Pada bab ini akan menjelaskan tentang pembahasan mengenai karakteristik
reponden dan pengetahuan perawat di ruang rawat inap Ciputra Hospital Tangerang. Di bawah ini akan dilakukan pembahasan terhadap analisis univariat yang telah dilakukan oleh peneliti. Pembahasan ini akan mencakup mengenai Deskripsi demografi dan deskripsi pengetahuan di ruang rawat inap Ciputra Hospital Tangerang.
5.1 Analisis Demografi
5.1.1 Usia Data usia responden di ruang rawat inap Ciputra Hospital Tangerang berada pada kelompok usia 20-30 tahun sekitar 46 responden (64,8%) dibandingkan dengan responden yang berusia 31-40 tahun sebanyak 22 reponden (31,0%) dan berusia 41-50 tahun sebanyak 3 responden (4,2%). Usia berpengaruh terhadap pola pikir seseorang dan pola fikir berpengaruh terhadap perilaku seseorang. Semakin cukup usia seseorang akan semakin matang dalam berpikir dan bertindak (Notoatmojo, 2010), hal ini dapat mempengaruhi pengetahuan perawat dalam melakukan cuci tangan. Semakin meningkatnya usia seseorang maka semakin banyak pengalaman yang didapat dan banyaknya ilmu pengetahuan yang diperoleh. Tingkat pengetahuan dipengaruhi berbagai faktor seperti usia, intelegensi, pengalaman, pendidikan, pekerjaan. Dari hasil penelitian (Emanuella, 2019) usia 20-30 tahun merupakan periode dewasa awal, dimana mereka masih mempunyai fisik yang kuat, semangat yang cukup tinggi dan juga mempunyai daya ingat dan daya serap yang tinggi ketika mereka diberi ilmu pengetahuan. Bahwa faktor internal yang mempengaruhi adalah kematangan pribadi usia seseorang. Hal ini dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan perawat dalam melakukan hand hygiene. Berdasarkan analisis peneliti usia berpengaruh dalam pengetahuan seseorang dan menjadi indikator dalam setiap pengambilan keputusan dan bisa mempertanggung jawabkan sesuai dengan tindakan yang dilakukan.
5.1.2 Jenis Kelamin
Data jenis kelamin responden di ruang rawat inap Ciputra Hospital Tangerang mayoritas berjenis kelamin perempuan sekitar 60 responden (84,5%) dari 71 responden dibandingkan laki-laki sebanyak 11 responden (15,5%). Jenis kelamin dapat mempengaruhi tahapan cuci tangan seseorang, sebagian besar perempuan memiliki kebiasaan dalam pola hidup bersih (Cahyani, 2010). Perempuan memiliki sifat perhatian yang lebih, penyabar dan teliti dalam melakukan suatu pekerjaan. Berdasarkan analisis peneliti selama di ruangan, peneliti melihat bahwa sebagian besar yang patuh dalam melakukan cuci tangan adalah perawat perempuan.
5.1.3 Tingkat Pendidikan
Data tingkat pendidikan responden di ruang rawat inap Ciputra Hospital Tangerang ada yang berpendidikan D3 Keperawatan dan S1 Ners, tetapi mayoritas tingkat pendidikan di ruang rawat inap Ciputra Hospital Tangerang yaitu berpendidikan S1 Ners sekitar 40 responden (56,3%) dibandingkan D3 Keperawatan sebanyak 31 responden (43,7%). Menurut Notoatmojo (2010), Pendidikan adalah bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah suatu cita-cita tertentu. Jadi dapat dikatakan bahwa pendidikan menuntun manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupaan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam motivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan kesehatan. Sedangkan tingkat pendidikan adalah level atau tingkat suatu proses yang berkaitan dalam mengembangkan semua aspek kepribadian manusia, yang mencakup pengetahuan, nilai dan sikap serta keterampilan dalam pembangunan kesehatan. Pendidikan seseorang menentukan luasnya pengetahuan seseorang dimana orang yang berpendidikan rendah sangat sulit menerima sesuatu yang baru. International Counsil of Nursing (ICN) menuntut seorang perawat yang akan memberikan pelayanan harus melalui sertifikasi dan uji kompetensi untuk memperoleh Register Nurse (RN). Untuk uji RN seseorang harus menyelesaikan pendidikan Ners dengan demikian international standar pendidikan dasar perawat harus berpendidikan ners. Untuk itu kesadaran dari perawat memikirkan tindak lanjut pendidikannya agar eksistensi dalam pelayanan keperawatan di era globalisasi saat ini dapat dipertahankan dan ditingkatkan. Berdasarkan analisis peneliti bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin luas wawasan yang dimilikinya, dibandingkan dengan perawat yang berpendidikan rendah ini sejalan dengan apa yang sudah ada di ruang rawat inap Ciputra Hospital Tangerang.
5.1.4 Masa Kerja
Data masa kerja responden di ruang rawat inap Ciputra Hospital Tangerang mayoritas masa kerja > 3 tahun sekitar 45 responden (63,4%) dibandingkan masa kerja < 1 tahun sebanyak 14 responden (19,7%) dan masa kerja 1-3 tahun sebanyak 12 responden (16,9%). Masa kerja atau lama kerja adalah kurun waktu atau lama waktu yang telah dilalui sesorang sejak ia menekuni pekerjaan. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Nurahmani pada tahun 2018 didapatkan dari 47 responden mayoritas masa kerja >3 tahun sekitar 30 responden (64%), dan penelitian yang dilakukan oleh Emanuela (2019), didapatkan dari 92 responden mayoritas masa kerja >3 tahun sekitar 55 responden (59,8%). Pekerjaan merupakan kebutuhan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupan lainnya. Pada awal bekerja, perawat memiliki kepuasan kerja yang lebih dan semakin menurun seiring bertambahnya waktu secara bertahap lima atau delapan tahun dan meningkat kembali setelah lebih dari delapan tahun, dengan semakin lama seseorang dalam bekerja, akan semakin terampil dalam melaksanakan pekerjaan (Notoatmojo, 2010). Pengalaman berdasarkan pemikiran kritis akan tetapi pengalaman belum tentu teratur dan bertujuan. Pengalaman merupakan suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang telah diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu. Berdasarkan analisis peneliti bahwa seseorang yang bekerja lebih lama maka pengetahuannya akan semakin bertambah, tetapi dalam penelitian ini berbanding terbalik dimana perawat yang bekerja < 3 tahun pengetahuannya lebih baik karena masih mempunyai semangat untuk belajar dan bekerja serta mampu menonjolkan sikap kepribadian yang lebih baik.
5.2 Analisis Pengetahuan Hand Hygiene
Data pengetahuan hand hygiene di ruang rawat inap Ciputra Hospital Tangerang mayoritas tingkat pengetahuan baik sekitar 58 responden (81,7%) dan tingkat pengetahuan kurang sekitar 13 responden (18,3%). Pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui berkaitan dengan proses pembelajaran terhadap suatu objek. Proses belajar ini dipengaruhi berbagai faktor dari dalam, seperti motivasi dan faktor luar berupa sarana informasi yang tersedia, serta keadaan sosial budaya. Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang (Budiman & Riyanto, 2013). Tingkat pengetahuan seseorang dalam melakukan hand hygiene tercakup dalam domain kognitif yang mempunyai 6 tingkatan yaitu : tahu, memahami, aplikasi, analisis, sistematis, sintesis, evaluasi (Budiman & Riyanto, 2013). Dari hasil penelitian yang didapat tingkat pengetahuan perawat di ruang rawat inap mengetahui dan memahami tentang hand hygiene , namun belum mengaplikasikan dengan baik dan benar sesuai prosedur hand hygiene menurut WHO. Faktor pengetahuan juga ikut mempengaruhi ketaatan petugas dalam melakukan hand hygiene. Hal ini sangat penting bahwa seluruh petugas pelayanan kesehatan harus mempelajari secara tepat prosedur pelaksanaan hand hygiene dan pada saat kapan hand hygiene dilakukan. Menurut Notoatmodjo (2014), bahwa pengetahuan adalah hasil tahu dan terjadi setelah seseorang melakukan terhadap objek melalui indera yang dimilikinya. Pengetahuan meliputi pemahaman tentang tugas tanggung jawab dalam bekerja. Pengetahuan merupakan elemen yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Tingkat pengetahuan tentang hand hygiene tidak hanya sebatas pentingnya pelaksanaannya, namun juga harus mencakup indikasi dan teknik pelaksanaannya. Perawat harus memiliki pengetahuan tentang cuci tangan dengan benar sebagai upaya pencegahan infeksi nosokomial di rumah sakit sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan yang baik. Penelitian ini sesuai dengan penelitian Meiska (2018), di Siloam Hospital Manado. Pada penelitian ini didapatkan sebanyak 84,4% responden memiliki pengetahuan baik dan 15,6% memiliki pengetahuan kurang. Penelitian selanjutnya adalah penelitian Kusumawardani (2017), di RS Pendidikan Universitas Tanjungpura Pontianak. Pada penelitian ini didapatkan sebanyak 43,2% responden memiliki pengetahuan cukup, 32,7% responden memiliki pengetahuan baik dan 24,1 % responden memiliki pengetahuan kurang. Penelitian dari Emanuella (2019), di RS Royal Surabaya didapatkan hasil sebanyak 76,1% responden memiliki pengetahuan baik dan 23,9% responden memiliki pengetahuan kurang. Penelitian yang dilakukan oleh Syamsulastri (2017), di RSUD Ade Muhammad Djoen Sintang. Pada penelitian ini didapatkan 55,9% responden memiliki pengetahuan baik dan 44,1% responden memiliki pengetahuan kurang. Dari hasil penelitian diatas bahwa tingkat pengetahuan perawat tentang cuci tangan sudah baik namun dalam mengaplikasikan apa yang sudah dipelajari tersebut masih sangat kurang. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Endah pada tahun 2015 dengan judul hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku cuci tangan perawat ruang ICU di RSUD Taman Husada Bontang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan perilaku cuci tangan perawat di ruang ICU RSUD Taman Husada Bontang. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan rancangan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan total sampling dengan total sampel 54 responden. Instrumen yang digunakan adalah instrumen pengetahuan dan perilaku yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan perilaku dalam bentuk kuesioner. Didapatkan hasil penelitian bahwa tingkat pengetahuan perawat ruang ICU di RSUD Taman Husada dalam kategori cukup (53,7%) dan memiliki perilaku mencuci tangan kategori baik (87,0%). Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku cuci tangan perawat ruang ICU di RSUD Taman Husada Bontang (p value = 0,001). Penelitian yang dilakukan oleh Meiska pada tahun 2018 dengan judul gambaran tingkat pengetahuan perawat dalam mencuci tangan di Siloam Hospital Manado. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan perawat dalam mencuci tangan di Siloam Hospital manado. Desain penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan sampel penelitian berjumlah 32 responden dan pengambilan sampel menggunakan total sampling. Hasil penelitian menggambarkan tingkat pengetahuan perawat baik sebanyak 27 responden (84,4%), dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 5 responden (15,6%). Penelitian terakhir dilakukan oleh Nurahmani pada tahun 2018 dengan judul faktor yang mempengaruhi perawat terhadap kepatuhan dalam melakukan hand hygiene di ruang inap Rumah Sakit Cut Meutia Langsa. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh perawat terhadap kepatuhan hand hygiene di ruang rawat inap RS Cut Meutia Langsa. Desain penelitian menggunakan analitik kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Populasi adalah seluruh perawat di rawat inap di Rumah Sakit Cut Meutia Langsa sebanyak 47 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Analisa data dilakukan dengan analisis univariat, bivariat dan multivariat dengan chi_square. Hasil penelitian ini menunjukan pengetahuan baik 29 responden (62%), dan pengetahuan kurang 18 responden (38%0. Hasil analisis uji statistik Chi-Square diperoleh nilai (p-value = 0,003 < α 0,05), artinya ada hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan. Berdasarkan analisis peneliti bahwa pengetahuan perawat baik dalam melakukan hand hygiene dapat mengaplikasikan dengan baik pula di ruang rawat inap. Dampak dari tidak mengaplikasikan prosedur hand hygiene dengan baik dan benar akan menyebabkan infeksi nosokomial dari perawat ke pasien dan dari pasien ke perawat serta lingkungan yang berada di sekitar pasien. Maka dari itu pengetahuan perawat tentang hand hygiene baik secara umum maupun pelaksanaannya harus sesuai dan sejalan dengan standar dari WHO.
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu