Anda di halaman 1dari 106

JURUSAN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU

DOSEN PEMBIMBING
UPA 6A
R. LISA SURYANI, S.T., M.T ST

STUDIO
PERANCANGAN ARSITEKTUR 6

Perancangan Kawasan dengan Penekanan Kepada


Perancangan Kawasan Multifungsi secara Terintegrasi
ANGGOTA KELOMPOK

ANDITA NURUL K.P HABIB ROMADHANI SYAFIRA ANJANI M.ULIN NUHA NUR ASTRI NADIRA
2107110037 1907156319 2107110667 2107125063 2107125057

FARHAH CHRISPO SAPUTRA RAISA NAURAH M. SALIM ADNIN


DURATUL ADIBAH 2107125070 2107125060 2107113127
2107134486
DESKRIPSI
Kawasan Perancangan
DEFINISI Kawasan Perancangan
Kawasan
Kawasan merupakan satu kesatuan lingkungan yang teratur oleh batas-
batas tertentu. Kawasan adalah wilayah yang memiliki ciri khas atau
karakteristik tertentu, baik dari segi geografis, sosial, ekonomi, budaya,
atau lingkungan.

Menurut Nia.K Pontoh dalam bukunya yang berjudul Pengantar


Kawasan Perancangan
Perencanaan Perkotaan (2008), kawasan merupakan suatu wilayah yang Kawasan Perancangan adalah suatu wilayah yang memiliki
batasannya bersifat fungsional sering dipergunakan terminologi lain yang karakteristik fisik dan sosial yang berbeda dengan wilayah di
lebih spesifik. Maknanya, kawasan merupakan suatu wilayah yang sekitarnya (Kevin Linch, 1960).
dibatasi oleh batasan fungsional dan kegunanaan tertentu yang
membedakannya dari daerah disekitarnya. Kawasan perancangan dapat dipahami sebagai wilayah yang

Perancangan memiliki kesatuan karakteristik, fungsi, makna, identitas, tujuan,


dan sasaran pembangunan. Kawasan ini dirancang dan
dikembangkan untuk mencapai tujuan tertentu, dengan
Perancangan adalah sebuah proses untuk mendefinisikan sesuatu yang memperhatikan faktor-faktor fisik, sosial, ekonomi, dan
akan dikerjakan dengan menggunakan teknik yang bervariasi serta lingkungan.
didalamnya melibatkan deskripsi mengenai arsitektur serta detail
komponen dan juga keterbatasan yang akan dialami dalam proses Perancangan kawasan merupakan bagian integral dari
pengerjaannya. (Wicaksono, 2011). perencanaan kota. Perancangan kawasan yang baik akan
membantu mewujudkan kota yang berkelanjutan, ramah
Perancangan dalam arsitektur adalah penggabungan berbagai unsur lingkungan, dan nyaman bagi warganya.
ruang untuk menampung suatu proses kegiatan sehingga menghasilkan
suatu keseluruhan yang lebih kaya dan bermakna. Dalam melakukan
suatu perancangan perlu adanya suatu analisis-analisis perancangan
yang berfungsi sebagai acuan untuk membentuk perancangan yang
tepat sasaran. Dari analisis-analisis tersebut kemudian ditentukan sebuah
konsep perancangan.
TEORI Perancangan Kawasan Dalam teori urban design menurut Shirvani (1985), terdapat
DELAPAN ELEMEN PERANCANGAN KOTA, meliputi:
HAMID SHIRVANI, 1985

TATA GUNA LAHAN BENTUK DAN MASSA BANGUNAN SIRKULASI DAN PARKIR RUANG TERBUKA
(LAND USE) (BUILDING FORM AND MASSING) (CIRCULATION AND PARKING) (OPEN SPACE)

Merupakan rencana dua dimensi berupa Membahas mengenai bagaimana bentuk Elemen perancangan kota yang secara Elemen yang esensial dalam perancangan
denah peruntukan lahan sebuah kota, dan massa-massa bangunan yang berada langsung dapat membentuk, mengarahkan kota, sehingga perencanaannya harus
dimana ruang-ruang tiga dimensi akan di suatu kawasan dapat membentuk dan mengendalikan pola aktifitas/kegiatan integral dengan perancangan kota. Open
dibangun di tempat-tempat sesuai dengan sebuah kota serta bagaimana hubungan suatu kota, sebagaimana halnya dengan space didefinisikan sebagai suatu bentang
fungsi bangunan tersebut. antar-massa (banyak bangunan) yang keberadaan sistem transportasi dari jalan lahan, bentuk-bentuk lahan luas (jalan,
terdapat dalam kawasan tersebut. publik, pedestrian ways dan tempat-tempat trotoar, taman) dan ruang-ruang yang
transit yang saling berhubungan akan digunakan untuk rekreasi dalam kawasan
membentuk pergerakan (suatu kegiatan). kota. Terbentuk karena adanya kebutuhan
untuk bertemu ataupun berkomunikasi.

JALUR PEDESTRIAN AKTIVITAS PENDUKUNG PENANDA PEMELIHARAAN/ PELESTARIAN


(PEDESTRIAN WAYS) (ACTIVITY SUPPORT) (SIGNAGE) (PRESERVATION)

Sebagai elemen kenyamanan dan elemen Dalam hubungannya dengan perancangan Segala sesuatu yang secara fisik dapat Pemeliharaan suatu individual bangunan
pendukung bagi para pejalan kaki serta kota, pendukung kegiatan berarti suatu menginformasikan sesuatu pesan tertentu harus selalu dikaitkan dengan keseluruhan
kehidupan ruang-ruang kota. Sistem jalur elemen kota yang mendukung dua atau kepada masyarakat kota. Bentuk dari kota. Konsep tentang pemeliharaan kota
pedestrian dapat mengurangi lebih pusat kegiatan umum yang berada penandaan secara fisik merupakan sesuatu memperhatikan beberapa aspek, antara
ketergantungan terhadap kendaraan dikawasan pusat kota yang mempunyai yang mudah untuk dibaca (legibility). Jenis lain bangunan-bangunan tunggal, struktur
dalam suatu kota, dan memperbaiki konsentrasi pelayanan yang cukup besar. penanda diantaranya: Identification Sign, dan gaya arsitektur, hal yang berkaitan
kualitas udara. Directional Sign, Warming Sign, Regulatory dengan kegunaan, umur bangunan atau
and Prohitory Sign, dan Operatory Sign. kelayakan bangunan.
TEORI Perancangan Kawasan
KEVIN LINCH, 1960

Dalam perencanaan karakter sebuah


kawasan baik itu dengan skala kota
atau kawasan, dengan tujuan untuk
meningkatkan kualitas suasana kawasan NODE (SIMPUL) LANDMARK (TENGGER)
Merupakan simpul dari path (jalur Landmark merupakan titik referensi
tersebut, bernilai jual dan khas, terdapat sirkulasi) yang diberikan sebuah seperti elemen node, tetapi orang tidak
penekanan untuk meningkatkan dapat masuk ke dalamnya karena bisa
5 elemen yang membentuk suatu image pengenalan dan orientasi pada jalur dilihat dari luar letaknya. Landmark
kota secara fisik dan mewakili cita rasa sirkulasi tersebut. Nodes merupakah titik adalah elemen eksternal dan merupakan
atau spot strategis dalam sebuah kota bentuk visual yang menonjol dari kota,
suatu kawasan serta memberikan citra dimana pengamat bisa masuk dan misalnya gunung atau bukit, gedung
merupakan fokus untuk ke dan darimana tinggi, menara, tanda tinggi, tempat
yang kuat terhadap kota. Kelima elemen dia berjalan, berupa persimpangan ibadah, pohon tinggi, dan sebagainya.
tersebut relevan untuk diterapkan. jalan, pertemuan path, atau ruang
terbuka.

LIMA ELEMEN PEMBENTUK CITRA


KOTA adalah nodes, edges, paths,
districts, dan landmarks (Kevin Lynch,
1960).

PATH (JALUR) EDGE (TEPIAN) DISTRICT (KAWASAN)


Adalah jalur sirkulasi atau akses Adalah elemen linear yang tidak Adalah kawasan kota yang bersifat dua
pergerakan pengguna kawasan dalam digunakan atau dipertimbangkan dimensi dengan skala kota menengah
melakukan kegiatan, bentuk‐bentuk jalur sebagai path oleh pengamat. Dikatakan sampai luas, dimana manusia
ini dapat berupa jalan, trotoar, gang, juga sebagai batas maya yang merasakan masuk dan keluar dari
atau apapun yang sesuai dengan fungsi membedakan kawasan satu dengan kawasan yang berbeda karakter. Distrik
tersebut, keberadaan elemen‐elemen kawasan lainnya, sebagai mana merupakan wilayah yang memiliki
fisik disepanjang jalur sirkulasi ini landmark. Batas bisa berupa pantai, kesamaan berupa karakter bangunan
menciptakan ruang gerak yang dinding, deretan bangunan, atau jajaran secara fisik, fungsi wilayah, latar
berkarakter dan khas. pohon/ lansekap. belakang sejarah dan sebagainya.
Merancang kota (kawasan) menurut Trancik (1986), adalah tindakan

TEORI Perancangan Kawasan untuk menstrukturkan ruang-ruang di kota tersebut sehingga tercipta
tatanan; keindahan serta rasa kenyamanan. Ada 3 teori perancangan
ROGER TRANCIK, 1986 kota (kawasan) yang dikemukakan oleh Trancik (1986), yaitu:

TEORI TEORI TEORI


FIGURE GROUND LINKAGE PLACE

Teori Figure Ground adalah teori yang Teori Linkage adalah teori ruang kota yang Teori Place adalah teori yang membahas
mengambarkan total suatu kawasan. Sedangkan menekankan pada hubungan dan pergerakan yang keterkaitan antara kawasan dengan faktor
fungsi teori ini adalah untuk menunjukan tekstur terjadi pada beberapa bagian kawasan kota. manusianya, yang menekankan pada
kota melalui bentuk massa bangunan (building perkembangan suatu kawasan kota terkait dengan
massa) sebagai solid dan ruang terbuka (open Linkage merupakan pendekatan dari jaring-jaring nilai historis, sosial dan kebudayaan serta
space) sebagai void, untuk mengidentifikasi pola sirkulasi (network circulation) yang menjadi motor lingkungan.
spasial kawasan pusat kota tersebut. Analisis penggerak bentukan kota dan sebagai pengikat
dilakukan dengan cara penggambaran dalam peta serta memadukan berbagai aktifitas bentukan kota. Sebuah place dibentuk sebagai sebuah space jika
black (hitam = masa bangunan) dan white (putih = Jaring-jaring tersebut dapat berupa jalan, gang, memiliki ciri khas karakter dan suasana tertentu
ruang terbuka) untuk memperlihatkan komposisi jalur pedestrian, ruang terbuka yang berbentuk yang berarti bagi lingkungannya. Karakter tersebut
atau pola kawasan kota. Solid merupakan elemen linier, maupun bentuk yang secara fisik menjadi ditunjukkan dengan kualitas fisik atau tempat yang
masif (bangunan) berfungsi sebagai wadah penghubung antar bagian kota atau kawasan. dapat menimbulkan image yang cukup kuat
kegiatan manusia, sedangkan void merupakan terhadap tempat tersebut. Kualitas fisik tersebut
ruang terbuka dalam lingkup kawasan, yang terdiri Linkage dapat digunakan untuk melihat dinamika adalah suatu kemampuan mendatangkan kesan
atas : suatu kawasan/kota dan memperhatikan inti dan (imageability) yang erat kaitannya dengan
1) Internal void: adalah ruang terbuka yang berada arah pertumbuhan kota melalui pola pergerakan kejelasan atau kemampuan suatu tempat untuk
dalam lingkup suatu bangunan. Kualitas internal dan sirkulasi yang memberi image atau citra pada dibaca (legibility) yang diperkuat dengan tiga
void dipengaruhi oleh konfigurasi bangunan serta kota tersebut. komponen sebagai berikut (Lynch, 1960).
keunikan dari fascade interior bangunan yang 1. Identitas (identity): identifikasi dari suatu obyek,
melingkupinya. Pendekatan teori ini dibagi menjadi 3, yaitu: yang mampu membedakan dengan obyek
2) Eksternal void: merupakan ruang terbuka yang linkage visual: lima elemen, yaitu (1)garis, lainnya, dapat menjelaskan bentuk fisik dan
berasal dari luar lingkup bangunan dan bersifat (2)koridor, (3)sisi, (4)sumbu (5)irama. posisi/letak dari obyek.
public domain. Kualitas ruang yang ditimbulkan linkage struktural: tiga elemen, yaitu 2. Struktur (structure): gambaran kawasan yang
dipengaruhi oleh fascade-fascade bangunan yang (1)tambahan, (2)sambungan, (3)tembusan. meliputi pengertian ruang atau pola hubungan
melingkupinya, sehingga dapat dikatakan bersifat linkage kolektif: tiga elemen bentuk kolektif, dari pengamat dengan suatu obyek tertentu
kontekstual. yaitu (1)bentuk komposisi, (2)bentuk mega, serta kaitannya dengan obyek lainnya.
(3)bentuk kelompok. 3. Makna (meaning): sesuatu yang harus dimiliki
obyek, sehingga obyek tersebut mempunyai arti
bagi pengamat baik secara fungsi maupun
emosi.
TEORI Perancangan Kawasan
Pengertian ruang publik adalah suatu tempat umum bagi
masyarakat melakukan aktivitas rutin dan fungsional yang
mengikat sebuah komunitas, baik dalam rutinitas normal dari
STEPHEN CARR, 1992
kehidupan sehari-hari, maupun dalam perayaan yang periodik
(Carr, 1992).

Menurut Stephen Carr, dkk (1992:19) terdapat 3 (tiga) kualitas utama sebuah ruang publik, yaitu:

TANGGAP DEMOKRATIS BERMAKNA


(RESPONSIVE) (DEMOCRATIC) (MEANINGFUL)

Berarti bahwa ruang tersebut dirancang dan Berarti bahwa hak para pengguna ruang Berarti mencakup adanya ikatan emosional
dikelola dengan mempertimbangkan publik tersebut terlindungi, pengguna ruang antara ruang tersebut dengan kehidupan
kepentingan para penggunanya. publik bebas berekspresi dalam ruang para penggunanya.
tersebut, namun tetap memiliki batasan
tertentu karena dalam penggunaan ruang
bersama perlu ada toleransi diantara para
pengguna ruang.

Secara historis macam-macam tipologi ruang terbuka publik dalam


perkembangannya memiliki banyak variasi tipe dan karakter antara
lain: Taman-taman publik (public parks), lapangan dan plaza
(squares and plaza), taman peringatan, pasar (markets), jalan
(streets), tempat bermain (playgrounds), ruang terbuka untuk
masyarakat (community open spaces), jalan hijau dan jalan taman
(greenways and parkways), atrium/pasar tertutup (atrium/indoor
market place), tepi laut (waterfronts).
PRINSIP Desain Kawasan
Menurut Llewelyn dan Davies (2006), terdapat 7 prinsip yang perlu
diperhatikan dalam mendesain sebuah kawasan yaitu sebagai berikut:

Places for People Enrich the Existing

Sebuah tempat dalam suatu Pemabangunan atau revitalisasi


lingkungan perkotaan harus dapat suatu kawasan perkotaan harus
memberi prinsip-prinsip kemudahan dapat meningkatkan atau
dalam berbagai hal, seperti memperkaya kualitas yang sudah
kemudahan keamanan, kenyamanan, ada. Aspek visual, aspek fungsi
keberagaman, dan juga keindahan kawasan maupun aspek lainnya
agar warga kota dapat menikmati daam skala makro (kota, wilayah)
ruang publik yang baik. maupun skala mikro (kawasan) harus
menunjukan pembangunan kearah
yang lebih baik.

Make Connections Work with the Landscape

Memudahkan pengguna dalam Menciptakan ruang kota yang


mencapai lokasi yang dituju melalui mampu menyeimbangkan antara
integrasi fisik maupun visual pada lingkungan alam dan lingkungan
kawasan, baik dengan berjalan kaki, binaan dan memanfaatkan sumber
bersepeda, menggunakan daya intrinsik: iklim, bentuk lahan,
kendaraan umum maupun lansekap dan ekologi untuk
menggunakan kendaraan pribadi. memaksimalkan konservasi energi.
PRINSIP Desain Kawasan
Menurut Llewelyn dan Davies (2006), terdapat 7 prinsip yang perlu
diperhatikan dalam mendesain sebuah kawasan yaitu sebagai berikut:

Mix Uses and Form Manage the Investment

Mewadahi berbagai fasilitas untuk Konsep pengembangan kawasan


memenuhi kebutuhan dari pengguna yang cukup mudah untuk
ataupun kelompok pengguna pada dikembangkan dengan efisiensi
kawasan. biaya serta sesuai dengan
kebutuhan pasar. Tetapi tetap harus
Mampu menyatukan dan menjaga komitmen rancangan
menyelaraskan bentuk, penggunaan, kawasan yang jangka panjang dan
kepemilikan, dan kepadatan berkelanjutan.
bangunan yang beragam.

Design for Change

Harus fleksibel terhadap perubahan


yang akan terjadi akibat faktor
pengguna, gaya hidup dan
demografi. Dalam hal
pengembangan, tentunya design
atau perancangan harus mampu
beradaptasi terhadap segala bentuk
perubahan fungsi di masa depan.
OBJEK Rancangan
Menurut Commercial and Mixed-Use Development
PERANCANGAN KAWASAN Code Handbook, Prinsip Kawasan Multifungsi, yaitu:
KOMERSIAL MULTIFUNGSI TERPADU
Compact Mixed
Development Land Use
Menurut Endy Marlina (2008), Kawasan Komersial
adalah kesediaan ruang yang memungkinkan
Bangunan, area parkir, jalan, jalan kendaraan, Mengembangkan beberapa tipe dari tata guna
adanya kegiatan yang berhubungan dengan niaga
dan ruang publik dibangun dengan jarak yang lahan yang dipergunakan secara bersamaan di
atau perdagangan yang dibuat untuk mencari
pendek, pengurangan penggunaan kendaraan, suatu lokasi, untuk memperpendek jarak,
keuntungan. memfasilitasi transportasi alternatif, seperti
meminimalisasi energi yang ada, dan
mengurangi polusi udara. berjalan kaki, bersepeda, dan transportasi
Menurut Endy Marlina dalam bukunya Perancangan umum.
Bangunan Komersial (2008:280), Mixed Use
Building merupakan pendekatan perancangan Street Creating and Protecting
yang berusaha menyatukan berbagai aktivitas dan Connections Public Spaces
fungsi yang berada di bagian area suatu kota.
Menghubungkan perkembangan, lingkungan, Menciptakan dan merawat public space seperti
Kawasan Multifungsi Terpadu merupakan daerah dengan jalan publik untuk melayani sidewalks, plaza, taman, bangunan umum, dan
pengembangan yang berkaitan dengan masyarakat secara efisien dengan penggunaan tempat pertemuan untuk mengakomodasi
kelengkapan bangunan dan keragaman fungsi semua alat transportasi. kebutuhan akan pertemuan informal dan
yang ditampung. Kawasan multifungsi ini interaksi sosial.
memungkinkan terjadinya pencampuran elemen- Pedestrian Access, Safety, Parking and Efficient
elemen berbeda yang memberikan dukungan antar and Comfort Land Use
elemen, baik secara ekonomi maupun sosial.
Dengan demikian kawasan campuran ini perlu Membangun on-site vehicle dan sistem sirkulasi Mendesain dan mengatur area parkir menjadi
didasari oleh pertimbangan yang sesuai dengan pejalan kaki yang aman, nyaman, menarik untuk lebih efisien dengan meminimalisasi area parkir
kaidah penataan ruang dan prinsip pembangunan pejalan kaki. yang tidak diperlukan.
berkelanjutan sehingga tidak menimbulkan
permasalahan baru. Crime Prevention Human Scaled Building
and Security Design
Kawasan multifungsi terpadu adalah salah satu
solusi untuk mengatasi berbagai masalah Menerapkan perencanaan dan solusi desain Mendesain bangunan dengan skala manusi,
perkotaan, seperti kemacetan, polusi udara, dan yang dapat meminimalisasi peluang terjadinya kenyamanan pedestrian dan mampu menyatu
kekurangan ruang publik. kejahatan dan penurunan keamanan publik. dengan penggunaan lahan lainnya.
OBJEK Rancangan
PERANCANGAN KAWASAN
KOMERSIAL MULTIFUNGSI TERPADU

Perdagangan dan jasa (pusat perbelanjaan,


Fungsi-fungsi yang akan dikembangkan
hotel bisnis, convention&exhibition center,
di dalam kawasan perancangan
restoran, pertokoan retail, food court dan
nantinya adalah sebagai berikut:
street vendor) Shared parking space

Perkantoran (kantor swasta, kantor sewa,


co-working space) Ruang terbuka publik Jaringan pedestrian

Public amenities
Hunian vertikal (public toilet, charging station) Fungsi lain yang mendukung
KONEKSI DAN SIRKULASI Kawasan
Menurut Llewelyn dan Davies (2006), yang menjadi bahan pertimbangan dalam desain sirkulasi kawasan antara lain sebagai berikut:

Akses dan Mobilitas Pejalan Kaki Sirkulasi Sepeda

Persimpangan
Transportasi Publik Kendaraan Pribadi Titik Perpindahan Moda
(simpul jalan)

Aspek lain yang perlu diperhatikan adalah area masuk kawasan (main entrance), hirarki jalan (rute) dan parkir kawasan.
KRITERIA Pedestrian
Pedestrian yang baik, memenuhi beberapa kriteria Menurut Keputusan Menteri 468 tentang Persyaratan
berikut: Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan
Connections (Angga Nugraha, 2015), persyaratan standar pedestrian untuk
Mengkoneksikan tempat-tempat yang ingin pengguna normal dan penyandang cacat adalah:
dituju oleh pengguna, pada satu kawasan Ukuran
dengan tema khusus, koneksi yang baik
Lebar minimum jalur pedestrian adalah 136 cm untuk jalur satu
memberikan kejelasan rute bagi pengguna
untuk mencapai titik-titik lokasi yang arah dan 180 cm untuk jalur dua arah. Pedestrian harus bebas
ditawarkan. tiang, rambu-rambu, pohon dan street furniture lain yang dapat
Convenience Conspicuousness menjadi penghalang bagi penyandang cacat.
Permukaan
Permukaan jalan harus stabil, kuat, tahan cuaca, bertekstur
halus dan tidak licin. Bila menggunakan karpet, ujungnya harus
Memiliki rute yang jelas dan Rute mudah ditemukan kencang dan memiliki trim permanen.
mudah untuk mencapai dengan pengolahan Kemiringan
lokasi yang dituju permukaan jalan atau
penanda yang
Kemiringan maksimum 7 derjat, terutama untuk keamanan dan
pengguna.
mengarahkan pedestrian. kenyamanan penggunaan pedestrian oleh penyandang cacat.
Comfortable Convivial Area istirahat
Disarankan terdapat pemberhentian pada setiap 9 m.
Pencahayaan
Berkisar antara 50-150 lux tergantung pada intensitas
pemakaian, kebutuhan keamanan dan kenyamanan kegiatan.
Memiliki kualitas dan lebar Rute yang ditawarkan
jalan yang sesuai standar. atraktif dan aman.
TEMA Perancangan Prinsip Kota Berkelanjutan
Calthorpe, 2017 1. Menggunakan beragam alat
SUSTAINABLE transportasi, seperti sepeda,
SMART CITY angkutan umum, dan kendaraan
otonom, untuk menciptakan jalur
dengan mengusung konsep Preservasi
Mixed-Use transit yang bervariasi. Sehingga
kota padat lahan (compact city) Lingkungan
sarana transportasi ramah
lingkungan akan menjadi prioritas di
Menurut American Institute of Architect, Transportasi Pejalan
jalan dan pikiran kita.
Publik Kaki
Sustainable (Berkelanjutan) adalah kemampuan 2. Melestarikan ekologi alam, lanskap
masyarakat untuk bertahan hidup dengan
pertanian, dan situs warisan budaya.
menggunakan sumber daya alam yang mereka TOD Pesepeda
3. Menciptakan lingkungan serba guna
miliki tanpa perlu menghabiskan atau
dan berpendapatan campuran. Hal
menggunakan secara berlebih, dimana sistem Konektivitas
ini akan memungkinkan terjadinya
yang mereke gunakan membutuhkan sumber daya
integrasi yang lebih baik dari
tsb.
berbagai komunitas dan mengurangi
kesenjangan antar individu.
Menurut Budiharjo dan Sudjarto (2012) pengertian
pembangunan berkelanjutan adalah kota yang 4. Merancang jalan yang dapat dilalui pejalan kaki dan lingkungan berskala manusia.
dalam perkembangannya mampu memenuhi 5. Memprioritaskan jaringan sepeda dan jalan bebas kendaraan bermotor.
kebutuhan masyarakatnya masa kini, mampu 6. Menciptakan jaringan jalan yang memungkinkan banyak rute menuju ke tempat yang
berkompetisi dalam ekonomi global dengan sama, bukan hanya rute tunggal. Dengan begitu, warga bisa menggunakan beragam
mempertahankan keserasian lingkungan vitalitas alat transportasi (jalan kaki, sepeda, dan angkutan umum) untuk menuju ke suatu
sosial, budaya, politik, dan pertahanan tempat.
keamanannya tanpa mengabaikan atau 7. Mengembangkan transit berkualitas tinggi dan BRT terjangkau. Sehingga
mengurangi kemampuan generasi mendatang menghadirkan transportasi umum sebagai alternatif pilihan pertama ketika berjalan
dalam pemenuhan kebutuhan mereka. kaki dan bersepeda bukanlah suatu pilihan.
ASPECTS OF SUSTAINABLE CITY
Pengoptimalan penggunaan energi
melalui desain hemat energi,
penggunaan peralatan dan bahan
1
bangunan yang efisien, serta penerapan
sumber energi terbarukan seperti panel
surya atau turbin angin.
Meningkatkan kualitas udara dan
2 mengurangi polusi dengan membangun
taman, ruang terbuka hijau, dan hutan
kota.
Meminimalkan dampak lingkungan dari
sebuah bangunan, mendorong
3
penggunaan material ramah lingkungan
dan daur ulang, serta meningkatkan
kualitas hidup penghuni. Mendorong dan mendukung kegiatan
4 pertanian perkotaan, serta meningkatkan
ketahanan pangan dan akses terhadap
makanan segar.
Melibatkan masyarakat dalam proses
perencanaan dan pengambilan
keputusan terkait pembangunan kota, 5
serta meningkatkan kesadaran
masyarakat tentang pentingnya
keberlanjutan.
6 Menyediakan sistem transportasi publik
yang andal, nyaman, dan terjangkau.
Membangun infrastruktur yang ramah Mendorong penggunaan transportasi
pejalan kaki, seperti trotoar yang luas publik dan mengurangi penggunaan
dan rata, jalur khusus pejalan kaki, dan 7 kendaraan pribadi.
penyeberangan jalan yang aman.
Mendorong penggunaan transportasi
non-motor, seperti berjalan kaki,
bersepeda, dan transportasi publik.
TEMA Perancangan SUSTAINABLE SMART CITY adalah konsep pengembangan
perkotaan yang menggabungkan teknologi informasi dan
SUSTAINABLE komunikasi dengan prinsip-prinsip keberlanjutan untuk
SMART CITY meningkatkan kualitas hidup warga, efisiensi operasional kota,
dan daya saingnya.
dengan mengusung konsep
kota padat lahan (compact city) Kota Cerdas Berkelanjutan menawarkan potensi besar untuk
meningkatkan kualitas hidup, efisiensi, dan daya saing kota.
Menurut Cohen Boyd (2017), Smart City (Kota Pintar) Namun, perlu diupayakan agar teknologi digunakan secara
merupakan sebuah kota yang menggunakan ICT secara bijaksana dan inklusif, dengan memperhatikan prinsip-prinsip
efektif dan efisien untuk meningkatkan sumber daya dan keberlanjutan dan keadilan sosial.
pelayanan, menghasilkan penghematan energi dan biaya,
serta mengurangi jejak lingkungan untuk mendukung inovasi Kerangka kerja Smart Sustainable City diturunkan menjadi
dan ekonomi ramah lingkungan. komponen :
Komponen Enabler adalah pilar dari komponen smart city
Kota Pintar didefinisikan juga sebagai kota yang mampu yang meliputi tata kelola, sumber daya manusia, dan
menggunakan SDM, modal sosial, dan infrastruktur teknologi. Komponen enabler menjadi input atau kondisi
telekomunikasi modern untuk mewujudkan pertumbuhan yang diperlukan bagi suksesnya implementasi smart city
ekonomi berkelanjutan dan kualitas hidup yang tinggi secara berkelanjutan. Komponen enabler adalah pondasi
dengan manajemen sumber daya yang bijaksana melalui dari terlaksananya smart sustainable city yang terdiri dari
pemerintahan berbasis partisipasi masyarakat (Caragliu, A., komponen tata kelola institusi dan teknologi.
dkk dalam Schaffers, 2010:3). Komponen Dimensi adalah sektor layanan yang harus
dipenuhi oleh kota/kabupaten untuk mewujudkan
Sebuah kota dapat dikatakan smart bila dapat kota/kabupaten yang berkualitas untuk ditempati.
memecahkan masalah tiga aspek utama dalam kota yaitu Giffinger, et al., (2007) membagi smart city dalam 6
fisik, sosial dan ekonomi dengan menggunakan teknologi indikator utama, yaitu smart mobility, smart governance,
dan sumber daya yang ada pada kota tersebut secara smart environment, smart living, smart people, dan smart
efisien dan efektif (Agus Eka Pratama, 2014). economy .
SMART CITY

Smart Smart
Mobility People

Smart Smart
Living Economy

Smart Smart
Governance Environment
t
SMART CITY
NO PRINSIP DESKRIPSI PENERAPAN

Sebuah sistem yang mengatur tentang kemudahan dan mobilitas baik di


Mengembangkan sarana dan prasarana sistem pengelolaan
dalam kawasan maupun di luar kawasan, dengan pembangunan infrastruktur
1. Smart Mobility transportasi berbasis ICT secara cepat dan tepat (Contoh: Bus
yang mendukung sistem transportasi massal. Sehingga meminimalisasi jumlah
Way, MRT, LRT, Comuter Line).
kendaraan pribadi dan kemacetan.

Meningkatkan kemudahan akses terhadap pelayanan kesehatan,


Bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat
2. Smart Living pendidikan, informasi, dan jaminan keamanan yang berkualitas
kota berbasis informasi dan teknologi.
bagi masyarakat.

Bertujuan untuk meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan efisiensi


pelayanan publik. mart governance lebih terfokus pada tata kelola Pengembangan e-governance
Smart
3. pemerintahan. Dalam hal ini, adanya hubungan dan kerjasama yang baik Adanya partisipasi masyarakat dalam perencanaan
Governance
antara pemerintah dan masyarakat diharapkan dapat mewujudkan tata pembangunan.
kelola dan kinerja pemerintah yang jujur, adil, dan demokrasi.

Pendidikan dan pengembangan SDM yang melek teknologi,


dengan berbasis IT (penerapan e-learning, penyediaan fasilitas
internet untuk mengakses informasi, pembelajaran dengan
Bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia dan mendorong
4. Smart People sarana komputer).
inovasi untuk mewujudkan kota yang lebih baik.
Pengembangan karakter sosial budaya masyarakat.
Adanya komunitas IT maupun komunitas lainnya yang
berhubungan dengan pemanfaatan teknologi.

Bertujuan untuk mengembangkan ekonomi yang inovatif, kompetitif, dan


berkelanjutan. Impelementasi smart economy meliputi 2 hal, yaitu proses Mengembangkan city branding
5. Smart Economy inovasi dan kemampuan daya saing. Kedua hal tersebut apabila dikelola Pengembangan kewirausahaan
dengan baik dan matang dapat berguna untuk meningkatkan perekonomian Pengembangan e-commerce
daerah serta dapat meningkatkan pembangunan sumber daya.

Bertujuan untuk melindungi lingkungan hidup dan memastikan keberlanjutan


Pengelolaan lingkungan berbasis IT
Smart sumber daya alam. Untuk mewujudkan smart environment perlu adanya
6. Pengelolaan SDA berbasis IT
Environment beragam terapan aplikasi dan komputer dalam bentuk sensor, maupun
Pengembangan sumber energi terbarukan
beragam teknologi lainnya untuk mendukung pengelolaan lingkungan.

bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan lingkungan perkotaan yang lebih nyaman, sehat, dan berkelanjutan.
TINJAUAN
Lokasi
Kota Pekanbaru merupakan Ibukota Provinsi Riau,
yang saat ini mengalami pertumbuhan dan
perkembangan kota yang sangat pesat.
Pembangunan di setiap wilayah Kota Pekanbaru, yang
mencakup infrastruktur dasar dan aktivitas tambahan,
menunjukkan penampakan fisiknya saat ini. Pekanbaru
menjadi kota ke-3 dengan jumlah penduduk tertinggi
di Pulau Sumatera setelah Medan dan Palembang.
Laju pertumbuhan ekonomi Kota Pekanbaru sebagai
pusat perdagangan dan jasa cukup pesat dan
berdampak pada laju pertumbuhan penduduknya.
Perkembangan yang cukup signifikan dapat dilihat
dari alih fungsi lahan menjadi kawasan perkantoran
dan bisnis, pertumbuhan komplek perumahan dan
area pertokoan, pembangunan jalan layang (flyover)
untuk mengatasi peningkatan arus lalu lintas di ruas Jl.
Sudirman, Jl.Soekarno Hatta simpang SKA, dan
Simpang Pagi Arengka, dsb.

Perkembangan yang cukup signifikan tersebut belum


merata, dilihat dari masih banyaknya lahan kosong
dengan letak strategis di dalam wilayah Kota
Pekanbaru yang belum dimanfaatkan. Hal ini perlu
mendapat perhatian melalui penataan ruang kota
yang efisien dan berkelanjutan, agar dapat
menampung berbagai aktifitas masyarakat dengan
mengedepankan aksesibilitas yang baik, biaya
infrastruktur lebih rendah, preservasi sumber daya
lahan, biaya ekonomi rendah, konsumsi energi rendah
dan integrasi sosial.
Lokasi
Perancangan

Lokasi Kawasan Deskripsi Singkat Kawasan


KOTA PEKANBARU Lokasi yang menjadi objek perancangan kawasan berada di wilayah
administrasi Kota Pekanbaru, Kecamatan Payung Sekaki, Kelurahan Labuh
Baru Barat dengan luas 20 ha. Kondisi eksisting yang ada di dalam lokasi
perancangan didominasi oleh lahan kosong, area perkantoran, dan
NAMA KAWASAN
Kawasan Komersial Multifungsi Terpadu fasilitas peribadatan. Lokasi ini memiliki aksesibilitas yang sangat tinggi,
diapit oleh Jl. Soekarno Hatta dan Jl. Tuanku Tambusai dan dilayani oleh
LOKASI KAWASAN transportasi umum bis Trans Metro Pekanbaru (TMP).
Kota Pekanbaru, Kecamatan Payung Sekaki, Kelurahan Labuh
Baru Barat
Sebagai lahan yang berada di titik simpul kegiatan (node) Jl. Soekarno
KOORDINAT Hatta dan Jl. Tuanku Tambusai, lahan ini memiliki potensi yang sangat
0°30'06.1"N 101°25'02.8"E besar untuk dikembangkan menjadi kawasan komersial multifungsi terpadu
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di era digital saat ini yang
LUAS KAWASAN kehidupannya didukung teknologi serba canggih. Perancangan kawasan
20 ha atau 200.000 m2
yang akan dilakukan tidak akan mempengaruhi fungsi awalnya, hanya
menjadikan kawasan lebih tertata dan memaksimalkan potensi pada
kawasan tersebut.
Peruntukan Fungsi Lahan di Kawasan Perancangan
BERDASARKAN PERATURAN TATA RUANG
KOTA PEKANBARU

Peruntukan lahan adalah perencanaan penggunaan PERATURAN DAERAH KOTA


lahan, yang secara teknis dilakukan melalui pembagian PEKANBARU NOMOR 7 TAHUN
wilayah peruntukan dalam untuk fungsi tertentu. 2020: MENETAPKAN RTRW
KOTA PEKANBARU TAHUN
Kota Pekanbaru sebagai Ibukota Propinsi Riau 2020-2040.
mengalami laju perkembangan wilayah yang relatif
pesat dan karenanya merupakan wilayah yang strategis.
Hal tersebut antara lain dikarenakan kedudukannya
sebagai pusat kegiatan wilayah (PKW) dalam rencana
ata

tata ruang wilayah nasional.

Jumlah ruang terbuka hijau yang ada di Kota Pekanbaru


belum sesuai dengan jumlah minimum yang telah
ditetapkan dalam Pasal 29 ayat (2) dan ayat (3)
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 yaitu proporsi PERDA Kota Pekanbaru Nomor 7 Tahun 2020
ruang terbuka hijau untuk wilayah kota adalah 30% dari BAB V
luas wilayah kota dan 20% dari proporsi yang Paragraf Kelima: Kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota
ditetapkan merupakan ruang terbuka hijau publik (yang Pasal 37
dimiliki oleh Pemerintah Kota Pekanbaru). RTH Publik seluas minimal 20% dari luas kawasan perkotaan.
RTH Privat seluas minimal 10% dari luas kawasan perkotaan.
Peruntukan Fungsi Lahan di Kawasan Perancangan
BERDASARKAN PERATURAN TATA RUANG
KOTA PEKANBARU
Kota Pekanbaru yang merupakan ibu kota Propinsi Riau Visi dan Misi Penataan Ruang Kota Pekanbaru 2026:
memiliki laju pertumbuhan penduduk rata-rata 3,9-4,18
%per tahun (angka perkiraan yang sering muncul di VISI
laporan-laporan kota). Angka ini jelas jauh diatas angka “Mewujudkan Struktur dan Pola Ruang Kota Metropolis Yang Harmonis dan Dinamis Sebagai Kota
Pusat Perdagangan dan Jasa, Kota Pendidikan Serta Pusat Kebudayaan Melayu”.
rata-rata nasional yang tidak sampai 3% per tahun.
MISI
Pertumbuhan penduduk yang tinggi ini disumbangkan oleh
1. Menciptakan struktur pelayanan yang merata kepada seluruh penduduk Kota Pekanbaru melalui
laju migrasi yang tinggi. Artinya, Pekanbaru merupakan distribusi fasilitas dan prasarana sesuai dengan arah dan skenario pengembangan kota, daya-
kota tujuan yang sangat menarik bagi orang-orang yang dukung lingkungan dan kondisi penduduk pada masing-masing kawasan. Meningkatkan
tinggal di sekitarnya (atau bahkan lebih jauh dari itu). penguatan peran pemerintah sebagai regulator, dengan menyiapkan prosedur teknis yang
komprehensif, yang mampu dijadikan sebagai alat pengendali dalam pemanfaatan lahan, dan
memperkecil ruang gerak spekulan tanah dan pelaku usaha yang mengatas-namakan mekanisme
Pengendalian jumlah penduduk dilakukan untuk menjaga pasar sebagai faktor penentu lokasi.
kualitas Kota Pekanbaru pada waktu 20 tahun yang akan 2. Mengembangkan sistem jaringan transportasi yang dapat mendukung pengembangan sistem
datang. Bertambahnya jumlah penduduk berarti transportasi massal (mass rapid transit) untuk menjamin kelancaran, keamanan dan kenyamanan
pergerakkan penduduk.
bertambahnya jumlah kebutuhan akan infrastruktur dan 3. Mengalokasikan ruang untuk pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa dengan
fasillitas perkotaan. Bertambahnya kebutuhan ini akan kepadatan tinggi di kawasan pusat kota untuk mendukung aktifitas perdagangan dan jasa
berhadapan dengan kemampuan pemerintah daerah dengan skala pelayanan regional dan internasional.
4. Mengalokasikan ruang usaha (spasial) untuk pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa
untuk menyediakan atau merangsang penyediaan fasilitas
bagi kelompok usaha kecil dan menengah.
tersebut. Pertambahan jumlah penduduk juga identik 5. Mendistribusikan fasilitas pendidikan secara merata pada semua wilayah kota dengan tetap
dengan pertambahan jumlah masalah sosial. Pertambahan memperhatikan jumlah populasi penduduk dan ketersediaan sarana dan prasarana transportasi.
penduduk yang tidak dikendalikan, ditambah dengan 6. Pengembangan kawasan Kota Lama (Senapelan) sebagai Pusat Kebudayaan Melayu melalui
rehabilitasi bangunan bersejarah dan penataan kawasan permukiman yang mampu
ketidaksiapan pengelola kota menghadapi kondisi
merefleksikan cikal bakal wajah Kota Pekanbaru pada masa lampau.
tersebut akan berakibat pada penurunan kualitas kota 7. Mengoptimalkan potensi ruang kota melalui pengembangan sektor perkotaan yang mampu
tersebut. menciptakan kesejahteraan bagi seluruh penduduk dalam lingkungan Kota yang sejuk, asri, hijau,
dan indah, dengan mempertahankan lahan-lahan yang telah ditetapkan sebagai kawasan
konservasi, dan meningkatkan penyediaan ruang terbuka hijau pada seluruh bagian wilayah kota.
https://santai5lalu.wordpress.com/2013/02/14/rtrw-kota-pekanbaru-2026/
Peruntukan Fungsi Lahan di Kawasan Perancangan
BERDASARKAN PERATURAN TATA RUANG
KOTA PEKANBARU
STRATEGI PENGEMBANGAN SKENARIO
KOTA PEKANBARU PENGEMBANGAN KOTA

Mengembangkan Kawasan Pusat Kota (Kecamatan Pekanbaru Mengembangkan Kawasan Pendidikan Tinggi di Kecamatan
Kota, Kecamatan Senapelan, Kecamatan Sukajadi, Tampan dan Kecamatan Marpoyan Damai yang didukung
Kecamatan Sail dan Kecamatan Limapuluh) sebagai Kawasan oleh akses ke sistem jaringan transportasi massal.
Perdagangan dan Jasa dengan skala pelayanan regional dan Mengembangkan Kawasan Industri dan Pergudangan di
internasional dengan dominasi peruntukkan lahan untuk Kecamatan Tenayan Raya yang didukung oleh akses ke sistem
kegiatan perdagangan dan jasa regional dan internasional, jaringan transportasi massal dalam kota, jaringan transportasi
perumahan perkotaan (town house dan apartemen), yang regional, bandara dan pelabuhan, serta didukung dengan
diintegasikan dengan sistem jaringan transportasi massal dan pengembangan kawasan permukiman industri yang
sistem jaringan transportasi regional melalui jalan tol, akses dilengkapi dengan fasilitas dan jaringan utilitas yang
ke Bandara dan Pelabuhan di Sungai Siak). memadai.
Mengembangkan kawasan permukiman perkotaan ke Mengembangkan kawasan sekitar Kompleks Caltex sebagai
arah ke Selatan, Timur dan Barat Kota (Kecamatan Jalur Hijau (green belt) dengan tetap menjaga terbukanya
Tampan, Kecamatan Marpoyan Damai, Kecamatan Bukit akses ke kompleks dari berbagai bagian kawasan kota.
Raya, Kecamatan Tenayan Raya, dan Kecamatan Payung Mempertahankan Danau Lembah Sari dan Kawasan Lindung
Sekaki). Taman Hutan Raya Sutan Syarif Kasim sebagai Kawasan
Mengembangkan koridor-koridor jalan utama untuk kegiatan Lindung dan menjadikan kawasan sekitarnya sebagai daerah
perdagangan dan jasa secara vertikal dengan tangkapan air (catchment area).
memperhatikan peraturan zonasi (zoning regulation) dan
building code.
Mengembangkan Terminal Badar Raya Payung Sekaki
sebagai Pusat Pelayanan Transportasi Kota yang menjadi
orientasi dan perpindahan antar moda transportasi dengan
didukung oleh akses ke sistem jaringan transportasi regional,
bandara, dan pelabuhan.
Peruntukan Fungsi Lahan di Kawasan Perancangan
BERDASARKAN PERATURAN TATA RUANG
KOTA PEKANBARU
Struktur Peruntukan Lahan

PERUNTUKAN LAHAN MAKRO


Peruntukan lahan makro, sejatinya menyesuaikan dengan peraturan
yang ada disetiap daerah. Kota Pekanbaru memiliki arahan RTRW yang
didalamnya terdapat peruntukan lahan. Dan arahan ini sudah menjadi
panduan bagi pemerintah untuk mengontrol pembangunan yang ada di
kota Pekanbaru.

PAYUNG
Sesuai dengan arahan RTRW yang sudah terlihat pada gambar, secara SEKAKI

keseluruhan peruntukan lahan untuk kawasan Payung Sekaki,


diperuntukan untuk kawasan perdagangan dan jasa, permukiman,
ruang terbuka hijau (RTH), industri dan pergudangan. Berdasarkan
kondisi fisik eksisting, maka secara makro peruntukan lahan untuk
fungsi-fungsi yang akan dikembangkan di dalam kawasan Payung
PETA RENCANA PENGGUNAAN
Sekaki tepatnya pada lokasi perancangan nantinya adalah:
LAHAN KOTA PEKANBARU
Perkantoran: kantor swasta, kantor sewa, co-working space. TAHUN 2007-2026
Perdagangan dan Jasa: pusat perbelanjaan, hotel bisnis,
convention&exhibition center, restoran, pertokoan retail, food court,
dan street vendor. PAYUNG
Permukiman: hunian vertikal. SEKAKI
Rekreatif: ruang terbuka publik.
Public Amenities: public toilet dan charging station.
Shared parking space.
Jaringan pedestrian.
Fungsi lain yang mendukung.
Peruntukan Fungsi Lahan di Kawasan Perancangan
BERDASARKAN PERATURAN TATA RUANG
KOTA PEKANBARU
Struktur Peruntukan Lahan Kawasan Bandar Raya Payung Sekaki menjadi kawasan
pengembangan sistem transportasi kota dan regional, karena di
PERUNTUKAN LAHAN MAKRO kawasan terdapat Terminal AKAP Payung Sekaki. Pengembangan
kawasan ini juga dimaksudkan untuk mendorong perkembangan
sektor perdagangan dan jasa.

Dari hasil analisis Rencana Umum Tata Ruang (RUTR),


Kecamatan Payung Sekaki termasuk dalam cakupan
Wilayah Pengembangan V (WP-V) yang arah
pemanfaatan lahannya diperuntukkan seperti pada
tabel disamping.
Peruntukan Fungsi Lahan di Kawasan Perancangan
BERDASARKAN PERATURAN TATA RUANG
KOTA PEKANBARU
Struktur Peruntukan Lahan

PERUNTUKAN LAHAN MIKRO

Sasaran:
Tercapainya peruntukan lahan yang “seimbang”
dengan arahan RTRW.
Tercapainya tata letak massa bangunan yang teratur
yang tidak menimbulkan masalah.
Terbentuknya kawasan yang tertata rapi dan mampu
membangkitkan vitalitas kawasan.

Tujuan:
Tercapainya vitalitas kawasan yang baik
Tercipta kawasan modern yang nyaman, sehat, dan
mendukung aktivitas masyarakat.

Peruntukan lahan mikro dimaksudkan untuk menjelaskan


lebih mendetail tentang pola ruang yang sudah
direncanakan pada kawasan. Secara mikro, pola ruang
akan lebih menggambarkan tentang perletakan massa
bangunan satu persatu. Sekaligus menjelaskan
bagaimana pola sirkulasi, tentang area terbuka hijau, dan
aksebilitas.
Peruntukan Fungsi Lahan di Kawasan Perancangan
BERDASARKAN PERATURAN TATA RUANG
KOTA PEKANBARU Lokasi
Perancangan
Peruntukan Fungsi Lahan di Kawasan Perancangan
BERDASARKAN PERATURAN TATA RUANG
KOTA PEKANBARU Lokasi
Perancangan
Fungsi Komersial yang Berbatasan Langsung dengan
LOKASI PERANCANGAN
TRANSMART

MALL SKA

HOTEL THE ZURI

LIVING WORLD
Fungsi Komersial yang Berbatasan Langsung dengan
LOKASI PERANCANGAN Transmart merupakan bangunan
pusat perbelanjaan 4 lantai 2
basement yang resmi dibuka pada
Mall SKA merupakan bangunan tahun 2017. Basement-nya
pusat perbelanjaan 4 lantai 2 mampu menampung 400 sepeda
basement berskala lokal yang motor dan 600 mobil. Transmart
berdiri sejak tahun 2005. Pada Pekanbaru berdiri di atas lahan
lokasi yang sama, pada sisi barat MALL SKA TRANSMART seluas 1,8 hektar dengan
terdapat pasar tradisional 2 lantai mengusung konsep sebagai
yang tidak beroperasi. Kawasan tempat berbelanja, bermain,
Mall SKA dilengkapi dengan bersantap dan menonton dalam
fasilitas parkir di luar gedung dan satu tempat. Kawasan Transmart
di basement, halte, namun tidak dilengkapi dengan fasilitas parkir
memiliki ruang terbuka publik. di luar gedung dan di basement,
namun tidak memiliki halte dan
ruang terbuka publik.

The Zuri Hotel adalah hotel


Living World merupakan
bintang 4 yang mulai beroperasi
bangunan pusat perbelanjaan 5
sejak bulan Februari 2019. Desain
lantai yang elegan dan modern
interior The Zuri sangat
mencakup bioskop dan pujasera.
instagrammable, dan berbeda
Resmi dibuka sejak tahun 2018.
pada setiap lantai. Lokasi hotel
Mal berlantai 5 ini memiliki luas
sangat strategis karena hanya
THE ZURI HOTEL LIVING WORLD area 85.000 meter persegi. dan
berjarak 5,44 km dengan Bandar
mengusung konsep “The Biggest
Udara Internasional Sultan Syarif
Home Living, Lifestyle and Eat-
Kasim II (PKU). Bangunan Hotel The Selain empat bangunan gedung diatas, masi
tertainment center.” Kawasan
Zuri memiliki 19 lantai dan terdiri ada beberapa bangunan fungsi komersial
Living World dilengkapi dengan
dari 171 kamar yang terbagi berskala kecil lainnya yang berbatasan
fasilitas parkir di luar gedung dan
menjadi 3 tipe. langsung dengan lokasi perancangan.
di basement, namun tidak memiliki
halte dan ruang terbuka publik.
TATA GUNA LAHAN di sekitar Kawasan

SITE

Penggunaan lahan di sekitar lokasi perancangan


kawasan dalam radius 2,5 km
TATA GUNA LAHAN di sekitar Kawasan
Fasilitas Kesehatan Fasilitas Sosial Perkantoran Pemerintah Tata Guna Lahan adalah pengaturan tentang penggunaan
Fasilitas Olahraga Industri Permukiman lahan di suatu wilayah. Pengaturan ini meliputi penetapan
Fasilitas Pendidikan Pariwisata Tanah Kosong peruntukan lahan, intensitas pemanfaatan lahan, dan
Fasilitas Peribadatan Perdagangan dan Jasa pengendalian pemanfaatan lahan.

Berdasarkan gambar di samping, dapat dilihat persebaran


penggunaan lahan yang belum tertata dengan begitu baik.
Peruntukan lahan di sekitar kawasan lokasi perancangan dalam
radius 2,5 km didominasi oleh kawasan permukiman,
perdagangan dan jasa, dan tanah kosong. Selain itu juga
terdapat fasilitas kesehatan, fasilitas olahraga, fasilitas
pendidikan, fasilitas peribadatan, fasilitas sosial, industri, dan
pariwisata.

Berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) Kota


Pekanbaru, Kecamatan Payung Sekaki termasuk dalam cakupan
SITE Wilayah Pengembangan V (WP-V) yang arah pemanfaatan
lahannya diperuntukkan untuk:
Kawasan Permukiman
Kawasan Perdagangan dan Jasa
Kawasan Pemerintahan
Kawasan Perkantoran
Pusat Kegiatan Pendidikan Tinggi
Pusat Kegiatan Industri

Dapat disimpulkan pemanfaatan lahan pada kawasan sekitar


lokasi perancangan yang termasuk dalam wilayah Kecamatan
Payung Sekaki sudah sesuai dengan peruntukan lahan RUTR
Kota Pekanbaru, meskipun masih terdapat beberapa area yang
belum tertata dengan baik.
Penggunaan lahan di sekitar lokasi perancangan kawasan dalam radius 2,5 km
PRESEDEN
Kawasan Perancangan

Bumi Serpong Damai (BSD), Pulau Kreatifitas Selatan,


Indonesia Chengdu, China

Central Business District (CBD), Singapore Gallery City (SGC),


Singapore Singapore
BSD (BUMI SERPONG DAMAI), INDONESIA
Name : BSD City
Lokasi : Serpong, South Tangerang and Tangerang
Regency, Banten, Indonesia
Tahun : 1989
Owner : Sinar Mas Land
Manager : PT Bumi Serpong Damai Tbk

Bumi Serpong Damai (BSD) merupakan sebuah kota satelit


yang didirikan oleh PT. Bumi Serpong Damai yang
merupakan gabungan dari beberapa perusahaan swasta.

PT Bumi Serpong Damai Tbk telah berada di garis depan


pengembang kota mandiri sejak tahun 1984. Sebagai grup
bisnis di bawah Sinar Mas Land, proyek unggulan
Perusahaan di Indonesia, BSD City, secara luas diakui
sebagai skema perencanaan kota paling ambisius di
negara ini, menggabungkan perumahan, bisnis dan
properti komersial.

PRESEDEN 01
BLOK BANGUNAN

Kawasan BSD city mempunyai


bentuk blok yang tidak beraturan
dan banyak tercipta banyak blok
karena dari
peruntukannya memiliki beragam
fungsi.

Blok-blok bangunan pada Kawasan


BSD city memiliki fasad bangunan
yang khas yang membedakan dengan
kota Lainnya. Dikarenakan Kawasan
ini

PRESEDEN 01
BLOK BANGUNAN
Terdapat beberapa bangunan yang menjadi ciri
khas Kawasan BSD yang banyak dikenal oleh
masyarakat Indonesia seperti bangunan ICE
(International Convention Exhibition), AEON Mall,
The Breeze BSD atau BSD Green Office, The
Junction BSD, Pertokoan, Bisnis dan perumahan
yang mewah.

Penggunaan warna dan material yang modern dan


terbarukan membuat beberapa blok bangunan
pada Kawasan BSD menjadi Kawasan berkonsep
Smart City atau kota berkelanjutan dengan
demikian Kawasan BSD dapat memberikan kesan
tersendiri bagi pengunjungnya.

PRESEDEN 01
HUBUNGAN JALUR SIRKULASI
Jalur sirkulasi pada Kawasan BSD memiliki jalur sirkulasi jalan raya, jalan tol, dan jalan Commuter Line. Jalur sirkulasi yang saling terhubung seperti
jalan tol yang dapat diakses dari Kawasan BSD menuju Jakarta, Jalan raya yang memiliki banyak blok alternatif serta blok kecil menuju permukiman
dan perumahan yang memungkinkan permeability menjadi mudah dan baik

PRESEDEN 01
LEBAR JALUR

Secara keseluruhan jalan pada Kawasan BSD


memiliki 2 jalur dan setiap lajur memiliki lebar rata-
rata 6 meter hingga 12 meter.

Pada Kawasan BSD city terdapat jalur sirkulasi


yang dapat digunakan oleh pejalan kaki,
kendaraan bermotor dan kendaraan bermobil.

PRESEDEN 01
PERSIMPANGAN JALAN (NODE)

Persimpangan jalan pada Kawasan BSD memiliki


suatu keuinikan tersendiri bagi pengunjungnya. Di
titik tertentu pada persimpangan terdapat
bangunan yang membuat suasana Kawasan
menjadi indah dengan gaya arsitekturnya yang
unik dan khas.

NODE BSD RAYA UTAMA

PRESEDEN 01
LANDMARK

Landmark BSD memiliki Tulisa BSD CITY Big City, Big Opportunity Yang
memiliki arti Kota yang besar serta memiliki peluang yang besar untuk
hidup bahagia dan menyenangkan. Landmark dilengkapi dengan
tanaman bunga yang membuat suasana menjadi segar dan indah.

PRESEDEN 01
DISTRICT
Berdasarkan fungsinya Kawasan BSD memiliki beragam jenis fungsi yakni permukiman, perkantoran, industry, Pendidikan, usaha, komersial,
bisnis. Dalam beberapa titik Kawasan BSD memiliki blok untuk komersial yang terletak di samping jalan raya yang digunakan untuk komersial
dan dibelakangnya merupakan areal perumahan, blok pertokoan memiliki gaya arsitektur modern.

PRESEDEN 01
BATASAN WILAYAH (EDGE)
Utara : Billboard beragam iklan
Timur : Billboard dan videotron
Selatan : Jalur Rel daerah Cisauk
Barat : Billboard

PRESEDEN 01
PULAU KREATIFITAS SELATAN, CHENGDU, CHINA
LOKASI : CHENGDU BERADA DI
SICHUAN YANG DIRANCANG OLEH
PUSAT PENELITIAN DESAIN
PERKOTAAN CHENGDU
KONSEP : “PULAU KREATIFITAS
SELATAN” FASE AWAL
MENGEMBANGKAN INDUSTRI
KREATIF DENGAN PERSEBARAN DI
TIGA PULAU, TEPATNYA
DIPERBUKITAN SUCI
ARSITEK : LIU GANG, ZHANG
YANG, YUA JIA, LAN MI, XIU XIN

PRESEDEN 02
TOPOGRAFI MEMPENGARUHI BAGAIMANA DESAIN YANG AKAN DIRANCANG PADA SUATU
KAWASAN. PENURUSUNA BESAR TERHADAP KEPADATAN RUANG DAN SEKITARNYA MENEKAN
MORFOLOGI DENGAN BERAGAM AKTIVITAS YANG DILAKUKAN SEPERTI BERBELANJA,
PAMERAN, SALON DAN REKREASI. DI REALISASIKAN MELALUI KONSEP-KONSEP PADA TIAP
FUNGSINYA

TEPIAN PULAU MEMBENTUK PERBATASAN YANG MEMBAGI SELURUH WILAYAH KABUPATEN


DENGAN BERBAGAI ASPKE PERTIMBANGAN. IDENTITAS RUANG DIBEDAKAN DENGAN
MEMPERTIMBANGKAN BERDASARKAN LOKASI, FUNGSI, SISTEM TRANSFORTASI DAN
TOPOGRAFI TERTENTU (LOBBY, SKYLINE, ACTIVITY PATH). HAL INI DIPERHATIKAN UNTUK
MELENGKAPI FASILITAS YANG HARUS DIMILIKI SEBAGAI STANDAR DARI RANCANGAN
KAWASAN.

KAWASAN INI MENJADI BAGIAN DARI TENGAH PULAU DENGAN PERAN SEBAGAI
NODE (SIMPUL0) YANG MENGHUBUNGKAN DUA PUALAU LAINNYA, YANG
MENCAKUP OPEN SPACE, FASILITAS TRANSPORTASI DAN HIGHRISE. SELAIN ITU
MENURUT TEORI KEVIN LYNCH ADA BEBERAPA ASPEK YANG DIPERHTAIKAN SEPERTI
TATA KAWASAN, PATH, EDGE, NODE, DISTRICT SERTA LANDMARK UNTUK
MEMBEDAKAN KONSEP RANCANGAN YANG DITERAPKAN DALAM TIAP ASPEKNYA.

PRESEDEN 02
PRESEDEN 02
CENTRAL BUSINESS DISTRICT (CBD), SINGAPORE
LOKASI : SINGAPURA
KONSEP : ALUN-ALUN PASAR KOTA
KUNO DENGAN VISI “GARDEN BY
THE BAY”
ARSITEK : URA (URBAN
REDEVELOPMENT AUTHORITY)
BERKEMBANG UNTUK PUSAT KEUANGAN
DAN KONTROL BAGI PEMERINTAH. DI
AWAL ABAD KE-21, CBD MENJADI
METROPOLITAN YANG BERAGAM
DENGAN FASILITAS-FASILITAS YANG
BERAGAM.
DISTRICT INI JUGA DIPILIH KARENA DEKAT
DENGAN JALUR TRANSPORTASI UTAM
SEPERTI SUNGAI, REL KERETA API, SERTA
JALAN RAYA.

PRESEDEN 03
CBD BERISI DISTIRK FINASIAL DAN KOMERSIAL INITI DENGAN BEBERAPA AREA PERENCAAAN KOTA (DOWNTOWN CORE, MARINA EAST, MARINA SOUTH,
MUSEUM, NETON, ORCHAR, OUTRAM, RIVER VALLEY, ROCHOR, SINGAPORE RIVER AND STRAIT VIEW). BAGIAN TENGAH DI BAGIAN SELATAN TERMASUK
TANAH YANG BERNILAI TINGGI KARENA DIKELILINGI OLEH AREA PRERENCANAAN KOTA DAN BANGUNAN BINTANG 5

SINGAPURA BERDIRI DIATAS LAHAN SELUAS 3,55 HEKTAR YANG DIKELILINGI OLEH BANGUNAN YANG BERNILAI TINGGI. PUSAT PERBELANJAAN SERTA
PERKANTORAN JUGA BERADA DI SEKITAR AREA TERSEBUT. HAL-HAL TERSEBUTLAH YANG MENJADIKAN KAWASAN TERSEBUT BERNILAI TINGGI.

PRESEDEN 03
MARINA BAY BERKEMBANG SETELAH
TAHUN 2000 SEBAGAI PUSAT KOTA
DAN KEUANGAN BARU SINGAPURA DI
MASA DEPAN. AREA YANG
MENAWARKAN PROSPEK 24/7 YANG
KHAS UNTUK BISNIS, TEMPAT TINGGAL,
BEKERJA DAN BERSANTAI.

PENGEMBANGAN MARINA BAY


DIDASARKAN PADA POLA JARINGAN
PERKOTAAN DAN DIPERLUAS DARI
JARINGAN -JARINGAN KOTA YANG
ADA. MARINA BAY JUGA
DIKATEGORIKAN SECARA TERANG-
TERANGAN UNTUK OTONOMI DAN
FLEKSIBILITAS YANG LEBIH BESAR. INI
JUGA YANG MENJADI
MEMPERTIMBANGKAN LOKASI
PERUMAHAN, KANTOR, TOKO, HOTEL,
FASILITAS, REKREAI, DAN RUANG
KOMUNITAS.

PRESEDEN 03
ADA BEBERAPA ASPEK LAINNYA YANG MEMPENGARUHI PERENCANAAN CBD INI SENDIRI. MENURUT TEORI HAMID SIRVANI PADA CBD SINGAPORE DIANTARANYA
TATA GUNA LAHAN, BENTUK DAN MASSA BANGUNAN, SIRKULASI DAN PARKIR, RUANG TERBUKA, JALUR PENDISTRIAN, LANDMARK SERTA BEBERAPA AKTIVITAS
PENDUKUNG LAINNYA.

TATA GUNA LAHAN, LAHAN KAWASAN CBD KEBAYAKAN DIGUNAKAN SEBAGAI AREA PERKANTORAN ADAPULA FUNSGI LAINNYA SEPERTI APARTEMEN,
KONDOMINIUM, PARIWISATA, PENGINAPAN, RUANG TERBUKA,DAN MASIH BANYAK LAGI

PRESEDEN 03
OPEN SPACE

SIRKULASI, DAN BENTUK MASSA BANGUNAN. AREA SIRKULASI YANG ADA DIJADIKAN RUANG TERBUKA BERGUNA SEBAGAI KAWASAN HIJAU YANG MENJADI
SEBAGAI AREA PARKIR DENGAN RATA-RATA DISEDIAKAN OLEH GEDUNG YANG ADA, PARU-PARU SINGAPURA. SESUAI DENGAN VISI MEREKA YAITU “GARDEN
KEMUNGKINAN TIDAK TERDAPAT PARKIR ON-ROAD. UNTUK BENTUK MASSA BANGUNAN BY THE BAY” RUANG TERBUKA INI DITATA PADA KAWASAN UNTUK
BERAGAM MULAI DARI BANGUNAN BERGAYA ARSITEKTUR MODERN HINGGA ARSITEKTUR MENYEIMBANGKAN PERENCANAAN BANGUNAN DAN ALAM SEKITARNYA
KLASIK.

PRESEDEN 03
JALUR PENDESTRIAN

LANDMARK JUGA MENJADI BAGIAN DARI ASPEK YANG PENTING UNTUK


PERENCANAAN KOTA AGAR TATA KOTA MENJADI LEBIH TERTATA DAN TERATUR,

PRESEDEN 03
SCG (SINGAPORE GALLERY CITY), SINGAPORE

27 JANUARY 1999
45 MAXWELL ROAD, SINGAPORE
1°16′47.42″N 103°50′42.5″E
URBAN PLANNING MUSEUM
150,000 (ANNUALLY)
URBAN REDEVELOPMENT AUTHORITY
CHINATOWN (NORTH EAST LINE/DOWNTOWN
LINE), TANJONG PAGAR (EAST WEST LINE)

PRESEDEN 05
SGC (SINGAPORE GALLERY CITY), SINGAPORE

Lokasi : The URA Center 45 Maxwell Rd. Singapura. Tahun : 1999


Fungsi : Galeri tata ruang kota Singapura yang memperlihatkan
perubahan kota dari masa lalu, masa kini, hingga masa depan.

PRESEDEN 05
TINJAUAN RENCANA JANGKA PANJANG

Perencanaan jangka panjang telah


membentuk kota singapura yang sekarang ini.
Rencana jangka panjang memandu
pengembangan Singapura, memetakan
penggunaan lahan strategis dan kebutuhan
infrastruktur
selama 50 tahun ke depan dan seterusnya.
Dilakukan peninjauan rencana setiap 10 tahun
untuk melindungi lahan demi lingkungan hidup
yang berkualitas, berdasarkan tren yang
berkembang dan tuntutan yang berubah.

PRESEDEN 05
RENCANA JANGKA PANJANG SEBELUMNYA

Rencana penggunaan lahan dan


transportasi strategis ini telah mengubah
Singapura dari negara berkembang
menjadi negara maju dalam waktu kurang
dari 50 tahun,
sejak memperoleh kemerdekaan pada
tahun 1965. Rencana Konsep pertama
yang dikembangkan pada tahun 1971
berperan penting dalam membentuk
struktur kota dan memandu
perkembangannya dari waktu ke waktu.

PRESEDEN 05
CENTRAL AREA MODEL
adalah model arsitektur 11 meter x 10
meter dari Central Singapore.
Dimodelkan pada skala 1:400, itu
terutama dibangun dari kayu balsa dan
akrilik, dan terdiri dari berbagai model
area individu yang dibangun untuk
konsultasi publik dalam beberapa dekade
terakhir, yang kemudian dirakit pada
tahun 1998 menjadi satu model besar
untuk dipajang di Galeri.

PRESEDEN 05
ZONA PERUNTUKAN LAHAN SEKITAR

PRESEDEN 05
Salah satu daya tarik utamanya
adalah model arsitektur masif yang
memungkinkan Anda melihat pusat
kota dari atas dan dilengkapi
atraksi cahaya dan suara. Daya
tarik utama lainnya memungkinkan
Anda menikmati suasana kota
melalui pertunjukan panorama 270
derajat yang menggambarkan
adegan sehari-hari di Singapura
mulai senja hingga fajar merekah.

PRESEDEN 05
JALUR SIRKULASI

PRESEDEN 05
AREA PARKIR

PRESEDEN 05
OPEN SPACE

PRESEDEN 05
ANN SIANG HILL PARK

PRESEDEN 05
TELOK AYER PARK

PRESEDEN 05
CENTRAL BUSINESS DISTRICT CAWANG

2011-PRESENT
LUAS 11 HEKTAR (HA)
URBAN PLANNING
PT WIJAYA KARYA (WIKA) REALTY DAN
PT HUTAMA KARYA (HK) REALTINDO
MIXED-USE BUILDING
JL. SUDIRMAN

PRESEDEN 06
KAWASAN SUPERBLOK
PADA KAWASAN CBD TERSEBUT TERDAPAT BEBERAPA
GEDUNG PADA BLOK BLOK YANG SALING BERDEKATAN
DENGAN FUNGSI BERBEDA, SEPERTI APARTEMENT
KUSUMA CHANDRA, GEDUNG PERKANTORAN ARTHA
GRAHA, METROPOLITAN MALL BEKASI

KAWASAN CBD BERKAITAN DENGAN MIXED USE BUILDING SEPERTI BANGUNAN


SENAYAN CITY DIMANA DALAM SEBUAH TAPAK TERDAPAT GEDUNG DENGAN
BERBAGAI FUNGSI BERBEDA YAITU APARTEMENT, GEDUNG PERKANTORAN, DAN
SHOPPING-MALL.

PRESEDEN 06
TAPAK
TAPAK YANG DIPILIH UNTUK CBD ADALAH KAWASAN CAWAN YANG
TELAH DIPREDIKSIKAN SEBAGAI KAWASAN CBD MASA DEPAN.
EKSISTING TAPAK BERADA DI :
UTARA : JALAN LETJEN M.T. HARYONO,
SELATAN PEMUKIMAN UMUM,
TIMUR UNIVERSITAS KRISTEN NDONESIA,
BARAT JALAN DEWI SARTIKA.

PADA TAPAK INI AKAN ADA PENGADAAN JALAN BARU YANG


MEMBELAH TAPAK MENJADI 4 (EMPAT) BAGIAN TAPAK, ZONA INI JUGA
DIPREDIKSI SEBAGAI KAWASAN CBD MASA DEPAN YANG POTENSIAL

PRESEDEN 06
SIRKULASI
SELAIN KETERSEDIAAN LAHAN, PEMBANGUNAN KONSEP SIRKULASI CBD YAITU SIRKULASI PEJALAN KAKI DAN KENDARAAN TERPISAH.
KAWASAN CBD CAWANG MUDAH DIJANGKAU DARI UNTUK PEJALAN KAKI DITERAPKAN GREEN BUILDING PADA DESAIN PODIUM YAITU
SISI TRANSPORTASI DIMANA TERDAPAT AKSES TOL BERUPA ROOF GARDEN YANG BERFUNGSI JUGA SEBAGAI JEMBATAN
DARI TANJUNG PRIUK (JAKARTA UTARA), JUGA AKSES PENGHUBUNG ANTARA BANGUNAN DAN TEMPAT SIRKULASI PEJALAN KAKI YANG
TOL DARI GROGOL (JAKARTA BARAT) SELAIN ITU MENGHUBUNGKAN ANTAR BANGUNAN BEBAS DARI KENDARAAN. SEDANGKAN
JALUR BUS TRANSJAKARTA JUGA MELINTAS DI SIRKULASI UTAMA UNTUK KENDARAAN DARI ARAH JALAN LETJEN MT. HARYONO, DAN
KAWASAN CAWANG SIRKULASI SEKUNDER DARI JALAN DEWI SARTIKA.

PRESEDEN 06
LANDMARK
KONSEP LANDMARK PADA CBD ADALAH BANGUNAN
PERKANTORAN SEBAGAI ICON DAN LANDMARK KAWASAN
YANG KONTRAS DENGAN BANGUNAN SEKITAR TAPAK, DAN
MERUPAKAN KARYA SENI, YANG BERSKALA BESAR DAN
MEMILIKI DAYA TARIK TERSENDIRI. UNTUK MENJAGA
KEBERLANJUTAN CBD DI KAWASAN CAWANG INI, DIUSUNG
TEMA GREEN ARCHITECTURE.

PENZONINGAN UNTUK CBD, PERTAMA ZONA PUBLIK, ZONA


INI YANG BERHUBUNGAN LANGSUNG DENGAN PUBLIK
SECARA LANGSUNG DAN ADA BERBAGAI MACAM
KEGIATAN DI DALAMNYA, ANTARA LAIN, ZONA INI BISA
BERFUNGSI SEBAGAI PUSAT PERBELANJAAN, PERTOKOAN,
PERKANTORAN, LOBBY UTAMA BANGUNAN MALL DAN
PLAZA, RESTAURANT. KEDUA ZONA SEMI PUBLIK, ZONA INI
TIDAK BERHUBUNGAN SECARA LANGSUNG DENGAN
DENGAN AREA PUBLIK, ZONA INI BERFUNGSI SEBAGAI,
HOTEL. KETIGA ZONA PRIVATE, ZONA SEBAGAI
APARTEMEN. ZONA VERTICAL SEMAKIN TINGGI BANGUNAN
ZONANYA MENJADI PRIVAT.

PRESEDEN 06
ANALISIS SITE
berdasarkan teori
Hamid Shirvani
TATA GUNA LAHAN (Land Use) Penggunaan lahan di sekitar
site perancangan kawasan dalam radius 2,5 km
Fasilitas Kesehatan Fasilitas Sosial Perkantoran Pemerintah
HAMID SHIRVANI, 1985 Fasilitas Olahraga Industri Permukiman
Fasilitas Pendidikan Pariwisata Tanah Kosong
Fasilitas Peribadatan Perdagangan dan Jasa

PAYUNG
SEKAKI
SITE

ANALISIS
Gambar di atas merupakan peta rencana penggunaan lahan kota Pekanbaru tahun
2007-2026. Dan dapat dilihat peruntukan lahannya berdasarkan warna lahan yang
ada pada legenda. Berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) Kota Berdasarkan gambar di atas, dapat dilihat persebaran
Pekanbaru, Kecamatan Payung Sekaki termasuk dalam cakupan Wilayah penggunaan lahan yang belum tertata dengan begitu baik.
Pengembangan V (WP-V) yang arah pemanfaatan lahannya diperuntukkan untuk: Peruntukan lahan di sekitar lokasi perancangan dalam radius 2,5
Kawasan Permukiman km didominasi oleh kawasan permukiman, perdagangan dan jasa,
Kawasan Perdagangan dan Jasa dan tanah kosong. Selain itu juga terdapat fasilitas kesehatan,
Kawasan Pemerintahan fasilitas olahraga, fasilitas pendidikan, fasilitas peribadatan,
Kawasan Perkantoran fasilitas sosial, industri, dan pariwisata. Dapat disimpulkan sesuai
Pusat Kegiatan Pendidikan Tinggi dengan RUTR Kota Pekanbaru, lokasi perancangan yang berada di
Pusat Kegiatan Industri Kecamatan Payung Sekaki sudah memanfaatkan lahan sesuai
Hal ini bisa menjadi acuan untuk lokasi perancangan yang berada dalam Kelurahan dengan peruntukaannya, walaupun masi ada yang belum tertata
Labuh baru Barat, Kecamatan Payung Sekaki. dengan baik.
1
TATA GUNA LAHAN (Land Use)
HAMID SHIRVANI, 1985

DESIGN RESPONSE
1. Menjadikan lokasi perancangan sebagai kawasan multifungsi
yang dapat mengakomodir semua aktivitas, dengan
mengatur pemanfaatan lahan secara optimal.
2. Menghadirkan elemen kota yang belum ada ataupun belum
Fasilitas Fasilitas Fasilitas Fasilitas Fasilitas
layak untuk digunakan pada Kawasan Labuh Baru Barat.
Kesehatan Olahraga Pendidikan Peribadatan Sosial
3. Meningkatan intensitas bangunan-bangunan, yang fungsinya
bisa diakomodir menjadi satu bangunan yang sudah ditata.
Sebagai contoh, bangunan komersil atau retail dapat
digabungkan sehingga pemanfaatan lahan dapat dilakukan
secara sempurna.
Industri Pariwisata Perdagangan Permukiman Tanah Kosong 4. Konsep pemanfaatan lahan dikembangkan dengan konsep
dan Jasa Mix Use yaitu fungsi campuran. Hal ini dimaksudkan untuk
Tata guna lahan di dalam mendukung fungsi eksisting kawasan yang memilki banyak
tapak merupakan lahan fungsi.
kosong, yang terdapat
beberapa jenis tanaman
yakni semak belukar dan
rerumputan, ada juga
lahan yang ditanami oleh
pohon jati yang ditata
Jl. Soekarno Hatta

SITE oleh pemerintah setempat,


Pohon jati Lahan kosong Semak belukar
dan adapula lahan yang
Jl. Bundo Kandung

dibiarkan kosong tanpa


ditanami apa-apa.
i
Tambusa
Jl. Tuanku

Pohon jati Lahan kosong Semak belukar

1
BENTUK DAN MASSA BANGUNAN (Building Form and Massing)
HAMID SHIRVANI, 1985

Massa bangunan yang terdapat pada penggal Jl. Soekarno Hatta dan Jl. 2) Hubungan Antar Bangunan
Tuanku Tambusai didominasi oleh bangunan dengan ketinggian lebih dari dua Hubungan yang terjadi antar bangunan yang ada di sekitar kawasan lokasi
lantai, yang merupakan pusat perbelanjaan dan kawasan komersil seperti Mall perancangan, yaitu adanya hubungan fisik pada trotoar, namun ada beberapa
SKA, Living World, Transmart, dan Grand Zuri Hotel. Letak dari masing-masing titik trotoar yang dipergunakan sebagai tempat berjualan pedagang kaki lima
bangunan tidak dalam satu lokasi melainkan berpencar sehingga belum dan juga sebagai tempat parkir kendaraan sehingga mengakibatkan ruang
membentuk skyline yang teratur. sempit untuk pejalan kaki.

Pada kawasan di sekitar lokasi site terdapat bangunan yang memiliki kualitas
dan berkaitan dengan penampilan bangunan, hal ini lah yang menjadi bagian

Jl. Bundo Kandung


dari building form and massing seperti berikut:
1) Ketinggian Bangunan SITE

Jl. Soekarno Hatta


Bangunan yang ada di sekitar kawasan memiliki ketinggian bangunan yang

Jl. Bundo Kandung


Tambusai
Jl. Tuanku

berbeda yaitu dari bangunan berlantai 1 hingga lebih dari 3 lantai dengan pola
penataan yang mengikuti pola jalur jalan. Trotoar

3) Fasade
Bangunan-bangunan yang ada di kawasan tersebut memiliki gaya fasad yang
berbeda karena disesuaikan dengan era bangunan tersebut dibangun.

DESIGN RESPONSE
1. Menciptakan sebuah bangunan yang secara keseluruhan dapat
Bangunan 1 lantai
mencerminkan perkembangan/kemajuan jaman.
2. Memasukkan teknologi cerdas pada bangunan, seperti Sistem pencahayaan,
ventilasi cerdas, sistem pengolahan air dan sampah, panel surya untuk energi
terbarukan.
3. Merancang bentuk dan massa bangunan yang selaras dengan desain
kawasan secara keseluruhan.
Bangunan 2 lantai
4. Menghadirkan bangunan-bangunan yang modern untuk mendukung fungsi
kawasan yakni sebagai kawasan yang multifungsi. Baik itu sebagai kawasan
dengan fungsi perdagangan dan jasa, fungsi perkantoran maupun
pelayanan umum. Sehingga dapat meningkatkan vitalitas kawasan.
5. Meminimalkan dampak lingkungan dari sebuah bangunan, mendorong
Bangunan lebih dari 3 lantai penggunaan material ramah lingkungan dan daur ulang, serta meningkatkan
kualitas hidup penghuni.
2
SIRKULASI DAN PARKIR (Circulation and Parking)
HAMID SHIRVANI, 1985

Sirkulasi jalan sebelah barat Sirkulasi jalan sebelah timur


4 1 3
adalah Jl. Bundo Kandung adalah Jl. Soekarno Hatta
yang menjadi penghubung (jalan arteri) yang
area komersil dengan sepanjang jalan terdapat
permukiman warga. Hanya kawasan komersil. Terdiri
terdapat 1 jalur dengan 2 dari 2 jalur 4 lajur.
lajur.
2 4
Sirkulasi jalan sebelah selatan Sirkulasi jalan sebelah utara
adalah Jl. Tuanku Tambusai adalah masuk dari Jl.
(jalan arteri) yang menjadi Sukajaya yang menjadi
3 penghubung komersil, penghubung komersil
1 kesehatan, dan pendidikan dengan permukiman warga.
tinggi. Terdiri dari 2 jalur 4 Terdiri dari 1 jalur 2 lajur.
D lajur.

A
SITE C

2
A Terdapat akses B Terdapat akses C Terdapat akses D Terdapat akses
masuk menuju site di masuk menuju site masuk menuju site masuk menuju site
simpang Jl. Bundo dari Jl. Tuanku dari Jl. Soekarno dari Jl. Medang
Kandung. Tambusai. Hatta. Bakar IV, tetapi harus
berjalan kaki untuk
Sirkulasi Jalan Sirkulasi masuk ke dalam site Titik Lampu Merah mencapai site.

ANALISIS
Sirkulasi
Sirkulasi paling padat berada di titik lampu merah yang sering menimbulkan kemacetan tingkat tinggi (jam sibuk pagi dan sore hari).
Sirkulasi menuju site dapat diakses melalui Jl. Bundo Kandung, Jl. Tuanku Tambusai, Jl.Soekarno Hatta, dan Jl. Padang Mekar IV.
Akses Jl. Tuanku Tambusai memiliki lebar 12 m untuk 1 jalur, tapi tetap mengalami kemacetan di jam sibuk, terlebih adanya lampu merah juga
menjadi faktor kemacetan.
Jalan sekitar tapak bermaterial aspal ini masih sangat baik untuk dilalui kendaraan. Sedangkan akses jalan didalam tapak belum ada untuk
dilalui kendaraan.
3
SIRKULASI DAN PARKIR (Circulation and Parking)
HAMID SHIRVANI, 1985
Parkir
Parkir di sekitar kawasan site terdapat beberapa titik seperti di area ruko, di
kawasan perdagangan dan jasa, dan mall (pusat perbelanjaan) yang disebut
parkir off street dengan bentuk parkir tegak lurus, namun karena masih
kurangnya kapasitas untuk parkir pada waktu-waktu tertentu, penggunaan bahu
jalan dimanfaatkan sebagai area parkir (parkir on street). Hal ini seringkali
menimbulkan kemacetan karena akses pergerakan lalu lintas menyempit.
Terutama di dekat Mall SKA dan Livinf World yang berbatasan langsung dengan
site. Kawasan Mall SKA sering (nomor 6) dan Living World (nomor 11) dijadikan
sebagai area parkir yang ada di halaman pusat perbelanjaan tersebut.
SITE
DESIGN RESPONSE
1. Sirkulasi masuk ke dalam site dibuat dari arah selatan site, yaitu Jl. Tuanku
Tambusai. Karena fasad site akan dibuat menghadap Mall SKA untuk
memperkuat citra kawasan.
2. Merancang infrastruktur yang ramah pejalan kaki dan pengguna sepeda,
seperti: trotoar yang lebar dan nyaman, jalur khusus sepeda yang aman, area
parkir sepeda yang memadai.
3. Meningkatkan kualitas jalan lingkungan kawasan untuk dapat menampung
pengguna ruas jalan dengan optimal.
4. Membuat jalur sirkulasi baru untuk mendukung aksebilitas menuju kawasan yang
direncanakan.
5. Menyiapkan sebuah area parkir pada kawasan untuk dapat menampung
aktivitas (terutama pada area ruang terbuka), sehingga dapat meminimalisir
kantung parkir liar dan tidak menjadikan badan jalan sebagai lahan parkir.
6. Area parkir diberikan vegetasi agar memberi kenyamanan bagi pengguna parkir
itu sendiri dan material parkir ini menggunakan paving block. Untuk area
sirkulasi menggunakan material aspal.

3
RUANG TERBUKA (Open Space)
HAMID SHIRVANI, 1985

Fasilitas Kesehatan Fasilitas Sosial Perkantoran Pemerintah


Fasilitas Olahraga Industri Permukiman
Fasilitas Pendidikan Pariwisata Tanah Kosong
Fasilitas Peribadatan Perdagangan dan Jasa ANALISIS
Ruang Terbuka hanya terdapat pada site dan merupakan ruang terbuka pasif, yang
tidak memiliki kegiatan manusia di dalamnya. Yang mana ruang terbuka ini hanya
berupa lahan kosong yang ditanami banyak pohon jati yang ditata oleh pemerintah
setempat, dan dipenuhi oleh rerumputan dan semak belukar.

SITE
DESIGN RESPONSE
1. Menentukan zona-zona di open space, seperti area rekreasi, taman, dan tempat
bersosialisasi.
2. Merencanakan ruang terbuka privat bagi perencanaan bangunan-bangunan yang
berada dalam kawasan perencanaan.
3. Menciptakan ruang hijau yang bisa memberikan nilai-nilai edukasi.
4. Menyediakan infrastruktur digital untuk mendukung konektivitas dan akses informasi
di open space, seperti WiFi publik dan pengisian daya elektronik.
5. Penanaman vegetasi yang beragam.
6. Menciptakan sebuah ruang berinteraksi yang dapat melibatkan semua elemen
masyarakat, dengan mengedepankan kualitas lingkungan yang dapat
menyehatkan, menyejukkan, dan memberikan kenyamanan.
Jika ditinjau dari peta tata guna lahan di sekitar lokasi 7. Membuat jalur pejalan kaki, area duduk, dan tempat bermain dengan
perancangan dalam radius 2,5 km, tidak terdapat ruang memperhatikan keamanan dan kenyamanan pengguna.
terbuka hijau disekitar kawasan.

4
JALUR PEDESTRIAN (Pedestrian Ways)
HAMID SHIRVANI, 1985
ANALISIS
Pedestrian yang ada pada bangunan sekitar kawasan memiliki lebar pedestrian
yang berbeda-beda tergantung pada posisi pedestrian tersebut. Lebarnya
kisaran kurang lebih 2 meter. Pedestrian yang tersedia sering disalahgunakan
sebagai tempat berjualan oleh pedagang kaki lima.
Di sekeliling lokasi perancangan belum memiliki pedestrian sama sekali.
Persimpangan di sekitar pusat perbelanjaan sering kali kurang terarah dengan
minimnya rambu lalu lintas pejalan kaki, meningkatkan risiko kecelakaan.
Jl. Bundo Kandung

Trotoar di sepanjang jalur pejalan kaki memiliki kondisi yang bervariasi. Beberapa
bagian mengalami kerusakan, menyulitkan pengguna jalur, sementara beberapa
area kurang pencahayaan pada malam hari.

Jl. Soekarno Hatta


Meskipun jalur pejalan kaki utama memiliki trotoar yang lebar, terdapat
SITE beberapa lintasan pejalan kaki yang tidak dilengkapi dengan penyeberangan
yang sesuai untuk orang dengan disabilitas.
Jl. Bundo Kandung

DESIGN RESPONSE
Jl. Tuanku
Tambusai
Merancang jalur pedestrian di sekeliling lokasi perancangan kawasan.
Merancang jalur pedestrian yang memprioritaskan keselamatan dan
kenyamanan pejalan kaki, seperti lebar jalur yang memadai, Permukaan yang
rata dan aman, aksesibilitas bagi penyandang disabilitas.
Pedestrian
Pencahayaan yang efisien energi dan pohon-pohon yang memberikan bayangan
alami sebagai peneduh agar pejalan kaki tidak merasa kepanasan.
Membangun jalur pedestrian yang terkoneksi dengan berbagai fasilitas dan
kawasan, seperti halte transportasi publik, pusat kegiatan ekonomi, dan ruang
terbuka hijau.
Menerapkan prinsip desain ramah lingkungan, seperti penanaman vegetasi di
sepanjang jalur pedestrian.
Memasukkan teknologi cerdas untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan
pejalan kaki, dengan sistem informasi dan navigasi.
Merancang jalur pedestrian yang terintegrasi dengan desain kawasan secara
keseluruhan.
5
AKTIVITAS PENDUKUNG (Activity Support)
HAMID SHIRVANI, 1985

ANALISIS
DESIGN RESPONSE

1. Menghadirkan berbagai bentuk pendukung aktivitas, guna


memaksimalkan tujuan dari perancangan kawasan komersial
multifungsi terpadu pada site.
2. Menyediakan sarana dan prasarana yang bisa mewadahi
Terdapat deretan pedagang Adanya bangunan ruko dan aktivitas pendukung kawasan.
kaki lima. fasilitas pelayanan warga.
3. Mengakomodasi pedagang informal yang sudah sejak lama
hadir pada kawasan ini dengan perencanaan bangunan yang
nyaman yang tidak menganggu fungsi utama yang ada pada
kawasan.
4. Menghadirkan ruang terbuka publik untuk aktifitas sosial dan
ruang terbuka hijau untuk paru-paru kawasan sebagai bentuk
Adanya masjid sebagai Bangunan area makan
tempat peribadatan. dengan area parkir. dukungan aktivitas.
5. Menyediakan bangunan-bangunan pendukung yang secara
fisik dapat menjadi pembeda dari bangunan-bangunan utama
yang berada pada kawasan.
6. Desain infrastruktur transportasi yang ramah lingkungan, seperti
jalur sepeda, jalan pejalan kaki, dan dukungan untuk kendaraan
Pusat perbelanjaan (Mall SKA dan Living World) listrik
yang menyediakan lahan parkir pada
halamannya.

6
RAMBU PENANDA (Signage)
HAMID SHIRVANI, 1985

1. Identification Sign 4. Regulatory and ANALISIS


Prohitory Sign Di kawasan sekitar site terdapat beberapa simbol
dan tanda yang dipasang sesuai peruntukkannya
dan untuk memberikan informasi. Di samping adalah
signages di kawasan sekitar lokasi perancangan:
Terdapat berbagai jenis rambu penanda, termasuk
rambu lalu lintas, petunjuk arah, rambu peringatan
dan identitas komersial di sepanjang Jl. Tuanku
2. Directional Sign Tambusai dan Jl. Soekarno Hatta.
5. Operatory Sign Rambu "Area Parkir" kurang sesuai dengan tata
ruang kawasan ini dan dapat menimbulkan
ketidaksesuaian.

DESIGN RESPONSE
1. Menghadirkan penanda seperti landmark, papan
reklame, rambu jalan, papan nama jalan yang lebih
baik dan nyaman, dari segi penempatan dalam
3. Warming Sign
ruang.
2. Menghadirkan penanda yang dapat mencirikan
kawasan dengan lebih baik dan mudah dikenali.
3. Menempatkan penanda sesuai dengan tempatnya
agar dapat memberikan informasi pengendara
dengan jelas dan tidak menimbulkan pengaruh
negatif serta tidak mengganggu lalu lintas.

7
PELESTARIAN (Preservation)
HAMID SHIRVANI, 1985

ANALISIS
Sesuai dengan pengertiannya, konservasi merupakan upaya untuk melestarikan suatu lingkungan binaan sedemikian rupa sehingga makna
lingkungan tersebut dapat dipertahankan, mengefisienkan penggunaannya dan mengatur arah perkembangannya dimasa mendatang.
Maka penerapan pada kawasan ini dimaksudkan untuk tetap mempertahankan beberapa bangunan yang keberadaan bangunan itu sudah
menjadi bagian yang tak terpisahkan dengan kawasan perencanaan. Berdasarkan kondisi eksisting kawasan, terdapat bangunan pusat
perbelanjaan yang bersifat iconic, dimana menjadi sebuah ciri khas ( bisa juga menjadi landmark) yang cukup terkenal pada kawasan ini.

Pada kawasan di sekitar site tidak ditemukan gedung tua yang nantinya akan di lakukan pereservasi atau perlindungan terhadap fungsi dan
keberadaan bangunan. Namun, ada beberapa fasilitas-fasilitas yang dapat dipreservasi dari kawasan, yaitu fasilitas pusat perbelanjaan
yang sudah terfungsikan dengan baik seperti Mall SKA, Living World dan Transmart Carrefour.

DESIGN RESPON
Pada batasan strategi konservasi, bangunan ini akan menjadi bangunan yang akan tetap dipertahankan namun dengan sentuhan renovasi
misalnya. Ddan upaya ini sebagai salah satu upaya untuk mempertahankan budaya yang sudah berkembang sejak dahulu. Sesuai dengan
konsep perencanaan kawasan ini, yaitu mengangkat dari segi budaya, maka sangatlah diharapakan elemen-elemen seperti ini tetap
dipertahankan.

8
ANALISIS SITE
berdasarkan teori
Kevin Linch
NODE
KEVIN LINCH, 1960

Node (simpul) pada site berada pada persimpangan


lampu merah jalan tengku tembusai,dan persimpagan
jalan bundo kandung. yang merupakan simpul strategis
dimana arah atau aktivitasya saling bertemu dan dapat
di ubah kearah yang lain. pada area persimpangan
lampu merah jalan tengku tembusai sering terjadinya
kemacetan.
Jl. Bundo Kandung

DESIGN RESPONSE

Jl. Soekarno Hatta


Node (simpul) pada site akan direspon dangan
membuat lendmark yang akan menjadi ciri khas pada
kawasan itu sendiri karna pada titik simpul ini dapat
Jl. Bundo Kandung

merupakan titik strategis. dan membuat gerbang lebih


masuk kedalam site dan jauh dari persimpangan untuk
Jl. Tuanku
Tambusai
meminimalisirkan kemacatean .

Keterangan:

Persimpangan lalu lintas


PATH
KEVIN LINCH, 1960

Pada Kawasan labuh baru barat, memiliki beberapa path


yang mudah dikenali oleh penggunanya, diantaranya
adalah Jalan Soekarno Hatta, Jalan Tuanku
Tambusai,Jalan bundo kanduang. Jalan ini merupakan
jalan yang paling sering dilalui oleh orang-orang yang
ada di kawasan ini yang dapat dilalui oleh kendaraan
maupun pejalan kaki.
DESIGN RESPONSE
Jl. Bundo Kandung

mendesain kawasan yang memiliki hubungan yang teratur


dan logis, menciptakan sebuah jalur yang memandu
pengguna melalui ruang dengan nyaman dan

Jl. Soekarno Hatta


bermakna,dengan merencanakan jalur-jalur yang
memaksimalkan efisiensi dan kenyamanan dan
mepehatikan sirkukasi arah angin yang masuk kedalam
Jl. Bundo Kandung

site serta jalur pedestrian untuk para pejalan kaki,


sekaligus mempertimbangkan aspek keindahan dan
Tambusai

estetika sehingga berkesan bagi pengguna.


Jl. Tuanku
EDGE
KEVIN LINCH, 1960

Edge atau tepian pada kawasan rancangan dibatasi oleh


jalan-jalan lingkungan yang menghubungkan kawasan
dengan fungsi wilayah yang lebih kompleks. Dimana pada
sisi selatan edge dibatasi dengan drainase yang tidak
akan dibuat rancangan berupa jalur (path) karena berada
di lampu merah yang nantinya akan menyebabkan
kemacetan. Pada sisi barat pula sudah berbatasan
dengan permukiman warga yang tidak akan dibuat jalur
Jl. Bundo Kandung

Jl. Bundo Kandung

karena jarak yang cukup jauh dari kawasan rancangan


utama.

Jl. Soekarno Hatta


DESIGN RESPONSE

Jl. Soekarno Hatta


Batasan yang diberikan menjadi identitas dari kawasan
rancangan dengan respon yang diberikan pada batasan
Jl. Bundo Kandung

tersebut ialah berupa pagar tembok beton atau berasal


Jl. Bundo Kandung

dari tanaman yang dirancang sedemikian rupa untuk


Tambusai
Jl. Tuanku

Jl. Tuanku
Tambusai
pemisah secara seam (berlapis) ketimbang edge barrier
(penghalang). Sehingga pembatas dibedakan anatar
seams (komersial) dan filter (kawasan jarang pergerakan)

Edge Filter : Jarang pergerakan pengguna

Edge seams : aktivitas komersial


DISTRICT
KEVIN LINCH, 1960
District (kawasan) merupakan kawasan dengan karakteristik
tertentu. Dimana elemen pembentuk dapat berupa fasad,
teksturm ruang, bentuk, rincian, simbol, jenis bangunan,
kegunaan, warna, aktivitas dan lainnya. Pada kawasan
rancangan berupa lahan kosong yang memiliki homogenitas
yaitu berupa tumbuhan hijau dan pepohonan. District
(kawasan) terlihat disekitar kawasan rancangan utama yang
fungsinya lebih pada komersial, pendidikan dan permukiman
warga.
Jl. Bundo Kandung

DESIGN RESPONSE

mendesain bentukan pola yang akan menjadi konteks dalam


suatu kawasan, dengan memperhatikan aspek sejarah,

Jl. Soekarno Hatta


budaya, dan perkembangan ekonomi. serta khusus dan nilai-
nilai yang perlu diintegrasikan dalam sesain kawasan.serta
menciptakan jalur pejalan kaki yang ramah, konektivitas
Jl. Bundo Kandung

transportasi yang baik, dan penataan bangunan yang


Tambusai
menyelaraskan dengan konteks sekitar.serta menciptakan
Jl. Tuanku

suasana yang merangkul dan meresapi kebudayaan lokal,


mendorong interaksi sosial, dan memberikan ruang bagi
ekspresi kreatif.
LANDMARK
KEVIN LINCH, 1960

Landmark (tangeran) pada kawasan rancangan merupakan ciri


eksternal yang merujuk pada suatu kawasan atau sebagai
penanda suatu kawasan. Disekitar kawasan rancangan terdapat
beberapa bangunan komersial yang cukup terkenal dan besar.
Meningat keberadaan kawasan rancangan pada persimpangan
jalan yang biasa disebut dengan Simpang SKA (Mal SKA) sehingga
landmark untuk memudahkan menemukan kawasna rancangan
ialiah Mal SKA. Alasan ini juga dilihat karena kawasan berada
tepat diseberang Mal SKA.
Jl. Bundo Kandung

DESIGN RESPONSE
Landmark ini akan dirancang dengan karakter visual yang khas
untuk meningkatkan daya ingat dan identifikasi, Landmark dapat
menjadi titik pertemuan yang populer atau tempat berkumpul,

Jl. Soekarno Hatta


memfasilitasi interaksi sosial, serta penanda penting yang
memberikan nilai tambah bagi pengalaman pengguna dalam
suatu lkawasan . Desain landmark ini akan menciptakan identitas
Jl. Bundo Kandung

yang kuat pada kawasan.


Tambusai
Jl. Tuanku
ANALISIS
MAKRO
Kawasan
ANALISIS MAKRO
LINKED POTENSIAL

Berdasarkan hasil survey yang dilaksanakan secara


langsung pada tanggal 7 Februari 2024, didapati
beberapa titik potensial yang berada di sekitar
lingkungan site, diantaranya:

1. Pusat Perbelanjaan, yang juga dijadikan sebagai


tempat rekreasi dan hiburan serta pusat aktivitas
komunitas seperti Mall SKA, Mall Livingworld, dan
Transmart Pekanbaru
2. Akses yang mudah dijangkau untuk mencapai
lokasi, didukung dengan adanya transportasi umum yang
melewati jalan di sekitar site seperti transmetro
pekanbaru
3. Terdapat beberapa sarana kesehatan yang mudah
diakses seperti RS Prima Pekanbaru, RS Hermina
Pekanbaru, Eka Hospital Pekanbaru, dll
4. Banyak terdapat utilitas publik seperti SPBU, PLN,
Pusat layanan Internet telepon, dll
DESIGN RESPONSE 5. Terdapat juga sarana pelayanan masyarakat,
seperti kantor polisi, kantor pos, kantor pemerintahan, dll
Dari banyaknya titik titik yang menjadi potensi bagi pengguna di kawasan site tentunya kita harus
6. Adanya beberapa tempat ibadah yang tersedia di
memikirkan bagaimana caranya agar pengguna dapat mengakses dengan mudah untuk menuju lokasi
titik potensial. serta setiap elemen dalam kawasan harus dirancang dengan mempertimbangkan sekitar site bagi masyarakat
potensi yang ada di sekitarnya. Ini mungkin melibatkan penempatan strategis, penggunaan material 7. Terdapat sarana pendidikan di sekitar site yaitu
yang seragam, atau bahkan pengembangan tematik yang konsisten. Universitas Muhammadiyah Riau
ANALISIS MAKRO
SIRKULASI

Jalan sukajaya merupakan jalan kecil


Jalan Soekarno Hatta, merupakan jalan
lainnya untuk menuju ke lokasi dibagian
Utama satu jalur, dengan 3 lajur ketika
Utara site dengan sirkulasi kendaraan dua
sedang macet dan hanya 2 lajur ketika
jalur dan dua lajur yang bisa dilewati 2
kendaraan sedang tidak padat
mobil secara berlawanan arah.

Jalur sirkulasi menuju site

Jalan Bundo kandung atau jalan nenas DESIGN RESPONSE


merupakan sirkulasi transportasi untuk
Dengan banyaknya sirkulasi yang berada di sekitarnya,
menuju kelokasi dibagian Barat serta ke
maka akses untuk menuju site dapat dicapai dengan
lokasi bagian Utara dengan sirkulasi
mudah,dan untuk sirkulasi di dalam kawasan akan di desian
kendaraan dua jalur dan dua lajur yang bisa DI jalan Tuanku Tambusai merupakan jalan
dengan memperhatikan kebutuhan pengguna seperti jalan
dilewati 2 mobil secara berlawanan arah. Utama satu jalur, dengan 3 lajur ketika
lokal dan jalan lingkungan ,serta membuat jalur pendestrian
sedang macet dan hanya 2 lajur ketika
untuk para pejalan kaki.
kendaraan sedang tidak padat
ANALISIS MAKRO
UTILITAS

TRANSPORTASI UMUM
Trans metro Pekanbaru merupakan salah satu Transportasi umum yang melayani
Kota Pekanbaru, Sistem ini didirikan pada 18 Juni 2009 oleh Pemerintah Kota
Pekanbaru, dengan armada awal 20 bus yang melayani 2 koridor.

DESIGN RESPONSE
Dengan tersedianya fasilitas transportasi umum, maka dapat
dipertimbangkan untuk menambah titik pemberhentian bus di dalam
kawasan site, sehingga dapat mengurangi penggunaan kendaraan
pribadi.

HALTE BUS TRANS METRO PEKANBARU


ANALISIS MAKRO
UTILITAS

LISTRIK
Pada sekitar area site sudah tersedia aliran listrik, namun belum tersedia aliran listrik
hingga ke dalam site sehingga diperlukan beberapa tiang listrik tambahan.

PT PLN (PERSERO)
ULP KOTA BARAT

PT PLN (PERSERO) UNIT INDUK


WILAYAH RIAU DAN KEPULAUAN RIAU

PT PLN (PERSERO) RAYON


PEKANBARU

PT PLN (PERSERO) UIP3B SUMATERA


LOKASI PT PLN

DESIGN RESPONSE
Memberikan akses jaringan listrik dengan mendistribusikan listrik dari PLN yang berada
di sekitar site. dan membuat kabel listrik di dalam tanah agar kabel listrik yang
mengganggu estetika visual lingkungan dapat teratasi. Selain itu mempertimbangkan
untuk menggunakan sumber daya alternatif seperti solar panel.
ANALISIS MAKRO
UTILITAS

NETWORK
Terdapat 2 titik jaringan internet yang berada di sekitar site

DESIGN RESPONSE
Pada site yang terdapat 2 jaringan internet yang
berbeda itu sudah memadai untuk kebutuhan
internetnya.

LOKASI JARINGAN NETWORK


ANALISIS MAKRO
STRUKTUR SPASIAL KOTA

Struktur spasial perkotaan pada area sekitar kawasan site didominasi oleh permukiman warga,
bangunan komersil, dan fasilitas publik. Dilihat dari pola pengembangannya, bangunan komersil
dan fasilitas publik berada di depan jalan-jalan utama seperti Jl. Soekarno Hatta dan Jl. Tuanku
Tambusai, sedangkan permukiman warga memasuki jalanan yang lebih kecil

area komersial berbatasan


langsung dengan jalan utama

DESIGN RESPONSE

Sebagai respon dalam struktur spasial kota, maka perlu dipertimbangkan:


Memberi akses dari yang mudah dicapai berbagai titik untuk keluar masuk site.
Mendesain sistem utilitas yang baik dan tidak merugikan lingkungan sekitarnya.
Memberi fungsi bangunan yang memenuhi kebutuhan masyarakat.
Mendesain kawasan yang dapat diakses dengan kendaraan maupun berjalan
kaki.
ANALISIS
MIKRO
Kawasan
ANALISIS MIKRO IKLIM KAWASAN
SUN AND SHADOW

ANALISIS

Site kawasan berorientasi pada axis timur dan


barat, mengakibatkan bayangan pada pagi
hari dominan berada di sebelah kiri dan
MATAHARI berangsur ke arah kanan saat menjelang sore,
DAN bagian barat site cenderung terekspos karena
SUHU sering mendapatkan sinar matahari. Dan
temperature rata-rata 26°C - 30°C. Radiasi
panas dan terik terasa menyilaukan pada
siang hari.

DESIGN RESPONSE

Merespon orientasi matahari dengan


dengan massa bangunan menghadap
ARAH utara dan selatan. dan memaksimalkan
DAN bukaan pada bangunan agar
BAYANGAN mendapatkan paparan cahaya matahari
secara maksimal.
Di area yang terkena shadow didesain
ruang terbuka dan menembahkan
vegetasi agar tidak terlalu terkena sinar
matahari pada siang hari.
ANALISIS MIKRO IKLIM KAWASAN
WIND

DESIGN RESPONSE
Angin berhembus dari barat
daya menuju timur laut dengan
kecepatan sedang.hal ini Memaksimalkan bukaan pada
menjadi pertimbangan untuk bangunan untuk memasukkan angin
membentuk massa bangunan dan mendapatkan penghawaan
yang dapat memanfaatkan secara alami,serta membuat cross
hembusan angin untuk ventilation (ventilasi silang) pada
memberikan kenyamanan termal bangunan sehingga dapat
pada bangunan. menghemat penggunaan energi
pada bangunan.
ANALISIS MIKRO NATURAL FEATURES KAWASAN
TOPOGRAPHY VEGETATION

Site memiliki kontur yang datar sedikit


bergelombang. Kawasan memiliki beberapa jenis
tanaman yang tumbuh alami atau
sengaja ditanam. Secara garis
besar jenis pohon yang terdapat
pada tapak antara lain, pohon jati,
pohon bambu, dsb. Pada lokasi
tapak dan sekitarnya juga terdapat
semak belukar dan tanaman liar.

DESIGN RESPONSE
Dengan kontur tanah yang cukup datar
maka kawasan akan didesain dengan
memperhatikan kontur tanah,dan
membangun bangunan dengan
memperhatikan jenis tanah sehingga
terciptanya bangunan yang kokoh.

DESIGN RESPONSE

Mempertahankan vegetasi yang mendukung


proses desain pada kawasan dan menghilangkan
vegetasi yang mengganggu.
penanaman vegetasi disesuaikan dengan konsep
sustainable dan kebutuhan dari tapak.
ANALISIS MIKRO SENSORY KAWASAN
Smell
DESIGN RESPONSE
Karena kawasan ini berada di daerah Pada bagian selatan site terdapat Dalam mendesain kawasan ini perlu
yang cukup padat penduduknya, maka aroma tak sedap yang diakibatkan memperbaiki sistem drainase pada
berbagai aroma beragam dapat oleh tumpukan sampah yang kawasam dan membuat drainase
ditemui di sekitarnya. Namun, dibuang sembarangan, juga tertutup agar dapat mengurangi
ditemukan bahwa beberapa area drainase yang tidak terawat dengan aroma yang tidak sedap .dan
pemukiman menghadapi masalah bau baik. Dari dalam site juga terdapat membuat bank sampah khusus
yang cukup serius, yang disebabkan aroma tak sedap dari pohon kayu kawasan .
oleh kurangnya perawatan saluran jati dan pupuk yang digunakannya.
pembuangan di lingkungan tersebut.

Sound
DESIGN RESPONSE

Kebisingan tertinggi berasal dari Menambahkan vegetasi untuk menyaring


arah timur dan selatan site, yang kebisingan yang masuk kedalam kawasan.
merupakan lalu lintas kendaraan Meletakkan bangunan yang tidak membutuhkan
dengan intensitas yang tinggi. tingkat privasi pada semi privat,ruangan umum
pada tingkay kebisingan paling tinggi,dan zona
privat pada tingkat kebisingan paling rendah.

View
DESIGN RESPONSE

Utara : SPBU Pertamina 14.282.685, lahan kosong meletakkan kawasan menghadap


Timur : Jl. Soekarno Hatta UTARA TIMUR ke arah view yang menarik dan
Selatan : Jl. Tuanku Tambusai mendesain kawasan sebagus
Barat : Jl. Bundo Kanduang, rumah penduduk mungkin untuk memaksimalkan view
dari luar kedalam.
SELATAN BARAT
ANALISIS MIKRO SIRKULASI KAWASAN

Infrastruktur akses dan sirkulasi sebagaimana tercermin dalam


gambar di samping, meliputi komponen jalan utama , fasilitas
halte, jalur pedestrian, semuanya telah tersedia dengan
susunan yang teratur.

Namun di sekitar area site masih terdapat beberapa bagian


yang belum disediakan untuk akses jalur pedestrian.

DESIGN RESPONSE

Pada area site yang belum terdapat jalur pendestrian


akan di buat dan di tambahkan jalur pendestrian yang
akan didesain dengan sebaik mungkin sehingga dapat
memberikan view yang menarik.
membuat tempat parkir untuk kendaraan sehingga warga
tidak parkir sembarang yang dapat mengganggu akses
sirkulasi pada kawasan.
ANALISIS MIKRO UTILITAS KAWASAN

PDAM LISTRIK JARINGAN TELEPHONE DRAINASE

Sudah tersedia PDAM untuk Di kawasan Kecamatan Payung Sekaki ini, Tower BTS berada dibatas site Saluran pembuangan air kotor
kawasan disekitar kecamatan pasokan listriknya sangat memadai berkat sebelah barat jl.terentang , dan terletak disepanjang ruas jalan jadi
payung sekaki sehingga pasokan air adanya penyediaan listrik dari PLN rayon jaringan telephone dan internet jalur pengaliran bagi limbah air
PDAM masih sangat terpenuhi kota, yang didukung oleh tiang listrik yang sangat lancar di kawasan ini kotor baik dari rumah tangga
terpasang sepanjang jalan di seluruh maupun industri dialirkan secara
kecamatan. Namun disayangkan bahwa langsung.
penempatan tiang dan kabel listrik di
sekitar wilayah tersebut mengganggu
estetika visual lingkungannya

DESIGN RESPONSE

Untuk saluran dreinase pada kawasan perlu di perbaiki dan


membuat drainase tertutup tetapi tetap memiliki lubang
resepan kedalam tanah.
membuat kabel listrik di dalam tanah agar kabel listrik yang
mengganggu estetika visual lingkungan dapat teratasi.
ANALISIS MIKRO HUMAN & CULTURES KAWASAN
DEMOGRAFI AKTIFITAS MANUSIA

Citizen
Warga kota biasa yang sekedar
lewat, atau pergi membeli
kebutuhan hidup disekitar kawasan. berisi permukiman
penduduk dan kawasan

Jl. Bundo Kandung


komersil yang cukup padat
aktifitas.
Worker
berisi permukiman

Jl. Soekarno Hatta


Karena merupakan kawasan bisnis penduduk dengan aktifitas
dan komersial, banyak pekerja yang yang tidak terlalu dominan

Jl. Bundo Kandung


dan cenderung lenggang.
lalu lalang dan cenderung tetap
setiap hari selama jam kerja.
i
Tambusa
Jl. Tuanku

Student
Low Medium High didominasi dengan aktifitas
Para pelajar seperti siswa dan Density Area Density Area Density Area komersial yang berbatasan
mahasiswa, karena di dekat langsung dengan site.

kawasan terdapat perguruan tinggi


juga SD, SMP, dan SMA. DESIGN RESPONSE

Social Issue

Kawasan padat penduduk yang


dibeberapa bagian menciptakan
kejahatan seperti pencurian, pembegalan,
dan mabuk-mabukan.
DOKUMENTASI SURVEI
DOKUMENTASI SURVEI
DOKUMENTASI SURVEI
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai