Askep Anemia Aplastik
Askep Anemia Aplastik
T DENGAN
ANEMIA APLASTIK DI RUANG FLAMBOYAN 8
RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA
DI SUSUN OLEH
WAHYU PRASTYA
SANTOSO 523095
I. IDENTIFIKASI
A. PASIEN
Nama : Tn. T
Umur : 72 tahun
Jenis Kelamin : Laki laki
Status Perkawinan : menikah
Agama/Suku : islam
Warga Negara : Indonesia
Bahasa yang digunakan : Indonesia/jawa
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Alamat Rumah : Sragen
Dx. Medik : Anemia aplastik
B. PENANGGUNG JAWAB
Nama : Ny. E
Alamat : Sragen
Hubungan dgn pasien : Anak
C. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama :
Demam
2. Riwayat Kesehatan Sekarang :
Pasien datang ke IGD dengan keluhan demam sejak 1 hari. Demam dirasakan terus
menerus dan belum membaik dengan pemberian obat penurun panas. Keluhan diawali
nyeri pada luka kaki kiri yang dialami sejak 1 minggu. Luka awalnya karena tertusuk
bambu dan hanya berukuran 1x2cm. Pasien kemudian merawat luka sendiri dengan
pemberian salep yang tidak diketahui namanya. Namun luka dirasakan semakin lama
meluas dan menghitam. 4 hari luka dirasakan lebih nyeri dan bengkak pada kaki kiri.
Pasien kemudian berobat ke klinik dekat rumah dan mendapatkan obat cefixime
2x100mg, asam mefenamat 3x500mg, dan dexametason 2x0.5mg. Namun karena nyeri
semakin memberat dan demam tinggi pasien memutuskan berobat ke IGD RSDM.
Pasien juga mengeluhkan badan terasa lemas disertai pusing dan badan menjadi pucat.
Lemas dan pusing dirasakan sejak 1 minggu. Lemas dirasakan seluruh tubuh. Keluhan
lemas tidak membaik dengan pemberian makan ataupun minuman manis dan istirahat.
Keluhan lemas bertambah bila pasien melakukan aktivitas berat. Sebelumnya pasien
mengeluhkan gusi mudah berdarah namun saat ini pasien tidak mengeluh gusi berdarah
dan gusi membengkak. Dari igd pasien lalu di bawa ke ruangan flamboyan 8 pukul 20.15
dan mendapatkan terapi infus rl 20 tpm, injeksi ampicilin sulbactam 1.5 gr/jam, infus
metronidazole 500mg/8jam, injeksi omeprazole 40mg/12 jam, infus paracetamol 1gr
ekstra, injeksi methylprednisolone 62.5mg/24 jam.
3. Riwayat kesehatan masa lampau :
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit seperti diabetes,hipertensi,dll
4. Riwayat Kesehatan keluarga :
Keluarga tidak ada yang menderita penyakit yang sama dengan pasien dan tidak
mempunyai Riwayat penyakit penyerta.
D. GENOGRAM
Keterangan:
: Laki - laki
: Perempuan
: Pasien
: Meninggal
Pasien merupakaan anak kedua dari empat bersaudara, Pasien mempunyai empat anak dan
yang dua sudah berkeluarga. Pasien tinggal bersama istri dan kedua anaknya yang belum
berkeluarga. Dalam keluarga pasien tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit
keturunan.
Kuantitatif :
Skala Coma Glasgow : - Respon Motorik :5
- Respon Bicara :6
- Respon Membuka Mata :4
Kesimpulan : 15 normal
2. Tekanan Darah : 144/80
mmHg MAP : 101,3 mmHg
B. ANTROPOMETRI
1. Lingkar Lengan Atas : 20 cm
2. Tinggi Badan : 165 cm
3. Berat Badan : 68 kg
4. I.M.T (Indeks Massa Tubuh) : 25 kg/m2
Kesimpulan : Berat badan pasien lebih
C. PEMERIKSAAN FISIK(head to toe)
1. Kepala:
Bentuk : Bulat, tidak ada benjolan
Kulit kepala : Kulit kepala berminyak dan terdapat sedikit
ketombe
Rambut : Beruban dan pendek
2. Mata:
Konjungtiva : anemis
Sklera : tidak ikterik
Kornea : Jernih, mata kanan dan kiri berespon terhadap rangsang cahaya
3. Hidung:
Kebersihan : Bersih, tidak ada penumpukan serumen
Cuping hidung : Tidak terdapat cuping hidung dan tidak ada alat bantu
4. Telinga : Bentuk simetris kanan dan kiri, bersih, tidak ada penumpukan
serumen, tidak menggunakan alat bantu dengar. Pasien tidak mengalami ganggu
pendengaran
5. Mulut:
Rongga Mulut : cukup bersih
Gusi : Tidak terdapat benjolan
Gigi : cukup bersih
Mukusa bibir : Kering, tidak ada siannosis dan stomatitis
6. Leher : Tidak Ada pembesaran kelenjar tiroid
7. Thorax (Paru-paru)
Inspeksi : Ekspansi dada simetris, irama regular dan
teratur, Palpasi : Taktil fremitus seimbang kanan dan kiri
Perkusi : Kedua lapang paru sonor
Auskultasi : Suara vesicular kanan dan kiri, tidak terdapat bunyi nafas tambahan
8. Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS 5 midklafilkula sinistra
Perkusi : Batas jantung kesan tidak melebar
Auskultasi : Tidak ada bunyi jantung tambahan
9. Abdomen:
Inspeksi : Tidak ada lesi , bentuk abdomen normal
Auskultasi : Peristaltic
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada keempat kuadran
Perkusi : Pekak di kuadran I, timpani pada kuadaran II, III, dan IV
10. Ekstremitas
Edema : Tidak ada
edema Capilary refill : < 2 detik
Turgor Kulit : elastis
Luka : luka bekas terkena bambu di
kaki kiri
5555 5555
A: antropometri
1. Lengan lingkar atas : 20 cm
2. Tinggi badan : 165 cm
3. Berat badan : 68 kg
4. IMT : 205 kg/m²
B: biochemical
1. Hematokrit : Hasil : 30 , nilai rujukan 36-45, satuan %
2. Hemoglobin : Hasil : 10,6 , nilai rujukan 12,1-17,6 satuan g/dL
3. GDS : 84 mg/dl
C: Turgor kulit elastis, lembab, mukosa bibir tidak kering , tidak ada sianosis, tidak ada
stomatitis
D: Pasien mengatakan selama di Rs makan teratur 3x sehari dengan menu dari Rs.
E: Energi didapat dari makanan dan minuman yang dikonsumsi setiap hari.
C. POLA ELIMINASI
Di rumah : Pasien mengatakan BAB lancar 1-2 x/hari bentuk padat bauk khas, BAK
lancar
Di Rumah sakit : Pasien mengatakan tidak bisa lega saat BAB dan BAK di pispot
Aktivitas 0 1 2 3 4
√
Mandi
Berpakaian √
√
Eliminasi
Pindah √
Ambulasi √
Makan dan Minum √
√
Naik tangga
Gosok gigi √
Level 0 : mandiri
Level 1 : membutuhkan penggunaan alat bantu
Level 2 : membutuhkan supervisi/pengawasan orang lain
Level 3 : membuthkan bantuan dari orang lain
Level 4 : ketergantungan/tidak berpartisipasi
B. PEMERIKSAAN EKG
DO :
HB : 10.6
Crt >2 detik
TD : 144/80 mmhg, RR:
20 x/m, N : 90 x/m, S : 36
27/11/2023 Ds: Pasien mengatakan penurunan Resiko Infeksi
luka yang ada di kakinya hemoglobin
semakin membesar dan
di perbanya rembes
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
DK
1 Intoleransi aktifitas berhubungan dengan keletihan ditandai dengan
mengeluh lelah
2 Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi
hemoglobin ditandai dengan warna kulit pucat
3 Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan hemoglobin
membaik 5
- Keluhan lelah
meningkat dari cukup
meningkat 2 ke
cukup menurun 4
-
Perfusi perifer tidak Setelah dilakukan tindakan Intervensi Utama : Perawatan
efektif berhubungan keperawatan selama 3x24 sirkulasi
Observasi
dengan penurunan jam, diharapkan perfusi - Periksa sirkulasi perifer
konsentrasi perifer meningkat dengan (mis. nadi perifer, edema,
hemoglobin kriteria hasil : pengisapan kapiler, warna,
suhu, ankle-brachial index)
ditandai dengan - Penyembuhan luka
- Identifikasi faktor risiko
warna kulit pucat meningkat dari gangguan sirkulasi (mis,
sedang 3 ke diabetes, perokok, orang tua,
hipertensi dan kadar
meningkat 5
kolesterol tinggi)
- Turgor kulit Terapeutik
membaik dari sedang - Lakukan pencegahan infeksi
- Lakukan perawatan kaki
3 ke membaik 5
Edukasi
- Anjurkan melakukan
perawatan kulit yang tepat
(mis. melembabkan kulit
kering pada kaki)
- Informasikan tanda dan gejala
darurat yang harus dilaporkan
(mis. rasa sakit yang tidak
hilang saat istirahat, luka tidak
sembuh, hilangnya Rasa)
Risiko infeksi Setelah dilakukan intervensi Intervensi Utama:
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 Pencegahan infeksi
penurunan jam tingkat infeksi menurun, Observasi:
hemoglobin
dengan kriteria hasil: - Monitor tanda dan gejala
1. Kebersihan badan infeksi lokal dan sistematik
cukup meningkat 4 ke Terapeutik:
cukup menurun 2 - Berikan perawatan kulit pada
2. Kemerahan cukup area edema
meningkat 4 ke cukup Edukasi:
menurun 2 - Jelaskan tanda dan gejala
infeksi
3. Nyeri cukup
- Ajarkan cara mencuci
meningkat 4 ke cukup
tangan dengan benar
menurun 2
- Ajarkan cara memeriksa
kondisi luka atau luka operasi
Kolaborasi:
- Kolaborasi pemberian
imunisasi, jika perlu
IX. IMPLEMENTASI
TTD,
TGL DK JAM IMPLEMENTASI RESPON PASIEN
NAMA
27 2 23.00 Mengkaji DS:
November keadaan umum pasien mengatakan
2023 pasien badanya lemas, kaki
sering kesemutan Wahyu
DO:
HB : 10.6
Crt >2 detik
TD : 144/80 mmhg, RR:
20 x/m, N : 90 x/m, S : 36
1 23.30 Memberikan terapi
obat DS :
- injeksi pasien mengatakan siap
ampicilin diberikan obat
sulbactam DO :
- infus Obat sudah diberikan
metronidazo melalui intravena
le Wahyu
- injeksi
omeprazole
- infus
paracetamol
- injeksi
methylpredn
isolone
3 05.00 Memonitortanda DS:
dan gejala infeksi Paien mengatakan takut
lokal dan sistemik jika luknya semakin
memburuk
DO : Wahyu
Luka pasien tampak
kehitaman, bau khas, dan
rembes
1 09.00 Memberikan DS :
terapi obat pasien mengatakan siap
- injeksi diberikan obat
ampicilin DO :
sulbactam Obat sudah diberikan
- infus
melalui intravena
metronidazo
Wahyu
le
- injeksi
omeprazole
- infus
paracetamol
- injeksi
methylpredn
isolone
3 12.00 Memonitor tanda DS:
dan gejala infeksi Paien mengatakan sakit
lokal dan sistemik pada lukanya
DO :
Wahyu
Luka pasien tampak
kehitaman, bau khas, dan
rembes tampak berkurang
1 09.15 Memberikan DS :
terapi obat pasien mengatakan siap
- injeksi diberikan obat
ampicilin DO :
sulbactam Obat sudah diberikan
- infus melalui intravena
metronidazo
Wahyu
le
- injeksi
omeprazole
- infus
paracetamol
- injeksi
methylpredn
isolone
3 11.50 Memonitor tanda DS:
dan gejala infeksi Paien mengatakan sakit
lokal dan sistemik pada lukanya berkurang
DO :
Wahyu
Luka pasien tampak
kehitaman, bau khas, dan
rembes tampak berkurang