NIM : 06131281924034
Kampus : Indralaya
No. Absensi : 31
Jawaban
1. Sastra anak adalah sastra yang membicarakan tentang semua yang menyangkut kehidupan
sehingga dapat memberikan informasi dan pemahaman yang baik tentang kehidupan pada
anak itu sendiri.
Untuk mengkategorikan karya sastra sebagai sastra anak dapat diliat dari style, bentuk dan
isi. Begitu juga dengan genre, sastra anak baiasanya cukup dibedakan dalaam fiksi, nonfiksi,
puisi, dan buku bergambar.
Kriteria sastra anak juga dapat dikategorikan dari pemilihan kata-kata yang menyesuaikan
dengan anak, contohnya tidak menggunakan kata-kata yang sulit dan jarang didengar oleh
anak-anak. Alur, pada sastra anak, alur yang digunakan jangan terlalu rumit, buat alur yang
mudah. Dan tema cerita, tema yang ada disekeliling anak-anak.
2. Guru dapat memberikan penjelasan tentang tokoh dan ajak siswa untuk menganalisis karya
sastra
Guru juga bisa menyampaikan isi bacaan menggunakan gerakan tubuh dan ekspresi.
Guru bisa memberikan pertanyaan umpan kepada siswa dan meminta siswa untuk
menjawabnya.
3. Jenis puisi naratif, adalah bentuk puisi yang menceritakan suatu kejadian khusus. Dapat
ditulis dalam bentuk sajak bebas dan harus memenuhi syarat yaitu menceritakan kisah yang
sebenarnya tidak ada. Contohnya sinterklas dan Santa Claus.
Contoh
Kring...kring...kring
Jenis puisi limerik, adalag sajak lima baris dengan baris pertama dan kedua berirama, baris
ketiga dan keempat bersifat persetujuan, dan baris kelima pengakhiran.
Contoh
Jenis puisi lirik, puisi yang menggambarkan suasana hati, jiwa, perasaan, dan pikiran.
Contoh
Ibuku
Ya Allah...
Lindungilah ibuku
Ya Allah...
Skenario Pembelajaran
Kegiatan Inti
Guru bertanya puisi seperti apa yang sering dibaca kepada siswa
Siswa diam
Guru bertanya kembali kepada siswa puisi jenis apa yang sering dibaca oleh siswa
4. Guru dapat memilih naskah drama untuk siswa kelas rendah maupun kelas tinggi dengan
menyesuaikan dengan perkembangan anak menurut teori Piaget.
Guru hendaknya memilih naskah drama yang sesuai dengan usia anak, misalnya pada kelas
rendah. Imajinasi anak-anak belum berkembang dengan baik, sehingga guru dapat memilih
naskah drama dengan cerita yang ada disekitar anak-anak.
Sedangkan pada anak kelas tinggi, imajinasinya sudah berkembang dengan baik. Guru dapat
memilih naskah drama yang sedikit lebih berat dibangdingkan kelas rendah tadi. Misalnya
naskah drama yang miliki tokoh yang bermacam-macam seperti protagonis, anatagonis, dan
lan-lain.
“Gurindam Dua Belas”. Salah satu pujangga yang terkenal ialah Hamzah Fansuri dan
Raja Ali Haji.
Novel “Siti Nurbaya” karya Marah Roesli, novel “Azab dan Sengsara” karya Merari
Siregar, dan novel Salah Asuhan karya Abdul Muis merupakan salah satu contoh karya
sastra Angkatan Balai Pustaka.
Karya sastra yang ada di angkatan ini antara lain, “Rindu Dendam” karya J.E.
Tatengkeng dan “Nyanyi Sunyi”karya Amir Hamzah.
Angkatan 1945
Contoh karya sastra yang populer pada angkatan ini yaitu karya sastra dari Chairil
Anwar. Salah satu puisi yang populer yaitu “Aku” dan “Krawang-Bekasi”.
Angkatan 1950
Karya sastra yang ada di angkatan ini antara lain “Balada Orang-orang Tercinta” karya
WS. Rendra, “Dua Dunia” karya Nh. Dini, dan “Gadis Pantai” karya Pramoedya Ananta
Toer.
Angkatan 1966
Contoh karya sastra yang populer pada angkatan ini antara lain Taufik Ismail dengan
karya “Tirani dan Benteng”, Sutardji Calzoum Bachri dengan karya “Amuk”, dan
Sapardi Djoko Damono dengan karya “Dukamu Abadi”.
Angkatan 2000
Angkatan ini ditandai dengan perubahan millenium. Contohnya novel “Laskar Pelangi”
karya Andrea Hirata, “Ayat-ayat Cinta” karya Habibburahman El-Shirazy dan “Negeri 5
Menara” karya Anwar Fuadi.