Kelompok 10 - Potensi Mulok Kabupaten Semarang
Kelompok 10 - Potensi Mulok Kabupaten Semarang
Dosen Pengampu:
Atip Nurharini, S.Pd., M.Pd.
Oleh:
Kelompok 10 (Rombel G)
1. Arif Maulana (1401421327)
2. Mutyara Ichsani P. (1401421329)
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Potensi Muatan Lokal di Kabupaten Semarang” ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum Muatan
Lokal. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak dan sumber yang dengan tulus memberikan doa, saran dan
kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun
dari berbagai pihak. Kami juga berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
2.2.11. TAMAN BUNGA CELOSIA ........................................................115
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
menjadi penting dalam rangka mengenali identitas lokal yang unik dan khas
dapat dirancang secara lebih autentik dan relevan dengan kebutuhan lokal.
daerah tersebut.
1
muatan lokal di Kabupaten Semarang perlu menjadi perhatian utama dalam
minat yang lebih besar dari masyarakat luas untuk menjaga serta
masyarakat setempat.
2
warisan lokal. Melalui pendekatan holistik yang menggali berbagai dimensi
1.2.Rumusan Masalah
semarang ?
kabupaten semarang ?
3. Apa sajakah potensi muatan local dalam bidang Budaya dan tradisi di
kabupaten semarang ?
semarang ?
1.3.Tujuan
semarang ?
kabupaten semarang ?
kabupaten semarang ?
semarang ?
3
1.4.Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
berkelanjutan.
4
mereka. Ini dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa
serta membantu mereka melihat nilai praktis dari apa yang mereka
pelajari.
2. Manfaat Praktis
5
b. Pemberdayaan Potensi Lokal: Dengan mengidentifikasi potensi
masyarakat setempat.
masyarakat setempat.
6
kolaborasi antara sekolah dan berbagai stakeholder lokal untuk
7
BAB II PEMBAHASAN
Suralaya. Kondisi geografis desa nyatyono menempati area seluas 425 ha. Selain
itu, Desa Nyatnyono mempunyai ketinggian tanah dari permukaan laut kurang lebih
700 meter dengan keadaan topografi tinggi dan suhu udara rata-rata 240C-280 C.
Menurut data yang diperoleh, menunjukkan bahwa Desa Nyatnyono terbagi dalam
antara lain:
8
Tipologi tanah di Desa Nyantnyono adalah berbukit sedang dan sebagian
dataran. Disamping itu keadaan tanahnya merupakan tanah yang sebagian besar
untuk kegiatan pertanian dan sisanya untuk tanaman budidaya. Desa Nyatnyono
boleh dikatakan cukup subur, kesuburan ini terutama karena sifat tanahnya yang
berhumus, bebatuan serta didukung ketersediaan air yang cukup. Potensi ini
f. Lain-lain : 63 Ha
antara lain Dusun Ngaglik, Dusun Gelap, Dusun Sipol, Dusun Krajan, Dusun
Siroto,Dusun Sendang Putri, Dusun Sendang Rejo dan Dusun Branggah masing-
9
b. Dusun Gelap atauRW. II terdiri dari 3 RT.
penduduk Desa Nyatnyono yang beragama Islam pada tahun 2013 sejumlah
9.696 jiwa atau 98,21% dari jumlah keseluruhan penduduk Desa Nyatnyono.
Hal ini dikarenakan juga oleh latar belakang kehadiran Desa Nyatnyono yang
menjadi sebuah desa petilasan oleh Syekh Hasan Munadi untuk menyebarkan
mereka juga masih melakukan ritual-ritual orang Jawa, yang dalam istilahnya
kejawen, seperti ziarah kubur dengan menaburkan bunga pada makam atau
kubur yang dikunjungi. Latar belakang masyarakat yang dahulu sebelum Syekh
bimbang dalam memilih tata cara yang baik untuk beribadah kepada sang Maha
Pencipta. Masih banyak di antara mereka menyembah batu, pohon, setan dan
lain-lain. Bagi mereka batu, pohon dan setan adalah perantara untuk beribadah
kepada Allah. Mereka tidak menyadari bahwa yang telah dilakukan termasuk
10
Kehadiran Syekh Hasan Munadi memberi pengaruh yang besar terhadap
cara-cara yang benar untuk menyembah Allah SWT. Do’a dan lantunan ayat suci
keris dan kemenyan sama seperti ritual pada umumnya, namun ritual tersebut
seperti yang diajarkan Syekh Hasan Munadi (Data Monografi Desa Nyatnyono).
Syekh Hasan Munadi lahir di Demak kira-kira pada tahun 1460, dengan
keturunan kerajaan, yaitu dari Raden Suruh (Raja Majalengka) bin Raden
Munding Wangi (Raja Pajajaran) bin Raden Munding Sari (Raja Pajajaran) bin
Raden Lalean (Raja Pajajaran) bin Raden Ronggo (Raja Jenggolo). Syekh Hasan
Munadi dengan Raden Fatah Demak merupakan saudara satu Ayah lain Ibu,
Syekh Hasan Munadi menjadi kakak sedangkan Raden Fatah sebagai adiknya,
Ibu dari Syekh Hasan Munadi adalah Putri Cempa dari Lasem. Ada yang
11
mengatakan Syekh Hasan Munadi masih keturunan Prabu Browijoyo ke-5 dan
masih keturunan Sunan Ampel Surabaya serta masih keturunan Sunan Kalijaga
dari istri sepuh (garwo pengrembe) (Trah Keluarga Besar Nyatnyono, TT : 6).
Kerajaan Demak dalam melawan segala kejahatan dan keangkuhan yang ingin
pemberani, bijaksana, berwibawa dan kuat. Namun Syekh Hasan Munadi tidak
banyak yang hidup dalam kegelapan iman. Mereka belum mendapat petunjuk
yang benar yang diridhoi oleh Allah SWT. Mereka masih kebingungan dalam
memilih cara yang baik untuk beribadah kepada Maha pencipta. Mereka masih
banyak yang menyembah batu, pohon, hantu, syaitan dan lian-lain. Pada saat
yang menuju keridho’an Allah. Dengan sifat Syekh Hasan Munadi yang arif,
bijaksana, berbudi luhur, penuh kasih sayang dan tidak membeda-bedakan kasta.
mengajak rakyat kecil untuk beriman dan beribadah kepada Allah. Diantara
pengikutnya yang setia dan menjadi santrinya yaitu Kyai Gede Cendono. Kyai
Gede Cendono merupakan murid Syekh Hasan Munadi yang masih keturunan
12
mubaligh, kemudaian Syekh Hasan Munadi melanjutkan perjalanannya menuju
Gunung Surala untuk berkhalwat (bertapa istilah Jawa) untuk memohon kepada
Allah agar dalam perjuangannya bisa sukses, mengingat yang akan dihadapi
oleh Syekh Hasan Munadi merupakan tokoh-tokoh sangat sakti dan kuat
Angga Wangsa dan Ratu Kedu (Trah Keluarga Besar Nyatnyono, TT : 8).
mengatakan kayu yang berlubang calon bedug). Kemudian dari peristiwa itu
Beliau berkata dalam Bahasa Jawa: “ lagi menyat wis ana”, artinya baru bangun
Munadi menetap di tempat tersebut dan membangun masjid. Pada saat ingin
Kalijaga, karena pada saat itu di Demak juga akan dibangun sebuah masjid.
Sunan di sini juga sudah terdapat lakaran atau gambaran masjid yang harus
datang ke Demak, saya mohon kepada semua Wali untuk mendirikan masjid di
sisni terlebih dahulu dan saya minta tiangnya satu. Permintaan Syekh Hasan
Munadi dikabulkan oleh Sunan Kalijaga dan diantarkannya satu tiang calon
Masjid Demak oleh Sunan Kalijaga ke Nyatnyono. Hingga saat ini Masjid
Subussalam masih ada dan sering disebut sebagai Masjid Karomah Hasan
13
Syekh Hasan Munadi mempunyai dua istri: a. Putri Kyai Ageng
Ponogoro (Trah Keluarga Besar Nyatnyono, TT : 12). Dari kedua istri tersebut
yang mendapatkan keturunan adalah dari istri yang pertama. Diantara keturunan
Syekh Hasan Munadi adalah Syekh Hasan Dipuro sedangkan dari istri kedua
tidak mendapatkan keturunan. Syekh Hasan Munadi usianya hingga lanjut ± 130
tahun dan dengan dikaruniai usia demikian panjang, Syekh Hasan Munadi juga
Sampailah pada akhirnya Syekh Hasan Munadi menghadap Yang Maha Kuasa
beliau, yaitu Syekh Hasan Dipuro. Dalam pemindahan tersebut tidak hanya
jasadnya saja yang dipindahkan tetapi disertai dengan tanahnya juga, sehingga
makam yang ada di Nyatnyono sekarang merupakan makam asli dari Syekh
Hasan Munadi yang ada di Ponorogo.Oleh karena itu sampai sekarang tanggal
14
Makam Syekh Hasan Munadi terletak di Dusun Krajan Desa Nyatnyono
dilakukan oleh para pengelola dan dibantu oleh warga. Banyak peziarah yang
dan juga untuk menenangkan hati. Puncak para peziarah adalah tanggal 21
Sarana prasarana yang ada di area Makam Syekh Hasan Munadi yaitu:
b. Toilet bersih
c. Mushola
d. Rumah makan
Tanpak dari denah di atas, Makam Syekh Hasan Munadi terletak di bagian
ujung dari lokasi obyek wisata Makam Syekh Hasan Munadi. Dari denah itu
tampak juga bahwa, pihak pengelola tidak melupakan sisi kebutuhan ibadah para
pula mushola yang dapat digunakan peziarah untuk melakukan sholat. Kantor
Hasan Munadi. Hal ini bertujuan agar pihak pengelola makam bisa memantau
para peziarah dan apabila peziarah yang membutuhkan bantuan dapat meminta
15
bantuan langsung kepada petugas yang ada di kantor. Para peziarah yang datang
harus ke kantor dulu untuk mengisi data peziarah yang datang sebelum
Munadi. Pusara Makam Syekh Hasan Munadi terletak di dalam bangunan ini.
peziarah. Bagian dalam ini merupakan bagian inti dari obyek wisata Makam
Syekh Hasan Munadi, karena di sini terdapat pusara Syekh Hasan Munadi yang
Munadi.
16
Para peziarah tidak dipungut biaya apapun ketika mengunjungi Makam
Syekh Hasan Munadi. Tetapi dari pihak pengelola meletakkan kotak amal di area
makam. Menurut Bapak Murtadho Khasabu, area Makam Syekh Hasan Munadi
merupakan area makam yang paling bersih diantara makam para wali yang ada
prasarana bagi para peziarah, seperti yang terlihat dalam gambar 6. Mushola itu
dengan nyaman.
Yang menjadi daya tarik lain oleh peziarah adalah adanya sendang yang
Sedang ini dinamakan Sendang Kalimat Thoyyibah. Konon sendang ini ada
ketika Syekh Hasan Munadi saat melawan Raden Potro Kusumo (Adipati
Tuban). Pada waktu itu Beliau ditantang oleh Raden Potro Kusumo untuk adu
sendiri, namun dibalas oleh Syekh Hasan Munadi dengan menusukkan jarinya
mengambil air, inikan air” (dengan izin Allah keluarlah air dari bekas tusukan
17
1 Sendang
perbaikan secara fisik makam dan area makam. Perbaikan awal makam
dilakukan pada tahun 1986-an, pada saat itu KH. Asmu’i (juru kunci)
penolakan dari pihak pemerintah. Lalu KH. Asmu’i mendatangi ulama yang ada
di Magelang yaitu KH. Abdul Hamid dan ulama yang ada di Muntilan yaitu KH.
Ahmad Abdul Haq untuk meminta nasihat perihal pembangunan tersebut. Maka
berhubungan dengan Makam Syekh Hasan Munadi tidak usah minta bantuan
kepada pihak lain, sebab Syekh Hasan Munadi itu sangat kaya (Trah Keluarga
Sepulang dari rumah kedua ulama tersebut, KH. Asmu’i semakin bingung
memikirkan kata-kata tersebut. Tapi karena taat kepada kedua ulama tersebut,
KH. Asmu’i tidak berpikir panjang lagi, meski tidak memiliki modal banyak,
KH. Asmu’i mulai merenovasi area makam. Tiba-tiba keanehan kembali terjadi.
menderita sakit gatal-gatal, dalam waktu yang singkat sembuh dari penyakit
yang dideritanya setelah meminum dan mengusapkan kebagian tubuh air dari
Syekh Hasan Munadi dan mengambil air dari Sendang Kalimah Thoyyibah. Dan
makin aneh pula, mata air yang semula kecil menjadi semakin besar dengan
18
uang amal dari kotak amal semakin banyak, sehingga dapat digunakan untuk
maka pihak pengelola membangun tempat mandi seperti pada gambar 7. Antara
sebelah kiri. Peziarah yang mau mandi di Sendang Kalimah Toyyibah bisa
Sendang Kalimah Toyyibah ini, semakin menambah daya tarik bagi peziarah
berjualan di area makam dan area sendang. Masyarakat sekitar juga ada yang
Kalimah Thoyyibah.
a. Mujahadah
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti dari kata mujahadah adalah
perang membela agama Islam, bisa juga diartikan sebagai usaha menahan hawa
tidak asing lagi dikalangan umat Islam di Indonesia. Mujahadah biasanya diadakan
dengan maksud meminta pertolongan kepada Allah SWT dengan cara dzikir dan
do’a bersama.
mujahadah di makam secara rutin setiap malam Jum’at pon. Kegiatan mujahadah
19
ini dibuka untuk umum dan bisa diikuti laki-laki maupun perempuan. Mujahadah
di Makam Syekh Hasan Munadi diadakan mulai dari pukul 21.00 WIB sampai
pukul 00.00 WIB, yang dipimpin oleh KH. Hasan Asy’ari (kakak dari KH.
1) Tahlil
la ilaha illallah) dengan meniatkan pahalanya untuk para arwah dan ditutup
dengan do’a.
2) Wasilah
Hasan Dipuro.
ayat. Surat Yasin biasanya dibaca ketika mengadakan tahlil, ziarah serta
4) Zikir
20
Zikir adalah pujian-pujian kepada Allah yang diucapkan berulang-ulang.
Bacaan dzikir pada umumnya seperti asmaul husna, istigfar, tasbih, tahmid,
5) Barjanji
b. Pengajian
Pengajian ini dibuka untuk umum, baik laki-laki maupun perempuan bisa
yang datang. Selain mengadakan pengajian rutin setiap malam jum’at kliwon,
pihak pengelola juga mengadakan pengajian akbar ketika khaul Syekh Hasan
Makam Syekh Hasan Munadi juga mengadakan kegiatan santunan kepada anak
yatim. Kegiatan ini biasanya dilakukan pada saat memasuki tahun baru hijriyah.
21
Sejarah Desa Gogodalem
Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Jaraknya yang cukup jauh dari pusat
kabupaten, sekitar 36 km ke arah tenggara, serta letaknya yang agak tinggi membuat
Gogodalem menjadi desa yang asri dengan potensi wisata yang cukup beragam,
terutama dari sektor religi. Beberapa destinasi wisata yang dapat dikunjungi antara
lain makam wali Raden TG. Niti Negoro dan Syaikh Jamaluddin, Selo Miring, dan
Qur’an Blawong. Destinasi wisata yang ini ditunjang dengan adanya kemudahan
sebelah selatan, Desa Wiru di sebelah timur, dan Desa Rembes di sebelah Barat.
Timur, Dusun Gogodalem Barat, Dusun Plataran, Dusun Kauman, Dusun Kropoh,
Desa Gogodalem dulunya bernama Selo Miring. Secara literal Selo Miring
berarti Batu Miring, karena Selo dalam bahasa Jawa berarti watu (batu) dan Miring
berarti ora jêjêg, ndhoyong, durung têtêp, sebagaimana dalam bahasa Indonesia,
22
adalah miring, tidak tegak lurus . Penamaan Selo Miring didasarkan pada
keberadaan sebuah batu miring, yang kini dapat dijumpai di sekitar situs makam
Sentono. Sementara nama Gogodalem secara literal berasal dari susunan kata gogo
yang berarti jenis tanaman padi, dan dalem yang berarti pengalem atau sanjungan,
yang kemudian diterjemahkan sebagai gogo atau jenis tanaman padi yang
disanjung. Kisah pemindahan nama dari Selo Miring menuju Gogodalem terjadi
Satreyan dan cucu dari Mbah Niti Negoro dan Mbah Marto Ngasono. Nasabnya
sampai kepada Raden Syahid atau Sunan Kalijaga melalui jalur ayah, sebagaimana
(Kauman, Gogodalem) bin Raden Ahmad atau Raden Niti Negoro (Kauman,
Gogodalem) bin Raden Pangeran Santri bin Raden Umar Said atau Sunan Muria
(Kudus) bin Raden Syahid atau Sunan Kalijaga (Demak). Adapun nasabnya dari
jalur ibu yakni Raden Bagustowongso bin Raden Ayu Dewi Suni (Kauman,
yang menjadi putra ratu dari Solo (Surakarta). Usai menuntut ilmu di Cirebon dan
Bagustowongso kala itu untuk tetap menjaga tali silaturahmi. Teringat akan pesan
kepada istrinya untuk dimasakkan nasi gogo sebagai oleh-oleh kepada kediaman
23
sekaligus Sang Ratu. Bingkisan oleh-oleh yang dibawa oleh Mbah Bagustowongso
berupa nasi gogo ini kemudian dipuji oleh Sang Ratu karena ketika dibuka masih
dalam keadaan panas. Oleh Sang Ratu Solo lantas berwasiat supaya merubah nama
Dalam cerita dan kisah kewalian yang melingkupi Desa Gogodalem, sejatinya
ditemukan banyak tokoh yang dipercaya sebagai wali yang menjadi, atau
24
diantaranya seperti Sunan Kalijaga atau Raden Syahid, Mbah Jamaluddin, Mbah
Marto Ngasono, Mbah Niti Negoro, Kiai Komplang, Raden Bagus Mertowongso,
terhadap para wali Desa Gogodalem ini hanya akan disebutkan tiga di antaranya,
Mbah Jamaluddin, Mbah Marto Ngasono, dan Mbah Niti Negoro, yang
1. Mbah Jamluddin
Sebagai sosok wali yang dipercaya sebagai pemilik sekaligus penulis asli
Mushaf Blawong, tidak banyak riwayat yang ditemukan berkaitan dengan biografi
Lamongan, Jawa Timur.9 Beliau juga diceritakan memiliki tiga saudara, yakni
Mbah Basyaruddin, Mbah Sirajuddin dan Mbah Tholabuddin. Konon, salah satu
saudara beliau ini, yang bernama Mbah Basyaruddin, juga merupakan pemilik
mushaf kuno yang juga disebut dengan Mushaf Blawong yang sempat tersimpan di
keberadaan saudara Mbah Jamaluddin ini, terutama yang berkaitan dengan Mbah
Basyaruddin, cukup berbeda dengan apa yang diberikan oleh Handayani dalam
bahwa pemilik Kitab Blawong atau Mushaf Blawong memang bernama Mbah
Ahsanuddin, dan Mbah Tholabuddin. Tidak ada nama Jamaluddin di sana. Padahal
25
menilik kesamaan nama mushaf keduanya dan kesamaan jumlah saudara, cukup
Mushaf Blawong yang dipercaya sebagai tulisan tangan beliau sendiri. Empat
mushaf ini saat ini tersimpan di Masjid At-Taqwa Kauman, Gogodalem. Setiap
momen peringatan haul, salah satu dari empat mushaf ini dibaca hingga khatam
para wali Gogodalem pada tanggal 20 Sya‘ban. Selain mushaf juga ada qalam yang
Marto Ngasono merupakan wali yang menjadi pilar terbentuknya Desa Gogodalem,
atau pada waktu itu masih bernama Selo Miring. Beliau adalah wali yang
karenanya, cerita mengenai Mbah Marto Ngasono boleh jadi lebih banyak jika
dibandingkan dengan wali yang lain. Kendati beberapa data spesifik mengenai
Tidak ada riwayat lain yang memberikan informasi mengenai sosok dan
kepribadian Mbah Marto Ngasono kecuali bahwa beliau berasal dari daerah
Lamongan, Jawa Timur. Sebab dan kisah perjalanan beliau dari Lamongan menuju
26
Gogodalem, beliau kemudian babat alas dan mendirikan perdukuhan dan
Dalam melakukan upaya ini beliau dibantu oleh dua orang putra dan putrinya,
Raden Bagus Mertowongso dan Raden Ayu Dewi Suni. Upaya yang beliau lakukan
Mendirikan masjid.
Menurut historiografi yang ada, pesantren yang didirikan oleh Mbah Marto
Ngasono cukup besar dengan jumlah santri yang tidak sedikit. Santri-santri tersebut
juga datang dari beberapa daerah, termasuk dari Kaliwungu, Kendal dan Grogoban.
Hal ini diketahui dari salah seorang santri yang kelak menjadi menantunya, yang
dinikahkan dengan Raden Ayu Dewi Suni, merupakan santri asal Korowelang,
Kaliwungu, Kendal, putra dari seorang tumenggung bernama Mbah Niti Negoro.
Santri-santri dari Mbah Marto Ngasono juga diceritakan memiliki karamah, seperti
Perjodohan putri beliau dengan Raden Satreyan juga dilakukan dalam rangka
Dikisahkan bahwa setelah melihat kecerdasan dan kealiman Raden Satreyan yang
lebih tinggi dibanding santri-santri yang lain, Mbah Marto Ngasono lantas
menjodohkannya dengan sang putri, Raden Ayu Dewi Suni. Keinginan Mbah Marto
pengembaraan ini lah Mbah Marto Ngasono mendapatkan ilham untuk mendirikan
27
sebuah masjid, yang cikal-bakalnya telah dipindah ke Desa Gogodalem bernama
mushaf dan qalam, Mbah Marto Ngasono juga memiliki beberapa peninggalan. Di
antaranya adalah Masjid At-Taqwa yang saat ini masih dapat dikunjungi di Dukuh
Kauman, Gogodalem dan sebuah beduk yang konon berasal dari kayu yang sama
dengan beduk yang menjadi artefak Masjid Agung Demak dan masjid di Kecamatan
Raden Niti Negoro atau Raden Ahmad adalah putra dari seorang tumenggung
sampai kepada Raden Syahid atau Sunan Kalijaga. Berdasarkan catatan silsilah
diberikan Kiai Ahsin diketahui bahwa jalur nasab Mbah Niti Negoro melalui Raden
Umar Said atau Sunan Muria. Berikut adalah jalur nasab Mbah Niti Negoro: Raden
Ahmad atau Raden Niti Negoro (Kauman, Gogodalem) bin Raden Pangeran Santri
bin Raden Umar Said atau Sunan Muria (Kudus) bin Raden Syahid atau Sunan
Kalijaga (Demak). Beliau sekaligus menjadi ayah dari Raden Satreyan yang telah
dijelaskan sebelumnya, diambil menantu oleh Mbah Marto Ngasono serta diminta
Gogodalem.
selalu dikaitkan dengan upaya pencariannya terhadap sang putra, Raden Satreyan,
28
pulang ke Korowelang, Mbah Niti Negoro ingin bertemu dengan putranya. Beliau
Di sana beliau bertemu dengan seseorang yang kebetulan memesan alat (gaman)
kepada beliau dan menceritakan bahwa sang putra saat ini telah diambil menantu
oleh gurunya di Gogodalem. Berbekal informasi ini lah beliau akhirnya pergi
khusus seperti halnya Mbah Jamaluddin dan Mbah Marto Ngasono. Mbah Niti
Negoro dianggap sebagai ‘bapak’ dari komunitas Gogodalem, atau dengan kata lain
Niti Negoro juga dapat dikaitkan dengan Mbah Marto Ngasono yang menjadi besan
dari Mbah Niti Negoro. Karena Raden Satreyan bin Mbah Niti Negoro menikah
dengan Raden Ayu Dewi Suni binti Mbah Marto Ngasono. Di antara keturunan
Mbah Niti Negoro yang menjadi ulama besar saat ini adalah KH. Ahmad Haris
Tafsir dan Sunnah Al-Itqon dan Yayasan Al-Wathoniyyah di Desa Bugen, kelurahan
Peringatan haul ketiga wali ini secara serempak dilakukan setiap tanggal 20
Sya‘ban di makam Pandan Arum Sentono, yang sehari sebelumnya, yakni pada
membaca Mushaf Blawong. Kendati haul ini memperingati wafatnya ketiga wali
29
Gogodalem, namun tokoh diangkat sebagai tajuk utama haul adalah Mbah Niti
Negoro.
Menurut informasi Kiai Ahsin, hal ini dikarenakan zuriah Mbah Niti Negoro
(yang mestinya mengikutsertakan Mbah Marto Ngasono) yang hingga saat ini
masih dapat dengan mudah dijumpai. Sehingga diharapkan mendapat sambutan dan
antusias dari para jamaah haul yang tak lain adalah kalangan zuriah sendiri. Hal ini
akan berbeda jika yang menjadi tajuk utama adalah haul Mbah Jamaluddin yang
begitu sinergi antara ketiga wali ini, melalui peninggalan yang ada, mewujud dalam
seremoni haul Gogodalem dimana para zuriah yang menjadi warisan Mbah Niti
Analisis SWOT
Wisata Religi Desa Gogodalem yaitu berupa Kekuatan (Strength) dan Peluang
Ancaman (Threats).
Kekuatan (Strengths)
memadai; objek wisata yang menarik dan perlu diangkat; dukungan masyarakat,
Perangkat Desa, serta komunitas setempat; dan akomodasi yang memadai untuk
30
kekuatan spiritual yang berpengaruh besar pada umat beragama Islam di seluruh
pelosok. Selain itu animo masyarakat dari luar desa untuk datang ke Gogodalem
sangat besar, khususnya pada momen-momen keagamaan. Hal ini ditunjang dengan
nilai sejarah yang kuat serta situs bersejarah yang dijaga dengan baik oleh warga
desa sehingga masih dapat dikunjungi hingga saat ini. Kondisi keuangan Desa
lancar.
Kelemahan (Weakness)
Akses menuju Desa Wisata Gogodalem yang cukup jauh dari jalur jalan besar
menjadi salah satu kelemahan dari segi lokasi. Hal ini diperparah dengan akses
berupa jalan desa yang kecil, berliku, serta terdapat jembatan yang kondisinya
sudah tidak layak. Sedangkan pada lokasi, belum adanya area khusus untuk
pengunjung
Peluang (Opportunities)
Gogodalem layak untuk menjadi ikon desa religi di Jawa Tengah. Selain itu,
fasilitas yang direncanakan akan memberi daya tarik lebih dan mempermudah
masyarakat / pendatang untuk berziarah. Bukan tidak mungkin bila area tersebut
yang menguntungkan dari segi ekonomi. Sehingga bila issu susahnya akses menuju
lokasi yang telah dijelaskan pada kelemahan, apabila terselesaikan maka akan
31
Ancaman (Threats)
tambahan akses jalan guna pengaturan alur lalu lintas menuju dan dari Desa Wisata
Gogodalem.
Mojo, Dukuh Gunung Kalong, RT. 05, RW. 07 Kelurahan Susukan, Kecamatan
praktis angkutan umum dari kawasan Milo atau jalan Mataram, naik angkutan
kota jenis bus besar antar-kota atau biasa juga ”bus malam” jurusan Semarang-
32
Solo atau Semarang-Magelang, lalu turun di POLRES Ungaran yang berada di
Di sebelah depan bagian kiri atau arah selatan kantor POLRES tepat ada
Avalokitesvara yang ditunjukkan oleh anak panah pada papan nama tersebut.
Tapi untuk masuk dari jalan raya sampai ke lokasi vihara, tidak tersedia sarana
transportasi umum kecuali ojek sepeda motor. Perjalanan ini dapat ditempuh
dengan naik ojek lurus kira-kira 2 Km dari jalan raya lurus ke arah timur,
kemudian ada pertigaan belok kanan ke arah selatan hingga 300m. Di sebelah
kanan jalan, terdapat gapura besar bercat warna merah sebagai bagian muka dari
daerah perbukitan yang bernama Gunung Kalong. Awal mula nama bukit itu
sendiri berasal dari sebuah tempat pertapaan yang konon pernah disinggahi oleh
Kiai Ageng Pandan Arang untuk istirahat bermalam. Namun di tempat itu salah
satu bekal perjalanan Kiai Ageng Pandan Arang berkurang (yang dalam bahasa
Jawa, kelong) karena dicuri. Dari cerita itulah akhirnya tempat tersebut
di tempat tersebut pada tahun 1963. Dia adalah seorang penganut Taoisme yang
33
memiliki niat untuk membangun sebuah vihara. Joyo Suprapto mempunyai niat
para pengikutnya. Itu pun tidak langsung dalam bentuk vihara, melainkan
klenteng.
bukan vihara seperti sekarang ini. Lalu hal itu juga diperkuat dengan sebuah
ilham yang didapatkan dari pertapaan Joyo Suprapto, di mana waktu itu beliau
Taoisme tidak diakui secara resmi sebagai agama. Klenteng itu kemudian beralih
di bawah “panji” agama Buddha yang diakui oleh Pemerintah sebagai agama.
Maka klenteng itu secara formal berubah menjadi vihara dengan kepengurusan
sampai sekarang tetap dipegang oleh seorang Suhu Taoisme. Jadi Vihara
beribadah di sana.
Secara resmi tempat ibadah itu bernama Vihara Avalokitesvara Sri Kukus
Rejo, Gunung Kalong, Ungaran. Namun, oleh umat dan warga sekitar, vihara ini
lebih populer disebut dengan nama “Vihara Gunung Kalong”. Pendirinya adalah
Joyo Suprapto, pada tanggal 12 Juli 1965, dan hingga saat ini dikelola oleh
34
Yayasan Sri Kukusrejo. Terdaftar di Pemerintah dengan No. HT/III
karena Joyo Suprapto harus meninggalkan gunung atau “turun gunung”, lalu
pada tahun 1981 digantikan oleh seseorang yang dulu pernah berguru dengan
Mulai tahun 1985 The Tjue Thwan, salah satu murid dari Joyo Suprapto,
sebagai Suhu di sana. Joyo Suprapto memberi amanat pada The Tjue Thwan
besar untuk kemajuan vihara ini sampai sekarang. Semua urusan dari kegiatan
kepemimpinannya.
Pada tahun 1989, pembangunan fisik bangunan vihara mulai aktif kembali
35
Dalam pembangunan vihara, belum diadakan iuran tetapi dengan
yang ingin menyumbang secara perseorangan, lalu juga dari hasil penjualan lilin,
dupa, kertas doa dan peralatan-peralatan sembahyang lainnya. Semua hasil dari
sumbangan dari umat diambil setiap tanggal 1 dan 15 Imlek, tepatnya setelah
Sampai saat ini Vihara Avalokitesvara Gunung Kalong berdiri di satu area
yang luasnya 6 hektar, dengan lahan seluas 2000 meter untuk sarana
2) Dapur umum
4) Di luar bangunan ada satu ruangan penting lagi yaitu sebuah ruangan tempat
36
2) Kantor, ada dua tempat yaitu arsip-arsip kegiatan vihara dan penjualan
sarana sembahyang
1. Bagian Depan
menghadap ke arah timur. Memasuki pintu gerbang vihara jalan terus menanjak
ke atas dan sedikit melingkar. Pada bagian depan ada area parkir yang cukup
luas kurang lebih 4000 meter persegi. Area parkir ini terus berambung hingga ke
ujung bagian atas yang juga area parkir yang biasanya dipakai oleh para
pengurus vihara.
Dari area parkir pengunjung harus berjalan kaki menaiki tangga yang
berwarna merah. Lalu ada cabang tangga yang berwarna biru itu menuju ke
37
merah yang terus ke atas kemudian memiliki cabang lagi. Yang ke kanan menuju
abu Joyo Suprapto, pendiri vihara, yang letaknya di sebelah selatan vihara
abu Joyo Suprapto berbentuk rumah kecil dikelilingi oleh 4 simbol Taykek
(simbol Tao).
hingga sampai pada dinding tembok yang berlukis timbul berbentuk Taykek
yang berbentuk bulat, di tengah-tengah antara hitam dan putih ada garis yang
berbentuk lengkung dan yang warna putih ada satu titik yang berwarna hitam
dan warna hitam ada satu titik yang berwarna putih, ber-background kuning,
2. Ruang Tengah
Setelah naik ke tangga terakhir maka akan sampai ke ruang tengah bagian
tempatkan di ruangan ini adalah tokoh yang senantiasa dipuja dan diagungkan
di kalangan umat Tri Dharma. Di bawah ini akan penulis jelaskan satu per satu
diawali dari atas atau dari arah pintu utama vihara, yaitu:
38
a. Tempat Peribadahan Utama
Dharma. Wujudnya tidak berupa patung tetapi abstrak (tidak kelihatan). Apabila
berdoa dilakukan dengan duduk bertekuk lutut dan membuka kedua tangan,
Di ujung tangga, atau di depan altar utama ada bangunan seperti rumah
kecil tempat Sam Kwan Tay Tee. Ketiga Sam Kwan Tay Tee tersebut
selaku Penguasa Alam. Sam Kwan Tay Tee adalah tiga penguasa alam yang
terdiri dari:
matahari, bulan, bintang, iklim dan segala benda yang ada di luar angkasa.
2) Dua Dewa Bumi, Hok Tek Tho Tee Kong dan Dho Tie kong atau Penguasa
Bumi. Mereka adalah sepasang suami istri yang bertugas menciptakan dan
nanti.
3) Cui Kwan atau Penguasa Air, pengatur hujan dan segala sumber air di dunia,
Meja altar untuk penyembahan terbuat dari besi tipis, permukaan meja
39
diletakkan bejana berwarna kuning mengkilap, khusus untuk menancapkan hio.
apel, pear, jeruk, kue berupa bakpao, kue mangkok, moho, wajik berbentuk
kerucut berwarna merah dan sepasang lilin kecil ditaruh di dalam mangkuk
sedang berwarna bening keperakan. Di samping meja altar kanan dan kiri juga
terdapat sepasang lilin besar berukuran 150 meter berwarna merah berlapis
gambar naga.
mempunyai tujuh sap berwarna merah beralas hitam dan berlatar kuning. Di
samping kanan pagoda terdapat patung macan putih yang sedang duduk sambil
sebelah kiri tergelantung sebuah lonceng cukup besar berwarna hitam dan
lebar 0,5 m, berwarna hitam berlukiskan ular naga. Diatas pintu masuk
Hal ini bisa disaksikan dari para Sin Bing (Dewa) yang ditempatkan di
40
a) Law Suhu Tan Tek Siu Sian disebut juga Poo Seng Tay Tee Law Suhu
Tan Siu Sian adalah Dewa Pengobatan dalam ajaran Taoisme. Law
Suhu Tan Siu Sian oleh masyarakat Tri Dharma di Indonesia yang
c) Hok Tek Tho Tee Kong Hok Tek Tho Tee Kong adalah Dewa Bumi
d) Jamballa (Jay Sin Ya) Jay Sin Ya adalah Dewa Keuangan, yang bertugas
e) Thay Sing Lauw Cin Thay Sing Lauw Cin adalah Dewa Panjang Umur,
supaya dipanjangkan umurnya. Thay Sing Lauw Cin dikawal dua orang
Sin Bing, yaitu Erl Lang Sen atau Dewa Tiga Mata (berada di sebelah
(Avalokiteshvara).
41
bagian tengah ruangan ini. Di tempatkan pada sebuah Kam berbentuk
rumah khas Tiongkok berwarna merah dan kuning menyala serta dengan
sebelah kirinya adalah Sian Tjay Tong Tju. Kepalanya botak dan
b) Buddha Gautama
atas sedangkan tangan kiri di pangku di atas paha dengan kaki duduk
bersila.
terdiri dari:
- Sakya Mo Nie Hud, adalah Buddha Gautama yang lahir pada Hari
42
mengarah ke atas. Sedang telapak tangan kanan ke atas ditempelkan
kecil.
masa awal) yang aslinya seorang raja. Sikap duduk dan kedua
dikenakannya pun sama persis dengan Yo Soe Hud, pun pula ukuran
d) Ma Co Po
Buddha.
43
Hian Thian Siang Tee adalah Dewa Keadilan Sering pula disebut
Siang Tee Kong. Memakai jubah kuning emas dengan sabuk merah
pundak kanannya.
Kwan Tee Kun Sering disebut juga Kwan Tee Ya adalah Dewa
Keadilan.
c) Nabi Khong Cu
Dari semua patung yang ada diruang sayap kiri, patung Nabi Kong
Cu adalah yang paling besar dan tinggi. Ini menunjukkan bahwa Nabi
lain.
Ruangan bagian kiri ini ada 4 ruangan yang terdiri dari 2 kantor
utama. Kantor pertama adalah kantor arsip-arsip kegiatan vihara dan kantor
konsultasi khusus dengan Suhu. Ruangan yang ketiga yaitu ruangan aula
tempat untuk tidur para tamu apabila ada tamu yang ingin bermalam di sana.
Ruangan ini juga biasa dipakai shalat bagi para pengunjung atau karyawan
yang beragama Islam. Sebelah aula terdapat ruang makan. Dan di depan
ruang makan terdapat perpustakaan mini khusus buku-buku tiga umat yaitu
44
Terdapat sebuah panggung milik Vihara Avalokitesvara Gunung
jika sudah menaiki 2 tangga maka akan menjumpai 6 kamar mandi umum
Vihara, dan naik tangga ketiga maka akan sampai ke ruang belakang yaitu
kedua.
dari berbagai etnis, budaya dan agama. Hal ini terlihat jelas dari relief, mosaik
dan hiasan dinding yang menghiasi mulai pintu masuk utama, atap, sampai
Setiap arsitektur dan detail hiasan eksterior dan interior yang dibuat
45
estetika, tapi juga nilai-nilai spiritual Tri Dharma. Hal ini bisa dicermati dari
1. Takyek
Warna putih dan di dalamnya ada satu titik hitam yang menandakan;
“Di dunia ini banyak orang yang baik tetapi sebaikbaiknya orang pasti di
hati kecilnya mempunyai niat jahat atau jelek.” Sedangkan warna hitam dan
di dalamnya ada satu titik putih yang menandakan; “Di dunia ini juga
banyak orang yang jahat tetapi sejahat-jahatnya orang pasti dihati kecilnya
2. Naga Hijau
Pada tiang ruang tengah terdapat lukisan atau relief Naga Hijau. Ia
Tiu Ong (1123 SM). Jenderal tersebut bernama Teng Kiu Kong. Sewaktu
bertempur melawan Lo Cia, lengan Jenderal Teng Kiu Kong terluka. Lo Cia
Kong melakukan kudeta terhadap Kaisar Tiu Ong. Sang Jenderal tertawan
46
Naga atau Liong dalam mitologi Tiongkok adalah lambang keadilan,
kelinci, berbadan ular, bertanduk rusa, berpaha harimau, bersisik ikan dan
3. Harimau Putih
adalah jelmaan dari roh In Jing Sin, putra seorang “pejabat teras” dari
kerajaan Ciu (1122 SM). Ayah In Jing Sin dibunuh oleh Kian Bun Hoan
(raja muda bawahan kaisar Tiu Ong), saat mengadakan usaha perundingan
untuk meredakan peperangan antara kerajaan Siang dan kerajaan Ciu. Sang
kedua. Lukisan Bunga Teratai terletak di sebelah kiri, ular naga hijau di
sebelah kanan. Dan di antara Bunga teratai dan ular naga di tengah-
47
melambangkan pengawal perdamaian, dan macan loreng melambangkan
dinding atas vihara, dengan mempunyai maksud vihara ini adalah vihara
7. Lonceng Hitam
gejala alam. Tiap tahap kehidupan adalah lambang nasib yang menandakan
Merah melambangkan api, hitam sebagai lambang duka cita dan kematian,
48
hijau selalu dikaitkan dengan kesuburan dan kelanggengan. Kuning atau
warna emas adalah warna keagungan “khusus” kaisar yang erat kaitannya
empat.
9. Logo Vihara
bersisi delapan mengandung makna delapan penjuru mata angin Garis hitam
49
2.2.1. Rawa Pening
Wisata Rawa Pening adalah salah satu danau alami yang ada di Kabupaten
Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Secara hidrologi, danau Rawa Pening adalah
sebuah muara dari 17 anak sungai yang terletak di 9 sub-sub DAS (Daerah Aliran
Sungai) (Soeprobowati dan Suedy, 2012). Danau ini memiliki Luas sekitar 2.670
aliran Sungai Pening pada daerah tuntang tersumbat dan mengakibatkan juga
lembah Sungai Pening menjadi terendam air yang kemudian menjadi tempat
penampungan air alami yang keberadaannya sangat penting bagi sistem ekologi di
Jawa Tengah, yang memiliki luas sebesar 2.670 hektare, danau ini berada di empat
Telomoyo, dan Gunung Ungaran. Kemunculan danau ini secara ilmiah merupakan
50
hasil dari pergeseran lempeng bumi pada zaman pleistosen. Danau ini dikenal
dangkal dan menjadi hulu bagi sungai Tuntang. Danau ini diketahui mengalami
pendangkalan yang pesat, awalnya danau ini menjadi tempat untuk mencari ikan.
Namun, kini hampir seluruh permukaan rawa telah tertutup eceng gondok. Jika
dilihat secara geografis, Rawa Pening adalah cekungan terendah di antara tiga
gunung yang mengitarinya hingga menjadi hilir bagi aliran air dari tiga gunung
tersebut. Air yang tertampung akhirnya membentuk sebuah genangan air yang luas
Dalam buku yang berjudul “Legenda Rawa Pening Cerita Rakyat dari Jawa
Tengah”, asal mula munculnya Rawa Pening dikaitkan dengan Kisah Baru
Klinting, seekor naga yang merupakan anak dari Endang Sawitri, putri kepala Desa
berbentuk naga ini tidak diterima ayahnya, hingga ia beranjak dewasa. Baru
Klinting yang sudah tumbuh dewasa pun ingin berubah menjadi manusia
seutuhnya.
Telomoyo, di sana dia bertapa dengan melilitkan tubuh naganya sampai ke puncak
Gunung Telomoyo. Namun naas, kumpulan warga Desa Pathok yang tengah
Setelah selesai betapa, Baru Klinting telah berubah menjadi manusia dan pulang ke
desanya, namun karena keberadaannya yang penuh luka dan berbau amis, membuat
dirinya ditolak oleh seluruh warga dan ayahnya sendiri. Akhirnya Baru Klinting
pun hidup bersama seorang nenek yang mau menerima dan merawatnya. Karena
51
sakit hati dan kecewa, Baru Klinting pun menancapkan sebatang lidi ke tanah, dan
menantang seluruh warga untuk mencabutnya, namun tidak ada seorangpun yang
berhasil.
Akhirnya, lidi itu dicabut olehnya, dan seketika keluar air hingga membanjiri
seluruh desa, dan hanya menyisakan si nenek, yaitu Nyai Latung yang selamat.
Hingga kini, warga setempat mempercayai bahwa Rawa Pening merupakan Desa
Pathok yang konon dikutuk oleh Baru Klinting, karena perlakuan warga desa yang
(Amalia, dkk 2023). Pariwisata merupakan suatu fenomena yang berkaitan dengan
perjalanan perjalanan untuk rekreasi. Dilihat pada beberapa macam atraksi wisata,
yang secara alami maupun buatan dapat menjadikan Danau Rawa Pening sebagai
daya tarik wisata lokal yang sangat potensial. Kawasan pariwisata Rawa Pening
secara umum mempunyai potensi keindahan alam yang masih asli, potensi tersebut
berupa pemandangan air dan perbukitan (Yulistianto, 2022). Secara umum kawasan
pariwisata Rawa Pening memiliki potensi keindahan alam yang masih asli, potensi
52
tersebut berupa pemandangan air dan pemandangan pegunungan. Rawa Pening
merupakan salah satu danau alami di Kabupaten Semarang yang mencakup empat
Gunung Ungaran. Tempat wisata ini mulai dibuka untuk umum sebagai kawasan
wisata pada tahun 1975. Aksesbilitas pada Wisata Rawa Pening ini sangat mudah
dijangkau yang terletak pada Jalan Lingkar Selatan KM 3 Semarang. Kawasan ini
juga sangat dekat dengan Alun-Alun Ambarawa hingga Lapangan Panglima Besar
Jenderal Sudirman atau Panglima Sudirman Park. Sehingga untuk menuju Danau
Rawa Pening hanya berjarak 10 menit berkendara dari kedua lokasi tersebut.
gondok (Fariz et al., 2022). Air dari Rawa Pening ini berasal dari mata air yang
keluar dari sisi-sisi rawa, selain itu ada berbagai sungai yang bermuara di Danau
Rawa Pening yaitu, Sungai Galih, Sungai Muncul, Sungai Parat, Sungai Legi,
Sungai Torong, Sungai Pitung dan Sungai Rengas. Dari beberapa sungai tersebut
diperkirakan menyumbang debit air sekitar 60%. Kawasan perairan Rawa Pening
ikan dan budidaya di sektor perikanan. Penangkapan ikan adalah salah satu mata
pencaharian yang sebagian besar dilakukan oleh masyarakat yang tinggal pada
daerah sekitar perairan Rawa Pening, dan diketahui pula bahwa masyarakat sekitar
Rawa Pening bermata pencaharian sebagai nelayan. (Safriani et al., 2019). Potensi
53
Kampung Rawa, tambak di sekitar Kampung Rawa, tempat budidaya ikan dengan
tempat untuk menikmati dan mencoba berbagi jenis makanan dan minuman khas
suatu tempat wisata sebagai objek tujuan wisata. Wisata kuliner menjadi daya
tarik sendiri bagi pengunjung yang berkunjung di Danau Rawa Pening. Wisata
kuliner ini tersedia di kawasan sekitar Danau Rawa Pening yang berupa kawasan
belanja makanan khas Danau Rawa Pening dan makanan khas Semarang.
Keragaman kuliner ini tidak lepas dari adanya kekakayaan alam dan budaya
Rawa Pening. Disisi lain, wisata kuliner Danau Rawa Pening menyuguhkan
Salah satu lokasi wisata yang dikembangkan adalah Kampung Rawa yang
terletak di bagian barat laut Danau Rawa Pening. Kampung rawa telah memiliki
lokasi lain di sekitar Danau Rawa Pening, seperti dermaga untuk pengunjung
54
yang ingin naik perahu dan menikmati wisata berlayar mengelilingi Danau Rawa
Pening, jajaran rumah makan untuk wisata kuliner para wisatawan dengan
makanan khas ikan air tawar, bagi pengunjung yang ingin membeli ikan segar
juga bisa menuju lokasi pedagang yang berjualan di bagian utara Kampung
memberikan berbagai dampak yang positif terhadap kondisi sosial dan ekonomi
daya alam yang diamana masayrakat mengelola tempat tersebut sebagai sumber
Tambak ikan dikelola oleh warga dengan hasil panen yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hasil panen ikan dari tambak setiap tahunnya
rata-rata sekitar 2 ton dengan harga per kg mencapai Rp 25.000. Namun, hasil
ikan ari tambak dipenagrui oleh kondisi air di Rawa Pening itu sendiri. Jika air
tersebut dalam kondisi kurang baik maka hasil tambak ikan mengalami
55
penurunan, dan sebaliknya jika kualitas air bagus maka hasil panen ikan sangat
banyak.
terkendali. Kondisi inilah menjadi salah satu dampak pada penurunan kecerahan
sumber daya ikan yang ada di rawa pening tersebut. Berbagai jenis ikan yang
Menurut Amalia dkk (2023) Bagian utara Desa di Danau Rawa Pening ini
bertumpu pada sektor perikanan yang menjadi salah satu komoditas pada
Danau Rawa Pening menjadi salah satu faktor yang pendukung ketersediaan
Rawa Pening adalah salah satu potensi wisata yang memiliki berbagai
meliputi: Perdagangan barang dan jasa yang terjadi di beberapa pusat aktivitas
menjual makanan dan minuman baik itu asongan maupun penjual tetap, adapun
juga yang menjual makanan berat yang ada dipinggir rawa yang biasa disebut
56
Kegiatan tambak ikan memberikan dampak signifikan terhadap suatau
tambak tersebut milik perorangan dan bukan perorangan yaitu milik anggota
kelompok dari beberapa nelayan. Kegiatan tambak ikan yang telah dilakukan
Para nelayan mendapatkan pendapatan tambahan dari hasil penjualan ikan yang
dihasilkan. Hal ini dapat meningkatkan tingkat taraj hidup dan kesejahteran
tambak, dan teknik pemberian makan. Hasil dari tambak yaitu ikan air tawar
Harga tiket masuk yang murah hanya sekitar Rp 10.000 saja kita sebagai
wisatawan dapat manikmati keindahan alam yang sangat cantik pada daerah
rawa pening. Meskipun harga tiket masuk yang murah, tetapi kita dapat
Berbagai fasilitas umum dapat dipergunakan pada saat kita mengunjungi Rawa
57
Pening, seperti toilet, tempat parkir, rumah makan, gasibo, dan berbagai fasilitas
penunjang lainnya. Selain itu, juga terdapat berbagai jenis wahana yang bisa
dimanfaatkan, seperti bebek air, perahu karet, dan perahu yang dapat kita sewa
Sumber daya alam di daerah kawasan rawa pening telah dimanfaatkan oleh
masyarakat sekitar menjadi salah satu sumber ekonomi. Sumber daya alam di
rawa pening yang dapat dimanfaatkan meliputi ikan eceng gondok dan tanah
memiliki luas yang sangat besar dan mencakup 4 wilayah kecamatan sehingga
produktivitas hasil pertanian padi tiap wilayah berbeda-beda. Menurut data BPS
kawasan tersebut banyak ditanami padi. Akan tetapi, aktivitas pertanian disekitar
Rawa Pening hanya ditanami ketika musim kemarau saja, hal tersebut karena
kondisi lahan setempat dimana jika musim penghujan lahan pertanian akan
tergenang oleh air sehingga petani hanya bisa menamam padi hanya 1 kali
musim yaitu di musim kemarau serta pada saat kondisi rawa sedang surut.
58
Pemanfaatan tanaman enceng gondok sebagai kerajinan anyaman telah
dilakukan oleh warga setempat. Potensi sumber daya alam di Rawa Pening
membuat enceng gondok sebagai salah satu kegiatan warga yang berguna untuk
setempat mulai mengambil batang eceng gondok dari Rawa Pening dan
kerajinan.
kebudayaan. Hal ini dilihat dengan adanya kegiatan kelompok sosial seperti,
juga sudah cukup beragam, mulai dari kelompok tani, kelompok nelayan, ibu-
kawasan Danau Rawa Pening dipengaruhi oleh budaya turun temurun yang
memperhatikan kondisi lingkungan dan masih terjaga hingaa saat ini, karena
bentuk kerja sama yang dilakuakn oleh masyarakat setempat. Dalam pelestarian
satu tradisi yang khas di daerah Rawa Pening adalah tradisi larung. Tradisi
59
larung Rawa Pening atau sedekah di Rawa Pening ini adalah bentuk wujud
Desa Wisata Lerep merupakan salah satu desa wisata yang menyajikan
aneka kesenian dan kuliner lokal yang cukup digemari oleh wisatawan. Desa
Embung Sebligo, yang menyajikan pasar kuliner tempo dulu yang buka
atau makanan tradisional khas desa Lerep menjadikan desa Lerep salah
jajanan atau makanan tradisional khas desa Lerep menjadikan desa Lerep
Potensi Desa Wisata Lerep dengan mengemas aneka makanan rum ahan
warga Lerep menjadi sajian menu kuliner bagi wisatawan dinilai cukup
menarik perhatian.
60
Sejarah Desa Wisata Lerep masih berkaitan dengan mitologi Babat
lereng Gunung Ungaran yang saat itu ada segerombolan orang yang akan
Hajar Buntit.
Munadi merasa tenang dan nyaman dalam muhasabah ini. Pemandangan yang
indah, air yang luas, dan dataran yang cocok untuk ditanami mendorong Hasan
bercocok tanam. Kyai Dangu memimpin pasukan ini, dan lokasinya diberi nama
61
Secara administratif, Desa Lerep termasuk dalam wilayah Kecamatan
memiliki batas wilayah sebelah utara dengan Bandarjo dan Sumur Rejo, sebelah
barat dengan Nyatnyono dan sebelah timur dengan Desa Keji dan Kalisidi. Desa
Lerep memiliki ketinggian kurang lebih 30-940 mdpl. Dusun yang memiliki
Desa Lerep memiliki potensi alam dan budaya yang banyak seperti Puncak
Ngipik, Curug Indrokilo, Tradisi Iriban, Tradisi Kadeso, Tari Caping Gasing, dan
lain- lain. Desa Lerep yang memiliki potensi pariwisata membuat kepala Desa
Lerep memiliki ide untuk menjadikan Desa Lerep sebagai Desa Wisata sekaligus
membantu perekonomian masyarakat Desa Lerep. Pada tahun 2016, Desa Lerep
ditetapkan oleh Bupati Kabupaten Semarang sebagai Desa Wisata. Potensi wisata
yang ada di Desa Lerep dikelola oleh BUMDES Gerbang Lenteran dan bekerja
sama dengan Pokdarwis Rukun Santosa. Wisatawan yang ingin berkunjung ke Desa
Lerep dapat menghubungi Pokdarwis Rukun Santosa. Potensi wisata di Desa Lerep
berbasis kearifan lokal yang bersifat edu-ecotour. Paket wisata yang ditawarkan
1. Wisata Alam
62
Desa Wisata Lerep memiliki wisata alam yang salah satunya di Dusun
Indrokilo. Wisata alam yang dimiliki Dusun Indrokilo yaitu Curug Indrokilo,
Puncak Bidadari untuk melihat sunset dan sunrise. Wisatawan akan disuguhkan
diperlukan untuk mencapai Curug Indrokilo ini juga cukup dekat yaitu 10 menit
berjalan kaki dari tempat parker kendaraan. Hal ini menyebakan Curug Indrokilo
disebut masyarakat Lerep sebagai surga tersembunyi. Bukan hanya wisata alamnya
namun makanan yang khas juga ditawarkan untuk wisatawan dimana makanan
63
Mas, dan deretan pegunungan Muria bagi wisatawan yang berkunjung. Puncak
Ngipik dapat dicapai oleh wisatawan melalui desa Lerep dan Ngaklik. Wisatawan
dapat mengakses perkebunan kopi setelah melewati Dusun Lerep dari Desa Lerep.
Saat matahari terbit, wisatawan dapat melihat Gunung Lawu di sebelah timur,
Gunung Muria di sebelah utara, dan Kawasan Ungaran di sebelah selatan dengan
lereng lembah yang masih jarang penduduknya, sedangkan puncak Ungaran dengan
2. Wisata Budaya
Desa Wisata Lerep memiliki wisata budaya diantaranya yaitu tari tradisional
Caping Gasing khas Desa Lerep dan kesenian angklung hasil aransemen karang
taruna Desa Lerep. Masyarakat Desa Lerep masih memegang tradisi budaya yang
64
Embung Sebligo yang merupakan waduk buatan berpotensi menjadi wisata
untuk berselfie ria dan memancing ikan. Embung Sebligo dikelilingi oleh
pemandangan yang indah dan suasana yang menenangkan. Embung Sebligo ini
dikelola oleh BUMDES Gerbang Lentara. Desa Lerep juga memiliki Watu Gunung,
Bumi Lerep Indah dan kolam renang Siwarak yang dikelola oleh swasta.
4. Wisata Edukasi
Desa Wisata Lerep menawarkan wisata edukasi yang banyak yang bervariasi
seperti edukasi pembuatan sabun susu, pembuatan permen susu gula aren, keripik,
kopi, tanam padi, tanam cabai, belajar mengenai peternakan, budidaya durian,
ternak sapi, ternak kelinci, kerajinan anyaman bambu, kerajinan souvenir berbahan
limbah sampah, melukis gerabah, belajar tari tradisional dan belajar musik gamelan.
5. Wisata Kuliner
banyaknya makanan tradisional khas Desa Wisata Lerep. Makanan yang ada
Indrokilo yang terkenal dengan kopi ceplus dan bubur suweg. Harga yang
65
Sego iriban adalah masakan tradisional yang paling populer. Makanan ini
seringkali hanya tersedia pada saat adat Iriban Wangan Ceninging. Adat iriban
membawa barang-barang seperti ayam kampung, bebek putih, mentok, beras putih,
dan gudang urap. Pasar Djananan Ndeso Tempoe Doeloe ini meningkatkan
masyarakat.
orang pengatur jalan. Wisata kuliner yang ditawarkan Desa Wisata Lerep memiliki
keunikan tersendiri yaitu penjual yang ada menggunakan pakaian lurik sehingga
membuat pengunjung yang datang merasa kembali ke masa lalu. Proses transaksi
yang terjadi juga berbeda dari yang lain yaitu dengan wisata kuliner di tempat lain
66
limbah, pengolahan susu sapi, kopi, gula aren, dan kerajinan bambu. Terdapat
wisata alam seperti Air Terjun Curug Indrokilo, Sunrise Puncak Ngipik, bentangan
sawah disertai Sungai Pangus. Adapun wisata budaya dan pertunjukan kesenian
yang sangat sayang untuk dilewatkan. Adapun paket wisata yang ditawarkan yaitu:
3. Paket Live In 1
Paket live in merupakan paket yang memiliki waktu kunjungan selama 24 JAM
yang diberi harga sebesar Rp 185.000. Adapun fasilitas yang didapatkan yaitu
welcome drink, welcome dance, fun game, 2 wisata edukasi, snack 1x, makan
4. Paket Live In 2
Paket lain yang ditawarkan yaitu paket live in dengan waktu 26 jam kunjungan
drink, welcome dance, fun game, 2 wisata edukasi, snack 1x, makan 3x, pawai
5. Paket Gathering
67
Paket ini ditawarkan dengan harga Rp 75.000. adapun fasilitas yang ditawarkan
yaitu welcome drink, welcome dance, fun game, snack, makan siang dan
souvenir.
Paket tersebut ditawarkan seharga Rp 700.000 dengan fasilitas yang ada yaitu
Terakhir paket makrab sehari sewa tempat diberi dengan harga Rp400.000.
Fasilitas yang akan didapatkan yaitu pendopo, sound system, kebersihan dan
listrik.
Desa Wisata Lerep juga menyediakan adanya paket wisata Studi Banding
bagi pengelola desa lain yang ingin melakukan kunjungan di Desa Wisata Lerep.
Dalam paket ini terdapat ketentuan yaitu harga untuk minimal 30 orang. Adapun
Dalam paket tersebut, fasilitas yang akan didaoatkan yaitu pemaparan materi,
snack prasmanan.
Dalam paket ini, fasilitas yang didapatkan yaitu paparan materi, tata ruang,
68
Pengunjung akan mendapatkan beberapa fasilitas seperti paparan materi, tata
Fasilitas yang akan didapatkan apabila memilih paket wisata ini yaitu paparan
Museum Kereta Api Ambarawa adalah sebuah stasiun kereta api yang
yang memiliki kelengkapan kereta api yang pernah berjaya pada zamannya.
Salah satu kereta api uap dengan lokomotif nomor B 2502 dan B 2503 buatan
aktivitas sebagai kereta api wisata. Kereta api uap bergerigi ini sangat unik dan
merupakan salah satu dari tiga yang masih tersisa di dunia. Dua di antaranya ada
di Swiss dan India. Selain koleksi-koleksi unik tadi, masih dapat disaksikan
berbagai macam jenis lokomotif uap dari seri B, C, D hingga jenis CC yang
69
paling besar (CC 5029, Schweizerische Lokomotiv und Maschinenfabrik) di
halaman museum.
Museum ini berdiri di atas lahan sebesar 127.500 m2 yang dibatasi oleh pagar.
Jalan Stasiun di sisi Utara, sisi Timur dibatasi oleh Jalan Raya Banyubiru, Pasar
Lanang dan pemukiman. Sisi Selatan dan Barat dari Museum Kereta Api
Salah satu lokomotif yang dimiliki oleh Museum Kereta Api Ambarawa
merupakan salah satu dari tiga lokomotif uap bergigi yang tersisa di dunia.
Negara Swiss dan India merupakan negara lain yang memiliki lokomotif uap
bergigi lainnya. Selain lokomotif museum ini juga menyajikan beberapa benda
bersejarah lainnya seperti telepon antik, genta PJL, mesin pembuat tiket kuno,
lokomotif yang ada. Selain itu museum ini juga telah menambah salah satu
fungsi bangunan baru yang menunjang kegiatan belajar di museum ini yaitu
70
selasar sejarah yang berisi runtutan cerita perkembangan kereta api di Indonesia.
perawatan kereta. Fasilitas rekreasi lain yang disajikan untuk penggunjung yaitu
lori wisata yang dapat membawa pengunjung mengunjungi Stasiun Bedono dan
Stasiun Tuntang yang merupakan dua stasiun yang juga dibangun pada masa
King William I.
dari yogyakarta dan 63 km dari solo. Untuk masuk ke dalam museum ini kita
cukup membayar Rp. 3000, - untuk orang dewasa dan Rp. 2000, - untuk anak-
anak. Pertama kali masuk ke museum ini kita akan menjumpai sebuah penggalan
roda dan rel kereta api bergigi yaitu suatu bangunan rel kereta api yang
digunakan untuk jalan menanjak (setahu penulis rel ini di Indonesia hanya ada
WILLEM I. Ada 21 buah lokomotif baik yang berbahan bakar kayu maupun
batu bara tampak tertata dengan rapi di museum ini. Setiap pengunjung dapat
71
naik dan melihat kedalam ruang masinis lokomotif ini untuk melihat instalasi
Memasuki ruang galeri (dulunya ruang pegawai kereta api) kita dapat
pesawat telegram morse, pesawat telepon kuno, stempel pejabat stasiun kereta
api jaman Belanda, dan berbagai macam koleksi lainnya. Selain koleksi-koleksi
kuno tersebut kita juga bisa menikmati perjalanan wisata dengan rute Ambarawa
yang berbahan bakar kayu jati. Untuk menikmati perjalanan selama kurang lebih
Bagi anda yang tidak punya cukup uang, tidak usah berkecil hati anda bisa
menikmati wisata kereta yang lain yang tak kalah serunya yaitu Lori Wisata
hanya cukup merogoh kocek sebesar Rp. 10.000,-. Berbeda dengan kereta
dan berbahan bakar bensin. Begitu lori dengan kecepatan kurang dari 50 km/jam
ini keluar dari stasiun Ambarawa kita akan menjumpai perkampungan penduduk
kita dapat menyaksikan berbagai macam aktifitas warga disekitar rel ini. Ada
yang menarik dari kereta ini, dalam lori ada orang yang bertugas sebagai
pengatur lalu lintas yaitu setiap akan menjumpai perempatan orang ini turun
Setelah keluar dari perkampungan mata kita akan dibuai oleh indahnya
hanya itu beberapa menit kemudian kita akan melewati rawa pening, di sini kita
72
dapat menyaksikan orangorang memancing sambil mengendarai perahu-perahu
sedimentasi enceng gondok di rawa ini. Setelah setengah jam perjalanan kita
akan sampai di Stasiun Tuntang. Disini kita akan menyaksikan stasiun kecil yang
bergaya arsitektur eropa kuno. Disini Lori hanya akan berhenti sebentar dan
Koningen Willem I. Sampai sekarang, beberapa ruangan dan perabot yang dulu
sering digunakan selama masa tersebut, masih tampak terlihat terawat dengan
baik. Anda bisa melihat bagian ruang tunggu yang masih lengkap dengan
perabot meja kursi tempo dulu dan beberapa peralatan komunikasi dan kontrol
jalur kereta api yang kesemuanya masih dalam kondisi baik. Sayangnya stasiun
ini sudah tidak lagi berfungsi sebagai sarana transportasi umum, namun sebagai
Pada jaman kolonial, kereta api yang ada di stasiun ini digunakan sebagai
sekitar lokasi. Untuk melintasi area perbukitan, pada bagian tengah dari rel
kereta api terdapat plat besi khusus untuk memudahkannya mendaki bukit.
Saat ini, satu dari beberapa lokomotif tua yang ada di stasiun ini masih
digunakan untuk keperluan wisata, terutama bagi mereka yang ingin merasakan
pengalaman naik kereta ber-loko seperti yang dulu pernah terjadi. Museum ini
mengenakan biaya sebesar 3,5 juta rupiah (+/- 400 USD) untuk sebuah rute
73
jarak sekitar 20 kilometer pulang-pergi, yakni dari Stasiun Ambarawa hingga
Saratnya kandungan sejarah dengan suasana stasiun kereta api jaman dulu
yang masih terawat rapi, menjadikan lokasi ini cukup populer sebagai tempat
1. Ruang Pamer
Api Ambarawa. Ruang pamer di museum ini terbagi menjadi 2 yaitu ruang
pamer indoor dan ruang pamer outdoor. Ruang pamer indoor difungsikan
sebagai ruang pamer miniatur kereta, dan benda-benda antik yang berukuran
kecil misal telepon antik, peluit, seragam dan lain-lain. Ruang pamer outdoor
74
Wisata Kereta Api Uap merupakan salah satu fasilitas yang disediakan oleh
melalui perjalanan kereta api uap menyusuri jalur kereta api Ambarawa-Tuntang-
jalur rel, rawa pening, bangunan kuno stasiun Tuntang dan stasiun Bedono.
tersebar disana. Keduapuluh lokomotif uap itu ditempatkan disisi utara dan sisi
barat museum. Selain itu masih ada lima buah lokomotif uap lainnya yang
C28 buatan Jerman ,yakni Henzchel Chemintz dan Esslinggen pada 1921-
jam dan pada tahun 20-an tercatat sebagai lokomotif tercepat di dunia untuk jenis
Lokomotif C28 ini telah berjasa besar dalam membantu pelarian Presiden
75
kereta luar biasa (KLB) dengan lokomotif C2849 tersebut adalah untuk
Pegunungan. Julukan dalam bahasa Belanda ini didapat CC50 karena lokomotif
dengan tahun produksi 1927 itu mampu melewati jalur pegunungan dengan
Koleksi lain yang bahkan menyimpan cerita sejarah dunia adalah loko
D5106, produksi Hartmann Cheminitz tahun 1920 Loko ini pernah bertugas
mengangkut jemaah haji dan logistik tentara turki pada masa pemerintahan
76
2.2.4. BENTENG WILLEM I AMBARAWA
dibangun pada tahun 1834 dan selesai pada tahun 1845. Saat ini bangunan
Benteng Willem I dibangun pada abad ke-19 dan terletak di atas lahan
benteng ini tak lepas dari bergejolaknya revolusi Belgia di Eropa pada tahun
1830 dan akibat perang Jawa yang dipimpin oleh pangeran Diponegoro yang
77
Benteng ini memiliki 2 peran berbeda yakni, sebagai fungsi militer dan
benteng logistik yang dimana terdapat banyak jendela besar dan dinding yang
dibangun sangat tebal sekitar 50cm sebagai pertahanan dari serangan musuh dan
juga pada benteng ini terdapat gudang logistik dan rumah dinas dari petinggi
Pada tahun 1926 sebagian area benteng berubah fungsi sebagai penjara
tahanan. Pada masa kependudukan Jepang pada tahun 1942, benteng Willem I
berkebangsaan Belanda) atau tawanan militer. Setidaknya ada seribu orang yang
dan pada tahun 1948 benteng Willem I mulai dijadikan sebagai sekolah pelatihan
ada tahun 1964 lalu saat meletusnya peristiwa G-30S/PKI benteng Willem I
dipergunakan sebagai penjara bagi orang-orang yang dianggap PKI pada masa
Pada tahun 1985 dialih fungsikan sebagai lapas anak Jawa Tengah dengan
78
keputusan menteri kehakiman dan hak asasi manusia RI. No. M.16 PR 07.03
tahun 2003.
oleh pangeran Diponegoro pada tahun 1825-1830. Pada wilayah benteng ini
terdapat menara pengawas, lapangan, rumah dinas bagi petinggi militer belanda
dan juga garasi bagi kendaraan perang maupun kendaraan pengangkut logistik,
diperkuat dengan parit yang mengelilingi area benteng dan dinding yang
memiliki tebal sekitar 50 cm dan bukaan yang lebar melengkung, benteng ini
mampu menjaga wilayahnya yang mempunyai luas sekitar 3 ha. Area utama dari
lantai dan berfungsi sebagai tempat tinggal prajurit dan keluarganya, bangunan
79
Pada bangunan tersebut juga terdapat tangga untuk mengakses ke lantai 2,
tangga tersebut terletak di setiap sudut bangunan dan juga berada di dalam area
terdapat area menara pengawas dan sumber air untuk menunjang kehidupan
pada area utama bangunan benteng. Area tersebut dilengkapi dengan gerbang
Benteng Willem I ini memiliki area kamar mandi yang digunakan para
prajurit pada jaman dulu dengan luasan sekitar 50m2 dengan bukaan
Pada area utama bangunan benteng Willem I terdapat rumah dinas yang
rumah dinas lainnya, berfungsi sebagai rumah dinas bagi petinggi militer seperti
jendral, terletak di tengah area utama bangunan benteng dan memiliki area
taman belakang yang juga digunakan untuk para ajudan dalam mengawal para
petinggi militer kolonial belanda pada jaman dulu, setiap bangunan rumah dinas
mempunyai pembatas dinding dengan tinggi sekitar 4 meter dan juga terdapat
80
Pada area luar bangunan benteng terdapat 3 jenis bangunan yaitu, bastion,
casemete, dan garasi kendaraan. Bastion yang terletak di setiap sudut dari area
utama bangunan benteng untuk pengawasan area luar dan casemete yang terletak
di tengah dari bangunan bastion dan berfungsi untuk pertahanan pertama dari
meriam dengan bukaan lebar dan juga memiliki 2 lantai, casemete digunakan
untuk mencegah serangan musuh masuk ke area utama dari benteng Willem I,
lalu ada bangunan garasi yang memiliki fungsi untuk menyimpan kendaraan
81
2.2.5. BENTENG WILLEM II UNGARAN
masa pejajahan Belanda yang saat ini telah dimasukkan ke dalam daftar
Bangunan Cagar Budaya oleh Balai Pelestarian Cagara Budaya Provinsi Jawa
Semarang.
di buat oleh Belanda serta didirikan pada tahun 1746. Benteng ini didirikan
Gubernur Jendral Van Imhoff pada 11 Mei 1746, ketika penguasa Kraton
Willem II didirikan. Lalu pada tahun 1784-1786 benteng ini direnovasi dan
82
diperbaharui karena akan diperuntukan sebagai garnisun VOC di Ungaran.
Tahun 1800-1807 benteng ditangani oleh Republik Batavia, tetapi pada tahun
benteng berhasil diduduki oleh Angkatan Darat Kerajaan Inggris sampai tahun
1816.
untuk keperluan banyak, seperti pada Agustus 1830 benteng digunakan sebagai
tahun 1918-1919 benteng digunakan untuk kamp militer bagi tentara Belanda.
Selepas meletusnya perang dunia II, pada tahun 1942-1945 benteng ini
diduduki oleh tentara Jepang, dan digunakan sebagai penjara bagi orang
kemudian mulai Oktober 1945 benteng digunakan polisi sebagai penjara bagi
dan digunakan untuk barak polisi dan penjara militer untuk orang Indonesia.
Setelah itu sampai tahun 1951 benteng diduduki oleh Tentara Nasional Indonesia
sebagai tempat tinggal/ asrama sampai tahun 2007. Kemudian mulai 2007
sampai 2011 benteng dikosongkan oleh Pemda. Lalu pada 2011 Polda mengurus
sertifikat dan akhirnya mulai Maret 2011 Benteng Willem II resmi menjadi milik
Polri.
83
Setelah itu, Polri melalui Polres Kabupaten Semarang mengadakan
peninggalan kolonal. Benteng Willem II ini masih terdiri kokoh di tengah Kota
bahwa benteng ini digunakan kemitraan antara polisi dan masyarakat. Di sebelah
kiri pintu masuk terdapat pula lukisan benteng Willem II yang nampak indah.
Benteng ini terdiri dari beberapa bangunan utama. Bangunan yang pertama ada
84
pendopo yang nampak relief dari benteng Willem II sendiri. Lalu di sebelah
bagian kanan terdapat bangunan yang dimanfaatkan sebagai kamar mandi dan
musala.
Benteng Willem II nampak bersih terawat bercat putih dengan kusen kayu bercat
coklat tua.
Wisata Watu Gajah Park adalah sebuah entitas perorangan dimana berdiri
di bidang konstruksi dan owner di bidang pariwisata. Wisata Watu Gajah Park
atau orang sekitar menyebutnya WGP sendiri adalah sebuah taman wisata
85
dengan jargon MESRA dengan singkatan yang bertema wahana di wisata
Wisata Watu Gajah Park dapat dijadikan pilihan alternatif pengujung yang
ingin plesiran tipis atau dekat, karena lokasinya tidak terlampau jauh dari pusat
Kota Ungaran dengan rentang 7 kilometer dan 15 menit waktu tempuh dengan
berekreasi karena lingkungan sekitar berada di daerah cukup sejuk yang berada
seperti spot foto di lorong cinta, sangkar burung, green house, hortikultura sayur,
hidroponik fertigasi, hidroponik farm, kolam terapi, play ground, dll. Tak lupa,
daya tarik wisatawan terdapat pada waterboomnya, yaitu sebuah kolam renang
yang ada area bermainnya. Dengan adanya pembaruan setiap wahana yang ada,
maka dari itu tahun ke tahun hingga saat ini, WGP masih melakukan proses
Watu Gajah Park merupakan salah satu destinasi wisata yang berada di
Kabupaten Semarang, tepatnya di Jalan PTP Ngobo, Dsn. Watu Gajah, Ds.
nama Watu Gajah Park tersebut, salah satunya karena tempat wisata ini terletak
di Dusun Watu Gajah. Memang sejarahnya dahulu, dusun tersebut terdapat batu
besar yang diidentikkan sebesar Gajah. Oleh karena itu nama dusunnya disebut
Watu Gajah, serta tempat wisata ini diberikan nama Watu Gajah Park dengan
86
tujuan agar menghormati sejarah daerah dan menjaga serta mengangkat kearifan
lokal.
Destinasi wisata Watu Gajah Park merupakan anak cabang dari salah satu
tersebut adalah PT Karisma Agung Perkasa. Destinasi Watu Gajah Park berdiri
dan diresmikan pada tanggal 2 Juni 2018, di atas lahan dengan luas sebesar
43,029 m2, yang dikelilingi areal perkebunan karet milik PTPN IX Kebun
Ngobo.
“Destinasi Wisata Terbaik untuk Rekreasi, Inspirasi dan Edukasi”. Dari bunyi
slogan tesebut, dapat diartikan bahwa destinasi wisata Watu Gajah Park, selain
inspirasi, sebab ada banyak objek wahana yang berbasis edukasi di dalamnya,
cacing dan lebah klanceng serta terdapat bangunan bersejarah dari negara Jepang
yang dapat dipelajari tanpa harus pergi ke negara tersebut. Selain itu, di tempat
wisata ini juga menyediakan spot foto kekinian yang instagramable, serta ada
87
Wisata Watu Gajah Park diresmikan pada tanggal 2 Juni 2018, objek
wisata ini berada di Dusun Watu Gajah RT.01/RW.06, Wringin Putih Kecamatan
Semarang. Dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih 1 jam berkendara. Waktu
pelayanan operasional Watu Gajah Park untuk melayani pengujung yaitu pada
hari Senin sampai Jumat pukul 08.00-16.00 dan saat Sabtu dan Minggu pada
pukul 08.00-17.00.
merupakan tempat liburan yang cocok untuk keluarga yang bernuansa resort
88
modern dengan sajian pemandangan alam. Banyak tempat yang dapat dijadikan
spot foto, sebab Eling Bening bagai teras luas yang berhadapan dengan gunung
maupun rawa yang terletak di ketinggian. Dari kawasan ini, pengunjung dapat
terhampar luas dari ketinggian. Pemandangan tersebut tidak hanya indah sebagai
latar belakang foto, melainkan juga sejuk di mata. Penorama memukau ini tidak
hanya indah pada siang hari. Pada sore harinya, Pengunjung dapat menikamati
Eling Bening dibuka pada tahun 2015 yang didirikan oleh Drs. Thung
keluarga yang berkonsep alam yang terletak di Jalan Surjono Bawen. Namun
Nama Eling bening bermula dari kisah sebuah desa yang berada
dikejauhan kota dengan udara segar dan sejuk. Sebagian besar masyarakatnya
bercocok tani dan berkebun pada kaki gunung di sebuah daerah bernama
Ambarawa. Desa yang damai itu terdapat kerajaan dengan nama Kerajaan
Ambarawa yang dipimpin oleh Raja Pramudaka. Raja tersebut mempunyai istri
bernama Ratu Candaka dan mempunyai seorang putri cantik bernama Bening.
namun Putri Bening sudah mempunyai seseorang yang dia dambakan dan dia
89
cintai yaitu Sanggara. Sanggara merupakan pemuda desa yang rajin dan anak
dari seorang pemilik kebun teh. Kemudian pada suatu hari Putri Bening
mengatakan keinginannya pada Raja bahwa dia ingin menikah. Raja menjawab
dengan lembut bahwa dia sudah menyiapkan calon untuk Bening yang dapat
meyakinkan ayahnya.
Raja dan Ratu ingin yang terbaik untuk Putrinya dan sudah melalukan
perjanjian perjodohan dengan kerajaan Bawen yaitu seorang Putra Raja bernama
membantu kerajaan Ambarawa saat gulung tikar. Sang Raja dan Ratu merasa
hidup tentram di bukit yang indah nan sejuk sejauh mata memandang.
yang akhirnya diketahui oleh Raja. Sang Raja mengirim pasukan untuk
90
Setelah satu bulan kepergian Sang Putri Bening, Sanggara kembali ke
tempat itu dan mengenang masa masa saat hidup Bersama Bening. Dia
mengatakan “Aku eling Bening” yang artinya “Aku ingat Bening” dan jadilah
dengan pemandangan alam indah diatas ketinggian. Bangunan putih yang indah
menawan dilengkapi beningnya air kolam, sawah yang hijau, pegunungan dan
jalan raya yang indah yang memanjakan mata setiap orang yang melihatnya.
Ambarawa, Jalan Tol baru, Gunung Merbabu, Andong dan Telomoyo. Lokasi
tersebut berjarak 36 KM dari pusat Kota Semarang dan 16 KM dari pusat Kota
Salatiga. Eling bening wisata dengan udara sejuk yang menyuguhkan produk
wisata antara lain Restoran, kolam renang, spot foto, Outbond, dan Playground.
Fasilitas yang diberikan seperti tempat parkir, mushola, kamar mandi, kursi dan
91
Wisata Eling bening bertema restoran keluarga diatas awan karena
pemandangan dengan waktu terbaik pukul 4 sampai 6 sore untuk melihat sunset.
Wisata dengan keindahan alam dan fasilitas yang lengkap ini mempunyai
akses masuk yang mudah dengan melewati kondisi jalan yang bagus. Untuk
mobil. (jarak). Tiket masuk wisata Eling Bening pada hari biasa dikenakan tarif
Rp 20.000,00 per orang, sedangkan untuk hari sabtu minggu dikenakan tarif Rp
25.000,00 per orang . Sebelum masuk dikenakan biaya 2000 rupiah untuk parkir
kendaraan.
perbukitan tersebut menjadikan Eling Bening sebuah wisata yang dapat melihat
Pemanfaatan sumber daya alam yang baik dapat menjadi sebuah keistimewaan
Eling bening yang dapat melihat pegunungan, rawa pening dan jalan lingkar
Ambarawa dari atas bukit. Tempat tersebut menjadi spot favorit untuk bersantai
92
Eling Bening yang awalnya merupakan Restoran berkembang dengan
dan spot foto menjadi sebuah kelebihan yang dapat menarik perhatian
keindahan alam yang dapat dinikmati dari atas bukit dengan makanan yang
bersantai dengan keluarga maupun dengan teman karena berbagai produk wisata
yang disuguhkan.
pula berbagai fasilitas penunjang yang dapat digunakan oleh pengunjung wisata
1. Tempat parkir yang disediakan oleh pihak wisata untuk parkir mobil dan
memudahkan pengunjung
93
3. Mushola di bagian Resto dan di bagian spot foto, dan juga tersedia
3. Selain itu, pengunjung juga dapat bersantai duduk di kursi yang sudah
foto yang sudah disediakan seperti ayunan kupu-kupu dan perahu naga.
94
6. Eling bening juga mempunyai Garden Resto sebagai restoran kedua
pemandangan.
8. Eling bening juga menyediakan taman bunga yang dapat dikunjungi oleh
9. Wisatawan juga dapat bermain di Play Ground dengan tema rumput hijua
gathering.
Kabupaten Seamarang. Untuk mencapai lokasi tersebut terdapat dua akses yang
Untuk menuju Wisata Eling Bening anda dapat melelwati dua jalur, yang
pertama Jalan Raya Ambarawa Bawen apabila dari Ambarawa dan sekitarnya,
melewati Klinik Sari Medika dan belok kanan di Jalan Surjono, melewati SMK
Dr. Cipto dan naik ke perbukitan. Dalam perjalanan ke Eling Bening akan
disuguhi pemandangan Rawa Pening yang indah di Jarak dari Pusat Kota
95
Namun apabila dari Semarang, Solo dan sekitarnya atau yang
menggunakan jalan tol dapat melewati jalur Bawen yaitu dari Terminal Bawen
arah Ambarawa kemudian masuk gang Ngrawan depan SPBU Ngrawan dengan
jarak tempuh 600 meter dari jalan raya. Jarak dari Terminal Bawen ke Eling
kendaraan umum, bisa menggunakan Trans Semarang maupun bus dan angkutan
lain dan berhenti di pertigaan ngrawan, kemudian dapat mengakses ojek atau
Jarak wisata Eling Bening dengan objek wisata terdekat lainnya adalah:
Tarif tiket wisata Eling Bening pada tahun 2021 adalah sebesar Rp 20.000,
untuk hari senin sampai jumat, dan Rp 25.000, untuk hari Sabtu dan Minggu.
96
2.2.8. SALOKA THEME PARK
Saloka Theme Park merupakan salah satu destinasi wisata psona Indonesia
yang berbentuk taman rekreasi tematik keluarga di Jawa Tengah, yang memiliki
konsep kearifan lokal. Nama Saloka tersebut terinspirasi dari legenda Rawa
Pening, kawasanya dekat dengan wilayah Saloka Theme Park Prada. Pada
zaman dahulu ada sepasang suami istri Bernama Ki Hajar Salokantara dan Nyi
Sawitri. Mereka memiliki seorang anak Bernama Baru Klinthing yang berwujud
naga dan dapat berbicara seperti manusia. Baru Klinthing dikenal sebagai anak
yang suka mennolong. Dari cerita tersebut, Saloka berharap mampu membuat
para pengunjung ceria dengan mascot berbentuk naga yang Bernama “LOKA”.
97
Nama Saloka terinspirasi dari tokoh legenda rakyat Rawa Pening, yaitu Ki
Hajar Salokantara yang memiliki anak bernama Baru Klinthing. Saloka Theme
Park juga memiliki sebuah maskot bernama 'Loka' yang berwujud naga
berwarna hijau. Nama Loka diambil dari nama tokoh dalam cerita rakyat Rawa
Pening.
Park dibuka secara resmi oleh Menteri Pariwisata, Arief Yahya, dan Gubernur
bahwa tempat ini masuk dalam daftar destinasi wisata Pesona Indonesia, di
Taman rekreasi Saloka dapat dikunjung pada hari Senin sampai dengan
Kamis mulai dari pukul 10.00-18.00 WIB, pada hari Jumat dibuka pukul 12.00-
19.00 WIB, sedangkan akhir pekan dan libur nasional buka dari pukul 10.00-
19.00 WIB.
rekreasi ini. Artinya, dalam membeli sekali tiket pengunjung dapat mencoba
semua wahana sesuai dengan usia. Harga tiket tersebut adalah sebagai berikut.
b. Harga tiket weekend (akhir pekan dan libur nasional) adalah Rp150.000
98
c. Harga tiket lansia (55 tahun ke atas) diskon 50 persen
Wahana
Saloka Park terdiri dari 25 wahana yang terbagi dalam 5 zona, di antaranya
adalahh:
a. Zona Pesisir
b. Balalantar
c. Ararya
d. Kamayayi
e. Segara Prada
hiburan pertunjukan animasi laser Baru Klinting. Pertunjukan ini merupakan yang
pertama dan satu-satunya ada di Indonesia. Saloka Park juga dilengkapi dengan
beberapa tempat kuliner yaitu berupa restoran, kafe, dan food truck.
a. Pesisir
99
Zona Pesisir berada di area paling depan Saloka Park. Di zona ini mulai dari
wahana yang dapat dinikmati di sini, di antaranya adalah: Lumbung Ilmu Galileo,
Taman Galileo, serta replika Kapal Jenju. Selain itu, ada arena Jejogedan sebagai
b. Jejogedan
adalah
Lumbung Ilmu Galileo akan disambut Hall of Fame untuk mengajak pengunjung
mengenal 10 tokoh ternama dari berbagai negara, tak terkecuali dari Indonesia. Ada
Disester, Zona Prasejarah, Zona Bumi, Zona Zaman Es, Zona Flora dan Fauna,
Zona Tubuh Manusia, hingga Zona Antariksa. Di zona ini pengunjung dapat belajar
100
Di zona ini juga ada Cakrawala (ferris wheel). Wahana berbentuk kincir
tersedia. Durasi permainan ini kurang lebih 15 menit dalam sekali putaran. Dari
zona permainan di Saloka Park Semarang, Rawa Pening, persawahan, dan sederetan
c. Balalantar
pengunjung akan disambut Resi Waringin, Si Pohon Bijak penghuni hutan. Di zona
Kumbang Layang, Jamur Apung, Safari Bocah ('antique car'), Adu Tangkas, dan
Angon Ingon merupakan wahana kebun binatang dengan luas 1.240 meter
persegi yang dapat meberikan edukasi pada anak untuk mengenal beragam burung,
101
unggas, meliputi burung belibis, jalak bali, burung macaw, burung sun conour,
merak biru, merak putih, bebek mandarin, ayam golden pheasant, dan ayam lady
amherts pheasant. Selain itu juga terdapat kura-kura, kelinci, dan binatang lainnya.
Kumbang Layang adalah wahana berjenis air bike dengan tinggi 4 meter
yang dapat dikendarai memutar 360 derajat dengan panjang lintasan wahana ini
sekitar 500 meter. Setiap air bike dilengkapi MP3 yang dapat terhubung dengan
Agrowisata Ijo Royo Royo adalah wahana area produksi dan rekreasi dengan
luas lahan 5.262 meter persegi. Area produksi sebagai area edukasi untuk mengenal
beberapa tanaman buah, seperti jambu biji, mangga, srikaya, Nangka, belimbing,
durian, manggis, sawo, jeruk bali. Di antara tanaman buah, juga terdapat tanaman
bunga. Di area rekreasi terdapat labirin tanaman, 5 lumbung padi, dan replika
kandang kerbau
d. Kamayyi
102
Kamayayi adalah zona di Saloka Park yang didesain untuk anak-anak agar
agar dapat bermain sambil belajar. Terdapat 7 wahana permainan anak-anak yang
Semprot, Komidi Kuda Laut, dan Teka Teko. Selain itu, zona Kamayayi juga
Polah Bocah adalah ruang bermain tertutup atau indoor di Saloka Park yang
dikhususkan untuk anak-anak usia 3-6 tahun. Anak usia 1-2 tahun dapat bermain di
area ini dengan syarat wajib pengawasan langsung dari orang tuanya. Di sini
tersedia 15 permainan anak, meliputi Fire Station, Area Mandi Bola, Start
Drawaing, Prosotan, Kapal, Puzzle, Mobil tidak bergerak, Cup Putar, Sepeda,
Pohon Kelapa, Kolam, Puzzle dan Piano, Ice Cream, Trampolin, dan Mobil-
Mobilan.
berbentuk kupu-kupu. Sepeda dapat berputar dan melayang maksimal 4 meter, yang
mana ketika semakin kencang mengayuh akan membawa melayang lebih tinggi.
Wahana ini memiliki kapasitas 12 orang dengan 6 sepeda gantung yang tersedia.
kursi berputar yang akan mengitari patung-patung hewan laut selama 3 menit.
Terdapat sensor di setiap patung hewan laut itu dan pengunjung memiliki misi
untuk menembakan semprotan ke sana. Jika berhasil mengenai sensor itu, maka
Semprot memiliki kapasitas untuk 24 orang, sehingga permainan ini cocok untuk
103
e. Ararya
Zona ini cocok untuk para pengunjung yang menyukai tantangan karena
wahana yang menantang di zona Ararya cukup beragam, di antaranya adalah: Paku
memiliki wahana menantang, Ararya juga terdapat wahana santai untuk bermain
sembari menikmati suasana dan berkuliner, yaitu Kolam Bebek dan Rimba Café.
f. Segara Prada
104
Zona ini mengangkat tema industri pertambangan dan menjadi satu-satunya
zona yang menyajikan perpaduan antara wahana bermain dengan tempat kuliner. Di
yang berputar pengunjung akan melewati jeram sepanjang 360 meter dengan
pertambangan yang bernama terowongan Zulu. Wahana ini bisa dinikmati oleh
pertambangan itu dapat tergambarkan dari desain bangunan dan interior yang
menghiasi setiap sudut ruangan di kedai. Foodcourt Daimami dengan dua lantai
menawarkan berbagai kuliner ala Jepang. Kedai Daimami ini terbuka untuk
kegiatan gathering.
105
Kawasan Wisata Umbul Sidomukti merupakan objek wisata alam
Ungaran dengan ketinggian 1200mdpl yang menjadikan hawa dingin dan udara
sangat menyegarkan. Ikon wisata ini terletak pada kolam renang dari mata air alami
yang airnya dingin dan segar. Kawasan taman renang alam Umbul Sidomukti brdiri
diatas lahan seluas 32 hektar yang dikelola langsung oleh PT Panorama Agro
Sidomukti. Umbul Sidomukti ini didesain secara unik dengan gaya tradisional
Sumber mata air taman renang alam Umbul Sidomukti berasal dari lereng
memanfaatkan “Tuk Ngetihan” yaitu air yang memancar keluar dari bawah tanah
yang terjadi karena adanya perbedaan ketinggian antara sumber mata air dengan
titik keluarnya.
Taman renang alam Umbul Sidomukti memiliki 3 jenis kolam renang yaitu
kolam renang untuk dewasa dengan kedalaman 1,6 meter, kolam renang untuk
remaja dengan 1 meter, dan kolam renang untuk anak-anak dengan kedalaman
60cm. Selain kolam renang, Umbul Sidomukti juga dilengkapi wisata outbond
seperti flying fox, marine bridge (jembatan tali) camping, dan tracking
106
Sejarah Wisata Umbul Sidomukti
pumujaan yang dibangun pada zaman mataram hindu sekitar pada abad VIII
siwa. Konon air di Umbul Sidomukti tersebut dipercaya membuat awet muda.
Zaman dahulu nenek moyang juga menggunakan air tersebut untuk mengaliri
Sejarah atau asal mula nama wisata Umbul Sidomukti adalah berawal dari
kata “Umbul”. Kata umbul dalam bahasa Jawa jika diartiken ke bahasa Indonesia
artinya adalah mata air. Mata air atau umbul inilah yang digunakan untuk mengisi
air di kolam renang Sidomukti. Bukan hanya utuk fasilitas wisata saja, tapi umbul
ini juga bermanfaat untuk kehidupan masyarakat sekitar seperti minum, memasak
dan irigasi. Dikarenakan air yang mengalir dari tanah, maka berenang di kolam ini
107
Untuk memasuki Kawasan Umbul Sidomukti ada perbedaan harga tiket
a. Untuk hari senin sampai dengan jumat harga tiket masuk Umbul
b. Untuk hari sabtu dan minggu harga tiket masuk Umbul Sidomukti yaitu
Harga tiket tersebut hanya berlaku untuk tiket kolam renang dan bila ingin
mencoba wahana permainan yang ada di Umbul Sidomukti ada tarif tersendiri
c. Rapelling : Rp 6.000
melewati rute perjalanan yang sedikit berkelok. Obyek wisata taman renang
alam umbul sidomukti ini belum begitu di kenal di telinga para wisatawan kita
harus melewati perkampungan dengan jalan yang tidak begitu luas dan letaknya
yang berada di atas bukit membuat kawasan ini tidakterdeteksi dengan mata dari
108
Adapun fasilitas-fasilitas yang di miliki Taman Renang Alam Umbul
Sidomukti adalah:
a. Villa
c. Kamar ganti
d. Tempat bilas
e. Kantin
f. Kantor serbaguna
g. Kantor
h. Tempat loket
i. Pos keamanan
Candi Gedong Songo merupakan komplek wisata yang ada di kaki Gunung
ditempuh dari Kota Ambarawa sejauh 9 km, dan 12 km bila ditempuh dari Kota
Ungaran. Candi Gedong Songo termasuk salah satu peninggalan budaya Hindu dari
109
jaman Syeilendra pada abad X (tahun 927 Masehi). Obyek wisata Candi Gedong
(sembilan) unit. Menurut riwayat, candi di Gunung Ungaran ini dinamakan Candi
bangunan atau candi. Gedong (Jawa) berarti rumah, songo (Jawa) berarti sembilan,
Candi Gedong Songo telah dibangun sejak abad ke tujuh masehi saat
kekuasaan Kerajaan Mataram Kuno. Candi di kompleks ini adalah candi Hindu
yang dibangun dengan tujuan sebagai tempat pemujaan. Candi Gedong Songo
ditemukan oleh Thomas Stamford Raffles pada tahun 1804, candi ini merupakan
peninggalan budaya Hindu dari zaman Wangsa Syailendra pada tahun 927 M.
Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya raja adalah yang membangun Candi
Gedong Songo pada awal pemerintahannya. Adanya arca Siwa Mahakala, Siwa
Mahaguru, dan Ganesha menjadi bukti bahwa Candi Gedong Songo digunakan
sebagai tempat pemujaan dewa. Mulanya hanya ditemukan tujuh buah bangunan
candi di sini, sehingga dinamakan Candi Gedong Pitu yang berarti ‘Candi Tujuh
Gedung’ Kemudian pada sekitar tahun 1908 hingga 1911, arkeolog asal Belanda
bernama Van Stein Callenfels menemukan dua bangunan candi tambahan. Sejak
saat itu, namanya berubah menjadi Candi Gedong Songo yang bermakna ‘Candi
Sembilan Gedung’.
Sejauh ini, Candi Gedong Songo telah dipugar sebanyak dua kali. Pemugaran
110
berfokus pada pencarian batu-batu yang hilang dan pemasangan kembali bagian
candi yang sempat dibongkar. Pemugaran kedua dilakukan pada tahun 1978-1983
Induk dan Perwara Gedong III (1979), serta Candi Gedong V (1983).
Candi Gedong I
Candi ini berada di ketinggian 1.208 mdpl. Di dalamnya terdapat yoni tanpa
lingga yang merupakan simbol kejantanan dan kesuburan, dengan puncak yang
sudah terlihat rusak. Gedong I terletak paling bawah dan berakhir dengan kelompok
lima atau Gedong V yang terletak paling atas. Gedong I hanya terdiri dari sebuah
bangunan yang menghadap ke barat. Bangunan candi terbagi tiga bagian yaitu kaki,
tubuh dan atap bangunan. Bilik candi berdenah bujur sangkar dan tengahnya
terdapat yoni atau patung Dewa Siwa. Pada bagian dalam dinding bilik terdapat
Candi Gedong II
111
Gedong II berada di ketinggian 1.297 mdpl dengan bangunan yang masih
utuh. Di depan candi, terdapat bangunan yang diduga sebagai bangunan candi
perwara atau candi kecil. Gedong II terdiri dari dua buah bangunan yaitu satu
bangunan induk berhadapan dengan sebuah candi perwara yang telah runtuh. Dari
bangunan yang masih utuh dapat diketahui bahwa bingkai candi dihiasi dengan
pelipit-pelipit yang menonjol keluar. Pada dinding candi sisi luar terdapat relung-
di setiap sisi terdapat relung-relung kecil pada antefik dengan hiasan sosok tubuh
seorang wanita yang sedang duduk. Di tingkat atap selanjutnya terdapat pula relung
kecil pada antefik atau dinding dengan sosok tubuh laki-laki, sedangkan pada
112
Berada di ketinggian 1.297 mdpl, Geodng III terdiri dari tiga candi yang
masih utuh dan candi perwara. Selain memiliki hiasan stupa di atapnya, candi ini
juga satu-satunya candi yang menggunakan makara atau arca berbentuk kepala
gajah. terdiri dari tiga buah bangunan, yaitu sebuah candi induk yang menhgadap
ke barat, sebuah candi apit yang terletak di sebelah kanannya, dan sebuah candi
perwara yang menghadap ke arah candi induknya. Suatu hal yang menarik dari
kelompok III ini adalah semua relung candi masih ada arcanya. Relung dinding
candi sisi utara berisi tiga arca Dhurga Mahisasuramardhini, relung selatan berisi
arca Agastya dan relung timur berisi arca Ganeça. Pada dinding sebelah kiri kanan
pintu masuk juga terdapat relung yang juga terdapat arca Nandiswara dan
Mahakala. Bilik utama candi saat ini sudah kosong kemungkinan dahulu berisi arca
Çiwa Mahadewa atau dalam bentuk linggayoni. Bagian atap candi bertingkat dan
pada Gedong II. Antefik pada Gedong III ini di dalamnya tidak terdapat pahatan
Candi Gedong IV
113
Gedong IV berada di ketinggian 1.295 mdpl, Gedong IV terdiri dari satu candi
yang masih utuh dan dikelilingi reruntuhan candi, hanya tinggal sebuah candi induk
yang merupakan tempat arca Mahakal dan Nandiswara. Pada dinding luar candi
sebelah utara, selatan dan timur terdapat relung-relung yang saat ini sudah tidak ada
arcanya.
Candi Gedong V
Candi terakhir berada di ketinggian 1.308 mdpl dengan satu bangunan candi
yang masih utuh dan beberapa reruntuhan candi. Diperkirakan dahulu terdapat
banyak bangunan dan sekarang tinggal sebuah bangunan saja. Candi induk Gedong
V ini mempunyai keunikan yaitu pada bagian dalam kaki candi diisi dengan tanah
(pada candi-candi yang lain pada bagian kaki candi diisi dengan batu).
114
Kemungkinan hal ini dimaksudkan untuk menghemat batu-batu komponen
bangunan. Beberapa arca lepas yang kini sudah diamankan kemungkinan berasal
dari candi kelompok V. Kelompok candi gedong VI, VII, VIII, dan IX sekarang
pengalaman menarik. Ada banyak kegiatan asyik yang bisa dilakukan di tempat
wisata ini, seperti berjalan-jalan santai. Candi ini berada di tempat yang bertingkat-
tingkat, sehingga teman-teman perlu berjalan kaki untuk melihat semua bangunan
candi. Tentunya jalan kaki ini akan menyenangkan sambil melihat pemandangan
pegunungan yang asri. Selain itu, bagian pelataran candi ini juga tertata rapi dengan
rumput segar dan bunga berwarna-warni yang terawat dengan baik. Pengunjung
juga dapat menyewa kuda di sekitar candi yang akan membawa berkeliling
115
Taman Bunga Celosia Semarang, salah satu destinasi wisata favorit di
Terletak di kaki Gunung Ungaran, di Jalan Candi Gedong Songo Km 0.5, Desa
menuju lokasinya yang strategis di lereng Gunung Ungaran memberikan daya tarik
tersendiri bagi pengunjung. Bunga celosia yang tumbuh di taman ini menghadirkan
spektrum warna cerah seperti merah, kuning, jingga, ungu, dan putih. Mereka
ditanam dalam berbagai bentuk, seperti bunga matahari, bunga sakura, bunga
2250 setiap minggu. Celosia merupakan destinasi wisata baru yang dibangun pada
tahun 2017 yang dikelola secara pribadi. Celosia merupakan taman bunga yang luas
dimana ada berbagai jenis bunga di dalamnya yang dipadukan dengan bangunan-
bangunan ikonik dunia seperti Tajhmahal di India, Kincir Angin Belanda, Menara
Kabupaten Semarang bahkan bisa dikatakan sebagai destinasi wisata yang terdapat
icon dunia di dalamnya, yang membuat minat dari wisatawan lokal meningkat
untuk berkunjung.
116
Celosia merupakan kebun bungan dengan luas 2,5 hektar yang di dalamnya
terdapat berbagai macam bunga dan icon-icon dunia seperti Tajmahal, menara Eifel,
Kincir angin, Patung singa di Singapura. Belum genap satu tahun berjalan Celosia
memetik bunga airbrass sendiri dimana pengalaman itu juga dapat menjadi nilai
jual yang ada di Celosia. Bangunan yang ada juga multifungsi seperti bangunan
Tajhmahal dimana bangunan ini digunakan sebagai tempat shalat. Celosia memiliki
luas tanah 2,5 hektar yang juga termasuk didalamnya adalah lahan parkir. Semua
Semarang.
sebuah negara yang iconic yang dimiliki oleh beberapa negara yang cukup populer.
dengan destinasi kebun bunga yang lainya. Penggabungan antara kebun bunga dan
bangunan iconic lainya menjadikan Celosia wisata yang unik dan menarik. Bahkan
setelah satu tahun berdiri Celosia membangun sebuah destinasi khusus untuk
117
bermain yang di lengkapi dengan sebuah spot foto, flying fox, kolam renang dan
banyak wahana lain wahana tersebut bernama Celosia happy & Fun. Perluasan ini
terpisah dari Celosia kebun bunga tetapi berada di sebelah Celosia dan akses masuk
Kecamatan Bandungan. Jalan menuju Taman Bunga Celosia bisa diakses oleh
kendaraan roda dua, maupun roda empat hingga area parkiran utama Taman Bunga
Celosia. Kondisi jalannya baik. Adapun jarak Taman Bunga Celosia dari pusat kota
Daya tarik utama Taman Bunga Celosia Semarang adalah keindahan bunga
celosia dengan berbagai warna yang cerah dan menarik. Bunga celosia, tanaman
asli Amerika Selatan yang menyerupai bunga matahari, menjadi daya tarik utama.
Ditanam dalam berbagai bentuk, seperti bunga matahari, sakura, mawar, dan lain-
lain, jenis bunga di tempat ini menciptakan transisi ke dalam suasana taman yang
penuh keajaiban.
118
Selain keindahan bunga celosia, Taman Bunga Celosia Semarang juga
a. Area parkir yang luas: Area parkir cukup luas, sehingga pengunjung tidak
nyaman.
119
f. Wahana permainan: Tempat ini juga memiliki beberapa wahana permainan,
yang seru dan menarik, seperti ayunan, perosotan, jungkat-jungkit, dan lain-
lain.
b. Wahana sepeda air: Wahana sepeda air ini cocok untuk pengunjung yang
e. Spot foto: Tempat ini emiliki berbagai spot foto yang instagramable, seperti
120
Taman Bunga Celosia buka setiap hari mulai dari pukul 09.00-17.00 WIB.
Harga tiket masuk penunjung Taman Bunga Celosia adalah sebagai berikut.
b. Tiket masuk Taman Bunga Celosia di weekend sebesar Rp. 30.000 per
orang
c. Tiket masuk Taman Bunga New Celosia di high season (hari libur) sebesar
Rp. 35.000,-
121
2.3.POTENSI MULOK BIDANG TRADISI / BUDAYA
A. TRADISI IRIBAN
sekitar 682 Ha. Desa ini terdiri dari delapan dusun, yaitu Karangbolo,
Indrokilo, Lerep, Soka, Tegalrejo, Lorog, Kretek, dan Mapagan. Desa Lerep
terletak di ketinggian antara 30-94 mdpl dan memiliki kemiringan tanah sekitar
suasana yang sejuk dan asri di Desa Lerep, ditambah dengan keberadaan
sumber daya air berupa embung dan curug. Salah satu ciri khas Desa Lerep
adalah kearifan lokal masyarakatnya yang masih dilestarikan hingga saat ini,
terutama dalam bentuk tradisi Iriban. Tradisi ini merupakan warisan turun-
temurun dari para leluhur dan menjadi bagian penting dalam identitas Desa
Lerep.
mata air yang melibatkan partisipasi dari generasi sebelumnya, seperti orang
tua dan nenek moyang dalam masyarakat. Iriban berasal dari kata "irib" yang
122
memiliki arti "mirip". Dalam konteks ini, "mirip" mengacu pada tradisi yang
diwariskan dari masa lalu. Kegiatan ini melibatkan seluruh masyarakat Desa
Lerep, termasuk tokoh masyarakat dan perangkat desa. Tradisi Iriban dilakukan
untuk menjaga kebersihan dan keberlanjutan sumber mata air yang terdapat di
Desa Lerep, yang meliputi penggunaan irigasi pertanian dan sumber air
lainnya. Pembersihan mata air biasanya dilakukan saat persiapan musim tanam
padi atau pada hari-hari tertentu seperti Rabu Kliwon dan bulan Rajab. Ada dua
mata air utama yang menjadi fokus kegiatan Iriban, yaitu mata air Si Udel dan
pengelolaan sumber daya air yang dilakukan secara rutin oleh masyarakat.
Pengelolaan sumber daya air ini mencakup pembersihan sumber mata air dari
sampah yang dapat menyumbat aliran air, pengaturan distribusi air untuk
Dalam ritual Iriban, ada praktik memotong ayam di atas aliran air sumber, di
mata air di Desa Wisata Lerep. Selanjutnya, ayam tersebut dimasak dan
dimakan bersama oleh warga setelah pembersihan sumber mata air dan
bersama yang diikuti oleh masyarakat dan para sesepuh desa. Tradisi ini
biasanya dihadiri oleh para pejabat desa dan diikuti oleh perwakilan warga dari
setiap RT di Desa Lerep. Terkadang, tamu dari luar desa juga dapat ikut serta
123
dalam upacara tersebut. Rangkaian acara Iriban dimulai dengan berjalan
bersama menuju lokasi sumber mata air, sambil membawa nasi, sayur
upacara ini, penting untuk menggunakan daun kudo sebagai bagian dari
perlengkapan. Hal yang unik adalah makanan tersebut dibawa dalam wadah
yang terbuat dari anyaman daun aren untuk mengurangi penggunaan plastik.
Selain itu, dalam minum pun digunakan kendi dan gelas dari bambu.
yang kemudian akan dipanggang di tempat Iriban hingga matang. Jeroan ayam
disajikan bersama dengan nasi dan lauk tambahan yang dibawa oleh warga dari
bersama yang disajikan di atas daun pisang. Sambil makan bersama, warga
Desa Lerep juga dihibur dengan tarian tradisional khas dari desa tersebut.
pulang makanan yang ada di tempat acara. Hal ini dipercaya sebagai upaya
masyarakat Desa Lerep sebagai bentuk pelestarian tradisi yang telah ada.
Selain itu, upacara Iriban juga dianggap sebagai ungkapan rasa syukur dari
1. Pembersihan
124
Pembersihan ini dilakukan dengan cara kerja bakti gotong royong warga
mengganggu mata air desa, serta membersihkan saluran air yang ada
2. Doa Bersama
Doa bersama ini dilakukan oleh semua warga dan pengurus desa dengan
dipimpin oleh sesepuh desa atau ustadz untuk doa bersama, selanjutnya
alam akan anugerah sumber mata air yang ada di desa lerep.
3. Syukuran
125
Sesaji Rewanda merupakan tradisi yang selalu diadakan tiap tahunnya
dan diikuti oleh masyarakat Kampung Talun Kacang. Tradisi ini digelar di
sepanjang jalan kampung Talun Kacang sampai di tempat wisata Goa Kreo
sebagai puncak acara. Tradisi ini dilaksanakan setiap tiga syawal atau tiga hari
kera-kera yang ada di dalam wisata Goa Kreo. Dulu sebelum dijadikan objek
membersihkan area Goa saja. Setelah diganti nama menjadi Sesaji Rewanda,
agar upacara ataupun cerita budaya itu menjadi menarik dan lebih dikenal
masyarakat lainnya. Sesaji diambil dari kegiatan tradisi di Bali yang artinya
126
kayu jati guna membangun Masjid Agung Demak. Saat itu Sunan Kalijaga
sedang beristirahat di dalam sebuah goa, kemudian datang keempat ekor kera
yang berwarna merah, putih, kuning dan hitam. Keempat kera pun berniat
untuk membantu Sunan Kalijaga mengambil kayu jati yang melintang pada
tebing di bawah goa tersebut. mereka berusaha mengambil kayu jati tersebut
memutuskan untuk memotong kayu jati menjadi dua bagian. Satu bagian itu
dibawa ke Demak untuk dijadikan sebagai saka guru Masjid Agung Demak dan
satu bagian lagi ditinggalnya di sungai. Keempat kera penunggu goa tersebut
disampaikan Sunan Kalijaga kepada masyarakat dan dijadikan nama Goa Kreo.
membersihkan dan menata tempat itu. Selain itu mereka juga mengadakan
buahan dan hasil bumi juga memasang umbulumbul dengan warna dari
keempat kera tersebut untuk mengenang dan menghormati jasa para kera itu.
Saat ini Sesaji Rewanda sudah dijadikan wisata oleh pemerintah karena
Masyarakat disana dan para pengunjung yang datang sangat senang melihat
127
pertujukan dari tradisi Sesaji Rewanda. Adanya tradisi Sesaji Rewanda
sudah diturunkan dari nenek moyang. Mereka sudah dikenalkan sejak kecil
oleh orang tua masing-masing untuk mengenal budaya yang ada di kampung
tersebut. Tidak hanya dikenalkan saja namun mereka juga dibujuk untuk ikut
yang diikuti oleh para warga Kampung Talun Kacang dan para pengunjung
pertama yaitu keempat kera yang berwarna merah, putih, hitam dan kuning
yang diikuti dengan beberapa orang yang membawa tongkat dan dihias seperti
kembang api. Kemudian dibelakang itu terdapat Bapak Ketua RW yaitu Bapak
Danu Kasno yang berperan sebagai Sunan Kalijaga dan beberapa bapak-bapak
lainnya yang berperan sebagai pengikut Sunan Kalijaga. Setelah itu terdapat
beberapa remaja sebagai pagar bagus dan pagar ayu dan dilanjutkan oleh
beberapa masyarakat laki-laki yang membawa replika kayu jati besar dengan
buahbuahan dan nasi ketek yang dibuat oleh masyarakat Kampung Talun
Kacang. Pada barisan terakhir diikuti oleh para masyarakat dan pengunjung
yang ikut serta memeriahkan Arak-arakan ini berjalan sepanjang kurang lebih
800 m menuju Goa Kreo. Di pengujung perjalanan itu mereka memulai prosesi
Sesaji Rewanda dengan beberapa kata sambutan oleh Sekretaris daerah Kota
Semarang dan dilanjutkan dengan membawa doa yang dipimpin oleh salah satu
128
menggunakan bahasa Jawa halus pada prosesi Sesaji Rewanda ini. Pemimpin
doa juga menggunakan doa agama Islam dipembukaan upacara tradisi tersebut.
tersebut diiringi musik gamelan, nyanyian agama Islam dan cerita dalam
makanan pertama untuk para kera oleh Bapak Walikota Semarang dan
gunungan buah-buahan itu diberikan kepada para kera untuk diambil dan
tarakhir adalah pertunjukan tari Kera yang penarinya anak-anak dari Kampung
Talun Kacang.
setelah Hari Raya Lebaran. Setelah tradisi ini dinobatkan sebagai wisata
diganti pada hari ketujuh setelah Hari Raya Lebaran. Keputusan ini dilakukan
Kampung Talun Kacang dengan doa dan pemberian sesaji yang sederhana.
berubah menjadi hari ketujuh setelah Hari Raya Lebaran. Namun, masyarakat
tetap mengadakan tradisi Sesaji Rewanda pada hari ketiga dengan acara ritual
129
saja yang melibatkan masyarakat Kampung Talun Kacang saja tidak
melihat hari ketujuh pada ajaran agama Islam di Indonesia yaitu lebaran
ketupat atau dalam bahasa Jawa yaitu Bodo Kupat. Pada masyarakat Jawa,
Sesaji Rewanda yang dilakukan di hari ketujuh setelah Hari Raya Lebaran.
wisata Goa Kreo dengan melihat tradisi Sesaji Rewanda yang nantinya akan
adat dengan tujuan agar dirinya merasa tenteram karena sudah diselamatkan
oleh Tuhan. Pernyataan ini yang diajarkan leluhur kepada masyarakat. Tidak
hanya ajaran keselamatan saja namun masyarakat juga diajarkan untuk selalu
C. TRADISI POPOKAN
130
1. Desa Sendang
Semarang, Jawa Tengah. Desa ini berada di sebelah utara Kota Salatiga,
Kecamatan Bringin. Desa Sendang terdiri dari lima dusun, yakni Dusun
Kadus. Demikian hasil wawancara dengan Faizin, mantan kepala desa, Desa
dusun lainnya. Dusun ini berada di paling barat, didominasi lahan tanah
kering di kanan kiri jalan dusun. Ada lahan pertanian di sebelah selatan
lahan pertanian padi yang berada di sebelah kanan kiri jalan dusun. Balai
Desa Sendang juga berlokasi di Dusun Sendang ini, tepat di pinggir jalan
131
Pondok, di sebelah timur Dusun Sendang, berlokasi di jalur Salatiga
Bancak. Dusun ini juga didominasi lahan pertanian yang sangat subur.
aset yang dimiliki desa sangat banyak. Sekali panen, hasil bengkok lurah
kepala desa dapat mencapai 60 juta rupiah, demikian kata Faizin, mantan
kepala desa. Di sekitar desa, sebelah utara dan selatan desa dikelilingi oleh
warga bermata pencaharian sebagai tukang dan kuli bangunan, yang lajo ke
Salatiga merupakan kota terdekat yang dapat dicapai dalam waktu 30 menit.
setiap harinya. Hasil pertanian misalnya pisang, daun singkong dibawa oleh
132
mayoritas mereka memenuhi kebutuhan peralatan dan perabotan rumah
Di Desa Sendang ini ada tradisi yang terkenal dengan nama popokan,
dan dikenal pula dengan nama perang lumpur. Tradisi popokan sebenarnya
tepatnya hari Jumat kliwon atau bulan September, disesuaikan dengan masa
acara kirab, dimulai dari jam 15.00 WIB sampai dengan jam 15.30 WIB.
Desa Sendang. Kirab ini menampilkan hasil kreasi warga Desa Sendang,
Desa Sendang.
Dalam tradisi ini, warga Desa Sendang khususnya yang laki-laki dan
yang masih muda saling melempar lumpur satu dengan yang lainnya, di
persawahan Desa. Dalam ritual lempar lumpur ini, setiap peserta ritual tidak
peserta lainnya. Bahkan penonton yang melihat ritual ini juga tidak
133
diperkenankan marah apabila terkena lemparan, dikarenakan orang yang
diperolehnya.
pendiri Desa Sendang sampai sekarang. Prosesi tradisi ini diawali dengan
pembersihan mata air atau sendang, sesuai dengan nama Desa Sendang pada
hari Kamis sore. Setelah shalat Jum’at, warga Desa membawa ambeng atau
nasi yang dibentuk mirip gunungan dan jajan pasar ke rumah bayan
Ngasinan sebagai awal untuk mengadakan acara kirab atau arak-arakan dan
selesai di Balai Desa Sendang. Dalam acara kirab ini disajikan kesenian dari
Desa Sendang yaitu reog atau jatilan, noknik (pagelaran wayang orang), dan
134
Desa Sendang dulu yang berhasil mengusirnya dengan lumpur. Sampai di
dengan perebutan nasi tumpeng oleh warga. Setelah pembacaan doa selesai,
lama, konon telah berlangsung dari sesepuh Desa Sendang. Tradisi ini
bermula dari munculnya seekor macan atau harimau yang merusak tanaman
warga Desa Sendang dan mengancam warga desa. Warga Desa Sendang
tidak mau pergi dari desa. Warga bertambah khawatir dan takut atas
senjata tajam, tetapi usirlah dengan lumpur sawah. Benar saja, atas nasehat
sesepuh desa tersebut, macan atau harimau itu akhirnya pergi dati Desa
lumpur menjadi tradisi yang dilestarikan oleh warga Desa Sendang sampai
sekarang ini.
2. Ritual Popokan
warga, panen yang melimpah yang diterima oleh seluruh warga desa. Tradisi
135
popokan atau perang lumpur sebenarnya merupakan ending dari tradisi
tasyakuran warga.
empat macam. Pertama, bersih sendang atau sumber mata air di Dusun
Sendang yang berjumlah empat sumber mata air, sendang Glagah, sendang
berpartisipasi aktif membersihkan mata air atau sendang yang ada di Dusun
Bersih sendang atau sumber mata air ini dilakukan di sendang atau
mata air yang berada di Dusun Sendang yang berjumlah empat sumber mata
air yaitu sendang (kali) Preh, sendang Glagah, dan sendang Dawung (hasil
wawancara dengan Nur Solikhin). Bersih sendang ini biasanya dilkuti oleh
laki-laki dewasa dengan peralatan pacul, sabit, dan sapu. Sementara anak-
biasanya. Mereka pergi ke sekolah dan tidak terlibat dalam tradisi bersih
rumah masing-masing.
Bersih sendang ini biasanya dilakukan pada hari Kamis sore, jam
13.00 sampai dengan jam 16.00 WIB, satu hari sebelum tradisi popokan
136
dilakukan. Bersih sendang ini dilakukan oleh warga dikarenakan mereka
warga seluruhnya. Maka sumber kehidupan ini perlu untuk dibersihkan dari
di Dusun Sendang. Bersih sendang ini dilakukan dalam waktu satu tahun
upacara tumpengan dari warga Dusun Sendang yang dibuat oleh setiap
tumpeng). Nasi tumpeng itu dilengkapi dengan lauk pauk khusus. Lauk
pauk sebagai pelengkap nasi tumpeng adalah klubanan, yaitu rebusan sayur
mayur yang dicampur dengan sambal kelapa. Sambal yang terbuat dan
kelapa. Sayur mayur yang dibuat sebagai klubanan biasanya berasal dari
137
bayam, kacang panjang, kluwih, sekarang biasanya daun kulbis, daun sawi,
daun singkong, daun protoseli, daun kacang panjang dan dicampur dengan
misalnya ikan ten, ikan pethek, atau dilengkapi dengan telur rebus, tahu
tempe, daging ayam, ikan asin lainnya. Semua lauk pauk dan klubanan
sambal yang dicampur dengan parutan kelapa, biji mlanding, irisan jepan
nasi tumpeng yang akan dipergunakan sebagai bagian dan tradisi popokan.
popokan ini. Tradisi popokan ini secara emosional melebihi tradisi lebaran.
berpartisipasi aktif dalam tradisi ini, tanpa melihat agama yang dianutnya.
Mayoritas warga Desa Sendang beragama Islam, tetapi ada sebagaian kecil
138
saling berhadapan, di tengahnya diletakkan nasi tumpeng yang dibawanya.
Nas, dan bacaan sebagian ayat al Qur’an, tahlil sampai doanya. Doadoa
dilakukan dalam versi Islam meskipun ada sebagian warga yang beragama
Kristen. Setetah selesai berdoa, warga makan nasi tumpeng dan lauk pauk
oleh warga Dusun Sendang (bukan Desa Sendang), tetapi pemerintah desa
tumpengan pun diikuti oteh perangkat desa setempat dan tokoh-tokoh atau
barat dilanjutkan sampai balai Desa Sendang (hasil wawancara dengan Nur
Solikhin). Arak- arakan ini diikuti oleh warga Desa Sendang, anak-anak,
pemuda dan orang tua. Dalam arak-arakan ini, warga menampilkan seni dan
139
terbuat dan boneka, yang di dalamnya berisikan orang. Di samping itu,
ingkung burung dara, ikan wader, udang, ikan belut hasil tangkapan dan
warga. Burung dara, ikan wader, udang, dan belut. Kesemuanya merupakan
hasil tangkapan dan warga, bukan hasil ternak dan bukan beli dari pasar.
Setelah sampai balai desa, Desa Sendang, modin atau kiai membaca doa
atas nasi tumpeng yang dibawa di belakang kirab miniatur harimau. Setelah
itu, dilanjutkan dengan berebut nasi tumpeng dan ayam panggang yang
dibawa oleh para sesepuh masyarakat sekitar (hasil wawancara dengan Nur
Solikhin).
ini dilakukan dari jam 13.00 sampai jam 15.00 WIB, sehingga jalan raya
antara SalatigaBancak praktis macet selama tiga jam ataupun kalau jalan,
hanya satu jalur. Jalur mobil yang melewati jalan ini ditutup sementara
waktu sampai tradisi popokan selesai, sekitar jam 16.00 WIB. Menurut Ulis
Sa’adah, jalur lalu lintas untuk sepeda montor dapat dialihkan lewat jalur
mobil roda empat tetap melewati jalur Salatiga Bancak tidak dialihkan ke
jalur lain. Keempat, popokan atau perang lumpur berlangsung di dekat Balai
remaja dan orang tua khususnya yang laki-laki. Mereka tampak asyik saling
melempar tanpa sasaran yang jelas. Bahkan kadang terjadi aksi saling kejar
140
mengejar untuk saling melempar di area persawahan yang dipergunakan
karena terkena lemparan lumpur dari peserta lain. Sebaliknya, warga yang
terkena lemparan lumpur ini akan merasa senang, karena dipercaya akan
dapat berkah.
yang berasal dari jalur timur, dan yang berasal dari jalur barat dihentikan di
lumpur ini dilakukan di jalan raya antar desa yang berada di area
moyang mereka. Upacara popokan ini bermakna sebagai bentuk rasa syukur
warga kepada leluhur yang telah berhasil mengusir hewan buas yang
mengganggu warga.
kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil panen yang diperolehnya dan
141
memohon berkah keselamatan bagi masyarakat setempat khususnya para
petani.
hanya berlangsung sampai pada Mbah Darmo, sesepuh nonik yang berasal
terjadi pada masa mbah Semendi (sesepuh Desa Sendang). Beliau adalah
sendangnya atau sumber mata air cocok untuk bermukim. Menurut Faizin,
Sendang ada tiga hal. Pertama, tradisi ini dianggap sebagai upaya untuk
sesepuh desa zaman itu untuk mengusir macan yang mengganggu warga
Desa Sendang.
142
Popokan yang dimaknai sebagai upaya mengusir harimau yang
sebagai tradisi yang perlu dilestarikan dan dijaga oleh warga Desa Sendang,
ada pula tradisi lain sebagai tahapan popokan. Tradisi lain itu adalah
Tengah.
tradisi popokan. Kirab ini melibatkan berbagai kelompok seni yang ada di
kelonipok seni, kirab atau arak-arakan ini juga melibatkan semua kelompok
lembaga pendidikan dan Raudlatul Atfal (RA) sampai Sekolah Dasar (SD)
Sendang. Dalam kirab tersebut juga ditampilkan karya dan hasil kreatifitas
143
warga Desa Sendang misalnya modifikasi teknologi, pesawat, kapal dan
tidak hanya dan masyarakat Desa Sendang dan Kecamatan Bringin tetapi
juga masyarakat luar. Hal ini dibuktikan dengan beberapa kali stasiun TV
Indosiar. Penonton berjajar dari kanan kiri pertigaan Ntotog sampai balai
desa, Desa Sendang. Mereka datang dari kota-kota lain, sperti Purwodadi,
Gubug, Demak, Kudus, Pati, Salatiga, dan Semarang kota. Mereka datang
langsung tradisi ini mereka percaya bahwa ada tradisi lempar lumpur di
Desa Sendang ini. Tradisi ini dilestarikan oleh warga sebagai bentuk rasa
syukur terhadap Allah swt atas terjauhnya dari berbagai bahaya yang
mengancam warga baik fisik maupun non fisik. Tradisi popokan sebenarnya
berasal dari tradisi Dusun Sendang saja. Untuk mengangkat tradisi lokal ini,
untuk dilihat dan ditonton sebagai salah satu wisata tahunan bagi warga
Kabupaten Semarang.
tradisi ini tidak hanya milik warga Desa Sendang atau kecamatan Bringin,
144
tetapi menjadi milik warga Kabupaten Semarang. Pemerintah desa, Desa
hadir untuk membuka acara kirab dalam acara popokan ini didampingi
yang unik.
besar yang menjadi beban warga Desa Sendang, bukan hanya Dusun
peserta kirab atau arak-arakan, serta untuk honor kelompok seni yang
Sendang, maka biaya yang cukup besar dapat diselesaikan. Dana yang besar
145
tradisi popokan di Desa Sendang, Kecamatan Bringin, Kab. Semarang
berupa:
a. Tumpengan
di dunia itu adalah Allah swt sebagai pencipta, Tuhan penguasa alam
bagian paling bawah terdapat berbagai jenis lauk pauk, apakah yang
terbuat dari jenis daging atau ikan dan berbagai macam sayuran. Ini
atas limpahan rejeki yang telah Dia berikan. Juga disertai harapan agar
146
seluruh manusia akan selalu hidup tenteram, sehat dan sejahtera di masa
yang akan datang. Dalam bahasa Jawa kata selamatan dikenal dengan
dalam setiap upacara ritual yang diadakan. Slametan dan kata slamet
yang artinya terhindar dari suatu kejadian yang tidak diinginkan secara
lahiriah dan batiniah serta selalu dalam pengayoman dan Ilahi Rabbi,
ungkapan bahwa manungsa iku urip ing alam donya ora mung luru
dirinya dan keyakinannya yang bulat akan adanya Allah, maka setiap
tumpeng.
Gusti atau tertuju kepada Allah swt, juga dapat diartikan dedonga
147
anteng, meneng, Jejeg, menthentheng, yang artinya berdoa itu dengan
kerucut berbentuk seperti gunung dan terbuat dan nasi putih adalah
dengan fiat dan jiwa yang bersih (seperti warna tumpeng) tenang dan
memiliki arti atau harapan agar 4 unsur alam yang ada dalam diri
manusia, empat unsur alam itu adalah “air, api, udara dan tanah”. Sifat-
sifat alam mi harus ada dalam diri manusia karena apabila sifat alam ini
tidak ada dalam diri manusia maka ia seperti orang mati. Dalam prosesi
148
demikian semua nasi tumpeng dapat dimakan untuk menghindari
perilaku mubadzir.
b. Nasi Klubanan
rasa klubanan, ada rasa pedas, rasa asin, rasa sepet, rasa asam.
Kombinasi berbagai rasa ini akan memberi kenikmatan hidup yang bisa
daun bayem yang artinya dapat membuat adem ayem, kacang panjang
dirangkai adalah wong urip yen tansah ayem tentrem, bakale yuswane
Esa.
c. Ingkung
149
makna filosofis yaitu kembali kepada kesucian, atau kembali kepada
makna kesucian dan fitrah, seperti ayam ingkung yang nglegeno atau
telanjang tanpa bulu. Dan ini adalah tujuan akhir dari hidup, yaitu
dicapai oleh setiap insan adalah untuk mencapai kesucian, fitrah setelah
tradisi popokan merupakan ungkapan rasa syukur kepada Allah swt atas
150
Bentuk syukur itu mereka ekspresikan melalui berbagai prosesi dalam
tradisi popokan, mulai dan bersih sendang, kirab warga, nasi tumpeng
mereka miliki.
D. TRADISI SADRANAN
1. Latar Belakang budaya sadranan
Islam dan budaya memiliki relasi yang tak terpisahkan, dalam Islam
sendiri ada nilai universal dan absolut sepanjang zaman. Namun demikian,
151
melambangkan nilai ketaatan kepada Tuhan. Kebudayaan juga
akan mendapat tempat1 . Islam merespon budaya lokal, adat atau tradisi di
manapun dan kapanpun, dan membuka diri untuk menerima budaya lokal,
adat atau tradisi sepanjang budaya lokal, adat atau tradisi tersebut tidak
yang sangat kental dengan tradisi dan budayanya. Tradisi dan budaya Jawa
Jawa. Hal ini membuktikan bahwa tradisi dan budaya Jawa cukup
Indonesia. Di sisi lain, ternyata tradisi dan budaya jawa tidak hanya
Masyarakat Jawa memiliki tradisi dan budaya yang sangat variatif dan
152
banyak dipengaruhi ajaran dan kepercayaan Hindu dan Budha yang terus
atau agama yang berbeda, seperti Islam, Kristen, atau yang lainnya.
ada beberapa tradisi dan budaya Jawa yang dapat diadaptasi dan terus
dipegangi tanpa harus berlawanan dengan ajaran Islam, tetapi banyak juga
ajaran Islam dengan kuat tentunya dapat memilih dan memilah mana
atas menjadi penting untuk dikaji, terutama terkait praktek keagamaan kita
ajaran agama dengan memadai, sehingga ajaran agama ini dapat menjadi
Islam. Apakah tradisi dan budaya Jawa ini sesuai dengan ajaran Islam atau
153
Bagi masyarakat Jawa, kegiatan tahunan yang bernama nyadran
rangka menziarahi makam para leluhur. Ritus ini dipahami sebagai bentuk
pelestarian warisan tradisi dan budaya para nenek moyang. Nyadran dalam
secara kolektif.
anak cucu atau keturunannya, karena pengaruh agama Islam pula makna
ritus pelaporan dan wujud penghargaan kepada bulan Sya’ban atau nifsu
Sya’ban. Ajaran agama Islam meyakini bahwa bulan Sya’ban yang datang
manusia. Oleh karena itu pelaksanaan ziarah kubur juga dimaksud sebagai
154
sarana intropeksi atau perenungan terhadap segala daya dan upaya yang
bahasa Arab yang di ambil dari kata “salima” yang mempunyai arti
“selamat”. Dari kata “salima” tersebut maka terbetuk kata “aslama” yang
memiliki arti “menyerah, tunduk, patuh, dan taat”. Kata “aslama” menjadi
pokok kata Islam, mengandung segala arti yang terkandung dalam arti
pokoknya, sebab itu orang yang melakukan “aslama” atau masuk Islam
dari dari uraian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa kata Islam dari
segi kebahasaan mengandung arti patuh, tunduk, taat, dan berserah diri
hidup di dunia dan akhirat. Hal itu dilakukan atas kesadaran dan kemauan
155
panggilan dari fitrah dirinya sebagai makhluk yang sejak dalam kandungan
hanya mengenal satu segi, tetapi menganal berbagai segi dari kehidupan
Islam adalah agama perdamaian; dan dua ajaran pokoknya, yaitu keesaan
Allah dan kesatuan atau persaudaraan umat manusia menjadi bukti nyata
bahwa agama Islam selaras benar dengan namanya. Islam bukan saja
al-Qur’an, melainkan pula pada segala sesuatu yang secara tak sadar
negeri tertentu. Kata Islam adalah nama yang diberikan oleh Allah swt.
Hal itu dapat dipahami dari petunjuk ayatayat al-Qur’an yang diturunkan
Allah. Selanjutnya, dilihat dari segi misi ajarannya, Islam adalah agama
sepanjang sejarah manusia. Agama dari seluruh Nabi dan Rasul yang
pernah diutus oleh Allah kepada berbagai kelompok manusia dan berbagai
bangsa yang ada di dunia ini. Islam adalah agama Nabi Adam, Nabi
Ibrahim, Nabi Yakub, Nabi Musa, Nabi Daud, Nabi Sulaiman, Nabi Isa,
Nabi Muhammad saw. Dengan kata lain, seluruh Nabi dan Rasul beragama
156
Islam dan mengemban risalah menyampaikan Islam. Hal itu dapat
menegaskan bahwa para Nabi tersebut termasuk orang yang berserah diri
kepada Allah. Artinya Islam secara bahasa berarti tunduk, patuh, dan
Muhammad saja, tapi diturunkan pula kepada seluruh nabi dan rasul. Al-
Al Imron: 85).
sebagai hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti
pokok, yaitu komponen isi dan komponen wujud. Komponen wujud dari
kebudayaan terdiri atas sistem budaya berupa ide dan gagasan serta sistem
bahwa komponen wujud terbentuk dari tiga aspek, yaitu ide, gagasan, dan
157
tingkah laku. Adapun komponen isi terdiri dari tujuh unsur universal, yaitu
Bahasa Indonesia, budaya adalah hasil kegiatan dan penciptaan akal budi
adalah sistem norma yang mengatur cara-cara merasa dan bertindak yang
menunjukkan budaya kesopanan, hal yang baik dan yang tidak yang
158
berdampingan dengan cara bertindak tutur atau berkomunikasi masyarakat
yang bersangkutan.
3. Tradisi Nyadran
temurun dari suatu generasi ke generasi yang lain, oleh karena itu tradisi
versi yang berbeda, baik dalam bentuk lisan maupun contoh yang disertai
dengan gerak isyarat atau alat pembantu pengingat. Menurut John Harold
kelompok: (1) folklor lisan, yaitu folklor yang bentuknya murni lisan,
pesta rakyat; (3) folklor bukan lisan, yaitu folklor yang bentuknya bukan
lisan walaupun cara pembuatannya diajarkan secara lisan. Folklor ini ada
159
dalam upacara dan juga terdapat bentuk folklor bukan lisan berupa uba
memiliki satu Tuhan Allah, satu kitab suci al-Qur’an, dan satu Nabi
mereka peluk. Ketika agama telah diterima oleh masyarakat, maka dengan
160
Kebudayaan merupakan elemen yang tidak bisa dilepaskan dari
yang didapat dari belajar. Di satu sisi, manusia mencipta budaya, namun
di sisi lain, manusia merupakan produk dari budaya tempat dia hidup.
Hubungan saling pengaruh ini merupakan salah satu bukti bahwa manusia
berbudaya merupakan ciri khas manusia dan akan terus hidup melintasi
tradisi maupun agama. Hal ini dapat dilihat dari ciri masyarakat Jawa
moyang, baik ditingkat ketiga atau keturunan ketika, dengan aku sebagai
acuan. Jadi buyut bisa berarti ayahnya kakek, maupun anaknya cucu, dan
161
lainnya. Semboyan saiyeg saeka praya atau gotong royong merupakan
mereka bangun adalah hasil adaptasi dari alam sehingga dapat meletakkan
upacara dan tradisi mereka. Salah satu dari kebudayaan Jawa yang masih
menggunakan sejumlah jodang atau yang biasa disebut tandu. Selain itu,
162
Indonesia, seperti mawar, melati, dan kenanga. Dalam konteks inilah
itu sendiri, ia biasanya berhubungan erat dengan sumber daya alam dan
kondisi hidup setempat. Dengan kata lain, seringkali tradisi seperti inilah
yang lebih ramah lingkungan dan secara langsung ataupun tidak langsung
memberi pengetahuan tentang keadaan lokal. Ini yang akan memberi bekal
bagi manusia yang mempelajarinya, atau juga bagi generasi muda yang
masih peduli akan kondisi di sekitar mereka, karena tradisi itu tumbuh dari
masyarakatnya sendiri.
Tujuan utama dari upacara ini adalah rasa syukur dan terima kasih kepada
Tuhan atas hasil tangkapan ikan yang berlimpah karena masyarakat di sini
yaitu adus (mandi). Padusan merupakan kegiatan mandi (bersih diri), yang
atau suci.
163
Dalam nyadran juga terdapat inti budaya Jawa, yaitu harmoni atau
hubungan antar manusia, tetapi juga dengan alam semesta, bahkan dengan
roh-roh gaib. Maka dalam upacara nyadran, sesaji diberikan. Sesaji bukan
doa yang keluar dari hati tulus. Beraneka “bawaan” ini merupakan unsur
tersebut menjadi rebutan para peziarah yang hadir. Inilah arti kebersamaan
164
kasih sayang, dan pengorbanan di dalamnya. Nyadran juga menjadi ajang
165
merupakan ekspresi kultural keagamaan yang memiliki kesamaan
atau desa, dan dilakukan secara bersama-sama dalam satu dukuh atau
b. Media silaturahmi
166
silaturahmi antar keluarga maupun tetangga. Di saat upacara adat
suatu desa.
bulan Ruwah atau bulan Sya’ban dalam kalender Islam. Acara ini
berjasa terhadap keberadaan manusia saat ini. Oleh sebab itu, para
leluhur pantas untuk diperhatikan atau dalam bahasa Jawa disebut uri-
Nyekar berasal dari kata sekar yang berarti kembang atau bunga,
Ziarah makam merupakan satu dari sekian tradisi yang hidup dan
167
berkembang dalam masyarakat Jawa. Tradisi nyekar atau ziarah kubur
panggang), nasi lauk pauk dalam wadah yang besar yang disebut
sedekah dan pahala dari sedekah dapat sampai pada leluhur. Menurut
adat yang berlaku semua warga yang terlahir dari keluarga dari Desa
168
jauh. Terdapat kepercayaan masyarakat Sumogawe bahwa barang
membuat kue apem, ketan, dan kolak yang kemudian digunakan untuk
makna. Bagi mereka yang pulang dari rantauan, nyadran dikaitkan dengan
ketika anak-anak, hingga menjadi orang yang sukses. Bagi perantau yang
prosesi tradisi nyadran yang sangat relevan dengan konteks kekinian. Hal
169
kue apem ketan kolak sebagai unsur utama sesaji. Lebih dari itu, nyadran
satu sama lain. Jika spirit nyadran itu dibawa dalam konteks negara, maka
1. Sejarah
tanaman perdu. Ketela pohon berasal dari benua Amerika, tepatnya dari
170
pada tahun 1852. Ketela pohon berkembang di negara- negara yang
tepung beras ketan putih yang diuleni hingga kalis dan dibentuk bulat
digoreng dan setelah dingin dilapisi dengan larutan gula aren. Di daerah
rasa yang sama, Getas terbuat dari ketan hitam, sedangkan gemblong
daerah Semarang dan Salatiga gemblong juga bisa terbuat dari singkong
dan biasanya dinamakan gemblong cotot. Jika dilihat dari namanya kue
tradisional ini memang sangat unik karena kata cotot jika diartikan dari
tiba-tiba atau muncrat. Hal ini mungkin karena bahan isi dari kue ini
akan terasa keluar ketika kita mengggitnya sehingga kue ini dinamakan
isinya adalah berupa gula pasir yang meleleh dengan sendirinya ketika
kue dimasak dengan cara digoreng. Selain itu kue tradisional ini
171
memakan 4-5 buah saja seakan-akan kita merasa kenyang seperti kita
memakan satu piring nasi. Dari studi pustaka yang telah dilakukan, tidak
dari pemahaman penamaan makanan ini sendiri dapat diduga bahwa asal
menyerupai bentuk kue pastel atau bias berbentuk bulat dengan isian
gula pasir lalu digoreng. Sedangkan kandungan gizi utama yang terdapat
pada gemblong cotot yaitu karbohidrat. Selain itu, gemblong cotot juga
mengandung zat gizi lain seperti serat, vitamin, mineral, protein, dan
lemak. Berikut akan dijelaskan lebih lanjut mengenai zat gizi tersebut.
a. Karbohidrat
b. Vitamin
172
kandungan vitamin C dan vitamin B1 dalam singkong berturut-
turut yaitu sebesar 30,00 dan 0,06 mg/ 100 gram bahan.
c. Mineral
kalsium dan fosfor. Selain itu, juga terdapat unsur mineral mikro
yaitu zat besi. Peranan kalsium dan fosfor hamper mirip yaitu
mengandung kalsium 33 mg, fosfor 40, dan zat besi 0,70 mg per
d. Serat
173
disekresikan ke feses sehingga menurunkan absorpsi kolesterol
diusus.
e. Protein
gram singkong.
f. Lemak
gram bahan.
174
Gemblong cotot merupakan salah satu kue yang pembuatannya
terlalu kuning).
175
Gambar 3. 2 Gemblong Cotot Siap Disajikan
176
antipenuaan, dan sebagainya. Menurut Departemen Kesehatan dan
diminati.
177
meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mengonsumsi pangan yang
ternyata memiliki gizi yang beragam dan tinggi. Serat pangan dalam
menjadi asam empedu dalam hati. Selain itu, serat pangan akan
Selain serat pangan singkong juga mengandung dua vitamin larut air
yaitu vitamin C dan B1. Selain fungsinya sebagai zat gizi mikro, vitamin
178
sebesar 1,20 gram/ 100 gram singkong. Selain kadar protein yang
rendah, lemak pada singkong kadarnya rendah sekali. Kadar lemak pada
fosfor. Selain itu, juga terdapat unsur mineral mikro yaitu zat besi.
pembentukan tulang dan gigi. Zat besi, meskipun yang dibutuhkan oleh
mengandung kalsium 33 mg, fosfor 40, dan zat besi 0,70 mg per 100
gram bahan.
pangan tidak lagi hanya dilihat dari aspek pemenuhan gizi dan sifat
179
kesempatan bagi pengolahan singkong untuk dipromosikan sebagai
Lintang Selatan dengan luas 48,23 Km2. Kecamatan ini terbagi menjadi
Bandungan ini terbagi menjadi 9 Desa, ada Desa Mlilir, Desa Duren,
180
Salah satu bentuk usaha kecil yang berpotensi untuk berkembang di
ada di daerah tersebut, dan tahu serasi menjadi salah satu ikon usaha
2. Tahu Serasi
yang tersebar di desa Kenteng dan Ampel Gading. Pada awalnya tahu
dipanggil Om Sin sekitar tahun 1990. Olch karena rasanya yang khas
karyawan dari Pak Sindoro yang mulai melepaskan diri dari usaha yang
warnanya putih bersih dan sangat padat atau biasa kita sebut pulen.
181
Bandungan tidak mengunakan pengawet sama sekali dan dengan proses
yang higienis.
yang relatif lama sehingga diperoleh sari kedelai yang hampir tidak ada
kadar airnya. Oleh karena itu tahu Serasi Bandungan itu bertekstur
kedelai.
impor dan air mayon (bibit air tahu yang sudah diendapkan selama
Selain itu Kelompok Tani memiliki gerai tahu serasi yang menjadi sentra
182
1) Gerai Bu Eny
2) Mbak Budi
3) Bu Sri
4) Bu Sholekhah
5) Dll.
C. KOPI BANARAN
Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran memiliki potensi yang
suasana kota dan derasnya arus polusi yang terjadi setiap hari, karena
dimilikinya.
183
alam yang menjadi dasar dari pemilihan lokasi area out bond. Potensi lain
potensial utuk dikembangkan agar lebih memiliki daya Tarik bagi para
nuansa alami yang kental dengan suasana khas kebun kopi sejak jaman
dilengkapi dengan makan siang bagi para pengunjung dengan tarif Rp.
Selakukoordinator event).
184
50.000,- per orang(minimal 20 orang).(wawancaradengan Moch. Irvan
kuliner berupa Banaran Coffee. Potensi tersebut berupa sebuah resto yang
maupun dingin dengan cita rasa yang menggugah selera. Daya tarik resto
ini selain dari makanan adalah aneka jenis minuman yang menggunakan
Banaran Coffee,diantaranya :
185
8. Mie Kuah Jawa Rp. 13.500,-
186
Disamping beberapa obyek tersebut, pada area Agrowisata
kegiatan tour keliling mengelilingi area kebun kopi Banaran dengan tarif
mengelilingi area kebun kopi Banaran dengan tarif Rp. 50.000 untuk
wilayah sebesar 28,22 km2 dengan jumlah desa 2 dan 8 kelurahan (anonim,
187
2015).Salah satu kelurahan yang ada di Kecamatan Ambarawa adalah
bagian utara dan berbatasan dengan Jalan Lingkar Ambarawa dan Desa
jiwa dimana sekitar 25% nya merupakan warga dengan usia produktif (25-
Ngampin selama ini sudah cukup dikenal oleh masyarakat luas, khususnya
dari tepung beras, daun salam dan garam sedangkan bahan kuah serabi
adalah santan kelapa, daun pandan dan gula merah. Untuk proses
„tenong‟.
serabi oleh adanya asap yang ditimbulkan dari pembakaran kayu di tungku.
188
Proses pembuatan serabi dengan menggunakan tungku berbahan bakar kayu
yang dihasilkan dapat membuat mata pedih dan juga meninggalkan bau
rasa dan aroma serabi, serta menunjukkan keaslian proses produksi serabi
kepada calon pembeli. Kendala lain adalah serabi yang dijual selama ini
hanya memiliki 3 varian yakni serabi original dengan warna putih, hijau dan
coklat.
sejak tahun 1950 yang dirintis oleh Pak Kempleng. Pada saat itu pak
kempleng menjual satenya dengan cara berkeliling dari alun alun Ungaran
189
kemudian usahanyatersebut diteruskan oleh kedua anaknya dan sampai
Sidorejo, Blotongan, dan masih ada lagi beberapa cabang yang dikelola oleh
sapi serta sate jeroan ( bagian organ dalam seperti paru dan hati ) dan juga
lontong ataupun nasi dengan sambal kacang maupun sambal kecap sesuai
selera pelanggan.
190
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
kuliner lokal yang menjadi daya tarik wisatawan serta memperkaya identitas
kolonial Belanda. Potensi ini menjadi daya tarik bagi wisata sejarah dan
seperti pegunungan di sekitarnya. Selain itu juga ada objek wisata buatan
191
diimplementasikan dalam dunia pendidikan sekolah dasar agar peserta didik
3.2.Saran
192
DAFTAR PUSTAKA
Abimanyu, K., Banowati, E., Aji, A. (2016). Analisis Pemanfaatan sumber daya
alam danau Rawa Pening kabupaten Semarang. Jurnal Geo-Image, 5 (1), 1-7
Daniswari, Dini. 2022. Eling Bening, Obyek Wisata di Semarang, Harga Tiket,
https://regional.kompas.com/read/2022/02/27/134539778/eling-bening-
April 2024.
Fariz, T.R., Suhardono, S., Sultan, H., Rahmawati, D., Arifah, E.Z., 2022. Land
Cover Mapping in Lake Rawa Pening Using Landsat 9 Imagery and Google
Hayati, Rahma. 2007. Aplikasi Peta Tematik untuk Pariwisata (Kasus Aplikasi Peta
Lokasi dan Waktu Tempuh bagi Pelaku Jasa Wisata di Kompleks Candi
2024.
193
Prasetyo, Dwi & Senasaputra, Bonifacio Bayu. 2024. Ciri Karakteristik Bangunan
Soegijapranata.
Prastiwi, Retno. 2017. Sejarah Dusun Kauman Gogodalem dan Kubah Emas Hitam.
http://rumahpintarkauman.blogspot.com/2017/09/sejarah-
Safriani, E. W., Jayanti, R. D., Merselena, M., Nuryawan, F., Eka, T. V., Wahyudi,
G. N., Hadi, R., Mufida, A. Z., & Wibowo, Y. A. (2019). Karakteristik dan
https://doi.org/10.21067/jpig.v4i2.3337
282291900:36-48
Supangat, Eddy. 2007. AMBARAWA Kota Lokomotif Tua. Salatiga: Griya Media.
Trah Keluarga Besar Nyatnyono, Sejarah Waliyullah Hasan Munadi Dan Hasan
Tul’ulum, Aprilia Wulan Iza, dkk. 2023. Kajian Potensi Wisata Rawa Pening
https://doi.org/10.19184/pgeo.v6i2.44884
194
Wulandari, Ratna Setiani. 2011. Jenis dan Fungsi Mitos Cerita Sendang Kalimah
Yuliani, Eppy. 2022. Pola Aktivitas dan Pemanfaatan Ruang Desa Wisata Lerep
http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/psa
Zulkifli, Budi. 2023. Pesona Desa Wisata Lerep di Kab. Semarang, Sajikan Aneka
https://www.tvonenews.com/lifestyle/travel/137893-pesona-desa-wisata-
18 April 2024.
195