Anda di halaman 1dari 7

STUDI KASUS UNTUK PELATIHAN TIM GURU SEKOLAH ERENOS

TK

Clarissa adalah seorang anak perempuan berusia 4 tahun yang dikenal cerdas. Ia dapat mengikuti kegiatan
di sekolah dengan baik dan aktif mengikuti berbagai kegiatan. Hanya saja, tidak ada yang boleh
“menyenggol” moodnya. Apabila mood Clarissa sedang tidak baik, ia bisa menangis sambil berteriak-
teriak. Semakin guru mencoba menenangkannya, maka semakin kencang pula teriakannya. Ia sangat sulit
ditenangkan. Saat ini Clarissa memiliki seorang adik yang berusia 2 tahun, yang sedang berada dalam
fase aktifnya anak kecil. Sehari-hari mereka diasuh oleh seorang Ibu, yang sebenarnya jauh di dalam lubuk
hatinya, sering merasa kewalahan mengurus sekaligus 2 anak dengan usia yang tidak terpaut jauh itu.
Sedangkan ayah adalah seorang pekerja kantoran yang memang sangatlah sibuk sehingga jarang berada
di rumah. Saat Clarissa masih menjadi anak tunggal, ia merasa cukup bahagia karena mendapatkan
banyak perhatian dari Ibunya, hingga kondisi berubah ketika sang adik lahir. Seolah semua perhatian yang
semula tertuju padanya, kini beralih tertuju hanya kepada adiknya saja. Bahkan ketika Ayah pulang
kantor, ia pun selalu mencari adik terlebih dahulu. Perlahan, Clarissa menjadi seorang yang pemarah. Ia
menangis meraung-raung apabila keinginannya tidak terpenuhi. Ia tidak pernah mau ditinggal bermain
sendirian. Ia bahkan melempar piring ke lantai restoran, dan juga berteriak sambil berguling-guling di
lantai apabila mainan yang diinginkannya tidak berada di tangannya. Pada akhirnya, Clarissa selalu
mendapatkan apa yang ia inginkan dengan cara seperti itu. Orangtua Clarissa menjadi kewalahan karena
tidak dapat mengontrol perilaku anaknya.

SD

Dion adalah seorang anak laki-laki yang saat ini duduk di kelas 4 SD. Semua guru yang mengajarnya
mengatakan bahwa pada sadarnya Dion adalah anak yang pintar, terutama dalam bidang Bahasa dan
matematika. Sayangnya, Dion seringkali tidak memperhatikan ketika guru mengajar di dalam kelas dan
cenderung sibuk dengan dunianya sendiri. Ia sering menggunakan 2 buah pulpen untuk bermain, seolah-
olah kedua pulpen tersebut sedang berkelahi. Ia pun sulit mendengarkan ketika ditegur. Ia hanya akan
memperhatikan sesaat kemudian bermain-main lagi. Ketika wali kelasnya membahas perilaku Dion
bersama dengan Ibunya, terkuak fakta bahwa Ayah dan Ibunya adalah pekerja kantoran yang keduanya
sama-sama sibuk. Sehari-hari, Dion hanya ditemani oleh seorang pembantu. Menurut cerita
pembantunya, ketika berumur satu setengah tahun, Dion cenderung tidak bisa diam. Satu-satunya cara
agar ia diam adalah dengan cara memberikan tontonan lewat gadget. Awalnya, Dion hanya menonton
Youtube saja. Lama kelamaan, ia mulai mencoba bermain games, dan di kelas 4 SD ini, ia hobi memainkan
game bertemakan perkelahian. Dalam satu minggu, Dion bisa menghabiskan waktu bermain game sekitar
3-4 jam di hari sekolah dan sekitar 7-8 jam di akhir pekan. Meskipun Dion tidak menyakiti teman-
temannya, tidak ada seorangpun yang mau berteman dengannya, dikarenakan semua teman sekelasnya
menganggapnya sebagai seorang anak yang “aneh”.
SMP

Mitha merupakan anak dari seorang pemilik perusahaan besar di Indonesia. Ia cantik dan cerdas. Hampir
semua orang suka padanya. Ia juga pandai mengambil hati para guru. Meskipun demikian, ia diam-diam
sering merudung (membully) salah satu teman sekolahnya yang bernama Arleen. Meskipun Arleen bukan
berasal dari keluarga yang kaya raya, keluarganya sangat harmonis. Setiap hari, ayahnya mengantarnya
ke sekolah dan Ibunya membuatkan bekal untuk makan siang. Pada saat acara bulan keluarga pun, Arleen
datang bersama dengan kedua orangtuanya dengan penuh sukacita. Kebahagiannya terpancar dari raut
wajahnya. Sedangkan, tidak ada yang menemani Mitha di bulan keluarga. Sedari Mitha kecil, Ayahnya
sibuk bekerja, sedangkan Ibunya sibuk arisan dan bepergian ke berbagai tempat bersama dengan geng
sosialitanya. Setiap harinya, Mitha harus berangkat sekolah bersama supir dan tidak pernah membawa
bekal makan siang. Diam-diam, ia iri terhadap Arleen yang memiliki keluarga yang harmonis. Terlebih,
beberapa hari yang lalu ia menemukan bahwa Ayahnya memiliki “wanita lain”. Hal ini membuat Mitha
semakin membenci keluarganya dan semakin membenci Arleen yang memiliki keluarga yang harmonis.
Sejak saat itu, ia mulai merudung Arleen baik secara verbal maupun non-verbal. Ia bahkan membuat satu
angkatan berhasil menjauhi Arleen. Arleen yang tidak tahan pun akhirnya mengadukannya kepada wali
kelas dan Mitha mendapatkan sanksi keras dari sekolahnya. Hal ini membuatnya semakin kesal, kecewa,
dan frustrasi, karena merasa tidak ada seorang pun yang mau mengerti dan menyayanginya.

SMA

Biasanya, kelas 2 SMA merupakan fase dimana anak-anak SMA mulai serius mencari & ingin mengetahui
minat masing-masing, serta mulai mencari tahu kampus yang sesuai untuk melanjutkan studi mereka.
Namun, tidak demikian dengan Rian. Sampai saat ini, ia masih belum mengetahui bakat & minatnya.
Semua nilai pelajaran pun hanya sekedar rata-rata. Sebagai seorang anak bungsu dari 4 bersaudara, Rian
merupakan anak laki-laki satu-satunya yang paling banyak mendapatkan perhatian. Sedari kecil, semua
kebutuhan fisiknya sudah tercukupi oleh kedua orangtua maupun kakak-kakaknya, sehingga ia tidak
pernah merasakan apa artinya perjuangan untuk mendapatkan sesuatu. Meskipun demikian, ia tidak
pernah merasakan benar-benar sedang ataupun sedih. Semua hal terasa sama saja baginya. Ia sulit untuk
mengenali perasaannya, pikirannya, termasuk dengan minat dan bakatnya. Kedua orangtuanya
sebenarnya menginginkan Rian menjadi dokter, namun ia masih memikirkan profesi tersebut.
Sesungguhnya, ia tidak dapat mengira-ngira apakah ia akan menyukai bidang tersebut. Ia pun tidak dapat
memperkirakan apakah ia akan mampu untuk menjalankan perkuliahan dan lulus tepat waktu atau tidak.
Pada akhirnya, ia mengabaikan pikiran tentang masa depannya dan sibuk dengan menghabiskan waktu
bersama teman-temannya yang juga kebingungan menemukan bakat & minat masing-masing. Orangtua
Rian berharap pihak sekolah terutama wali kelas, bisa ikut mendorong anak mereka bersedia mengambil
jurusan kedokteran.
PETUNJUK :

Analisalah setiap kasus, melalui tahapan berikut ini :

1. Perhatikan fenomena permasalahan apa saja yang mencuat di permukaan (‘di alam sadar’) siswa
tersebut!
2. Temukan latar-belakang & konteks kehidupan yang terkait dengan permasalahan siswa, secara
langsung maupun tidak langsung!
3. Buatlah analisa dan simpulkan : “Siapakah” sebenarnya siswa tersebut?
a. Pribadi yang seperti apakah dia?
b. Apa saja karakteristik kepribadian yang besar kemungkinan melekat padanya?
c. Buatlah gambaran dinamika proses perkembangan sikap & perilakunya hingga menjadi
seperti demikian?
4. Buatlah analisa “kebutuhan psikis” siswa :
a. Buat “urutan” penyebab masalah melalui pertanyaan dasar : “Mengapa?” (dari tingkatan
fenomena hingga ke “akar masalah” yang paling mendasar)
b. Deteksi kebutuhan-kebutuhan psikis yang paling mendasar/utama, yang kurang
terpenuhi secara memadai!
c. Temukan bentuk kompensasi negatif yang tanpa disadari telah “terpola” dalam dirinya!
d. Pikirkan bentuk kompensasi lain yang bisa lebih berdampak positif bagi siswa!
5. Susunlah perencanaan dengan target capaian yang jelas/spesifik :
a. Untuk setiap sesi pertemuan dengan siswa (Minimal 5x pertemuan)
b. Untuk setiap sesi pertemuan dengan orangtua siswa (Minimal 3x pertemuan)

=Akhir Pebruari 2020=

*****
Nama : Gani Praditya Sakti
Unit : SD

Fenomena Permasalahan
 Secara data yang ada Dion anak yang cerdas kekuatan dia adalah dipelajaran
Bahasa dan matematika sayangnya saat guru menjelaskan dia asik bermain
dengan 2 pulpen.
 Saat mendapat teguran sering dia tidak mendengar, jika akhirnya dia
memperhatikan itu hanya berlangsung sebentar.
 Kedua orang tua Dion adalah pekerja yang sibuk, keseharian siswa ini hanya
dengan pembantu.
 Informasi yang didapat dari pembantu Keluarga ini adalah bahwa Dion
tergolong anak yang aktif cara agar dia dapat tenang dengan memberi tontonan
melalui Youtube.
 Dion juga suka bermain game yang bertemakan perkelahian dalam satu minggu
Dion bisa menghabiskan waktu bermain game sekitar 3-4 jam di hari sekolah
dan sekitar 7-8 jam di akhir pekan.
 lingkungan disekolah menjauhi Dion karena dia dianggap “ANEH” (ini jelas
sekolahnya bukan di ERENOS kalau mau pindah kami masih menerima kok.)

Latar-belakang & konteks kehidupan


 Dion anak yang kurang perhatian di rumah.
 Pola asuh yang salah dialami Dion dengan memberikan youtube tanpa adanya
pendampingan dari orang tua.
 Dion kebanyakan tinggal bersama pembantunya yang tidak bisa
memperhatikan Dion seperti orangtuanya sendiri.
 Orang tua dari Dion sibuk bekerja sehingga tidak ada waktu memperhatikan
kebutuhan psikologis dari Dion yang butuh diperhatikan sebagai anak.
 Orang tua yang cenderung cari aman dengan memberikan gadget agar anaknya
bisa tenang.

Analisa
a. Dion adalah anak yang kurang diperhatikan oleh kedua orangtuanya yang
tidak memberikan waktu. Dion merasa nyaman dunia yang bisa menerima
dia adalah dunia game. Dion juga anak yang memiliki potensi dan
kemampuan di bidang Bahasa dan Matematika, juga memiliki daya
imajinasi yang tinggi. Tidak seluruh bakat yang ada dalam dirinya
bangkannya dengan baik .
b. Karakteristik yang melekat pada pribadinya:
 Cuek
 Pandai
 Cari perhatian karena kurang perhatian
 Anti sosial
c. Dinamika proses dan perkembangan perilakunya sehingga dia menjadi
demikian:
Dion adalah anak yang punya kemampuan. Bukan anak yang kurang dalam
pelajaran di sekolah.Dion anak yang mengalami pola asuh yang salah, Dion
merasa kurang perhatian dari rumah. Apalagi hanya ada pembantu rumah
tangga yang lebih banyak waktu bersama dengan dia, berbeda dengan
orangtua sendiri. Oleh karena kurangnya perhatian dari rumah, dia
seringkali cari perhatian di sekolah, dia sebetulnya bisa fokus dan
memperhatikan, tetapi dengan ditegur oleh gurunya seolah perhatian kelas
dan guru tertuju pada dirinya. Hal ini menunjukkan adanya kurang
perhatian dari rumah yang dibawa ke sekolah dan di dalam kelas. Sehingga
timbullah perilaku dapat juga karena dia terbiasa cuek maknya dia menjadi
anti sosial.

1. Mengapa ?
a.
 Mengapa Dion sulit berkonsentrasi ketika gurunya sedang mengajar ?
Karena pada dasarnya Dion membutuhkan perhatian yang tertuju kepada
dirinya saja.
 Mengapa Dion main-main di kelas?
Saat perhatian tidak dia dapatkan maka Dion akan mencari pelarian.
 Mengapa Dion sulit mendengarkan ketika ditegur ?
Dunia imajinasinya yang terasah membuatnya dia fokus pada hal itu.
 Mengapa Dion tidak bisa diam ?
Seorang anak yang tidak bisa diam bisa dikatakan dia anak yang istimewa,
karena Dion mengalami salah dalam pola asuh.
b. Kebutuhan dasar yang paling utama adalah DIPERHATIKAN
c. Bentuk kompensasi negatif:
Karena Dion hanya diberikan mainan gadget sebagai solusi permasalahan dari kedua
orangtuanya yang sama-sama sibuk, maka kepekaan sosial Dion juga menjadi
berkurang. Bagaimana cara bergaul dengan teman-temannya, bagaimana cara
bersosialiasi, hingga bagaimana fokus untuk belajar.
d. Kompensasi yang positif:
Dion punya kelebihan di bidang bahasa, matematika dan daya imajinasi yang bagus.
Perlu pengarahan agar dapat mengoptimalkan semua kemampuannya.

2. Target capaian:
a. Untuk siswa
Pertemuan Tindakan Target

1 Berbicara mengenai  Mengajak bicara secara pribadi


game.  Berusaha mengenal Dion (apa
kesukaannya, apa hobinya)
2 Bermain game bersama  Mengajak Dion mengenal dan
dion mengetahui masalah apa saja yang
dia lakukan di kelas
 Mengajar Dion mengenal dampak
dari masalahnya tersebut.
3 Berusaha membantu  Mencari tahu bagaimana dengan
Dion menyelesaikan orangtuanya
permasalahannya
4 Berusaha memberikan  Setelah Dion memahami
solusi masalahnya, berusaha mencarikan
jalan keluar untuk bisa tetap
berkonsentrasi.
 Kita menunjukkan bahwa ketika
teman-temannya menjauhi dia karena
sikapnya yang aneh, kita tunjukkan
sebagai guru untuk tidak
menjauhinya.
5 Tindak lanjut  Terus memantau perubahan dan
perkembangan sikap dan perilaku
Dion di sekolah
 Mengajak dan menghimbau agar
teman-temannya tidak menjauhinya
juga.

b. Untuk orangtua:
Pertemuan Tindakan Target

1 Berusaha untuk  Memanggil dan mengajak bicara


mengenal siapa orangtua kedua orangtuanya
Dion
2 Berusaha untuk  Mengajak berkomunikasi orangtua
mengetahui, “mengapa” dari Dion, bagaimana pekerjaannya,
orangtua dari Dion ini apa pekerjaannya, dan bagaimana
demikian keseharian dalam pekerjaannya.
 Memberitahukan dampak dari
perilaku orangtuanya di rumah yang
kurang perhatian pada Dion sehingga
Dion berperilaku demikian.
3 Menginformasikan dan  Orangtua Dion setidaknya sekalipun
mengedukasi. sibuk bekerja mencari nafkah.
Setidaknya dalam sehari harus
menyempatkan waktu untuk
berkomunikasi dengan Dion.
 Orangtua Dion harus memberikan
perhatian khusus bukan hanya gadget
saja tetapi dukungan moril.
 Orangtua Dion dengan intensif
memberikan perhatian (walau sedikit
waktu), maka kebutuhan perhatian
anak akan tercukupi sehingga Dion
tidak lagi menunjukkan perilaku
mencari perhatian di sekolah.

Anda mungkin juga menyukai