Anda di halaman 1dari 12

No.

Dok : 05/MT/LKMT/002
LEMBAGA MINHAJ TARBIYYAH
Pokok Bahasan : Adab Terhadap
KAJIAN MANHAJ MARHALAH
MUAYYID Tetangga
TARBIYAH
_____________________
( LKMT) No. Kode P.B. : 2.1.1.05.010
MADAH : Hadits Status Revisi : 0/0
Jumlah Halaman : 12

I. Tujuan Umum
Menguatkan ikatan dengan sunnah Rasulullah Saw, berdasarkan pada landasan fahm
(pemahaman), cinta, mengerti akan pikiran-pikiran pokoknya, dan ikatan dengan
petunjuk-petunjuknya, beramal dengan hukumnya diiringi dengan pemahaman yang
baik, merumuskan sasaran-sasaran yang tepat sebagai petunjuk untuk segala zaman
dan tempat, dan kembalikepadanya dalam segala hal lebih-lebih ketika terjadi
pertentangan.

II. Tujuan-tujuan Kognitif


1. Menerangkan urgensi memperhatikan tetangga
2. Menyebutkan macam-macam tetangga
3. Menerangkan hak masing-masing jenis tetangga
4. Menerangkan dosa orang yang tetangganya tidak aman dari gangguannya
5. Menerangkan alasan Islam yang melarang meremehkan hadiah dari tetangga
6. Menerangkan bahwa diantara keimanan adalah larangan menyakiti tetangga

III. Tujuan Afektif dan Psikomotorik


1. berinteraksi dengan bagus terhadap hadits-hadits Rasulullah Saw
2. tekun menghafal matan (isi) hadits
3. komitmen dengan arti dan arahan hadits tersebut
4. komitmen dengan hak-hak tetangga
5. saling memberi hadiah
6. Berbuat baik kepada tetangga sesuai dengan kemampuan seperti memberi
hadiah, salam, berwajah cerah ketika berjumpa.
7. Menjauhi sikap yang menyakiti tetangga baik dengan ucapan maupun perbuatan
8. Tidak boleh meremehkan hadiah untuk mempertahankan rasa cinta antar sesama
9. Tidak menyakiti tetangga adalah bukti kesempurnaan iman kepada Allah dan
hari akhir

IV. Pilihan Kegiatan


Pilihan kegiatan yang bisa diselenggarakan dalam halaqah adalah :
1. Kegiatan Pembuka
Mengkomunikasikan tema dan tujuan kajian Adab Terhadap tetangga
2. Kagiatan Inti:
a. Kajian tentang tema Adab Terhadap tetangga

________________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid, madah Hadits, pb. Adab terhadap tetangga 1
b. Berdikusi dan tanya jawab tema tersebut ( lihat tujuan Kognitif, afektif dan
psikomotor)
c. Penekanan dari Murobbi tentang nilai dan hikmah yang terkandung dalam
kajian tersebut

3. Kegiatan Penutup:
a. Kesimpulan (lihat Tugas mandiri dan lihat kegiatan pendukung)
b. Evaluasi

V. Kegiatan-kegiatan Pendukung
1. bersilaturrahim kepada tetangga
2. memprogram berbagi hadiah kepada tetangga
3. berdiskusi tentang hal-hal kebaikan dengan tetangga
4. melakukan kegiatan bersama dengan tetangga seperti ronda,kerja bakti dsb.
5. Menyampaikan khutbah tentang urgensi memperhatikan tetangga
6. Menulis makalah tentang tetangga dalam Islam dan perhatian Islam terhadapnya
7. Memberikan hadiah untuk tetangga
8. Menyerukan orang lain agar tidak mengganggu tetangganya
9. Memberikan hadiah kaset tentang hak tetangga dalam Islam
10. Membuat film tentang urgensi tetangga dalam masyarakat

VI. Tujuan Tarbiyah Dzatiyah :


1. menerangkan luasnya rahmat Allah Swt
2. menjelaskan maksud dari rahmat itu
3. memberi bukti mengapa Nabi Saw memilih kuda, yang melaluinya dapat
menjelaskan betapa luasnya rahmat Allah Swt
4. menyimpulkan hakikat-hakikat dan nilai-nilai tarbawi yang dituju oleh hadits itu
5. Menerangkan pentingnya seorang muslim memperhatikan halal dan haram dalam
urusannya
6. Menjelaskan hubungan seorang muslim dengan kerabatnya yang bukan muslim
7. Menyimpulkan hakikat-hakikat dan nilai-nilai tarbawi yang dituju oleh dua hadits
mulia tersebut
8. Menerangkan faidah dari hadits tersebut
9. Berbuat baik kepada tetangga sesuai dengan kemampuan seperti memberi hadiah,
salam, berwajah cerah ketika berjumpa.
10. Menjelaskan bahwa hak tetangga diukur dengan kedekatan pintu rumah

VII. Sarana-sarana Evaluasi dan Mutabaah


1. dialog dan diskusi
2. pencatatan untuk menegaskan ketelitian membaca nash hadits, memahami dan
mempraktekkannya
3. berbaur melalui kunjungan-kunjungan, rihlah dan aktifitas yang berbeda-beda
4. menyiapkan formulir untuk menegaskan tercapainya sasaran
5. wirid muhasabah pada bidang yang dituju oleh hadits

________________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid, madah Hadits, pb. Adab terhadap tetangga 2
VIII. Maroji` Tarbiyah Dzatiyah
1. Buku-buku hadits yang terpercaya (mu`tamad) ( Shohih Bukhori – Shohih
Muslim-Riyadlus Sholihin)
2. Buku-buku syarah hadits ( Fathul Bari – an Nawawi dalam syarah Muslim –
Dalilul Falihin fi Syarhi Riyadis Sholihin )
3. Taujihat Nabawiyah karya Dr. Sayyid Nuh.
4. Riyadush Sholihin Karya Imam Nawawi
5. Targib dan Tarhib Karya Mundziri

IX. Muhtawa

Adab Terhadap Tetangga

‫الجيران يداوي الىرثة في‬


‫عظم الحقىق‬

‫حسه الجىار مه شروط كمال اإليمان‬


‫أحاديث في‬
‫عدم احتقار هدية الجيران‬ ‫آداب الجىار‬

‫أحق الجيران إحساوا أقربهم‬


‫مىك بابا‬

________________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid, madah Hadits, pb. Adab terhadap tetangga 3
Memilih Tetangga Sebelum Memilih Rumah( ‫جارقبل دار‬ )
Karena pentingnya masalah ini, semestinya dibahas secara tersendiri sehingga agak
mendetail.

Tetangga pada zaman kita sekarang ini, memiliki pengaruh yang tidak kecil terhadap
tetangga di sebelahnya. Karena saling berdekatannya rumah-rumah dan berkumpulnya
mereka dalam flat-flat, kondominium atau apartemen.

Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam mengabarkan, empat hal termasuk kebahagiaan,


di antaranya tetangga yang baik. Beliau juga menyebutkan empat hal termasuk
kesengsaraan, di antaranya tetangga yang jahat. Karena bahayanya tetangga yang jahat
ini, Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam berlindung kepada Allah daripadanya
dengan berdo‟a:

"Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari tetangga yang jahat di rumah tempat tinggal,
karena tetangga nomaden (hidup berpindah-pindah, termasuk di dalamnya kontrak
beberapa waktu, pent) akan pindah".

Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam memerintahkan umat Islam untuk berlindung


pula daripadanya dengan mengatakan:

"Berlindunglah kalian kepada Allah dari tetangga yang jahat di rumah tempat tinggal,
karena tetangga yang nomaden akan berpindah daripadamu".

Dalam buku kecil ini, tentu tak memadai untuk menjelaskan secara rinci tentang
pengaruh tetangga jahat terhadap suami isteri dan anak-anak, berbagai gangguan
menyakitkan daripadanya, serta kesusahan hidup bersebelahan dengannya. Akan tetapi
dengan mempraktekkan hadits-hadits yang telah lalu (dalam masalah bertetangga) sudah
cukup bagi orang yang mau mengambil pelajaran.

Mungkin di antara jalan pemecahannya yang kongkrit yaitu - seperti yang dipraktekkan
oleh sebagian orang - dengan menyewakan rumah yang bersebelahan dengan tetangga
jahat tersebut kepada orang-orang yang sekeluarga dengan mereka, meski untuk itu harus
merugi dari sisi materi, karena sesungguhnya tetangga yang baik tak bisa dihargai dengan
materi, berapapun besarnya.

Memuliakan Tetangga
Berbuat baik kepada tetangga juga menjadi perhatian serius dalam ajaran Islam.
Perhatikan firman Allah Taala:

________________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid, madah Hadits, pb. Adab terhadap tetangga 4
“…Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak
yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman
sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri,.” (Q.S. An-
Nisa:36)

Nabi pun mengingatkan kita agar selalu berbuat baik kepada tetangga:
Ibnu Umar dan Aisyah ra berkata keduanya, “ Jibril selalu menasihatiku untuk
berlaku dermawan terhadap para tetangga, hingga rasanya aku ingin
memasukkan tetangga-tetangga tersebut ke dalam kelompok ahli waris seorang
muslim”. (H.R. Bukhari Muslim)
Abu Dzarr ra berkata: Bersabda Rasulullah SAW, “Hai Abu Dzarr jika engkau
memasak sayur, maka perbanyaklah kuahnya, dan perhatikan ( bagilah
tetanggamu (H.R. Muslim)
Abu Hurairah berkata: Bersabda Nabi SAW, “Demi Allah tidak beriman, demi
Allah tidak beriman, demi Allah tidak beriman. Ditanya: Siapa ya Rasulullah?
Jawab Nabi, “Ialah orang yang tidak aman tetangganya dari gangguannya”
(H.R. Bukhari, Muslim)
Abu Hurairah berkata: Bersabda Nabi SAW “Siapa yang beriman kepada Allah
dan hari Akhir hendaklah memuliakan tetangganya. (H.R. Bukhari, Muslim).
“Orang yang tidur dalam keadaan kenyang sedangkan tetangganya lapar
bukanlah umatku.” (H.R.….)

Hak-hak ketetanggaan tidak ditujukan bagi tetangga kalangan muslim saja. Tentu saja
tetangga yang muslim mempunyai hak tambahan lain lagi yaitu juga sebagai saudara
(ukhuwah Islamiyah). Tetapi dalam hubungan dengan hak-hak ketetanggaan semuanya
sejajar:

Berbuat baik dan memuliakan tetangga adalah pilar terciptanya kehidupan sosial yang
harmonis. Apabila seluruh kaum muslimin menerapkan perintah Allah Taala dan Nabi
SAW ini, sudah barang tentu tidak akan pernah terjadi kerusuhan, tawuran ataupun
konflik di kampung-kampung dan di desa-desa.

Beberapa kiat praktis memuliakan tetangga adalah:


1. Sering-seringlah bertegur sapa, tanyailah keadaan kesehatan mereka.
2. Berikanlah kepada mereka sebagian makanan
3. Bawakan sekadar buah tangan buat mereka, apabila kita bepergian jauh.
4. Bantulah mereka apabila sedang mengalami musibah ataupun menyelenggarakan
hajatan.
5. Berikanlah anak-anak mereka sesuatu yang menyenangkan, berupa makanan
ataupun mainan.

________________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid, madah Hadits, pb. Adab terhadap tetangga 5
6. Sesekali undanglah mereka makan bersama di rumah.
7. Berikanlah hadiah kaset, buku bacaan yang mendorong mereka untuk lebih
memahami Islam.
8. Ajaklah mereka sesekali ke dalam suatu acara pengajian atau majelis ta‟lim, atau
pergilah bersama memenuhi suatu undangan walimah (apabila mereka juga
diundang)

Memuliakan Teman
Memuliakan teman berarti menjaga dan menunaikan hak-hak mereka. Abdullah Nasih
„Ulwan dalam Tarbiyatul „awlaad fil Islam menyebutkan bahwa hak-hak tersebut adalah:
1. Mengucapkan salam ketika bertemu.
Rasulullah saw. yaitu, “Kalian tidak akan masuk surga sebelum kalian beriman,
dan kalian tidak akan beriman sebelum kalian saling mencintai. Maukah kalian
aku tunjukkan kepada sesuatu yang apabila kalian kerjakan, niscaya kalian
akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian”. (H.R. As-
Syaikhani)
2. Menjenguk Teman Ketika Sakit
Al Bukhari meriwayatkan dari Abu Musa Al-Asy,ari bahwa Rasulullah saw
bersabda, “Jenguklah orang yang sakit; beri makanlah orang yang lapar dan
lepaskanlah orang yang dipenjara”.
Asy-Syaikhani meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., bahwa Rasulullah saw.
bersabda; Hak seseorang Muslim terhadap Muslim lainnya ada lima;
Menjawab salam, menjenguk orang sakit, mengiringi jenazah, memenuhi
undangan dan mendoakan orang yang bersin”.
3. Mendoakan Ketika Bersin
Al-Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. Bahwa Rasulullah saw.
bersabda, “Apabila salah seorang di antara kamu bersin, hendaklah ia
mengucapkan, Al-Hamdu li’l-lah (segala puji bagi Allah), dan saudaranya atau
temannya hendaknya mengucapkan untuknya, YarhamukalLah (semoga Allah
mengasihimu)’ Apabila teman atau saudaranya tersebut mengatakan,
YarhamukalLah (semoga Allah mengasihimu), kepadanya, maka hendaklah ia
mengucapkan, YahdikumulLah wa yushlihu balakum
4. Menziarahi karena Allah
Ibnu Majah dan At-Tarmidzi meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., bahwa
Rasulullah saw. bersabda, “Barang siapa menjenguk orang sakit atau berziarah
kepada seorang saudara di jalan Allah, maka ia akan diseru oleh seorang
penyeru “Hendaklah engkau berbuat baik, dan baiklah perjalananmu,
(karenanya) engkau akan menempati suatu tempat di surga”.
5. Menolong ketika kesempitan
Asy-Syaikhani meriwayatkan dari Ibnu Umar ra, bahwa Rasulullah saw.
bersabda; “Seorang muslim itu adalah saudara bagi muslim lainnya, ia tidak
boleh berbuat zalim kepadanya dan tidak boleh menyia-nyiakannya
(membiarkan, tidak menolongnya). Barang siapa menolong kebutuhan
saudaranya maka Allah akan menolong kebutuhannya, barang siapa

________________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid, madah Hadits, pb. Adab terhadap tetangga 6
menyingkirkan suatu kesusahan dari seorang muslim, niscaya Allah akan
menyingkirkan darinya suatu kesusahan di antara kesusahan-kesusahan hari
kiamat. Dan barang siapa menutupi (aib) seorang muslim, niscaya Allah akan
menutupi (aib)nya pada hari kiamat”
6. Memenuhi undangannya apabila ia mengundang
Asy-Syaikhani meriwayatkan dari Abu Hurairah ra , bahwa Rasulullah saw.
bersabda; Hak seseorang Muslim terhadap Muslim lainnya ada lima;
Menjawab salam, menjenguk orang sakit, mengiringi jenazah, memenuhi
undangan dan mendoakan orang yang bersin”

7. Memberikan ucapan selamat


Ad-Dailami meriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, “Barang siapa bertemu
saudaranya ketika bubar dari sholat Jum’ah, maka hendaklah ia mengucapkan
“Semoga (Allah) menerima (amal dan do’a) kami dan kamu.
8. Saling memberi hadiah
At-Thabrani meriwayatkan dalam Al Ausath dari Nabi saw, bahwa beliau
bersabda, “Saling memberi hadiahlah kalian, niscaya kalian akan saling
mencintai”
Ad-Dailami meriwayatkan dari Anas secara marfu’, “Hendaklah kalian saling
memberi hadiah karena hal itu dapat mewariskan kecintaan dan menghilangkan
kedengkian-kedengkian”
Imam Malik di dalam Al Muwaththa’ meriwayatkan, “Saling bermaaf-
maafkanlah, niscaya kedengkian akan hilang. Dan saling memberi hadiahlah
kalian niscaya kalian akan saling mencintai dan hilanglah permusuhan.”
Wallahu a’lam

 WASIAT TENTANG TETANGGA

Dari Aisyah ra, dari Nabi Muhammad saw bersada: Tidak henti-hentinya Jibril
memberikan wasiat kepadaku tentang tetangga sehingga aku menduga bahwa ia akan
memberikan warisak kepadanya. HR Al Bukhari, Muslim, Abu Daud, Ibnu Majah dan At
Tirmidziy

________________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid, madah Hadits, pb. Adab terhadap tetangga 7
Penjelasan:

Wawu dibaca fathah, bersama dengan shad tanpa titik dan dibaca panjang, lalu

hamzah sesudahnya, adalah bentuk kata lain dari /wasiat, demikian juga dengan

mengganti ya‟ pada posisi hamzah

Berwasiat kepadaku tentang tetangga, tanpa dibedakan kafir atau muslim,


ahli ibadah atau ahli ma‟siat, setia atau memusuhi, kenal baik atau masing asing,
menguntungkan atau merugikan, keluarga dekat atau orang lain, dekat rumah atau jauh.
Sehingga aku menyangka bahwa ia akan mewarisi, ia menyuruhku
-berdasarkan perintah Allah-, bahwa tetangga itu mewarisi tetangga lainnya, dengan
menjadikannya bersama-sama dalam harta, sesuai dengan bagian yang ditentukan dalam
pembagian waris.
Al Bukhari meriwayatkan juga hadits ini dari Jabir ra, dari Rasulullah saw dengan
kalimat:
" "
Tidak henti-hentinya Jibril memberikan wasiat kepadaku tentang tetangga sehingga aku
menyangka ia menjadikan warisan harta tertentu baginya.
At Thabrani meriwayatkan dari Jabir ra dari Nabi Muhammad saw bersabda:

Tetangga itu ada tiga macam: Tetangga yang hanya memiliki satu hak, yaitu orang
musyrik, ia hanya memiliki hak tetangga. Tetangga yang memiliki dua hak, yaitu seorang
muslim: ia memiliki hak tetangga dan hak Islam. Dan tetangga yang memiliki tiga hak,
yaitu tetangga, muslim memiliki hubungan kerabat; ia memiliki hak tetangga, hak Islam
dan hak silaturrahim.

Aisyah ra, meriwayatkan tentang batasan tetangga, yaitu empat puluh rumah dari semua
arah.
At Thabrani meriwayatkan dengan sanad dhaif/lemah dari Ka‟b bin Malik ra, dari Nabi
Muhammad saw:
" ‫" أال إن أربعين دار جار‬
“Ingatlah bahwa empat puluh rumah itu adalah tetangga”
Pelaksanaan wasiat kepada tetangga ini adalah dengan berbuat baik semaksimal
mungkin, sesuai kemampuan. Seperti: memberikan hadiah, memberi salam, berwajah
lepas/cerah ketika berjumpa, mencari tahu jika tidak kelihatan, membantunya ketika

________________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid, madah Hadits, pb. Adab terhadap tetangga 8
memerlukan bantuan, mencegah berbagai macam gangguan, material maupun inmaterial,
menghendaki kebaikannya, memberikan nasehat terbaik, mendoakannya semoga
mendapatkan hidayah Allah, bermuamalah dengan santun, menutupi kekurangan dan
kesalahannya dari orang lain, mencegahnya berbuat salah dengan santun –jika masih
memungkinkan- jika tidak maka dengan cara menjauhinya dengan tujuan mendidik,
disertai dengan mengkomunikasikan hal ini agar tidak melakukan kesalahan.
Hadits ini dengan tegas menunjukkan tentang besarnya hak tetangga. Dan bahwa
mengganggu tetangga adalah di antara dosa besar.

 DOSA ORANG YANG TETANGGANYA TIDAK AMAN DARI


GANGGUANNYA

Dari Abu Syuraih ra, bahwa Nabi Muhammad saw bersabda: Demi Allah seseorang tidak
beriman, Demi Allah seseorang tidak beriman, Demi Allah seseorang tidak beriman. Ada
yang bertanya: Siapa itu Ya Rasulallah? Jawab Nabi: Yaitu orang yang tetangganya tidak
aman dari gangguannya. HR Al Bukhariy

Penjelasan:
Bentuk jama‟ dari kata –ba‟ dan qaf- berarti: bencana, pencurian, kejahatan,
hal-hal yang membahayakan, hal-hal yang menjadi pelampiasan kebenciannya.
Syin dibaca dhammah, ra‟ dibaca fathah, diakhiri dengan ha‟ tanpa titik.
Khuwailid AL Khuza‟iy as Shahabiy.
Diulang tiga kali, artinya tidak sempurna imannya, atau hilang iman sama
sekali bagi yang menganggapnya halal, atau ia tidak mendapatkan balasan seorang
mukmin sehingga dapat masuk surga sejak awal, atau pengulangan ini untuk menegaskan
dan memberatkan larangan.
Dalam Fathul Bari, Ahmad meriwayatkan dari Ibnu Mas‟ud,
bahwa dialah yang bertanya. Rasulullah saw menjawab:

Dari hadits di atas dapat diambil pelajaran tentang pentingnya hak tetangga. Sehingga
Rasulullah saw harus bersumpah tiga kali, menafikan iman orang yang mengganggu
tetangganya, baik dengan ucapan maupun perbuatan.

________________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid, madah Hadits, pb. Adab terhadap tetangga 9
LARANGAN MEREMEHKAN HADIAH DARI TETANGGA

Dari Abu Haurairah ra berkata: Nabi Muhammad saw pernah bersabda: Wahai para
wanita muslimah, janganlah ada seorang tetangga yag meremehkan hadiah tetangganya
meskipun kikil (kaki) kambing. HR Al Bukhari dan Muslim

Penjelasan:
Meremehkan, seperti kata:

Wahai wanita-wanita muslimah, bentuk


/idhafah (penyandaran) maushuf (yang diterangkan) kepada sifat.
Atau bermakna lain: Wahai para pemuka muslimah, seperti

ungkapan Arab wahai para pemimpin kaum, artinya para


pemuka mereka.
Qaf dibaca kasrah, artinya jangan meremehkan, menganggap kecil.

tetangga memberikan hadiah pada tetangga lainnya. Atau


meremehkan hadiah dari tetangganya –Lam- bermakna –min- sehingga kemungkinan
makna larangan itu pada pemberi atau penerima,
meskipun hadiah itu berupa kaki kambing" " fa‟ dibaca
kasrah, ra‟ dibaca sukun/mati, adalah bagian kaki di atas telapak/tumit. Larangan bagi
tetangga meremehkan hadiah tetangganya, meskipun hadiah itu pada umumnya kurang
berguna, atau tidak berkenan dan tidak bernilai di hati. Dari itulah tetangga dapat
memberikan dan menerima hadiah yang ada meskipun kecil nilainya. Hal ini lebih baik
daripada tidak ada sama sekali. Dengan ini pula kebiasaan memberikan hadiah dapat
terus berlangsung antara tetangga, karena dengan sesuatu yang murah dan mudah, dapat
dilakukan dalam keadaan miskin maupun kaya, dapat membuahkan rasa cinta dan kasih
sayang. Dengan ini pula tidak diperbolehkan bagi laki-laki meremehkan hadiah antara
mereka. Penyebutan larangan secara khusus pada wanita karena merekalah yang lebih
cepat bereaksi dalam cinta dan benci, sehingga mereka lebih berhak mendapatkan
perhatian, agar dapat menghindarkan diri dari larangan itu, menghilangkan kebenciaan
antara mereka dan mempertahankan rasa cinta antar mereka.
Dari hadits ini dapat diambil pelajaran bahwa tidak diperbolehkan meremehkan
hadiah untuk mempertahankan rasa cinta antara mereka.

________________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid, madah Hadits, pb. Adab terhadap tetangga 10
 BARANG SIAPA BERIMAN KEPADA ALLAH DAN HARI
AKHIR MAKA JANGAN MENYAKITI TETANGGA

Dari Abu Hurairah ra berkata: Rasulullah saw bersabda: Barang siapa yang beriman
kepada Allah dan hari akhir maka jangan menyakiti tetangganya. Dan barang siapa yang
beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah menghormati tamunya. Dan barang
siapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah berkata baik atau diam. HR AL
Bukhari, Muslim dan Ibnu Majah

Penjelasan:
Barang siapa beriman kepada Allah
dan hari akhir. Artinya: iman yang sempurna.
Penyebutan hanya pada iman kepada Allah dan hari akhir, tidak dengan
kewajiban lainnya, karena keduanya merupakan permualaan dan penghabisan.
Maksudnya: Beriman dengan Penciptanya dan hari mendapatkan balasan amal baik dan
buruknya.
Maka jangan menyakiti tetangganya.
Tidak menyakiti tetangga itu bisa diaktualkan dengan mengulurkan kebaikan kepadanya,
mencegah hal-hal yang membahayakannya.
Hendaklah memuliakan tamunya, dengan menampakkan rasa senang,
menyuguhkan hidangan yang tersedia dan terjangkau.
Hendaklah berkata baik atau diam dari ucapan buruk. Sebab
perkataan itu hanya dapat digolongkan menjadi dua golongan, baik atau buruk.
Hadits ini berisi tiga hal penting yang menjadi kemuliaan akhlak dalam perbuatan
atau perkataan. Dua pertama yang perbuatan itu adalah yang pertama berisi takhalliy
(pengosongan diri) dari sifat tercela, dan yang kedua tahalliy (berhias diri) dengan akhlak
mulia. Sedangkan yang ketiga berisi akhlaq qauliyah (ucapan).
Kesimpulannya bahwa kesempurnaan iman seseorang diukur dari kebaikannya kepada
sesama makhluk Allah, baik dalam tutur kata kebaikan maupun diam dari kalimat buruk,
dan melakukan apa yang sepatutnya dilakukan dan meninggalkan apa yang
membahayakan; antara lain adalah dengan tidak menyakiti tetangga.
Dari hadits ini dapat diambil pelajaran bahwa tidak menyakiti tetangga adalah
bukti kesempurnaan iman seseorang kepada Allah dan hari akhir.

________________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid, madah Hadits, pb. Adab terhadap tetangga 11
‫ حق اجلوار يف قريب األبواب‬: ‫باب‬
 HAK TETANGGA YANG LEBIH DEKAT PINTUNYA

Dari Aisyah ra berkata: Ya Rasulallah sesungguhnya aku memiliki dua tetangga, kepada
tetangga yang manakah aku berikan hadiah? Jawab Nabi: Kepada tetangga yang pintu
rumahnya lebih dekat denganmu. HR Al Bukhariy

Penjelasan:
Bab: hak tetangga yang lebih dekat pintunya, artinya
barangsiapa yang pintunya lebih dekat maka ia yang lebih berhak. Karena ia yang melihat
apa yang keluar masuk dari rumah tetangganya; berupa hadiah, dll, sehingga
kemungkinan ada harapan dan keinginan, berbeda dengan yang jauh pintunya.
Hamzah dibaca dhammah dari kata Al Ihda‟

Rasulullah saw menjawab : Kepada yang lebih dekat pintunya.


Karena ia melihat keadaan tetangga dan keperluannya. Tetangga yang lebih dekat yang
lebih cepat menyahut jika dipanggil, ketika tetangga sebelah memerlukan, terutama
ketika terlena.
Dari hadits ini dapat diambil pelajaran bahwa hak tetangga mengikuti kedekatan
pintunya, yang lebih dekat pintunya yang lebih dipriorotaskan dari sebelahnya, demikian
seterusnya.

________________________________________________________
Materi Tarbiyah Muayyid, madah Hadits, pb. Adab terhadap tetangga 12

Anda mungkin juga menyukai