Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KECUKUPAN GIZI AUD DAN SYARAT MAKANAN AUD

(Makalah ini di susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
kesehatan dan gizi AUD)

Dosen pengampu :
Anggia Firmansyah, M.Pd.I.

Di Susun Oleh :

1. Hernawati Yunita
2. Oneng Hayati
3. Dewi Yulianti

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH ASSAIDIYYAH
CIANJUR
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke Hadirat Allah SWT karena


dengan Rahmat dan Hidayah-Nya semata, pembuatan makalah yang berjudul
“kecukupan Gizi AUD & Syarat makanan AUD” dapat terselesaikan dengan baik.
Pembuatan makalah ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan,
dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak, semoga amal baik tersebut dibalas
oleh Allah SWT. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh
teman-teman yang telah membantu menyelesaikan makalah ini dengan sedemikian
rupa.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, saran dan kritik dari semua pihak kami harapkan untuk perbaikan
makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak, sehingga dapat membuka cara berpikir serta memberikan pengetahuan
untuk terus memajukan dunia pendidika, khususnya Pendidikan Anak Usia Dini.

Cipanas, 15 Mei 2024

Penyusun
II

DAFTARISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................II
DAFTAR ISI..........................................................................................................III
BAB I
PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................2
A. Kebutuhan Gizi Anak Usia Dini...................................................................2
B. Syarat makanan
AUD....................................................................................4
BAB III
PENUTUP...................................................................................................7
A. Kesimpulan...................................................................................................7
B. Saran.............................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................9
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tingkat kesehatan seseorang dipengaruhi beberapa faktor di antaranya


bebas dari penyakit atau cacat, keadaan sosial ekonomi yang baik, keadaan
lingkungan yang baik, dan status gizi juga baik. Orang yang mempunyai
status gizi baik tidak mudah terkena penyakit, baik penyakit infeksi maupun
penyakit degeneratif. Status gizi merupakan salah satu faktor penting dalam
mencapai derajat kesehatan yang optimal. Namun pada masyarakat kita masih
ditemui berbagai penderita penyakit yang berhubungan dengan kekurangan
gizi.
Masalah gizi pada dasarnya merupakan refleksi konsumsi zat gizi yang
belum mencukupi kebutuhan tubuh. Seseorang akan mempunyai status gizi
baik, apabila asupan gizi sesuai dengan kebutuhan tubuhnya. Asupan gizi
yang kurang dalam makanan, dapat menyebabkan kekurangan gizi, sebaliknya
orang yang asupan gizinya berlebih akan menderita gizi lebih. Jadi status gizi
adalah gambaran individu sebagai akibat dari asupan gizi sehari-hari.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu kecukupan Gizi AUD?


2. Apa saja syarat makanan AUD?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu kecukupan gizi AUD


2. Untuk mengetahui syarat makanan AUD

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kecukupan Gizi Anak Usia Dini

Terutama pada phase growth spurt (pertumbuhan melonjak), kebutuhan


akan zat gizi meningkat dengan pesat sehingga suatu kondisi defisiensi
{penyakit/kekurangan) pada phase umur ini akan segera berpengaruh pada
pertumbuhan anak tersebut. Pada phase growth plateau .(pertumbuhan
mendatar) kebutuhan akan zat-zat gizi ini pun akan menurun, sesuai dengan
kecepatan tumbuh saat itu. Serta tidak heran bahwa nafsu makan pun
(appetite) akan naik-turun sesuai dengan phase pertumbuhan anak tersebut.
Pentingnya mendapat zat makanan sesuai dengan kebutuhan yang
harus terpenuhi, pertumbuhan dan perkembangan tubuh anak akan berjalan
dengan lancar, termasuk pertumbuhan sel otaknya. Pertumbuhan sel otak yang
maksimal seperti inilah yang sangat dibutuhkan, yang merupakan potensi
untuk kemampuan intelegensinya.
Kebutuhan nutrisi bagi setiap orang, dapat berbeda-beda karena
dipengaruhi oleh faktor genetika dan metaboliknya. Namun, pemenuhan
kebutuhan nutrisi bagi anak-anak itu pada dasarnya sama, yakni untuk
mencukupi segala kebutuhan guna pertumbuhan .untuk mencapai
kebutuhannya. Pemenuhan nutrisi yang baik, akan membantu mencegah
terjadinya penyakit yang akut maupun kronik, di samping menopang
perkembangan serta kemampuan fisik dan mentalnya.
1. Fungsi zat-zat gizi
Dalam garis besar fungsi gizi dibagi dalam 3 kelompok besar yaitu :
a) Zat gizi sumber energi (tenaga): Karbohidrat, lemak, dan protein.
b) Zat gizi pembangun tubuh: Protein.
c) Zat gizi pengatur: Vitamin dan mineral.

2
Zat-zat gizi diatas dalam jumlah yang seimbang dibutuhkan oleh
tubuh dan harus didapatkan didalam makanan sehari-hari agar tubuh
dapat1 menjalankan fungsinya dengan normal seperti : pemeliharaa,
pertumbuhan, perbaikan bagian tubuh yang rusak atau hilang, dll.
2. Zat gizi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan Anak Usia
Dini
a) Air susu Ibu
Mengandung semua zat gizi dalam susunan dan jumlah yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi sampai berumur 3-4
bulan pertama.
b) Energi
Dibutuhkan lebih besar dari orang dewasa, yaitu sebanyak 100-
120 kilokalori per kg berat badan (BB)/hari.
c) Protein
Merupakan sumber asam amino essensial sebagai bahan utama
pertumbuhan dan pembentukan jaringan, mengganti sel yang rusak
serta untuk memelihara keseimbangan asam basa cairan tubuh.
Dibutuhkan lebih banyak daripada orang dewasa serta tergantung dari
jenis proteinnya, semakin baik nilai biologi protein (protein hewani)
semakin sedikit kebutuhannya dibanding dengan protein yang
bersumber dari tumbuhan (protein nabati). kebutuhan untuk bayi
(umur 0-1 Tahun) adalah sebesar 2,5 gr/kg berat badan/hari
d) Lemak
Sebagai penghasil utama kalori berfungsi sebagai pelarut vitamin
A,D,E,K dan pemberi cita rasa sedap pada makanan. Kebutuhan
lemak pada bayi tidak dinyatakan dalam angka mutlak, dianjurkan
15-20% total berasal dari lemak dan 1-2% energi total sebaiknya
berasal dari asam lemak essensial (seperti: asam linoleat, asam
palmitat, asam stearat dan lain-lain) yang sangat dibutuhkan untuk
pertumbuhan juga untuk memelihara kesehatan kulit.

1
Endang Rini Sukamti. 1994. Pengaruh Gizi Terhadap Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak

3
e) Karbohidrat
Sebagai zat pati dibutuhkan 60-70% dari total kalori, Laktosa
misalnya dapat membantu pembentukan flora yang bersifat asam dalam
usus besar dapat meningkatkan absorbsi kalium dan menurunkan
absorbsi fenol. Menu makanan disesuaikan dengan daya cerna anak usia
dini dapat berbentuk makanan lumat dll.
f) Vitamin dan Mineral
Sebagai micronutrien dibutuhkan dalam jumlah kecil. Jenis vitamin
yang dibutuhkan oleh anak , antara lain vitamin A, B, C, D, E dan
vitamin K, sedangkan mineral yang dibutuhkan antara lain Calsium
(Ca), Besi (Fe), Phospor (P) dan sebagainya.

B.Syarat Makanan AUD

Makanan untuk anak usia dini sebagai berikut

1. Makanan untuk usia 6-12 bulan


a) Usia 6 bulan. Pada usia ini sudah diberikan makanan tambahan
pendamping ASI (MP-ASI). Hal ini sudah boleh dilakukan karena
bayi sudah mempunyai reflek mengunyah dengan pencernaaan
yang lebih kuat. Makanan tambahan diberikan dalam bentuk lumat
dan rendah serat, misalnya pisang yang dilumatkan, sari jeruk,
labu, papaya dan biscuit yang dilumatkan dengan susu. Pola
pemberian dilakukan secara bertahap sebanyak 2 sendok makan per
waktu makan dan diberikan 2 kali sehari. aKenalkan setiap jenis
makanan 2-3 hari baru lanjutkan mengenalkan jenis makanan yang
lain.
b) Usia 7 bulan. Pada usia 7 bulan mulai dikenalkan bubur tim saring
dengan campuran sayuran dan protein hewani-nabati. Sehingga
pola menunya terdiri dari buah lumat, bubur susu dan tim saring.
c) Usia 8 bulan. Mulai usia 8 bulan sudah bisa diberi tim cincang
untuk membantu merangsang pertumbuhan gigi, meskipun belum

4
tumbuh gigi, bayi dapat mengunyah dengan gusi. Untuk
meningkatkan kandungan gizi, makanan pada usia ini dapat
ditambah minyak. Minyak akan menambah kalori dan
meningkatkan penyerapan vitamin A dan zat gizi lain.
d) Usia 9 bulan. Secara bertahap mulai dikenalkan makanan yang
lebih kental dan berikan makanan selingan 1 kali sehari. Makanan
selingan berupa: bubur kacang hijau, pudding susu, biscuit susu.
e) Usia 10 bulan. Kepadatan makanan ditingkatkan mendekati
makanan keluarga, mulai dari tim lunak sampai akhirnya nasi pada
usia 12 bulan.

Apa yang harus diperhatikan dalam pemberian MP-ASI?

 Buatlah makanan dari bahan segar yang bebas pestisida dan


pengawet.
 Jangan menggunakan MSG, untuk menggantinya dapat
digunkan keju atau kaldu.
 Kenalkan gula dan garam saat usia 12 bulan.
 Variasikan sehingga anak tidak bosan sehingga kelak anak
terhindar dari kesulitan makan di usia berikutnya.
 Jika membeli makanan bayi dalam kemasan: perhatikan
tanggal kadaluarsa.
2. Makanan anak usia 1-5 tahun
Pada usia ini anak sudah harus makan seperti pola makan keluarga, yaitu:
sarapan, makan siang, makan malam dan 2 kali selingan. Porsi makan pada
usia ini setengah dari porsi orang dewasa. Memasuki usia 1 tahun
pertumbuhan mulai lambat dan permasalahan mulai sulit makan muncul.
Sementara itu aktivitas mulai bertambah dengan bermain sehingga makan
dapat dilakukan sambil bermain. Namun selanjutnya akan lebih baik kalau
makan dilakukan bersama seluruh anggota keluarga dengan
mengajarkannya duduk bersama di meja makan.

5
Beberapa hal yang harus diperhaikan dalam pemberian makan anak usia 1-
5 tahun:
 Selalu variasikan makanan yang diberikan meliputi makanan
pokok, lauk pauk, sayuran dan buah. Usahakan protein yang
diberikan juga berganti sehingga semua zat gizi terpenuhi.
 Variasikan cara mengolah sehingga semua bahan makanan dapat
masuk, misalnya anak tidak mau makanbayam maka bayam dapat
dibuat dalam telur dadar.
 Berikan air putih setiap kali habis makan.
 Hindari memberikan makanan selingan mendekati jam makan
utama.
 Ketika masuk usia 2 tahun jelaskan manfaat makanan yang harus
dimakan sehingga dapat mengurangi rasa tidak sukanya.

BAB III

6
PENUTUP

A. Kesimpulan

Zat gizi merupakan unsur yang terkandung dalam makanan yang


memberikan manfaat bagi kesehatan manusia. Masing-masing bahan makanan
yang dikonsumsi memiliki kandungan gizi yang berbeda. Zat gizi yang
terkandung dalam makanan tersebut berbeda-beda antara makanan yang satu
dengan yang lainnya. Perbedaan tersebut dapat berupa jenis zat gizi yang
terkandung dalam makanan, maupun jumlah dari masing-masing zat gizi.Satu
janis zat gizi tertentu kemungkinan terkadung/ terdapat pada jenis bahan
pangan, namun bisa dimungkinkan zat gizi tersebut tidak terdapat pada bahan
pangan yang lain.
Untuk satu jenis zat gizi tertentu, mungkin saja banyak terkandung pada
satu jenis makanan, namun bisa saja tidak terdapat sama sekali pada makanan
yang lainnya. Selain itu jumlah zat gizi tertentu terdapat dalam jumlah yang
banyak pada salah satu jenis makanan, namun bisa saja hanya terdapat dalam
jumlah yang sangat sedikit pada makanan yang lainnya. Oleh karena itu agar
tubuh tidak kekurangan salah satu zat gizi, maka manusia tidak boleh
tergantung pada satu jenis pangan saja, tapi harus mengkonsumsi makanan
yang beragam jenisnya.
Didalam penilaian status gizi terdapat beberapa metode penilaian yaitu:
Antropometri, Laboratorium, Klinis, Pengukuran konsumsi pangan, Faktor
ekologi. Yang mana akan mempermudah kita dalam memahami penilaian
status gizi, terutama untuk Anak Usia Dini.
B. Saran

Kepada Puskesmas atau instansi kesehatan terkait diharapkan dapat


memperbaiki perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan gizi guna menurunkan
angka gizi kurang. Hal tersebut dapat dilakukan dengan membuat program
atau mengoptimalkan program yang ada, dengan program yang bersifat upaya
promosi mengenai perilaku yang baik dalam memenuhi kebutuhan gizi.

7
Hal ini dapat dilakukan dengan mengoptimalisasi fungsi dari pelayanan
penyuluhan yang sudah ada di posyandu itu sendiri. Selain itu, sebaiknya
dilakukan pelatihan-pelatihan kepada kader-kader secara periodik dan
berkesinambungan, terutama dalam hal keterampilan menangani masalah-
masalah gizi yang sering terjadi dan cara pengukuran status gizi.

8
DAFTARPUSTAKA

Endang Rini Sukamti. 1994. Pengaruh Gizi Terhadap Pertumbuhan Dan


Perkembangan Anak. Penerbit: Cakrawala Pendidikan Nomor 3, Tahun XIII.
http://id.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewarticle&article=416980 (9
April 2020)
Indra Bakti Prakoso, Ahmad Yamin, Raini Diah Susanti. Hubungan Perilaku Ibu
Dalam Memenuhi Kebutuhan Gizi Dan Tingkat Konsumsi Energi Dengan
Status Gizi Balita Di Desa Cibeusi Kecamatan Jatinangor Kabupaten
Sumedang. Penerbit: Fakultas Ilmu Keperawatan (Jl.Raya Bandung-
Sumedang km 21 Jatinangor-Sumedang).
http://journal.unpad.ac.id/ejournal/article/view/761 (9 April 2020)
Priyo Harjatmo Titus, dkk. 2017. Penilaian Status Gizi. Penerbit: Pusat
Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan Badan Pengembangan Dan
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai