Anda di halaman 1dari 7

BAB V

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan menjelaskan tentang pembahasan mengenai karakteristik


reponden dan pengetahuan perawat di ruang rawat inap Ciputra Hospital Tangerang.
Di bawah ini akan dilakukan pembahasan terhadap analisis univariat yang telah
dilakukan oleh peneliti. Pembahasan ini akan mencakup mengenai Deskripsi
demografi dan deskripsi pengetahuan di ruang rawat inap Ciputra Hospital
Tangerang.

5.1 Analisis Demografi


5.1.1 Usia
Data usia responden di ruang rawat inap Ciputra Hospital
Tangerang berada pada kelompok usia 20-30 tahun sekitar 46 responden
(64,8%) dibandingkan dengan responden yang berusia 31-40 tahun sebanyak
22 reponden (31,0%) dan berusia 41-50 tahun sebanyak 3 responden (4,2%).
Usia berpengaruh terhadap pola pikir seseorang dan pola fikir berpengaruh
terhadap perilaku seseorang. Semakin cukup usia seseorang akan semakin
matang dalam berpikir dan bertindak (Notoatmojo, 2010), hal ini dapat
mempengaruhi pengetahuan perawat dalam melakukan cuci tangan. Semakin
meningkatnya usia seseorang maka semakin banyak pengalaman yang didapat
dan banyaknya ilmu pengetahuan yang diperoleh.
Tingkat pengetahuan dipengaruhi berbagai faktor seperti usia,
intelegensi, pengalaman, pendidikan, pekerjaan. Dari hasil penelitian
(Emanuella, 2019) usia 20-30 tahun merupakan periode dewasa awal, dimana
mereka masih mempunyai fisik yang kuat, semangat yang cukup tinggi dan
juga mempunyai daya ingat dan daya serap yang tinggi ketika mereka diberi
ilmu pengetahuan. Bahwa faktor internal yang mempengaruhi adalah
kematangan pribadi usia seseorang.
Hal ini dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan perawat dalam
melakukan hand hygiene. Berdasarkan analisis peneliti usia berpengaruh
dalam pengetahuan seseorang dan menjadi indikator dalam setiap
pengambilan keputusan dan bisa mempertanggung jawabkan sesuai dengan
tindakan yang dilakukan.

5.1.2 Jenis Kelamin


Data jenis kelamin responden di ruang rawat inap Ciputra Hospital
Tangerang mayoritas berjenis kelamin perempuan sekitar 60 responden
(84,5%) dari 71 responden dibandingkan laki-laki sebanyak 11 responden
(15,5%). Jenis kelamin dapat mempengaruhi tahapan cuci tangan seseorang,
sebagian besar perempuan memiliki kebiasaan dalam pola hidup bersih
(Cahyani, 2010). Perempuan memiliki sifat perhatian yang lebih, penyabar
dan teliti dalam melakukan suatu pekerjaan.
Berdasarkan analisis peneliti selama di ruangan, peneliti melihat
bahwa sebagian besar yang patuh dalam melakukan cuci tangan adalah
perawat perempuan.

5.1.3 Tingkat Pendidikan


Data tingkat pendidikan responden di ruang rawat inap Ciputra
Hospital Tangerang ada yang berpendidikan D3 Keperawatan dan S1 Ners,
tetapi mayoritas tingkat pendidikan di ruang rawat inap Ciputra Hospital
Tangerang yaitu berpendidikan S1 Ners sekitar 40 responden (56,3%)
dibandingkan D3 Keperawatan sebanyak 31 responden (43,7%). Menurut
Notoatmojo (2010), Pendidikan adalah bimbingan yang diberikan seseorang
terhadap perkembangan orang lain menuju kearah suatu cita-cita tertentu. Jadi
dapat dikatakan bahwa pendidikan menuntun manusia untuk berbuat dan
mengisi kehidupaan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan.
Pendidikan mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan
pola hidup terutama dalam motivasi untuk sikap berperan serta dalam
pembangunan kesehatan.
Sedangkan tingkat pendidikan adalah level atau tingkat suatu
proses yang berkaitan dalam mengembangkan semua aspek kepribadian
manusia, yang mencakup pengetahuan, nilai dan sikap serta keterampilan
dalam pembangunan kesehatan. Pendidikan seseorang menentukan luasnya
pengetahuan seseorang dimana orang yang berpendidikan rendah sangat sulit
menerima sesuatu yang baru. International Counsil of Nursing (ICN)
menuntut seorang perawat yang akan memberikan pelayanan harus melalui
sertifikasi dan uji kompetensi untuk memperoleh Register Nurse (RN). Untuk
uji RN seseorang harus menyelesaikan pendidikan Ners dengan demikian
international standar pendidikan dasar perawat harus berpendidikan ners.
Untuk itu kesadaran dari perawat memikirkan tindak lanjut pendidikannya
agar eksistensi dalam pelayanan keperawatan di era globalisasi saat ini dapat
dipertahankan dan ditingkatkan.
Berdasarkan analisis peneliti bahwa semakin tinggi tingkat
pendidikan seseorang maka semakin luas wawasan yang dimilikinya,
dibandingkan dengan perawat yang berpendidikan rendah ini sejalan dengan
apa yang sudah ada di ruang rawat inap Ciputra Hospital Tangerang.

5.1.4 Masa Kerja


Data masa kerja responden di ruang rawat inap Ciputra Hospital
Tangerang mayoritas masa kerja > 3 tahun sekitar 45 responden (63,4%)
dibandingkan masa kerja < 1 tahun sebanyak 14 responden (19,7%) dan masa
kerja 1-3 tahun sebanyak 12 responden (16,9%). Masa kerja atau lama kerja
adalah kurun waktu atau lama waktu yang telah dilalui sesorang sejak ia
menekuni pekerjaan. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Nurahmani
pada tahun 2018 didapatkan dari 47 responden mayoritas masa kerja >3 tahun
sekitar 30 responden (64%), dan penelitian yang dilakukan oleh Emanuela
(2019), didapatkan dari 92 responden mayoritas masa kerja >3 tahun sekitar
55 responden (59,8%). Pekerjaan merupakan kebutuhan yang harus dilakukan
terutama untuk menunjang kehidupan lainnya. Pada awal bekerja, perawat
memiliki kepuasan kerja yang lebih dan semakin menurun seiring
bertambahnya waktu secara bertahap lima atau delapan tahun dan meningkat
kembali setelah lebih dari delapan tahun, dengan semakin lama seseorang
dalam bekerja, akan semakin terampil dalam melaksanakan pekerjaan
(Notoatmojo, 2010).
Pengalaman berdasarkan pemikiran kritis akan tetapi pengalaman
belum tentu teratur dan bertujuan. Pengalaman merupakan suatu kejadian
yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Hal
ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang telah
diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu.
Berdasarkan analisis peneliti bahwa seseorang yang bekerja lebih
lama maka pengetahuannya akan semakin bertambah, tetapi dalam penelitian
ini berbanding terbalik dimana perawat yang bekerja < 3 tahun
pengetahuannya lebih baik karena masih mempunyai semangat untuk belajar
dan bekerja serta mampu menonjolkan sikap kepribadian yang lebih baik.

5.2 Analisis Pengetahuan Hand Hygiene


Data pengetahuan hand hygiene di ruang rawat inap Ciputra Hospital
Tangerang mayoritas tingkat pengetahuan baik sekitar 58 responden (81,7%) dan
tingkat pengetahuan kurang sekitar 13 responden (18,3%). Pengetahuan adalah
sesuatu yang diketahui berkaitan dengan proses pembelajaran terhadap suatu objek.
Proses belajar ini dipengaruhi berbagai faktor dari dalam, seperti motivasi dan
faktor luar berupa sarana informasi yang tersedia, serta keadaan sosial budaya.
Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh
seseorang (Budiman & Riyanto, 2013). Tingkat pengetahuan seseorang dalam
melakukan hand hygiene tercakup dalam domain kognitif yang mempunyai 6
tingkatan yaitu : tahu, memahami, aplikasi, analisis, sistematis, sintesis, evaluasi
(Budiman & Riyanto, 2013). Dari hasil penelitian yang didapat tingkat pengetahuan
perawat di ruang rawat inap mengetahui dan memahami tentang hand hygiene ,
namun belum mengaplikasikan dengan baik dan benar sesuai prosedur hand
hygiene menurut WHO. Faktor pengetahuan juga ikut mempengaruhi ketaatan
petugas dalam melakukan hand hygiene. Hal ini sangat penting bahwa seluruh
petugas pelayanan kesehatan harus mempelajari secara tepat prosedur pelaksanaan
hand hygiene dan pada saat kapan hand hygiene dilakukan.
Menurut Notoatmodjo (2014), bahwa pengetahuan adalah hasil tahu dan
terjadi setelah seseorang melakukan terhadap objek melalui indera yang dimilikinya.
Pengetahuan meliputi pemahaman tentang tugas tanggung jawab dalam bekerja.
Pengetahuan merupakan elemen yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang. Tingkat pengetahuan tentang hand hygiene tidak hanya sebatas
pentingnya pelaksanaannya, namun juga harus mencakup indikasi dan teknik
pelaksanaannya. Perawat harus memiliki pengetahuan tentang cuci tangan dengan
benar sebagai upaya pencegahan infeksi nosokomial di rumah sakit sehingga dapat
meningkatkan kualitas pelayanan yang baik.
Penelitian ini sesuai dengan penelitian Meiska (2018), di Siloam Hospital
Manado. Pada penelitian ini didapatkan sebanyak 84,4% responden memiliki
pengetahuan baik dan 15,6% memiliki pengetahuan kurang. Penelitian selanjutnya
adalah penelitian Kusumawardani (2017), di RS Pendidikan Universitas Tanjungpura
Pontianak. Pada penelitian ini didapatkan sebanyak 43,2% responden memiliki
pengetahuan cukup, 32,7% responden memiliki pengetahuan baik dan 24,1 %
responden memiliki pengetahuan kurang. Penelitian dari Emanuella (2019), di RS
Royal Surabaya didapatkan hasil sebanyak 76,1% responden memiliki pengetahuan
baik dan 23,9% responden memiliki pengetahuan kurang. Penelitian yang dilakukan
oleh Syamsulastri (2017), di RSUD Ade Muhammad Djoen Sintang. Pada penelitian
ini didapatkan 55,9% responden memiliki pengetahuan baik dan 44,1% responden
memiliki pengetahuan kurang. Dari hasil penelitian diatas bahwa tingkat
pengetahuan perawat tentang cuci tangan sudah baik namun dalam mengaplikasikan
apa yang sudah dipelajari tersebut masih sangat kurang.
Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Endah pada tahun 2015 dengan
judul hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku cuci tangan perawat ruang ICU
di RSUD Taman Husada Bontang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan
pengetahuan dan perilaku cuci tangan perawat di ruang ICU RSUD Taman Husada
Bontang. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan rancangan cross
sectional. Pengambilan sampel menggunakan total sampling dengan total sampel 54
responden. Instrumen yang digunakan adalah instrumen pengetahuan dan perilaku
yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan perilaku dalam bentuk
kuesioner. Didapatkan hasil penelitian bahwa tingkat pengetahuan perawat ruang
ICU di RSUD Taman Husada dalam kategori cukup (53,7%) dan memiliki perilaku
mencuci tangan kategori baik (87,0%). Hasil uji statistik menunjukkan bahwa
terdapat hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku cuci tangan perawat ruang
ICU di RSUD Taman Husada Bontang (p value = 0,001).
Penelitian yang dilakukan oleh Meiska pada tahun 2018 dengan judul
gambaran tingkat pengetahuan perawat dalam mencuci tangan di Siloam Hospital
Manado. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan
perawat dalam mencuci tangan di Siloam Hospital manado. Desain penelitian ini
menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan sampel penelitian berjumlah 32
responden dan pengambilan sampel menggunakan total sampling. Hasil penelitian
menggambarkan tingkat pengetahuan perawat baik sebanyak 27 responden (84,4%),
dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 5 responden (15,6%).
Penelitian terakhir dilakukan oleh Nurahmani pada tahun 2018 dengan
judul faktor yang mempengaruhi perawat terhadap kepatuhan dalam melakukan
hand hygiene di ruang inap Rumah Sakit Cut Meutia Langsa. Tujuan dari penelitian
ini untuk mengetahui pengaruh perawat terhadap kepatuhan hand hygiene di ruang
rawat inap RS Cut Meutia Langsa. Desain penelitian menggunakan analitik
kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Populasi adalah seluruh perawat di
rawat inap di Rumah Sakit Cut Meutia Langsa sebanyak 47 orang. Teknik
pengambilan sampel menggunakan total sampling. Analisa data dilakukan dengan
analisis univariat, bivariat dan multivariat dengan chi_square. Hasil penelitian ini
menunjukan pengetahuan baik 29 responden (62%), dan pengetahuan kurang 18
responden (38%0. Hasil analisis uji statistik Chi-Square diperoleh nilai (p-value =
0,003 < α 0,05), artinya ada hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan.
Berdasarkan analisis peneliti bahwa pengetahuan perawat baik dalam melakukan
hand hygiene dapat mengaplikasikan dengan baik pula di ruang rawat inap. Dampak
dari tidak mengaplikasikan prosedur hand hygiene dengan baik dan benar akan
menyebabkan infeksi nosokomial dari perawat ke pasien dan dari pasien ke perawat
serta lingkungan yang berada di sekitar pasien. Maka dari itu pengetahuan perawat
tentang hand hygiene baik secara umum maupun pelaksanaannya harus sesuai dan
sejalan dengan standar dari WHO.

Anda mungkin juga menyukai