1na : Hrnma Abdullah


NIM : l ()40442014(>7
Program Studi : Ahwal Syakhsiyyah
I(onsentrasi : Adininistrasi Keperdulnan lslarn
Judul Skripsi : Kcdudukrn1 l larla llersama setelah Putus Perkawinan (Analisis
Pulusrn1 Nonwr 13 84/Pdt.G/2007/PAJS)
Beberapa hal yang dapat dipcrlimhrn1gku11 udalah sebagai berikut :
I. !opik ba!rnsan clan oulline hila diunggap perlu dapat dilakukan perubahan· dan
penyen1purnaan.
2. Teknik penulisan agar rncrujuk kepuda buku "Pedoman Penu/isan Karya Jlmiah di
UIN Syar!fHidayatul/a/J .!akc11·1u".
Den1ikian atas kesetjiaan saudun1 ka1ni ucupkan terin1a kasih.
Wassa/amua/aikum Wr. Wb.

Tembusan disai;paikan dengan hormal kep"da:


I. Kasubag Akademik & Kemahasiswaa11 Fakultas Syariah dan Hukum
2. Seia'etaris Prodi Ahwal Syakhshiyyah
1 Ar~-i1"'
DEPARTEMbN AGA!V1A RI
UNIVERSITAS ISLA!VI NEGERI (DIN)

SY ARIF HIDA YATULLAH JAKARTA
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKU~vl
Telp. (62-21) 74711537 Fax. (62-21) 7491821
Jin. Ir. H. Juanda Nu. 95 Ciputat - Jakart;1 15411: \Vebsite; www.uinjkt.ac.id. email: fsh uinjkt@yahoo.co. 1d

Nomor : Un. 01/F4 /KM.00.02/ l.\l.\Ql¥08 Jakarta,~ l Juli 2008


Lampi ran
Hal : Mohon Data/Wawancara

Kepada Yth,
Ketua Pengadi!an Agama
Jakarta Sela tan
di
Tempat

Assalamu'lai/cum Wr.Wb.

Dengan hormat,
Pimpinan Fakultas Symiah clan Hukum UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta menerangkan bahwa:

Nama : Hanna Abdullah


Nomor Pokok : 104044201467
Tempat/Tanggal Lahir : Jaknrta, '.ll Maret 1986
Semester : VIII (Dl'iapan)
Jurusan/Konsentrasi : Ahwal As-Syaksiyah/ Adm.Keperdataan Islam
Alamat : ]l. Wijaya Kusuma Gg. H. Emuk Rt. 009/04 No
54A Jakarta Sela tan 12450
Telepon : 021-91470051

Adalah benar mahasiswa l'<ikultas Syariah & Hukum UIN Syarif


Hidayatullah Jakarta yang sednng menyelesaikan skripsi dengan Topik/
judul:

"Kedudu/can Harta bersawa sete/ah putusnya Perlcawinan (Analisa


putusan Pengadilan Agama Jakarta Selah111)".

Untuk melengkapi bal@1/ data yang berkaitan dengan penulisan


/pembahasan Topik/Judul di alas, dimohon kiranya Bapak/Ibu/Saudara/i
dapat membantu/menerirna yang lwrsangkutan untuk berwawancara.

Atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i,kami ucapkan banyak terirna kasih


Nama : Drs. H. M. Abduh S. SH. MH.
Jabatan : Hakim Pengadilan Agama Jakarta Selatan.
Hari I Tanggal : Jum'at/ 29 Agustus 2008.
Waktu/ tempat : Pkl. 11 :00 Sampai 11 :30 Wib/ JI. Rambutan VII/ 48 Pejaten Barnt
Pasar Minggu - Jakarta selatan.

HASIL WA WAN CARA

I. Bagaimana pandangan Islam tentang harta bersama?

Didalam, islam tidak adanya dalil yang langsung tentang keberadaan Harta bersama,

namun didalam kalangan ahli hukum islam ada perbedaan pendapat yaitu:

a. Pada kelompok pertama yakni tidak ada disebut harta bersama dalam ani

seluruh pembiayaan kehidupan rumah tangga ke,wnangan suami rneski istri

mempunyai harta, misalnya hibah atau warisart. Istri tidak mempunyai

kewajiban dalam kehidupan rumah tangga.

b. Pada kelompok kedua yakni kemungkinan harta bersama apabila suami-istri

bersepakat untuk membentuk harta bersama itu. Dali! itu diqiaskan dengan

adanya kebolehan usaha daga.ng bersama atau disebut syarikah inan yakni

masing-masing punya modal antara modal suami dan modal disatukan. Dan ada

juga disebut syirkah abdan yalmi istri mempunyai andil didalam usaha harta itu

padahal suami yang bekerj a.


Penganturan tersebut terdapat pada Pasal 85 sampai 97 Kompilasi Hukum Islam

yang mengakui harta bersama dilihat dari latar belakang Q. S. An-Nisa/ 4:32. Tetapi

ayat tersebut diqiaskan untuk hmia bersama.

2. Menurut bapak, apakah factor yang melatar belakangi adanya pengakuan tentang

adanya harta bersama di Indonesia?

Faktor yang paling utama adal.ah Undang-Undang Perkawinan No. l tahun 1974

sudah ada, salah satu prinsipnya yakni mengangkat ha.rkat martabat dan soal

keadilan. Terutama istri yang terabaikan oleh sumni seperti perceraian.

3. Apakah factor kebervariasian adat di Indonesia juga mempengaruhi?

Pengaruh dari kebervariasian untuk kepentingan-kepentingan masyarakat bisa

terbaca dari hubungan kesehmian yang dapat dibentuk menjadi hukum adat.

Metodologi fighnya ada dalil yaitu lebih banyak pandangan masyarakar kepada

Imam Syafi'I sebagai sumber hukumnya.

4. Apa manfaat adanya pengakuan harta bersama di Indonesia bagi suami-istri?

Mm1faat adanya pengakuan harta bersama di Indonesia bagi suami-istri dilihat dari

latar belakang yaitu keseimbangan, keadilan, dan ketika te1jadi perceraian terutania

dalam perlindungan wanita.

5. Bagaimana status kedudukan hmia bersama setelah putusnya perkawinan di

Indonesia menurut bapak?

Dibagi 2 (dua) yakni sebagian untuk suami dan sebagian lagi untuk istri atau disebut

juga 50: 50.

6. Konteks keadilan yang bapak maksud, bisa dijelaskan?


Acuan 50 : 50, tetapi tidak selalu kaku. Maksudnya tidak tentu pers1s 50 : 50

disesuaikan dengan kasusnya. Contohnya lebih banyak berusaha istri sedangkan

suami tidak melakukan apa-apa, maka hakim bisa menentukan lain sesuai dengan

keadaan masyarakat untuk menggali nilai-nilai yang hiclup dimasyarakat dalam

rangka untuk memenuhi rasa keadilan.

7. Bagaimanakah prosedur penyelesaian perkara harta bersama di Pengailan Agama

Jakarta Selatan?

Sama, cliajukan clalam bentuk guggatan yaitu:

a. Bisa cliajukan sekaligus (dikomulasi) guggatan perceraian dan harta bersama.

Meskipun setelah perceraian dikabulkan bila dikomulasikan harta bersama tidak

dikabulkan, maka perceraian pun belum selesai.

b. Bisa diajukan sencliri-sendiri setelah akta cerai selesaikan.

8. Menurut bapak antara dua cara penyelesian tersebut manakah yang lebih baik'c

Tergantung clari yang bersangkutan yakni ada kelebihan clan ada 3uga

kekurangannya.

a. Kelebihannya yakni bisa cliselesaikan clulu perceraian baru kemudian harta

bersama (perceraian sendiri, harta sendiri) dan komulas[ tanpa masalah.

b. Kekurangannya yakni diajukan komulasi maksudnya masalah cerai sepakat

tetapi harta bersan1a tidak sepakat menj adi banding maka perkara perceraian

tersebut menjadi masalah dan ikut terbading.

9. Bagaimanakah anjuran bapak sebagai hakim dalam proses penyelesaian cepat dan

ringan kepada yang berpekara, sesuai dengan UU acara Peradilan Agama?


Kumulasi menurut bapak, tetapi kemungkinan ada kermvetan antara cerai dan harta

bersama.

Jakarta, 29 Agustus 2008

Pewawancara Narasumber

(Hanna Abdullah) (Dr. ."H. M. Abduh S. SH. MH)


'
/~[)

PENGADILAN AGAMA JAKARTA SELATAN


Jl.RambutanVll/48, Telp.(021) 7901323, Pejaten Barat- Pasar Minggu
· Jakarta Selatan 125'10
......................................."""...................................................."'""'"""'""'""""'""'".........
No mo r W9-A413/M IP/Hk.03.5Nlll/2008 Jakarta, 29 Agustus 2008.
Lamp.
Ha I Wawancara

Kepada Yth:
Kabag. Admlnlstrasl Akademik
Fakultas Syari'ah dan Hukum
Universitas Islam Negeri
Di Jakarta.

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Memenuhi surat saudara tanggal 31 Juli 2008, Nomor :


Un. 01/F4/KM.00.02/4495/08, Perihal sebagaimana tersebut pada
pakok surat dengan ini kami beritahukan bahwa Mahasiswa :

NO. Nam a NiM


L Hanna Abdullah 1040'

Telah melaksanakan wawancara di Kantor Pengadilan Agama


Jakarta Selatan pada hari Jum'at tanggal 29 Agustus 2008,dari
mulai jam 11.00 sampai dengan 11.30 WIB, kepada yang
bersangkutan telah diberikan data-data dan keterangan yang
diperlukan.

Demikianlah agar mal<lum.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb

. ·. ~anitera,
'r -. .,
~)
·"--i;_,
min ah--_)

Anda mungkin juga menyukai