“Kalau sampai waktuku Kumau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau Tak perlu sedu sedan itu Aku ini binatang jalang dari kumpulannya yang terbuang Biar peluru menembus kulitku Aku tetap meradang menerjang Luka dan bisa kubawa berlari Hingga terbit pedih perih Dan aku akan lebih tidak perduli Aku mau hidup seribu tahun lagi”
2. Analisis puisi “Aku” antara lain sebagai berikut:
a. Tema. Puisi Aku menceritakan tentang semangat perjuangan menjalani kehidupan meskipun menghadapi banyak rintangan. b. Diksi. Penulis menggunakan beberapa kata kiasan seperti “kalau sampai waktuku” yang berarti jika sudah saatnya dia mati. “Tak perlu sedu sedan itu” memiliki arti orang-orang di sekitarnya tak perlu bersedih jika dia mati nanti. c. Rasa. Perasaan yang disampaikan penyair di sini adalah ekspresi pendamba kebebasan dan tekad yang kuat. Segala kesakitan akan membuatnya lebih kuat dari sebelumnya. d. Suasana. Haru dan penuh perjuangan. e. Majas. Penyair menggunakan beberapa majas, seperti hiperbola pada “meradang menerjang”. f. Amanat. Dalam kehidupan kita harus berjuang dan tak menyerah dengan kesulitan hidup. Kita harus berkarya sebaik mungkin hingga karya kita abadi dikenang orang lain. 3. Puisi di atas bukan termasuk puisi anak karena puisi tersebut menceritakan tentang kehidupan yang dialami oleh orang dewasa. Kemudian diksinya sulit untuk dipahami oleh seorangn anak. Kemudian puisi ini mengandung pesan atau makna kehidupan yang belum seharusnya dialami oleh seorang anak.