Anda di halaman 1dari 11

BAB I PENDAHULUAN

Cabe merah ternyata bukan asli Indonesia. Cabe diduga berasal dari benua Amerika. Tidak diketahui orang yang membawa tanaman cabe ke Indonesia dan negara negara Asia lainnya. Meski dari Amerika, cabe merah lebih terkenal sebagai bumbu berbagai jenis makanan di Asia dibandingkan dengan di tempat asalnya, Amerika. Makanan berbumbu cabe mudah ditemukan di rumah kedua cabe itu. Sebutan rumah kedua karena sejumlah peneliti mengatakan, cabe ternyata cocok ditanam di banyak negara Asia, bukan tanah aslinya. Disamping konsumennya pun banyak dikawasan itu. Entahlah, mengapa meski pedas, penggemarnya banyak hingga Indonesia harus mengimpor benih dari beberapa negara. Selama ini impor benih cabe (capsicum annum) berasal dari Taiwan, Thailand, dan Korea selatan. Beberapa produk cabe impor yang terkenal adalah hot beauty. Perbandingannya, harga benih cabe impor sekitar Rp. 80.000 per 10 gram, sedangkan cabe lokal sekitar Rp. 11.500 dengan berat yang sama. Keunggulan benih impor harus diakui memiliki katahanan simpan yang lebih lama dan produktivitas yang tinggi. Sentra cabe di dalam negeri terdapat di beberapa daerah, seperti Brebes, Tegal, dan Rembang. Produksi cabe terkonsentrasi di Pulau Jawa, yaitu sekitar 65 persen. Produksi cabe per bulan sekitar 70.000 ton lebih. Menjelang hari raya biasanya mengalami peningkatan karena permintaan yang naik lebih dari 10 persen. Kembali ke soal asal usul cabe. Dari daratan Amerika kemudian komoditas itu dikenal di Eropa dan menyebar ke beberapa negara karena memiliki kecocokan iklim. Penamaan dengan bahasa latin itu sendiri, yaitu capsicum, mengandung arti "menggigit". Menurut Happy Karunia Robbi, mahasiswa biosains asal Indonesia di Jepang, dalam sebuah artikelnya menyebutkan, cabe menjadi terkenal karena rasanya yang pedas. Zat yang "bertanggung jawab" atas rasa pedas cabe disebut capsaicin. Zat ini bersifat seperti minyak dan "membakar" selsel pengecap di lidah sehingga menciptakan rasa pedas. Dalam tulisan itu disebutkan tingkat rasa pedas cabe dapat diukur dengan satuan Scoville. Satuan ini dikembangkan oleh Wilbur Scoville pada tahun 1912. Satuan ini mengukur tingkat kepedasan dalam skala 0-300.000. Skala ini didasarkan pada pengukuran konsentrasi kelarutan. 1

Sederhananya, bubuk cabe murni dilarutkan dalam larutan air dan gula, dan diukur dengan panel khusus sambil dikurangi konsentrasinya. Dan kadar bubuk cabe murni yang larut sampai tidak ada rasa pedas lagi akan menjadi angka hasil pengukuran. CABE-cabe yang ada bisa dikelompokkan menjadi cabe manis, agak pedas, pedas sedang, pedas, dan sangat pedas. Cabe manis biasanya berkisar pada skala 0-1.000 dalam satuan Scoville, contohnya adalah paprika yang biasa ada di salad. Cabe seperti pimentos, rellenos, dan sweet banana peppers termasuk dalam kelompok ini. Cabe berskala 1.000-3.000 digolongkan dalam kelompok agak pedas. Untuk kelompok ini sepertinya tidak akrab dengan kita. Konon cabe merah besar yang biasa kita temui dan kita makan itu masuk di kelompok pedas sedang, dengan skala 3.000-6.000 satuan Scoville. Di kelompok ini juga ada cabe yang sangat terkenal di Meksiko, yaitu jalapeno. Kelompok pedas, pada skala 6.000-50.000 satuan Scoville, dengan mudah kita bisa menemui si kecil yang biasa menemani pas makan tahu isi, tempe mendoan, atau untuk acar, yaitu yang kita kenal dengan nama cabe rawit. Kelompok yang terakhir berskala 50.000-300.000 satuan Scoville atau tingkat sangat pedas. Menurut pengukuran, predikat cabe terpedas adalah habanero dengan tingkat kepedasan lebih dari 300.000 satuan Scoville. Dari para peneliti di Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) diketahui, meski cabe dari benih impor memiliki berbagai keunggulan ketika ditanam, namun cabe lokal lebih hebat. Cabe lokal yang kadang terlihat tidak menarik karena tidak berwarna merah menyala dan mulus ketika diulek cabe lokal lebih liat. Balitsa, Badan Litbang Pertanian telah mencoba mengangkat varietas lokal dengan melakukan pemuliaan. Sejumlah varietas cabe lokal yang memiliki keunggulan seperti varietas Tanjung 1, varietas Tanjung 2, dan varietas Lembang 1. Produk lokal ini memiliki karakteristik berpotensi hasil sekitar 9-18 ton per hektar, umur genjah, cocok ditanam di dataran rendah dan sedang. Bila diminta memilih, para ibu rumah tangga sebenarnya lebih senang dengan cabe jenis ini. Hasil ulekkannya lebih terlihat lumat dan halus daripada cabe dari benih impor. Untuk kepentingan itulah peneliti mengembangkan berbagai varietas cabe lokal.

BAB II SISTEMATIKA TUMBUHAN

Nama umum Capsicum annum L. Indonesia Inggris Pilipina Cina : Cabai, cabai merah, lombok gede (jawa), cabe (sunda). : Chili pepper : Siling haba : La jiao

Klasifikasi Capsicum annum L. kingdom Divisi Subdivisi Klas Subklas Ordo Famili Genus Spesies : Plantarun : Spermatophyta : Angiospermae : Dicotyledoneae : Sympetalae : Tubiflorae : Solanaceae : Capsicum : Capsicum annum L

Cabi dibagi dalam 2 golongan utama, yaitu 1. Cabai besar (Capsicum annum L) a. Cabai Merah (hot Pepper /cabai pedas) b. Cabai Hijau c. Cabai Paprika (Sweet Pepper/ cabai manis) 2. Cabai rawit (Capsicum frutescens.L)

BAB III MORFOLOGI TUMBUHAN

A. Pertelaan Cabai atau cabe merah atau lombok (bahasa Jawa) adalah buah dan tumbuhan anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuranmaupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat populer di Asia Tenggara sebagai penguat rasa makanan. Bagi seni masakan Padang, cabai bahkan dianggap sebagai "bahan makanan pokok" kesepuluh (alih-alih sembilan). Sangat sulit bagi masakan Padang dibuat tanpa cabai. B. Ekologi Cabai berasal dari Amerika tropis, tersebar mulai dari Meksiko sampai bagian utara Amerika Selatan. Di Indonesia, umumnya cabal dibudidayakan di daerah pantai sampai pegunungan, hanya kadang-kadang menjadi liar. Perdu tegak, tinggi 1-2,5 m, setahun atau menahun. Batang berkayu, berbuku-buku, percabangan lebar, penampang bersegi, batang muda berambut halus berwarna hijau. Daun tunggal, bertangkai (panjangnya 0,5-2,5 cm), letak tersebar. Helaian daun bentuknya bulat telur sampai elips, ujung runcing, pangkal meruncing, tepi rata, peutulangan menyirip, panjang 1,5-12 cm, lebar 1-5 cm, berwarna hijau. Bunga tunggal, berbentuk bintang, berwarna putih, keluar dari ketiak daun. Buahnya buah buni berbentuk kerucut memanjang, lurus atau bengkok, meruncing pada bagian ujungnya, menggantung, permukaan licin mengilap, diameter 1-2 cm, panjang 4-17 cm, beutangkai pendek, rasanya pedas. Buah muda berwarna hijau tua, setelah masak menjadi merah cerah. Biji yang masih muda berwarna kuning, setelah tua menjadi cokelat, berbentuk pipih, berdiameter sekitar 4 mm. Rasa buahnya yang pedas dapat mengeluarkan air mata orang yang menciumnya, tetapi orang tetap membutuhkannya untuk menambah nafsu makan. Keanekaragaman jenis cabai merah cukup tinggi. Artinya, cabal merah memiliki beberapa varietas dan kultivar yang dibedakan berdasai-kan bentuk, ukuran, rasa pedas, dan warna buahnya. Cabal merah dapat diperbanyak dengan biji. ada sekitar 9 Provinsi yaitu Sumatra utara, sumatra Barat ,Sumatra Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara dan Sulawesi selatan. merupakan sentra cabai C. Budidaya Tanaman cabai merah (capsicum annum L) merupakan tanaman perdu keluarga terung terungan (solanaceae) yang berasal dari benua amerika tepatnya negara Peru dan menyebar

ke negara negara benua Amerika, Eropa dan Asia termasuk Indonesia. Tanaman cabai memiliki banyak ragam type pertumbuhan dan bentuk buahnya. Diperkirakan terdapat 20 spesies yang sebagian besar hidup di negara asalnya. Masyarakat pada umumnya hanya mengenal beberapa jenis atau spesies cabai saja salah satunya adalah cabai merah. Tanaman cabai merah merupakan tanaman yang tumbuh dengan ketinggian 50 120 cm, berbentuk perdu dengan batang berkayu yang memiliki banyak cabang. TEKNIK BUDIDAYA 1. Persemaian - Kebutuhan benih setiap hektar pertanaman adalah 150 - 300 gram dengan daya tumbuh lebih dari 90 %. - Siapkan media semai dari tanah, pasir dan pupuk kandang dengan erbandingan 1:1 yang dibuat bedengan setinggi 20 cm, lebar 1 m dan anjang 3-5 m serta diberi naungan dari jerami atau alang-alang/ daun kelapa. - Sebar benih secara merata atau ditebar dalam garikan dengan jarak antar aritan 5 cm dan ditutup tanah tipis-tipis lalu disiram. Pertahankan kelembaban anah tetap baik agar biji cepat tumbuh - Setelah bibit berumur 10 hari, maka dilakukan pengkokeran untuk memudahkan menanaman dan mencegah kematian pada waktu tanaman dipindahkan. Sebagai oker dapat digunakan daun pisang , daun kelapa atau kantong plastik. Bibit ang telah dikoker ditempatkan dibawah naungan persemaian. - Sekitar lima hari sebelum bibit dipindahkan naungan pada persemaian dibuka atau dikurangi supaya bibit terbiasa kena sinar matahari.

2. Pengolahan Tanah - Satu minggu sebelum tanam lahan sudah siap, meliputi mencangkul/ bajak dan pembuatan bedengan. - Ukuran bedengan tinggi 30 cm, lebar 1-1,5 m dan panjang sesuai kebutuhan letakan dengan j arak antar bedengan + 30 cm. - Berikan pupuk kandang dengan dosis 20-30 ton/ ha. - Bila dipergunakan mulsa dari plastik dapat dipasang setelah dilakukan pemupukan pupuk kandang den bile dipergunakan mulsa dari limbah tanaman seperti dang-slang den sisa-sisa tanaman dapat diberikan setelah penanaman bibit.

3. Penanaman - Bibit dapat dipindahkan pada umur 28-35 hari setelah semai dengan daun 5 - 7 helai. - Pilih bibit yang tinggi den besarnya seragam. Tanam bibit dengan posisi tegak dan tekan sedikit tanah disekeliling batang tanaman. - Siram tanaman secukupnya setelah tanam den penyiraman berikutnya dilakukan2 hari sekali bila tidak ada hujan.

4. Pemupukan - Diberikan dengan dosis den aplikasi sebagai berikut: - Pupuk kandang 20 ton / ha. - Aplikasi seminggu sebelum tanam. - Urea 150 kg/ ha, umur 3,6,9 minggu setelah tanam dengan dosis 1/3 setiap aplikasi. - ZA 400 kg/ ha. Umur 3,6,9 minggu setelah tanam dengan dosis 1/3 setiap aplikasi. - TSP - 36 : 150 kg/ ha, aplikasi seminggu sebelum tanam. - KCL :100 kg/ ha, umur 3,6,9 minggu setelah tanam dengan dosis 1/3 setiap aplikasi. - Untuk lebih meningkatkan hasil dapat diberikan pupuk pelengkap cair Tress dengan dosis 500 1/ ha, pada umur 20 hari setelah tanam. Umur 30 hari setelah tanam 500 liter /ha. Umur 40 hari setelah tanam 500 liter /ha dan 50 hari setelah tanam 500 liter /ha.

5. Pemeliharaan - Lakukan penyulaman bile ads tanaman yang mati pads pagi/ sore hari. - Pemasangan ajir dapat dilakukan pada saat penanaman atau setelah tanaman setinggi 30 s/d 50 cm dan langsung diikat, panjang ajir + 1,5 m. - Siangi pertanaman sebelum dilakukan pemupukan bila terdapat gulma.

6. Pengendalian Hama dan Penyakit - Hama dan penyakit yang wereng menyerang tanaman cabe adalah hama kutu, daun persik, ulat, grayak, hama trips, penyakit busuk buah, bercak daun dan busuk batang. Pengendaliannya hama dapat dilakukan dengan Penyemprotan pestisida alamai ( Lihat artikel tentang pestisida alami )

7. Panen - Panenlah cabe, bila cabe warna buahnya lebih dari 60 % (Warna buah masih belang hitam). 6

- Pemanenan dapat dilakukan setiap 3-5 hari sekali secara terus menerus sampai tanaman tidak menghasilkan - Sewaktu panen sertakan tangkai buahnya, lakukan secara selektif dan hati - hati agar bunga, buah agar batang tidak rontok/ rusak. D) Morfologi Tumbuhan 1) Daun

Circumscriptio : Jorong (ovalis atau ellipticus) Basis Apex Nervatio Margo Intervenium Termasuk daun Termasuk daun Daun tanaman cabai bervariasi menurut spesies dan varietasnya. Ada daun yang berbentuk oval, lonjong, bahkan ada yang Ian- set. Warna permukaan daun bagian atas biasanya hijau muda, hijau, hijau tua, bahkan hijau kebiruan. Sedangkan permukaan daun pada bagian bawah umumnya berwarna hijau muda, hijau pucat atau hijau. Permukaan daun cabai ada yang halus adapula yang berkerut-kerut. Ukuran panjang daun cabai antara 3 11 cm, dengan lebar antara 1 5 cm. : tumpul (obtusus) :meruncing (acuminatus) : menyirip (penninervis) : :

2) Akar

Tanaman cabai memiliki perakaran yang cukup rumit dan hanya terdiri dari akar serabut saja. Biasanya di akar terdapat bintil-bintil yang merupakan hasil simbiosis dengan beberapa mikroorganisme. Meskipun tidak memiliki akar tunggang, namun ada beberapa akar tumbuh ke arah bawah yang berfungsi sebagai akar tunggang semu. 7

3) Batang

Tanaman cabai merupakan tanaman perdu dengan batang tidak berkayu. Biasanya, batang akan tumbuh sampai ketinggian tertentu, kemudian membentuk banyak percabangan. Untuk jenis-jenis cabai rawit, panjang batang biasanya tidak melebihi 100 cm. Namun untuk jenis cabai besar, panjang batang (ketinggian) dapat mencapai 2 meter bahkan lebih. Batang tanaman cabai berwarna hijau, hijau tua, atau hijau muda. Pada batangbatang yang telah tua (biasanya batang paling bawah), akan muncul wama coklat seperti kayu. Ini merupakan kayu semu, yang diperoleh dari pengerasan jaringan parenkim.

4) Bunga

Bunga tanaman cabai juga bervariasi, namun memiliki bentuk yang sama, yaitu berbentuk bintang. Ini menunjukkan tanaman cabai termasuk dalam sub kelas Ateridae (berbunga bintang). Bunga biasanya tumbuh pada ketiak daun, dalam keadaan tunggal atau bergerombol dalam tandan. Dalam satu tandan biasanya terdapat 2 3 bunga saja. Mahkota bunga tanaman cabai warnanya bermacammacam, ada yang putih, putih kehijauan, dan ungu. Diameter bunga antara 5 20 mm. Bunga tanaman cabai merupakan bunga sempuma, artinya dalam satu tanaman terdapat bunga jantan dan bunga betina. Pemasakan bunga jantan dan bunga betina dalam waktu yang sama (atau hampir sama), sehingga tanaman dapat melakukan penyerbukan sendiri. Namun untuk mendapatkan hasil buah yang lebih baik, penyerbukan silang lebih diutamakan. Karena itu, tanaman cabai yang ditanam di lahan dalam jumlah yang banyak, hasilnya lebih baik dibandingkan tanaman cabai yang ditanam sendirian. Pernyerbukan tanaman cabai biasanya dibantu angin atau lebah. Kecepatan angin yang dibutuhkan untuk penyerbukan antara 10 20 km/jam (angin sepoi-sepoi). Angin yang ter lalu kencang justru akan merusak tanaman. Sedangkan penyerbukan 8

yang dibantu oleh lebah dilakukan saat lebah tertarik mendekati bunga tanaman cabai yang menarik penampilannya dan terdapat madu di dalamnya.

5) Buah dan Biji

Buah cabai merupakan bagian tanaman cabai yang paling banyak dikenal dan memiliki banyak variasi. Menurut Sanders et. al. (1998), buah cabai terbagi dalam 11 tipe bentuk, yaitu serrano, cubanelle, cayenne, pimento, anaheim chile, cherry, jalapeno, elongate bell, ancho, banana, dan blocky bell (Tabel 3). Namun menurut Peet (2001), hanya ada 10 tipe bentuk buah cabai, di mana tipe elongate bell dan blocky bell dianggap sama.

BAB IV PEMANFAATAN DI BIDANG FARMASI

a) Bagian tanaman yang digunakan Daun Khasiat : Mengatasi luka Cara penggunaan : olesi beberapa daun cabai merah dengan minyak kelapa lalu panaskan sebentar di atas kompor. Selanjutnya, tempelkan daun tersebut ke area yang luka. Buah Khasiat : Mengatasi rematik Cara penggunaan : sediakan 10 gram cabai merah kering. Selanjutnya, tumbuk hingga halus dan seduhlah dengan setengah gelas air panas. Oleskan ramuan ini ke bagian yang sakit. b) Kandungan Kimia Tanaman Cabai Merah Alkaloid Tes pada daun cabai rawit tidak membentuk endapan baik dengan pereaksi mayer, wagner , maupun dengan pereaksi dragendoff, sehingga dinyatakan tidak ada alkaloid pada daun cabai rawit. Flavonoid Pada daun cabai rawit yang telah dirajang dan di ekstrak hasilnya di tambah HCl pekat dan serbuk Mg, tidak terjadi perubahan warna menjadi pink / merah atau kuning sehingga pada daun cabai rawit tidak ada senyawa flavonoid. Steroid dan Terpenoid Daun cabai rawit mengandung steroid yang ditandai dengan terbentuk warna warna biru setelah penambahan asam sulfat dan tidak adanya terpenoid. Saponin Daun basah dari cabe rawit di rajang dan ditambah aquadest, dipanaskan dan hasil pengocokannya berbusa tetap selama 5 menit, ini menandakan adanya saponin pada daun cabai tersebut. c) Manfaat lainnya Di dalam Cabai Merah terdapat kandungan kapsaisin, dihidrokapsaisin, vitamin A dan C, damar, zat warna kapsantin, karoten, kapsarubin, zeasantin, kriptosantin, lutein, dan mineral 10

Berdasarkan penelitian, bahan-bahan yang dikandung oleh Cabai Merah memiliki manfaat untuk membantu mengatasi gejala sakit perut, sakit gigi dan tangan lemah, influenza, serta meningkatkan nafsu makan. Terdapat kandungan lemak sehat yang baik untuk tubuh Cabe merah banyak mengandung karbohidrat sebagai sumber energi manusia Sebagaimana buah yang berwarna merah lainnya, cabe merah juga memiliki kandungan vitamin A yang sangat tinggi. Hal ini sangat baik untuk membantu merawat kesehatan mata seseorang. Kaya akan vitamin C, sehingga banyak orang yang menyarankan penderita sariawan untuk banyak mengkonsumsi sambal . makin pedas sambal tersebut, dipercaya akan cepat memproses kesembuhan sariawan seseorang. Hal ini karena di dalam sambal tersebut, mengandung cabe merah yang kaya akan vitamin C sebagai zat yang mampu menyembuhkan penyakit sariawan.

11

Anda mungkin juga menyukai