Anda di halaman 1dari 29

PROPOSAL

OPTIMASI DOSIS PUPUK KANDANG AYAM DAN NPK [ADA

BUDIDAYA KUBIS BUNGA ( DI DESA

TONGKONAN BASSE,KECAMATAN MASSALLE

OLEH:

SANTI AYU YUSRI

21011014002

HALAMAN SAMPUL

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR

2023

i
HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL

PERTUMNUHAN DAN PRODUKTIFITAS TANAMAN KUBIS (

L.) TERHADAP DALAM PEMBERIAN 1 DOSIS PEMBERIAN

PUPUK DI DESA TONGKONAN BASSE,KECAMATAN MASSALLE

Disusun Oleh:

SANTI AYU YUSRI

21011014002

Menyetujui,

Komisi Pembimbing

Dr. Ir. A. St. Fatmawaty, M.Si Dian Asri Unga Mega,S.PT,M.Si

Pembimbing I Pembimbing II

Mengetahui

Dr. Awaluddin Yunus, S.P., M,Pd

Kaprodi Agribisnis

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur bagi Allah SWT dan

Ridho-Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga proposal ini

dapat diselesaikan. Tidak lupa dipanjatkan Shalawat serta Salam

kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi suri

tauladan yang baik bagi umatNya dan untuk berbuat kebajikan.

Proposal ini berjudul OPTIMASI DOSIS PUPUK KANDANG

AYAM DAN NPK [ADA BUDIDAYA KUBIS BUNGA (

DI DESA TONGKONAN BASSE,KECAMATAN MASSALLE”

ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan program

sarjana S1 pada jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Islam

Makassar. Berkat Rahmat Allah SWT, dengan bantuan bimbingan dan

arahan penuh keikhlasan dan kesabaran serta petunjuk yang sangat

berharga dari berbagai pihak, baik berupa moril maupun materil,

sehingga dapat menyelesaikan proposal ini.

Maka dari itu penulis ingin mengucapkan terima kasih

sebesar-besarnya atas dukungan dan kontribusi tersebut kepada:

1. Bapak Dr. Ir. Suardi Bakri., M.P. selaku Dekan Fakultas Pertanian

beserta Dosen dan Staf Fakultas Pertanian Universitas Islam

Makassar.

2. Bapak Dr. Awaluddin Yunus., S.P., M.Pd. sebagai Ketua Program

Studi Program Studi Agribisnis.

3. Ibu Dr. Ir. A.St.Fatmawaty, M.Si selaku dosen pembimbing I yang

telah memberikan motivasi dan bimbingan kepada penulis dalam

menyelesaikan proposal ini.

iii
4. Ibu Dian Asri Ungu Mega, S.PT,M.Si selaku dosen pembimbing II

yang telah memberikan motivasi dan bimbingan kepada penulis

dalam menyelesaikan proposal ini.

5. Bapak ……. selaku penguji I dan Bapak …… selaku penguji II

yang telah memberikan kritik dan masukan yang membangun

demi sempurnanya proposal ini.

6. Ayahanda Baso Daeng Tinri dan Ibu Sumiati Daeng Tonji selaku

orang tua yang telah sabar dalam mendidik dan membimbing

penulis serta ikhlas membantu dalam segi moril dan finansial.

7. Bapak Abd Karim SP., selaku PPL dan petani jagung di Desa

Kalenna Bontongape Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar

yang telah menyempatkan waktunya untuk diwawancarai untuk

observasi awal pembuatan proposal ini.

8. Keluarga besar HIMPROAGRI FP UIM yang selalu mendukung dan

membukakan wadah belajar untuk penulis selama menjalani

proses perkuliahan.

9. Kepada sahabat seperjuangan Agribisnis 2018 atas persaudaraan

dan kebersamaan selama ini.

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak

yang terkait dalam penulisan proposal ini dan mendapat masukan yang

positif dalam mendukung penelitian yang akan dilaksanakan. Semoga

limpahan rahmat Allah SWT senantiasa tercurahkan kepada penulis.

AMIN.

Makassar, 16 November 2023

iv
v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanaman kubis (Brassica oleracea var. capitata L.)

merupakan sayuran dataran tinggi tropis, yang banyak

dibudidayakan petani di Indonesia. Kubis tergolong sayuran yang

kaya vitamin seperti vitamin A 200 IU, B 20 IU dan C 120 IU yang

sangat berperan bagi kesehatan. Kebutuhan terhadap

sayur-sayuran semakin meningkat dengan meningkatnya jumlah

penduduk. Oleh karena itu, sayursayuran terutama kubis perlu

ditingkatkan produksinya untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Kubis adalah salah satu sayuran yang umum dikonsumsi

oleh masyarakat Indonesia dan mudah dijumpai di pasar modern

maupun tradisional. Kubis mempunyai peran penting untuk

kesehatan tubuh manusia. Terdapat adanya vitamin dan mineral

yang terkandung dalam sayuran kubis. Kalsium, besi, fosfor dan

sulfur adalah beberapa mineral yang terkandung dalam kubis

(Direktorat Tanaman Sayuran, Tanaman Hias dan Aneka

Tanaman

76
Vitamin C, B1, B2 dan provitamin A yang ada dalam

kubis berperan sangat penting sebagai zat pengatur dan

pelindung serta kesehatan. Kubis dengan kandungan serat yang

tinggi dapat menetralkan zat-zat asam,membantu

pencernaa,,dan memperlancar buangair besar. Menurut Sutejo

(2002), pupuk majemuk yang mengandung unsur hara makro

primer (N, P dan K) dan unsur hara makro sekunder (mg, Ca dan

S), sertadilengkapi unsur hara mikro, maka pupuk tersebut disebut

pupuk majemuk lengkap, salah satunya adalah pupuk NPK

Mutiara (16-16-16).

NPK Mutiara mengandung unsur hara makro N, P dan K

serta dilengkapi unsur hara mikro CaO dan MgO yang berbentuk

butiran (granul) berwarna biru, bersifat higroskopis, bersifat netral,

dapat memacu pertumbuhan dan hasil tanaman holtikultura,

tanaman pangan maupun tanaman perkebunan. Berdasarkan

permasalahan di atas, penelitian tentang pengaruh berbagai dosis

pupuk organik dan anorganik perlu dilakukan untuk meningkatkan

pertumbuhan dan hasil kubis

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS, 2015),

produksi kubis bunga di Indonesia pada tahun 2011 sebesar

113,491 ton, tahun 2012 sebesar 135,837 ton, dan tahun 2013

sebesar 151,288 ton, sedangkan pada tahun 2014 mengalami

penurunan menjadi 136,514 ton. Pertumbuhan tanaman

dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan (Tustiyani .,

2014). Faktor lingkungan yang mendukung antara lain unsur hara

di dalam tanah. Upaya untuk menaikkan produksi kubis bunga

77
dapat melalui berbagai cara, salah satunya yaitu melalui

pemupukan. Pupuk mengandung unsur hara yang dibutuhkan

oleh tanaman baik unsur hara makro maupun mikro. Unsur hara

utama yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah cukup besar

adalah nitrogen, fosfor dan kalium (Prawoto dan Hartatik, 2018).

Pupuk majemuk (NPK) merupakan salah satu pupuk

anorganik yang dapat digunakan sangat efisien dalam

meningkatkan ketersediaan unsur hara makro utama (N, P dan K),

menggantikan pupuk tunggal seperti Urea, SP-36 dan KCl yang

pengaruhnya hanya satu fungsi yang kurang seimbang terhadap

pertumbuhan tanaman. Pupuk organik merupakan pupuk yang

ramah lingkungan (Shaila ., 2019). Salah satu jenis pupuk

organik adalah pupuk kandang. Pupuk kandang memiliki

kandungan hara yang dapat mendukung kesuburan tanah dan

pertumbuhan mikroorganisme, serta mampu memperbaiki

struktur tanah (Mayadewi, 2007). Penggunaan pupuk kandang

yang dikomposkan juga dapat meningkatkan kesuburan tanah,

pertumbuhanserta hasil padi sawah (Sugiyanta ., 2021).

Menurut Murbandono (2000), penggunaan bahan

organik seperti pupuk kandang ayam mempunyai peran penting

bagi perbaikan mutu dan sifat tanah antara lain memperbesar

daya ikat tanah yang berpasir (memperbaiki tekstur tanah

berpasir), memperbaiki tekstur tanah berlempung sehingga tanah

yang semula berat akan menjadi ringan, memperbesar

kemampuan tanah menampung air sehingga tanah dapat

menyediakan air lebih banyak bagi tanaman, memperbaiki

78
drainase dan tata udara tanah (terutama tanah berat) sehingga

kandungan air mencukupi dan suhu tanah lebih stabil,

meningkatkan pengaruh positif dari pupuk buatan, mempertinggi

daya ikat tanah sehingga tanah menjadi lebih tahan, tidak mudah

larut oleh air pengairan.

Menurut Bahri (2006), sumber pupuk dapat

mempengaruhi pertumbuhan kubis bunga antara lain tinggi

tanaman, lebar daun, diameter daun, diameter bunga dan

produksi kubis bunga. Media tanam yang mengandung bahan

organik lebih banyak akan meningkatkan diameter kubis bunga

(Husnihuda ., 2017) dan hasil tanaman sawi (Saepuloh .,

2020). Pupuk NPK dapat meningkatkan diameter kubis bunga

(Arpanto dan Soenyoto, 2018), tinggi tanaman (Armidayani .,

2020), bobot krop (Prawoto dan Hartatik, 2018; Amalia .,

2019). Kombinasi pupuk organik dan pupuk NPK dapat

meningkatkan pertumbuhan dan hasil kubis bunga (Diana .,

2020; Putri ., 2021). Namun belum terdapat kajian mengenai

pengaruh kombinasi aplikasi dosis pupuk NPK dan pupuk

kandang ayam pada budidaya kubis bunga. Berdasarkan latar

belakang tersebut maka dilakukan penelitian aplikasi dosis pupuk

NPK dan pupuk kandang ayam pada kubis bunga untuk

mengetahui pengaruhnya terhadap pertumbuhan kubis bunga

Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas, maka

penulis tertarik untuk melakukan penelitian sebagai proses belajar,

khususnya dalam mendapatkan informasi tentang varietas,

pemupukan juga merupakan salah satu faktor yang sangat

79
penting dalam menunjang pertumbuhan dan hasil kubis bunga.

Pemupukan adalah pengaplikasian bahan atau unsur – unsur

kimia organik maupun anorganik yang ditujukan untuk

memperbaiki kondisi kimia tanah guna memenuhi kebutuhan

unsur hara bagi tanaman sehingga dapat meningkatkan

produktivitas tanaman (Ahmad, 2009). Pemupukan secara

organik mampu berperan memobilisasi unsur hara yang ada di

dalam tanah sehingga dapat diserap baik oleh akar tanaman.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian penjelasan latar belakang diatas maka dapat

dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana Teknik pengendalian terhadap daun yang berlubang

pada tanaman kubis.

2. Bagaimana cara meningkatkan produksi tanaman mentimun di

desa tongkonan basse yang tingkat produksinya rendah pada

tanman kubis.

3. Cara meningkatkan pertumbuhan tanaman kubis yang lambat

pada desa tongkonan basse kabupaten enrekang.

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari pelaksanaan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Untuk mencegah datangnya Kembali hama pada produksi

tanaman kubis.

2. Untuk Melihat hasil meningkatnya produksi tanaman kubis did esa

tongkonan basse kabupaten enrekang.

80
3. Untuk meningkatkan hasil pengolahan tanaman kuis di desa

tongkonana basse kabipaten enrekang.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan penulis dari penelitian ini

adalah:

1. Bagi petani/pemilik usaha, digunakan sebagai masukan dan

pertimbangan dalam menjalankan operasional serta membuat

rencana kerja usaha selanjutnya.

2. Bagi mahasiswa, hasil penelitian ini diharapkan mampu

menerapkan ilmu yang diperoleh selama masa kuliah yang

relavan dengaan penelitian.

3. Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan

referensi atau bahan rujukan bagi penelitian selanjutnya.

4. Bagi peneliti, dapat menjadi tambahan ilmu mengenai

PERTUMNUHAN DAN PRODUKTIFITAS TANAMAN KUBIS (

L.) TERHADAP DALAM PEMBERIAN 1 DOSIS

PEMBERIAN PUPUK DI DESA TONGKONAN BASSE, KECAMATAN

MASSALLE”

81
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Syarat tumbuh

Percobaan dilaksanakan di Tongkonan basse ,

Kecamatan masaslle kabupaten enrekang.Jenis tanah Inceptisol

dengan pH 5,91 berada pada ketinggian 500-750 m dpl (meter di

atas permukaan laut). Percobaan dilaksanakan pada bulan Juni

sampai Agustus 2019. Bahan yang digunakan antara lain benih

kubis bunga varietas Bima-45, pupuk kandang ayam yang

berasal dari kotoran ayam broiler yang sudah dikomposkan,

pupuk NPK Phonska, insektisida berbahan aktif fipronil (Regent 50

SC). Alat yang digunakan antara lain cangkul, kored, handsprayer,

pisau atau golok, tali rafia, bambu, meteran, penggaris, jangka

sorong, timbangan, kertas label dan perlengkapan alat tulis.

Di Indonesia, kubis bunga akan tumbuh baik dan

optimal jika dibudidayakan di daerah pegunungan berudara sejuk

sampai dingin pada ketinggian 700 sampai 1.600 meter di atas

permukaan laut (mdpl) (Wijayanto, 2015). Perbedaan karakteristik

unsur iklim tersebut menjadikan beberapa varietas kubis bunga

tumbuh baik di lingkungan dataran tinggi (800 mdpl) dan

beberapa varietas lainnya juga dapat tumbuh pada dataran

rendah (0 hingga 200 mdpl) (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian,

2012).

82
Suhu maksimum untuk pembentukan bunga

(agregat bunga, curd) pada kubis bunga adalah 20° C sampai 25

° C, dengan suhu optimum sekitar 17° C. Apabila suhu berada

pada kisaran 14° C sampai 20° C, mutu bunga tidak banyak

berbeda namun bila suhu berada di atas 20° C mutu bunga yang

dihasilkan kurang baik (Zulkarnain, 2013). Sementara itu,

kelembaban optimum bagi tanaman kubis bunga antara 80

sampai 90% (Wijayanto, 2015). Tanaman kubis bunga akan

tumbuh optimal pada kondisi fisik dan kimia tanah yang baik

seperti tanah yang remah, porus, mengandung bahan organik

tinggi, lembab dan pH tanah antara 6 sampai 7 (Edi dan Julistia,

2010). Sedangkan curah hujan optimum untuk tanaman kubis

bunga yaitu diatas 2.500 mm per tahun.

B. Pupuk Trichokompos

Trichokompos merupakan salah satu bentuk pupuk organik

kompos yang mengandung cendawan antagonis Trichoderma sp.

Trichokompos memiliki beberapa manfaat diantaranya,

mengandung unsur hara makro dan mikro, memperbaiki struktur

tanah, memudahkan pertumbuhan akar tanaman, menahan air

lebih lama, meningkatkan aktivitas biologis mikroorganisme tanah

yang menguntungkan, meningkatkan pH pada tanah asam dan

sebagai pengendalian OPT penyakit tular tanah. Jamur

Trichoderma sp mampu menghambat penyakit pada tanaman,

karena berpotensi sebagai agensia hayati yang bersifat antagonis

terhadap beberapa patogen tanaman.

83
Trichoderma yang terkandung dalam kompos ini berfungsi

sebagai dekomposer bahan organik dan sekaligus sebagai

pengendali OPT penyakit tular tanah seperti Sclerotium sp, Phytium

sp,Fusarium 8 sp dan Rhizoctonia sp (Balai Pengkajian dan

Teknologi Pertanian Jambi, 2009).

Trichokompos memiliki kandungan unsur hara antara lain

air: 49%, K: 2,52%, N: 1,77%, P: 2,71%, Ca: 1,12% dan Mg: 0,45%

(Nugraha, 2020 dalam Wardah, Utami dan Syamsuddin,2021)

Pupuk trichokompos adalah pupuk yang terbuat dari bahan-bahan

organik baik hewan maupun tumbuhan yang telah terdekomposisi

sempurna oleh mikroorganisme dekomposer dalam hal ini adalah

Trichoderma sp. Pupuk trichokompos mengandung unsur hara

yang dibutuhkan oleh tanaman baik unsur hara makro maupun

mikro. Manfaat lain dari trichokompos adalah menambah jenis dan

jumlah hara yang diperlukan tanaman, dapat menekan serangan

penyakit yang disebabkan oleh jamur atau fungi seperti patogen

tular tanah (Baehaki, Muchtar dan Nujasmi, 2019).

Disamping kemampuan sebagai pengendali hayati,

Trichoderma sp memberikan pengaruh positif terhadap perakaran

tanaman, pertumbuhan tanaman, hasil produksi tanaman. Sifat ini

menandakan bahwa juga Trichoderma sp berperan sebagai Plant

Growth Enhancer (Herlina dan Pramesti, 2009).

Trichoderma sp merupakan jenis jamur yang masuk dalam

kelas Ascomycetes yang biasanya banyak ditemukan di hutan

maupun di tanah pertanian atau pada substrat berkayu.

Trichoderma sp dikenal memiliki mekanisme antifungal, yang

84
dapat menjadi agen biokontrol karena bersifat antagonis bagi

jamur lainnya, terutama yang bersifat patogen. Aktivitas antagonis

yang dimaksud dapat meliputi persaingan, parasitisme, predasi,

atau pembentukkan toksin seperti antibiotik.

Untuk keperluan bioteknologi, agen biokontrol ini dapat

diisolasi dari Trichoderma sp dan digunakan untuk menangani

masalah kerusakan tanaman akibat pathogen (Ningsih dan

Sudantha, 2017). Selain menjadi organisme pengurai, Trichoderma

sp dapat berfungsi sebagai agen hayati dan stimulator

pertumbuhan tanaman. Trichoderma sp adalah jamur

menguntungkan yang bersimbiosis mutualisme dengan akar

tanaman, karena peran jamur Trichoderma sp sangat penting

dalam memberikan sinyal auksin dan merangsang pertumbuhan

tanaman (Nurahmi, Susanna dan Rina, 2012

a. Pupuk NPK (16-16-16)

Pupuk NPK adalah pupuk majemuk yang dibuat dengan

mencampurkan unsur-unsur pupuk yaitu N, P, dan K. Untuk

mengurangi biaya pemupukan sering digunakan pupuk majemuk

sebagai alternatif dari pemakaian pupuk tunggal. Kebutuhan

unsur hara untuk satu jenis tanaman tergantung dari umur

tanaman jenis tanaman dan iklim (Hasibuan, 2006).

Menurut Sutejo (2002), pupuk majemuk yang

mengandung unsur hara makro primer (N, P dan K) dan unsur

hara makro sekunder (Mg, Ca dan S), serta dilengkapi unsur hara

mikro, maka pupuk tersebut disebut pupuk majemuk lengkap.

Pupuk NPK Mutiara mengandung unsur hara makro N, P dan K

85
serta dilengkapi unsur hara makro CaO dan MgO yang berbentuk

butiran (granul) berwarna biru, bersifat higroskopis, bersifat netral,

dapat memacu pertumbuhan dan hasil tanaman holtikultura,

tanaman pangan maupun tanaman perkebunan.

Menurut Novizan (2007), pupuk NPK mutiara (16-16-16)

adalah pupuk majemuk yang menggunakan komposisi unsur

hara yang seimbang dan dapat larut secara perlahan-lahan.

Pupuk NPK mutiara berbentuk padat, memiliki warna

kebiru-biruan dengan butiran mengkilap seperti mutiara.

Pupuk NPK mutiara memiliki beberapa keungggulan

antara lain sifatnya yang lambat larut sehingga dapat mengurangi

kehilangan unsur hara akibat pencucian, penguapan, dan

penyerapan oleh koloid tanah. Selain itu menurut Sipayung,

Matondang dan Nababan (2020), pupuk NPK mutiara memiliki

unsur hara yang seimbang, lebih efisien dalam pengaplikasian

dan sifatnya tidak terlalu higroskopis sehingga tahan simpan dan

tidak mudah menggumpal.

N, P, dan K merupakan faktor penting dan harus tersedia

bagi tanaman karena berfungsi sebagai proses metabolism dan

biokimia sel tanaman. Nitrogen digunakan sebagai pembangun

asam nukleat, protein, bioenzim, dan klorofil. Fosfor digunakan

sebagai pembangun asam nukleat, fosfolipid, bioenzim, protein,

senyawa metabolik yang merupakan bagian dari ATP penting

dalam transfer energi.

Kalium digunakan sebagai pengatur keseimbangan

ion-ion sel yang berfungsi dalam mengatur berbagai mekanisme

86
metabolik seperti fotosintesis. Untuk itu, dengan pemberian dosis

pupuk N, P dan K akan memberikan pengaruh 10 baik terhadap

pertumbuhan dan hasil tanaman (Firmansyah, Syakir dan

Lukman, 2017).

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakasanakan di desa tongkonan

basse Kecamatan enrekang Kabupaten pinrang yang mengkaji

aspek

Waktu penelitian akan dilaksanakan pada bulan November 2023.

B. Populasi dan Sampel / Informan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai

dengan Juli 2023 Jurnal Agriyan : Jurnal Agroteknologi Unidayan

9 (2) : 8 - 18 (2023) eISSN 2808 - 8077 pISSN 2407 - 1099 10

bertempat di Desa tongkonan basse kecamatan masalle

kabupaten enrekang.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

cangkul, parang, gunting, kamera, alat tulis menulis, timbangan

duduk, tali, meteran, papan perlakuan, dan gelas ukur.

Sedangkan bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

benih kubis varietas KK-Cross, air, pupuk hayati dan pupuk

kandang kambing.

87
Rancangan perlakuan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola

faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor pertama adalah

pupuk hayati (H) yang terdiri dari 4 taraf sedangkan faktor kedua

adalah pupuk kandang kambing (K) yang terdiri dari 4 taraf

sehingga secara keseluruhan berjumlah 16 perlakuan.

Selanjutnya setiap perlakuan dikelompokkan dalam 3 kelompok

sehingga total keseluruhan unit perlakuan menjadi 48 unit

perlakuan. Pupuk hayati terdiri dari 4 taraf yaitu: H0 = Kontrol

(tanpa pupuk hayati), H1 = 250 ml/tanaman, H2 = 500

ml/tanaman, dan H3 = 750 ml/tanaman. Pupuk kandang

kambing terdiri dari 4 taraf yaitu: K0 = Kontrol (tanpa pupuk

kandang kambing), K1 = 250 g/tanaman, K2 = 500 g/tanaman,

dan K3 = 750 g/tanaman.

Rancangan analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis ragam. Bila ada perlakuan yang berpengaruh terhadap

variabel penelitian maka akan dilanjutkan menggunakan uji lanjut

BNJ pada taraf kepercayaan 5% dan 1%. Variabel yang diamati

sebagai peubah perlakuan dalam penelitian ini adalah : jumlah

daun (helai), tinggi tanaman (cm), diameter crop (cm), dan berat

segar crop (g) Prosedur penelitian Prosedur pelaksanaan

penelitian ini adalah sebagai berikut: Pengolahan Tanah Lahan

yang digunakan sebagai tempat percobaan dibersihkan terlebih

dahulu dari kotoran dan gulma, lalu dilakukan penggemburan

dengan menggunakan cangkul.

88
Setelah tanah digemburkan, lahan dibuat dalam bentuk

petakan dengan drainase tiap tepinya dan diberi pupuk kandang

pada permukaan petakan. Penyemaian Benih Persemaian

dilakukan dengan merendam benih selama 30 menit dengan air

hangat, hal ini bertujuan untuk mempercepat proses

perkecambahan. Setelah itu, benih dibiarkan sebentar di udara

terbuka agar benih tidak terlalu basah sebelum disebarkan

secara merata pada tempat penyemaian. Penanaman Bibit kubis

yang sehat dan seragam berdaun 4 helai dipersiapkan untuk di

pindah tanam. Kemudian buat lubang tanam dengan jari telunjuk

sedalam 1,5 cm dengan jarak tanam 50 cm x 50 cm. Proses

pindah tanam ini dilakukan pada sore hari agar tanaman tidak

layu dan stres.

Pemupukan Pupuk hayati menggunakan Trichoderma, sp.

diaplikasikan dengan cara dikocor. Pengocoran dimulai saat

tanaman berusia 7 HST (Hari Setelah Tanam). Kemudian, diulangi

pengocoran pada usia tanaman 14, 21 dan 28 HST (Hari Setelah

Tanam). Sedangkan pengaplikasian pupuk kandang kambing

dilakukan sesuai dosis perlakuan masing-masing pada saat

pindah tanam dibedengan. Pemeliharaan Penyiraman dilakukan

pada pagi hari dan sore hari dengan volume air yang sama tiap

petakan sebanyak 250 ml. Frekuensi penyiraman tersebut

disesuaikan kondisi lingkungan, jika hujan maka penyiraman

dihentikan. Penyulaman dilakukan untuk menggantikan tanaman

yang mati, dilakukan pada umur 7 hari setelah tanam (HST),

sebanyak 8 tanaman pada perlakaun H0K1, H3K0, H0K0, dan

89
H0K3 (Kelompok 1), H0K0 dan H3K0 Jurnal Agriyan : Jurnal

Agroteknologi Unidayan 9 (2) : 8 - 16 (2023) eISSN 2808 - 8077

pISSN 2407 - 1099 11 (Kelompok 2), serta H1K0 dan H1K0 Analisis

Data

C. Analisis data

Pemupukan merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi pertumbuhan tanaman karena pupuk akan

membantu menyediakan unsur hara bagi tanaman. Pupuk yang

digunakan dalam percobaan ini adalah pupuk kandang ayam

dan pupuk NPK yang diaplikasikan pada tanaman kubis bunga.

Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat interaksi antara

berbagai dosis pupuk kandang ayam dan dosis pupuk NPK

terhadap parameter tinggi tanaman kubis bunga (Tabel 1). Hal ini

diduga kombinasi dosis pupuk kandang ayam dan dosis NPK

majemuk memberikan pengaruh sendiri-sendiri sehingga

respons tanaman sama pada setiap peubah yang diamati. Hal

ini juga terlihat pada penelitian Diana et al. (2020) yang

menyatakan bahwa tidak terjadi interaksi antara perlakuan

pupuk kandang dengan NPK pada tanaman kubis bunga.

Tabel 1. Hasil analisis tinggi tanaman

Rata-rata tinggi tanaman (cm) ke-


Perlakuan
7 HST 14 21 HST 28 HST

HST

Dosis pupuk kandang ayam

0 ton ha-1 13,06 b 20,79 30,31 ab 40,23 a

90
a

10 ton ha-1 12,28 a 20,23 29,43 a 38,71 a

20 ton ha-1 12,45 ab 20,87 30,93 b 40,08 a

Dosis pupuk NPK

0 kg ha-1 12,01 a 19,56 29,04 a 37,97 a

100 kg ha-1 12,63 ab 20,96 30,34 b 39,63 ab

200 kg ha-1 13,15 b 21,37 31,29 b 41,41 b

Interaksi t tn t t

n n n

Keterangan : Angka rata-rata yang diikuti huruf yang sama pada

setiap kolom, tidak berbeda nyata menurut Uji Jarak

Berganda Duncan pada taraf 5%; HST = Hari Setelah

Tanam; tn = tidak nyata

Perlakuan 20 ton pupuk kandang ha-1 dan 200 kg

NPK ha-1 merupakan perlakuan terbaik terhadap parameter tinggi

tanaman karena menghasilkan nilai tertinggi dan meningkat dari

periode pengamatan awal sampai akhir. Hasil ini diduga karena

unsur hara dalam perlakuan tersebut lebih tinggi dibandingkan

perlakuan yang lain sehingga dapat membantu meningkatkan

proses fotosintesis secara maksimal. Hal ini sesuai dengan

91
pernyataan Rinsema (1989) bahwa unsurhara yang optimal sangat

berperan dalam merangsang perkembangan seluruh bagian

tanaman sehingga tanaman akan lebih besar. Hal ini sejalan

dengan penelitian Arpanto dan Soenyoto (2018), Armidayani .

(2020), Putri . (2021) bahwa pupuk NPK dapat meningkatkan

tinggi tanaman kubis bunga.

Pertumbuhan tinggi tanaman kubis bunga mengikuti

pola pertumbuhan dimana pada saat fase vegetatif mengalami

peningkatan, setelah memasuki fase generatif sudah tidak terjadi

pertambahan tinggi tanaman lagi karena translokasi fotosintat

sebagian besar digunakan untuk perkembangan organ-organ

generatif. Pada umur 28 HST terlihat bahwa perlakuan pupuk

kandang tidak memberikan pengaruh pada peubah tinggi

tanaman. Hal ini diduga bahwa pada umur 28 HST unsur hara

yang terkandung dalam pupuk kandang tersebut sudah mulai

berkurang sehingga tidak dapat membuat perbedaan tinggi

tanaman antar perlakuan dosis pupuk kandang.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat interaksi

antara berbagai dosis pupuk kandang ayam dan dosis pupuk NPK

terhadap parameter jumlah daun kubis bunga (Tabel 2). Hal ini

diduga kombinasi dosis pupuk kandang ayam dan dosis NPK

majemuk memberikan pengaruh sendiri-sendiri sehingga respons

92
tanaman sama pada setiap peubah yang diamati. Hal ini juga

terlihat pada penelitian Diana . (2020) yang menyatakan bahwa

tidak terjadi interaksi antara tanaman kubis bunga.

A. Jumlah daun (helai)

Perlakuan dosis 20 ton pupuk kandang ha-1 pada umur

28 HST menunjukkan jumlah daun tertinggi. Begitu juga dengan

perlakuan dosis 200 kg NPK ha-1 juga memberikan keragaman

jumlah daun yang lebih banyak dibandingkan dosis yang lain. Hal

ini disebabkan karena pada perlakuan tersebut memiliki kandungan

unsur hara yang lebih baik daripada dosis yang lain. Dwidjoseputro

(1985) menyatakan bahwa suatu tanaman akan tumbuh dengan

subur bila semua unsur hara yang diperlukan tanaman berada

dalam jumlah yang cukup serta berada dalam bentuk yang siap

diabsorpsi oleh tanaman. Hasil penelitian ini sesuai dengan

penelitian Shokalu . (2010) bahwa pupuk organik pada dosis

20 ton ha-1 dapat meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun,

maupun ketebalan batang pada tanaman bunga boroco (

). Dengan pemberian pupuk kandang maupun pupuk NPK,

maka pasokan unsur nitrogen lebih baik, sehingga tanaman

mampu menghasilkan jumlah daun banyak (Novizan, 2002).

Tabel 2. Hasil analisis jumlah daun

Rata-rata jumlah daun (helai)


Perlakuan
7 14 21 28 HST

HST HST HST

Dosis pupuk kandang

93
ayam

0 ton ha-1 5,32 7,95 a 10,46 12,69 ab

a a

10 ton ha-1 5,19 7,86 a 10,28 12,56 a

a a

20 ton ha-1 5,18 7,90 a 10,79 13,16 b

a a

Dosis pupuk NPK

0 kg ha-1 5,14 7,69 a 10,29 12,36 a

a a

100 kg ha-1 5,26 8,00 a 10,55 12,90 ab

a a

200 kg ha-1 5,29 8,02 a 10,69 13,16 b

a a

Interaksi tn tn tn t

Keterangan : Angka rata-rata yang diikuti huruf yang sama

pada setiap kolom, tidak berbeda nyata menurut Uji

Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%, HST = hari

setelah tanam, tn = tidak nyata

Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat interaksi antara

berbagai dosis pupuk kandang ayam dan dosis pupuk NPK terhadap

parameter luas daun kubis bunga (Tabel 3). Hal ini diduga kombinasi

dosis pupuk kandang ayam dan dosis NPK majemuk memberikan

pengaruh sendiri- sendiri sehingga respons tanaman sama pada

94
setiap peubah yang diamati. Hal ini juga terlihat pada penelitian Diana

. (2020) yang menyatakan bahwa tidak terjadi interaksi antara

perlakuan pupuk kandang dengan NPK pada tanaman kubis bunga.

Berdasarkan Tabel 3, perlakuan 20 ton pupuk kandang ha-1

memiliki luas daun tertinggi dibandingkan perlakuan yang lain. Hal ini

terjadi karena dosis 20 ton ha-1 memiliki kandungan unsur hara yang

lebih banyak terutama nitrogen dibandingkan dosis lainnya yang dapat

memenuhi kebutuhan hara tanaman. Menurut Susilowati (2013) unsur

hara makro pada pupuk kandang ayam terdiri dari N (1,72%), P (1,82%),

K (2,18%), Ca (9,23%), Mg (0,86%) dan beberapa unsur mikro seperti

Mn, Fe, Cu, Zn dan lain-lain. Menurut Husnihuda . (2017) bahwa

unsur.

hara N, P dan K memiliki peran penting dalam pertumbuhan

tanaman. Jika kebutuhan hara tercukupi akan meningkatkan

pertumbuhan tanaman. Hal ini diperkuat oleh penelitian Isdarmanto

(2009) yang menyatakan bahwa pupuk kandang kambing, pupuk

kandang ayam, pupuk sampah organik maupun pupuk organik

sampah kota pada dosis 20 ton ha-1 dapat meningkatkan luas daun

tanaman cabai. Hal ini juga sejalan dengan penelitian Amalia .

(2019) bahwa pupuk kandang ayam dapat meningkatkan luas daun

tanaman kubis bunga.

Tabel 3. Hasil analisis luas daun

Perlakuan Rata-rata luas daun

(cm)

95
Dosis pupuk kandang ayam

0 ton ha-1 2754,26 a

10 ton ha-1 3819,66 ab

20 ton ha-1 4676,95 b

Dosis pupuk NPK

0 kg ha-1 3044,90 a

100 kg ha-1 4096,79 a

200 kg ha-1 4109,20 a

Interaksi t

Keterangan : Angka rata-rata yang diikuti huruf yang sama pada

setiap kolom, tidak berbeda nyata menurut Uji Jarak

Berganda Duncan pada taraf 5%, tn = tidak nyata.

Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa tanaman yang

diaplikasikan pupuk kandang ayam menunjukkan lebih berpengaruh

dibandingkan dengan perlakuan pupuk NPK. Hal tersebut disebabkan

karena kandungan unsur N pada pupuk kandang ayam lebih tinggi

serta lebih lengkap mengandung unsur hara makro dan mikro bila

dibandingkan dengan pupuk NPK. Lingga dan Marsono (2005)

menyatakan bahwa ketersediaan hara yang cukup dan seimbang

mutlak untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tingginya

kandungan N tersebut meningkatkan luas daun kubis bunga.

B. Hasil tanaman

Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat interaksi antara

berbagai dosis pupuk kandang ayam dan dosis pupuk NPK terhadap

96
parameter berat krop (Tabel 4). Hal ini diduga kombinasi dosis pupuk

kandang ayam dan dosis NPK majemuk memberikan pengaruh

sendiri-sendiri sehingga respons tanaman sama pada setiap peubah

yang diamati. Hal ini juga terlihat pada penelitian Diana et al. (2020)

yang menyatakan bahwa tidak terjadi interaksi antara perlakuan

pupuk kandang dengan NPK pada tanaman kubis bunga.

Perlakuan pupuk 200 kg NPK ha-1 menghasilkan nilai tertinggi

terhadap parameter berat dan diameter krop. Dosis pupuk NPK yang

cukup akan mempengaruhi ketersediaan unsur hara bagi tanaman

sehingga optimal pertumbuhan dan perkembangannya (Lingga dan

Marsono, 2005). Unsur hara yang cukup maka tanaman dapat

melakukan proses fisiologis dengan baik. Hal ini sesuai juga dengan

penelitian Prawoto dan Hartatik (2018) bahwa pupuk NPK dapat

meningkatkan diameter krop kubis bunga.

Tabel 4. Hasil analisis berat krop


Perlakuan Berat krop Diameter krop
(kg) (cm)
Dosis pupuk kandang
ayam
0 ton ha-1 0,34 a 21,00 a
10 ton ha-1 0,29 a 21,72 a
20 ton ha-1 0,35 a 22,11 a
Dosis pupuk NPK
0 kg ha-1 0,26 a 18,67 a
100 kg ha-1 0,29 a 21,06 a
200 kg ha-1 0,44 b 25,11 b
Interaksi tn tn

97
Keterangan : Angka rata-rata yang diikuti huruf yang sama pada
setiap kolom, tidak berbeda nyata menurut Uji Jarak
Berganda Duncan pada taraf 5%, krop = kubis bunga
siap panen, tn = tidak nyata

98
BAB V

KESIMPULAN

Tidak terdapat interaksi antara berbagai dosis pupuk

kandang ayam dan pupuk NPK. Perlakuan dosis 20 ton ha-1 pupuk

kandang ayam mempengaruhi luas tinggi tanaman, jumlah daun dan

luas daun kubis bunga. Perlakuan dosis 200 kg ha-1 pupuk NPK

mempengaruhi tinggi tanaman, jumlah daun, berat dan diameter krop

kubis bunga. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh

perlakuan pupuk kandang dan NPK dosis yang lain terhadap

pertumbuhan dan hasil tanaman kubis bunga.

99

Anda mungkin juga menyukai