Anda di halaman 1dari 3

RUANG KOLOBORASI TOPIK II

NILAI – NILAI LUHUR SOSIAL BUDAYA SEBAGAI TUNTUNAN

Kelompok : 3

1. HUSNUL HATIMAH (2364823078)


2. INDRIWATI AMALIA PRATIWI (2364823121)

3. JUNI KARTINI (2364823027)

4. JUTAWANTI NOFARIDA M. SA’U (2364823135)

5. KAMARIAH (2364823076)

1. Apa kekuatan konteks sosial kultural (nilai-nilai luhur budaya ) di daerah anda yang sejalan
dengan pemikiran KHD?
Jawaban:
Kekuatan konteks sosial-kultural (nilai-nilai luhur budaya) di daerah saya khusunya di
masyarakat lamaholot yang merupakan salah satu etnik dan budaya yang ada di Provinsi
Nusa Tenggara Timur yang sejalan dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara yaitu :
• Budaya pertama yaitu gotong royong yang dikenal dalam masyarakat lamaholot dengan
nama gemohing. Sebgaian besar masyarakat lamohot bekerja sebagai petani jadi budaya
gemohing lebih sering dipraktikan dalam bidang pertanian, tetapi uniknya gemohing
tidak terbatas pada penggarapan lahan melainkan juga dalam hal lain seperti
membangun rumah, atau pun pendidikan contohnya dalam membangun rumah ibada
agama islam semua masyarakat dari agama lain ikut memberi sumbangan dan ikut kerja
bersama membangun masjid setelah itu masyarakat makan bersama dan jika ada satu
anak dari salah satu keluarga inggin melanjuntukan pendidkan ke kota maka keluarga
yang lainya akan mengumpulkan uang untuk membantu anak tersebut dalam biaya
pendidikan. Prinsip dari masyarakat lamaholot adalah bahwa mereka harus
mengerjakan pekerjaan mereka secara bersama-sama agar pekerjaaan-pekerjaan
tersebut menjadi lebih mudah karena sudah seharusnya manusia bekerja sama antara
satu dengan yang lainnya hal ini sejalan dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara yaitu
pendidikan bukan hanya tentang pemberian pengetahuan akademis semata, tetapi juga
melibatkan pengembangan kepribadian dan karakter individu.
• Budaya yang kedua yaitu mencintai daerah asalnya yang dikenal dengan Lowo. Bagi
masyarakat Lamaholot, Lewo lebih di identikkan dengan kampung halaman. Di dalam
setiap Lewo, masyarakat terikat pada suku-suku sebagai wujud generasi dari
keturunannya. Hal tersebut dibuktikan dengan nama yang melekat pada sebagian besar
Masyarakat Lamaholot sehingga memudahkan masyarakat lainnya mengenal dan
mengetahui dari mana asal usulnya, bahkan sejauh manapun dia pergi tentu nama suku
yang melekat pada dirinya memberikan identitas tersendiri tentang Lewo dan suku
orang tersebut. Masyarakat Lamaholot terbentuk secara turun temurun oleh tradisi, adat,
dan kebiasaan atau dalam Bahasa Lamaholotnya mei wutun , worak wakon ( kemanapun
kita pergi, disanapun kita sampai, kita semua adalah saudara sedarah-se-asal).
Masyarakat lamaholot yang berada di perantauan akan selalu mengingat tanah
kelahiranya dengan satu tahun sekali semua masyarakat yang ada di perantaun pulang
ke kampung halaman membuat acara adat Bersama untuk membangun silahturahmi
dan membahas pembangunan daerahnya. Hal ini sejalan dengan pemikiran Ki Hadjar
Dewantara Ki Hadjar Dewantara yang mengusulkan pendekatan pendidikan yang
berbasis budaya lokal untuk mempertahankan dan menghargai budaya serta kearifan
lokal dalam proses pembelajaran.
2. Bagaimana pemikiran KHD dapat di kontekstualkan sesuaikan dengan nilai-nilai luhur
kearifan budaya daerah asal yang relavan menjadi penguatan karakter peserta didik sebagai
individu sekaligus anggota Masyarakat pada konteks lokal sosial budaya di derah anda ?
Jawaban:
Pemikiran Ki Hadjar Dewantara dapat di kontekstualkan sesuai dengan nilai-nilai
luhur, kearifan budaya dearah asal yang relevan menjadi penguatan karakter peserta
didik sebagai individu, sekaligus sebagai anggota masyarakat pada konteks lokal
sosial budaya di daerah saya yaitu gotong royong peduli terhadap sesama, peduli
terhadap lingkungan dan cinta tanah air. Beragamnya budaya yang ada di Masyarakat
lamaholot akan menunjang pengembangan nilai-nilai luhur yang menjadi penguatan
karakter murid sebagai individu dan sebagai anggota masyarakat. Masyarakat
lamoholot telah mewujudkan nilai-nilai religuis, toleransi, tolong-metolong, gotong
royong , persatuan dan keadilan serta cinta tanah air.
3. Sepakati satu kekuatan pemikiran KHD yang menbakan akau peserta didik di kelas
atau sekolah anda sesuai dengan konteks lokal sosial budaya di derah anda!
Jawaban:
Satu pemikiran Ki Hadjar Dewantara yang kami sepakati untuk menebarkan perilaku
peserta didik di kelas atau sekolah kami sesuai dengan konteks lokal sosial budaya
di daerah kami yang dapat di terapkan yaitu : Nilai gotong royong toleransi dan
nasioanalis karena hal tersebut dapat menguatkan karakter peserta didik sesuai dengan
visi misi pelajarPancasila.

Anda mungkin juga menyukai