Anda di halaman 1dari 38

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Telekomunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi jarak jauh dengan menggunakan suatu sinyal listrik. Informasi disampaikan ke tujuan baik melalui kawat penghantar berisolasi yang disebut saluran transmisi maupun melalui udara tanpa menggunakan kawat penghantar, tetapi menggunakan gelombag radio. Salah satu hasil teknologi komunikasi adalah telepon. Telepon adalah suatu alat yang dapat menyampaikan informasi (suara) dalam dua arah yang mampu memperdekat jarak maupun mempersingkat waktu. Pada komunikasi telepon, sinyal suara harus terlebih dahulu diubah menjadi sinyal listrik (elektrik), karena sinyal suara tidak dapat langsung disalurkan ke suatu tujuan pada jarak tertentu melalui suatu kawat penghantar. Alat pengubah sinyal suara menjadi sinyal listrik (elektrik) tersebut disebut dengan transducer. Selanjutnya, pada sisi tujuannya, sinyal listrik (elektrik) tadi harus diubah menjadi kebentuk aslinya seperti semula dengan menggunakan transducer juga. Saluran kabel yang digunakan untuk menyalurkan informasi ini haruslah cukup konduktif, dimana konduktornya dipasang diluar dan akan dihadapkan pada hujan dan angin serta selalu menjadi sasaran kekuatan alam dan tidak bebas dari gangguan-gangguan lainnya, jadi saluran tranmisi itu dituntut mempunyai kekuatan mekanis dan juga tahanan kimiawi.

1.2 Permasalahan Saluran-saluran kabel yang dipasang diatas tanah maupun yang ditanam didalam tanah, tidak terbebas dari kekuatan luar yang mungkin mengakibatkan kerusakan hubungan yang terjadi pada kabel tersebut. Bagian terbesar dari kerusakan ataupun gangguan saluran terdiri atas kabel putus, kontak dan bocor tanah (grounding). Gangguan itu umumnya diakibatkan oleh gejala-gejala alam dan manusia. Gangguan-gangguan yang disebabkan oleh manusia seperti instalasi kabel yang tidak sesuai dengan spesifikasi dan prosedur, penggalian tanah dan penebangan pohon sembarangan yang mengakibatkan terganggunya saluran kabel, bahkan yang paling ekstrim terjadi adalah pencurian kabel telepon. Gangguan-gangguan yang ditimbulkan oleh alam adalah seperti banjir, topan, kebakaran, petir dan juga korosi. Untuk itu guna mengantisipasi adanya gangguan yang tidak diinginkan yang dapat menurunkan kualitas dari informasi yang disalurkan melalui kabel tersebut, maka untuk hal itu diperlukan adanya suatu pemeliharaan jaringan kabel.

1.3 Batasan Masalah Pada uraian laporan Praktek Kerja Lapangan ini, penulis akan membahas tentang cara Pemeliharaan pada Jaringan Kabel Lokal Akses Tembaga (JARLOKAT).

1.4 Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan laporan Praktek Kerja Lapangan ini adalah untuk mengetahui bagaimana melakukan pemeliharaan saluran kabel dan juga dapat menambah pengetahuan pembaca mengenai cara pemeliharaan pada saluran telepon Jaringan Lokal Akses Tembaga (JARLOKAT).

1.5 Metode Penyusunan Laporan Metode yang penulis gunakan untuk penulisan laporan mengenai cara pemeliharaan sebagai berikut: 1. Metode Observasi Mengadakan pengamatan langsung pada sentral, catu daya dan jaringan di bagian Access Network Operation (ANOP) PT. Telkom Plasa Takengon. 2. Metode Wawancara Mengadakan tanya jawab kepada pembimbing serta staf lainnya mengenai hal yang berhubungan dengan pembahasan laporan ini. 3. Metode Studi Kepustakaan pada saluran telepon jaringan lokal akses tembaga ini adalah

1.6

Sistematika Penulisan Untuk menyelesaikan permasalahan yang dibahas dalam laporan Praktek

Kerja Lapangan ini, maka penulisan laporan ini disusun dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I

: PENDAHULUAN Berisi latar belakang masalah, permasalahan dan batasan masalah, tujuan penulisan, metode penyusunan laporan dan

juga sistematika penulisan dari laporan Praktek Kerja Lapangan ini. BAB II : RUANG LINGKUP DAN PROFIL INDUSTRI Berisikan sejarah singkat PT. Telkom, misi PT. Telkom, logo dan juga makna logo PT. Telkom (persero) dan lokasi PT. Telkom. BAB III : PEMELIHARAAN JARINGAN LOKAL AKSES TEMBAGA (JARLOKAT) Memuat tentang jaringan lokal secara umum, struktur jaringan kabel lokal, konstruksi dari kabel yang digunakan sekaligus mencakup persyaratan-persyaratan bagian-bagian kabel lokal,

dan tentang cara melakukan pemeliharaan Jaringan Lokal Akses Tembaga (JARLOKAT). BAB V : PENUTUP Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran dari pembahasan mengenai cara pemeliharaan Jaringan Lokal Akses Tembaga (JARLOKAT).

BAB II RUANG LINGKUP DAN PROFIL INDUSTRI

2.1

Sejarah PT. TELKOM PT. TELKOM Tbk adalah suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang

bergerak di bidang jasa pertelekomunikasian untuk umum dalam negeri. Pada awalnya, PT. Telkom Tbk bemama "Post En Telegraf Dienst" yang didirikan pada tahun 1884 dengan staf blod No. 52. Kemudian pada tahun 1906 diubah menjadi "Post Telegraf en Telegraf dienst" (PTT) dengan starblod No. 395 dan sejak saat itu disebut PTT. Selanjutnya pada tahun 1960, Pemerintah mengeluarkan peraturan pemerintah pengganti UU No 19 tahun 1960, tentang persyaratan sebuah Perusahaan Negara, ternyata PTT memenuhi syarat untuk menjadi Perusahaan Negara (PN) dan PERPU No. 240 tahun 1961, PTT berubah menjadi PN Pos dan Telekomunikasi. Lapangan usaha PN Pos dan Telekomunikasi berkembang sedemikian pesatnya sehingga organisasi perubahan perlu ditinjau kembali hasilnya berdasarkan keputusan pemerintah (PP. No. 29-30 tahun 1965), berdasarkan kepada keputusan pemerintah tersebut, maka pada tahun 1965 dilaksanankan pemecahan PN Pos dan Telekomunikasi menjadi dua perusahaan yaitu : Perusahaan Pos dan Giro dan juga Perusahaan Negara Telekomunikasi. Sesuai dengan surat keputusan Menteri Perhubungan R . I No. SK. 129/U/1970 tanggal 28 April 1970, PN Telekomunikasi yang didirikan pada tahun 1965 dilanjutkan sebagai Perusahaan Umum Telekomunikasi yang disingkat PERUMTEL.

Keberadaan PERUMTEL dilakukan dengan Peraturan Pemerintah No 36 tahun 1974 yang menetapkan sebagai pengelola Telekomunikasi untuk umum dalam negeri dan luar negeri. Pada akhir tahun 1980 pemerintah mengambil kebijaksanaan dengan membeli seluruh saham PT. INDOSAT sebuah perusahaan swasta yang didirikan dalam rangka Penanaman Modal Asing (PMA) yang kemudian diubah statusnya menjadi suatu BUMN berbentuk persero, selanjutnya pembelian saham tersebut dituangkan saham bentuk Peraturan Pemerintah No. 52 tahun 1980. Selanjutnya untuk lebih meningkatkan pelayanan jasa telekomunikasi untuk umum, dengan peraturan pemerintah No. 53 tahun 1980 diadakan perubahan sistim peraturan pemerintah No.22 tahun 1974 yakni menetapkan PERUMTEL sebagai badan usaha yang diberi wewenang untuk menyelenggaraan

telekomunikasi untuk umum dalam negeri dan PT. INDOSAT sebagai badan usaha yang diberi wewenang untuk menyelenggarakan telekomunikasi untuk luar negeri (Internasional). Dengan ditetapkan undang-undang No 3 tahun 1989 tentang telekomunikasi di Indonesia, maka usaha penyelenggaraan telekomunikasi di Indonesia mendapat angin segar dalam pengembangan dan pembangunannya, kemudian dalam rangka penigkatan efesiensi dan efektivitas usaha jasa telekomunikasi, dengan peraturan pemerintah No. 25 Tahun 1991 perusahaan telekomunikasi berubah statusnya menjadi PT. (Persero) Telekomunikasi Indonesia yang selanjutnya disebut PT. TELKOM. Dengan berubahnya status ini, maka makin terbukanya peluang bagi PT.

TELKOM untuk berbuat lebih baik lagi dalam usaha memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen jasa telekomunikasi di Indonesia. Perubahan dilingkungan PT. TELKOM (persero) berlangsung seperti perubahan dari jawatan persero sampai dengan perubahan publik, bahkan perubahan secara makro meliputi penyelenggaran yang semula kini berubah menjadi monopoli. Perubahan besar-besaran terjadi pada tahun 1995 meliputi : - Restrukturisasi internal - Kerja sama operasi - Inisitial public offering Sebagai hasil restrukturisasi, sejak 1 juli 1995 organisasi TELKOM terdiri dari tujuh Divisi Regional dan satu Divisi Network, yang kedua-keduannya mengelola bidang usaha. Divisi regional ini menjadi pengganti struktur wilayah usaha telekomunikasi (WITEL) yang memiliki daerah teritorial tertentu, namun hanya

menyelenggarakan jasa telepon lokal dan mendapat bagian dari jasa Sambungan Langsung Jarak Jauh (SLJJ), dan Sambungan Langsung Internasional (SLI) melalui perhitungan interkoneksi. Divisi Network menyelenggarakan jasa telekomunikasi jarak jauh dalam negeri pengopersian jaringan transmisi jalur utama nasional. Divisi regional TELKOM memiliki wilayah sebagai berikut : a. Divisi I Sumatra. b. Divisi II Jakarta Raya meliputi (Jabodetabek) Jakarta, Bogor, Depok

Tanggerang, Bekasi, Kerawang, dan Purwakarta. c. Divisi III Jawa Barat minus Serang, Bogor, Kerawang dan Purwakarta. d. Divisi IV Jawa Tenggah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. e. Divisi V Jawa Timur . f. Divisi VI Seluruh Kalimantan. g. Divisi VII Kawasan Timur Indonesia, terdiri dari Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Irian Jaya. Adapun yang termasuk Divisi penunjang adalah: Divisi Riset Teknologi Inforrnasi (RISTI), yaitu: a. Divisi Atelir b. Divisi Properti c. Divisi Pelatihan d. Divisi Sistim Informasi e. Divisi Pembangunan Perkembangan terakhir berdasarkan keputusan Direksi TELKOM, mulai tanggal 31 Desember 1996, TELKOM menambah dua divisi yaitu : Divisi Multimedia sebagai pengelola bisnis dan juga Divisi Pembangunan sebagai divisi penunjang. Adapun ruang lingkup usaha dari masing-masing Divisi di PT. TELKOM dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Divisi Netwok Yaitu divisi yang menyelenggarakan jasa telekomunikasi jarak jauh dalam negeri melalui pengoprasian jaringan transmisi jalur utama nasioanal.

Penanganan Divisi Network utamanya adalah untuk kepentingan Internal PT. TELKOM. 2. Divisi Multimedia Yaitu divisi yang mengelola jasa Multimedia dan Network Provider untuk melayani masyarakat, langganan dan Internal PT. TELKOM, Intenet Provider, Cooperate Customers. Divisi ini bertanggung jawab untuk menyiapkan bisnis dan masa depan yang ditandai dengan adanya konvergansi telepon, TV Kabel (Video Comunication) dan Intrenet (Computer Comunication). 3. Divsi Sistem Informasi Yaitu divisi yang menyediakan sistem informasi, baik untuk kepentingan PT. TELKOM maupun pihak lain, Sistem Informasi Management, Sistem Informasi Kastemer (SISKA), Billing Coorperate Data Base, Interkoneksi Billing dan proses Telepon sellular. 4. Divisi Riset Teknologi Informasi (RisT1) Yaitu divisi yang melaksanakan riset dan penggembangan teknologi te1ekomunikasi dan informasi untuk keperluan Internal PT. TELKOM, baik riset pemgembangan produk baru, standarisasi perangkat, Ground Scenario Tecnology, dan uji kaji laboratorium. 5. Divisi Properti Yaitu divisi yang mengelola propertis, seperti tanah, gedung dan sarana lainnya milik PT. TELKOM yang tidak berkaitan dengan alat produksi. Pengelolaan propertis ini utamanya untuk kepentingan PT. TELKOM, namun bila memungkinkan dapat melayani pihak lain.

10

6. Divisi Atelir Yaitu divisi yang berfungsi sebagai repair center (pusat perbengkelan) bagi PT. TELKOM yang meliputi pengetesan dan modul repair, menyediakan suku cadang perangkat dan konsultasi teknis. 7. Divisi Pelatihan Yaitu divisi yang menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi pegawai PT. TELKOM untuk menunjang terwujudnya sumber daya manusia yang berkualitas, profesional dan berintegrasi. 8. Divisi Pembangunan Yaitu divisi yang melaksanakan pembanggunan, rekontruksi jaringan, konsultasi pembangunan, desain proyek dan pengadaan untuk keperluan PT. TELKOM. Divisi pembangunan ini tidak menangani pembangunan yang menjadi tanggung jawab mitra KSO.

2.2

Tujuan dan Misi PT. TELKOM (Persero) Perusahaan TELKOM (Persero) memiliki beberapa tujuan dalam

melaksanakan seluruh kegiatan-kegiatannya yaitu : 1. Sebagai salah satu badan usaha yang melakukan kegiatan usahanya berdasarkan kaidah industri dan niaga yang sehat guna menjamin keberadaan dan pengembangannya dalam jangka panjang. 2. Sebagai pelaksana pembangunan yang melakukan kegiatan bersifat sosial dan perintis dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran

masyarakat serta mendorong kegiatan ekonomis.

11

Tujuan dan mi i diatas menunjukan komitmen yang kuat dari PT. TELKOM (Persero) untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat Indonesia secara umum.

2.3

Perusahaan PT. TEL

(Persero)

Setiap perusahaan atau badan usaha pasti mempunyai logo atau suatu benda dengan ciri tertentu, yang mana logo tersebut mempunyai suatu makna tersendiri bagi yang memilih bentuk dan coraknya, berikut akan dijelaskan mengenai logo PT. TELKOM dan juga makna dari logo tersebut.

Makna dari logo PT. TELKOM yang baru adalah:

Logo baru PT. TELKOM mencerminkan brand positioning Lif Confident dimana keahlian dan dedikasi akan diberikan bagi semua pelanggan untuk mendukung kehidupan mereka dimanapun mereka berada. Brand positioning ini didukung oleh servi e culture baru yaitu: expertise, empowering, assured, progressive dan heart.

12

Sekilas logo bulat dengan siluet tangan terkesan simpel; Simplifikasi logo ini terdiri dari lingkaran biru yang ada di depan tangan berwarna kuning. Logo ini merupakan cerminan dari brand value baru yang selanjutnya disebut dengan Life in Touch dan diperkuat dengan tag line baru pengganti committed 2U yakni the world is in your hand

Makna simbol pada logo Telkom yaitu:

Expertise : makna dari lingkaran sebagai simbol dari kelengkapan produk dan layanan dalam portofolio bisnis baru TELKOM yaitu TIME (Telecommunication, Information, Media & Edutainment)

Empowering : makna dari tangan yang meraih ke luar. Simbol ini mencerminkan pertumbuhan dan ekspansi ke luar.

Assured : makna dari jemari tangan. Simbol ini memaknai sebuah kecermatan, perhatian, serta kepercayaan dan hubungan yang erat

Progressive : kombinasi tangan dan lingkaran. Simbol dari matahari terbit yang maknanya adalah perubahan dan awal yang baru.

Heart : simbol dari telapak tangan yang mencerminkan kehidupan untuk menggapai masa depan.

Makna Warna yang digunakan pada logo PT. Telkom :

Expert Blue pada teks Telkom melambangkan keahlian dan pengalaman yang tinggi.

13

Vital Yellow pada telapak tangan mencerminkan suatu yang atraktif, hangat, dan dinamis.

Infinite Sky Blue pada teks Indonesia dan lingkaran bawah mencerminkan inovasi dan peluang yang tak berhingga untuk masa depan.

2.4 Lokasi PT. PLASA TELKOM TAKENGON Perusahaan Telekomunikasi ini berdomisili di Jalan Lebe Kader no 107 Takengon Kabupaten Aceh Tengah.

14

BAB III PEMELIHARAAN JARINGAN LOKAL AKSES TEMBAGA (JARLOKAT)

3.1 Jaringan Kabel Lokal 3.1.1 Gambaran Jaringan Lokal Secara Umum Saluran yang dipasang dari saluran telepon menuju langganan disebut saluran langganan, sedangkan saluran yang dipasang pada suatu daerah sentral disebut fasilitas saluran lokal. Fasilitas saluran lokal disini indentik dengan

jaringan kabel lokal. Jaringan kabel lokal adalah suatu jaringan kabel yang dipasang dan dipergunakan untuk menghubungkan pesawat-pesawat pelanggan dengan suatu sentral yang ada pada suatu wilayah. Gambar 3.1 dibawah ini akan memperlihatkan struktur umum dari kabel jaringan lokal.

MDF

RK

DP

KTB

Roset

Telepon

Gambar 3.1 Struktur umum kabel jaringan lokal

Jaringan kabel lokal itu terdiri dari: 1. Kabel Primer (Prymary Cable) 2. Kabel Sekunder (Secondary Cable) 3. Saluran Penanggal (Drop wire) 4. Saluran Rumah Pelanggan (Indoor Cable)

15

1. Kabel Primer Kabel primer adalah saluran kabel yang ditarik dari terminal Main Distribution Frame (MDF) sampai dengan terminal rumah kabel (RK) atau sampai dengan terminal sambung dikotak pembagi atau Distributing Point (DP) pada daerah catu langsung. Kabel primer dalam proses penanamannya dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu kabel yang langsung di tanam dalam tanah tanpa memakai pipa pelindung yang di sebut kabel tanah tanam langsung (KTTL), dan juga kabel yang ditarik dalam pipa yang di sebut Kabel Duct. a. Kabel tanah tanam langsung (KTTL) - Terdiri dari beberapa kawat penyalur listrik, yang masing-masing diisolir, kemudian diikat berkelompok dan dibungkus oleh selubung timah hitam (Load Mantel) - Kabel ini direntangkan dari sentral telpon sampai lokasi pelanggan. - Cara penanaman kabel adalah dengan menggali tanah, meletakkan langsung kabel tersebut dibawah permukaan tanah, dan kemudian menimbunnya kembali dengan tanah. b. Kabel Duct - Jenis kabelnya mirip dengan kabel tanah tanam langsung. - Cara penanamannya, dengan memasukkan kabel tersebut ke dalam pipa (duct), dan pipa ini ditanam dibawaah tanah.

16

- Pipa duct ini terbuat dari pipa paralon yang tahan terhadap air dan juga kelembaban tanah. - Pada jarak-jarak tertentu dibuat lubang sambung (man hole), yang merupakan tempat penarikan kabel. Jarak antara man hole dengan mah hole yang lainnya adalah sekitar 200 m. Man hole juga berfungsi sebagai tempat perbaikan kabel yang rusak. Perbedaan kedua kabel ini adalah hanya pada pemakaian pelindung mekanis pada kabel, pelindung kabel ini terbuat dari pita atau plat baja yang melilit sepanjang kabel, yang dapat mengerut dan memanjang untuk memberikan perlindungan mekanis pada kabel dari benturan benda tajam atau keras, serta sekaligus sebagai pelindung elektris terhadap tegangan asing yang datang dari luar. Pada kabel Duct tidak terdapat pelapis dari baja yang melilit disepanjang kabel, sedangkan pada kabel tanah tanam langsung pelapis baja ini akan digunakan untuk mencegah kerusakan pada kabel tersebut. Dibawah ini adalah gambar mengenai jaringan kabel primer.

MDF

RK

DP

Gambar 3.2 Jaringan Kabel Primer

17

2. Kabel Sekunder Kabel sekunder adalah kabel yang ditarik atau dipasang dari suatu rumah kabel (RK) sampai dengan terminal dikotak pembagi (Distributing Point). Karena daerah rumah kabel tersebut sudah ditentukan, maka kabel sekunder ini dapat diartikan sebagai kabel yang mencatu secara langsung pada sebuah distributing point (DP) dari terminal output rumah kabel. Kabel sekunder dipasang dengan cara tanam langsung atau ditarik diatas tanah (kabel udara) yang ditambat diatas tiang. Dibawah ini adalah gambar mengenai jaringan kabel sekunder.

DP RK DP DP

Gambar 3.3 Jaringan Kabel Sekunder

3. Saluran Penanggal (Drop Wire) Saluran penanggal berfungsi untuk menghubungkan DP dengan terminal blok yang ada di rumah pelanggan. Jenis kabel yang digunakan sebagai kabel penanggal ini umumnya adalah drop-wire, baik drop-wire yang menggunakan penguat atau drop-wire tanpa menggunakan penguat.

18

4. Saluran Rumah (Indoor Cable) Saluran rumah atau instalasi kabel rumah adalah saluran yang ditarik dari Kotak Terminal Batas (KTB) dirumah pelanggan sampai dengan roset pesawat telepon yang bersangkutan.

3.1.2 Jaringan Catu Langsung Pada jaringan catuan langsung ini, pelanggan mendapat pencatuan saluran dari distributing point (DP) terdekat yang langsung dihubungkan dengan terminal main distribution frame (MDF), tanpa melalui terminal rumah kabel (RK). Berikut gambar mengenai jaringan catuan langsung.

DP

MDF

DP

Gambar 3.6 Jaringan Catuan Langsung

3.1.3 Jaringan Catu Tidak Langsung Jaringan Catuan Tidak Langsung yaitu jaringan dimana saluran para pelanggan dicatu dari distributing point (DP) terdekat, yang dihubungkan terlebih dahulu dengan Rumah Kabel (RK), kemudian akan diteruskan ke terminal main

19

distribution frame (MDF). Penyambungan saluran dari distributing point (DP) menuju ke rumah kabel (RK) adalah sama halnya dengan jaringan catuan langsung. Tetapi penyambungan seterusnya dari rumah kabel (RK) menuju ke terminal main distribution frame (MDF) dilakukan tidak tetap atau melalui kabel jumper. Jaringan catuan tidak langsung seperti ini banyak digunakan pada pemakaian saluran di kota-kota dengan jumlah pelanggannya yang besar dan lokasi kota tersebut jauh dari sentral telekomunikasi. Berikut ini adalah gambar mengenai jaringan catuan tidak langsung.

DP

MDF

RK
DP

Gambar 3.7 Jaringan Catuan tidak Langsung

3.1.4 Fungsi Masing-Masing Jaringan Lokal Struktur Umum Jaringan kabel lokal terdiri dari Main Distribution Frame (MDF), Rumah Kabel (RK), Distributing Point (DP), Kotak Terminal Batas (KTB) dan Roset. 1. Main Distribution Frame (MDF)

20

Main Distribution Frame atau disebut juga dengan Rangka pembagi utama adalah susunan rangka dari pelat logam yang digunakan sebagai tempat untuk menginstalasi Blok Terminal Rangka Pembagi Utama (BTRPU). Blok terminal rangka pembagi utama ini berfungsi sebagai titik sambung ujung kabel kearah jaringan dan kearah sentral Main Distribution Frame berada dalam suatu ruangan yang biasanya terletak dibawah ruang sentral telepon untuk gedung STO bertingkat atau pada ruangan didepan/di samping ruang sentral telepon untuk gedung STO tidak bertingkat. Dibawah MDF terdapat ruang bawah tanah yang dipasang rangka besi, yang berguna untuk menambatkan kabel-kabel primer dari luar gedung sebelum didistribusikan ke MDF. MDF merupakan perangkat yang sangat vital dari sistem jaringan kabel, karena dari sinilah titik awal akses pelanggan dari jaringan komunikasi telepon. Dari MDF dimungkinkan adanya perubahan-perubahan terhadap nomor pelanggan, kabel primer serta urat kabel primer. Disamping itu, fungsi dari MDF itu sendiri adalah sebagai interface antara sentral jaringan. Secara umum fungsi dari MDF adalah: a. Sebagai tempat mpenyambungan antara kabel primer dengan kabel sekunder. b. Sebagai tempat pengetesan dalam melokalisir gangguan. c. Flexibilitas saluran. d. Sebagai tempat pengamanan saluran.

21

Dibawah ini adalah contoh gambar Main Distribution Frame, dan juga gambar kerangka MDF bila dilihat dari arah samping.

Gambar 3.8 Main Distribution Frame atau Rangka Pembagi Utama Sumber : http://jasa-instalasi.blogspot.com/2008_10_01archive.

Gambar 3.9 Kerangka MDF dilihat dari arah samping Sumber : http://jasa-instalasi.blogspot.com/2008_10_01 arcive

22

2. Rumah Kabel (RK) Rumah kabel merupakan suatu unit perangkat telekomunikasi yang didalamnya terdiri dari terminal-terminal yang menghubungkan kabel-kabel primer dengan kabel-kabel sekunder. Dimana rumah kabel adalah titik terminasi akhir dari kabel primer dan titik terminasi awal dari kabel sekunder menuju ke kotak pembagi distributing point (DP). Oleh karena itu rumah kabel merupakan titik sambung antara kabel primer dengan kabel sekunder. Adapun Fungsi dari RK ini adalah: a. Sebagai titik sambung antara kabel primer dan kabel sekunder. b. Tempat pembagi kabel besar (Primer) menjadi beberapa kabel kecil (Sekunder) c. Tempat untuk melakukan penjamperan antar terminal blok disisi kabel primer d. Tempat untuk melakukan pengetesan untuk melokalisir gangguan. e. Flexibelitas saluran.

Gambar 3.10 Struktur Rumah Kabel (RK) Sumber : http://edwidianto.wordpress.com/2009/07/15 archive

23

Gambar 3.11 Rumah Kabel KAP 2400 pair Dua Pintu, Depan dan Belakang Sumber : http://edwidianto.wordpress.com/2009/07/15 archive

3. Kotak Pembagi atau Distribution Point (DP) Kotak pembagi atau distributing point merupakan unit terminal kabel yang berfungsi sebagai tempat penyambungan antara kabel sekunder dengan kabel distribusi atau penanggal yang ditempatkan pada tiang, pada dinding atau dibawah tanah. Adapun Fungsi dari DP ini adalah: a. Sebagai tempat penyambungan antara kabel sekunder dengan saluran penanggal. b. Tempat pengetesan dalam melokalisir gangguan. c. Tempat mutasi jaringan yang menuju rumah rumah pelanggan. Dibawah ini adalah gambar Distributing Point (DP) dengan kapasitas 10 pasang kabel dan juga gambar Distributing Point (DP) dengan kapasitas 20 pasang kabel.

24

Gambar .12 (a). DP kapasitas 10. (10 pasang), (b). DP kapasitas 20. (20 pasang) Sumber : http://edwidianto.wordpress.com/2009/07/1 archive

4. Kotak Terminal Batas (KTB) Kotak terminal batas merupakan titik penyambungan antara saluran penanggal dengan saluran kabel rumah. Kotak terminal batas biasanya berada di dinding luar rumah pelanggan yang berfungsi sebagai terminalakhir dari saluran penanggal (drop wire). Fungsi dari KTB yaitu: a. Terminal yang menghubungkan saluran distribusi dengan instalansi kabel rumah. b. Tempat pengetesan untuk melokalisir gangguanyang terjadi.

25

5. Roset Roset merupakan terminal sambung antara instalansi kabel rumah dengan pesawat telepon. Terminal ini biasanya menjadi satu dengan pesawat telepon. Roset dipasang pada papan roset dan ditempel pada dinding dekat dengan pesawat telepon. Fungsi dari roset yaitu: a. Tempat untuk melakukan pengetesan saluran dalam melokalisir gangguan. b. Flexibelitas saluran.

3.1.5 Persyaratan Teknis Jarlokat Jaringan kabel telepon tembaga dengan persyaratan-persyaratan teknis tertentu memungkinkan digunakan mencatu pelanggan Digital, sebagai berikut : a. Pada jaringan kabel tidak dipasang loding coil; b. Bukan saluran open wire (kawat terbuka); c. Diameter kabel dipersyaratkan lebih besar sama dengan 0,6 milimeter.

3.2

Jaringan Lokal Akses Tembaga ( Jarlokat ) Jaringan lokal akses tembaga (JARLOKAT) merupakan salah satu

teknologi jaringan akses yang sudah diimplementasikan secara luas, namun memiliki keterbatasan layanan dibandingkan jaringan akses yang lain (fiber optik dan radio). Maka dari itu optimalisasi alat produksi dengan melakukan penigkatan mutu sudah merupakan kebutuhan yang wajib terpenuhi.

26

Untuk mengarah kepada pengelolaan sistem operasi dan pemeliharaan jaringan lokal akses tembaga (OPHAR JARLOKAT) yang memadai, diperlukan suatu metode pengawasan dalam pengendalian dalam bentuk check list yang digunakan untuk melakukan pemeliharaan jaingan lokal akses tembaga tersebut. Check list operasi jarlokat digunakan sebagai sarana untuk melakukan pengecekan terhadap perangkat aktif yang beroperasi sesuai dengan Standart Operation Procedure (SOP) masing-masing perangkat jarlokat. Check list operasi jarlokat dilaksanakan dilokasi yang ditunggui oleh petugas, seperti perangkat aktif diruang Main Distribution Frame (MDF). Sedangkan untuk lokasi yang tidak ditunggui seperti Rumah Kabel (RK) dan juga Kotak Pembagi atau Distributing Point (DP), pengecekan dilakukan secara visual dan dilaksanakan sesuai dengan kalender pemeliharaan atau jika terjadi indikasi adanya gangguan.

3.2.1 Arti dan Pentingnya Pemeliharaan Jarlokat Setelah semua infrastruktur dari suatu jaringan terpasang dan sudah dioperasikan, hal yang perlu mendapat perhatian adalah pemeliharaan jaringan itu sendiri. Hal ini diperlukan guna memberikan kehandalan yang tinggi dalam pemakaian, serta mencegah terjadinya kerusakan. Melakukan pekerjaan pemeliharaan biasanya jauh lebih sulit dibanding dengan melakukan pembangunan atau pemasangan. Demikian juga yang terjadi dalam pemeliharaan jarlokat ini. Ada faktor yang membuat proses pemeliharaan lebih sukar dibandingkan dengan pembangunan, antara lain:

27

a) Pembangunan hanya dilakukan sekali Pelaksanaan pembangunan biasanya hanya dilakukan sekali, yaitu pada awal adanya kebutuhan jaringan baru. Pelaksaan pembangunan atau pemasangan jaringan baru ini dapat dilakukan sendiri oleh pihak perusahaan atau melalui pihak lain, seperti konsultan. b) Pemeliharaan dilakukan sepanjang waktu Pemeliharaan yang dilakukan terhadap jaringan yang sudah ada, perlu dilakukan sepanjang waktu. Artinya selama jaringan kabel dikehendaki memberikan kontribusinya dalam penyaluran informasi, pemeliharaan harus terus dilakukan. Sehingga mau tidak mau proses ini harus dilakukan oleh pihak

perusahaan sendiri, karena jika menggunakan pihak lain akan membutuhkan biaya yang cukup besar. Dari latar belakang itulah, biasanya pekerjaan pemeliharaan memerlukan program yang matang oleh petugasnya. Namun program yang terarah saja belum cukup untuk melakukan pekerjaan pemeliharaan secara maksimal. Dibutuhkan alat-alat yang memadai serta sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi dibidang tersebut. Hal ini menjadi teramat penting untuk diperhatikan, karena semua benda yang digunakan secara terus-menerus pasti akan mengalami penurunan kualiatas. Mungkin disebabkan oleh perubahan alam, atau bisa juga faktor manusia. Dengan melakukan pemeliharaan mutu jaringan dapat terawat, disamping bisa mencegah adanya kerusakan lebih lanjut. Sebab mengutahui kerusakan atau sumber gangguan jaringan kabel lebih dini, jauh lebih baik dibandingkan

28

kerusakan yang sudah menyebar dan semakin parah. Kerusakan yang parah jelas akan membutuhkan pengorbanan yang lebih besar, baik dari segi biaya, tenaga, maupun waktu. Untuk mencegah jangan sampai timbulnya kerusakan yang tidak terdeteksi, yang dapat mengakibatkan putusnya hubungan penyaluran informasi telekomunikasi, orang-orang berusaha melakukan pemeliharaan yang

berkesinambungan, yang seringkali memerlukan biaya dan pengorbanan yang lebih besar. Mengingat fungsi suatu jaringan kabel amat menentukan dalam keberhasilan penyaluran informasi, kadang dibutuhkan perhatian yang lebih dibanding pemeliharaan terhadap komponen atau subsistem lain.

3.2.2 Macam-macam Pemeliharaan pada Jarlokat Pemeliharaan jaringan kabel yang dilakukan dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam. Secara umum kita bisa membedakan pemeliharaan ditinjau dari segi objeknya, antara lain: 1. Pemeliharaan Preventif Pemeliharaan yang dilakukan disini adalah tindakan preventif

(pencegahan). Dilakukan secara teratur dan berkesinambungan untuk mencegah timbulnya kerusakan atau gangguan pada jaringan kabel yang sedang beroperasi. Dalam pemeliharaan jenis ini, ojbek yang dipelihara dalam kondisi bekerja baik, belum mengalami kerusakan dan gangguan. Pemeliharaan preventif jaringan kabel diarahkan pada kegiatan

pemeliharaan fisik jaringan dan pemeliharaan elektris jaringan. Pemeliharaan fisik

29

dilakukan melalui kegiatan patroli rutin para petugas jaringan, pembenahan jaringan, pengamanan fisik jaringan, dan pemeliharaan peralatan kerja, seperti sarana kerja dan juga kendaraan yang dilakukan dalam tugas pemeliharaan. Pemeliharaan preventif dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu pemeliharaan jaringan atas tanah dan pemeliharaan jaringan bawah tanah. a. Pemeliharaan Jaringan Atas Tanah Pekerjaan yang dilakukan dalam pemeliharaan jaringan atas tanah terlihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.1 Pemeliharan jaringan atas tanah No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Pekerjaan pemeliharaan Pengecetan tiang telepon dengan warna hitam, tiang besi setiap 2 tahun, tiang kayu setiap 6 bulan Menegakkan kembali tiang yang sudah miring Mengencangkan kembali kawat yang sudah kendur Mengganti isolator yang sudah pecah atau rusak Mengganti pengikat kawat yang sudah lepas Mengganti brom putih tiang-tiang yang ditepi jalan raya Memotong dahan-dahan kayu yang mengganggu rentangan saluran (sejarak 1 m dari saluran) Membersihkan benang layang-layang yang melilit pada saluran Mengencangkan lengan silang yang telah kendur atau telah miring mengatur kembali jarak saluran dengan jaringan milik PLN (arus kuat)

Sedangkan pekerjaan pemeliharaan preventif yang perlu dilakukan terhadap jaringan kabel yang terdiri atas kabel udara terlihat dalam table berikut: Tabel 4.2 Pemeliharan kabel udara No 1 2 Nama Pekerjaan Pemeliharaan Mengencangkan kembali kabel yang sudah kendur melalui pengaturan uliran span wartelnya Memasang kembali kabel yang terlepas dari jepitanya atau penggantungnya

30

No 3 4 5 6 7 8 9 10

Nama Pekerjaan Pemeliharaan Membersihkan sampah-sampah yang ada dibawah kabel agar tidak merusak kabel bila terbakar Memebersihkan terminal klem dari sarang laba-laba, perkaratan dalam RK/DP Merapikan urat-urat kabel yang masuk ke DP/RK dan dropwire yang masuk atau keluar gari RK/DP Membenahi kembali sambungan kabel, penomoran kabel Menata kembali letak sambungan kabel, meluruskan kembali alur kabel yang menyilang Penyolderan ulang urat-urat kabel pada terminal solder, jika perlu diganti dengan terminal strip Perbaikan kunci RK/DP yang telah rusak Menghubungkan kembali lapisan aluminium foil ke grounded untuk melindungi saluran dari induksi tegangan luar/asing

b.

Pemeliharaan Jaringan Bawah Tanah Pemeliharaan terhadap jaringan bawah tanah dapat dibedakan lagi

menjadi: Pemeliharaan jaringan bawah tanah tanam langsung Sebenarnya pemeliharaan untuk kabel tanah tanam langsung lebih banyak bersifat pemeliharaan korektif, daripada pemeliharaan preventif. Namun pemeliharaan preventif masih dapat dilakukan keteika pekerjaan menanam kabel tersebut dilaksanakan. Pemeliharaan tersebut antara lain terlihat pada table berikut: Tabel 4.3 Pemeliharaan jaringan bawah tanah tanam langsung No 1 2 3 4 Nama Pekerjaan Pemeliharaan Penanaman kabel sesuai dengan kedalaman yang sudah ditentukan spesifikasi teknis Memasang deksteen sebagai pelindung kabel Melindungi kabel dengan pipa besi yang menyebrangi parit atau pinggir jembatan. Memasukkan kabel kedalam pipa paralon ketika kabel melewati bawah

31

jalur aspal atau dibawah rel kereta api

Pemeliharaan jaringan bawah tanah kabel duct Dalam melakukan pemeliharaan preventif terhadap jaringan kabel bawah tanah dengan sistem duct, ada dua macam pekerjaan pemeliharaan yang harus dilakukan yaitu: Pemeliharaan sistem duct Sebenarnya sistem duct ini tidak begitu memerlukan pemeliharan preventif karena kontruksinya, baik beton maupun man holenya sudah cukup kuat sehingga tidak mungkin mengalami kerusakan. Namun demikian, yang perlu dipehatikan adalah sistem pembuangan air dari man hole-nya yang sering menjadi sumber kerawanan. Untuk melakukan pemeliharaan preventif terhadap sistem duct dan man hole dalam kondisi demikian maka air perlu disedot dari luar dengan menggunakan mesin pompa sedot. Demikian pula pemeliharaan preventif terhadap sistem duct dapat dilakukan dengan meninggikan tutup man hole dari permukaan tanah sekitarnya, tetapi tetap tidak mengganggu kelancaran lalu lintas. Pemeliharaan kabel duct Pemeliharaan kabel yang ada di dalam duct perlu dilakukan secara periodik. Pekerjaan pemeliharaan kabel duct tersebut, terlihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.4 Pemeliharaan Kabel Duct No 1 2 Jenis Pekerjaan Pemeliharaan Membersihkan sambungan kabel dari debu, Lumpur, atau kotoran lainnya Memeriksa penyangga kabel, dan membenahinya kembali bila ditemui kelainan-kelainan

32

No 3 4

Jenis Pekerjaan Pemeliharaan Memeriksa baik tidaknya label tanda-tanda yang ada pada kabel Melakukan pengetesan, apakah ada sambungan yang bocor atau tidak, melalui pengolesan buih sabun pada muka sambungan. Bila ada kebocoran, akan terjadi gelembung-gelembung gas

Selain pemeliharaan fisik, juga mungkin perlu dilakukan pengamanan terhadap fisik jaringan kabel agar jaringan tersebut tidak terganggu atau mengalami kerusakan oleh mekanisme alam sekitarnya. Untuk melakukan pengamanan fisik jaringan dimaksud, perlu dilakukan hal-hal yang termuat dalam tabel berikut : Tabel 4.5 Pemeliharaan Jaringan Kabel No 1 2 3 4 Nama pekerjaan pemeliharaan Memasang kawat pengaman terhadap saluran penanggal yang rawan terhadap benang layang-layang Pemasangan patik pengaman terhadap RK di daerah yang rawan kecelakaan lalu lintas Memasang rambu rute kabel sehinggamemudahkan bagi para petugas dalam melakukan tugasnya Memasang pengaman saluran penanggal seperti menggunakan piap PVC (pada instalasi telepon umum koin); Memasang alat pengaman alarm untuk mendeteksi terjadinya pencurian kabel kawat Memeriksa penunjukan meter untuk masing-masing kabel pada panel distribusi, apakah ada tanda-tanda kebocoran atau tidak. Buatlah catatan seperlunya

2. Pemeliharaan Korektif Pemeliharaan korektif merupakan lanjutan dari pemeliharaan preventif. Betapa pun telitinya dan tepatnya pemeliharaan preventif dilakukan, namun kadang-kadang masih diperlukan adanya pemeliharaan korektif ini sebab timbulnya kerusakan atau gangguan terhadap jaringan kabel yang sedang beroperasi bisa saja terjadi seketika tanpa diketahui dan diramalkan sebelumnya.

33

Hal tersebut bisa diterima oleh akal yang sehat, karena jaringan tersebut terbentang di tengah-tengah hiruk pikuknya kegiatan manusia dan alat transportasi sehingga kemungkinan rusak atau terganggu relatif besar dan sering terjadi. Oleh sebab itu, pemeliharaan korektif perlu ada, dan dilakukan terhadap jaringan kabel yang mengalami gangguan atau kerusakan dalam pemakaiannya. Hampir pada semua sektor jaringan, dapat terjadi gangguan atau kerusakan sektor yang kita maksudkan adalah: kabel primer, kabel sekunder, saluran penanggal, saluran rumah, pada jaringan penghubung atau pada saluran interlokal dan SATG nya sendiri. Dengan demikian, tugas pemeliharaan korektif adalah bagaimana caranya untuk mengembalikan kondisi jaringan kabel pada keadaan semula, seperti sebelum ia terganggu atau rusak. Oleh sebab itu, tugas pemeliharaan korektif adalah melakukan perbaikan jaringan yang rusak. Namun waktu perbaikan jaringan yang terganggu ini, tentulah diharapkan secepat mungkin sehingga fungsi saluran sebagai penyalur informasi telekomunikasi tidak terlalu lama terhenti atau terputus. 3. Pemeliharaan Kualitatif Pemeliharaan kualitatif merupakan usaha pemeliharaan yang dilakukan untuk menigkatkan mutu jaringan yang ada. Pemeliharaan yang dilakukan dalam tingkat ini mungkin saja berupa perbaikan kontruksi atau bahan jaringan yang ada dalam jaringan yang ada sehingga jaringan kabel yang selama ini sering mendapat kerusakan setelah diganti, kadar kerusakanya minimal bisa berkurang. Disini mutu objek yang dipelihara tidak memuaskan secara keseluruhan , sering terjadinya

34

gangguan karena bahan jaringan kabel yang digunakan tidak memenuhi syarat seperti yang diinginkan. Contoh pemeliharaan kualitatif jaringan kabel yang dilakukan, antara lain: Penggantian jaringan dari kawat telanjang (open wire) untuk saluran interlokal diganti dengan kabel multipair atau kabel koaksial. Penggantian jaringan kabel udara menjadi kabel di bawah tanah sehingga dengan penggantian ini mutu penyaluran informasi semakin baik. Penggantian kabel tanah berupa kabel kertas menjadi kabel multipair.

35

BAB IV PENUTUP

4.1

Simpulan Berdasarkan uraian dan pembahasan yang telah dijelaskan maka penulis

dapat menyimpulkan bahwa: 1. Struktur Umum Jaringan kabel lokal terdiri dari Main Distribution Frame (MDF) atau Rangka Pembagi Utama (RPU), Kabel Rumah(RK), Distributing Point (DP), Kotak Terminal Batas (KTB) dan Roset. 2. Jaringan kabel lokal terdiri dari: a. Kabel Primer (Prymary Cable) b. Kabel Skunder (Secondary Cable) c. Saluran Penanggal (Drop wire) d. Saluran Rumah Pelanggan (Indoor Cable) 3. Dalam hal yang menyangkut dengan pentingnya pemeliharaan jarlokat, ada beberapa faktor yang yang menyebabkan proses pemeliharaan lebih sukar dibandingkan dengan pembangunan, yaitu: a. Pembangunan hanya dilakukan sekali Pelaksanaan pembangunan biasanya hanya dilakukan sekali, yaitu pada awal adanya kebutuhan jaringan baru. b. Pemeliharaan dilakukan sepanjang waktu Pemeliharaan yang dilakukan terhadap jaringan yang sudah ada, perlu dilakukan sepanjang waktu. Artinya selama jaringan kabel dikehendaki

36

memberikan kontribusinya dalam penyaluran informasi, pemeliharaan harus terus dilakukan. 4. Pemeliharaan jaringan kabel yang dilakukan dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam, yaitu: Pemeliharaan Preventif Yaitu Pemeliharaan yang dilakukan secara teratur dan berkesinambungan untuk mencegah timbulnya kerusakan atau gangguan pada jaringan kabel yang sedang beroperasi. Dilihat dari jenis jaringan kabel yang dipelihara maka pemeiliharaan preventif masih dapat diklasifikasikan menjadi: Pemeliharaan jaringan atas tanah Pemeliharaan jaringan bawah tanah Pemeliharaan Korektif Yaitu pemeliharaan yang dilakukan sebagai lanjutan dari pemeliharaan preventif. Tujuan dari pemeliharaan ini adalah untuk mencegah timbulnya kerusakan atau gangguan terhadap jaringan kabel yang sedang beroperasi bisa saja terjadi seketika tanpa diketahui dan diramalkan sebelumnya. Pemeliharaan Kualitatif Yaitu merupakan usaha pemeliharaan yang dilakukan untuk menigkatkan mutu jaringan yang ada. Pemeliharaan yang dilakukan dalam tingkat ini mungkin saja berupa perbaikan kontruksi atau bahan jaringan yang ada dalam jaringan yang ada sehingga jaringan kabel yang selama ini sering

37

mendapat kerusakan setelah diganti, kadar kerusakanya minimal bisa berkurang. 5. Untuk mencegah terjadinya kerusakan dini baik kerusakan yang disebabkan faktor alam, manusia, dan ketahanan bahan jaringan maka diperlukan suatu perancangan khusus untuk pemeliharaan Jaringan Lokal Akses Tembaga (JARLOKAT), yaitu: a. Penggantian jaringan dari kawat telanjang (open wire) untuk saluran interlokal diganti dengan kabel multipair atau kabel koaksial. b. Penggantian jaringan kabel udara menjadi kabel di bawah tanah sehingga dengan penggantian ini mutu penyaluran informasi semakin baik. c. Penggantian kabel tanah berupa kabel kertas menjadi kabel multipair atau kabel koaksial. 6. Tingkat kualitas Jarlokat sebagai salah satu infrastruktur di jaringan akses ditunjukkan dengan level hasil pengukuran elektrisnya.

4.2

Saran Saran yang dapat penulis sampaikan dari praktik kerja lapangan ini adalah:

1. Sebelum melaksanakan Praktek kerja lapangan sebaiknya Mahasiswa telah mempelajari teori dasar apa-apa saja yang akan kita dapati didalam Praktek kerja lapangan nantinya, sebagai menemui kesulitan. 2. Mahasiswa yang melakukan praktek kerja lapangan pada suatu perusahaan sebaiknya melakukan penelitian tidak hanya terfokus pada suatu bidang, tetapi pengetahuan umum agar nantinya tidak

38

juga bidang yang lainnya untuk menambah wawasan dan mempermudah dalam penulisan laporan praktek kerja lapangan.

Anda mungkin juga menyukai